Anda di halaman 1dari 18

POTENSI AGRIBISNIS KREATIF

PAPER

diajukan untuk melengkapi tugas mata kuliah Agribisnis Kreatif


dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan
semester genap Program Studi Agribisnis.

Oleh:
Kelompok C

Fajar Zuriansyah (171510601143)


Putri Gazani Zahra (171510601148)
Moch Rifky H. (171510601165)
Noer Laili Inayatul M. (171510601169)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
Oleh :
Putri Gazani Zahra (171510601148)

Potensi : Sektor Pertanian (Mie Kering Sorgum)

Jenis Usaha : Home Industry


I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mie adalah salah satu produk pangan selain beras yang dikonsumsi
masyarakat sebagai makanan pokok. Indonesia merupakan negara pengonsumsi
mie instan terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok. Berdasarkan data World
Instant Noodles Asosiaton (WINA) menunjukkan bahwa, konsumsi mie instan
mencapai 12,52 Milliar pada tahun 2018. Mie adalah produk makanan yang
terbuat dari tepung terigu atau tepung gandum. Hal ini tidak sejalan dengan
semakin meningkatnya volume impor gandum di Indonesia, karena sulitnya
gandum tumbuh di negara beriklim tropis. Menurut Yanuarti dan Afsari (2017)
volume impor gandum mengalami kenaikan cukup besar, Indonesia pada tahun
2012 mengimpor gandum sebanyak 6,46 juta ton, angka ini naik 25% sepanjang 4
tahun terakhir, sehingga pada tahun 2016 impor gandum Indonesia menjadi 8,1
juta ton.
Sorgum (Sorghum bicolor L.) adalah salah satu tanaman serealia yang
memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia karena memiliki daerah
adaptasi yang luas. Daerah dengan iklim kering, musim hujan pendek, serta tanah
yang tidak subur memiliki potensi untuk dikembangkan sorgum. Biji sorgum bisa
digunakan sebagai bahan pangan dan bahan baku industry pakan dan pangan,
seperti industry gula, tepung, monosodium glutamate (MSG), asam amino,
industry minuman, dan industry bioethanol (Prihandana dan Hendroko, 2008).
Sorgum dapat menjadi salah satu alternatife bahan dasar mie yang semula berasal
dari tepung terigu menjadi tepung sorgum. Sorgum memiliki kandungan nutrisi
yang baik, bahkan kandungan proteinnya (pektin) lebih tinggi daripada beras.
Pektin yang terkandung dalam sorgum sendiri berfungsi untuk membuat mi lebih
kenyal.
Seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memilih
pola konsumsi pangan yang bermutu dengan gizi yang seimbang, merupakan
momentum yang tepat untuk melakukan diversifikasi pangan. Konsumsi pangan
yang beragam, akan saling melengkapi kekurangan zat gizi dari satu jenis pangan
dengan pangan yang lain. Saat ini konsumen lebih menyukai produk pangan yang
praktis, bersifat instan atau cepat saji (ready to use atau ready to eat) dan
memiliki nilai fungsional bagi kesehatan.

B. Manfaat Kegiatan
a. Manfaat di bidang ekonomi
Usaha Mie Kering Sorgum sangat menguntungkan karena dapat
meningkatkan perekonomian yaitu sebagai peluang mahasiswa untuk
membuka wirausaha, menjadi tempat lapangan pekerjaan bagi mayarakat
apabila usaha sudah berkembang, menjadi sumber penghasilan petani
sorgum.
b. Manfaat di bidang kesehatan
Pembuatan Mie Kering Sorgum sangat bermanfaat bagi semua orang karena
memiliki sumber nutrisi yang baik untuk tubuh.
c. Manfaat sosial dan manfaat bagi pemilik
Peluang usaha Mie Kering Sorgum diharapkan dapat berkembang dengan
pesat karena merupakan produk unik yang jarang ada di pasaran. Keuntungan
bagi pemilik usaha yaitu sebagai pengalaman dalam berbisnis, serta menjadi
pembelajaran dalam menjalankan bisnis-bisnis lain yang lebih besar.
Pembelajaran lain yaitu dapat langsung bertemu konsumen dan bagaimana
melayani konsumen.
II. PEMBAHASAN
A. Bauran Pemasaran
Menurut Kotler dan Armstrong (2011), bauran pemasaran merupakan
seperangkat alat pemasaran taktis terkendali yang di gabungkan oleh perusahaan
supaya menghasilkan respon yang diinginkan oleh pasar sasaran. Model bauran
pemasaran kemudian dikenal dengan istilah 4P yaitu product, price, place dan
promotion. Seiring dengan perkembangan zaman, jumlahnya meluas hingga tujuh
yaitu, yaitu product, price, place, promotion, people, process, dan physical
evidence (Farida, dkk., 2016).
1. Produk (Product)
Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan pengusaha kepada pasar untuk
memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang atau jasa. Mie
Kering Sorgum merupakan mie yang bahan baku utamanya terbuat dari sorgum
yang diperoleh dari petani. Mie Kering Sorgum terbuat dari bahan-bahan alami,
berbeda dengan mie lainnya yang terbuat dari bahan kimia yang dapat menaikkan
indeks glikemik penyebab gula darah melonjak drastic. Hal inilah yang
menyebabkan konsumsi mie produk lain secara berlebihan meningkatkan resiko
diabetes.

