PENDAHULUAN
Usia lanjut adalah usia yang sangat rentan terhadap berbagai penyakit. Pada umumnya
yang mendasari penyakit disaat lanjut usia adalah akibat dari sisa penyakit yang pernah
diderita di usia muda, penyakit karena akibat kebiasaan dimasa lalu (seperti: merokok,
minum alkohol dan sebagainya) dan juga penyakit tertentu yang mudah sekali menyerang
saat usia lanjut.
Tak heran bila pada usia lanjut,semakin banyak keluhan yang dilontarkan karena tubuh
tak lagi mau bekerja sama dengan baik seperti kala muda dulu.
Penyakit jantung koroner pada lansia mempunyai penyebab yang multifaktorial yang
saling tumpang tindih. Untuk itu kita harus terlebih dahulu memahami mengenai konsep
faktor risiko dan penyakit degeneratif.
Faktor risiko adalah suatu kebiasaan,kelainan dan faktor lain yang bila
ditemukan/dimiliki seseorang akan menyebabkan orang tersebut secara bermakna lebih
berpeluang menderita penyakit degeneratif tertentu.
Penyakit degeneratif adalah suatu penyakit yang mempunyai penyebab dan selalu
berhubungan dengan satu faktor risiko atau lebih,di mana faktor-faktor risiko tersebut
bekerja sama menimbulkan penyakit degeneratif itu. Penyakit degeneratif itu sendiri
dapat menjadi faktor resiko untuk penyakit degeneratif lain. Misalnya: penyakit jantung
dan hipertensi merupakan faktor resiko stroke.
Inilah yang menyebabkan pembahasan mengenai penyakit jantung koroner pada lansia
dapat berkembang sangat luas,yaitu karena adanya keterkaitan yang sangat erat antara
penyakit yang satu dengan penyakit yang lain.
Berdasarkan data yang didapat dari penelitian di USA pada tahun 2001,penyakit jantung
yang sering ditemukan adalah Penyakit Jantung Koroner 13%,Infark Miokard Akut 8%,
Kelainan Katup 4%,Gagal Jantung 2%,Penyakit Jantung Hipertensif dan Hipertensi 1%.
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan keadaan dimana terjadi penimbunan plak
pembuluh darah koroner. Hal ini menyebabkan arteri koroner menyempit atau
tersumbat.arteri koroner merupakan arteri yang menyuplai darah otot jantung dengan
membawa oksigen yang banyak.terdapat beberapa factor memicu penyakit ini, yaitu:
gaya hidup, factor genetik, usia dan penyakit pentyerta yang lain. (Norhasimah,2010: hal
48)
2.2 Etiologi
Etiologi penyakit jantung koroner adalah adanya penyempitan, penyumbatan, atau
kelainan pembuluh arteri koroner. Penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah
tersebut dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung yang sering ditandai dengan
nyeri. Dalam kondisi yang parah, kemampuan jantung memompa darah dapat hilang. Hal
ini dapat merusak sistem pengontrol irama jantung dan berakhir dan berakhir dengan
kematian. (Hermawatirisa,2014:hal 2)
Penyempitan dan penyumbatan arteri koroner disebabkan zat lemak kolesterol dan
trigliserida yang semakin lama semakin banyak dan menumpuk di bawah lapisan
terdalam endothelium dari dinding pembuluh arteri. Hal ini dapat menyebabkan aliran
darah ke otot jantung menjadi berkurang ataupun berhenti, sehingga mengganggu kerja
jantung sebagai pemompa darah. Efek dominan dari jantung koroner adalah kehilangan
oksigen dan nutrient ke jantung karena aliran darah ke jantung berkurang. Pembentukan
plak lemak dalam arteri memengaruhi pembentukan bekuan aliran darah yang akan
mendorong terjadinya serangan jantung. Proses pembentukan plak yang menyebabkan
pergeseran arteri tersebut dinamakan arteriosklerosis. (Hermawatirisa, 2014:hal 2)
2.3 Patofisiologi
Aterosklerosis atau pengerasan arteri adalah kondisi pada arteri besar dan kecil yang
ditandai dengan endapan lemak, trombosit, neutrofil, monosit dan makrofag di seluruh
kedalaman tunika intima (lapisan sel endotel), dan akhirnya ke tunika media (lapisan otot
polos). Arteri yang paling sering terkena adalah arteri koroner, aorta dan arteri-arteri
sereberal. (Ariesty, 2011:hal 6).
