PERILAKU ORGANISASI
“ NILAI, SIKAP DAN KEPUASAN KERJA “
KELOMPOK 3
Allisa Putri Hannani Indra ( 19042102 )
Finna Mayrani ( 19042133 )
Muhammad Agid Rahman ( 19042155 )
Puja Hariqah ( 19042080 )
Viona Nabilla Huda Utami( 19042038 )
Dosen Pengampu
Rizki Syafril, SHI, M.Si
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan ilmu pengetahuan,
kekuatan dan petunjuk-Nya.Dimana dengan izin-Nyalah penyusun dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “nilai, sikap dan kepuasan kerja”.Pemakalah menyusun makalah
sebagai persyaratan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kuliah Perilaku Organisasi. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, atas kekurangan kami, kami mohon maaf karena
sesungguhya kesempurnaan hanya milik Allah semata.
II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................. II
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................... 2
C. Tujuan............................................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN NILAI, SIKAP DAN KEPUASAN INDIVIDU DALAM ORGANISASI... 3
A. Nilai............................................................................................................................................. 3
1. Defenisi Nilai...........................................................................................................................3
2. Atribut Nilai.............................................................................................................................3
3. Jenis Nilai................................................................................................................................ 4
4. Nilai Dengan Loyalitas dan Perilaku Etis................................................................................4
5. Nilai dan Budaya..................................................................................................................... 5
6. Hubungan nilai dan tingkah laku............................................................................................. 6
B. Sikap............................................................................................................................................ 7
1. Defenisi Sikap..........................................................................................................................7
2. Komponen Sikap......................................................................................................................9
3. Macam Sikap......................................................................................................................... 10
4. Jenis- jenis sikap :.................................................................................................................. 11
5. Sikap dan Konsistensi............................................................................................................11
6. Cognitive Dissonance Theory (Teori Disonansi Kognitif)....................................................12
C. Hubungan Sikap dan Perilaku....................................................................................................14
D. Kepuasan Kerja..........................................................................................................................15
1. Pengertian Kepuasan Kerja....................................................................................................15
2. Faktor-Faktor Kepuasaan Kerja.............................................................................................16
3. Mengukur Kepuasaan Kerja.................................................................................................. 18
BAB IV penutup.................................................................................................................................... 19
A. kesimpulan................................................................................................................................. 19
B. Saran.......................................................................................................................................... 19
Daftar pustaka........................................................................................................................................ 20
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nilai atau value penting untuk dipelajari dalam perilaku organisasi karena di
dalamnya untuk memahami sikap dan motivasi karena di dalamnya terltak dasar untuk
memahami sikap dan motivasi dan karena nilai-nilai memengaruhi persepsi. Ketika individu
memasuki organisasi dengan memepertimbangkan sebelumnya dugaan tentang apa yang
menajdi keharusan dan yang tidak menjadi keharusan. Sebaliknya, nilai-nilai juga memuat
interprestasi tentang baik dan buruk. Nilai-nilai biasanya mempengaruhi sikap dan perilaku.
Orang yang menjunjung nilai moral tinggi akan membuat orang tersebut memiliki sikap
moral yang positif.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan nilai, atribut nilai, jenis nilai, nilai dengan loyalitas dan
perilaku etis, serta nilai dan budaya dalam perilaku organisasi ?
2. Apa yang dimaksud dengan sikap, perbedaan sikap dengan nilai, komponen sikap,
jenis sikap, sikaap dan konsistensi, cognitive dissonance theory, serta hubungan sikap
dan perilaku dalam perilaku organisasi ?
3. Apa dimaksud dengan kepuasan kerja, faktor yang mempengaruhi, serta indikator
kepuasan kerja dalam perilaku organisasi ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk:
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan nilai, atribut nilai, jenis nilai, nilai dengan
loyalitas dan perilaku etis, serta nilai dan budaya dalam perilaku organisasi ?
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan sikap, perbedaan sikap dengan nilai,
komponen sikap, jenis sikap, sikaap dan konsistensi, cognitive dissonance theory, serta
hubungan sikap dan perilaku dalam perilaku organisasi ?
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kepuasan kerja, faktor yang mempengaruhi,
serta indikator kepuasan kerja dalam perilaku organisasi ?