2. Harga (Price)
Harga merupakan jumlah tanggungan yang harus dibayarkan oleh pelanggan
guna memperoleh produk atau jasa. Harga merupakan penentu keberhasilan
produsen karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang diperoleh
produsen dari penjualan produknya. Harga yang ditawarkan Mie Kering Sorgum
cukup terjangkau yaitu senilai Rp 9000,00 per unit. Harga tersebut telah
dipertimbangkan sesuai dengan target pasar juga mempertimbangkan biaya
produksi agar keuntungan dapat diperoleh.

3. Promosi (Promotion)
Promosi merupakan kegiatan yang menyampaikan manfaat produk dan
menarik minat konsumen agar membeli produk yang dijual. Promosi produk Mie
Kering Sorgum yaitu dengan mengenalkan produk kepada orang terdekat dan
promosi kepada ibu-ibu, penjual di toko, maupun penjualan makanan berbahan
mie. Selama kegiatan tersebut kami juga menyediakan tester, agar konsumen
dapat merasakan produk yang kami buat. Diharapkan, konsumen yang
memberikan respon positif dan tertarik pada produk kami dan akan menyebarkan
keunggulan produk kami kepada banyak orang. Promosi juga dilakukan dengan
menyebarkan beberapa brosur, leaflet, dan poster. Diharapkan apabila sasaran
pelanggan sering melihat produk kami maka akan tertarik dan ingin mencoba
produk kami. Sarana teknologi dan informasi tak luput dari kegiatan promosi
yaitu menggunakan media sosial seperti facebook, twitter, instagram, whatsapp.
Kami juga sering melakukan komunikasi dengan konsumen dengan memberikan
informasi mengenai produk.

4. Tempat (Place)
Tempat yang baik adalah tempat yang strategis, menyenangkan, dan efisien.
Tempat produksi Mie Kering Sorgum yaitu di Jl. Kis Mangunsarkoro Gg. Wijaya
Kusuma No. 16 C, RT 03/ RW 24, Tamansari, Bondowoso. Pemilihan tempat
dikarenakan segala alat yang dibutuhkan untuk membuat produk berada dirumah
tersebut. Tempat tersebut juga sangat dekat dengan sasaran pasar yaitu, ibu-ibu,
penjual mie kaki lima, penjual di toko, dan anak kos.

5. Personel (People)
People berhubungan dengan perencanaan sumber daya, job specification, job
description. Mie Kering Sorgum ini menggunakan sumberdaya manusia dalam
proses pembuatan dan memasarkannya. Produk ini dibuat dan dipasarkan oleh 4
orang. Konsumen sebagai pembeli berinteraksi peprodusen sehingga menciptakan
kondisi jual beli. Kelompok kami memiliki peran yang berbeda-beda dalam
mengusahakan produk Mie Kering Sorgum yang dibagi menjadi bidang finansial,
bidang sarana dan prasarana, bidang produksi, bidang promosi dan semua
anggota organisasi berperan sebagai pelaku pemasaran di tempat temapat
pemasaran.
Job Specifications Mie Kering Sorgum

