Anda di halaman 1dari 22

KEANEKARAGAMAN MAKANAN DAN

KONTRIBUSINYA TERHADAP KONSUMSI


ENERGI DAN PROTEIN TERHADAP ANAK
PENDEK DI BAWAH 5 TAHUN DI INDONESIA
KELOMPOK B- 9
Ketua : Rizki Fitrianto 1102012251
Sekretasis : Tamara Firdaus A 1102012292
Anggota : Sera Fajarina Yoseva 1102012271
Nurul Hikmah 1102012207
Mutiara Sandia O 1102012186
Razwa maghvira 1102012232
Tiara Windasari A 1102011279
Vilona Afrita Zilmi 1102012302
ABSTRAK
 Kondisi yang berpotensi mengganggu pemenuhan nutrisi(energi dan protein) pada
anak 0-3 tahun akan menyebabkan gangguan pertumbuhan pada anak dibawah 5
tahun. Analisa data yang digunakan adalah database sekunder RISKESDAS pada
2010. Sampel sebanyak 6796 balita usia 24-59 bulan, meliputi variabel umur
anak, tinggi badan, konsumsi nutrisi, dan karakteristik keluarga. Data intake nutrisi
menggunakan program nutirisoft, sedangkan status nutisi menggunakan antro.
Analisis data menggunakan chi square dan anova. Konsumsi makanan pada balita
normal lebih beragam dibandingkan balita pendek. Keberagaman makanan
mendekati PPH, balita normal 96,6 sedangkan balita pendek 88,4. Blita pendek
lebih banyak menderita defisit energi dan protein dibandingkan balita normal.
PENDAHULUAN
 Keadaan gizi yang baik dan sehat pada masa balita merupakan fondasi penting bagi kesehatan. Masa 2-3 tahu pertama
kehidupan seorang anak adalah masa kritis atau window opportunity yang merupakan masa emas untuk pertumbuhan seorang
anak. Oleh karena itu, kondisi yang mengganggu pemenuhan zat gizi terutama energy dan protein pada anak usia 0-3 tahun
akan menyebabkan masalah gangguan pertumbuhan (growth faltering).
 Masalah gizi kurang pada balita masih cukup tinggi. Hasil Riskesdas 2010 ditemukan anak balita yang menderita gizi buruk
dan kurang sebanyak 17.9%; balita yang kurus dan sangat kurus 13,3%; serta balita yang pendek dan sangat pendek sebanyak
35,6%.
 Kondisi tinggi badan anak yang pendek menunjukan ketidakcukupan gizi dalam waktu yang lama atau kronis. Kurang energy
protein (zat makro) dan zat gizi mikro merupakan salah satu oenyebab dari terjadinya stunning; disamping adanya factor
genetic, lingkungan social ekonomi.
 Seorang anak sampai umur 2 tahun belum mampu mengekspresikan keinginan mereka, sehingga keberadaan orang tua dalam
merawat dan mengasuh anak menjadi dominan, agar anak tidak mengalami deficit energy dan protein. Pada umur 2-5 tahun
anak sudah bisa meminta maknaan, sehingga keragaman jenis jenis makanan yang dikonsumsi oleh anak balitaumur 24-59
menentukan zat zat gizi yang ada dalam tubuh mereka.
 Tulisan ini menyajikan hasil analisis data konsusmsi makanan riskesdas 2010 untuk mengethaui gambaran keragaman makanan
dan sumbangannya terhadap konsumsi energy dna protein pada anak balita umur 24-59 bulan dengan status gizi pendek
(stunting)
TUJUAN

