Anda di halaman 1dari 5

KUIS MANAJEMEN KEUANGAN STRATEGIK

SEMESTER AGUSTUS 2020 - JANUARI 2021


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET
PROGRAM STUDI S2 MAGISTER MANAJEMEN

Nama Mahasiswa NIM Tanda Tangan


Muhammad Syafrizal Itsnaini S412008026

NO JAWABAN
1. Perusahaan start-up diketahui membutuhkan banyak modal yang harus
dikeluarkan oleh pemilik perusahaan dengan intensitas yang tinggi. Seperti
pada Gambar 1 memiliki risiko bisnis yang tinggi, selain itu diketahui laba per
saham (eps) biasanya negatif atau sangat rendah karena biaya awal yang
tinggi dan tingkat penjualan yang sangat rendah. Hal ini dikarenakan
perusahaan startup belum dikenal publik dan juga merupakan usaha yang
memiliki resiko pengembalian modal yang sangat besar, sehingga tidak
banyak investor yang mau menginvestasikan usahanya di perusahaan jenis
ini.
Gambar 1 Profil Bisnis Strart-up

Modal yang didapat oleh perusahaan ini selain dari kantong pribadi pemilik,
juga dapat menggunakan investasi dari keluarga maupun kolega. Modal yang
dimiliki oleh perusahaan banyak terserap untuk kegiatan marketing, R&D, dan
pengembangan produk. Selanjutnya bisa saja tidak ada dividen dibayar oleh
start-up lalu pengembalian dana ke investor rendah dan mungkin tidak seperti
ekspetasi penanam modal. Untuk itu perusahaan perlu mengubah mindset
investor melalui tindakan seperti penyampaian informasi keuangan dan non-
keuangan secara utuh dan melakukan perlindungan entitas investor.
Perusahaan start-up yang menggunakan internet sebagai basis operasinya
lebih mudah goyah dengan beberapa faktor eksternal dari perusahaan, antara
lain kebijakan politik dan jaringan internet dari pusat. Jaringan internet
merupakan hal yang krusial. Perusahaan diharuskan memiliki kekuatan IT
yang mumpuni dengan mendatangkan SDM yang expert pada bidang tersebut
agar dapat menarik minat konsumen.
2. Keputusan perusahaan untuk menjadi perusahaan go public karena dorongan
atas kebutuhan modal dan terjadinya pertumbuhan yang pesat, sehingga
perusahaan dituntut untuk mampu menyediakan dana untuk keperluan
ekspansi dan untuk keperluan investasi baru. Namun keputusan IPO
dihadapkan pada beberapa konsekuensi yang menguntungkan (benefits)
maupun yang merugikan (cost) seperti pada Tabel 1.
Tabel 1 Cost dan Benefit IPO
Cost Benefit
• Adanya tambahan biaya proses • Perusahaan akan mendapatkan
pelaksanaan seperti : dana segar yang dapat digunakan
- Biaya untuk membayar auditor, sebagai modal untuk jangka
- Penjamin emisi (underwriter), panjang dan juga sangat berguna
- Percetakan, untuk mengembangkan
- Promosi, perusahaan, membayar hutang
- Penasehat hukum dan tujuan-tujuan lainnya.
- Biaya sesudah ipo • Meningkatkan nilai pasar dari
• Kewajiban perusahaan untuk perusahaan karena umumnya
menyajikan informasi secara perusahaan yang sudah menjadi
lengkap (full disclosure). perusahaan publik, likuiditasnya
• Tugas manajemen menjadi akan lebih meningkat.
semakin berat, karena • Meningkatkan kekayaan bersih
bertanggung jawab tarhadap perusahaan, tanpa perlu
pemegang saham public. membayar kembali atau meminta
• Fleksibilitas ruang gerak tambahan pinjaman.
manajemen menjadi berkurang, • Citra dan perkembangan
berbagai langkah yang akan perusahaan akan meningkat
dilakukan seringkali membutuhkan karena dapat ekspansi ke tingkat
persetujuan pemegang saham internasional seiring dengan
public. penjualan sahamnya.
3. Perkembangan dan resiko yang dihadapi Gojek sebagai start up terntu harus
ditangani dengan tepat, seperti pada Tabel 2 terdapat 4 hal yang harus
diperhatikan oleh manajemen Gojek.
Tabel 2 Resiko, Perkembangan, dan Pengelolaan Gojek
Pendanaan Gojek pertama kali mendapatkan kucuran dana dari NSI
Ventures pada Juni 2015 dengan besaran dana yang tidak
dipublikasikan. Pada Oktober 2015, Gojek kembali
mendapatkan kucuran dana. Kali ini dari Sequoia Capital
dan DST Global yang juga tidak disebutkan jumlahnya.
Pada Agustus 2016, Gojek secara resmi mengumumkan
