Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
Farmakologi dan Immunologi Gizi tentang “Interaksi Obat (kasus 5)”.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Yogyakarta, 1 Desember 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... 1
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 3
A. Latar Belakang........................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 5
C. Tujuan Masalah......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
1. Kasus.......................................................................................................... 2
2. Identifikasi Obat......................................................................................... 4
3. Fungsi Obat................................................................................................ 5
4. Cara konsumsi Obat................................................................................... 2
5. Interaksi antarobat...................................................................................... 1
6. Makanan / minuman yang baik di konsumsi dengan obat-obatan............. 2
7. Makanan / minuman yang tidak baik di konsumsi dengan obat-obatan.... 3
BAB III PENUTUP............................................................................................... 1
A. Kesimpulan................................................................................................ 3
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 4

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Interaksi obat merupakan suatu faktor yang dapat mempengaruhi respon tubuh
terhadap pengobatan.Obat dapat berinteraksi dengan makanan atau minuman, zat
kimia atau dengan obat lain. Dikatakan terjadi interaksi apabila makanan, minuman,
zat kimia, dan obat lain tersebut mengubah efek dari suatu obat yang diberikan
bersamaan atau hampir bersamaan (Ganiswara, 2000).

3
B. Rumusan Masalah
1. Apa jenis kasus yang didapat ?
2. Apa saja identifikasi obat pada kasus tersebut ?
3. Apa saja fungsi dari obat-obatan tersebut ?
4. Bagaimana cara konsumsi obat-obatan tersebut ?
5. Bagaimana interaksi antara obat-obatan tersebut ?
6. Makanan / minuman yang baik di konsumsi dengan obat-obatan tersebut ?
7. Makanan / minuman yang tidak baik di konsumsi dengan obat-obatan tersebut ?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui jenis kasus tersebut.
2. Untuk mengidentifikasi obat-obatan pada kasus tersebut.
3. Untuk mengetahui fungsi dari obat-obatan tersebut.
4. Untuk mengetahui cara konsumsi obat-obatan tersebut.
5. Untuk mengetahui bagaimana interaksi antara obat-obatan tersebut.
6. Untuk mengetahui makanan / minuman yang baik di konsumsi dengan obat-
obatan tersebut.
7. Untuk mengetahui makanan / minuman yang tidak baik di konsumsi dengan obat-
obatan tersebut.

4
BAB II

PEMBAHASAN

1. Kasus
Pasien Ny. X usia 80 th Pasien mengeluhkan pusing, lemas, gemetaran. Data
laboratorium Hb 12 G%; Ureum 123mg/dl; Kreatinin 2 mg/dl; GDS 638 mg/dl,
TD: 180/100 mmHg. Terapi obat yang diberikan mecobalamin 500 mg (3 x1 tab),
diltiazem (0-0-1), candesartran (0-0-1).
Data Subjektif = a. Nama : Ny. X
b. Umur : 80 tahun
c. Keluhan : Pusing, lemes dan gemetaran
Data Objektif = a. Hb : 12 g/dL ( Normal, WHO 2001)
b. Ureum : 123mg/dl ( )
c. Kreatinin : 2 mg/dl ( )
d. GDS : 638 mg/dl ( )
e. TD : 180/100 mmHg ( )
Dari data tersebut maka dapat diketahui pasien mengalami penyakit komplikasi
…………

2. Identifikasi Obat
Dari kasus tersebut diketahui beberapa obat yang digunakan yaitu :

a. Mecobalamin 500 mg (3x1 tab)

b. Diltiazem (0-0-1)

c. Candesartran (0-0-1)

5
3. Fungsi Obat

a. Mecobalamin 500 mg (3x1 tab)

 Mecobalamin dapat membantu defisiensi vitamin B12 atau dapat


mengatasi berbagai penyakit yang penyebabnya adalah kekurangan
vitamin B12.

 Mecobalin yang berperan penting dalam pembentukan sel darah


merah mampu untuk mengobati penyakit anemia megalobastik. Faktor
kekurangan vitamin B12 juga merupakan salah satu penyebab anemia.

 Mecobalamin dapat mengobati nyeri atau kebas akibat kerusakan


saraf tepi yang biasa disebut dengan neuropati perifer.

b. Diltiazem (0-0-1)

Mengobati hipertensi atau tekanan darah tinggi, angina atau nyeri dada, dan
gangguan irama jantung tertentu. Diltiazem hanya akan membantu Anda untuk
mengontrol dan bukan untuk menyembuhkan hipertensi.

c. Candesartran (0-0-1)

- Mengobati hipertensi atau tekanan darah tinggi.

