Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latara Belakang Masalah


Di abad ke-21 ini, tidak dapat dipungkiri bahwa ketergantungan antara satu
negara dengan negara lainnya semakin besar. Hal ini dikarenakan setiap negara
mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam hal memproduksi suatu barang dan jasa
yang dibutuhkan oleh warga negaranya. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan
tersebut maka setiap negara harus melakukan kerjasama dengan negara lain, atau
dengan kata lain setiap negara tidak dapat berdiri sendiri. Contoh nyatanya dapat kita
lihat dari keberadan barang disekitar kita. Tidak semua dari barang tersebut di
produksi oleh produsen dalam negeri. Sebagian besar barang-barang yang ada di
produksi oleh negara lain, seperti barang-barang elektronik, dari jepang dan negara
produsen elektronik lainnya dan sebaliknya kita mengekspor rempah-rempah ke
negara-negara di Benua Eropa. Namun, selain berupa barang, kerjasama antar negara
dapat terjadi berupa pinjaman-pinjaman yang diperoleh dari luar negeri. Kerjasama
antar negara ini dapat kita sebut dengan istilah kerjasama ekonomi internasional.
Kerja sama ekonomi internasional adalah hubungan antara suatu negara
dengan negara lainnya dalam bidang ekonomi melalui kesepakatan-kesepakatan
tertentu dengan memegang prinsip keadilan dan saling menguntungkan. Istilah
kerjasama ekonomi internasional pastinya sering kita dengar, begitu juga dengan
perdagangan internasional. Kerja sama ekonomi internasional tidak sama dengan
perdagangan internasional karena kerjasama ekonomi internasional memiliki cakupan
yang lebih luas dari perdagangan internasional. Perdagangan internasional merupakan
bentuk dari kerja sama ekonomi internasional. Sebagian orang menganggap bahwa
perdagangan internasional identik dengan kerja sama ekonomi internasional atau
hubungan ekonomi intemasional. Hal ini sebetulnya keliru. Pengertian kerja sama
ekonomi internasional jauh lebih luas dari sekedar perdagangan internasional. Lebih
jelas, kerja sama ekonomi internasional mencakup hal-hal berikut:
a. Perdagangan internasional. Perdagangan internasional (ekspor-impor) berlaku
untuk barang maupun jasa, seperti barang konsumsi dan bahan baku, maupun
seperti jasa tenaga ahli dan konsultan.

1|Perdagangan Internasional
b. Pertukaran sarana atau faktor-faktor produksi, terutama untuk sarana dan
prasarana produksi yang mudah bergerak seperti tenaga kerja, mesin-mesin,
peralatan, teknologi, dan modal.
c. Hubungan utang-piutang, timbul karena adanya dua kegiatan di atas. Perdagangan
internasional dan pembayaran atas sarana dan prasarana produksi, umumnya tidak
dilakukan secara tunai, melainkan dengan sistem kredit. Dapat disimpulkan bahwa
kerja sama ekonomi internasional adalah kerja sama ekonomi yang timbul karena
perdagangan internasional dan pertukaran sarana.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, kelebihan dan kekurangan setiap negara
dalam memproduksi barang yang dihasilkan adalah alasan mengapa suatu negara
melakukan kerjasama dengan negara lain. Hal tersebut dapat dirincikan sebagai faktor
atau alasan yang menyebabkan kerjasama antar negara. Faktor tersebut dapat
didasarkan pada perbedaan dan persamaan yang dimiliki negara-negara tersebut.
Perbedaan yang mendasari adanya kerjasama diantaranya perbedaan kualitas sumber
daya manusia / SDM yang dimiliki suatu negara, perbedaan sumber daya alam,
perbedaan iklim dan kesuburan tanah, serta perbedaan ideologi. Kualitas sumber daya
manusia yang dimiliki suatu negara pastinya berbeda antara satu negara dengan
negara lainnya. Semakin maju suatu negara, semakin tinggi tingkat kualitas sumber
daya manusia yang dimiliki. Negara maju seperti Amerika serikat, Jepang, dan
negara-negara di Eropa tentunya memiliki sumber daya manusia yang berbeda dengan
negara-negara berkembang seperti negara di Afrika dan Asia. Sumber daya manusia
negara maju tentunya memiliki kemampuan dalam menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi yang lebih baik dibandingkan negara berkembang. Dengan adanya
perbedaan kemampuan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka negara
berkembang dapat melakukan kerjasama dengan negara maju agar kualitas SDM
dapat ditingkatkan dengan meningkatkan kemampuan dan penguasaan teknologi dan
pengetahuan.

