Anda di halaman 1dari 10

“KONSEP HUKUM BISNIS”

Dosen Pengampu :
Desy Handayani,M.H
Kelompok 1
1. ALFYANDO DWI PUTRA (2051010345)
2. EDWAR FADHOIL AL AHYANI
(2051010336)

3. KARINA ISMALIA (2051010322)

4. M HAFIZH ASAWIGUNA (2051010383)

5. RANI WINATA (2051010329)


A. Definisi Hukum dan Hukum Bisnis
Secara umum beberapa pakar hukum mengemukakan bahwa hukum merupakan seluruh aturan tingkah laku
berupa norma/kaidah baik tertulis maupun tidak tertulis yang dapat mengatur dan menciptakan tata tertib dalam
masyarakat yang harus ditaati oleh setiap anggota masyarakatnya berdasarkan keyakinan dan kekuasaan hukum
itu. Pengertian tersebut didasarkan pada penglihatan hukum dalam arti kata materil, sedangkan dalam arti kata
formal hukum adalah kehendak ciptaan manusia berupa norma norma yang berisikan petunjuk-petunjuktingkah
laku tentang apa yang boleh dilakukan, yang dilarang, dan dianjurkan untuk dilakukan. Oleh karena itu, hukum
mengandung nilai nilai keadilan, kegunaan atau kemanfaatan dan kepastian hukum dalam masyarakat tempat
hukum diciptakan. Untuk memperdalam pengertian hukum, maka dapat dilihat pendapat para ahli hukum
sebagai berikut:

a. Satjipto Rahardjo menjelaskan hukum adalah karya manusia berupa norma-norma berisikan petunjuk-
petunjuk tingkah laku.
b. Sudikno Mertokusumo menjelaskan hukum adalah kaidah hukum merupakan ketentuan atau pedoman tentang
apa yang seyogianya atau seharusnya dilakukan.
c. Abdul Manan4 menjelaskan hukum adalah suatu rangkaian peraturan yang menguasai tingkah laku atau
perbuatan tertentu dari manusia dalam hidup bermasyarakat.
d. Achmad Ali menjelaskan bahwa hukum adalah seperangkat kaidah atau aturan baik tertulis maupun tidak
tertulis, yang tersusun dalam satu sistem yang menentukan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan
oleh manusia sebagai warga masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat.
e. Mochtar Kusumaatmadja memberikan pengertian hukum sebagai suatu perangkat kaidah dan asas-asas yang
mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat, mencakup lembaga dan proses yang diperlukan untuk
mewujudkan hukum itu dalam kenyataan.
Berdasarkan paparan di atas mengenai pendapat para ahli tentang pengertian hukum, maka dapat disimpulkan
bahwa hukum itu meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
a. Peraturan tingkah laku manusia
b. Peraturan diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib,
c. Peraturan itu bersifat imperatif (memaksa); dan
d. Sanksi bagi pelanggar terhadap peraturan itu adalah tegas (pasti dan dapat dirasakan nyata bagi yang
bersangkutan)

Istilah hukum bisnis sebagai terjemahan dari istilah "bussiness law" sangat banyak dipakai dewasa ini di
kalangan akademisi maupun di kalangan praktisi. Istilah hukum bisnis akhir-akhir ini lebih populer daripada
istilah istilah lain yang ada, misalnya istilah hukum dagang dan hukum perusahaan.

Istilah hukum dagang muncul karena adanya Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) atau yang dalam
bahasa Belanda disebut dengan Wetboek van Koophandel (WvK). KUHD merupakan lex specialis (hukum
khusus) dari KUH Perdata, yang lahir dari adanya hukum perikatan (hukum perjanjian) dalam KUH Perdata
tersebut.

Sekarang istilah Hukum Dagang cenderung mulai ditinggalkan oleh para pakar (sarjana) karena dalam KUHD
istilah pedagang dan perdagangan sudah dicabut sejak tanggal 17 Juli 1938 dengan Staatblad 1938 nomor 276
dengan diubahnya Pasal 3 sampai dengan Pasal 5 KUHD. Dalam Pasal 3 sampai dengan Pasal 5 KUHD yang
sekarang hanya ada istilah pengusaha dan perusahaan. Oleh karena itu, para sarjana banyak yang memakai
istilah Hukum Perusahaan.

Untuk memahami makna hukum dagang, berikut dikutip berbagai pengertian Hukum Dagang yang dikemukakan
oleh para ahli hukum sebagai berikut:
a. Achmad Ihsan mengemukakan hukum dagang adalah hukum yang mengatur soal-soal perdagangan, yaitu
soal-soal yang timbul karena tingkah laku manusia dalam perdagangan.
b. H.M.M Purwosutjipto mengemukakan bahwa hukum dagang adalah hukum perikatan yang timbul khusus dari
lapangan perusahaan.