- obat yang juga digunakan pengobatan pada pasien penyakit jantung.

- melindungi ginjal dari kerusakan karena diabetes.

4. Cara Konsumsi Obat

a. Mecobalamin 500 mg (3x1 tab)

Cara mengkonsumsi :

PENGGUNAAN OBAT INI HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK


DOKTER. 3 x sehari 1 kapsul. sebelum atau sesudah makan.

6
b. Diltiazem (0-0-1)

Cara mengkonsumsi :

Diltiazem adalah obat yang diminum dengan atau tanpa makanan, biasanya
sekali sehari atau sesecarati yang diarahkan oleh dokter Anda. Telan seluruh
kapsul. Jangan menghancurkan atau mengunyah kapsul.

Melakukan hal tersebut dapat melepaskan semua obat sekaligus dan dapat
meningkatkan risiko efek samping.

Jika Anda memiliki kesulitan menelan kapsul, Anda dapat membuka kapsul
dan hati-hati taburi isinya pada sendok dengan lembut, dinginkan saus apel
sebelum Anda menggunakan obat ini. Telan semua campuran obat dan makanan
segera. Jangan mengunyah campuran. Kemudian bilas mulut Anda dengan
menelan cairan bilas untuk memastikan bahwa Anda telah menelan semua obat.
Jangan menyiapkan dosis dari jauh-jauh hari.

Gunakan obat ini secara teratur untuk mendapatkan manfaat yang paling
banyak. Untuk membantu Anda mengingat, gunakan pada waktu yang sama
setiap hari. Hal ini penting untuk terus minum obat ini bahkan jika Anda telah
merasa baik. Kebanyakan orang dengan tekanan darah tinggi tidak merasa sakit.
Untuk pengobatan tekanan darah tinggi, mungkin diperlukan 2-4 minggu
sebelum Anda mendapatkan manfaat penuh dari obat ini.

Diltiazem adalah obat yang harus diminum secara teratur untuk mencegah
angina. Obat ini tidak boleh digunakan untuk mengobati angina ketika angina
terjadi. Gunakan obat lain (seperti nitrogliserin ditempatkan di bawah lidah)
untuk meringankan serangan angina seperti yang diarahkan oleh dokter Anda.
Konsultasikan dengan dokter atau apoteker untuk rincian lebih lanjut.

Aturan pakai 1 kalisehari pada malam hari

c. Candesartan (0-0-1)

Cara mengkonsumsi :

Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang terdapat pada kemasan obat
dalam menggunakan candesartan.

7
Candesartan umumnya digunakan sekali sehari. Dokter akan memberikan
dosis yang rendah sebagai dosis awal, kemudian ditingkatkan dan disesuaikan
dengan respons tubuh pasien terhadap obat.

Candesartan tablet dapat diminum setelah makan. Gunakan air putih untuk
meminum candesartan.

Jangan memulai atau menghentikan pengobatan, serta jangan mengurangi atau


menambah dosis tanpa adanya anjuran dokter.

Bagi Anda yang lupa mengonsumsi candesartan, disarankan untuk segera


melakukannya apabila jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya tidak terlalu
dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.

Aturan pakai 1 kalisehari pada malam hari

5. Interaksi antara Obat


a. Methylcobalamin

Methylcobalamin adalah metabolit aktif dari cobalamin. Dengan demikian


pemberian methylcobalamin bisa memberikan keuntungan, karena tidak me-
merlukan proses konversi didalam tubuh untuk merubah cyanocobalamin
menjadi methylcobalamin dan juga tubuh menjadi lebih cepat dalam memper-
siapkan methylcobalamin dalam jumlah yang cukup untuk keperluan tubuh.
Methylcobalamin sangat penting untuk sintesis DNA selular dan karenanya
memberikan kontribusi untuk berbagai fungsi jaringan tubuh, pembentukan
selubung mielin, sehingga lebih cepat membagi dan mempercepat proliferasi
sistem seluler seperti darah dan epithelium lambung (Venu.M,2013).