Sumber daya alam yang dimiliki suatu negara tidaklah sama dengan negara
lainnya. Ada beberapa negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah
namun ada juga negara yang memiliki sedikit sumber daya alam. Selain itu jenis
sumber daya alam yang dimiliki sebuah negara tentunya berbeda. Perbedaan ini
tentunya akan mendorong terjadinya kerjasama ekonomi antar negara. Seperti yang
kita ketahui, negara kita, Indonesia merupakan negara penghasil sumber daya alam

2|Perdagangan Internasional
yang melimpah yang nantinya akan digunakan sebagai bahan baku industri oleh
negara lain yang merupakan negara industri namun tidak mampu menghasilkan bahan
bakunya sendiri misalnya negara Singapura.

Kerjasama ekonomi antar negara juga terjadi akibat adanya perbedaan iklim
dan kesuburan tanah. Negara yang beriklim tropis dan subur seperti Indonesia
pastinya akan menghasilkan jenis tanaman yang berbeda dengan negara yang beriklim
dingin seperti negara-negara di benua Eropa. Tanaman yang dapat dihasilkan di
negara indonesia tentunya akan diperlukan negara-negara di benua Eropa karena
ketidakmampuan dari negara-negara tersebut akibat perbedaan iklim, dan mereka
harus memperolehnya dari negara tropis melalui kerjasama antar negara.

Hal selanjutnya yang menjadi faktor pendorong kerja sama antar negara
adalah perbedaan ideologi. Perbedaan ideologi antar wilayah suatu Negara dengan
Negara lain dapat memicu konflik antarnegara bahkan menjadi konflik internasional.
konflik yang disebabkan oleh perbedaan ideologi ini bisa diatasi dengan adanya kerja
sama, sehingga tidak memperbesar konflik yang telah ada. Selain perbedaan ideologi,
kerjasama antarnegara ini juga bisa disebabkan oleh perbedaan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Antara Negara maju dengan Negara berkembang memiliki ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berbeda sehingga Negara berkembang dapat
melakukan kerjasama dengan Negara maju. Dengan demikian, Negara-negara
berkembang dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kerjasama antarnegara tidak hanya disebabkan karena adanya perbedaan


melainkan juga disebabkan oleh adanya kesamaan. Diantaranya kesamaan sumber
daya alam seperti Negara penghasil minyak yang membentuk suatu kerja sama yang
diberi nama OPEC, kesamaan keadaan wilayah seperti Negara-negara yang terletak di
wilayah Asia Tenggara membentuk kerjasama melalui organisasi ASEAN dsb,
kesamaan ideologi seperti Negara-negara di Atlantik Utara yang berideologi liberal
yang membentk NATO, serta kesamaan agama seperti OKI yang merupakan
organisasi Negara-negara islam.

Realitasnya, kerja sama ekonomi internasional berkaitan erat dengan


perdagangan internasional. Contohnya, kerja sama antara indonesia dan Thailand.
Kedua negara tersebut merupakan anggota ASEAN yang menjalin perdagangan
internasional. Letak geografis wilayah Indonesia sangat menguntungkan karena

3|Perdagangan Internasional
berada di persimpangan jalur lalu lintas dunia. Letaknya yang strategis mendorong
indonesia untuk terlibat dalam perdagangan internasional. Aktivitas perdagangan
internasional diwujudkan dalam kegiatan ekspot impor. Tujuannya untuk memenuhi
kebutuhan suatu negara. Suatu negara perlu melakukan perdagangan internasional
karena tidak dapat memenuhi semua kebutuhan tanpa peran negara lain. Setiap negara
memiliki kekayaan atau sumber daya yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut
menimbulkan peluang bagi suatu negara untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri
dan negara lain. Tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, kegiatan ekspor impor
juga membawa pengaruh di bidang sosial, politik, pertahanan dan keamanan, serta
budaya.