pendanaan senilai US$550 juta atau sekitar Rp7,2 triliun
dari KKR, Warburg Pincus, Farallon Capital, dan Capital
Group Private Markets dan investor-investor sebelumnya.
Dengan adanya pendanaan tersebut, Gojek resmi
berstatus sebagai unicorn pertama di Indonesia, yaitu
startup dengan valuasi lebih dari US$1 miliar. Pada saat
itu, valuasi Gojek telah mencapai US$1,3 miliar (sekitar
Rp17 triliun). Pada Januari 2018, Google melalui situs blog
resminya mengumumkan bahwa mereka telah
memberikan pendanaan untuk Gojek. Ini merupakan
investasi pertama Google kepada startup di Asia. Kucuran
dana tersebut merupakan bagian dari seri pendanaan
yang diikuti oleh Tencent, JD, Temasek, dan Meituan-
Dianping yang mencapai angka US$1,2 miliar (sekitar
Rp16 triliun). Dalam pengumumannya, Google tidak
merinci besaran jumlah investasinya kepada Gojek namun
sebuah sumber dari Reuters menyebutkan totalnya sekitar
100 juta dollar AS (sekitar 1,3 triliun).
Akuisisi Dalam upaya melakukan pengembangan aplikasinya,
dan Gojek mengakuisisi beberapa perusahaan di India dan
Investasi membuka kantor di Bengaluru. Februari 2016, Gojek
akhirnya mengakuisisi C42 Engineering beserta
CodeIgnition, perusahaan pengembangan aplikasi di New
Delhi yang sebelumnya juga pernah bekerja untuk Gojek.
Kedua perusahaan teknologi ini ditugaskan membantu
meningkatkatkan sistem IT untuk menanggulangi jumlah
pengguna yang semakin banyak.[24] Pada saat itu,
pertumbuhan Gojek melaju dengan cepat. Jumlah
pengunduh aplikasinya mencapai 11 juta dengan 200 ribu
sopir Gojek. Pada 8 Agustus 2017, Gojek mengakuisisi
LOKET, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang
event management & ticketing. LOKET menghadirkan
layanan pemesanan tiket secara daring, sampai
menyediakan gelang RFID untuk pengunjung acara.
Langkah ini diambil Gojek untuk mendorong
perkembangan fitur penjualan tiket bioskop dan acara
yang telah mereka miliki melalui GO-TIX.
Ekspansi Pada 24 Mei 2018, Gojek melakukan ekspansi ke empat
negara di Asia Tenggara yaitu Vietnam, Thailand,
Singapura, dan Filipina. Gojek mengeluarkan dana
sebesar USD500 juta atau sekitar Rp7,1 triliun untuk
memuluskan langkahnya tersebut. Sebulan kemudian
tepatnya pada 25 Juni 2018, Gojek memperkenalkan GO-
Viet di Vietnam dan GET di Thailand sebagai bagian dari
ekspansinya.
Efek Sebuah riset yang dilakukan oleh Lembaga Demografi
Lanjutan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
menyebut Gojek telah memberi kontribusi Rp8,2 triliun per
tahun bagi perekonomian Indonesia melalui penghasilan
mitra pengemudi. Gojek juga berkontribusi Rp1,7 triliun per
tahun bagi perekonomian Indonesia melalui penghasilan
mitra UMKM. Penelitian yang melibatkan 3.315 responden
di 9 wilayah tersebut menunjukkan rata-rata penghasilan
mitra pengemudi mencapai Rp3,31 juta lebih tinggi dari
UMK 9 wilayah itu yang hanya Rp2,8 juta.
4. Adanya wacana jika Gojek dan Grab akan merger, dilihat dari perspektif
perusahaan Grab terdapat poin plus akan wacana Grab dan Gojek dapat
melakukan ekspansi dan dapat menjadi pemain tunggal dalam moda
transportasi online. Sehingga kalua ada competitor yang berusaha masuk
akan mengalami kesulitan. Merger dapat mengurangi tekanan persaingan dan
membendung uang tunai yang berkelanjutan dari kedua perusahaan, itu akan
menghasilkan pemain tunggal yang dominan di berbagai segmen layanan.
Maka dari itu, rencana merger sepertinya mendapat dukungan dari investor
jika memang Grab dan Gojek ingin meraih keuntungan lebih cepat. Lebih lanjut
perusahaan ini nanti kemungkinan juga dapat melakukan IPO karena saat ini
masing-masing perusahaan masih bersifat private.
Namun disisi lain dari perspektif pemerintah seperti yang harus menjadi
pertimbangan perusahaan start-up karena dari Komisaris KPPU
mengkhawatirkan akan adanya price dumping .Dengan adanya pemain
tunggal dapat merubah struktur pasar terutama merger dan akuisisi di
horizontal yang sama akan merugikan konsumen.

Anda mungkin juga menyukai