 Umum : menilai keragaman makanan dari sumbangannya terhadap konsumsi energy dan
protein pada anak balita pendek (24-59 bulan) di Indonesia
 Khusus :
 Menilai keragaman makanan berdasarkan skor Pola Pangan Harapan (PPH) menurut status
gizi balita (tinggi badan menurut umur)
 Menilai sumbangan energy dan protein dari 8 kelompok bahan makanan menurut status
gizi balita
BAHAN DAN CARA
 Sampel dan variable yang dianalisis
Penelitian ini dilakukan dengan disain deskriptif analitik, menggunakan data konsumsi makanan
individu Riset Kesehatan Dasar tahun 2010. Data konsumsi dikumpulkan dengan metode recall 1x24
jam. Sampel analisis ini adalah 6796 anak dengan balita umur 24-59 bulan, yang mempunyai data
lengkap status gizi dan data konsumsi gizi yang mecakuo 33 provinsi di Indonesia. Variable data
diperoleh dari beberapa kuesioner yaitu RKD10.GIZI, RKD10.IND, dan RKD10.RT.
 Teknik Analisis
Pada tahap awal dilakukan verifikasi data, dilanjutkan dengan membuat frekuensi distribusi masing-
masing variabel.
 Keterbatasan penelitian
ketika di lakukan survey seringkali makanan tidak tersisa. Contohnya makanan yang dibuat kemarin
tidak tersisa pada saat disurvey dan tidak dapat diperoleh di warung karena makanan tersebut dibuat
sendiri. Jadi menentukan berat makanan dengan contoh makanan yang pada saat survey tersedia.
HASIL

 Karakteristik anak
 Karakteristik Rumah Tangga
 Keragaman jenis makanan yang dikonsumsi
Menurut keberagaman jenis makanan antara konsumsi anak dengan tinggi normal dibanding
anak pendek, keberagaman lebih tinggi pada anak dengan tinggi normal. Berdasarkan tabel :
dalam mengkonsumsi padi padian keduanya sama rata , namun perbedaan yang cukup
signifikan pada konsumsi protein hewani dan protein nabati. Hal ini menggambarkan peran
protein sangat tinggi untuk proses pertumbuhan. Mengenai konsumsi kuah sayur ataupun
buah, keduanya sama kecil.
 Sumbangan Makanan terhadap Konsumsi Energi dan Protein
Rata-rata konsumsi energi tertinggi pada anak umur 24-59 bulan pada anak normal
dibandingkan kelompok umur 48-59 pada anak pendek. Sedangkan rata-rata konsumsi protein
lebih tinggi pada balita umur 24-59, baik pada anak pendek maupun normal, bila dibandingkan
umur 48-59 pada anak pendek
Defisit energi paling besar pada kelompok anak pendek. Begitu pula pada defisit protein
juga paling banyak pada kelompok anak pendek. Perbedaan proporsi yang tidak begitu
banyak, sehingga dapat dikatakan cukup bermakna menurut status gizi.
PEMBAHASAN
Pola konsumsi pangan idelal dicerminkan oleh :
 Pola Pangan Harapan (PPH)
Adalah susunan beragam makanan yang didasarkan pada sumbngan energy dari kelompok pangan utama,
dalam hal ini setelah dikelompokkan menjadi 8 kelompok bahan pangan
 Standar Keragaman Pangan yang ditunjukkan oleh skor PPH
Tingginya skor PPH menjunjukkan situasi pangan yang semakin beragam dan semakin baik komposisi maupun
mutu gizinya.
Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa konsumsi makanan anak balita umur 24-59bulan yang
normal ternyata lebih beragam yaitu dengan skor 96,60 dibandingkan dengan anak yang pendek yaitu dengan
skor 88,35.
Keragaman makanan yang lebih rendah dikonsumsi oleh balita pendek kemungkinan disebabkan oleh
rendahnya daya beli keluarga dalam menyediakan makanan bagi anak balitanya, yang dapat dilihat dari
rendahnya tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan.
KESIMPULAN
 Jumlah anak balita pendek 24-59bulan yang mengalami deficit energy dan protein lebih
banyak dibandingkan dengan anak balita yang normal. Perbedaan deficit energy dan
protein pada anak balita cukup bermakna menurut status gizi.
 Konsumsi makanan anak balita normal 24-59 bulan lebih beragam dibandingkan dengan
balita pendek dengan skor PPH lebih tinggi pada anak balita normal dibandingkan balita
oendek.
 Sumbangan energi dari padi-padian pada anak balita pendek lebih tinggi dibandingkan
dengan anak yang normal. Sumbangan protein dari hewani pada anak balita pendek lebih
rendah dibandingkan dengan anak yang normal. Pada anak balita pendek
sumbangan protein dari padi-padian lebih banyak dibandingkan pada anak balita normal
SARAN

