PENDAHULUAN
1|Perdagangan Internasional
b. Pertukaran sarana atau faktor-faktor produksi, terutama untuk sarana dan
prasarana produksi yang mudah bergerak seperti tenaga kerja, mesin-mesin,
peralatan, teknologi, dan modal.
c. Hubungan utang-piutang, timbul karena adanya dua kegiatan di atas. Perdagangan
internasional dan pembayaran atas sarana dan prasarana produksi, umumnya tidak
dilakukan secara tunai, melainkan dengan sistem kredit. Dapat disimpulkan bahwa
kerja sama ekonomi internasional adalah kerja sama ekonomi yang timbul karena
perdagangan internasional dan pertukaran sarana.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, kelebihan dan kekurangan setiap negara
dalam memproduksi barang yang dihasilkan adalah alasan mengapa suatu negara
melakukan kerjasama dengan negara lain. Hal tersebut dapat dirincikan sebagai faktor
atau alasan yang menyebabkan kerjasama antar negara. Faktor tersebut dapat
didasarkan pada perbedaan dan persamaan yang dimiliki negara-negara tersebut.
Perbedaan yang mendasari adanya kerjasama diantaranya perbedaan kualitas sumber
daya manusia / SDM yang dimiliki suatu negara, perbedaan sumber daya alam,
perbedaan iklim dan kesuburan tanah, serta perbedaan ideologi. Kualitas sumber daya
manusia yang dimiliki suatu negara pastinya berbeda antara satu negara dengan
negara lainnya. Semakin maju suatu negara, semakin tinggi tingkat kualitas sumber
daya manusia yang dimiliki. Negara maju seperti Amerika serikat, Jepang, dan
negara-negara di Eropa tentunya memiliki sumber daya manusia yang berbeda dengan
negara-negara berkembang seperti negara di Afrika dan Asia. Sumber daya manusia
negara maju tentunya memiliki kemampuan dalam menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi yang lebih baik dibandingkan negara berkembang. Dengan adanya
perbedaan kemampuan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka negara
berkembang dapat melakukan kerjasama dengan negara maju agar kualitas SDM
dapat ditingkatkan dengan meningkatkan kemampuan dan penguasaan teknologi dan
pengetahuan.
Sumber daya alam yang dimiliki suatu negara tidaklah sama dengan negara
lainnya. Ada beberapa negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah
namun ada juga negara yang memiliki sedikit sumber daya alam. Selain itu jenis
sumber daya alam yang dimiliki sebuah negara tentunya berbeda. Perbedaan ini
tentunya akan mendorong terjadinya kerjasama ekonomi antar negara. Seperti yang
kita ketahui, negara kita, Indonesia merupakan negara penghasil sumber daya alam
2|Perdagangan Internasional
yang melimpah yang nantinya akan digunakan sebagai bahan baku industri oleh
negara lain yang merupakan negara industri namun tidak mampu menghasilkan bahan
bakunya sendiri misalnya negara Singapura.
Kerjasama ekonomi antar negara juga terjadi akibat adanya perbedaan iklim
dan kesuburan tanah. Negara yang beriklim tropis dan subur seperti Indonesia
pastinya akan menghasilkan jenis tanaman yang berbeda dengan negara yang beriklim
dingin seperti negara-negara di benua Eropa. Tanaman yang dapat dihasilkan di
negara indonesia tentunya akan diperlukan negara-negara di benua Eropa karena
ketidakmampuan dari negara-negara tersebut akibat perbedaan iklim, dan mereka
harus memperolehnya dari negara tropis melalui kerjasama antar negara.
Hal selanjutnya yang menjadi faktor pendorong kerja sama antar negara
adalah perbedaan ideologi. Perbedaan ideologi antar wilayah suatu Negara dengan
Negara lain dapat memicu konflik antarnegara bahkan menjadi konflik internasional.