Bidang Bidang Bidang Sarana Bidang


Finansial Finansial Prsasaran Promosi

(Noer Laily) (Putri Gazani) (Fajar Z) (Moh Rifky)

Bidang Pemasaran

(Seluruh anggota)

6. Proses (Process)
Alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat Mie Kering Sorgum adalah:
Alat :
- Mangkok Plastik
- Loyang
- Mesin penggiling dan pencetak mie (Pasta Maker)
- Pisau
- Oven
- Kemasan pembungkus mie

Bahan :
- 1200 ml air matang
- 1 kg tepung sorgum
- ¼ kg tepung beras
- 50 gr tepung tapioka
- 2-3 sdm garam halus
- 10 gr bawang putih
- ¼ gelas kental manis
Proses pembuatan Mie Kering Sorgum dilakukan secara manual. Adapun
tahapan dalam proses pembuatan Mie Kering Sorgum antara lain:
a. Siapkan alat dan bahan
b. Bahan yang terdiri dari tepung sorgum, tepung beras, dan tepung tapioka
dimasukkan dalam wadah untuk proses pengadukan (menggunakan tangan).
c. Tumbuk garam dan bawang putih, kemudian campurkan kedalam adonan.
d. Untuk pembentukan adonan, masukkan 1200 ml air matang sedikit demi
sedikit ke dalam adonan.
e. Agar mie sorgum lebih gurih, maka ditambahkan ¼ kental manis.
f. Selanjutnya rebus 3-4 gelas air kedalam panic, ketika mendidih masukkan
adonan dan aduk hingga menjadi bubur yang padat dan kenyal.
g. Sebelum proses pencetakan mie, lumuri adonan dengan tepung sorgum agar
tidak lengket.
h. Adonan dibagi beberapa bagian sebesar kepalan tangan.
i. Adonan dicetak menggunakan mesin penggiling (press roller)
j. Setelah adonan pipih, kemudian dicetak kembali menggunakan mesin
pencetak mie (roller pencetak).
k. Agar mie berbentuk keriting, saat mie keluar dari mesin ditahan
menggunakan tangan.
l. Tunggu mie terasa sedikit kaku, kemudian potong mie dengan ukuran
tertentu.
m. Taruh mie yang telah dipotong kedalam Loyang dan keringkan menggunakan
oven yang disetel 50℃.
n. Mie Sorgum Kering dikemas dan siap untuk dipasarkan

7. Bukti fisik (Physical evidence)


Bukti fisik mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli produk atau
tidak. Mie Kering Sorgum didesain dengan perpanduan yang dapat memanjakan
mata. Mie dibungkus dengan plastic kemasan dan di masukkan kedalam hardbox
agar terjamin kualitasnya. Kami melakukan service secara online maupun offline.
Service yang kami tawarkan untuk mendukung keputusan konsumen adalah
dengan melakukan pelayanan sebaik mungkin, ramah terhadap berbagai macam
pelanggan.

Gambar 1. Produk Mie Kering Sorgum

B. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran Produk Mie Kering Sorgum yang dilakukan untuk
menarik minat konsumen adalah:
a. Aktif dalam memanfaatkan media social
b. Memberikan sampel produk secara gratis pada awal pemasaran
c. Memberikan diskon bagi konsumen yang ingin membeli
d. Menjaga komunikasi yang baik dengan konsumen dengan melakukan service
yang baik.
e. Konsisten memberikan produk yang terbaik.
f. Membuat laman kritik dan saran agar produsen dapat mengembangkan
produk.

C. Analisis Kelayakan Usaha


Dana yang dibutuhkan pada permulaan pendirian usaha produk Mie Kering
Sorgum terdiri dari 2, yaitu dana yang dibutuhkan untuk biaya tetap dan dana
yang dibutuhkan untuk biaya variabel. Biaya tetap berupa biaya peralatan yang
tidak habis pakai dalam satu kali produksi produk Mie Kering Sorgum. Biaya
variabel berupa biaya bahan baku untuk pembuatan produk Mie Kering Sorgum.
a) Biaya Tetap
Tabel 1. Biaya Tetap Usaha Mie Kering Sorgum
No Umur
Alat Jumlah Harga Satuan Total Biaya
. Ekonomis
Mangkok
1. 1 Rp 20.000 5 Rp 20.000
Plastik
2. Loyang 1 Rp 16.000 5 Rp 16.000
3. Pasta Maker 1 Rp 125.000 3 Rp 125.000
4. Pisau 1 Rp 24.000 3 Rp 24.000
5. Oven 1 Rp 312.500 5 Rp 312.500
Total FC Rp. 497.500
Sumber : Data diolah, 2020