1.2 Rumusan Masalah


Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah
sebagai beriku :
1. Apakah pengertian dari perdagangan internasional ?
2. Apa manfaat kerjasama perdagangan internasional ?
3. Apa Faktor pendorong terjadinya perdagangan internasional ?
4. Apa Teori-teori dari perdagangan internasional ?
5. Apa saja kebijakan perdagangan internasional ?
6. Bagaimana dampak kerjasama perdagangan internasional terhadap perekonomian
Indonesia ?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini ditunjukan untuk mengetahui pengetian, manfaat, faktor
pendorong, teori-teori, dan kebijakan serta dampak dari kerjasama perdagangan
internasional.
1.4 Manfaat Penelitian
Selain memiliki tujuan, sebuah penelitian haruslah memiliki manfaat. Adapun
manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
a. Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti adalah menambah wawasan ilmu pengetahuan mengenai
kerjasama perdagangan internasional
b. Bagi Pembaca
Manfaat bagi pembaca adalah agar para pembaca dapat mengetahui kerjasama
perdagangan internasional.

4|Perdagangan Internasional
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perdagangan Interansional


Perdagangan Internasional dapat diartikan sebagai suatu hubungan kerjasama
ekonomi yang dilakukan oleh negara yang satu dengan negara lain yang berkaitan
dengan barang dan jasa sehingga mampu membawa suatu kemakmuran bagi suatu
negara. Perdagangan internasional merupakan hubungan kegiatan ekonomi antar
negara yang diwujudkan dengan adanya proses pertukaran barang dan jasa atas dasar
suka rela dan saling menguntungkan. Perdagangan Internasional juga dikenal dengan
sebutan perdagangan dunia. Perdagangan Internasional terbagi menjadi dua bagian
yaitu impor dan ekspor, yang biasanya disebut sebagai perdagangan ekspor impor.
Menurut Deliarnov (2010), perdagangan internasional adalah kegiatan
perdagangan barang dan jasa yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan
negara lain. Perdagangan tersebut dapat diwakili penduduk atau badan (lembaga)
suatu negara dengan penduduk atau badan (lembaga) negara lain berdasarkan
kesepakatan atau perjanjian antarnegara yang bersangkutan. Kegiatan perdagangan
internasional terwujud dalam kegiatan ekspor dan impor barang dan/atau jasa.
Perdagangan internasional didasari atas adanya perbedaan permintaan dan
penawaran antar negara. Perbedaan ini terjadi karena tidak semua negara memiliki
dan mampu menghasilkan komoditas yang diperdagangkan, karena faktor-faktor alam
negara tersebut tidak mendukung, seperti letak geografis dan kandungan buminya dan
perbedaan pada kemampuan suatu negara dalam menyerap komoditas tertentu pada
tingkat yang lebih efisien. Menurut Tambunan (2001:1), perdagangan internasional
adalah perdagangan antara atau lintas negara yang meliputi kegiatan ekspor dan
impor. Perdagangan internasional dibagi menjadi dua kategori, yakni perdagangan
barang (fisik) dan perdagangan jasa. Menurut Setiawan dan Lestari (2011:1),
perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu
negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang
dimaksud dapat berupa antar perseorangan (individu dengan individu), antara individu
dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah
negara lain.

5|Perdagangan Internasional
2.2 Manfaat kerjasama perdagangan internasional

Melalui perdagangan internasional, negara yang terlibat akan memperoleh


manfaat berikut :

