Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH AKHLAK TASAWUF

“HUBUNGAN ILMU AKHLAK DENGAN ILMU YANG LAIN”

DOSEN : M.ROHIM

Disusun oleh : Kelompok 1

Mara Yunika 2051010340

Noviza Indar Sulistiani 2051010348

Puja Damaskha Rulistasari 2051010376

PROGRAM STUDY EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
hidayahNya penulis menyelesaikan tugas kelompok makalah “ Hubungan
IlmuAkhlak dengan Ilmu Lainnya”dalam waktu ini.Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas kelompok yang diberikan oleh bapak.Maksud dan tujuan dari
penyusunan makalah ini adalah sebagai salah satu panduan mahasiswa dan
mahasiswi khususnya di dalam mata kuliah Akhlak.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih


banyakterdapat kesalahan-kesalahan, baik dari segi pengetikan, maupun materi yang
disajikan. oleh sebab itu, saran dan kritik dari semua pihak yang sifatnyamembangun
sangat di harapkan.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yangmemerlukannya. Tidak lupa pula penyusun haturkan permohonan maaf sebesar-
besarnya apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kata-kata yang
tidakberkenan di hati pembaca dan tidak sesuai, karena penyusun hanya manusia
biasadan kesempurnaan hanya milik Allah.

Bandar Lampung, 21 Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Hubungan Ilmu Akhlak Dengan Ilmu Lainnya ........................................ 2

1. Hubungan ilmu akhlak dengan Tasawuf ................................................ 3


2. Hubungan ilmu akhlak dengan Tauhid ................................................... 4
3. Hubungan ilmu akhlak dengan Jiwa ....................................................... 5
4. Hubungan ilmu akhlak dengan Ilmu Pendidikan .................................... 6
5. Hubungan ilmu akhlak dengan Ilmu Filsafat .......................................... 7

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perlu diketahui bahwa akhlak merupakan suatu sifat yang tertanam dalam jiwa
yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan
pertimbangan terlebih dahulu. Sedangkan ilmu akhlak adalah ilmu yang menejelaskan arti
baik dan buruk, dan menerangkan apa yang harus diperbuat oleh sebagian
manusiaterhadap sesamanya dan menjelaskan tujuan yang hendak dicapai oleh manusia
dalamperbuatan mereka dan menunjukkan yang lurus yang harus diperbuat. Ilmu akhlak
seringdisamakan dengan etika, namun diantara keduannya memiliki perbedaan yaitu
etikamenentukan baik dan buruk perbuatan manusia dengan tolak ukur ajaran agama.
Dengandemikian objek pembahasan ilmu akhlak berkaitan dengan norma atau penilaian
terhadap suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang.

Kaitannya dengan akhlak seseorang, itu tidak terlepas dari tingkah laku(sikap)
dengansesama dan penciptanya(tuhan). Maka dalam hal ini ilmu akhlak tentunya
mempunyaihubungan-hubungan yang terkait dengan ilmu-ilmu lainnya, baik dari segi
tujuan, konsepdan kotribusi ilmu akhlak terhadap ilmu-ilmu tersebut dan sebaliknya
bagaimanakontribusi ilmu lain terhadap ilmu akhlak.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hubungan ilmu akhlak dengan ilmu-ilmu lainnya?


2. Bagaimana hubungan ilmu akhlak dengan ilmu Tasawuf?
3. Bagaimana hubungan ilmu akhlak dengan ilmu Tauhid?
4. Bagaimana hubungan ilmu akhlak dengan ilmu jiwa?
5. Bagaimana hubungan ilmu akhlak dengan pendidikan?
6. Bagaimana hubungan ilmu akhlak dengan filsafat?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hubungan Ilmu Akhlak Dengan Ilmu-Ilmu Lainnya

Perkembangan keilmuan dalam islam melaju dengan cepat dan pasti. Dalam hal
ini Nabi Muhammad sebagai tokoh penyebar agama islam, telah memberikan penegasan
tentang fungsi dan peran ilmu dalam islam.

Ilmu-ilmu agama islam muncul pada masa-masa awal Dinasti Abasiyah (137-766
H/750-1258), tepatnya setelah kaum muslimin dapat menciptakan stabilitas keamanan
diseluruh wilayah islam. Kaum muslimin yang tingkat kehidupannya semakin baik, tidak
lagi berorientasi untuk memperluas wilayah, melainkan berupaya untuk membangun
suatu peradaban melalui pengembangan ilmu pengetahuan.