 Diperlukan adanya perbaikan tingkat sosial ekonomi di masyarakat agar masalah anak
pendek dapat diturunkan dan dapat meningkatkan penyediaan makanan yang beragam
untuk balita.
KOMPONEN YANG DITELAAH
1. JUDUL
 Tidak terlalu panjang atau terlalu pendek
Ya, Judul jurnal yang baik tidak lebih dari 20 kata, pada jurnal ini mengandung 16 kata.
 Menggambarkan topik utama penelitian
Ya, menggambarkan tentang keragaman makanan dan sumbangannya terhadap energy dan protein pada
anak pendek
 Menarik minat untuk membaca
Ya, judul cukup menarik perhatian karena Bahasa mudah dipahami
 Menggunakan Bahasa baku
Iya, judul menggunakan bahasa yang baku
2. PENGARANG
Penulisan pengarang sudah benar, urutan penulisan nama dimulai dari penulis pertama, lalu
kedua dan seterusnya.
3. ABSTRAKSI
 Memuat komponen IMRAD (Introduction, Methods, Results, Discussion)
 Ya
Introduction : Kondisi yang berpotensi mengganggu pemenuhan nutrisi, terutama energi dan protein pada anak usia 0-3
tahun akan menyebabkan masalah gangguan pertumbuhan pada anak balita (24-59 bulan). Tujuannya adalah untuk
menilai proporsi keragaman makanan dan kontribusi konsumsi energi dan protein pada anak balita (24-59 bulan)
terhambat dan tidak terhambat.
Methods : Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data sekunder dasar penelitian kesehatan (Riskesdas) tahun
2010. Sebanyak 6.796 anak usia 24-59 bulan meliputi usia, tinggi badan, konsumsi zat gizi dan keluarga karakteristik
variabel anak (pendidikan kepala keluarga, pekerjaan dan pendapatan keluarga ) dianalisis untuk tujuan tersebut. Data
asupan gizi dianalisis dengan Nutrisoft Program sementara status gizi diproses oleh antro Program WHO, 2007. Analisis
data menggunakan uji chi square dan anova.
Results : Konsumsi makanan balita normal (24-59 bulan) lebih beragam daripada balita pendek.
Discussion : Keragaman makanan ini didekati dengan harapan pola makanan skor (PPH), yang merupakan balita yang
normal skor PPH di 96,6, sementara di kalangan balita pendek di 88,4. Secara signifikan lebih pendek balita yang
mengalami defisit energi dan protein dibandingkan dengan balita normal (P = 0,000).
 Singkat dan jelas
Ya, abstrak sudah singkat, jelas dan mencakup semua isi jurnal
4. PENDAHULUAN, memuat :
 Alasan penelitian
Ya, pendahuluan sudah mencakup alasan penelitian. Karena kualitas makanan sebagian besar
masyarakat Indonesia terutama pada anak balita masih belum bergizi seimbang. Hasil Riskesdas
2010 ditemukan anak balita yang menderita gizi kurang dan buruk, balita kurus dan sangat kurus,
serta balita pendek dan sangat pendek. Kondisi tinggi badan anak pendek menunjukkan
ketidakcukupan gizi dalam jangka waktu yang lama.
 Tujuan penelitian
Ya, tujuan umum penelitian adalah menilai keragaman makanan dan sumbangannya terhadap
konsumsi energy dan protein pada anak balita pendek (24-59 bulan) di Indonesia.
Tujuan khusus penelitian adalah menilai keragaman makanan berdasarkan skor Pola Pangan Harapan