a. Manfaat di bidang ekonomi. Bagi negara pengekspor yaitu memperoleh


keuntungan atas spesialisasi produk, memperluas pasar produksi barang dan/atau
jasa yang dihasilkan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di negara tersebut.
Bagi negara pengimpor yaitu terpenuhinya kebutuhan masyarakat atas barang
dan/atau jasa, tercukupinya persediaan barang dan/atau jasa, dan tercapainya
stabilitas harga di negara tersebut.
b. Manfaat di bidang sosial. Memberikan dampak sosial yang positif seperti
mempererat persahabatan antarbangsa, mendorong kerja sama antarnegara, dan
mengembangkan kepedulian terhadap negara lain.
c. Manfaat di bidang budaya. Memperkenalkan kebudayaan lokal kepada negara
lain, memberi kesempatan masyarakat mengembangkan kebudayaan, dan
memberi peluang akulturasi budaya yang bersifat positif.
d. Manfaat di bidang politik. Memperkuat hubungan diplomasi antarnegara, mencari
dukungan dari negara lain, dan memperkuat sistem politik yang telah digunakan di
negara-negara tersebut.
e. Manfaat di bidang penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendorong
terjadinya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di negara-negara
berkembang, memberikan keuntungan bagi negara yang memiliki teknologi
canggih, serta meningkatkan pemanfaatan dan penerapan ilmu pengetahuan dalam
kehidupan masyarakat.
f. Manfaat di bidang pertahanan dan keamanan. Meningkatkan kerja sama
persenjataan antarnegara dan memperkuat kerja sama penjagaan perbatasan
antarnegara.
2.3 Faktor Pendorong dan Faktor Penghambat Perdagangan Internasional
Faktor-faktor pendorong perdagangan internasional antara lain:
a. Memenuhi kebutuhan dalam negeri;
b. Perbedaan sumber daya tiap-tiap negara;
c. Selera masyarakat terhdap suatu produk;
d. Motif memperoleh keuntungan sebesar-besarnya;
e. Perbedaan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK);

6|Perdagangan Internasional
f. Keinginan meningkatkan kerja sama antarnegara; serta
g. Kemajuan telekomunikasi informasi dan transportasi.
Adakalanya perdagangan internasional mengalami hambatan. Beberapa faktor
yang dapat menghambat perdagangan internasional antara lain:
a. Perbedaan mata uang dan nilai tukar;
b. Jangka waktu pengiriman;
c. Standar kualitas sumber daya manusia;
d. Tata cara pembayaran yang kompleks;
e. Kebijakan terhadap produk impor;
f. Terjadinya konflik disuatu negara; serta
g. Keberadaan organisasi ekonomi regional.
2.4 Teori Perdagangan Internasional
Beberapa pakar mengemukakan teori yang berhubungan dengan perdagangan
internasional. Teori ini mendeskripsikan beberapa pandangan yang berbeda mengenai
perdagangan internasional.
1. Teori Keunggulan Mutlak (Absplut Advantages)
Keunggulan mutlak adalah keuntungan yang diperoleh suatu negara
karena mengkhususkan kegiatan produksi barang dengan efisiensi lebih tinggi
daripada negara lain (Sadono Sukirno, 2012). Teori ini dikembangkan oleh Adam
Smith. Dalam teorinya, Adam Smith mengemukakan ide-ide sebagai berikut :
a. Adanya Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional)
Dalam menghasilkan sejenis barang dengan adanya pembagian kerja,
suatu negara dapat memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah
dibanding negara lain, sehingga dalam mengadakan perdagangan negara
tersebut memperoleh keunggulan mutlak.
b. Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi
Dengan spesialisasi, suatu negara akan mengkhususkan pada produksi
barang yang memiliki keuntungan. Suatu Negara akan mengimpor barang-
barang yang bila diproduksi sendiri (dalam negeri) tidak efisien atau kurang
menguntungkan, sehingga keunggulan mutlak diperoleh bila suatu Negara
mengadakan spesialisasi dalam memproduksi barang. Keuntungan mutlak
diartikan sebagai keuntungan yang dinyatakan dengan banyaknya jam/hari
kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang-barang produksi. Suatu negara
akan mengekspor barang tertentu karena dapat menghasilkan barang tersebut

