PENDAHULUAN
akibat tumor otak primer setiap tahunnya di Amerika Serikat.1 Insidensi kasus
baru tumor otak saat ini di Amerika Serikat saat ini mencapai 18 kasus dalam
100.000 populasi.1,3
Tumor otak pada anak yang tidak jarang dijumpai, meliputi kira-kira 18%
dari semua penyakit keganasan pada anak di bawah umur 15 tahun. 4,5 Insidensi
terbanyak pada usia 5-9 tahun, sedangkan pada orang dewasa 50-60 tahun. Tidak
lain usia pasien, jenis kelamin, manifestasi klinis, histopatologi tumor, dan
disebabkan baik akibat penekanan tumor langsung pada serebelum dan batang
Tumor otak pada populasi anak yang paling umum tumor padat, dan
signifikan kelangsungan hidup anak. Anak dapat hidup lebih lama dari
1
dan cacat neurokognitif, dapat meningkatkan kualitas hidup. Secara klinis,
Pasca operasi, penelitian telah menunjukkan bahwa antara 18 dan 40% (rata-rata
setelah shunt CSF dan mengekspos anak-anak ke sumber kedua morbiditas dan
mortality.10
Data yang pasti tentang insidensi tumor otak di Indonesia setiap tahunnya
belum ada. Beberapa data yang ada mengenai frekuensi tumor otaku mum nya
didasari atas pengalaman pribadi para dokter bedah saraf, hasil otopsi, dan angka-
Berikut di bawah ini dilaporkan suatu kasus hidrosefalus yang terjadi pada
anak berusia 11 tahun yang dirawat di bangsal bedah RSUD Ulin Banjarmasin
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TUMOR OTAK
2.1 Etiologi
Penyebab tumor otak sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Beberapa
1. Genetik
2. Kongenital
3. Radiasi
jaringan mesenkim.5
4. Virus
dengan proses keganasan. Saat ini baru dapat dibuktikan adanya infeksi virus pada
limfoma Burkitt.11
5. Zat karsinogen
3
2.2 Lokalisasi Tumor Otak
dan tumor infratentorial. Berbeda dengan orang dewasa, 60-70% tumor otak pada
anak terdapat infratentorial (di fosa posterior kranium). Walaupun ruangan ini
hanya meliputi 1/10 seluruh volume intracranial.4,12,13 Pada orang dewasa tumor
intrakranial sebagai gejala dini tumor otak. Di samping itu, tumor otak pada anak
lebih cenderung menempati posisi pada sumbu panjang susunan saraf pusat di
sekitar garis tengah pada ventrikel III, akuaduktus Sylvii, ventrikel IV dan sisterna
basalis.11,14
2.3 Klasifikasi
Identifikasi dan klasifikasi tumor otak merupakan hal yang sulit. Modifikasi
1. Menurut asalnya:
tumor primer dari jaringan otak sendiri & tumor otak metastasis.
4
3. Menurut lokalisasi tumor:
Supratentorial:
Gambar 1: Diagram perkembangan embriologi jenis sel susunan sarat pusat dan tumor
yang berhubungannya.
Gambaran klinis tumor otak pada anak dan bayi lebih sulit diketahui, sebab anak
tidak komunikatif serta keluh kesah sering tidak jelas, dan tidak jarang dikacaukan
• Muntah: merupakan gejala tetap dan sering sebagai gejala pertama. Timbulnya
terutama pagi hari tanpa didahului rasa mual. Pada tingkat lanjut, muntah
menjadi proyektil.
