Disusun Oleh :
KELOMPOK 6
M. Irvan Dwi Fitra 1102010154
Yusra Dina 1102010306
Arief Rachman 1102011044
Prathita Amanda A. 1102011208
Pembimbing :
DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes
1
KATA PENGANTAR
2
4. Dr. Dian Mardhiyah, M.KK,selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Komunitas Universitas YARSI.
5. Dr. H. Sumedi Sudarsono, M.PH, selaku staf pengajar bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
6. Dr. Dini Widianti, M.KK, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
7. Dr. Fathul Jannah, M.Si, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
8. Dr. Yusnita, M.Kes, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
9. Rifda Wulansari, SP, M.Kes, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
10. Rifqatussa’adah, SKM, M.Kes, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
11. Seluruh tenaga kesehatan yang terkait di Puskesmas Kecamatan Teluk Naga,
Tangerang.
12. Seluruh rekan sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama
sehingga tersusun laporan ini.
TimPenulis
3
BAB I
LATAR BELAKANG
4
Batas Wilayah
Batas – batas wilayah Desa Pangkalan seperti yang terlihat pada gambar
5
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk dan Kepadatan di wilayah kerja Puskesmas Tegal
Angus 2014
LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN
NO DESA WILAYAH PENDUDU RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
(km2) K TANGGA TANGGA per km2
2 3 4 5 6 7
1
1 PANGKALAN 7.54 16.871 5,362 4.08 2.24
2 TANJUNG BURUNG 5.24 7.754 2,685 4.5 1.48
3 TEGAL ANGUS 2.83 9.378 2,900 4.6 3.31
4 TANJUNG PASIR 5.64 9.738 1,823 4.6 1.73
5 MUARA 5.14 3.524 492 4.4 6.86
6 LEMO 3.61 6.557 655 4.4 1.82
JUMLAH 30.02 53.822 13.917 4.6 10.364
Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2014
6
Tabel 1.3 Jumlah Pemeluk Agama di wilayah kerja Puskesmas
Tegal Angus Th 2014
No. Agama Jumlah Pemeluk
1 Islam 49232
2 Budha 3183
3 Kristen 771
4 Khatolik 203
5 Khonghucu 52
6 Hindu 3
7
No. Lapangan Kerja Penduduk Jumlah
3. Buruh 4592
4. Nelayan 386
5. Pedagang 6373
8. Pertukangan 4109
9. PNS 222
10. TNI/POLRI 65
1.1.2.3 Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat sangat berperan dalam
membentuk sikap dan perilaku masyarakat terhadap program
kesehatan sehingga pendidikan sangat berperan dalam pembangunan
kesehatan
8
Tabel 1.5 Sarana Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus
JUMLAH SEKOLAH
N
NAMA DESA
O
PAUD TK RA SD MI SMP MTS SMA SMK MA
1 Pangkalan 1 2 0 5 1 2 1 0 1 0
2 Tanjung Burung 1 0 0 2 1 0 0 0 0 0
3 Tegal Angus 0 1 0 2 2 2 1 1 0 0
4 Tanjung Pasir 0 2 0 2 1 0 1 0 0 0
5 Muara 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0
6 Lemo 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0
PUSKESMAS 1 3 0 12 4 2 2 1 0 0
Tingkat pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus masih rendah, dari
jumlah 53.822 penduduk hanya sebagian kecil yang mengenyam pendidikan.
Tabel 1.6 Penduduk 10 tahun keatas menurut jenjang Pendidikan di wilayah kerja
Puskesmas Tegal Angus Tahun 2014
2. SD/MI 15738
3. SLTP/MTS 4060
4. SLTA/MA 3601
5. AK/Diploma 159
6. UNIVERSITAS 130
9
Jumlah penduduk yang tidak/belum pernah sekolah dan tidak/belum tamat SD masih
cukup besar yaitu 12.598 jiwa atau 23.5 % dari jumlah penduduk. Hal ini merupakan
tantangan dalam pembangunan kesehatan, pelaksanaan program-program puskesmas
harus disesuaikan dengan tingkat pendidikan dari penduduk yang menjadi sasaran
agar lebih diterima.
1.1.2.4 Kesehatan
LimaBesarPenyakit
Berdasarkan hasil laporan bulanan Penyakit (LB1) Puskesmas Tegal Angus
didapatkan gambaran pola penyakit yang terjadi di Puskesmas Tegal Angus
pada tahun 2014 menurut golongan semua umur seperti grafik berikut ini :
Gambar 1.3 Prevalensi Lima Besar Penyakit
SaranaKesehatan
Berikut sarana kesehatan yang ada di Wilayah Puskesmas Tegal Angus pada
tahun 2014 :
10
Tabel 1.7. Sarana Kesehatan Yang ada di Puskesmas Tegal Angus Tahun 2014
Dari tabel diatas sarana kesehatan dan faktor pendukung yang ada di
Puskesmas Tegal Angus masih kurang.
Upaya Kesehatan
Upaya Pemerintah Desa Pangkalan dengan instansi terkait, dalam hal ini,
antara lain :
1 Peningkatan gizi keluarga Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada
balita yang ada di setiap posyandu, pemeriksaan kesehatan kepada ibu
hamil.
11
2 Pencegahan penyakit, vaksinasi Filariasis (kaki gajah), imunisasi Polio bagi
balita, pemberian vitamin A.
3 Penyuluhan Kesehatan dan Penyakit antara lain Demam Berdarah Dengue,
Flu Burung, Chikungunya, dan sejenisnya.
4 Penanganan bagi balita yang kekurangan gizi dengan memberikan susu dan
makanan yang bernutrisi.
5 Penyuluhan kesehatan tentang bagaimana menjaga dan memelihara
lingkungan dengan membersihkan rumah masing–masing dan lingkungan
sekitarnya.
6 Pemanfaatan pekarangan dengan ditanami sayur mayur dan Tanaman Obat
Keluarga (TOGA), Tabulapot dan Tabulakar.
7 Peningkatan kualitas kesehatan para LANSIA dengan diadakannya program
senam LANSIA dan POSBINDU
12
Tabel 1.8. Perilaku Hidup Bersih Sehat Yang ada di Puskesmas Tegal
Angus Tahun 2014
INDIKATOR
Pangkala 210 57. 42.4 67.1 70 95.7 66.5 51.4 57 33.3 33.5 16.2
n 6
Tj. 210 64. 58.6 65.7 43.3 96.6 46.7 79 61.9 72.8 72.8 16.7
Burung 6
Tj. Pasir 210 71. 49.5 79.5 38.6 91.4 68.8 92.7 72.3 65.6 65.2 17
4
Jumlah 1260 65. 37.7 67.5 63.6 92.8 54 86 55.3 61.5 54 15.5
2
13
Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Puskesamas dilakukan melalui
program promosi kesehatan yaitu penyebarluasan informasi kesehatan untuk
meningkatkan derajat kesehatan. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di masyarakat
dapat menggambarkan derajat kesehatan wilayah tersebut hal ini dapat disajikan
dengan indikator PHBS, adapun dari hasil kajian PHBS di wilayah Puskesmas Tegal
angus pada Tahun 2014 dapat digambarkan sebagai berikut :
14
Untuk meningkatkan pencapaian rumah tangga ber PHBS dilakukan
penyuluhan tentang PHBS yang terus menerus, meningkatkan kerjasama lintas
program dan lintas sektor.
a) PenyehatanPerumahan
15
Tabel 1.9. PersentaseRumahSehat Triwulan I
MenurutKecamatandanPuskesmasTahun 2015
NO PUSKES DESA RUMAH
MAS JUMLAH JUMLAH % JUMLAH %
SELURUHN DIPERIKSA DIPERIKSA SEHAT SEHAT
YA
1 Tegal Tanjung 2685 254 9,46 109 42,91
Angus Burung
Pangkalan 5362 298 5,56 123 21,28
Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang ada di wilayah
puskesmas Tegal Angus mempunyai rumah yang tidak sehat, hal ini dikarenakan
tingkat ekonomi dan pendidikan yang masih rendah, pengetahuan tentang rumah
sehat yang kurang. Perlu kerjasama lintas sektoral untuk meningkatkan jumlah
rumah sehat.
16
b) Pemenuhan Kebutuhan Sarana Sanitasi Dasar
17
Seperti yang terlihat pada tabel di atas bahwa dari jumlah rumah yang
diperiksa mengalami penurunan, hal ini dikarenakan tidak adanya sanitarian di
Puskesmas Tegal Angus sehingga kurang tenaga untuk memeriksa sanitasi dasar.
Dilihat dari jumlah rumah yang memiliki hanya 38,5% rumah yang memiliki tempat
sampah, kemudIan dari jumlah rumah yang diperiksa jumlah yang memiliki tempat
sampah sehat hanya 41,3%. Berbagai faktor seperti tingkat pengetahuan, pendidikan,
ekonomi, sosial dan kesadaran penduduk yang masih rendah menyebabkan sulitnya
meningkatkan kesehatan sanitasi masyarakat.
Makanan dan minuman adalah kebutuhan pokok manusia dan sumber utama
kehidupan bagi umat manusia, maka dengan itu makanan yang tidak dikelola
dengan baik justru akan menjadi sumber media yang sangat efektif didalam
penularan penyakit saluran pencernaan.