b) Biaya Variabel
Tabel 2. Biaya Variabel Usaha Mie Kering Sorgum
No Bahan Jumlah Satuan Harga Total
Tepung
1 20 kg 1 kg Rp 52.000/kg Rp 1.040.000
Sorgum
2 Tepung Beras 5 kg 1 kg Rp 13.000/kg Rp 65.000
Tepung
3 1 kg 1 kg Rp 5.000/kg Rp 5.000
Tapioka
4 Garam Halus 300 gr 500 gr Rp 7.000/500 gr Rp 7.000
5 Bawang Putih 4 buah 1 buah Rp 1.000/buah Rp 4.000
6 Kental Manis 2 kaleng 1 kaleng Rp 10.000/kaleng Rp 20.000
Plastik
7 200 buah 100 buah Rp 3.500/100 buah Rp 7.000
Kemasan
9 Hard Box 200 box 1 box Rp.1.500/box Rp 300.000
10 Double Tape 2 buah 1 buah Rp 7.000/buah Rp 14.000
11 Stiker 200 buah 1 buah Rp 650/buah Rp 130.000
Total VC Rp 1.592.000
Sumber : Data diolah, 2020

c) Analisa Pendapatan
Tabel 3. Analisa Pendapatan dalam 1 Bulan Produksi
No Uraian Nilai (Rp)
.
1. Produksi (Q) 200
2. Harga (P) Rp 11.000
3. Keuntungan (TR) Rp 2.200.000
4. Biaya Tetap (FC) Rp 497.500
5. Biaya Variabel (VC) Rp 1.592.000
6. Total Biaya (TC) Rp 2.089.500
7. Pendapatan (π) Rp 110.500
Sumber : Data diolah, 2020
Berdasarkan tabel 1 yang berkaitan dengan biaya tetap dapat diketahui total
dari biaya tetap yang dibutuhkan dalam satu kali produksi produk Mie Kering
Sorgum yaitu sebesar Rp 497.500. Tabel 2 menunjukkan bahwa biaya variabel
yang dibutuhkan dalam 1 bulan produksi yaitu sebesar Rp 1.592.000. Tabel 3
menunjukkan bahwa analisa pendapatana yang berisi data total produksi dalam 1
bulan produksi yaitu sebesar 200 kemasan, harga per kemasan yaitu Rp 11.000,
keuntungan dalam 1 bulan produksi yaitu sebesar Rp 2.200.000, biaya tetap dalam
1 bulan produksi yaitu Rp 497.500, biaya variabel dalam 1 bulan produksi yaitu
Rp. 2.177.000,-, total biaya yang dibutuhkan dalam 1 bulan produksi yaitu Rp
1.592.000, dan pendapatan yang diperoleh selama 1 bulan produksi yaitu sebesar
Rp 110.500.

d) BEP (Break Even Point)