Hukum bisnis lahir karena adanya istilah bisnis. Oleh karena itu, secara luas kegiatan bisnis diartikan sebagian
kegiatan usaha yang dijalankan oleh orang atau badan usaha (perusahaan) secara teratur dan terus-menerus, yaitu
berupa kegiatan mengadakan barang-barang atau jasa maupun fasilitas-fasilitas untuk diperjualbelikan atau
disewakan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.

Dengan demikian, kegiatan usaha dalam bidang bisnis ini dapat dibedakan dalam tiga bidang berikut ini:

a) Usaha dalam arti kegiatan perdagangan (commerce) yaitu keseluruhan kegiatan jual beli yang dilakukan oleh
orang-orang atau badan-badan, baik di dalam maupun di luar negeri ataupun antarnegara untuk tujuan
memperoleh keuntungan. Contoh kegiatan ini adalah menjadi dealer, agen, grosir, toko, dan lain sebagainya.

b) Usaha dalam arti kegiatan industri yaitu kegiatan memproduksi atau menghasilkan barang atau jasa yang
nilainya lebih berguna dari asalnya. Contohnya untuk kegiatan ini adalah industri pertanian, perkebunan,
pertambangan, pabrik semen, pakaian, dan sebagainya.
– .

c) Usaha dalam arti kegiatan melaksanakan jasa-jasa (service) yaitu kegiatan yang melaksanakan atau
menyediakan jasa-jasa yang dilakukan baik oleh perorangan maupun suatu badan. Contoh untuk kegiatan ini
adalah melakukan kegiatan jasa perhotelan, konsultan, asuransi, pariwisata, pengacara, akuntan, dan sebagainya
Menurut Munir Fuady, yang dimaksud dengan hukum bisnis adalah suatu perangkat kaidah hukum yang
mengatur tentang cara-cara pelaksanaan urusan atau kegiatan dagang, indutri atau keuangan yang dihubungkan
dengan produksi atau pertukaran barang atau jasa dengan menempatkan uang dari para enterpreneur dalam
risiko tertentu dengan usaha tertentu dengan motif (dari enterpreneur tersebut adalah untuk mendapatkan
keuntungan tertentu.

Menurut Zaeni Asyhadie, hukum bisnis adalah serangkaian peraturan yang berkaitan secara langsung
maupun tidak langsung dengan urusan urusan perusahaan dalam menjalankan roda perekonomian.

B. Prinsip Prinsip Hukum Bisnis


Penerapan prinsip etika bisnis dalam sebuah tindakan adalah suatu keharusan untuk dipegang teguh oleh
semua aspek yang terikat dengan perusahaan. Prinsip etika bisnis mencakup segala aspek lebih umum, namun
penerapannya harus tepat sasaran karena sebagai pondasi dalam membangun sebuah perusahaan.
Penerapan prinsip etika bisnis di sebuah perusahaan akan membangun hubungan yang adil dan sehat, baik di
antara sesama rekan kerja, pemegang saham, pelanggan, dan masyarakat.

Penerapan prinsip etika bisnis bagi perusahaan yaitu :

a) Prinsip kejujuran Prinsip kejujuran harus menjadi dasar penting bagi segala bidang bisnis. Bagi sebagian
– .
pebisnis, baik pengusaha modern maupun pengusaha konvensional menyatakan bahwa kejujuran merupakan
salah satu kunci keberhasilan dalam bisnis. Contoh penerapan prinsip kejujuran dapat dilihat kegiatan menjual
produk berkualitas tinggi dengan harga yang wajar dan masuk akal.
b) Prinsip integritas moral Prinsip integritas moral yang diterapkan dengan baik sangat berguna untuk menjaga
nama baik perusahaan. Selain itu, prinsip ini akan kepercayaan 8 konsumen terhadap. Penerapan prinsip
integritas moral harus dilakukan oleh semua pihak, baik pemilik bisnis, karyawan, dan manajemen perusahaan.

c) Prinsip kesetiaan Prinsip kesetiaan selalu berkaitan dengan proses menjalankan sebuah bisnis yang dilakukan
oleh pekerja, baik manajemen, atasan, dan bawahannya.

d) Prinsip otonomi Prinsip otonomi terkait dengan sikap dan kemampuan seorang individu dalam mengambil
keputusan dan tindakan yang benar. Dengan kata lain, pelaku bisnis harus bisa membuat keputusan yang baik
dan benar.
– .

e) Prinsip keadilan Prinsip keadilan merujuk untuk semua pihak yang terlibat dalam bisnis yang memiliki hak
untuk mendapatkan perlakuan yang sama sesuai dengan aturan yang berlaku.

f) Prinsip saling menguntungkan Prinsip saling menguntungkan berarti bahwa kegiatan bisnis yang dilakukan
harus dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Prinsip saling menguntungkan bukan prinsip bersyarat
seperti semua pihak tidak merasa rugi.