7|Perdagangan Internasional
dengan biaya yang secara mutlak lebih murah daripada negara lain. Dengan
kata lain, negara tersebut memiliki keuntungan mutlak dalam produksi barang.
Jadi, keuntungan mutlak terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap satu
macam produk yang dihasilkan, dengan biaya produksi yang lebih murah jika
dibandingkan dengan biaya produksi di negara lain.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa Indonesia lebih


unggul untuk memproduksi rempah-rempah dan Jepang lebih unggul
untuk produksi elektronik, sehingga negara Indonesia sebaiknya
berspesialisasi untuk produk rempah-rempah dan negara Jepang
berspesialisasi untuk produk elektronik. Dengan demikian, seandainya
kedua negara tersebut mengadakan perdagangan atau ekspor dan impor,
maka keduanya akan memperoleh keuntungan.
Besarnya keuntungan dapat dihitung sebagai berikut.
a. Untuk negara Indonesia, Dasar Tukar Dalam Negeri (DTD) 1 kg rempah-
rempah akan mendapatkan 1 unit elektronik, sedangkan Jepang 1 kg
rempah-rempah akan mendapatkan 4 unit elektronik. Dengan demikian,
jika Indonesia menukarkan rempah-rempahnya dengan elektronik Jepang
akan memperoleh keuntungan sebesar 3 unit elektronik, yang diperoleh
dari (4 elektronik – 1 elektronik).
b. Untuk negara Jepang Dasar Tukar Dalam Negerinya (DTD) 1 unit
elektronik akan mendapatkan 0,25 rempah-rempah, sedangkan di
Indonesia 1 unit elektronik akan mendapatkan 1 kg rempah-rempah.
Dengan demikian, jika negara Jepang mengadakan perdagangan atau
menukarkan elektroniknya dengan Indonesia akan memperoleh
keuntungan sebesar 0,75 kg rempah-rempah, yang diperoleh dari ( 1 kg
rempahrempah – 0,25 elektronik).

8|Perdagangan Internasional
2. Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantages)
Teori ini diperkenalkan oleh David Ricardo dan John Stuart Mill.
Keunggulan komparatif adalah keuntungan yang diperoleh suatu negara karena
melakukan spesialisasi (pengkhususan) dengan memproduksi barang yang
memiliki harga relatif atau dasar tukar domestik lebih rendah dari negara lain
(Sadono Sukirno, 2012). Agar lebih jelas mengenai teori ini, perhatikan tabel
berikut.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa negara Jepang unggul


terhadap kedua jenis produk, baik elektronik maupun rempah-rempah, akan tetapi
keunggulan tertingginya pada produksi elektronik. Sebaliknya, negara Indonesia
lemah terhadap kedua jenis produk, baik rempah-rempah maupun elektronik, akan
tetapi kelemahan terkecilnya pada produksi rempah-rempah. Jadi, sebaiknya
negara Jepang berspesialisasi pada produk elektronik dan negara Indonesia
berspesialisasi pada produk rempah-rempah. Seandainya kedua negara tersebut
mengadakan perdagangan, maka keduanya akan mendapatkan keuntungan.
Besarnya keuntungan dapat dihitung sebagai berikut.
a. Di Jepang 1 unit elektronik = 0,625 kg rempah-rempah, sedangkan di
Indonesia 1 unit elektronik = 1 kg rempah-rempah. Jika negara Jepang
menukarkan elektronik dengan rempah-rempah di Indonesia, maka akan
mendapatkan keuntungan sebesar 0,375, yang diperoleh dari (1 rempah-
rempah – 0,625 rempah-rempah).
b. Di Indonesia 1 kg rempah-rempah = 1 unit elektronik, sedang di Jepang 1
kg rempah-rempah = 1,6 unit elektronik. Jika negara Indonesia
menukarkan rempah-rempahnya dengan elektronik, maka Jepang akan
mendapatkan keuntungan sebesar 0,6, yang diperoleh dari (1,6 elektronik –
1 elektronik).

Teori keunggulan komparatif didasarkan pada asumsi berikut.

9|Perdagangan Internasional
1) Perdagangan internasional hanya terjadi antara dua negara.
2) Barang yang dioerdagangkan hanya dua jenis.
3) Perdagangan dilakukan secara bebas.
4) Tenanga kerja dalam satu negara bersifat homogen.
5) Tenaga kerja bebas bergerak di dalam negeri.
6) Biaya produksi dianggap tetap.
7) Tidak ada biaya transportasi.
8) Tidak ada perubahan teknologi.