Upaya Puskesmas Tegal Angus adalah pemeriksaan tempat pengelolaan air
bersih, pengawasan terhadap kualitas penyehatan Tempat tempat Umum
Pengelolaan makanan. Tidak adanya tenaga sanitarIan dan kurangnya tenaga di
Puskesmas Tegal Angus menyebabkan pembinaan penyehatan makanan dan
minuman tidak dapat dilakukan
18
1.2 GAMBARAN KELUARGA BINAAN
Keluarga binaan bertempat di RT 003/RW 04, Kampung Suka Sari, Desa Pangkalan,
Kelurahan Tegal Angus, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tanggerang, Provinsi
Banten. Diagnosis komunitas, dilaksanakan dari tanggal 9 Maret sampai dengan 22
Maret 2016. Adapun lokasi pemukiman keluarga binaan kami adalah sebagai
berikut:
Rumah Tn.
Jayadi
Lapangan
Rumah Tn.
Agus
JALAN SETAPAK
Keluarga Binaan
19
Keluarga binaan Tn. Jayadi terdiri dari 5 anggota keluarga, yaitu Tn.
Jayadi sebagai kepala keluarga, istrinya bernama Ny. Eki, 3 anak
perempuan bernama Nn. Devi dan Nn. Novi, dan Nn. Levi
No Nama Status Jenis Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan
Keluarga Kelamin
20
b. Bangunan Tempat Tinggal
Keluarga Tn. Jayadi tinggal disebuah bangunan rumah diatas tanah
seluas 12 x 8 m2. Rumah terdiri dari sebuah ruang tamu berukuran 4 x 3 m 2
Ventilasi di rumah tersebut cukup baik karena terdapat ventilasi pada setiap
ruangan dan cahaya matahari dapat masuk lewat ventilasi tersebut. Di
belakang ruang tamu terdapat ruang TV berukuran 4 x 3 m2, tidak ada
ventilasi dan jendela untuk pencahayaan. Di depan ruang TV terdapat 1
Kamar tidur Tn. Jayadi dan Ny. Eki berukuran 4 x 3 m 2 , terdapat 1 buah
ventilasi di kamar tidur tetapi tidak terdapat jendela, Di samping ruang TV
terdapat 1 kamar tidur ketiga anak perempuan Tn. Jayadi berukuran 3 x 2
m2 , tidak terdapat ventilasi dan jendela dikamar tersebut. Dibagian belakang
ruang tv terdapat 1 dapur dengan ventilasi dan tanpa jendela, di samping
dapur terdapat kamar mandi, kamar mandi Tn. Jayadi tidak terdapat jamban
sehingga keluarga Tn. Jayadi harus pergi ke sungai ketika ingin buang air
besar. Rumah ini mempunyai 1 pintu depan, 2 jendela di ruang tamu
(bagian depan rumah) dan ruang TV. Seluruh ruang di rumah ini teralasi
dengan lantai ubin kecuali pada ruang dapur dan kamar mandi yang
beralaskan semen, dinding rumah terbuat dari batako, kemudian atap rumah
terbuat dari genteng.
Keluarga Tn. Jayadi sering menggunakan air sumur sebagai sumber air
untuk keperluan mandi dan memasak serta untuk keperluan mencuci baju
dan. Keluarga Tn. Jayadi menggunakan air galon untuk memenuhi kebutuhan
air minum. Dalam 3 hari keluarga Tn. Jayadi memerlukan 1 galon untuk
memenuhi kebutuhan air minum. Keluarga Tn. Jayadi mengaku selalu
mencuci tangan setelah melakukan aktivitas dan sebelum makan
21
Gambar 1.5. Denah Ruman Tn. Jayadi
8M
Kamar DAPUR
mandi
KAMAR 2 12 M
RUANG TV
Ruang Kamar I
Tamu
c. Lingkungan Pemukiman
Rumah Tn. Jayadi terletak di pemukiman yang padat penduduk. Di
bagian depan terdapat jalan setapak, bagian belakang terdapat lapangan, di
bagian kanan dan kiri juga terdapat rumah tetangga. Tidak ada selokan untuk
mengalirkan limbah cair.
d. Pola Makan
Ny. Eki memasak makanan sendiri untuk keluarganya. Ia sering memasak
makanan dengan menu seperti tahu, tempe, dan sesekali ikan, ayam atau
daging. Sehari-harinya mereka makan besar 3 kali. Mereka juga mengatakan
bahwa mereka mencuci tangannya dengan menggunakan sabun batangan
sebelum dan sesudah makan.
e. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak
Ketiga anak Tn. Jayadi lahir di RS Swasta di daerah Jakarta
Pusatkarena keluarga Tn. Jayadi sebelumnya bertempat tinggal di Jakarta.
Setiap kehamilan, Ny. Eki mengaku selalu rutin untuk mengontrol
kandungannya ke bidan. Untuk imunisasi, Ny. Eki rutin mambawa anak
ketiganya untuk dilakukan imunisasi di bidan, namun tidak pernah membawa
anak pertama dan kedua untuk imunisasi. Ny. Eki mengaku anaknya
22
diberikan ASI eksklusif sampai usia anak usia 6 bulan, kemudian setelah 6
bulan anaknya diberikan makanan tambahan selain ASI. Kemudian saat ini
Ny. Eki menggunakan KB suntik untuk mengontrol jumlah anak dalam
keluarganya
f. Kebiasaan Berobat
Dalam segi kesehatan, keluarga Tn. Jayadi belum pernah mengalami
sakit yang serius. Gangguan kesehatan yang sering dialami anggota
keluarganya antara lain batuk, pilek, demam, sakit kepala, dan maag.
Menurut penuturan Ny. Eki, mereka biasanya meminum obat warung terlebih
dahulu, jika tidak membaik baru dibawa ke bidan, keluarga Ny. Eki Jarang
memeriksakan ke puskemas karena jarak dari rumah ke puskesmas jauh.
g. Riwayat Penyakit
Tn. Jayadi dan ketiga anaknya sering mengalami batuk. Keluarga Tn.
Jayadi tidak pernah mengalami sakit yang serius yang membutuhkan
pengobatan di Rumah Sakit.
h. Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari
Tn. Jayadi, memiliki kebiasaan merokok, dalam satu hari mampu
menghabiskan 1 bungkus rokok. Keluarga Tn.Jayadi mengaku mencuci
tangan sebelum makan, jika tangan tampak kotor, dan setelah melakukan
aktivitas dengan menggunakan sabun batangan. Kebiasaan berolahraga tidak
ada. Didalam rumah dan diluar rumah Tn. Jayadi tidak memiliki tempat
pembuangan sampah, istri Tn. Jayadi mengaku bahwa mereka membuang
sampah di kebun belakang rumah kemudian sampah-sampah tersebut dibakar
setiap tiga hari sekali.
23
Tabel 1.12. Faktor Internal Keluarga Tn. Jayadi
24
Tabel 1.13. Faktor Eksternal Keluarga Tn. Jayadi
No Kriteria Permasalahan
2. Ruangan dalam rumah Ruang Tamu berukuran 4 x 3 m2. Dua kamar tidur
berukuran 4 x 3 m2 dan 3 x 2 m2. Dapur Tn. Jayadi
berukuran 4 x 2 m2. Terdapat 1 kamar mandi tetapi
tidak ada jamban.
10. Lingkungan sekitar Di samping kanan dan kiri , depan dan belakang,
rumah rumah terdapat rumah tetangga yang hanya berjarak
satu meter. Tiga meter dari rumah tersebut terdapat
jamban tetangga. Lima meter dari tumah tersebut
terdapat kali yang kotor penuh tumpukan sampah.
Rumah tetangga berdekatan, berjarak 1 meter satu
25
No Kriteria Permasalahan
26
3 orang anak. Anak tertuanya, Fadilah berumur 14 tahun, saat ini bersekolah
kelas 2 SMP. Kemudian anak keduanya Nila yang berusia 8 tahun, saat ini
bersekolah kelas 1 SD. Anak ketiganya Naja yang berusia 4 tahun.
27
28
Gambar 1.6. Denah Ruman Tn. Muwasim
6M
dapur
Kamar
mandi
Tempat
6M
tidur
c. Lingkungan Pemukiman
Rumah Tn.Muwasim terletak di pemukiman yang padat penduduk. Di
bagian depan terdapat teras kecil dan jalan setapak, bagian belakang terdapat
rumah tetangga, dan di bagian kanan terdapat rumah tetangga dan di bagian
kiri terdapat terdapat kebun. Limbah cair dialirkan ke sebuah lubang
berukuran 2 x 1 m2.
d. Pola Makan
Ny. Alya memasak makanan sendiri untuk keluarganya. Ia sering
memasak makanan dengan menu seperti ikan, tahu, tempe dan sayuran
seperti sop dan sayur bayam. Sehari- harinya mereka makan besar 2 kali.
Mereka juga mengatakan bahwa mereka tidak selalu mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan.
e. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak
Anak pertama Ny. Alya lahir di dukun beranak karena pada waktu itu
jarak antara puskesmas dengan rumahnya jauh. Anak kedua dan ketiga lahir
di bidan, Ny. Alya mengaku selalu rutin untuk mengontrol kandungannya ke
29
bidan. Anak pertamanya, An. Fadilah lahir dengan berat badan 2800 gram.