C. Sumber Hukum Bisnis


Sebelum masuk ke sumber hukum bisnis, perlu dipahami bahwa terdapat 2 (dua) sumber hukum yang berlaku
di Indonesia yaitu sumber hukum materiil dan sumber hukum formil. Sumber hukum materiil yaitu hukum yang
dilihat dari segi isinya dan berasal dari faktor-faktor yang menentukan isi hukum yakni kondisi sosial-ekonomi,
agama, dan tata hukum negara lain. Sedangkan sumber hukum formil merupakan sumber hukum yang berkaitan
dengan prosedur atau cara pembentukannya dan secara langsung dapat digunakan untuk menciptakan hukum.
Kedua sumber hukum di atas merupakan dasar terbentuknya hukum bisnis atau hukum yang digunakan dalam
menjalankan bisnis.

Sebagai contoh, sumber hukum bisnis secara formil dari segi undang-undang antara lain:

a. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) yang mengatur tentang hubungan, baik hubungan atas
kebendaan maupun antara perorangan dan badan hukum. Dalam KUHPerdata, terdapat aturan mengenai jual
beli, sewa menyewa, pinjam meminjam (termasuk kredit), dan sebagainya.
b. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang antara lain mengatur tentang tindak pidana dalam bisnis,
– .
seperti penipuan.
c. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) yang mengatur persoalan perdagangan secara khusus yang
belum diatur dalam KUHPerdata seperti bentuk badan usaha meliputi CV dan firma.
d. Peraturan lainnya di luar KUHPerdata, KUHP, dan KUHD, misalnya undangundang yang mengatur tentang
perseroan terbatas yang diatur dalam UndangUndang Perseroan Terbatas atau undang-undang yang mengatur
tentang investasi yakni Undang-Undang Penanaman Modal.

D. Hubungan antara ekonomi dan hukum

Dalam lingkungan usaha (bisnis), banyak faktor-faktor yang mempengaruhi, diantaranya faktor ekonomi,
faktor manajemen, faktor politik, dan lain-lain yang paling utama adalah faktor hukum. Aspek hukum ini penting
karena menentukan dalam pengembangan usaha, boleh ada tidak nya menciptakan lapangan pekerjaan di
tentukan oleh hukum itu sendiri.
E. Tujuan bisnis dalam islam
Bisnis dalam Islam bertujuan untuk mencapai empat hal utama:

a. Target hasil
Profit-materi dan benefit-nonmateri, artinya bahwa bisnis tidak hanya untuk mencari profit (qimah madiyah
atau nilai materi) setinggi-tingginya, tetapi juga harus dapat memperoleh dan memberikan benefit (keuntungan
atau manfaat) nonmateri kepada internal organisasi perusahaan dan eksternal (lingkungan), seperti terciptanya
suasana persaudaraan, kepedulian sosial dan sebagainya. Benefit, yang dimaksudkan tidaklah semata
– .

memberikan manfaat kebendaan, tetapi juga dapat bersifat nonmateri.

b. Pertumbuhan
Jika profit materi dan profit non materi telah diraih, perusahaan harus berupaya menjaga pertumbuhan agar
selalu meningkat. Upaya peningkatan ini juga harus selalu dalam koridor syariah, bukan menghalalkan segala
cara.

c. Keberlangsungan
Target yang telah dicapai dengan pertumbuhan setiap tahunnya harus dijaga keberlangsungannya agar
perusahaan dapat exis dalam kurun waktu yang lama.

d. Keberkahan
Semua tujuan yang telah tercapai tidak akan berarti apa-apa jika tidak ada keberkahan di dalamnya.
Keberkahan ini menjadi bukti bahwa bisnis yang dilakukan oleh pengusaha muslim telah mendapat ridla dari
Allah Swt., dan bernilai ibadah.
KESIMPULAN
Hukum adalah kehendak ciptaan manusia berupa norma norma yang berisikan petunjuk-petunjuktingkah
laku tentang apa yang boleh dilakukan, yang dilarang, dan dianjurkan untuk dilakukan. Oleh karena itu,
hukum mengandung nilai nilai keadilan, kegunaan atau kemanfaatan dan kepastian hukum dalam
masyarakat tempat hukum diciptakan.

Prinsip hukum bisnis ada yaitu prinsip kejujuran, Prinsip integritas moral, prinsip kesetian, prinsip
– .
otonomi, prinsip keadilan dan prinsip saling menguntungkan.

Sumber hukum bisnis, perlu dipahami bahwa terdapat 2 (dua) sumber hukum yang berlaku di Indonesia
yaitu sumber hukum materiil dan sumber hukum formil.

Hubungan antara hukum dan ekonomi sangatlah erat dan bersifat timbal balik. Kedua-duanya saling
mempengaruhi bekerjanya satu sama lain. Hukum sebagai pengontrol perkembangan ekonomi dengan
peraturannya, sedangkan ekonomi sebagai bekerjanya hukum itu sendiri.

Tujuan bisnis dalam islam yaitu: Target hasil, Pertumbuhan, Keberlangsungan dan Keberkahan
– .

Sekian, Terimakasih ☺

Anda mungkin juga menyukai