5
• Sakit kepala: dijumpai pada 70% penderita yang bersifat serangan berulang-
ulang, nyeri berdenyut, paling hebat pagi hari, dapat timbul akibat batuk, bersin
• Gejala mata:
– Edema papil pada funduskopi merupakan petunjuk yang sangat penting untuk
tumor intrakranial. Bailey menemukan gejala ini path 80% tumor otak anak.6,20
fontanelnya belum tertutup. Gejala ini tidak khas untuk tumor otak, hanya
• Kejang: sangat jarang, kira-kira 15% pada anak dengan tumor supratentorial;
• Gangguan mental: lebih sering ditemukan pada orang dewasa, terutama bila
• Tumor infratentorial: karena letaknya di fosa posterior, maka gejala lokal yang
ditemukan ialah.4,12
– Gejala batang otak: pada umumnya berat karena pada batang otak terdapat
6
– Gejala nervi kranialis: akibat peregangan atau penekanan tumor terutama
• Tumor supratentorial:
insidensi umur 3-8 tahun. Lokalisasi pada hemisfer kiri atau kanan, berbentuk
2. Meduloblastoma: kira-kira 15-25% pada bayi dan anak, insidensi 3-5 tahun,
tekanan intrakranial.
4. Glioma batang otak: kira-kira 8-20% tumor otak pada anak, dan 75% di
7
5. Kraniofaringioma: jarang (hanya 4%) tetapi paling seringmenyebabkan
8. Tumor hemisfer serebri: jarang pada anak dan sulit didiagnosis sebab tingkat
dini tidak memberikan gejala. Manifestasi pada tingkat lanjut berupa edema
2.5 Diagnosis
1. Klinis
• Foto polos kepala: pemeriksaan ini penting untuk mendiagnosis dan evaluasi
suatu tumor otak. Pemeriksaan ini meliputi anteroposterior, lateral dan basiler.
sekitarnya.5
8
• Angiografi: sukar dilakukan pada anak, dapat dilihat adanya perubahan
• Brain Scan: makan waktu 15-30 menit, sukar dipakai pada anak. Digunakan
• CT scan: paling diandalkan masa kini karena prakis, tidak makan waktu lama
dan juga tidak invasif, hanya mahal. Dapat mendeteksi baik tumor supratentorial
maupun infratentorial.
• Pemeriksaan cairan likuor: tidak dianjurkan pada tumor intrakranial, hanya dapat
likuor dapat diperoleh dengan pungsi ventrikel. Adanya tumor dapat dibuktikan
2.6 Tatalaksana
a. Tindakan pembedahan
sifat, lokalisasi, perluasan dan lamanya berlangsung tumor. Reseksi total hams
9
pada daerah vital. Bila reseksi total tidak mungkin, dilakukan reseksi parsial yang
Glioma batang otak karena sifat dan lokasinya, biasanya tidak dibedah,
tumor tersebut sudah ada dalam stadium lanjut. Pada kraniofaringioma, walaupun
Jenis pembedahan lain yang biasa dilakukan ialah bypas (shunt), untuk
dilakukan bergantung pada lokasi obstruksi likuor. Ada bypass internal (dari
b. Radioterapi
reseksi total atau parsial. Menurut Ewing, tumor radiosensitif ialah tumor yang sel
Astrositoma derajat III dan IV, glioma batang otak dan glioblastoma
10
c. Kemoterapi
• Hasilnya masih kurang memuaskan, dan tidak semua obat anti-tumor dapat
meliwati sawar darah otak. Titik tangkap kerja obat anti-tumor ialah pada sintesis
DNA (replikasi), sintesis RNA dari DNA (transkripsi) dan sintesis protein dari
RNA (translasi).20
juga pada meduloblastoma dan glioblastoma. Efek samping ialah toksis terhadap
saraf perifer.
astrositoma.
• Sitosin arabinosid: juga dipakai pada tumor otak tetapi hasilnya masih belum
diketahui.
d. Tindakan suportif
Agar terapi tumor otak berhasil baik, perlu tindakan suportif sebelum, selama dan
sesudah operasi.
2.7 Prognosis
(jinak/ganas), jenis dan lokasi tumor serta umur penderita. Pengalaman serta
11
meninggal pada umur 1-2 tahun pertama kehidupan, dengan perbaikan teknik
operasi, radioterapi dan tindakan paliatif, pada saat ini kemungkinan untuk hidup
yang paling sulit untuk diobati. Pembedahan tidak dapat dikerjakan, sedangkan
Prognosis secara keseluruhan tumor otak pada anak yang telah dibedah pada
suportif telah banyak menurunkan angka kematian tumor otak pada kasus-kasus
B. HIDROSEFALUS
2.1 Anatomi
12
1. Ventrikel lateralis
interventrikularis (Monro).
dan medulla serta membentang sepanjang recessus lateralis pada kedua sisi.
mediana Magendie.