Anak keduanya lahir dengan berat badan 2500 gram. Anak ketiganya lahir
dengan berat badan 3000 gram.Untuk imunisasi, keluarga Tn. Muwasih tidak
rutin mambawa anaknya untuk dilakukan imunisasi di bidan. Ny. Alya
mengaku ketiga anaknya hanya dilakukan imunisasi 1 kali. Ny. Alya
mengaku anaknya diberikan ASI eksklusif sampai usia anak usia 4 bulan,
kemudian setelah 4 bulan anaknya diberikan makanan tambahan selain ASI.
Kemudian saat ini Ny. Alya menggunakan KB suntik untuk mengontrol
jumlah anak dalam keluarganya
f. Kebiasaan Berobat
Dalam segi kesehatan, keluarga Tn.Muwasim belum pernah mengalami
sakit yang serius. Gangguan kesehatan yang sering dialami anggota
keluarganya antara lain batuk pilek, dan demam. Menurut penuturan Ny.
Alya , mereka biasanya meminum obat warung terlebih dahulu, jika tidak
membaik baru dibawa ke puskesmas.
g. Riwayat Penyakit
Keluarga Tn. Muwasim belum pernah mengalami sakit yang serius dan
belum pernah dirawat di rumah sakit. Penyakit yang sering melanda keluarga
Tn. Muwasim adalah batuk-batuk dan pilek. Biasanya saling menularkan satu
sama lain antar anggota keluarga.
h. Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari
Tn. Muwasim mengaku merokok dan kebiasaan merokok ini sudah
sejak Tn. Muwasim berusia 20 tahun. Tn. Muwasim dapat menghabiskan
rokok 1 bungkus dalam sehari. Keluarga Tn. Muwasim mengaku tidak selalu
mencuci tangan setiap setelah melakukan aktivitas dan sebelum makan
Kebiasaan berolahraga tidak ada.
Rumah keluarga Tn. Muwasim berada di lingkungan perumahan yang
padat, dan dibelakangrumah terdapat sumur. Lingkungan rumah tidak
terdapat saluran untuk aliran limbah cair rumah tangga, keluarga membuang
limbah cair diselokan yang hanya berukuran kurang lebih 2 x 1 m2. Di dalam
30
rumah dan diluar rumah Tn. Muwasim tidak memiliki tempat pembuangan
sampah, pengakuan istri Tn. Muwasim keluarga mereka membuang sampah,
dalam membuang sampah mereka mengaku membuang sampah setiap dua
hari sekali di lubang dekat rumah. Alternatif selain itu, mereka biasanya
membakar sampah di depan rumah.
31
No Kriteria Permasalahan
32
3. Keluarga Tn.Agus
a. Data Dasar Keluarga Tn. Agus
Keluarga binaan Tn. Agus terdiri dari 3 anggota keluarga, yaitu
keluarga Tn. Agus sebagai kepala keluarga, istrinya bernama Ny. Neng, dan
1 anak tiri laki-laki.
Keluarga Tn. Agus tinggal di RT 003/RW 04, Kampung Suka Sari, Desa
Pangkalan. Di rumah ini Tn. Agus tinggal dengan istri, dan satu orang
anaknya. Tn. Agus yang saat ini berusia 37 tahun bekerja sebagai supir
pribadi dengan penghasilan sekitar Rp 1.000.000,00/bulan, dengan latar
belakang pendidikan Tn. Agus adalah SMA. Tn. Agus memiliki 1 orang
anak tiri laki-laki yang bernama Tn. Erwin berusia 23 tahun.
b. Bangunan Tempat Tinggal
Keluarga Tn. Agus tinggal disebuah bangunan rumah diatas tanah
seluas 8,5 x 8 m2. Rumah terdiri dari sebuah ruang tamu berukuran 5 x 5 m 2.
Di dalam ruang tamu terdapat tempat tidur Tn. Erwin berukuran 2 x 1 m 2.
Ventilasi di rumah tersebut tidak baik karena tidak memiliki ventilasi dan
tidak memiliki jendela. Di samping ruang tamu terdapat 1 kamar tidur dan 1
ruangan yang dijadikan sebagai gudang, masing-masing berukuran 3 x 3 m 2.
33
Di dalam kamar tidur terdapat kasur berukuran 2 x 2 m2 dan 1 lemari. Di
belakang ruang tamu terdapat dapur berukuran 2 x 1 m 2. Di samping dapur
terdapat kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 m 2. Di dalam kamar mandi
terdapat wc dan bak air berukuran 0,5 x 0,5 m 2. Rumah ini hanya
mempunyai 1 pintu depan. Seluruh ruang di rumah ini masih berlantaikan
semen yang dialasi oleh tikar plastik, kemudian atap rumah terbuat dari
genteng.
Keluarga Tn. Agus menggunakan air sumur sebagai sumber air untuk
keperluan sehari-hari. Keluarga Tn. Agus menggunakan air galon untuk
memenuhi kebutuhan air minum. Dalam 4 hari keluarga Tn. Agus
memerlukan 1 galon untuk memenuhi kebutuhan air minum. Keluarga Tn.
Agus mengaku jarang mencuci tangan setelah melakukan aktivitas.
MCK
Dapur
Gudang 8 m2
R.Tamu
Kamar
c. Lingkungan Pemukiman
Rumah Tn. Agus terletak di pemukiman yang padat penduduk. Di
bagian depan terdapat jalan setapak dan terdapat tempat pembakaran sampah.
Di bagian kanan terdapat kandang ayam dan kiri terdapat lapangan kosong.
Limbah cair dialirkan ke selokan yang hanya berukuran kurang lebih 10 cm
dan air dalam selokan tidak mengalir.
d. Pola Makan
34
Ny. Neng memasak makanan sendiri untuk keluarganya. Ia sering
memasak makanan dengan menu seperti nasi, sayur, tahu, tempe, dan
sesekali ikan. Mereka makan besar 2 kali sehari. Mereka juga mengatakan
bahwa mereka jarang mencuci tangannya dengan baik sebelum dan sesudah
makan.
35
h. Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari
Di keluarga Tn. Agus ada yang merokok yaitu Tn. Agus dan Tn Erwin.
Tn. Agus dan Tn. Erwin terbiasa menghabiskan satu bungkus rokok setiap
harinya. Tn. Agus dan Tn. Erwin biasa merokok di dalam rumah, dan ketika
sedang bekerja. Keluarga Tn.Agusmengaku jarang mencuci tangan sebelum
dan sesudah makan, Kebiasaan berolahraga tidak ada.
Rumah keluarga Tn. Agus berada di lingkungan perumahan yang
padat, dan didepan rumah tersebut terdapat jalan setapak dan tempat
pembakaran sampah. Di lingkungan rumah terdapat saluran untuk aliran
limbah cair rumah tangga, keluarga membuang limbah cair diselokan yang
hanya berukuran kurang lebih 10 cm. Didalam rumah dan diluar rumah Tn.
Agus tidak memiliki tempat pembuangan sampah, pengakuan istri Tn. Agus,
dalam membuang sampah mereka mengaku membuang sampah setiap hari
tetapi awalnya dikumpulkan terlebih dahulu dibelakang rumahnya kemudian
setelah menumpuk istri Tn. Agus membakar sampah tersebut di depan
rumahnya, hal ini di lakukan istri Tn. Agus setiap sore.
36
Tabel 1.18. Faktor Internal Keluarga Tn. Agus
7 Alat kontrasepsi Di keluarga Tn. Agus , istri Tn. Agus, Ny. Neng, tidak
menggunakan kontrasepsi.
37
Tabel 1.19. Faktor Eksternal Keluarga Tn. Agus
No Kriteria Permasalahan
2. Ruangan dalam rumah Didalam rumah terdapat ruang tamu yang berukuran
5 x 5 m2. Satu kamar tidur berukuran 3 x 3 m2.
Ruangan gudang berukuran 3 x 3 m2. Dapur
berukuran 2 x 1 m2. Kamar mandi berukuran 1,5 x
1,5 m2. Di dalam kamar mandi terdapat jamban.
3. Jamban Keluarga Tn. Agus memiliki jamban leher angsa di
dalam rumahnya
4. Ventilasi Tidak terdapat ventilasi udara pada rumah Tn.Agus
38
4. Keluarga Tn. Marsin
a. Data Dasar Keluarga Tn. Marsin
Keluarga binaan Tn. Marsin terdiri dari 7 anggota keluarga, yaitu Tn.
Marsin sebagai kepala keluarga, istrinya bernama Ny. Yani, 2 anak laki-
laki bernama Tn.Sukron dan An. Gery, dan 3 anak perempuan bernama
An. Cici, An. Lola dan An. Natasiah.