konflik yang disebabkan oleh perbedaan ideologi ini bisa diatasi dengan adanya kerja
sama, sehingga tidak memperbesar konflik yang telah ada. Selain perbedaan ideologi,
kerjasama antarnegara ini juga bisa disebabkan oleh perbedaan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Antara Negara maju dengan Negara berkembang memiliki ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berbeda sehingga Negara berkembang dapat
melakukan kerjasama dengan Negara maju. Dengan demikian, Negara-negara
berkembang dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3|Perdagangan Internasional
berada di persimpangan jalur lalu lintas dunia. Letaknya yang strategis mendorong
indonesia untuk terlibat dalam perdagangan internasional. Aktivitas perdagangan
internasional diwujudkan dalam kegiatan ekspot impor. Tujuannya untuk memenuhi
kebutuhan suatu negara. Suatu negara perlu melakukan perdagangan internasional
karena tidak dapat memenuhi semua kebutuhan tanpa peran negara lain. Setiap negara
memiliki kekayaan atau sumber daya yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut
menimbulkan peluang bagi suatu negara untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri
dan negara lain. Tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, kegiatan ekspor impor
juga membawa pengaruh di bidang sosial, politik, pertahanan dan keamanan, serta
budaya.
4|Perdagangan Internasional
BAB II
PEMBAHASAN
5|Perdagangan Internasional
2.2 Manfaat kerjasama perdagangan internasional
6|Perdagangan Internasional
f. Keinginan meningkatkan kerja sama antarnegara; serta
g. Kemajuan telekomunikasi informasi dan transportasi.
Adakalanya perdagangan internasional mengalami hambatan. Beberapa faktor
yang dapat menghambat perdagangan internasional antara lain:
a. Perbedaan mata uang dan nilai tukar;
b. Jangka waktu pengiriman;
c. Standar kualitas sumber daya manusia;
d. Tata cara pembayaran yang kompleks;
e. Kebijakan terhadap produk impor;
f. Terjadinya konflik disuatu negara; serta
g. Keberadaan organisasi ekonomi regional.
2.4 Teori Perdagangan Internasional
Beberapa pakar mengemukakan teori yang berhubungan dengan perdagangan
internasional. Teori ini mendeskripsikan beberapa pandangan yang berbeda mengenai
perdagangan internasional.
1. Teori Keunggulan Mutlak (Absplut Advantages)
Keunggulan mutlak adalah keuntungan yang diperoleh suatu negara
karena mengkhususkan kegiatan produksi barang dengan efisiensi lebih tinggi
daripada negara lain (Sadono Sukirno, 2012). Teori ini dikembangkan oleh Adam
Smith. Dalam teorinya, Adam Smith mengemukakan ide-ide sebagai berikut :
a. Adanya Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional)
Dalam menghasilkan sejenis barang dengan adanya pembagian kerja,
suatu negara dapat memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah
dibanding negara lain, sehingga dalam mengadakan perdagangan negara
tersebut memperoleh keunggulan mutlak.
b. Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi
Dengan spesialisasi, suatu negara akan mengkhususkan pada produksi
barang yang memiliki keuntungan. Suatu Negara akan mengimpor barang-
barang yang bila diproduksi sendiri (dalam negeri) tidak efisien atau kurang
menguntungkan, sehingga keunggulan mutlak diperoleh bila suatu Negara
mengadakan spesialisasi dalam memproduksi barang. Keuntungan mutlak
diartikan sebagai keuntungan yang dinyatakan dengan banyaknya jam/hari
kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang-barang produksi. Suatu negara
akan mengekspor barang tertentu karena dapat menghasilkan barang tersebut
7|Perdagangan Internasional
dengan biaya yang secara mutlak lebih murah daripada negara lain. Dengan
kata lain, negara tersebut memiliki keuntungan mutlak dalam produksi barang.
Jadi, keuntungan mutlak terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap satu
macam produk yang dihasilkan, dengan biaya produksi yang lebih murah jika
dibandingkan dengan biaya produksi di negara lain.
8|Perdagangan Internasional
2. Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantages)
Teori ini diperkenalkan oleh David Ricardo dan John Stuart Mill.
Keunggulan komparatif adalah keuntungan yang diperoleh suatu negara karena
melakukan spesialisasi (pengkhususan) dengan memproduksi barang yang
memiliki harga relatif atau dasar tukar domestik lebih rendah dari negara lain
(Sadono Sukirno, 2012). Agar lebih jelas mengenai teori ini, perhatikan tabel
berikut.
9|Perdagangan Internasional
1) Perdagangan internasional hanya terjadi antara dua negara.
2) Barang yang dioerdagangkan hanya dua jenis.
3) Perdagangan dilakukan secara bebas.
4) Tenanga kerja dalam satu negara bersifat homogen.
