BAB III

METODE EVALUASI

3.1. Obyek Evaluasi

Obyek yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah rendahnya cakupan program KB
pasca persalinan di wilayah Puskesmas Banyuanyar tahun 2020. Penelitian ini dilaksanakan
di Puskesmas Banyuanyar karena merupakan salah satu pelayanan kesehatan dari Puskesmas
Banyuanyar. Sehingga peneliti dapat mengobservasi faktor-faktor yang menyebabkan
rendahnya cakupan program KB pasca persalinan di wilayah Puskesmas Banyuanyar tahun
2020.

3.2. Metode Evaluasi

3.2.1 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dilakukan setelah mendapatkan hasil analisa situasi dengan cara
wawancara penanggung jawab program KB pasca persalinan dan mencari data primer, yakni
dalam laporan Rekapitulasi Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) Pelayanan Keluarga
Berencana di wilayah kerja pusekesmas Banyuanyar Tahun 2020.

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara terbuka. Individu
yang akan menjadi partisipan dalam penelitian ini adalah yaitu penanggung jawab Program
kesehatan KB pasca persalinan Puskesmas Banyuanyar. Dalam melakukan wawancara
terbuka dengan informan, penulis tidak membatasi waktu sampai peneliti merasa sudah
mendapat data yang cukup dari setiap partisipan.
3.2.2 Analisis Penyebab Masalah
Untuk menganalisa penyebab masalah evaluasi program menggunakan fishbone
diagram. fishbone diagram adalah salah satu metode untuk menganalisa penyebab dari
sebuah masalah atau kondisi. Sering juga diagram ini disebut dengan diagram sebab-akibat
atau cause effect diagram. Fungsi  dasar Fishbone diagram (Tulang Ikan)/ Cause and
Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa adalah untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi
penyebab-penyebab yang mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian memisahkan
akar penyebabnya. Fishbone Diagram sendiri banyak digunakan untuk  membantu

10
mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah dan membantu menemukan ide-ide untuk
solusi suatu masalah.

3.2.3 Penentuan Prioritas Penyebab Masalah

Penentuan prioritas penyebab masalah. Penentuan prioritas penyebab masalah

menggunakan Kriteria Matrik ITR. Dalam Kriteria Matrik ITR yang digunakan adalah
pentingnya masalah (Importance), kelayakan teknologi ( Technical feasibility) dan Sumber
daya yang tersedia (Resources avaibility). Pentingnya masalah (Importance) masalah
tersebut, makin diprioritaskan penyelesaiannya.
3.2.4 Pemecahan Masalah
Setelah dilakukan penentuan prioritas penyebab masalah, maka langkah selanjutnya
adalah membuat beberapa alternatif pemecahan masalah dari prioritas penyebab yang telah
ditemukan. Setiap alternatif berisi tentang bentuk kegiatan, tujuan, manfaat, sasaran dan
biaya yang dibutuhkan.
3.2.5 Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah
Dalam menentukan prioritas dari solusi penyelesaian masalah, pendekatan yang
dilakukan adalah menggunakan matriks MxIxV/C yang menggunakan nilai 1-5, dengan
komponen :

Magnitude adalah seberapa besar alternatif solusi ini mampu untuk memecahkan
masalah, dengan keterangan :

Skor 1 : Sangat tidak mudah diselesaikan

Skor 2 : Tidak mudah diselesaikan
Skor 3 : Mudah diselesaikan
Skor 4 : Lebih mudah diselesaikan
Skor 5 : Paling mudah diselesaikan
Importance adalah seberapa permanen solusi ini dapat memecahkan masalah, dengan
keterangan :

Skor 1 : Sangat tidak penting

Skor 2 : Tidak penting
Skor 3 : Penting
Skor 4 : Lebih penting
Skor 5 : Paling penting
11
 Vulnerability adalah seberapa cepat solusi ini dapat menyelesaikan masalah, dengan
keterangan :

Skor 1 : Sangat tidak cepat dalam menyelesaikan masalah

Skor 2 : Tidak cepat dalam menyelesaikan masalah
Skor 3 : Cepat dalam menyelesaikan masalah
Skor 4 : Lebih cepat dalam menyelesaikan masalah
Skor 5 : Paling cepat dalam menyelesaikan masalah
Cost adalah besar biaya yang dikeluarkan saat melaksanakan solusi tersebut. dengan
keterangan :

Rp 0 sampai Rp 50.000,00 mendapat skor 1

Rp 50.001,00 sampai Rp 100.000,00 mendapat skor 2
Rp 100.001,00 sampai Rp 500.000,00 mendapat skor 3
Rp 500.001,00 sampai Rp 1.000.000,00 mendapat skor 4
Lebih dari Rp 1.000.000,00 mendapat skor 5

12