Anda di halaman 1dari 6

MODEL AGRIBISNIS KREATIF

Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan


tugas Agribisnis Kreatif dan memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan semester genap Program Studi Agribisnis

Dosen Pembimbing
Indah Ibanah, S.P., M.Si.

Oleh
Putri Gazani Zahra
171510601148

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
Dunia sangat dihebohkan dengan munculnya jenis virus baru yang dapat
disebut juga sebagai Virus Corona atau dalam bahasa ilmiah disebut dengan
Covid-19. Munculnya virus corona mulai merebak di daerah Wuhan yang
kemudian mengalami penyebaran yang sangat cepat hingga ke berbagai negara,
jika dihitung akan lebih dari 200 negara yang telah terjangkit Virus Corona.
Menurut Worldometers (2020), sebanyak 2.982.647 orang telah terjangkit oleh
virus ganas tersebut. Jumlah kasus baru yang telah dilaporkan di China
mengalami penurunan, tetapi lonjakan kasus telah terjadi di Amerika Serikat,
Spanyol, dan Itali. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (2020),
sebanyak 8.882 orang telah dinyatakan positif tertular Virus Corona.
Wabah dari Virus Corona yang telah meluas ke berbagai belahan dunia
merupakan ancaman berat bagi perekonomian global. Berbagai negara khususnya
di negara maju telah mengalami penurunan tingkat perekonomian, hal tersebut
tentunya berlaku di Indonesia. Warga Negara China sangat berkontribusi terhadap
total turis asing di negara tersebut. Masalahnya virus ini pertama kali menyerang
China yang notabene merupakan negara dengan perekonomian terbesar kedua di
dunia dan juga sebagai negara yang menyandang status "global manufacturing
hub". Hal tersebut sangat berdampak pada sektor pariwisata, padahal sektor
pariwisata menyumbang hampir 10% dari PDB (Burhanuddin, dkk., 2020).
Kerjasama antara Indonesia mapun dengan negara lain menjadi terganggu karena
kebijakan ekspor dan impor dibatasi untuk mengurangi penyebaran Virus Corona.
Virus Corona telah memberikan begitu banyak pengaruh dalam berbagai sektor.
Salah satu sektor yang terdampak dan begitu terasa adalah sektor pertanian.
Sektor pertanian merupakan sector yang sangat penting, karena
berhubungan langsung dengan kebutuhan dasar manusia. Sektor pertanian
memiliki nilai ekonomi yang dapat membuat Indonesia bertahan dari ancaman
krisis global. Kondisi yang ada pada saat ini merupakan momentum untuk
meningkatkan produksi pertanian mulai dari berbagai komoditas. Meskipun
begitu, dampak dari wabah pandemic telah mempengaruhi sector pertanian yaitu:
1. Harga Pasar dan Pertanian, kebijakan dari “Social Distancing” mulai dari
mengurangi perjalanan, menghindari keramaian, penutupan dan praktik
perlindungan lainnya untuk memperlambat penyebaran pandemic. Permintaan
dari konsumen akan membuat pilihan sulit tentang makanan karena jarak
yang jauh, dan tidak normalnya pengeluaran. Situasi tersebut akan
menciptakan pasar dan transaksi tidak normal, sehingga akan mempengaruhi
stabilitas supply dan demand barang dan jasa serta harga yang dimungkinkan
meningkat.
2. Rantai Pasokan Melambat dan Kekurangan, kegiatan logistik yang terganggu
dan berbagai upaya untuk memperlambat penyebaran virus, berbagai sektor
industri yang terhubung sudah terkena dampak. Panic Buying telah
menciptakan pasokan produk menjadi tidak dapat diprediksi.
3. Kesehatan Petani, sebagian besar petani adalah orangorang yang telah dewasa
dan berumur. Jika pandemi menyebar ke petani dampaknya dapat
menimbulkan kepanikan aktivitas akan menambah keterpurukan produksi
pangan.
4. Tenaga Kerja Pertanian, ketakutan pekerja dengan penutupan sekolah dan
atau kegiatan tinggal di rumah untuk merawat orang sakit atau lanjut usia,
anggota keluarga. Ketakutan akan wabah pandemi dan kurangnya informasi
juga dapat menyebabkan tingkat ketidakhadiran yang lebih tinggi.
Agribisnis kreatif merupakan solusi yang dapat digunakan untuk menangani
berbagai masalah di kehidupan. Agribisnis kreatif merupakan kemampuan dan
potensi yang dapat dikembangkan di bidang pertanian. Kebijakan ekspor yang
dibatasi akibat wabah Corona telah menyebabkan petani kebingungan
menyalurkan hasil produksinya, selain itu harga komoditas pertanian yang tinggi
di berbagai daerah tidak diimbangi dengan daya beli yang semakin menurun.
Produk-produk hasil pertanian yang tidak terjual menyebabkan rusaknya kualitas
dan membuat petani mengalami kerugian. Kondisi tersebut sangat berpengaruh
terhadap pendapatan petani. Kerja keras petani yang melawan takut dengan tetap
melakukan panen tidak mendapatkan hasil yang setimpal. Apabila petani tidak
mendapatkan pendapatan yang cukup, bisa dipastikan petani tidak akan mampu
untuk memproduksi produk pangan kembali.
Gambar 1. Platform Farmer’s Market
Permintaan produk terhadap petani sebenarnya sangatlah banyak, karena
maraknya panic buying yang menyebabkan pasokan makanan selalu tidak
tercukupi. Namun, petani tidak memiliki informasi yang memadai mengenai
saluran pemasaran tersebut. Inovasi yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal
tersebut adalah dengan menyediakan platform yang akan mempertemukan
produsen dengan pembeli tanpa harus melalui rantai yang panjang. Aplikasi
“Farmer’s Market” tidak hanya mempertemukan produsen dengan pembeli, tetapi
juga berbagai stakeholders di bidang pertanian. Penyedia layanan akan menjalin
kerjasama dengan perusahaan-perusahaan besar, penggalang bantuan makanan,
supermarket yang membutuhkan pemasok besar, segala informasi tersebut akan
tersedia pada platform. Petani dapat menentukan sendiri apakah akan menjual
produk tersebut atau tidak. Platform juga menyediakan informasi harga produk
pertanian agar tidak mudah tertipu. “Farmer’s Market” juga bekerjasama dengan
perusahaan dibidang distribusi pada tiap daerah sehingga dapat menjangkau petani
hingga kepelosok desa. Proses transaksi dilakukan secara tiga tahap yaitu, proses
pembelian dari konsumen, dilanjutkan konfirmasi pembayaran, kemudian admin
Farmer’s Market akan menerima konfirmasi untuk mengecek keaslian
pembayaran dan melakukan pengiriman, terakhir admin akan mencairkan dana
bagi pihak terkait. Agar penggunaan platform dapat digunakan secara maksimal
maka perlu dilakukan sosialisasi dengan tetap menerapkan Social Distancing,
dengan begitu petani tidak perlu bingung untuk mejual produk.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2020. Covid-19 Coronavirus


Pandemic. https://www.covid19.go.id/. [Diakses pada 27 April 2020]

Burhanuddin, C. I. dan M. N. Abdi. 2020. Krisis Ekonomi Global Dari Dampak


Penyebaran Virus Corona (Covid-19). AkMen Jurnal Ilmiah. 17(1): 711-719.

Worldometer. 2020. Covid-19 Coronavirus Pandemic.


https://www.worldometers.info/coronavirus/. [Diakses pada 27 April 2020]

Anda mungkin juga menyukai