5) Tenaga kerja bebas bergerak di dalam negeri.
6) Biaya produksi dianggap tetap.
7) Tidak ada biaya transportasi.
8) Tidak ada perubahan teknologi.
10 | P e r d a g a n g a n I n t e r n a s i o n a l
2.5 Kebijakan perdagangan internasional
Kebijakan perdagangan internasional diperlukan untuk mengatasi
permasalahan yang timbul dalam perdagangan internasional. Kebijakan perdagangan
internasional diterapka untuk melindungi sektor industri dan sektor lain dalam negeri,
meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan sektor industri dalam negeri,
memperluas kesempatan kerja, mengurangi defisit neraca perdagangan, menentukan
harga produk di pasaran, memperlancar kegiatan perdagangan internasional, dan
menciptakan kestabilan ekonomi. Kebijakan perdagangan internasional yang
diterapkan negara-negara di dunia dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Tarif
Tarif adalah sebuah pembebanan atas barang-barang yang melintasi
daerah pabean (costum area). Sementara itu, barang-barang yang masuk ke
wilayah negara dikenakan bea masuk. Dengan penerapan bea masuk yang besar
atas barang-barang dari luar negeri, memiliki tujuan untuk memproteksi industri
dalam negeri sehingga diperoleh pendapatan negara. Bentuk umum kebijakan
tarif adalah penetapan pajak impor dengan prosentase tertentu dari harga barang
yang diimpor. Akibat dan pengenaan tarif dan bea masuk barang impor adalah :
Harga barang impor naik, Sehingga produksi dalam negeri menjadi lebih bisa
bersaing (karena lebih murah), Kemudian karena produksi dalam negeri mampu
menyaingi barang impor maka diharap impor barang menjadi turun. Secara grafik
Akibat dari kebijakan pengenaan tarif dan bea masuk akan tampak seperti gambar
dibawah ini.
11 | P e r d a g a n g a n I n t e r n a s i o n a l
Ada tiga macam penentuan Tarif dan bea masuk, yaitu :
1. Bea ekspor (export duties) merupakan pajak / bea yang dikenakan kepada
barang yang diangkut menuju negara lain (diluar costum area).
2. Bea impor (import duties) merupakan pajak / bea yang dikenakan kepada
barang-barang yang masuk dalam suatu negara (tom area).
3. Bea transito (transit duties) merupakan pajak / bea yang dikenakan kepada
barang-barang yang melalui batas wilayah suatu negara dengan tujuan akhir
barang tersebut ke negara lain.
b. Kuota
Subsidi merupakan kebijakan pemerintah untuk membantu mengurangi
sebagian biaya produksi per unit barang produksi dalam negeri. Sehingga
produsen dalam negeri bisa memasarkan barangnya lebih murah dan dapat
bersaing dengan barang impor. Subsidi yang diberikan dapat berupa tenaga ahli,
mesin-mesin, peralatan, fasilitas kredit, keringanan pajak, dll.
Kebijakan Subsidi
12 | P e r d a g a n g a n I n t e r n a s i o n a l
diturunkan sebesar subsidi tadi. Namun tindakan ini dianggap sebagai persaingan
yang tidak jujur dan dapat menjurus kea rah perang subsidi. Hal ini karena semua
negara ingin mendorong ekspornya dengan cara memberikan subsidi.
c. Larangan Ekspor dan Impor
Larangan ekspor bertujuan melindungi produsen dan konsumen dalam
negeri serta meningkatkan nilai ekonomi komoditas tertentu. Sebaliknya,
larangan impor bertujuan mencegah masuk dan beredarnya suatu komoditas
tertentu yang berasal dari negara lain. contoh larangan impor berorientasi
lingkungan hidup antara lain limbah plastik serta produk susu dan olahan susu
dari Tiongkok. Barang yang dilarang diekspor sebagai berikut.
1. Produk pertanian, terdiri atas anak ikan dan ikan arwana, benih ikan sidat,
ikan hias botia, udang galah ukuran 8 cm, dan udang panaeidae.
2. Produk kehutanan, terdiri atas kayu bulat, bahan baku serpih, bantalan kereta
api atau trem dari kayu, dan kayu gergajian.