Asumsi-asumsi ini kemudian diperbaiki oleh John Stuart Mill.


Menurutnya, perdagangan internasional dengan keunggulan komparatif dapat
dilakukan lebih dari dua negara, lebih dari dua jenis barang, sifat tenaga kerja
yang tidak homogen, serta teknologi yang semakin berkembang. Saat ini
perhitungan nilai tukar dilakukan menggunakan mata uang sehingga harga pokok
dan harga jual dapat ditetapkan dengan satuan mata uang. Jadi, negara-negara
yang tidak memiliki keunggulan mutlak pun dapat memperoleh keuntungan
melalui perdagangan internasional jika negara tersebut memiliki keunggulan
komparatif.

3. Teori HeckscherOhlin (HO)


Eli Heckscher dan Bertil Ohlin, ekonom asal Swedia, menyatakan perbedaan
produktivitas karena jumlah atau proporsi faktor produksi. Teori ini juga dikenal
dengan The Proportional Factor Theory. Teori HO menyatakan negara-negara
cenderung mengekspor barang yang menggunakan faktor produksi secara intensif.
Teori ini juga menyatakan suatu negara akan melakukan perdagangan dengan
negara lain karena memiliki keunggulan komparatif, yaitu keunggulan di bidang
teknologi da faktor produksi. Dasar keunggulan komparatif yang dimiliki suatu
negara dipengaruhi oleh faktor endowment (kepemilikan faktor-faktor produksi
yang terdapat di suatu negara) dan faktor intensity (teknologi yang digunakan
dalam proses produksi, baik labour intensity maupun capital intensity).

10 | P e r d a g a n g a n I n t e r n a s i o n a l
2.5 Kebijakan perdagangan internasional
Kebijakan perdagangan internasional diperlukan untuk mengatasi
permasalahan yang timbul dalam perdagangan internasional. Kebijakan perdagangan
internasional diterapka untuk melindungi sektor industri dan sektor lain dalam negeri,
meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan sektor industri dalam negeri,
memperluas kesempatan kerja, mengurangi defisit neraca perdagangan, menentukan
harga produk di pasaran, memperlancar kegiatan perdagangan internasional, dan
menciptakan kestabilan ekonomi. Kebijakan perdagangan internasional yang
diterapkan negara-negara di dunia dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Tarif
Tarif adalah sebuah pembebanan atas barang-barang yang melintasi
daerah pabean (costum area). Sementara itu, barang-barang yang masuk ke
wilayah negara dikenakan bea masuk. Dengan penerapan bea masuk yang besar
atas barang-barang dari luar negeri, memiliki tujuan untuk memproteksi industri
dalam negeri sehingga diperoleh pendapatan negara. Bentuk umum kebijakan
tarif adalah penetapan pajak impor dengan prosentase tertentu dari harga barang
yang diimpor. Akibat dan pengenaan tarif dan bea masuk barang impor adalah :
Harga barang impor naik, Sehingga produksi dalam negeri menjadi lebih bisa
bersaing (karena lebih murah), Kemudian karena produksi dalam negeri mampu
menyaingi barang impor maka diharap impor barang menjadi turun. Secara grafik
Akibat dari kebijakan pengenaan tarif dan bea masuk akan tampak seperti gambar
dibawah ini.

Kebijakan Tarif dan Bea Masuk

11 | P e r d a g a n g a n I n t e r n a s i o n a l
Ada tiga macam penentuan Tarif dan bea masuk, yaitu :
1. Bea ekspor (export duties) merupakan pajak / bea yang dikenakan kepada
barang yang diangkut menuju negara lain (diluar costum area).
2. Bea impor (import duties) merupakan pajak / bea yang dikenakan kepada
barang-barang yang masuk dalam suatu negara (tom area).
3. Bea transito (transit duties) merupakan pajak / bea yang dikenakan kepada
barang-barang yang melalui batas wilayah suatu negara dengan tujuan akhir
barang tersebut ke negara lain.
b. Kuota
Subsidi merupakan kebijakan pemerintah untuk membantu mengurangi
sebagian biaya produksi per unit barang produksi dalam negeri. Sehingga
produsen dalam negeri bisa memasarkan barangnya lebih murah dan dapat
bersaing dengan barang impor. Subsidi yang diberikan dapat berupa tenaga ahli,
mesin-mesin, peralatan, fasilitas kredit, keringanan pajak, dll.