Cedera pada sel endotel dapat mencetuskan reaksi inflamasi dan imun, termasuk menarik
sel darah putih, terutama neutrofil dan monosit, serta trombosit ke area cedera, sel darah
putih melepaskan sitokin proinflamatori poten yang kemudian memperburuk situasi,
menarik lebih banyak sel darah putih dan trombosit ke area lesi, menstimulasi proses
pembekuan, mengaktifitas sel T dan B, dan melepaskan senyawa kimia yang berperan
sebagai chemoattractant (penarik kimia) yang mengaktifkan siklus inflamasi, pembekuan
dan fibrosis. Pada saat ditarik ke area cedera, sal darah putih akan menempel disana oleh
aktivasi faktor adhesif endotelial yang bekerja seperti velcro sehingga endotel lengket
terutama terhadap sel darah putih, pada saat menempel di lapisan endotelial, monosit dan
neutrofil mulai berimigrasi di antara sel-sel endotel keruang interstisial. Di ruang
interstisial, monosit yang matang menjadi makrofag dan bersama neutrofil tetap
melepaskan sitokin, yang meneruskan siklus inflamasi. Sitokin proinflamatori juga
merangsan ploriferasi sel otot polos yang mengakibatkan sel otot polos tumbuh di tunika
intima. (Ariesty, 2011:hal 6).
Selain itu kolesterol dan lemak plasma mendapat akses ke tunika intima karena
permeabilitas lapisan endotel meningkat, pada tahap indikasi dini kerusakan teradapat
lapisan lemak diarteri.
Apabila cedera dan inflamasi terus berlanjut, agregasi trombosit meningkat dan mulai
terbentuk bekuan darah (tombus), sebagian dinding pembuluh diganti dengan jaringan
parut sehingga mengubah struktur dinding pembuluh darah, hasil akhir adalah
penimbunan kolesterol dan lemak, pembentukan deposit jaringan parut, pembentukan
bekuan yang berasal dari trombosit dan proliferasi sel otot polos sehingga pembuluh
mengalami kekakuan dan menyempit. Apabila kekakuan ini dialami oleh arteri-arteri
koroner akibat aterosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap
peningkatan kebutuhan oksigen, dan kemudian terjadi iskemia (kekurangan suplai darah)
miokardium dan sel-sel miokardium sehingga menggunakan glikolisis anerob untuk
memenuhi kebutuhan energinya. Proses pembentukan energi ini sangat tidak efisien dan
menyebabkan terbentuknya asam laktat sehinga menurunkan pH miokardium dan
menyebabkan nyeri yang berkaitan dengan angina pectoris. Ketika kekurangan oksigen
pada jantung dan sel-sel otot jantung berkepanjangan dan iskemia miokard yang tidak
tertasi maka terjadilah kematian otot jantung yang di kenal sebagai miokard infark.
Patofisiologi Penyakit Jantung Koroner zat masuk arteri Arteri Proinflamatori
Permeabelitas Reaksi inflamasi Cedera sel endotel Sel darah putih menempel di arteri
imigrasi keruang interstisial pembuluh kaku & sempit Aliran darah
2.4 PATHWAY
2.5 Manifestasi Klinis Penyakit Jantung Koroner
Menurut, Hermawatirisa 2014 : hal 3,Gejala penyakit jantung koroner
1. Timbulnya rasa nyeri di dada (Angina Pectoris)
2. Sesak nafas (Dispnea)
3. Keanehan pada irama denyut jantung
4. Pusing
5. Rasa lelah berkepanjangan
6. Sakit perut, mual dan muntah
Penyakit jantung koroner dapat memberikan manifestasi klinis yang berbedabeda. Untuk
menentukan manifestasi klinisnya perlu melakukan pemeriksaan yang seksama. Dengan
memperhatikan klinis penderita, riwayat perjalanan penyakit, pemeriksaan fisik,
elektrokardiografi saat istirahat, foto dada, pemeriksaan enzim jantung dapat
membedakan subset klinis PJK.