(PPH) menurut status gizi balita (tinggi badan menurut umur) dan menilai sumbangan energy dan
protein dari 8 kelompok bahan makanan menurut status gizi balita
 Pustaka yang mendasari dan relevan
Ya
5. METODOLOGI, memuat:
 Desain, lokasi dan waktu penelitian dilakukan
Desain : deskriptif analitik
Lokasi : 33 provinsi di Indonesia
Waktu : tidak dijelaskan di dalam penelitian
 Populasi penelitian
Populasi yang dipakai adalah anak balita umur 24-59 bulan dari 33 provinsi di indonesia
 Kriteria pemilihan populasi
anak balita umur 24-59 bulan yang mempunyai data lengkap dan dapat dianalisis data status gizi dan konsumsi gizi di 33 provinsi di indonesia
 Teknik sampling dan perkiraan besar sampel
Tidak dijelaskan dalam penelitian
 Teknik pengumpulan data
Data konsumsi dikumpulkan dengan metode recall 1x24 jam.
 Definisi operasional dari variable penelitian
Definisi operasional variable tidak dijelaskan
 Rencana pengolahan dan analisis data, batas kemaknaan, dan kekuatan penelitian
Ya, analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan uji statistic chi square dan anova
6. HASIL, memuat :
 Tabel deskripsi subyek penelitian
 Tabel dan ilustrasi ditulis dengan tepat dan informative
Ya, table dan ilustrasi ditulis dengan tepat
 Semua hasil penelitian yang penting
Ya, hasil yang penting adalah hubungan karakteristik anak, karakteristik rumah tangga,
keragaman jenis makanan yang dikonsumsi, sumbangan makanan terhadap konsumsi energy
dan protein
 Hasil uji statistic, dan nilai P, dan interval kepercayaan (bila menggunakan)
Ya, terdapat nilai P tetapi interval kepercayaan tidak dicantumkan
 Disertakan komentar dan pendapat
Ya, terdapat penjelasan tentang table dan ilustrasi yang ada
7. DISKUSI
 Membahas semua hal yang relevan
Ya, yang dibahas adalah hal yang relevan terhadap hasil penelitian
 Dikemukakan keterbatasan penelitian dan kemungkinan dampaknya terhadap hasil
Ya, jumlah bahan makanan yang dikonsumsi anak dan akan diestimasi contohnya sudah tidak ada (habis atau
tidak tersedia di warung terdekat
 Menghubungkan antara teori dengan hasil penelitian
Ya, teori tentang kondisi yang berpotensi mengganggu pemenuhan zat gizi terutama energy dan protein
 Menghubungkannya dengan pertanyaan penelitian
Tidak terdapat pertanyaan penelitian
 Mengemukakan kesimpulan yang sahih berdasarkan data penelitian
Ya, penelitian ini menghasilkan kesimpulan berdasarkan penelitian
8. UCAPAN TERIMAKASIH
 Ditujukan kepada orang yang tepat
Tidak ada ucapan terimakasih pada penelitian
 Ditanyakan secara wajar
Tidak ada ucapan terimakasih pada penelitian

9. DAFTAR PUSTAKA
 Semua yang tertulis di daftar pustaka di naskah, dan sebaliknya
Ya, daftar pustaka sesuai dengan sumber yang digunakan
 Disusun secara urut
Ya, daftar pustaka disusun secara urut dan teratur
 
10. LAIN-LAIN
 Ditulis dengan Bahasa yang enak dibaca, informative, hemat kata, dan efektif
Ya, Bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh pembaca
 Menggunakan ejaan Bahasa yang baku
Ya, ejaan yang digunakan baku.

Anda mungkin juga menyukai