Kebijakan Subsidi

Kebijakan subsidi biasanya juga diberikan untuk menurunkan biaya


produksi barang yang menjadi komoditas ekspor, sehingga diharapkan harga jual
produk dapat lebih murah dan dapat bersaing di pasar internasional. Tujuan dari
subsidi ekspor adalah untuk mendorong jumlah ekspor, karena eksportir dapat
memasarkan produknya dengan harga yang lebih rendah. Harga jual dapat

12 | P e r d a g a n g a n I n t e r n a s i o n a l
diturunkan sebesar subsidi tadi. Namun tindakan ini dianggap sebagai persaingan
yang tidak jujur dan dapat menjurus kea rah perang subsidi. Hal ini karena semua
negara ingin mendorong ekspornya dengan cara memberikan subsidi.
c. Larangan Ekspor dan Impor
Larangan ekspor bertujuan melindungi produsen dan konsumen dalam
negeri serta meningkatkan nilai ekonomi komoditas tertentu. Sebaliknya,
larangan impor bertujuan mencegah masuk dan beredarnya suatu komoditas
tertentu yang berasal dari negara lain. contoh larangan impor berorientasi
lingkungan hidup antara lain limbah plastik serta produk susu dan olahan susu
dari Tiongkok. Barang yang dilarang diekspor sebagai berikut.
1. Produk pertanian, terdiri atas anak ikan dan ikan arwana, benih ikan sidat,
ikan hias botia, udang galah ukuran 8 cm, dan udang panaeidae.
2. Produk kehutanan, terdiri atas kayu bulat, bahan baku serpih, bantalan kereta
api atau trem dari kayu, dan kayu gergajian.
3. Produk kelautan, teridiri atas pasir laut.
4. Produk pertambangan, teridiri atas bijih timah dan konsentratnya, abu dan
residu yang mengandung arsenik, serta logam atau senyawanya terutama yang
mengandung timah dan batu mulia.
d. Subsidi dan Premi
Dalam kaitannya dengan perdagangan internasional, subsidi dan premi
diberikan pemerintah untuk membantu produsen dalam negeri. Subsidi adalah
kebijakan pemerintah berupa bantuan modal, mesin, keringanan pajak, pemberian
fasilitas, ataupun subsidi harga kepada industri dalam negeri. Premi adalah
kebijakan pemerinath yang dilakukan dengan cara menambahkan dana dalam
bentuk uang atau insentif kepada produsen yang berhasil mencapai target
produksi yang ditetapkan pemerintah.
e. Devaluasi
Devaluasi adalah kebijakan untuk menurunkan nilai tukar rupiah terhadap
mata uang asing. Kebijakan menurunkan nilai rupiah terhadap mata uang asing
dikenal dengan istilah devaluasi. Kebijakan ini bertujuan meningkatkan daya
saing produk dalam negeri terhadap produk impor.
f. Diskriminasi Harga
Kebijakan yang dilakukan pemerintah ataupun eksportir melalu penetapan
harga jual barang yang berbeda antara satu negara dengan negara lain. kebijakan

13 | P e r d a g a n g a n I n t e r n a s i o n a l
ini dilakukan atas dasar perjanjian dua negara atau lebih dalam rangka mengatasi
hambatan tarif yang tinggi. Kebijakan ini bertujuan mengawasi tingkat harga jual
dan beli atas barang tertentu sehingga menghasilkan keuntungan sebesar-
besarnya.
g. Dumping
Kebijakan menjual barang di pasar luar negeri dengan harga lebih rendah
daripada harga jual di pasar dalam negeri. Tujuan utama dumping adalah
memperluas pasar ekspor atas produk yang telah dihasilkan. Contoh negara yang
melakukan dumping yaitu Jepang.

Tujuan kebijakan perdagangan internasional sebagai berikut.