Saluran sentral korda spinalis: saluran kecil yang memanjang sepanjang korda
5. Ruang subarakhnoidal
13
2.2 Patofisiologi
CSS dihasilkan oleh plexus koroideus dan mengalir dari ventrikel lateral
ke dalam ventrikel III, dan dari sini melalui aquaduktus masuk ke ventrikel IV. Di
foramen lateralis dan medialis dari ventrikel IV. Pengaliran CSS ke dalam
sirkulasi vena sebagian terjadi melalui villi araknoidea, yang menonjol ke dalam
sinus venosus atau ke dalam lakuna lateralis; dan sebagian lagi pada tempat
limfatikus). 22
volume total per menit dan ada yang menyebut antara 14-38 cc/jam. Sekresi total
CSS dalam 24 jam adalah sekitar 500-600 cc, sedangkan jumlah total CSS adalah
150 cc, berarti dalam 1 hari terjadi pertukaran atau pembaharuan dari CSS
sebanyak 4-5 kali/hari. Pada neonatus jumlah total CSS berkisar 20-50 cc dan
akan meningkat sesuai usia sampai mencapai 150 cc pada orang dewasa.22
14
Tabel 1. Patofisiologi terjadinya hidrosefalus dalam Hidrosefalus FKU
Wijaya Kusuma, 2006. 22
hidrosefalus juga dapat timbul akibat disgenesis serebri dan atrofi serebri. 22
2.3 Klasifikasi
Terjadi bila CSS otak terganggu (Gangguan di dalam atau pada sistem
15
III. Ventrikel IV biasanya normal dalam ukuran dan lokasinya). Yang
Radang meningeal
Kongenital :
Berdasarkan Usia22
Selain pembagian berdasarkan anatomi, etiologi, dan usia, terdapat juga jenis (
tanda dan gejala peninggian TIK, seperti kepala yang besar dengan penonjolan
16
fontanel. Akhir-akhir ini, dilaporkan temuan klinis hidrosefalus yang tidak
ventrikel otaknya mengalami pembesaran, tetapi hanya sedikit atau tidak ada
peningkatan tekanan dalam ventrikel. Biasanya dialami oleh pasien usia lanjut,
dan sebagian besar disebabkan aliran CSS yang terganggu dan compliance otak
2.4 Etiologi
ventrikel atau oleh produksi likuor yang berlebihan. Hidrosefalus terjadi bila
terdapat penyumbatan aliran likuor pada salah satu tempat, antara tempat
pembentukan likuor dalam system ventrikel dan tempat absorpsi dalam ruang
proksimal sumbatan. Tempat yang sering tersumbat dan terdapat dalam klinis
adalah foramen Monro, foramen Luschka dan Magendi, sisterna magna dan
sisterna basalis.21
CSS yang sering terdapat pada bayi dan anak yaitu kelainan bawaan, infeksi,
17
1. Kelainan Bawaaan
saluran buntu atau abnormal lebih sempit dari biasa. Umumnya gejala
hidrosefalus terlihat sejak lahir atau progresif dengan cepat pada bulan-
b) Spina bifida dan cranium bifida, hidrosefalus pada kelainan ini biasanya
atau total.
18
purulenta terjad bila aliran CSS terganggu oleh obstruksi mekanik eksudat
arakhnoid sekitar sisterna basalis dan daerah lain. Pada meningitis serosa
tempat aliran CSS. Pengobatan dalam hal ini ditujukan kepada penyebabnya
dan apabila tumor tidak bisa dioperasi maka dapat dilakukan tindakan paliatif
dengan mengalirkan CSS melalui saluran buatan atau pirau. Pada anak, kasus
Sylvius bagian terakhir biasanya suatu glioma yang berasal dari serebelum,
kraniofaringioma.
daerah basal otak, selain penyumbatan yang terjadi akibat organisasi dari darah
itu sendiri.