Keluarga Tn. Marsin tinggal di RT 003/RW 04, Kampung Suka Sari, Desa
Pangkalan. Di rumah ini Tn. Marsin tinggal dengan istri dan keempat
anaknya. Tn. Marsin yang saat ini berusia 38 tahun bekerja sebagai air galon
39
dengan penghasilan sekitar Rp 1.800.000,00/bulan, dengan latar belakang
pendidikan Tn. Marsin adalah SD. Tn. Marsin memiliki 5 orang anak. Anak
tertuanya, Tn. Sukron berusia 21 tahun, bekerja sebagai buruh pabrik
percetakan yang berpenghasilan Rp. 1.800.000,00, dengan latar belakang
pendidikan Tn. Sukron adalah SD. Kemudian anak keduanya An. Cici
berusia 17 tahun, masih belum bekerja dan berpenghasilan, akan tetapi An.
Cici sudah menikah dan kini tinggal bersama suaminya. Kemudian anak
ketiganya, An. Gery, berusia 16 tahun yang tidak bersekolah. An. Lola adalah
anak keempat Tn. Marsin yang kini berusia 12 tahun dengan latar belakang
pendidikan SD (tidak tamat SD). Anak terakhir Tn. Marsin adalah An.
Natasiah yang berusia 2 tahun.
40
Gambar 1.8. Denah Rumah Tn. Marsin
WC Dapur
Kamar
Tidur
R. Tamu
Kamar
Tidur
c. Lingkungan Pemukiman
Rumah Tn. Marsin terletak di pemukiman yang padat penduduk. Di
bagian depan terdapat jalan setapak, bagian belakang terdapat pepohonan,di
bagian kiri terdapat rumah tetangga dan di bagian kanan terdapat tempat
pembakaran sampah. Terdapat selokan untuk mengalirkan limbah cair.
d. Pola Makan
Ny. Yani memasak makanan sendiri untuk keluarganya. Ia sering
memasak makanan dengan menu seperti ikan, tempe dan tahu. Sehari-harinya
mereka makan besar 2 kali. Mereka juga mengatakan bahwa mereka mencuci
tangannya dengan menggunakan sabun batangan sebelum dan sesudah
makan.
41
diberikan makanan tambahan selain ASI. Kemudian saat ini Ny. Yani
menggunakan KB suntik untuk mengontrol jumlah anak dalam keluarganya.
f. Kebiasaan Berobat
Dalam segi kesehatan, keluarga Tn. Marsin belum pernah mengalami
sakit yang serius. Adapun Tn. Marsin mengaku mempunyai riwayat
hipertensi. Menurut gangguan kesehatan yang sering dialami anggota
keluarganya antara lain batuk, pilek, dan demam. Menurut penuturan Tn.
Marsin, bila terdapat anggota keluarga yang sakit, mereka sering
memeriksakan ke Puskesmas dan meminum obat secara teratur.
g. Riwayat Penyakit
Tn. Marsin mempunyai riwayat hipertensi. Terkadang anak-anak Tn.
Marsin mengalami batuk, pilek dan demam.
42
No Faktor Internal Permasalahan
1 Kebiasaan Merokok Tn. Marsin merokok 1-2 bungkus/hari
2 Olah raga Semua anggota keluarga tidak memiliki kebiasaan
berolahraga.
3 Pola Makan Ny. Yani memasak makanan sendiri untuk keluarganya.
Ia sering memasak makanan dengan menu seperti ikan,
tempe, dan tahu. Sehari- harinya mereka makan besar 2
kali.
4 Pola Pencarian Apabila sakit, mereka membeli obat di Puskesmas.
Pengobatan
5 Menabung Mereka tidak pernah menabung karena pas untuk
kebutuhan sehari-hari
6 Aktivitas sehari-hari a. Bapak bekerja sebagai pengantar air galon, bekerja
setiap Senin-Jumat dari jam 7 pagi sampai jam 4 sore.
b. Ibu sebagai ibu rumah tangga.
c. Anak pertama sebagai buruh pabrik percetakan.
7 Alat kontrasepsi Di keluarga Tn. Marsin, istri Tn. Marsin, Ny. Yani,
menggunakan kontrasepsi hormon yang di suntik 3
bulan sekali.
43
No Kriteria Permasalahan
10. Lingkungan sekitar Di samping kiri dan depan rumah terdapat rumah
rumah tetangga yang hanya berjarak satu meter. Lima meter
dari rumah tersebut terdapat tanah kosong yang
kotor penuh tumpukan sampah. Rumah tetangga
berdekatan, berjarak 1 meter satu dengan yang
lainnya.
44
Masalah Medis
Panyakit ISPA
Masalah Non Medis
1. Kurangnya pencahayaan dan ventilasi udara di dalam rumah
2. Perilaku Merokok
3. Ketidaktersediaan tempat pembuangan sampah didalam rumah,
sehingga keluarga membuangnya ke lubang
4. Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah
5. Kurangnya kebiasaan berolahraga
6. Kurangnya kesadaran untuk mencuci tangan setiap sehabis
aktivitas dan sebelum makan
b. Keluarga Tn. Marsin
Masalah Medis
Penyakit ISPA
Masalah Non Medis
1. Kurangnya pengetahuan keluarga binaan terhadap bahaya
merokok
2. Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah
3. Ketidak tersediaan ventilasi
4. Perilaku Merokok
c. Keluarga Tn. Agus
Masalah Medis
Penyakit ISPA
Masalah Non Medis
1. Tidak adanya ventilasi udara di dalam rumah
2. Ketidaktersediaan tempat pembuangan sampah didalam rumah
3. Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah
4. Kurangnya pengetahuan akan pentingnya kebersihan lingkungan
5. Kurangnya kebiasaan berolahraga
6. Perilaku Merokok
45
d. Keluarga Tn. Marsin
Masalah Medis
Penyakit ISPA
Masalah Non Medis
1. Kurangnya pengetahuan keluarga binaan terhadap bahaya
merokok
2. Tidak adanya ventilasi udara di dalam rumah
3. Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah
4. Kurangnya kebiasaan berolahraga
5. Perilaku Merokok
1.3. Penentuan Area Masalah
Dari pengamatan dan wawancara yang telah kami lakukan kepada masing-
masing keluarga binaan, didapatkan berbagai macam permasalahan yaitu:
1. Perilaku merokok
2. Perilaku membuang sampah disekitar rumah
3. Kurangnya ventilasi pada rumah keluarga binaan
4. Kurangnya pengetahuan akan pentingnya kebersihan lingkungan
5. Ketidaktersediaan jamban keluarga
6. Ketidaktersediaan tempat pembuangan sampah didalam rumah
7. Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah
8. Kurangnya kesadaran untuk mencuci tangan setiap sehabis aktivitas dan
sebelum makan
9. Kurangnya kebiasaan berolahraga
10. Ketidaktersediaan lahan yang luas sehingga jarak antara rumah tinggal dan
kandang hewan jaraknya berdekatan
11. Penyakit ISPA pada keluarga binaan
46
1.3.1.1. Metode Delphi
47
1.3.2. Area Masalah Diagnosis Komunitas
Dari sekian masalah yang ada pada keluarga binaan, diputuskan untuk
mengangkat permasalahan “Perilaku Merokok Di Keluarga Binaan Di RT 003 /
RW 04 Kampung Suka Sari, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Periode 29 Februari – 4April 2016”.
G
a
m
b
a
r
1.
1
0.
L
i
m
a Besar Penyakit Puskesmas Tegal Angus th 2014
48
3. Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah.
4. Banyaknya angka kejadian ISPA pada keluarga binaan.
49
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
50
1. Perilaku tertutup (convert behavior)
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk
terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini
masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap
yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat
diamati secara jelas oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau
terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk
tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh
orang lain.
51
2.2.3. Domain Perilaku
Theory of Reasoned Action (TRA) pertama kali diperkenalkan pada tahun
1967, teori ini lebih memperhatikan hubungan antara kepercayaan yang berhubungan
dengan perilaku & norma, sikap, tujuan, dan perilaku. Pada tahun 1967, TRA
mengalami perkembangan (oleh Fishbein) yaitu sebuah usaha untuk mengerti/
memahami hubungan antara sikap dan perilaku. Banyak studi sebelumnya dari
hubungan ini yang menemukan secara relative korespondensi yang rendah diantara
sikap-sikap dan perilaku, serta beberapa teori yang bertujuan menghapuskan sikap
sebagai sebuah factor yang mendasari perilaku (Fishbein, 1993; Abelson, 1972;
Wicker, 1969).
Theory of Reasoned Action mengambil sebuah rangkaian sebab musabab
yang menghubungkan kepercayaan yang berhubungan dengan perilaku dan
keyakinan norma untuk tujuan yang berhubungan dengan perilaku dan tingkah laku,
melalui sikap dan norma subjektif. Ukuran dari komponen model dan hubungan
sebab musabab diantara komponen yang ditentukan dengan jelas (Ajzen dan
Fishbein, 1980). Semua tipe ukuran menggunakan 5 atau 7 titik skala.
Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan dan untuk
kepentingan pengukuran hasil, ketiga domain itu diukur dari :
1. Pengetahuan (knowlegde)
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa pengetahuan
seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan
menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang :
a) Faktor Internal
Merupakan faktor dari dalam diri sendiri, misalnya intelegensia, minat dan
kondisi fisik.
52
b) Faktor Eksternal
Merupakan faktor dari luar diri, misalnya keluarga, masyarakat,
atausarana.
c) Faktor pendekatan belajar
Merupakan faktor yang berhubungan dengan upaya belajar, misalnya
strategi dan metode dalam pembelajaran.