Ilmu pengetahuan yang berkembang saat itu, tidak hanya ilmu-ilmu agama islam.
Ilmu-ilmu keduniaan yang memang tidak bisa dipisahkan dari ilmu-ilmu agama juga turut
berkembang, sehingga pada masa ini muncul ahli-ahli ilmu bahasa arab, ahli ilmu alam,
dan para filsuf.

Ajaran akhlak dan moral biasanya mengacu pada ajaran yang disampaikan melalui
khutbah-khutbah, kumpulan peraturan dan ketetapan, tentang bagaimana manusia hidup
dan bertindak agar ia menjadi manusia yang baik. Akhlak sebagai ilmu pengetahuan yang
berdiri sendiri, dalam menjalankan fungsinya memiliki keterkaitan dengan ilmu-ilmu lain.
Berikut akan dijelaskan hubungan antara ilmu akhlak dengan ilmu-ilmu lainnya.

Perkataan akhlak berasal dari bahasa arab jama’ dari khuluqun, yang menurut
bahasa diartikan budi pekerti, perangai, tindak laku atau tabi’at, adab, atau tingkah laku.
Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan khalqun yang
berarti kejadian, serta erat hubungannya dengan khaliq yang berarti pencipta dan
makhluk, yang berarti yang diciptakan. Perumusan pengertian akhlak timbul sebagai
media yang memungkinkan adanya hubungan baik antara khaliq dengan makhluk dan
antara makhluk dengan makhluk.

2
Sedangkan pengertian akhlak menurut istilah, terdapat pengertian menurut para
ahli yaitu :

1. Menurut Ibnu Maskawih, akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang


mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui
pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Keadaan ini dibagi dua, ada yang
berasal dari tabiat aslinya, ada pula yang diperoleh dari kebiasaan yang
berulang-ulang. Boleh jadi, pada mulanya tindakan itu melalui pikiran dan
pertimbangan, kemudia dilakukan terus-menerus maka jadilah suatu bakat dan
akhlak.
2. Imam al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menyatakan bahwa akhlak adalah
daya kekuatan (sifat) yang tertanam dalam jiwa yang mendorong perbuatan-
perbuatan yang sontan tanpa memerlukan pertimbangan pikiran. Jadi, akhlak
merupakan sikap yang melekat pada diri seseorang dan secara spontan
diwujudkan dalam tingkah laku dan perbuatan.
3. Menurut Prof Dr. Ahmad Amin dalam bukunya al akhlak merumuskan
pengertian akhlak ialah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk,
menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh setengah manusia kepada
lainnya menyetakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan
mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu akhlak adalah ilmu
yang menentukan batas antara baik dan buruk, antara yang terpuji dan yang tercela
tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir dan batin.

Ilmu akhlak bisa juga diartikan sebagai ilmu yang menjelaskan tentang baik
dan buruk, mempelajari tentang sifat-sifat terpuji dan cara-cara untuk memilikinya,
serta mempelajari tentang sifat-sifat tercela dan cara-cara untuk menghindarinya.

1. Hubungan Ilmu Akhlak Dengan Ilmu Tasawuf

Tasawuf ialah usaha melatih jiwa yang dilakukan dengan sungguh-


sungguh, yang dapat membebaskan manusia dari pengaruh kehidupan duniawi
untuk bertaqarub kepada tuhan. Dengan demikian, jiwa manusia akan menjadi
bersih, mencerminkan akhlak mulia, dan menemukan kebahagian spiritual.

3
Dalam kajian Tasawuf, terdapat satu asa yang disepakati, Yitu tasawuf
ialah moralitas yang berasaskan islam. Dalam hal ini, seluruh ajaran islam dari
segala aspeknya adalah prinsip moral.

Jika tasawuf dipahami sebagai ilmu tentang filsafat hidup, ilmu tentang
bagaimana mengelola hati agar menjadi baik, jelaslah hubungan keterkaitan antara
akhlak dengan tasawuf. Hubungan ini semakin tampak jelas pada spek terkait
dengan akhlak bathini, semisal ikhlas dalam beribadah, tawakal, dan sabar, dalam
rangka mendekatkan diri kepada allah.

Tasawuf dikategorikan menjadi dua yaitu : tasawuf nazhari yang bersifat


teoritis filosofis ini, dimunculkan oleh para filsuf-sufi, dengan mengedepankan
beberapa ajaran tertentu. Dianatara konsep diajarkan dalam tasawuf ini , adalah
hulul, widhatul wjud, fana, bawa, dan berbagai konsep lainnya. Dan
tasawuf‘amaliyaitu ajaran-ajaran moral yang dimaksudkan untuk membentuk
keshalehan seseorang, baik secara ritual maupun sosial. Para taraf inilah hubungan
akhlak dengan tasawuf sangat erat, bahkan keduanya memiliki enitas yang sama.