2
BAB II PEMBAHASAN
NILAI, SIKAP DAN KEPUASAN INDIVIDU DALAM
ORGANISASI
A. Nilai
1. Defenisi Nilai
Dalam Kamus Bahasa Indonesia Nilai adalah harga, taksiran, angka1 artinya
nilai adalah sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang sedemikian rupa oleh
seseorang sesuai dengan tuntutan hati nuraninya.Pada dasarnya setiap masyarakat
memiliki nilai-nilai yang dijunjung dan di pegang teguh.
Jadi, secara universal, nilai itu merupakan pendorong bagi seseorang dalam
mencapai tujuan tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai budaya adalah suatu
bentuk konsepsi umum yang dijadikan pedoman dan petunjuk di dalam bertingkah
laku baik secara individual, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan tentang
baik buruk, benar salah, patut atau tidak patut.
2. Atribut Nilai
Atribut nilai dibagi menjadi dua:
Konten
suatu tindakan atau keadaan tertentu yang dianggap penting. Contoh : Saya
percaya keuletan membawa kesuksesan dalam berbisnis
3
Intensitas
3. Jenis Nilai
Menurut Ndraha,( 2003:18) mengemukakan bahwa nilai dibedakan atas nilai
subyektif dan nilai obyektif. Menurutnya bahwa nilai subyektif adalah sesuatu yang
oleh seseorangdi anggap dapat memenuhi kebutuhannya pada sutu waktu dan oleh
karena itu ia (seseorang tadi) berkepentingan atasnya (sesuatu itu),disebut bernilai
atau mengandunng nilai bagi orang yang bersangkutan.Oleh karena itu ia dicari,
diburu dan dikejar dengan menggunakan berbagai cara dan alat. Dalam hubungan itu,
nilai dianggap subyektif dan ekstrinsik (extrinsic). Nilai ekstrinsik sutu barang
berbeda menurut seseorang dibanding dengan orang lain. Nilai objektif adalah nilai
dapat juga dipelajari sebagai sesuatu yang bersifat objektif .Segala sesutu yang ada
mengandung nilai, jika bagi seseorang tidak ,mungkin bagi orang lain.Berdasarkan
anggapan ini , seolah-olah ada ada sebuah bag of virtues , kantong berisi nilai yang
siap ditransfer kepada orang-orang. Menurut pendekatan ini ,nilai dianggap intrinsik
(intrinsic).
4
sebuah kebaikan jika loyalitas tersebut tercipta dari budaya yang etis dan kaya
integritas. Loyalitas yang etis mampu menjadi energi positif yang hebat untuk
mendukung tata kelola organisasi yang kuat dan sehat.
5
assumption that the group learner as it solved its problems of external adaptation and
internal integration, that has worked well enough to be considered valid and therefore,
to be taught to new members as the correct way to perceive, think and feel in relation
to these problems”. Pendapat tersebut diartikan bahwa kebudayaan adalah “ suatu
pola asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan atau dikembangkan oleh kelompok
tertentu sebagai pembelajaran untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan
integrasi internal yang resmi dan terlaksana dengan baik dan oleh karena itu diajarkan
kepada angota-anggota baru sebagai cara yang tepat untuk memahami, memikirkan
dan merasakan terkait dengan masalah-masalah tersebut”.
2) Espoused Values, tingkat kedua adalah nilai-nilai yang didukung, terdiri dari
strategi, tujuan, dan filosofi organisasi. Tingkat ini mempunyai arti penting
dalam kepemimpinan, nilai-nilai ini harus ditanamkan pada tiap-tiap anggota
organisasi.
6
Danan djaja dalam Umam (2012: 77) mengemukakan bahwa nilai memberi
arah pada sikap, keyakinan, dan tingkah laku seseorang, serta memberi pedoman
untuk memilih tingkah laku yang diinginkan pada setiap individu. Karena itu, nilai
berpengaruh pada tingkah laku sebagai dampak dari pembentukan sikap dan
keyakinan, sehingga dapat dikatakan bahwa nilai merupakan faktor penentu dalam
berbagai tingkah laku sosial.
Menurut Grube dkk dalam Umam (2012: 77) Nilai juga merupakan salah satu
komponen yang berperan dalam tingkah laku. Perubahan nilai dapat mengarahkan
terjadinya perubahan tingkah laku. Hal ini dibuktikan dalam sejumlah penelitian
yang berhasil memodifikasi tingkah laku dengan cara mengubah sistem nilai.