53
2. Sikap (attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Allport (1954) menjelaskan
bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok :
a. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek
b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
54
a. Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang
akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.
b. Respon terpimpin (guide response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai
dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat kedua.
c. Mekanisme (mecanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah
mancapai praktik tingkat tiga.
d. Adopsi (adoption)
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang
dengan baik.Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi
kebenaran tindakan tersebut.
55
4. Mencoba (trial)
Dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru.
5. Menerima (Adoption)
Dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
56
terutama yang positif mempermudah terwujudnya perilaku, maka sering disebut
faktor pemudah.
2. Faktor-faktor pemungkin (enabling factors):Faktor-faktor ini mencakup
ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat,
misalnya: air bersih, temapat pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja,
ketersediaan makanan yang bergizi dan sebagainya. Termasuk juga fasilitas
pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu,
polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktek swasta, dan sebagainya. Untuk
berprilaku sehat, masyarakat memerlukan sarana dan prasarana pendukung,
misalnya: perilaku pemeriksaaan kehamilan. ibu hamil yang mau periksa hamil
tidak hanya karena dia tahu dan sadar manfaat perikksa hamil saja, melainkan ibu
tersebut dengan mudah harus dapat memperoleh fasilitas atau tempat periksa
hamil, misalnya : puskesmas, polindes, bidan praktek, ataupun rumah sakit.
fasilitas ini pada hakekatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya
perilaku kesehatan, maka faktor-faktor ini disebut faktor pendukung, atau faktor
pemungkin.
3. Faktor-faktor penguat (reinforcing factors): Faktor-faktor ini meliputi sikap dan
perilaku tokoh masyarakat (toma), tokoh agama (toga), sikap dan perilaku para
petugas kesehatan. termasuk juga disini undang-undang, peraturan-peraturan baik
dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan. untuk
berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu pengetahuan
dan sikap positif, dan dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku
contoh (acuan) dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, para petugas, lebih-
lebih pada petugas kesehatan. disamping itu undang-undang juga diperlukan
untuk memperkuat perilaku masyarakat tersebut seperti perilaku periksa hamil,
serta kemudahan memperoleh fasilitas periksa hamil, juga diperlukan peraturan
atau perundang-undangan yang mengharuskan ibu hamil periksa hamil.
57
2.3 Teori Perilaku Merokok
2.3.1 Definisi Merokok dan Kandungan Rokok
Menurut Sitepoe tahun 2000, merokok merupakan aktivitas membakar
tembakau kemudian menghisap asapnya dengan menggunakan rokok atau pipa. Asap
rokok yang dihisap melalui mulut disebut mainstream smoke, sedangkan asap yang
dihembuskan ke udara oleh perokok disebut sidestream smoke yang mengakibatkan
seseorang menjadi perokok pasif. Sumarno (2007) menjelaskan 2 cara merokok yang
umum dilakukan yaitu;
1. menghisap dan menelan asap rokok kedalam paru paru dan dihembuskan;
2. hanya menghisap sampai mulut lalu dihembuskan melalui mulut atau hidung.
Adapun definisi yang dikemukakan oleh Amstrong (2007) adalah menghisap
asap tembakau ke dalam tubuh lalu menghembuskannya keluar.
Kesimpulan dari perilaku merokok dengan merujuk pada definitas di atas
adalah aktivitas membakar tembakau dan menghisap atau menghirup asap rokok
dengan pipa atau langsung dari rokoknya (mainstream smoke), dan kemudian
menghembuskan kembali asap tersebut ke udara (sidestream smoke).
Racun pada rokok mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen dan
setidaknya 2000 diantaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Beberapa elemen
yang beracun, seperti:
1. Nikotin
Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran darah.
Zat ini bersifat karsinogen dan mampu memicu kanker paru-paru yang
mematikan. Komponen ini terdapat didalam asap rokok dan juga didalam
tembakau yang tidak dibakar. Nikotin diserap melalui paruparu dan
kecepatan absorpsinya hampir sama dengan masuknya nikotin secara
intravena. Nikotin masuk kedalam otak dengan cepat dalam waktu kurang
lebih 10 detik. Dapat melewati barrier diotak dan diedarkan keseluruh bagian
otak, kemudian menurun secara cepat, setelah beredar keseluruh bagian tubuh
58
dalam waktu 15- 20 menit pada waktu penghisapan terakhir (Pemerintah RI,
2003 dalam Sukendro, 2007).
2. Tar
Tar adalah hidrokarbon aromatik polisiklik yang ada dalam asap rokok,
tergolong dalam zat karsinogen, yaitu zat yang dapat menumbuhkan kanker.
Kadar tar yang terkandung dalam asap rokok inilah yang berhubungan
dengan resiko timbulnya kanker. Sumber tar adalah tembakau, cengkeh,
pembalut rokok dan bahan organik lain yang terbakar (Pemerintah RI, 2003
dalam Sukendro, 2007)
3. Karbon monoksida (CO)
Karbon monoksida adalah gas yang bersifat toksin/ gas beracun yang tidak
berwarna, zat yang mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah tidak
mampu mengikat oksigen. Kandungannya di dalam asap rokok 2-6%. Karbon
monoksida pada paru-paru mempunyai daya pengikat dengan hemoglobin
(Hb) sekitar 200 kali lebih kuat dari pada daya ikat oksigen (O2) dengan
hemoglobin (Hb). membuat darah tidak mampu mengikat oksigen
(Pemerintah RI, 2003 dalam Sukendro, 2007).
59
individu mulai merokok, antara lain menghubungkan perilaku merokok
dengan kesenangan, kebahagiaan, keberanian, kesetiakawanan, dan
percaya diri. Faktor lainnya adalah memiliki orang tua perokok, tekanan
teman sebaya untuk merokok, menjadi pemimpin dalam kegiatan social.
2. Tahap III : Cessation
Merupakan proses dimana perokok akhirnya berhenti merokok. Tahap
cessation terbagi menjadi 4, yaitu: precontemplation (belum ada keinginan
untuk berhenti merokok), contemplation (ada pemikiran untuk berhenti
merokok), action (ada usaha untuk berubah), maintenance (tidak merokok
selama beberapa waktu). Tahapan tersebut bersifat dinamis karena
seseorang yang berada di tahap contemplation dapat menjadi tahap
precontemplation.
3. Tahap IV : Relapse
Individu yang berhasil berhenti merokok tidak menjadi jaminan bahwa ia
tidak akan kembali menjadi perokok. Marlatt dan Gordon (dalam Ogden,
2000) membedakan antara lapse dan relapse. Lapse adalah kembali
merokok dalam jumlah kecil dan relapse adalah kembali merokok dalam
jumlah besar. Ada beberapa situasi yang mempengaruhi yaitu high-risk
situation coping behavior dan positive-negative outcome expectancies.
Saat dihadapkan dengan high risk situation maka individu akan melakukan
strategi coping behavior berupa perilaku atau kognitif. Bentuk perilaku
misalnya menjauhi situasi atau melakukan perilaku pengganti sedangkan
bentuk kognitif adalah mengingat alasan untuk berhenti merokok. Positive
outcome expectancies (misalnya merokok mengurangi kecemasan) dan
negative outcome expectancies (merokok membuatnya sakit) dipengaruhi
pengalaman individu. No lapse berhasil dilakukan jika individu memiliki
strategi coping dan negative outcome expectancies seta self efficacy yang
rendah maka individu akanmengalami lapse.
60
2.3.3 Kategori Perokok
Sitepoe (2000) mengkategorikan perokok berdasarkan jumlah konsumsi rokok
harian, yaitu
(a) Perokok ringan (1-10 batang/hari)
(b) Perokok sedang (11-20batang/hari)
(c) Perokok berat (>20 batang/hari)
Perokok yang mengkonsumsi rokok dalam jumlah yang lebih kecil
memiliki kecenderungan berhenti merokok lebih besar. Taylor (2009)
menyebut istilah chippers untuk menjelaskan perokok yang mengkonsumsi
rokok kurang dari 5 batang/hari, sehingga memiliki kemungkinan yang kecil
untuk kecanduan nikotin. Istilah lainnya adalah social smoker yaitu individu
yang merokok hanya pada situasi social. Situasi social itu merupakan syarat
atau pemicu untuk merokok.
61
b) Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negative (negative
affect smoking). Tujuannya untuk mengurangi perasaan yang kuran
menyenangkan, misalnya keadaan cemas dan marah.
c) Perilaku merokok yang adiktif (addictive smoking). Individu yang sudah
ketergantungan nikotin cenderung menambah dosis rokok yang akan
digunakan berikutnya karena efek rokok yang dikonsumsi sebelumnya
mulai berkurang sesaat setelah rokok habis dihisap sehingga individu
mempersiapkan hisapan rokok berikutnya. Umumnya, individu dengan
tipe perilaku merokok yang adiktif merasa gelisah bila tidak memiliki
persediaan rokok.
d) Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan (habitual smoking).