19
2.5 Gambaran Klinis
disusul oleh gangguan neurologik akibat tekanan liquor yang meningkat yang
Hidrosefalus pada bayi (sutura masih terbuka pada umur kurang dari 1
Kepala membesar
Sutura melebar
Nistagmus horizontal
Iritabel
Pupil melebar
20
Intake makan kurang baik (poor feeding)
Penurunan kesadaran
Sakit kepala
Kesadaran menurun
Gelisah
Mual, muntah
Konsentrasi kurang
Ataksia/tremor
Papil edema; ketajaman penglihatan akan menurun dan lebih lanjut dapat
Dapat terjadi sutura yang terbuka pada kasus dimana sutura telah menutup
menutup, nyeri kepala terutama di daerah bifrontal dan bioksipital. Aktivitas fisik
dan mental secara bertahap akan menurun dengan gangguan mental yang sering
dijumpai seperti: respon terhadap lingkungan lambat, kurang perhatian dan tidak
21
Pada kasus yang lanjut dimana terjadi progresifitas, maka fungsi batang
sebagai berikut:23
Muntah
Kejang
Distress kardio-pulmonal
Kematian neonatus
2.6 Diagnosis
kepala normal paling cepat terjadi pada tiga bulan pertama5. Lingkar kepala akan
prematur dan bayi cukup bulan. Pertumbuhan kepala normal pada bayi baru lahir
adalah 2 cm / bulan untuk 3 bulan pertama, 1 cm / bulan untuk 3 bulan kedua dan
22
Studi laboratorium21
hidrosefalus.
Studi Imaging 21
Pada foto Rontgen kepala polos lateral, tampak kepala yang membesar
dengan disproporsi kraniofasial, tulang yang menipis dan sutura melebar5, yang
menjadi alat diagnostic terpilih pada kasus ini adalah CT scan kepala dimana
sistem ventrikel dan seluruh isi intrakranial dapat tampak lebih terperinci, serta
mengingat waktu pemeriksaan yang cukup lama sehingga pada bayi perlu
dilakukan pembiusan.21
23
Gambaran CT Scan
Gambaran MRI hidrosefalus21
hidrosefalus21
membuktikan adanya akumulasi CSF pada parenkim atau serebrum. Edema ini
Berikut di bawah ini dapat dilihat cara pengukuran indeks Evans yaitu:25
24
Gambar kalkulasi indeks Evans25
A. diameter transversal di anterior horn pada ventrikel lateralis
B. diameter internal terbesar dari tulang tengkorak
mayor, dapat menunjukkan tanda peradangan, dan perdarahan baru atau lama.
peran penting dalam mendeteksi adanya hidrosefalus pada periode perinatal dan
Ukuran kedua temporal horns lebih besar dari 2 mm, jelas terlihat. Dengan
Rasio terlebar dari frontal horns untuk diameter biparietal maksimal (yaitu,
25
Eksudat Transependymal yang diterjemahkan pada gambar sebagai
tanda pada frontal horn dari ventrikel lateral dan ventrikel ketiga (misalnya,
di jumpai.
sagittal MRI).
hematom subdural
Hidransefali: sama sekali atau hampir tidak memiliki hemisfer serebri, ruang
Tumor otak
Kepala besar
26
o Megaloensefali: jaringan otak bertambah
Dalam proses diagnosis, diagnosis banding penting bagi para pakar neuro
2.8 Komplikasi
Perubahan visual
transtentorial herniasi
Electrolit imbalance
Asidosis metabolik
27
Okkasional Infeksi pada shunt dapat asimtomatik. pada neonates, dapat
febris, letargi, somnolen, dan ubun ubun menonjol. Anak-anak yang lebih
tua dan orang dewasa biasa dengan gejala dengan sakit kepala, febris,
arachnoiditis.