BEP (Break Even Point) adalah titik dimana pendapatan dari suatu usaha
sama dengan modal yang dikeluarkan. BEP dihitung dengan cara membandingkan
jumlah pendapatan atau jumlah unit yang harus dijual untuk dapat menutupi biaya
tetap dan biaya variabel dalam menghasilkan suatu penjualan. BEP (Break Even
Point) atau titik impas adalah titik dimana suatu usaha tidak mengalami kerugian
dan juga tidak mengalami kerugian. BEP dihitung dengan dua cara yaitu BEP
dalam unit dan BEP dalam dalam rupiah (Kho, 2019). Adapun perhitungannya
yaitu sebagai berikut.
 BEP dalam unit = total biaya : harga produksi
= Rp 2.089.500 : Rp 11.000
= 189,9 produk, jadi pada tingkat volume produksi 189,9
produk, usaha ini berada pada titik impas)
 BEP dalam rupiah = Total biaya : volume produksi
= Rp 2.089.500 : 189,9
= Rp. 11.000, jadi pada tingkat harga Rp. 10.000,-, usaha
ini berada pada titik impas)
e) B/C Ratio
B/C Ratio (Benefit Cost Ratio) merupakan suatu ukuran perbandingan
antara Pendapatan dengan Total Biaya produksi (Cost = C). Nilai B/C digunakan
sebagai alat untuk mengetahui apakah suatu usaha yang dijalankan
menguntungkan atau tidak menguntungkan. Metode ukuran penilaian kelayakan
suatu usaha, yaitu jika B/C ratio > 1 maka usaha layak untuk dilanjutkan, namun
jika B/C ratio < 1 maka usaha tersebut tidak layak atau merugi. Adapun
perhitungan B/C ratio untuk usaha Mie Kering Sorgum yaitu :
B/C ratio = Jumlah Pendapatan (B) : Total Biaya Produksi (TC)
= Rp 110.500 : Rp 2.089.500
= 0,05
Nilai B/C Ratio pada usaha Mie Kering Sorgum yaitu sebesar 0,05. Nilai
tersebut menunjukkan bahwa usaha Mie Kering Sorgum merupakan usaha yang
tidak layak dijalankan. Hal tersebut dikarenkan nilai B/C Ratio <1, artinya tiap
satuan biaya yang dikeluarkan diperoleh dari hasil penjualan sebesar 0,05 kali
lipat.

f) R/C Ratio
R/C ratio adalah metode analisis untuk mengukur kelayakan usaha
menggunakan rasio penerimaan dan biaya. Penggunaan R/C ratio bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana hasil yang diperoleh dari usaha yang menguntungkan
pada periode tertentu. Metode ukuran penilaian kelayakan suatu usaha, yaitu jika
R/C ratio > 1 maka usaha layak untuk dilanjutkan, namun jika R/C ratio < 1 maka
usaha tersebut tidak layak atau merugi (Anonim, 2020). Adapun R/C ratio pada
usaha Mie Kering Sorgum yaitu :
R/C ratio = Penerimaan : Total Biaya
= Rp 2.200.000 : Rp 2.089.500
= 1.05
Nilai R/C Ratio pada usaha Mie Kering Sorgum yaitu sebesar 1,05. Nilai
tersebut menunjukkan bahwa usaha produk Mie Kering Sorgum merupakan usaha
yang layak dijalankan. Hal tersebut dikarenkan nilai R/C Ratio >1, artinya tiap
penambahan biaya sebesar Rp 1, maka akan diperoleh penerimaan sebesar Rp
1,05. Dengan demikian dapat diketahui bahwa usaha Mie Kering Sorgum layak
untuk dijalankan.

D. Anggaran Biaya
Tabel 4. Anggaran Biaya
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Peralatan Penunjang 497.500
2 Bahan Habis Pakai 1.592.000
3 Perjalanan 400.000
4 Lain-lain: administrasi dan laporan 1.200.000
Jumlah (Rp) 3.689.000
Sumber : Data diolah, 2020

E. Jadwal Kegiatan
Tabel 5. Jadwal Kegiatan
Bulan Bulan Bulan Bulan
No Kegiatan Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan Pembuatan
Produk
2 Proses Pembuatan
3 Melakukan Penjualan
Produk
4 Melakukan Evaluasi
5 Pembuatan Laporan
Sumber : Data diolah, 2020
III. PENUTUP
Sorgum (Sorghum bicolor L.) adalah salah satu tanaman serealia yang
memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia karena memiliki daerah
adaptasi yang luas. Biji sorgum bisa digunakan sebagai bahan pangan dan bahan
baku industry pakan dan pangan, seperti industry gula, tepung, monosodium
glutamate (MSG), asam amino, industry minuman, dan industry bioethanol.
Sorgum dapat menjadi salah satu alternatife bahan dasar mie yang semula berasal
dari tepung terigu menjadi tepung sorgum. Sorgum memiliki kandungan nutrisi
yang baik, bahkan kandungan proteinnya (pektin) lebih tinggi daripada beras.
Pektin sendiri berfungsi untuk membuat mi lebih kenyal. Dalam melakukan usaha
tersebut perlu adanya evaluasi secara terus menerus dan melakukan kerjasama
dengan pabrik kemasan, sehingga biaya untuk proses produksi menjadi lebih
murah dan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari sebelumnya.
Daftar Pustaka

Prihandana, R. dan R. Hendroko. 2008. Energi Hijau. Bogor: Penebar Swadaya

Farida, I., A. Tarmizi, dan Y, November. 2016. Analisis Pengaruh Bauran


Pemasaran 7P Terhadap Kepuasan Pelanggan Pengguna Gojek
Online. Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis (JRMB) Fakultas Ekonomi
UNIAT, 1(1): 31-40.