Dalam hal ini, tujuan merokok bukan untuk mengendalikan perasaannya
secara langsung melainkan karena sudah terbiasa
2.3.5 Faktor-Faktor Penyebab atau Pendorong Perilaku Merokok
Lewin (dalam Komasari dan Helmi, 2000) perilaku merokok merupakan
fungsi dari lingkungan dan individu. Artinya perilaku merokok disebabkan
oleh faktor dalam diri (seperti perilaku memberontak dan suka mengambil
resiko) dan faktor lingkungan (seperti orangtua yang merokok dan teman
sebaya yang merokok). Menurut Mu’tadin (dalam Aula, 2010) mengemukakan
alasan seseorang merokok, diantaranya:
a. Pengaruh Orangtua
Menurut Baer dan Corado, individu perokok adalah individu yang berasal
dari keluarga tidak bahagia, dimana orangtua tidak memperhatikan anak-
anaknya dibandingkan dengan individu yang berasal dari lingkunag rumah
tangga yang bahagia. Perilaku merokok lebih banyak didapati pada
individu yang tinggal dengan satu orangtua (Single Parent). Individu
berperilaku merokok apabila ibu mereka merokok dibandingkan ayah
mereka yang merokok. Hal ini terlihat pada wanita.
62
b. Pengaruh Teman
Berbagai faktor mengungkapkan semakin banyak individu merokok maka
semakin banyak teman-teman individu yang merokok, begitu pula
sebaliknya.
c. Faktor Kepribadian
Individu mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin
melepaskan dari rasa sakit atau kebosanan.
d. Pengaruh Iklan
Melihat iklan di media masa dan elektronik yang menampilkan gambaran
bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour membuat
seseorang seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku yang ada di iklan
tersebut.
Pendapat lain dikemukakan oleh Hansen (dalam Nasution, 2007) tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok, yaitu:
- Faktor Biologis
Banyak penelitian menunjukan bahwa nikotin dalam rokok merupakan
salah satu bahan kimia yang berperan penting pada ketergantungan
merokok. Pendapat ini didukung Aditama (1992) yang mengatakan nikotin
dalam darah perokok cukup tinggi.
- Faktor Psikologis
Merokok dapat bermakna untuk meningkatkan konsentrasi, menghalau
rasa kantuk, mengakrabkan suasana sehingga timbul rasa persaudaraan,
juga dapat memberikan kesan modern dan beribawa, sehingga bagi
individu yang sering bergaul dengan orang lain, perilaku merokok sulit
dihindari.
- Faktor Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial berpengaruh terhadap sikap, kepercayaan, dan
perhatian individu pada perokok. Seseorang berperilaku merokok dengan
memperhatikan lingkungan sosialnya.
63
- Faktor Demografis
Faktor ini meliputi umur dan jenis kelamin. Orang yang merokok pada
usia dewasa semakin banyak (Smet, 1994) akan tetapi pengaruh jenis
kelamin zaman sekarang sudah merokok.
- Faktor Sosial – Kultural
Kebiasaan budaya, kelas sosial, tingkat pendidikan, dan gengsi pekerjaan
akan mempengaruhi perilaku merokok pada individu (Smet, 1994).
- Faktor Sosial – Politik
Menambahkan kesadaran umum berakibat pada langkah-langkah politik
yang bersifat melindungi bagi orang-orang yang tidak merokok dan usaha
melancarkan kampanye-kampanye promosi kesehatan untuk mengurangi
perilaku merokok. Merokok menjadi masalah yang bertambah besar bagi
Negara-negara berkembang termasuk Indonesia (Smet, 1994).
Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi seseorang untuk merokok yaitu faktor dari
dalam diri individu dan juga dari lingkungan.
2.3.6 Dampak dari perilaku merokok
Ogden (2000) membagi dampak perilaku merokok menjadi 2, yaitu:
1. Dampak positif
Merokok menimbulkan dampak yang sangat sedikit bagi kesehatan. Graham
(dalam Ogden, 2000), menyatakan bahwa perokok menyebutkan dengan
merokok dapat menghasilkan mood positif dan dapat membantu individu
menghadapi keadaan-keadaan yang sulit.
2. Dampak negatif
Merokok dapat menimbulkan berbagai dampak negatif yang berpengaruh
bagi kesehatan. Merokok bukanlah suatu penyakit, namun dapat memicu
berbagai jenis penyakit. Sehingga boleh dikatakan merokok tidaklah
menyebabkan kematian, tetapi penyakit yang ditimbulkan dari perilaku
merokok yang bisa menyebabkan kematian. Berbagai jenis penyakit yang
bisa ditimbulkan oleh rokok antara lain penyakit tekanan darah,
64
memperpendek umur, penurunan vertilitas dan nafsu sexual, sakit maag,
gondok, gangguan pembuluh darah, penghambat pengeluaran air seni,
penglihatan kabur, kulit menjadi kering, pucat dan keriput, serta polusi
udara dalam ruangan (sehingga terjadi iritasi mata, hidung dan
tenggorokan).
Menurut Hahn & Payne, 2003, dampak positif merokok yaitu menimbulkan
perasaan bahagia karena kandungan nikotin pada tembakau menstimulasi
adrenocorticotropichormone yang terdapat pada area spesifik di otak. Rose
(Marks, Murray, et al, 2004) menyatakan bahwa nikotin yang dikonsumsi
dalam jumlah kecil memiliki efek psikologis, antara lain: menenangkan,
mengurangi berat badan, mengurangi perasaan mudah tersinggung,
meningkatkan kesiagaan dan memperbaiki fungsi kognitif. Hahn & Payne
(2003) mengatakan bahwa perokok aktif biasanya lebih mudah sakit,
menjalani proses pemulihan kesehatan yang lebih lama dan usia hidup yang
lebih singkat. Merokok tidak menyebabkan kematian tapi mendorong
munculnya jenis penyakit yang dapat mengakibatkan kematian, antara lain :
penyakit kardiovaskular, kanker, saluran pernapasan, gangguan kehamilan,
penurunan kesuburan, gangguan pencernaan,, peningkatan tekanan darah,
peningkatan prevalensi gondok dan gangguan penglihatan (Sitepoe, 2000).
Secara signifikan, perokok memiliki kecenderungan lebih besar
mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan meningkatkan resiko disfungsi
ereksi sebesar 50% (Taylor, 2000). Merokok tidak hanya berbahaya bagi
perokok tetapi juga bagi orang-orang disekitar perokok dan lingkungan
(Fyold, Mimms & Yelding, 2003). Passive smokers memiliki
kecendurungan yang lebih besar mengalami gangguan jantung karena
menghirup tar dan nikotin 2 kali lebih banyak, karbonmonoksida 5 kali
lebih banyak dan ammonia 50 kali lebih banyak (Donatelle & Davis, 1999).
Polusi lingkungan yang menyebabkan kematian terbesar adalah karena asap
rokok dan dikategorikan sebagai penyebab paling dominan dalam polusi
65
ruangan tertutup karena memberikan polutan berupa gas dan logam-logam
berat (Donatelle & Davis, 1999).
Konsep yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada teori perilaku
Lawrence Green, yang menyatakan bahwa perilaku kesehatan dipengaruhi oleh 3
faktor, yaitu:
66
Gambar 2.1. Kerangka Teori Perilaku Lawrence Green
Pengetahuan,
Pengetahuan,
Sikap,
Sikap,
Faktor
Faktor Kepercayaan,
Kepercayaan,
Predisposisi
Predisposisi
Keyakinan,
Keyakinan,
Nilai-nilai
Nilai-nilai
Perilaku
Perilaku kesehatan
kesehatan Lingkungan,
Lingkungan,
Faktor
Faktor
Penduk
Penduk
ung
ung Sarana
Sarana dan
dan
prasarana
prasarana
Perilaku
Perilaku
Faktor
Faktor Pendorong
Pendorong petugas
petugas
kesehatan
kesehatan
67
Gambar 2.2. Kerangka Konsep Perilaku Merokok Di Keluarga Binaan Di RT
003 / RW 04 Kampung Suka Sari, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Pengetahuan
Sikap
Keyakinan
PERILAKU
MEROKOK PADA
Nilai-nilai MASYARAKAT DESA
PANGKALAN
Lingkungan
Sarana dan
Prasarana
Perilaku Petugas
Kesehatan
2.5Definisi Operasional
68
Tabel 2.1 Definisi Operasional Diagnosis dan Intervensi Komunitas Area
Masalah Perilaku Merokok pada Keluarga Binaan di RT 003 RW 04Kampung
Sukasari Desa Pangkalan Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang
Provinsi Banten
69
merokok bagi
orang sekitar.