Perubahan nilai telah terbukti secara signifikan menyebabkan perubahan pula
pada sikap dan tingkah laku memilih pekerjaan, merokok, mencontek, mengikuti
aktivitas politik, pemilihan teman, ikut perilaku. (Chandra, 2017:190)
B. Sikap
1. Defenisi Sikap
Berbicara masalah sikap, sebenarnya hal ini sudah merupakan sesuatu yang
sangat opuler dan penting,terutama dalam rangka pembahasan psikologi sosial.para
ahli mengakui bahwa setiap sikap dapat terbentuk karena adanya pengaruh dan
peranan pembawaan dan lingkungan, yang keduanya mempunyai fungsi yang sama,
dalam arti bahwa sikap tidak dibawa sejak manusia lahir. Pengertian sikap sudah
banyak dikemukakan oleh para ahli.Dalam memeberikan pengertian tentang sikap ini
para ahli berbeda pendapatnya.Namun pada hakekatnya perbedaan pendapa tersebut
tidak menunjukkan perbedaan yang mendasar. Dalam kaitan ini, kita ketahui bahwa
setiap individu didalam aktivitas hidupnya mjempunyai suatu reaksi ataupun gerakan
terhadap suatu obyek tertentu dan inilah nantinya akan menjadi bagian dari sikap
individu tersebut.
7
Sikap mencerminkan bagaimana seseorang merasakan sesuatu. Ketika saya
berkata “saya menyukai pekerjaan saya” ini berarti saya sedang mengekspresikan
sikap saya tentang pekerjaan. Seseorang bisa memiliki ribuan sikap, tetapi Perilaku
Organisasi (PO) memfokuskan diri pada sikap yang berkaitan dengan pekerjan. Hal
ini meliputi kepuasan kerja, keterlibatan kerja (sejauh mana seseorang berkecimpung
dalam pekerjaannya dan secara aktif berpartisipasi di dalamnya), dan komitmen
organisasi (sebuah indikator loyalitas kepada, dan keberpihakan terhadap organisasi).
Tidak dapat dipungkiri, kepuasan kerja telah mendapatkan perhatian yang besar.
(Dede, 2017:34)
Ada perbedaan antara sikap dan nilai, meskipun keduaduanya beliefs dan
cognitive, Pertama sikap adalah keyakinan (beliefs) mengenai sesuatu obyek yang
khusus mengenai orang atau situasi, sedangkan nilai adalah bersifat umum. Nilai
adalah keyakinan yang melekat pada diri orang, terlepas bagaimana orang lain,
sedangkan sikap adalah tanggapan terhadap pihak lain.
1) ada obyek,
2) mengarah,
8
4) berstruktur, dan
5) dipelajari.
Dikatakan ada obyek, karena ada sesuatu yang disikapi.Tidak ada sikap tanpa obyek
Dikatakan mengarah karena setiap obyek ada arahnya.Jadi sikap mengarah kepada
obyek yang disikapi.Dikatakan berintensitas atau berderajat karena dalam sikap
ditanyakan sejauhmana atau seberapa tinggi rendah sikapnya. Dikatakan berstruktur,
karena dalam sikap itu ada komponenkomponen yang secara intern terbentuk dengan
sendirinya, yaitu komponen kognitif, afektif yang saling menjalin.3
2. Komponen Sikap
Dilihat dari structurnya, sikap terdiri atas tiga komponen yaitu komponen
kognitif, komponen afektif, dankomponen konatif.Komponen kognitif berupa
keyakinan seseorang (behavior belief dan group belief), komponen afektif
menyangkut aspek emosional, dan komponen konatif merupakan aspekkecenderungan
bertindak sesuai dengan sikap- .nya. Komponen afektif atau aspek emosional biasanya
berakar paling dalam sebagai komponen sikap, yang paling bertahan terhadap
pengaruh yang mungkin mengubah sikap4
a) Komponen Kognitif
b) Komponen Afektif ,
9
c) Komponen Konatif
Sebagaihalnya karakteristik afektif yang lain, sikap memiliki target, arah, dan
intensitas. Target ialah objek,.kegiatan, atau gagasan yang menjadi sasaran suatu
sikap. Yang dimaksud dengan arah sikap ialah orientasi sikap yang dapat positif atau
negatif.Sedangkan intensitas adalah derajad atau kekuatan sikap.Sikap terhadap suatu
objek dapat sangat kuat, misalnya sangat senang pada karya karya sastra atau sangat
benci pada perjudian. Arahdan intensitas sikap itu sebagai suatu kontinum. Titik
tengah kontinum tersebut membedakan arah positif dan negatif, sedangjarak dari titik
tengah menunjukkan intensitas sikap.