2.9 Penatalaksanaan
pembentukan CSS yang berkurang. Tindakan bedah belum ada yang memuaskan
100%, kecuali bila penyebabnya ialah tumor yang masih bisa diangkat. Ada tiga
merusak sebagian pleksus koroidalis dengan tindakan reseksi atau koagulasi, akan
28
CSS dengan tempat absorpsi yakni menghubungkan ventrikel dengan ruang
akuaduktus. Pada anak hasilnya kurang memuaskan karena sudah ada insufisiensi
Penanganan sementara
sebelum dilakukan terapi defenitif diterapkan atau bila ada harapan kemungkinan
metabolik.21
yang kemudian dihubungka dengan suatu kantong drain eksternal. Keadaan ini
transisi) atau yang sedang mengalami infeksi. Keterbatasan tindakan ini adalah
adanya ancaman kontaminasi liquor dan penderita harus selalu dipantau secara
ketat. Cara lain yang mirip dengan metode ini adalah puksi ventrikel yang
29
Cara cara untuk mengatasi pembesaran ventrikel diatas dapat diterapkan
pada beberapa situasi tertentu seperti pada kasus stadium akut hidrosefalus paska
perdarahan.21
kasus kasus yang mengalami sumbatan di dalam sistem ventrikel termasuk juga
kista arakhnoid). Dalam hal ini maka tindakan terapeutik semacam ini perlu
mendeteksi normal selalu lebih baik daripada suatu drainase yang artifisiel.21
intoksikasi vitamin A, reseksi radikal lesi massa yang mengganggu aliran liquor,
pembersihan sisa darah dalam liquor atau perbaikan suatu malformasi. Pada
sebelum diketahui secara pasti lesi penyebab; atau masih memerlukan tindakan
membuat jalan alternatif melalui rongga subarachnoid bagi kasus kasus stenosis
akuaduktus atau (lebih umum) gangguan aliran pada fossa posterior (termasuk
tumor fossa posterior). Selain memulihkan fungsi sirkulasi liquor secara pseudo
30
fisiologi, ventrukulostomi III dapat menciptakan tekanan hidrostatik yang
menyatu pada seluruh sistem saraf pusat sehingga mencegah terjadinya perbedaan
tekanan pada struktur struktuk garis tengah yang rentan. Saat ini metode yang
melalui burrhole coronal (2-3 cm dari garis tengah) ke dalam ventrikel lateral,
vena septalis serta dan vena thalamus triata) masuk kedalam ventrikel III. Lubang
ventrikel III dengan sisterna interpedinkularis. Lubang ini dapat dibuat dengan
aliran liquor baru (ventrikel atau lumbar) dengan kavitas drainase (seperti;
peritoneum, atrium kanan, pleura). Pada anak-anak lokasi kavitas yang terpilih
infeksi relatif lebih kecil dibanding rongga jantung. Biasanya cairan LCS
Pada dasarnya alat shunt terdiri dari tiga komponen yaitu; kateter
31
pertimbangan mengenai penyembuhan kulit yang alami. Hal ini sesuai dengan
usia penderita, berat badan, ketebalan kulit dan ukuran kepala. Sistem
hidrodinamik shunt tetap berfungsi pada tekanan yang tinggi, sedang dan rendah,
dan pilihan ditetapkan sesuai dengan ukuran ventrikel, status pasien (vegetative,
mungkin terjadi. Terdapat dua hal yang perlu diorbservasi pasca operasi, yaitu:
komplikasi komplikasi seperti; oklusi aliran di dalam shunt (proksimal katub atau
distal), diskoneksi atau putusnya shunt, migrasi dari tempat semula, tempat
pemasangan yang tidak tepat. Kegagalan fungsional dapat berupa drainase yang
berlebihan atau malah kurang lancarnya drainase. Drainase yang terlalu banyak
2.11. Prognosis
32
Prognosis ditentukan tergantung pada:23
BAB III
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS
Usia : 11 tahun
Agama : Islam
Alamat :Sampit
Pekerjaan : pelajar
RMK : 1 06 10 53
33
B. ANAMNESIS
Kurang lebih 1 bulan sebelum masuk rumah sakit, pasien jatuh dari
sepeda dengan kepala membentur tanah. Pasien terjatuh dari sepeda karena
tidak ada perdarahan mulut, hidung, telinga. Sejak saat itu pasien
bertambah terutama pada pagi hari, nyeri hilang timbul tidak tentu kapan.