Methylcobalamin adalah co-faktor untuk sintesis metionin. Metilasi


homosistein menjadi metionin membutuhkan methylcobalamin dan lima metil
tetrahydrofolate. Dengan demikian pemberian methylcobalamin bisa berperan
menurunkan homocystein yang merupakan molekul uremia sehingga bisa
menurunkan terbentuknya ROS dan resiko kompliksai terhadap integritas dari
neuron. Peningkatan jumlah methionin sendiri juga akan merangsang
pembetukan lechitin sebagai salah satu bahan pembentuk sel scwan atau
myelinisasi (Venu.M, 2013).

8
Disamping itu methylcobalamin juga berperan sebagai co-faktor untuk enzim
methylmalonyl-CoA mutase di mitochondria. Isomerisasi metilmalonilCoA ke
suksinil-CoA penting untuk sintesis lipid saraf untuk membentuk myelin.
methylcobalamin dapat berbentuk kapsul dan juga suntikan untuk Neuropati
perifer yang kapsul memiliki dosis 1500 mcg/hari, dibagi ke dalam 3 jadwal
konsumsi. Dan Suntik (parenteral) memiliki dosis 500 mcg/hari, 3 kali
seminggu.

Sedangkan untuk yang terkena Anemia defisiensi B12 methylcobalamin


dapat di berikan dengan cara di suntik (parenteral) yang mengandung dosis
500 mcg/hari, 3 kali seminggu.Setelah 2 bulan pengobatan, kurangi dosis
secara bertahap tiap 1-3 minggu. Dan untuk mengtahui cara mengonsmsi obat
tersebut di sarankan untuk konsultasi dengan dokter dan Ikuti anjuran dokter
dan baca petunjuk yang tertera pada kemasan obat. Methylcobalamin dapat
digunakan sebelum, saat, atau setelah makan. Obat ini tersedia dalam dua
bentuk, yakni kapsul dan suntik. Pemberian methylcobalamin suntik dilakukan
oleh dokter. Dokter akan menyesuaikan dosis dengan kebutuhan.Jika Anda
menerima methylcobalamin kapsul, konsumsilah obat secara rutin dan jangan
mengurangi atau menambahkan dosis tanpa anjuran dokter. jika gejala tidak
kunjung membaik, segera temui dokter.

Methylcobalamin terdapat beberapa efek samping yaitu :


Efek samping yang mungkin timbul setelah mengonsumsi methylcobalamin
kapsul adalah:
 Nafsu makan menurun
 Diare
 Mual dan muntah
Sedangkan pada penggunaan methylcobalamin suntik, efek samping yang
mungkin terjadi adalah:
 Ruam
 Sakit kepala
 Sensasi terbakar
 Keringat berlebih

9
b. Diltiazem

Diltiazem hidroklorida adalah obat yang digunakan untuk mengatasi tekanan


darah tinggi dan mencegah nyeri dada (angina). Menurunkan tekanan darah
tinggi dapat membantu mencegah stroke, mencegah serangan jantung, dan
komplikasi  masalah ginjal. Ketika digunakan secara teratur, obat ini dapat
menurunkan jumlah dan tingkat keparahan nyeri dada angina. Kondisi ini
dapat membantu meningkatkan kemampuan Anda untuk berolahraga.
Diltiazem hidroklorida adalah penghambat saluran kalsium yang digunakan
untuk pengobatan angina pectoris stabil kronis serta untuk angina pektoris
yang disebabkan oleh kejang arteri koroner dan hipertensisistemik. Diltiazem
umumnya diindikasikan untuk pengelolaan angina stabil kronik dan angina
karena kejang arteri koroner. Salah satu batasan formulasi oral standar
antagonis kalsium telah ditemukan adalah kebutuhan untuk pemberian dosis
ganda setiap hari. Bentuk pelepasan berkelanjutan (SR) obat telah ditemukan
menghasilkan kepatuhan yang lebih baik, mengurangi frekuensi dosis dan
pada akhirnya, hal yang paling penting, mempertahankan konsentrasi obat
yang seragam dalam tubuh. Sistem pengiriman transdermal obat juga dapat
dipertimbangkan untuk pengiriman HCL diltiazem untuk mencapai
konsentrasi plasma yang efektif untuk periode waktu yang lama untuk
pengelolaan hipertensi. Obat ini berbentuk tablt dan penggunaan obat ini harus
sesuai dengan resep dokter. Untuk penderita Angina pectoris : 3 kali sehari 30
mg, hipertensi : awalnya 3 kali sehari 30 - 60 mg,bisa di tingkatkan menjadi
180 - 360 mg sehari.