3. Macam Sikap
Sikap atau attitude itu dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu attitude sosial
dan attitude individual.Sikap atau attitude sosial adalah kesadaran individu yang
menentukan perbuatan yang nyata, yang berulang-ulang terhadap obyek sosial. Sikap
sosial ini dinyatakan oleh cara-cara kegiatan yang sama dan berulang-ulang terhadap
obyek sosial tersebut. Attitude sosial ini menyebabkan terjadinya cara-cara tingkah
laku yang dinyatakan secara berulang-ulang terhadap obyek sosial.Sedangkan attitude
individual adalah sikap yang hanya dimiliki oleh perorangan saja, sikap ini dapat
berupa kesukaan atau ketidaksukaan pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang
ataupun hewan- hewan tertentu.
Jadi antara attitude sosial dengan attitude individual perbedaan yang sangat
mencolok adalah :
a. Bahwa attitude atau sikap individual itu dimiliki oleh seorang demi seorang
saja Misalnya kesukaan terhadap binatang-binatang tertentu
10
individual ini. Attitude sosial menyebabkan terjadinya tingkah laku khas dan
berulang-ulang terhadap obyek social dan oleh karena itu maka attitude sosial
turut merupakan suatu faktor penggerak dalam pribadi individu untuk
bertingkah laku secara tertentu, sehingga attitude sosial dan attitude pada
umumnya itu merupakan sifat-sifat dinamis yang sama seperti motif dan
motifasi. Yaitu merupakan salah satu penggerak intern dalam pribadi orang
yang mendorongnya berbuat sesuatu dengan cara tertentu.
Konsistensi dapat berarti suatu tindakan yang selalu berpegang teguh pada
prinsip yang telah ditetapkan dalam diri seseorang yang diimplentasikan dalam
kehidupan. Idealnya, sikap itu termanifestasikan ke dalam perbuatan nyata sehingga
sikap yang terdiri atas kognisi, afeksi, dan konasi terjadi ketaatasasan hubungan yang
selaras.
Suharyat (2009) menjelaskan bahwa sikap dan perilaku ada kesamaan. Oleh
karena itu, psikolog sosial, seperti Morgan dan King, Howard dan Kendler, serta
Krech dkk., mengatakan bahwa antara sikap dan perilaku adalah konsisten.
11
Sikap dan perilaku konsisten merupakan salah satu indikator kunci dalam diri
seseorang yang memiliki integritas. Semakin tinggi sikap dan perilaku kosnsitensinya
biasanya integritasnya juga semakin tinggi. Berkonsisten dalam pikiran, sikap, bicara
dan perbuatan merupakan pilihan setiap orang. Artinya, tidak otomatis setiap orang
menjadi konsisten. Saat memilih sikap konsisten maka seluruh kehidupannya menjadi
konsisten.
Disonansi kognitif seringkali muncul akibat paksaan atau tekanan yang sulit
dihindari. Misalnya, seorang karyawan tetap pergi bekerja ke kantor di tengah
pandemi Covid-19. Ia terpaksa berangkat ke kantor karena takut dipecat serta demi
mempertahankan penghasilannya.
b. Informasi baru
12
Sebagai manusia, kita akan terus menciptakan beragam keputusan. Saat
dihadapkan dengan dua pilihan yang sama-sama kuat, kita akan mengalami kondisi
disonansi. Misalnya, seseorang menerima dua tawaran pekerjaan, yakni satu
pekerjaan di dekat rumah orangtuanya dan satu pekerjaan di luar kota namun dengan
gaji lebih tinggi. Ia mungkin bingung dengan dua pilihan tersebut karena menurutnya
faktor kedekatan dengan keluarga dan gaji sama pentingnya.
Cara manusia menghadapi disonansi kognitif. Rasa tidak nyaman saat mengalami
disonansi kognitif dapat dikurangi dengan beberapa metode, yaitu:
b. Melakukan justifikasi
13
C. Hubungan Sikap dan Perilaku
Hubungan antara sikap dan perilaku dapat bervariasi, karena sikap dan
perilaku merupakan faktor yang bergantung tetapi dipengaruhi oleh faktor lainnya
(suasana hati, emosi, kepribadian, tekanan sosial, potensi, resiko ataupun waktu).