Bertasawuf tanpa akhlak adalah hal yang mustahil. Tujuan ilmu tasawuf
adalah membersihkan hati ( tazkiyatum nafs). Dalam hal ini, ilmu akhlak dapat
membantu seseorang untuk menghilangkan berbagai penyakit hati, yang
menghalangi pemiliknya dari esensi ketuhanan. Jadi, dapat dikatakan bahwa
akhlak merupakan pintu gerbang menuju ilmu tasawuf.1

2. Hubungan Ilmu Akhlak Dengan Ilmu Tauhid

Ilmu tauhid dikemukan Harun Nasution mengandung arti sebagai ilmu


yang membahas tentang cara-cara mengesakan Tuhan sebagai salah satu sifat-sifat
Tuhan lainnya. Ilmu tauhid disebut pula ilmu kalam yang secara harfiah berarti
ilmu tentang kata-kata. Kalau yang dimaksud dengan kalam adalah sabda Tuhan,
maka yang dimaksud adalah kalam tuhan yang ada dalam al-qur’an dan masalah
ini pernah menimbulkan perbincangan bahkan pertentangan keras dikalangan
umat islam diabad ke Sembilan masehi sehingga menimbulkan pertentangan dan

1
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Hlm 17

4
penganiayaan terhadap sesame umat muslimIlmu akhlak dengan ilmu tauhid ini
sekurang-kurangnya dapat dilihat melalui dua analisis sebagai berikut:

Pertama, dilhat dari segi objek pembahasannya, ilmu tauhid membahas


masalah Tuhan baik dari segi zat, sifat dan perbuatannya. Kepercayaan yang
mantap kepada tuhan yang demikian itu akan menjadi landasan untuk
mengarahkan amal perbuatan yang dilakukan manusia, sehingga perbuatan yang
dilakukan manusia itu tertuju semata-mata karna Allah SWT. Ilmu tauhid akan
mengarahkan perbuatan manusia menjadi ikhlas, dan keikhlasan nya ini
merupakan salah satu akhlak yang mulia.

Kedua, dilihat dari segi fungsinya ilmu tauhid menghendaki agar


seseorang yang bertauhid tidak hanya cukup dengan menghafal rukun iman yang
enam, tetapi yang terpenting adalah agar orang yang bertauhid itu meniru dan
mencontoh terhadap subjek yang terdapat dalam rukun iman itu. Jika kita percaya
bahwa allah memiliki sifat-sifat yang mulia, maka sebaiknya manusia meniru sifat
tuhan itu.2

Tauhid tanpa akhlak yang mulia tidak akan ada artinya, dan akhlak yang
mulia tanpa tauhid tidak akan kokoh. Selain itu tauhid memberi arah terhadap
akhlak, dan akhlak memberi isi terhadap arahan tersebut, disinilah letak hubungan
yang erat dekat antara tauhid dan akhlak.

3. Hubungan Ilmu Akhlak Dengan Psikologi/Jiwa

Psikologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari gejala jiwa


manusia yang normal, dewasa, dan beradab. Sementara itu, akhlak membutuhkan
sesuatu yang dibahas dalam psikologi. Bahkan psikologi merupakan pengantar
bagi akhlak.

Psikologi mempelajari tingkah laku manusia selaku anggota masyarakat,


sebagai manifestasi selaku anggota masyarakat dan aktifitas rohaniah, terutama
yang ada hubungannya dengan tingkah laku. Adapun akhlak berupaya mengkaji
kehidupan seseorang, seberapa besar pengaruh keyakinan agama terhadap sikap,

2
Nata, Abuddin, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2013), hlm
23

5
perilaku, serta keadaan hidup pada umunya. Dalam akhlak dipelajari bagaimana
cara seseorang bersikap dan berperilaku sesuai dengan ajaran agama.

Oleh Karena itu, ilmu akhlak memiliki keterkaitan dengan psikologi.