Adapula beberapa efek samping yang mungkin dapat terjadi setelah meng-
gunakan diltiazem adalah :

 Kedua tungkai bengkak.


 Sakit kepala.
 Pusing.
 Hipotensi.
 Mual dan muntah.

10
 Diare.
 Bronkitis.
 AV blok.

c. Candesartan

Candesartan cilexetil merupakan prodrug ARB yang dengan cepat dikonversi


menjadi candesartan, metabolit aktifnya, selama penyerapan di saluran
gastrointestinal. Candesartan memberi efek penurunan tekanan darah dengan
cara melawan efek hipertensi angiotensin II melalui renin-angiotensin-
aldosteron system (RAAS) yang merupakan mekanisme homeostatik untuk
mengatur hemodinamika, keseimbangan air dan elektrolit. Selama stimulasi
simpatis atau pada keadaan berkurangnya tekanan darah ginjal atau aliran
darah, renin dilepaskan dari sel granular aparatus juxtaglomerular di ginjal.
Renin mengubah angiotensinogen sirkulasi menjadi angiotensin I, yang
selanjutnya diubah oleh angiotensin converting enzyme (ACE) menjadi
angiotensin II. Angiotensin II meningkatkan tekanan darah dengan
meningkatkan resistensi perifer total, meningkatkan reabsorpsi natrium dan air
di ginjal melalui sekresi aldosteron, dan mengubah struktur kardiovaskular.
Angiotensin II berikatan dengan dua reseptor: reseptor angiotensin II tipe-1
(AT1) dan reseptor angiotensin II tipe-2 (AT2). AT1 adalah reseptor protein G
berpasangan (GPCR) yang menengahi efek vasokonstriksi dan aldosteron dari
angiotensin II. andesartan secara selektif menghambat pengikatan angiotensin
II terhadap AT1 di banyak jaringan termasuk otot polos pembuluh darah dan
kelenjar adrenal dengan ikatan yang erat dan disosiasi yang lambat dari
reseptor serta tidak memiliki aktivitas agonis. Keadaan ini menghambat efek
mediasi vasokonstriksi dan aldosteron AT1 yang disekresikan dari angiotensin
II dan menghasilkan penurunan tekanan darah secara keseluruhan.
Penghambatan sekresi aldosteron juga dapat meningkatkan ekskresi natrium
dan air sembari mengurangi ekskresi kalium. Candesartan 10.000 kali lipat
lebih selektif untuk AT1 dibanding AT2.

Pada hipertensi, zat ini menyebabkan penurunan tekanan darah arteri yang
berdampak pada penurunan sistemik resistensi perifer, namun tidak mem-

11
pengaruhi denyut jantung, volume stroke dan curah jantung. Selain itu,
candesartan juga memiliki efek hemodinamik ginjal yang baik dengan
meningkatkan aliran darah ginjal dan mempertahankan atau meningkatkan laju
filtrasi glomerulus sementara menurunkan resistensi pembuluh darah ginjal
dan fraksi filtrasi. Candesartan mengurangi ekskresi protein urin pada pasien
hipertensi dengan mikroalbuminuria atau nefropati akibat etiologi tertentu dan
tidak memiliki efek buruk pada glukosa darah atau profil lipid.
[Goodman,2011].

Candesartan umumnya digunakan sekali sehari. Dokter akan memberikan


dosis yang rendah sebagai dosis awal, kemudian ditingkatkan dan disesuaikan
dengan respons tubuh pasien terhadap obat. Untuk anak, dosis juga ditentukan
berdasarkan berat badan. Candesartan tablet dapat diminum sebelum atau
setelah makan.

Berikut ini adalah beberapa efek samping yang mungkin timbul setelah
menggunakan candesartan :

 Bengkak pada kedua tungkai


 Pusing
 Peningkatan lemak trigliserida dalam darah
 Hiperurisemia (peningkatan asam urat)
 Lemas
 Sakit maag
 Diare
 Mual
 Nyeri sendi
 Sakit punggung

6. Makanan yang baik dikonsumsi dengan Obat

a. Mecobalamin ?

12
b. Diltiazem ?

c. Canesartan ?

7. Makanan yang tidak baik dikonsumsi dengan Obat

a. Mecobalamin ?

b. Diltiazem ?

c. Canesartan ?

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

14
DAFTAR PUSTAKA

15

Anda mungkin juga menyukai