Sikap akan mempengaruhi perilaku, jika;
2) Ketika pengukuran sikap menunjuk pada suatu perilaku yang lebih spesifik,
Perbedaan antara sikap dan prilaku ditentukan oleh intention, yaitu kesiapan
orang untuk mewujudkan perilaku tertentu. Adjen mengembangkan model
memfokkus pada itentions sebagai kunci hubbungan antara sikap dengan prilaku
terencana (Kreitner dan Kinicki, 2010: 163). Berdasarkan pandangan tersebut maka
sikap tidak secara langsung membentuk prilaku, namun melalui proses transisi yang
dinamakan itention, sebagai persiapan untuk mewujudkan prilaku. (Chandra,
2017:190)
Adakalanya sebuah sikap dan perilaku memiliki keterkaitan yang cukup dekat.
Menurut hasil penelitian pun menyatakan adanya hubungan yang cukup kuat antara
sebuah sikap dengan perilaku. Dari adanya kaitan dengan perilaku yang konsisten
dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek diantaranya:
1) Tekanan normatif
14
3) Adanya pengalaman yang dapat membentuk sikap
D. Kepuasan Kerja
Ada beberapa defenisi dari kepuasan kerja yang diberikan oleh para ahli Anoraga
(1998:80) yaitu :
o Kepuasan kerja merupakan sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa
sikap khusus terhadap faktor-faktor pekerjaan, penyesuaian diri dan hubungan
sosial individu di luar kerja.
o Kepuasan kerja pada dasarnya adalah security feeling (rasa aman) dan
mempunyai segi-segi :
15
bawahannya misalnya bahwa si A tampaknya sangat senang dengan promosinya
sekarang. Sementara itu Siagian (2000) berpendapat bahwa pembahasan mengenai
kepuasan kerja perlu di dahului oleh penegasan bahwa masalah kepuasan kerja
bukanlah hal yang sederhana baik dalam arti konsepnya maupun dalam arti
analisisnya, karena kepuasan mempunyai konotasi yang beraneka ragam. Namun
menurutnya bahwa sekalipun konsep kepuasan kerja bukanlah hal yang sederhana
namun demikian tetep relevan untuk mengatakan bahwa kepuasan jerja adalah
merupakan cara pandang seseorang baik yang bersifat positif maupun bersifat
negatif tentang pekerjaannya. 3
Faktor-faktor Kepuasan Kerja Tidak bisa dipungkiri dan hampir sebagian orang
berpendapat bahwa gaji atau upah merupakan faktor utama untuk dapat menimbulkan
kepuasan kerja. Namun pendapat tersebut berbenturan dengan kenyataan, karena pada
sebagian orang yang sudah memenuhi kebutuhan financial keluarganya secara wajar,
maka gaji atau upah tidak lagi menjadi factor penentu. Gilmer (1966) dalam bukunya
Moch. As‟ad (2004 : 114 ) berpendapat tentang tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja sebagai berikut :
1) Kesempatan untuk maju. Dalam hal ini ada tidaknya kesempatan untuk
memperoleh kesempatan peningkatan pengalaman dan kemampuan kerja
selama bekerja.
2) Keamanan kerja. Faktor ini sering disebut sebagai penunjang kepuasan kerja,
baik karyawan pria maupun wanita. Keadaan yang aman sangat
mempengarugi perasaan kerja karyawan selama bekerja.
3) Gaji. Gaji lebih banyak menyebabkan ketidakpuasan, dan jarang orang yang
mengekspresikan kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang yang di
perolehnya.
16
4) Manajemen kerja. Manajemen kerja yang baik adalah yang memberikan
situasi dan kondisi kerja yang stabil, sehingga karyawan dapat bekerja dengan
nyaman.
5) Kondisi kerja. Dalam hal ini adalah tempat kerja, ventilasi, penyinaran, kantin,
dan tempat parkir.
7) Faktor intrinsik dari pekerjaan. Atribut yang ada pada pekerjaan mensyaratkan
ketrampilan tertentu. Sukar dan mudahnya serta kebanggaan akan tugas akan
meningkatkan atau mengurangi kepuasan.