3. Sikap Ide yang mucul dan Kuesioner Wawancara Skor tiap Ordinal
responden mempengaruhi pilihan :
terhadap emosional untuk Sgt setuju=1
melakukann
merokok Setuju=2
kecenderungan
Tidak
merokok
Setuju=3
Sgt Tdk
setuju=4
Baik (Skor
≤10)
Buruk
(Skor >10)
4. Keyakinan Penilaian yang Kuesioner Wawancara Skor tiap Ordinal
Responden diyakini oleh pilihan :
terhadap individu bahwa Sgt setuju=1
rokok merokok dapat Setuju=2
menghilangkan Tidak
stress, memberikan Setuju=3
kesan jantan, Sgt Tdk
meningkatkan setuju=4
kenyamanan, dan Baik (Skor ≥
percaya diri. 15)
Buruk (Skor
<15)
5. Nilai-nilai Segala sesuatu Kuesioner Wawancara Skor tiap Ordinal
responden yang dihargai pilihan :
yang masyarakat karena Sgt setuju=1
mempengaru mempunyai daya Setuju=2
70
hi perilaku guna fungsional Tidak
merokok yang Setuju=3
mempengaruhi Sgt Tdk
perilaku merokok setuju=4
Baik (Skor
>10)
Buruk
(Skor ≤10)
6. Lingkungan Keadaan sekitar Kuesioner Wawancara Skor tiap Ordinal
yang individu yang pilihan : A =
mempengaru berpengaruh 2, B = 1, C =
hi perilaku terhadap perilaku 0
merokok merokok Mempengar
uhi (Skor ≥
6)
Tidak
Mempengar
uhi (Skor
<6)
71
petugas dilakukan petugas pilihan : A =
kesehatan kesehatan terhadap 2, B =1 , C =
lingkungan sekitar 0
dalam hal Positif (skor
merokok seperti : 4)
penyuluhan dan Negatif
menegur merokok (skor<4)
ditempat umum.
72
BAB III
METODE
73
Interviewer dapat dilakukan oleh beberapa orang, karena adanya
pertanyaan -pertanyaan yang uniform.
b. Kriteria Ekslusi
Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak
dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel
penelitian, yaitu :
74
Adapun kegiatan pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
No Tanggal Kegiatan
75
statistik, tabel, grafik. Pada diagnosis dan intervensi komunitas ini, variabel
yang diukur adalah :
Perilaku merokok pada responden
Pengetahuan responden tentang rokok dan dampak rokok terhadap diri
sendiri dan orang lain
Sikap reponden terhadap perilaku merokok
Lingkungan tempat tinggal dan tempat kerja yang mendorong
responden merokok
Perilaku petugas kesehatan yang berperan dalam pembentukan
perilaku merokok
76
BAB IV
HASIL
Usia
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Usia Pada Keluarga Binaan di RT 003/RW 04,
Kampung Suka Sari, Desa Pangkalan, Maret 2016
NO USIA JUMLAH
RESPONDEN
1 ≤ 16 tahun -
2 17 – 30 tahun 7
3 31 – 50 tahun 5
4 >50 tahun 2
Berdasarkan tabel 4.1 tentang frekuensi berdasarkan usia pada responden di keluarga
binaan didapatkan jumlah responden terbanyak adalah yang berusia 17 – 30 th (7
orang)
77
Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden di Keluarga
Binaan, RT 003/RW 04, Kampung Suka Sari, Desa Pangkalan, Maret 2016.
TINGKAT PENDIDIKAN
7%
14%
TIDAK SEKOLAH
SD
14% SMP
SMA
64%
PEKERJAAN
BURUH
29% 29% IRT
SUPIR
PELAJAR
PENGANGGURAN
LAIN-LAIN
14% 14%
7% 7%
Dari diagram 4.2 terlihat jenis pekerjaan terbanyak dari keluarga binaan adalah
Buruh (29%)
78
4.1.2. Variabel
Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel berdasarkan variabel – variabel
dalam kuesioner yang dijawab 14 responden pada bulan Maret 2016.
Total 14 100%
Total 14 100%
79
Tabel 4.4. Distribusi frekuensi responden tentang sikap terhadap perilaku merokok
di RT 003/RW 04, Kampung Suka Sari, Desa Pangkalan, Kelurahan Tegal Angus,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten, Maret 2016.
Sikap Responden Jumlah Responden Persentase (%)
Baik 6 42,8%
Buruk 8 57,2%
Total 14 100%
Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan responden terbesar memiliki sikap yang buruk
terhadap perilaku merokok (57,2%).
Total 14 100%
Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan responden terbesar memiliki keyakinan yang buruk
tentang perilaku merokok (71,4%).
Tabel 4.6. Distribusi frekuensi responden tentang persepsi nilai-nilai yang ada di
masyarakat tentang perilaku merokok di RT 003/RW 04, Kampung Suka Sari, Desa
80
Pangkalan, Kelurahan Tegal Angus, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tanggerang, Provinsi Banten, Maret 2016.
Total 14 100%
81
Tabel 4.8. Distribusi frekuensi responden tentang sarana dan prasarana yang
mendukung perilaku merokok di RT 003/RW 04, Kampung Suka Sari, Desa
Pangkalan, Kelurahan Tegal Angus, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tanggerang, Provinsi Banten, Maret 2016.
Total 14 100%
Berdasarkan Tabel 4.8 didapatkan bahwasarana dan prasarana mendukung perilaku
merokok menurut seluruh responden (92,9%).
Total 14 100%
Berdasarkan Tabel 4.9. didapatkan bahwa seluruh perilaku petugas kesehatan negatif
menurut seluruh responden (100%).
82
Tabel 4.10. Hasil Analisis Univariat delapan variabel tentang Perilaku Merokok
pada Keluarga Binaan di RT 003/RW 04, Kampung Suka Sari, Desa Pangkalan,
Kelurahan Tegal Angus, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tanggerang, Provinsi
Banten, Maret 2016
Jumlah
No Variabel Hasil Ukur Persentase
(orang)
1 Perilaku Merokok Merokok 7 54%
Tidak Merokok 7 46%
83
4.2. Rencana Intervensi Pemecahan Masalah
Setelah dilakukan analisis data hasil penelitian, untuk menentukan rencana
intervensi pemecahan masalah digunakan diagram fishbone. Tujuan pembuatan
diagram fishbone yaitu untuk mengetahui penyebab masalah sampai dengan akar
akar penyebab masalah sehingga dapat ditentukan rencana intervensi pemecahan
masalah dari setiap akar penyebab masalah tersebut. Adapun diagram fishbone dapat
dilihat sebagai berikut:
Sesuai dengan diagram fishbone tersebut, akar-akar penyebab masalah yang
ditemukan dapat dilihat melalui tabel 4.11, kemudian setelah ditemukan akar
penyebab masalah dapat ditentukan alternatif pemecahan masalah dan rencana
intervensi
84
85
Tabel 4.11 Tabel Alternatif Pemecahan Masalah dan Rencana Intervensi Pada
Keluarga Binaan di RT 003/RW 04, Kampung Suka Sari, Desa Pangkalan,
Kelurahan Tegal Angus, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tanggerang, Provinsi
Banten, Maret 2016
No Akar Penyebab Alternatif
Rencana Intervensi
. Masalah Pemecahan Masalah
Memberikan penyuluhan
tentang pentingnya
Mengubah persepsi pendidikan
Persepsi yang salah
1. responden tentang Memberikan penyuluhan
tentang pendidikan
pendidikan tentang pentingnya
menjalani program wajib
belajar 12 tahun
Memberikan penyuluhan
tentang rokok,
dampaknya bagi
Informasi dari orang Memberikan informasi
kesehatan diri sendiri dan
sekitar yang tentang rokok, dampaknya
orang lain, dan tips untuk
2. mempengaruhi bagi kesehatan diri sendiri
berhenti merokok
responden dan orang lain, dan tips
Memberikan vitamin C
untuk berhenti merokok
kepada perokok sebagai
upaya untuk berhenti
merokok
Memberikan penjelasan dan
86
No Akar Penyebab Alternatif
Rencana Intervensi
. Masalah Pemecahan Masalah
Memberikan penyuluhan
Tingkat pendidikan Meningkatkan pendidikan
4. yang sesuai dengan
yang rendah responden
tingkatan pendidikan
Memberikan penyuluhan
tentang dampaknya bagi
Kurangnya pengetahuan Memberikan pengetahuan kesehatan diri sendiri dan
5. tentang dampak rokok tentang dampak rokok bagi orang lain
bagi kesehatan kesehatan Memberikan pamflet
tentang dampak merokok
bagi kesehatan
Mengikutsertakan orang
Orang tua tua dalam kegiatan
Mengurangi orang tua yang
6. mencontohkan perilaku penyuluhan tentang
merokok di dalam rumah
merokok didalam rumah rokok dan dampaknya
bagi kesehatan
Memberikan saran
kepada pemilik warung
Mengurangi jumlah rokok
untuk mengurangi
Keuntungan dari yang dijual dengan
jumlah rokok yang dijual
penjualan rokok dinilai mengganti dengan barang
7. dan diganti dengan
cukup besar yang lebih bermanfaat,
sembilan bahan pokok
seperti sembilan bahan
yang lebih bermanfaat
pokok.
dan memiliki daya jual
tinggi.
8. Petugas kesehatan Meningkatkan upaya Penyuluhan dan
berfokus pada promosi kesehatan dan pemantauan tentang
pengobatan tindakan preventif rokok secara berkalaoleh
petugas kesehatan
87
No Akar Penyebab Alternatif
Rencana Intervensi
. Masalah Pemecahan Masalah
Membuat peraturan
khusus tentang larangan
merokok
88
Kami mempresentasikan materi penyuluhan dalam bentuk poster dan leaflet
tentang rokok dan dampaknya bagi kesehatan. Setelah pemberian materi oleh
presentan berakhir, kami membuka sesi tanya jawab. Peserta penyuluhan terlihat
antusias dan memperhatikan selama kegiatan penyuluhan berlangsung.
