HATI
Hati adalah sebuah kelenjar terbesar dan kompleks dalam tubuh,
berwarna merah kecoklatan, yang mempunyai berbagai macam fungsi,
termasuk perannya dalam membantu pencernaan makanan dan
metabolisme zat gizi dalam sistem pencernaan.
Hati manusia dewasa normal memiliki massa sekitar 1,4 Kg
atau sekitar 2.5% dari massa tubuh. Letaknya berada di bagian teratas
rongga abdominal, disebelah kanan, dibawah diagfragma dan menempati
hampir seluruh bagian dari hypocondrium kanan dan sebagian
epigastrium abdomen. Permukaan atas berbentuk cembung dan berada
dibawah diafragma, permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan
lekukan fisura transverses. Permukaannya dilapisi pembuluh darah yang
keluar masuk hati.
Lobus-lobus dari hati terdiri atas lobulus-lobulus. Sebuah lobulus terdiri
atas sel-sel epitel yang disebut sel-sel hati atau hepatosit. Disusun secara
tak beraturan, bercabang, bDiantara lapisan-lapisan sel tersebut ada
ruang endothelial-lined yang disebut sinusoid-sinusoid yang diteruskan
ke aliran darah.
Sinusoid-sinusoid juga sebagian terdiri atas sel-sel fagosit dan sel-sel
kupffer yang merombak sel-sel darah merah dan sel darah putih yang
telah rusak, bakteri-bakteri dan senyawa-senyawa beracun. Hati terdiri
atas sinusoid-sinusoid yang bergantung pada tipe pembuluh kapilernya.
erlapis2 dan dihubungkan langsung ke sebuah vena pusat. Sel-sel ini
mensekresikan cairan empedu.
KANDUNG EMPEDU
HATI
KANDUNG EMPEDU
A. DEFINISI
Hiperbilirubin adalah meningkatnya kadar bilirubin dalam darah yang
kadar nilainya labuh dari normal ( Suriadi, 2001)
Ikterus Fisiologis
Ikterus pada neonatus tidak selamanya patologis. Ikterus fisiologis
adalah Ikterus
yang memiliki karakteristik sebagai berikut (Hanifa, 1987):
• Timbul pada hari kedua-ketiga
• Kadar Biluirubin Indirek setelah 2 x 24 jam tidak melewati 15
mg% pada neonatus cukup bulan dan 10 mg % pada kurang bulan.
• Kecepatan peningkatan kadar Bilirubin tak melebihi 5 mg % per
hari
• Kadar Bilirubin direk kurang dari 1 mg %
• Ikterus hilang pada 10 hari pertama
• Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadan patologis
tertentu
1. Bilirubim total
Kadar direk (terkonjugasi) bermakna jika melebihi 1,0 – 1,5 mg/dl,
yang mungkin dihubungkan dengan sepsis.
Kadar indirek (tidak terkonjugasi) tidak boleh melebihi peningkatan
5 mg/dl dalam 24 jam atau tidak boleh lebih dari 20 mg/dl pada
bayi cukup bulan atau 15 mg/dl pada bayi praterm.
2. Hitung darah lengkap
Hb mungkin rendah (< 14 g/dl) karena hemolisis.
Ht mungkin meningkat (> 65 %) pada polisitemia.
3. Meter ikterik traskutan
Untuk mengidentifikasi bayi yang memerlukan penentuan bilirubin
serum.
4. Smear Darah perifer
Menunjukkan SDM normal atau imatur.
E. PENATALAKSANAAN MEDIS
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan utama MRS
b. Keluhan utama saat pengkajian
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat penyakit sebelumnya
e. Riwayat penyakit keluarga
3. DATA BIO-PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL
1) Aktivitas/Istirahat
Letargi, malas
2) Sirkulasi
Mungkin pucat (menandakan anemia), bertempat tinggal di atas
ketinggian 5000 ft.
3) Eliminasi
Bising usus hipoaktif, pasase mekonium mungkin lambat, feses
mungkin lunak/coklat kehijauan selama pengeluaran bilirubin, urin
gelap pekat.
4) Makan/Cairan
Riwayat perlambatan/ makan oral buruk, lebih mungkin disusui dari
pada menyusu botol. Palpasi abdomen dapat menunjukkan pembesaran
limpa dan hepar.
5) Neurosensori
Sefalohematoma besar mungkin terlihat pada satu atau kedua tulang
parietal yang berhubungan dengan trauma kelahiran (kelahiran
ekstraksi vakum).
Edema umum, hepatosplenomegali atau hidrops fetalis mungkin ada
dengan inkontabilitas Rh berat.
Kehilangan refleks moro mungkin terlihat.
Opistotonus dengan kekakuan lengkung punggung, fontanel menonjol,
menangis lirih, aktivitas kejang ( tahap krisis).
6) Pernafasan
Riwayat asfiksia, krekels, mucus bercak merah muda (edema pleural,
hemoragi pulmonal).
7) Keamanan
Riwayat positif infeksi/sepsis neonatus. Ekimosis berlebihan, petekie,
perdarahan intracranial, ikterik pada wajah dan berlanjut ke bagian
distal tubuh, kulit hitam kecoklatan (sindrom bayi bronze) sebagai efek
samping fototerapi.
4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Inspeksi
b. Auskultasi
c. Palpasi
d. Perkusi
B. DIAGNOSA
C. PERENCANAAN
1. Prioritas :
Intervensi :
Intervensi ;
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
E. EVALUASI
1. Kadar bilirubin indirek di bawah 12 mg/dl pada bayi cukup bulan pada
usia 3 hari.
2. Tidak mengalami kekurangan cairan atau dehidrasi
3. Nutrisi terpenuhi secara adekuat
4. Gangguan integritas kulit tidak terjadi
5. Orang tua tidak tampak cemas lagi pada bayinya dan aktif dalam
partisipasi peawatan bayi.
6. Orang tua memahami kondisi bayi, mengungkapkan pemahaman tentang
penyebab, tindakan dan kemungkinan hasil hiperalbumenia dan
berpartisipasi dalam perawatan bayi bahkan mendemonstrasikan
perawatan bayi yang tepat.
7. Suhu tubuh dan keseimbangan cairan dalam batas normal, bebas dari
cidera kulit dan jaringan, mendemonstrasikan pola interaksi yang
diharapkan, menunjukkan penurunan kadar bilirubin serum.
Daftar Pustaka
Smeltzer, S.C. dan Bare, B.G. (2001). Buku ajar keperawatan medikal- bedah
Brunner & Suddarth, edisi 8, volume 3. Jakarta: EGC
Doenges, Marilyn E.2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi. Edisi 2.
Jakarta: EGC.
Suriadi & Yuliani Rita.2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta : PT Fajar
www.google.co.id/mediastore
KONSEP DASAR TEORI
DAN KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
HIPERBILIRUBIN
OLEH :