Yuniarti, A. R. dan M. D. Afsari. 2016. Profil komoditas barang kebutuhan pokok


dan barang penting komoditas terigu. Jakarta: Dirjen Perdagangan Dalam
Negeri. Kementerian Perdagangan Indonesia.
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


1. Peralatan Penunjang
Berikut merupakan tabel biaya peralatan penunjang dalam pembuatan produk
Mie Kering Sorgum yaitu :
Material Justifikasi Kuantitas Harga Jumlah
Pemakaian Satuan (Rp)
(Rp)
Mangkok Untuk tempat 1 Buah 20.000 20.000
Plastik mengaduk adonan
mie
Loyang Untuk menempatkan 1 Buah 16.000 16.000
mie ke oven
Pasta Maker Untuk menggiling 1 Buah 125.000 125.000
dan mencetak mie
Pisau Untuk memotong 1 Buah 24.000 24.000
mie
Oven Untuk mengurangi 1 Buah 312.500 312.500
kadar air mie
Total 497.500

2. Bahan Habis Pakai


Berikut merupakan tabel bahan habis pakai dalam pembuatan Mie Kering
Sorgum yaitu:
Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Jumlah
Satuan (Rp) (Rp)
Tepung Sebagai bahan dasar 20 Kg 52.000 1.040.000
Sorgum pembuatan Mie Kering
Sorgum
Tepung Sebagai bahan dasar 5 kg 13.000 65.000
Beras pembuatan Mie Kering
Sorgum
Tepung Sebagai bahan dasar 1 kg 5.000 5.000
Tapioka pembuatan Mie Kering
Sorgum
Garam Sebagai bahan dasar 300 gr 7.000 7.000
Halus pembuatan Mie Kering
Sorgum
Bawang Sebagai bahan dasar 4 buah 1.000 4.000
Putih pembuatan Mie Kering
Sorgum
Kental Sebagai bahan dasar 2 kaleng 10.000 20.000
Manis pembuatan Mie Kering
Sorgum
Plastik Sebagai bahan dasar 200 buah 3.500 7.000
Kemasan pembuatan Mie Kering
Sorgum
Hard Box Sebagai bahan dasar 200 buah 1.500 300.000
pembuatan Mie Kering
Sorgum
Double tape Sebagai bahan dasar 2 buah 7.000 14.000
pembuatan Mie Kering
Sorgum
Stiker Sebagai bahan dasar 200 buah 650 130.000
pembuatan Mie Kering
Sorgum
Total 1.592.000

3. Perjalanan
Berikut merupakan biaya perjalanan yang dibutuhkan dalam pembuatan Mie
Kering Sorgum yaitu:
Material Justifikasi Kuantitas Harga Jumlah
Pemakaian Satuan (Rp) (Rp)
Bensin perjalanan 4 bln 25 L 8.000 200.000
ke pasar membeli
peralatan dalam
pembuatan Mie
Kering Sorgum
Bensin perjalanan 4 bln 25 L 8.000 200.00
pemasaran
produk Mie
Kering Sorgum
ke Kopma Unej
Kampus
Bondowoso
Total 400.000

4. Lain-Lain: Administrasi dan Laporan


Berikut biaya lain-lain yang dibutuhkan dalam pembuatan Mie Kering Sorgum,
yaitu:
Material Justifikasi Kuantitas Harga Jumlah
Pemakaian Satuan (Rp) (Rp)
Pamflet, Sebagai 150 lembar 2000 300.000
Brosur, media
Leaflet promosi
Pulsa Internet Sebagai 4 100.000 400.000
penunjang
media
promosi
secara online
Dokumentasi Dokumentasi 1 200.000 200.000
Laporan Pembuatan 1 300.000 300.000
Laporan
Total 1.200.000

Anda mungkin juga menyukai