2.9 Penatalaksanaan
A. Pengkajian Keperawatan
Riwayat Kesehatan
1. Identitas Klien
Nama : Ny.T
Alamat : Jalan Taman Kencana
Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 28 Juli 1958
Suku/Agama : Kristen
Status perkawinan : Janda, Cerai Mati
Orang yang dapat dihubungi : Anak
2. Riwayat keluarga
Klien menikah dengan suaminya Tn.B, kemudian dari pernikahan
tersebut memiliki 2 orang anak, 1 anak laki-laki dan . anak perempuan.
Anak pertama klien bernama Tn.A berusia 35 tahun, anak kedua
bernama Ny.D berusia 20 tahun. Sekarang anak kedua klien tinggal
bersama suami nya, dan Klien tinggal bersama anak pertamanya.
3. Riwayat pekerjaan
Status pekerjaan saat ini, klien tidak bekerja, sebelumnya klien bekerja
sebagai pedagang pakaian. Sebelum putus dari pekerjaan dan sebelum
suami klien meninggal dunia, penghasilan didapat dari pekerjaan klien
sehari-hari.
4. Riwayat Lingkungan
klien tinggal didaerah Taman Kencana dan memiliki rumah sendiri yang
dibeli bersama suaminya dan saat ini tinggal bersama anak pertamanya
yaitu Tn A
5. Riwayat Rekreasi
Klien mempunyai hobbi memasak dan jalan-jalan. Setiap hari senin dan
kamis Ny.T selalu mengikuti kegiatan ibadah di komplek rumahnya.
6. Status Kesehatan
1. Keluhan utama
Keluhan utama yang dirasakan adalah Pasien mengeluh dada nyeri
sebelah kiri tembus punggung sejak ± 3 hari yang lalu., nyeri terjadi
2-10 menit setelah berhenti beraktifitas.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Tanggal 10 Oktober 2020 pasien dibawa ke RS. Baptis Kediri. ± 3
hari yang lalu pasian mengeluh dada nyeri sebelah kiri seperti
ditekan tembus punggung, mual, pusing keringat dingin. Setelah
periksa oleh dokter pasien di diagnosa dengan PJK. Oleh dokter
disuruh opname.
3. Riwayat penyakit Dahulu
Pasien pernah menderita / mempunyai riwayat Hipertensi dan DM 1
tahun yang lalu dan pasien belum pernah opname
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat penyakit keluarga yang Lalu Orang tua klien (ibu) memiliki
penyakit hipertensi dan (ayah) klien klien memiliki panyakit asma.
f. Spiritual
5. Pemeriksaan jantung
Palpasi : tidak ada bunyi tambahan ronchi, wheezing, rales
Auskultasi : bunyi S1 dan S2 tunggal
6. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Tidak terlihat adanya luka
Palpasi : Tidak teraba massa, turgor kulit kenyal, tidak terdapat
nyeri tekan
Perkusi : bunyi abdomen timpani
Auskultasi : Terdengar bising usus 8 x/menit
7. Pemeriksaan Muskuloskeletal
Tonus otot
MMT 5 4
5 4
Ket :
4 : Gerakan normal, mampu melawan gravitasi dan mampu menahan
beban minimal
5 : Gerakan normal penuh, dan mampu melawan gaya gravitasi dengan
tekanan penuh
8. Pemerikasaan Neurologi
Reflek patela : +/+
Reflek pupil : +/+
GCS : 4 – 5 – 6
Ket:
· 4 : Bingung
· 5 : Gerakan spontan atau mampu mengikuti perintah
· 6 : Mengikuti perintah
Nama Pasien : Ny T
Umur : 62tahun
S : Skala nyeri 5
Data Obyektif :
- TD : 160/100 mmHg
- P : 96 x/mnt
- Kulit dingin
- N : 22 x/mnt
Data Obyektif :
- Berkeringat dingin bila
merubah posisi dari tidur
langsung duduk
- tanda vital setelah bangun
TD : 170/100 mmHg
P : 100x/mnt
N : 28x/mnt
C. Diagnosa Keperawatan