9) Aspek sosial dalam pekerjaan. Merupakan salah satu sikap yang sulit
digambarkan tetapi dipandang sebagai faktor yang menunjang puas atau tidak
puas dalam kerja
10) Fasilitas. Fasilitas rumah sakit, cuti, dana pensiun, atau perumahan merupakan
standar suatu jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan menimbulkan rasa puas.
17
c) Faktor finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan
serta kesejahteraan pegawai, yang meliputi sistem penggajian, jaminan
sosial,besarnya tunjangan, fasilitas yang diberikan, promosi dan lain-lain.
Dalam metode angka – nilai global tunggal tidak lebih dari meminta individu
–individu untuk menjawab satu pertanyaan.Contoh: Bila kita memberikan
sebuah pertanyaan “seberapakah puaskah anda dengan pekerjaan anda?”
kemudian responden menjawabnya dengan melingkari suatu bilangan antara 1
sampai 5 yang berapa dan dengan jawaban dari “Sangat Dipuaskan” sampai
“Sampai tidak puas.”
Dalam metode penjumlahan ini tersusun atas sejumlah fase pekerjaan yang
digunakan untuk mengenali unsur – unsur utama dalam suatu pekerjaan dan
menanyakan perasaan karyawan mengenal tiap unsur.Contoh : faktor yang
biasa digunakannya itu upah sekarang, kesempatan promosi, hubungan dengan
rekan kerja, penyeliaan dan sifat dasar pekerjaan.
18
BAB IV
penutup
A. kesimpulan
Nilai merupakan kumpulan sikap perasaan ataupun anggapan terhadap sesuatu hal
mengenai baik, buruk benar salah, patut tidak patut, mulia-hina, penting tidak penting.
Sebagai konsepsi, nilai abstrak sesuatu yang dibangun dan berada didalam dan budhi,
tidak dapat diraba dan di lihat secara langsung dengan pancaindera. Nilai ini terdiri dari
nilai subyektif dan obyektif sedangkan nilai budaya adalah suatu bentuk konsepsi umum
yang dijadikan pedoman dan petunjuk di dalam bertingkah laku baik secara individual,
kelompok atau masyarakat secara keseluruhan tentang baik buruk, benar salah, patut atau
tidak patut. Sigit (2003:88), menyatakan bahwa sikap adalah tanggapan (response) yang
mengandung komponen-komponen kognitif (pengetahuan), afektif (sejauhmana
penilaiannya terhadap obyek) dan konaktif (kecenderungan untuk berbuat), yang
dilakukan oleh seseorang terhadap sesuatu obyek atau stimulus dari lingkungannya. Sikap
ini terbagi 2, yaitu attitude sosial dan attitude individual sedangkan defenisi dari kepuasan
kerja yang diberikan oleh para ahli Anoraga (1998:80) yaitu : Kepuasan kerja merupakan
penilaian dari pekerja yaitu seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan memuaskan
kebutuhannya. Moh. As‟ad (2004:115), faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
diantaranya yaitu faktor psikologis, finansial, fisik dan sosial. Ada 2 metode dalam
mengukur kepuasan kerja yaitu pertama metode nilai global tunggal (single global rating)
dan kedua metode Skor penjumlahan (summation score).
B. Saran
Mungkin inilah yang dapat kami sampaikan pada penulisan makalah ini. Meskipun
penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita dapat memahami dan mengetahui tentang
nilai, sikap dan kepuassan kerja dalam perilaku organisasi. Masih banyak kesalahan dari
penulis, dan penulis pun juga butuh saran / kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk
kedepannya.
19
Daftar pustaka
Guntur Yosep. 2018. Kepuasna kerja arti penting, faktor-faktor yang mempengaruhi, dan implikasi
bagi organisasi. Yogyakarta.
Marsudi. 2017. Kajian konsistensi sikap dan perbuatan berbahasa Indonesia bidang keilmuan.
Jurnal Sosial Humaniora. Volume 10, Ed. 2.
Palupi tyas, dkk. 2017. Hubungan Antara Sikap Dengan Perilaku Pro-Lingkungan Ditinjau dari Perspektif
Theory Of Planned Behavior. Semarang: Proceeding Biology Education Conference Volume 14,
Nomor 1 ISSN:2528-5742.
Tahir Arifin. 2014. Buku Ajar Perilaku Organisasi. Yogyakarta: CV BUDI UTAMA. ISBN 978-
602-280-313-3.
Wayan Dede, dkk. 2017. Konsep Perilaku Organisasi. Denpasar: Setia Bakti
20