3. Produk kelautan, teridiri atas pasir laut.
4. Produk pertambangan, teridiri atas bijih timah dan konsentratnya, abu dan
residu yang mengandung arsenik, serta logam atau senyawanya terutama yang
mengandung timah dan batu mulia.
d. Subsidi dan Premi
Dalam kaitannya dengan perdagangan internasional, subsidi dan premi
diberikan pemerintah untuk membantu produsen dalam negeri. Subsidi adalah
kebijakan pemerintah berupa bantuan modal, mesin, keringanan pajak, pemberian
fasilitas, ataupun subsidi harga kepada industri dalam negeri. Premi adalah
kebijakan pemerinath yang dilakukan dengan cara menambahkan dana dalam
bentuk uang atau insentif kepada produsen yang berhasil mencapai target
produksi yang ditetapkan pemerintah.
e. Devaluasi
Devaluasi adalah kebijakan untuk menurunkan nilai tukar rupiah terhadap
mata uang asing. Kebijakan menurunkan nilai rupiah terhadap mata uang asing
dikenal dengan istilah devaluasi. Kebijakan ini bertujuan meningkatkan daya
saing produk dalam negeri terhadap produk impor.
f. Diskriminasi Harga
Kebijakan yang dilakukan pemerintah ataupun eksportir melalu penetapan
harga jual barang yang berbeda antara satu negara dengan negara lain. kebijakan
13 | P e r d a g a n g a n I n t e r n a s i o n a l
ini dilakukan atas dasar perjanjian dua negara atau lebih dalam rangka mengatasi
hambatan tarif yang tinggi. Kebijakan ini bertujuan mengawasi tingkat harga jual
dan beli atas barang tertentu sehingga menghasilkan keuntungan sebesar-
besarnya.
g. Dumping
Kebijakan menjual barang di pasar luar negeri dengan harga lebih rendah
daripada harga jual di pasar dalam negeri. Tujuan utama dumping adalah
memperluas pasar ekspor atas produk yang telah dihasilkan. Contoh negara yang
melakukan dumping yaitu Jepang.
14 | P e r d a g a n g a n I n t e r n a s i o n a l
b. Dampak negatif dari perdagangan internasional
1. Barang-barang produksi dalam negeri terganggu akibat masuknya barang
impor yang dijual lebih murah dalam negeri yang menyebabkan industri dalam
negeri mengalami kerugian besar.
2. Munculnya ketergantungan dengan negara maju.
3. Terjadinya persaingan yang tidak sehat, karena pengaruh perdagangan bebas.
4. Bila tidak mampu bersaing maka pertumbuhan perekonomian negara akan
semakin rendah dan bertambahnya pengangguran dalam negeri.
15 | P e r d a g a n g a n I n t e r n a s i o n a l
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perdagangan internasional merupakan hubungan kegiatan ekonomi antar
negara yang diwujudkan dengan adanya proses pertukaran barang dan jasa atas dasar
suka rela dan saling menguntungkan. Perdagangan Internasional juga dikenal dengan
sebutan perdagangan dunia. Perdagangan Internasional terbagi menjadi dua bagian
yaitu impor dan ekspor, yang biasanya disebut sebagai perdagangan ekspor impor.
Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional,
di antaranya sebagai berikut.
1. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri.
2. Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara.
3. Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam mengolah sumber daya ekonomi.
4. Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual
produk tersebut.
5. Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya,
dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan
adanya keterbatasan produksi.
6. Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.
7. Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain.
8. Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup
sendiri.
16 | P e r d a g a n g a n I n t e r n a s i o n a l
murah dalam negeri yang menyebabkan industri dalam negeri mengalami kerugian
besar, munculnya ketergantungan dengan negara maju, terjadinya persaingan yang
tidak sehat, karena pengaruh perdagangan bebas, bila tidak mampu bersaing maka
pertumbuhan perekonomian negara akan semakin rendah dan bertambahnya
pengangguran dalam negeri.
3.2 Saran
Berakhirnya kesimpulan di atas, menandakan berakhirnya penelitian tentang
kerja sama perdagangan internasional. Uraian di diatas semoga memberikan
pemahaman tentang kerja sama perdagangan internasional. Semua kekurangan yang
ada dalam penulisan ini, penulis harapkan bagi para pembaca yang budiman agar
selalu memberi masukan yang membangun, kapanpun dan dimanapun pembaca
berada. Teriam Kasih.
17 | P e r d a g a n g a n I n t e r n a s i o n a l