Nama Pasien : Ny T
Umur : 62tahun
Nama Pasien : Ny T
Umur : 62tahun
2 Penurunan cardiac output berhubungan Setelah dilakukan 1. Lakukan pengukuran 1. Perubahan terjadi
dengan menutunnya kontraksi otot yang tindakan keperawtan tekanan darah pada TD
ditandai dengan pasien mengeluh lemah, dalam waktu 2×24 jam bandingkan kedua ( hipertensi atau
sesak napas, sulit melakukan aktivitas tidak terjadi penurunan lengan pada posisi hipotensi) karena
yang berlebih, sering terbangun pada cardiac output dengan berdiri, duduk, dan respon jantung
malam hari karena sesak dan nyeri dada, criteria hasil : tiduran jika 2. Sirkulasi perifer
TD : 160/100 mmHg, P : 96x/mnt, kulit Pasien tampak memungkinkan menurun bila curah
dingin, N : 22 x/mnt semangat jantung menurun
tidak sesak napas 2. Kaji kualitas nadi membuat kekuatan
TD : 120/80 mmHg nadi menungkat
P : 80 x/mnt 3. S3 dan S4 atau
3. auskultasi bunyi nafas
kulit normal tidak krekels terjadi
dan bunyi jantung
dingin dengan
N : 20 x/mnt dekompensasi
4. Kolaborasi dengan
jantung atau
dokter dalam
beberapa obat
pemeriksaan serial
4. Pemeriksaan
EGC, foto thorax,
dilakukan untuk
pemberian obat-obatan
mengidentifikasi
anti disritmia
area iobstruksi atau
kerusakan arteri
koroner yang
memerlukan
intervensi bedah
E. Tindakan Keperawatan
Nama Pasien : Ny T
Umur : 62tahun
2 Penurunan cardiac 1. Melakukan auskultasi bunyi nafas dan bunyi jantung pada
output
pasien
2. Melakukan pengukuran tekanan darah :
TD : 160/100 mmHg
P : 96 x/mnt
N : 22 x/mnt
Nama Pasien : Ny T
Umur : 62tahun
2
S : Pasien mengatakan sesak
berkurang
O:
Pasien tampak semangat
tidak sesak
N : 20 x/mnt
A : Tujuan tercapai
P : Hentikan intervensirvensi
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit degeneratif adalah suatu penyakit yang mempunyai penyebab dan selalu
berhubungan dengan satu faktor resiko atau lebih, di mana faktor-faktor resiko
tersebut bekerja sama menimbulkan penyakit degeneratif itu.
PJK merupakan penyakit yang paling sering ditemukan pada lansia. Penyakit
jantung koroner (PJK) bertanggung jawab untuk morbiditas dan mortalitas yang
signifikan pada pasien usia lanjut (yaitu, 65 tahun dan lebih tua).
Gagal jantung adalah sindrom klinis (sekumpulan tanda dan gejala),ditandai oleh
sesak napas dan fatik (saat istirahat atau saat aktifitas) yang disebabkan oleh
kelainan struktur atau fungsi jantung.
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Risa Hermawati, Haris Candra Dewi.2014. Penyakit Jantung Koroner .Jakarta : Kandas media
(Imprint agromedia pustaka).
Annisa dan anjar. Jurnal GASTER Vol. 10 No. 1 /Februari 2013 Judith.M.Wilkison dan
Nancy.R.2013. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Ed9 .Jakarta: EGC
Putra S, Panda L, Rotty. 2013. Profil penyakit jantung coroner. Manado:fakultas kedokteran.
https://www.academia.edu/17562657/ASUHAN_KEPERAWATAN_DENGAN_GA
NGGUAN_SISTEM_KARDIOVASKULER_PENYAKIT_JANTUNG_KORONER. Diakses
pada tanggal 20-09-2019 pukul 13.15 WIB
https://samoke2012.wordpress.com/2018/09/01/asuhan-keperawatan-klien-denganpjk-penyakit-
jantung-koroner/. Diakses pada tanggal 20-09-2019 pukul 13.25 WIB