1. Konsep acara
Persiapan
1. Menentukan waktu pelaksanaan penyuluhan
2. Mempersiapkan konsep acara dan media yang akan digunakan
3. Menghubungi pemilik ruangan (Tn. Muwasim) dan meminta izin
memakai ruangan tersebut untuk kegiatan penyuluhan
4. Menghubungi seluruh kepala keluarga binaan untuk mengajak seluruh
anggota keluarga untuk berkumpul di ruangan majelis pada waktu
yang sudah ditentukan
Pelaksanaan
1. Penyuluhan dilaksanakan pada pukul 11:30 WIB di ruangan
majelis
2. Peserta penyuluhan dipersilakan untuk berkumpul pada waktu dan
jam yang telah ditentukan
3. Teknik pelaksanaan acara dilaksanakan secara bersama dengan
anggota keluarga binaan sebagai peserta penyuluhan.
4. Acara penyuluhan dilaksanakan menggunakan media informasi
dalam bentuk poster dan leaflet
5. Acara berakhir pada pukul 13:00 WIB.
2. Waktu dan Tempat
Acara penyuluhan dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 24 Maret 2016 di
ruangan majelis di Kampung Sukasari, Desa Pangkalan dan berlangsung pukul
11:30–13:00 WIB.
89
90
BAB V
PENUTUP
5.1 SIMPULAN
1. Area Masalah
2. Hasil
a. Perilaku Merokok
b. Pengetahuan Responden
c. Sikap Responden
d. Keyakinan Responden
91
e. Nilai-nilai Responden
f. Lingkungan Responden
3. Hasil Fishbone
92
e. Lingkungan yang mempengaruhi responden untuk merokok disebabkan oleh
peran orang tua yang mecontohkan perilaku merokok didalam rumah.
5.2 Saran
93
2. Memberikan pamflet tentang dampak merokok bagi kesehatan Mengajukan
penambahan jumlah tenaga kesehatan
94
DAFTAR PUSTAKA
Husaini, A. 2006. Tobat Merokok (Rahasia dan Cara Empatik Berhenti Merokok).
Jakarta: Pustaka Iman
95
LAMPIRAN I
KUISIONER
I. Identitas Responden
a) Nama :
b) Umur :
c) Jenis kelamin :
d) Status dalam keluarga :
e) Alamat :
f) Pendidikan terakhir :
g) Pekerjaan :
II. Pertanyaan
Perilaku Responden
1. Apakah anda merokok?
a. Ya
b. Kadang – kadang
c. Tidak ( Langsung lanjutkan ke pertanyaan PENGETAHUAN)
2. Berapa lama anda merokok?
a. >10 tahun
b. 5 – 10 tahun
c. < 5 tahun
3. Berapa batang rokok yang dihabiskan dalam satu hari?
a. >2 bungkus/hari
b. 1-2 bungkus/hari
c. <1 bungkus/hari
4. Jenis rokok apa yang biasa anda gunakan?
a. Rokok tanpa filter
b. Rokok dengan filter
96
5. Dimanakah anda biasa merokok?
a. Di dalam dan di luar rumah
b. Di luar rumah jarak <50 m
c. Di luar rumah jarah >50 m
Pengetahuan
1. Manakah dibawah ini yangmerupakan zat berbahaya yang ada di dalam
rokok?
a. Nikotin
b. Tawas
c. Alkohol
d. Zat Pewarna
2. Manakah di bawah ini yang merupakan penyakit akibat merokok?
a. Mandul, kanker paru, nyeri kepala
b. Mandul, kanker paru, serangan jantung
c. Kanker paru, gatal-gatal, serangan jantung
d. Nyeri kepala, gatal-gatal, mandul
3. Apakah yang dimaksud dengan perokok aktif?
a. Orang yang menghisap rokok secara langsung
b. Orang yang membeli rokok
c. Orang yang menghisap asap rokok orang lain
d. Orang yang tidak pernah merokok
4. Apakah yang dimaksud dengan perokok pasif?
a. Orang yang menghisap rokok secara langsung
b. Orang yang membeli rokok
c. Orang yang menghisap asap rokok orang lain
d. Orang yang tidak pernah merokok
5. Menurut anda, seberapa besar resiko atau akibat buruk yang ditimbulkan
perokok terhadap orang di sekitarnya?
a. Lebih besar resikonya dari perokok
b. Sama resikonya dengan perokok
c. Lebih kecil resikonya dari perokok
d. Tidak ada resikonya
97
Sikap
Keyakinan
98
Nilai-nilai
Lingkungan Responden
99
Sarana dan Prasarana
i. Apakah terdapat warung yang menjual rokok didekat tempat tinggal anda?
a. Ya
b. Tidak
ii. Apakah di lingkungan tempat kerja atau di lingkungan dekat tempat tinggal
anda tersedia area khusus untuk merokok?
a. Ya
b. Tidak
iii. Apakah menurut anda harga rokok cukup terjangkau?
a. Ya
b. Tidak
Perilaku petugas kesehatan
100
LAMPIRAN II
SKORING KUISIONER
101
Tidak menjawab mendapatkan poin 0
4. Untuk pertanyaan no.4 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 2
b. Mendapatkan poin 1
Tidak menjawab mendapatkan poin 0
5. Untuk pertanyaan no.5 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 2
b. Mendapatkan poin 1
c. Mendapatkan poin 0
Tidak menjawab mendapatkan poin 0
102
b. Mendapatkan poin 0
c. Mendapatkan poin 0
d. Mendapatkan poin 0
4. Untuk pertanyaan no.4 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 0
b. Mendapatkan poin 0
c. Mendapatkan poin 2
d. Mendapatkan poin 0
5. Untuk pertanyaan no.5 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 2
b. Mendapatkan poin 0
c. Mendapatkan poin 0
d. Mendapatkan poin 0
103
Sangat tidak setuju, mendapatkan poin 4
3. Untuk pertanyaan no.3 apabila menjawab :
Sangat setuju, mendapatkan poin 1
Setuju, mendapatkan poin 2
Tidak setuju, mendapatkan poin 3
Sangat tidak setuju, mendapatkan poin 4
4. Untuk pertanyaan no.4 apabila menjawab :
Sangat setuju, mendapatkan poin 1
Setuju, mendapatkan poin 2
Tidak setuju, mendapatkan poin 3
Sangat tidak setuju, mendapatkan poin 4
5. Untuk pertanyaan no.5 apabila menjawab :
Sangat setuju, mendapatkan poin 1
Setuju, mendapatkan poin 2
Tidak setuju, mendapatkan poin 3
Sangat tidak setuju, mendapatkan poin 4
104
Sangat setuju, mendapatkan poin 1
Setuju, mendapatkan poin 2
Tidak setuju, mendapatkan poin 3
Sangat tidak setuju, mendapatkan poin 4
3. Untuk pertanyaan no.3 apabila menjawab :
Sangat setuju, mendapatkan poin 1
Setuju, mendapatkan poin 2
Tidak setuju, mendapatkan poin 3
Sangat tidak setuju, mendapatkan poin 4
4. Untuk pertanyaan no.4 apabila menjawab :
Sangat setuju, mendapatkan poin 1
Setuju, mendapatkan poin 2
Tidak setuju, mendapatkan poin 3
Sangat tidak setuju, mendapatkan poin 4
5. Untuk pertanyaan no.5 apabila menjawab :
Sangat setuju, mendapatkan poin 1
Setuju, mendapatkan poin 2
Tidak setuju, mendapatkan poin 3
Sangat tidak setuju, mendapatkan poin 4
105
Setuju, mendapatkan poin 2
Tidak setuju, mendapatkan poin 3
Sangat tidak setuju, mendapatkan poin 4
2. Untuk pertanyaan no.2 apabila menjawab :
Sangat setuju, mendapatkan poin 1
Setuju, mendapatkan poin 2
Tidak setuju, mendapatkan poin 3
Sangat tidak setuju, mendapatkan poin 4
3. Untuk pertanyaan no.3 apabila menjawab :
Sangat setuju, mendapatkan poin 1
Setuju, mendapatkan poin 2
Tidak setuju, mendapatkan poin 3
Sangat tidak setuju, mendapatkan poin 4
4. Untuk pertanyaan no.4 apabila menjawab :
Sangat setuju, mendapatkan poin 1
Setuju, mendapatkan poin 2
Tidak setuju, mendapatkan poin 3
Sangat tidak setuju, mendapatkan poin 4
106
c. Mendapatkan poin 0
2. Untuk pertanyaan no.2 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 2
b. Mendapatkan poin 1
c. Mendapatkan poin 0
3. Untuk pertanyaan no.3 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 2
b. Mendapatkan poin 1
c. Mendapatkan poin 0
4. Untuk pertanyaan no.4 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 2
b. Mendapatkan poin 1
c. Mendapatkan poin 0
5. Untuk pertanyaan no.5 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 2
b. Mendapatkan poin 1
c. Mendapatkan poin 0
107
a. Mendapatkan poin 1
b. Mendapatkan poin 0
3. Untuk pertanyaan no.3 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 1
b. Mendapatkan poin 0
108
LAMPIRAN III
POSTER
109
LAMPIRAN IV
LEAFLET
110
LAMPIRAN V
KEGIATAN INTERVENSI
111