Dalam hal ini, psikologi berhubungan dengan tingkah laku, khususnya kejiwaan
manusia, sementara ilmu akhlak juga mempelajari tingkah laku. Dengan
demikian, antara psikologi dan ilmu akhlak saling membutuhkan. Keduanya
saling berkaitan, karena refleksi dari psikologi juga menjadi refleksi dari akhlak
seseorang.3

4. Hubungan Ilmu Akhlak Dengan Ilmu pendidikan

Pendidikan tidak bisa dipisahkan dari akhlak, karena pada dasarnya tujuan
pendidikan dalam islam adalah membentuk perilaku anak didik menjadi baik dan
mulia. Hakikat pendidikan adalah menyiapkan dan mendampingi seseorang agar
memperoleh kemajuan dan kesempurnaan. Kebutuhan manusia terhadap
pendidikan beragam kebutuhan manusia.

Ilmu pendidikan dalam hal ini pendidikan islam, memang sangat erat
kaitannya dengan ilmu akhlak. Menurut Asy-Syaibani, tujuan pendidikan islam
sebagai berikut:

Tujuan yang berkaitan dengan individu, mencakup perubahan yang berupa


pengetahuan, tingkah laku, jasmani dan rohani, dan kemampuan-kemampuan
yang harus dimiliki untuk hidup didunia dan akhirat. Tujuan yang berkaitan
dengan masyarakat, mencakup tingkah laku masyarakat, tingkah laku individu
dalam masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat, dan memperkaya
pengalaman masyarakat. Tujuan professional yang berkaitan dengan pendidikan
dan pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai profesi, dan sebagai kegiatan
masyarakat.Berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran islam, menjadi
tujuan akhlak. Karena seseorang yang mempelajari akhlak kemudian menjalankan
sesuai ajaran islam. Adalah inti dari menjalankan nilai-nilai pendidikan islam.
Dengan demikian, ilmu pendidikan islam berjalan parallel dengan ilmu akhlak.

3
Ahmad Amin. Etika (Ilmu Akhlak). (Jakarta: Bulan Bintang, 1988)., Hlm.15.

6
Hal ini karena keduanya sama-sama bertujuan membentuk pribadi sebagai insan
kamil, yang menjalankan ajaran islam sesuai dengan tuntunan yang di ajarkan
Rasulullah.4

5. Hubungan Ilmu Akhlak Dengan Filsafat

filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam yang maujud, dan bertujuan
menyelidiki hakikatnya. Objek kajian filsafat meliputi alam dengan segala isinya;
manusia, perilaku, dan sikapnya; serta mengenal eksistensi allah. Adapun objek
kajian ilmu akhlak adalah perilaku manusia tersebut, dapat diketahui sebagai
perbuatan baik atau buruk melalui kajian ilmu filsafat, dengan dasar-dasar ajaran
agama.5

Pada masa lampau, ketika ilmu-ilmu sangat terbatas, ternyata filsafat


menaungi semua ilmu, demikian juga filsuf pada masa itu, mampu mengatasi
semua ilmu. Antara ilmu filsafat dan ilmu akhlak pada awalnya saling berkaitan.

4
Ahmad Amin. Etika (Ilmu Akhlak). (Jakarta: Bulan Bintang, 1988)., Hlm.17
5
Amin,Samsul Munir, Ilmu Akhlak, (wonosobo: Imprint Bumi Aksara, 2016) Hlm 28

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ilmu akhlak tentunya mempunyai hubungan-hubungan yang terkait dengan ilmu-


ilmu lainnya, baik dari segi tujuan, konsep dan kontribusi ilmu akhlak terhadap ilmu-ilmu
tersebut dan sebaliknya bagaimana kontribusi ilmu lain terhadap ilmu akhlak. Ilmu akhlak
memiliki banyak hubungan dengan ilmu lainnya seperti filsafat, filsafat adalah ilmu
pengetahuan tentang alam yang maujud, dan bertujuan menyelidiki hakikatnya. Ilmu
hukum dan ilmu akhlak memiliki pokok pembicaraan yang sama, yaitu perbuatan
manusia, yaitu mengatur perbuatan manusia demi terwujudnya keserasian, keselarasan,
keselamatan, dan kebahagiaan. Tata cara manusia bertingkah laku terdapat pada kaidah-
kaidah hukum dan akhlak. Dan masih banyak lagi ilmu-ilmu lainnya seperti ilmu tasawuf,
ilmu pendidikan, ilmu aqidah dan ibadah dan juga ilmu tauhid.

8
DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf (Jakarta: Rajawali Pers, 2011)

Ahmad Amin. Etika (Ilmu Akhlak). (Jakarta: Bulan Bintang, 1988

Nata, Abuddin, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2013)

Anda mungkin juga menyukai