1. Mengendalikan ekspor dan impor


2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
3. Menyehatkan neraca pembayaran
4. Memperluas lapangan kerja
2.6 Dampak kerjasama perdagangan internasional terhadap perekonomian
Indonesia
a. Dampak positif dari perdagangan internasional
1. Kegiatan produksi dalam negeri menjadi meningkat secara kuantitas dan
kualitas.
2. Mendorong pertumbuhan ekonomi negara, pemerataan pendapatan
masyarakat, dan stabilitas ekonomi nasional.
3. Menambahkan devisa negara melalui bea masuk dan biaya lain atas ekspor
dan impor.
4. Mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam negeri,
terutamadalam bidang sektor industri dengan munculnya teknologi baru dapat
membantu dalam memproduksi barang lebih banyak dengan waktu yang
singkat.
5. Melalui impor, kebutuhan dalam negara dapat terpenuhi.
6. Memperluas lapangan kerja dan kesempatan masyarakat untuk berkeja.
7. Mempererat hubungan persaudaraan dan kerjasama antar negara.

14 | P e r d a g a n g a n I n t e r n a s i o n a l
b. Dampak negatif dari perdagangan internasional
1. Barang-barang produksi dalam negeri terganggu akibat masuknya barang
impor yang dijual lebih murah dalam negeri yang menyebabkan industri dalam
negeri mengalami kerugian besar.
2. Munculnya ketergantungan dengan negara maju.
3. Terjadinya persaingan yang tidak sehat, karena pengaruh perdagangan bebas.
4. Bila tidak mampu bersaing maka pertumbuhan perekonomian negara akan
semakin rendah dan bertambahnya pengangguran dalam negeri.

15 | P e r d a g a n g a n I n t e r n a s i o n a l
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perdagangan internasional merupakan hubungan kegiatan ekonomi antar
negara yang diwujudkan dengan adanya proses pertukaran barang dan jasa atas dasar
suka rela dan saling menguntungkan. Perdagangan Internasional juga dikenal dengan
sebutan perdagangan dunia. Perdagangan Internasional terbagi menjadi dua bagian
yaitu impor dan ekspor, yang biasanya disebut sebagai perdagangan ekspor impor.
Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional,
di antaranya sebagai berikut.
1. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri.
2. Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara.
3. Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam mengolah sumber daya ekonomi.
4. Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual
produk tersebut.
5. Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya,
dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan
adanya keterbatasan produksi.
6. Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.
7. Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain.
8. Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup
sendiri.

Dampak positif dari perdagangan internasional antara lain, kegiatan produksi


dalam negeri menjadi meningkat, mendorong pertumbuhan ekonomi negara,
pemerataan pendapatan masyarakat, dan stabilitas ekonomi nasional, menambahkan
devisa negara, mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam negeri,
melalui impor, kebutuhan dalam negara dapat terpenuhi, memperluas lapangan kerja
dan kesempatan masyarakat untuk berkeja, mempererat hubungan persaudaraan dan
kerjasama antar negara.

Dampak negatif dari perdagangan internasional antara lain, barang-barang


produksi dalam negeri terganggu akibat masuknya barang impor yang dijual lebih

16 | P e r d a g a n g a n I n t e r n a s i o n a l
murah dalam negeri yang menyebabkan industri dalam negeri mengalami kerugian
besar, munculnya ketergantungan dengan negara maju, terjadinya persaingan yang
tidak sehat, karena pengaruh perdagangan bebas, bila tidak mampu bersaing maka
pertumbuhan perekonomian negara akan semakin rendah dan bertambahnya
pengangguran dalam negeri.

3.2 Saran
Berakhirnya kesimpulan di atas, menandakan berakhirnya penelitian tentang
kerja sama perdagangan internasional. Uraian di diatas semoga memberikan
pemahaman tentang kerja sama perdagangan internasional. Semua kekurangan yang
ada dalam penulisan ini, penulis harapkan bagi para pembaca yang budiman agar
selalu memberi masukan yang membangun, kapanpun dan dimanapun pembaca
berada. Teriam Kasih.

17 | P e r d a g a n g a n I n t e r n a s i o n a l

Anda mungkin juga menyukai