Nyeri dirasakan di seluruh bagian kepala. Saat nyeri, ada mual dan muntah
pusing saat duduk. Tidak ada riwayat nyeri kepala dan gangguan
keseimbangan sebelum pasien jatuh dari sepeda. Tidak ada demam. Pasien
menit, kejang diseluruh badan, kaku (+), tidak ada penurunan kesadaran
34
Riwayat kepala membesar sebelumnya (-), riwayat sakit serupa
sebelumnya (-)
C. PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : Komposmentis
N : 88 x/menit
RR : 18 x/menit
T : 36,50C
Status generalis :
Kepala:
Palpasi dan perkusi: cracked pot sign (-), ubun-ubun sudah menutup
Thorax :
- Paru
35
Perkusi : Sonor/sonor
stridor (-/-)
- Jantung
Perkusi : Pekak
P : timpani
A : BU (+) normal
Status Neurologis
• Kesadaran : CM
• GCS : E4-V5-M6
• Orientasi : normal
Kernig : (+)/(+)
Laseque : (+)/(+)
Bruzinski I/ II : (+)/(+)
36
2. Saraf Otak
Kanan Kiri
N. Olfaktorius
Kanan Kiri
Eksopthalmus : - -
Pupil
37
Bentuk bulat bulat
N. Trigeminus
Kanan Kiri
Cabang Motorik
Cabang Sensorik
N. Facialis
Kanan Kiri
Waktu Diam
38
Tinggi alis sama tinggi
Waktu Gerak
N. Vestibulocochlearis
Vestibuler
Vertigo : (-)
Nystagmus : (-)
Cochlearis : tdl
Bagian Motorik:
Suara : biasa
Menelan : Normal
39
Pergerakan arcus pharynx : Normal
Bagian Sensorik:
N. Accesorius
Kanan Kiri
N. Hypoglossus
Refleks fisiologis
– BPR/TPR (+/+)
– KPR/APR (+/+)
Refleks patologis
• Tungkai
40
Babinski : -/- Chaddock : -/-
• Lengan
Hoffmann-Tromner : -/-
Pemeriksaan Serebellum
41
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
42
SGOT (U/l) 43 20 16 – 40
SGPT (U/l) 46 24 8 – 45
Total Protein 7.9 6.3-8.3
GINJAL
Ureum (mg/dl) 39 29 10 – 45
Creatinin (mg/dl) 0.68 0.7 0,4 – 1,4
43
CT Scan kepala
44
Dilakukan CT-Scan kepala tanpa kontras ketebalan 5 mm dari basis
sampai vertek potongan aksial dengan bone serebri dan bone window.
4 menyempit.
45
Kesimpulan:
E. DIAGNOSA KLINIS
II-III)
F. DIAGNOSIS BANDING
Meningitis
ensefalitis
G. TINDAKAN/PENGOBATAN
H. FOLLOW UP
Nadi (x/mnt) 92 96 102 108 108 110 116 112 122 120
RR(x/mnt) 22 21 22 24 22 22 24 28 24 24
t (oC) 36.7 36.7 36.7 36.7 36,4 36,8 36,0 36,6 36,5 37,0
46
Inf. Inf.m Inf.m Inf.m Inf.m
mani anitol anitol anitol anitol
tol 6x50 6x50 6x50 6x50
6x50 cc cc cc cc
cc
Diagnosa Post op EVD + tumor semoval ec. hidrosefalus + tumor intracranial
BAB IV
PEMBAHASAN
47
Pada kasus ini, pasien merupakan seorang anak laki-laki yang berusia 11
tahun berusia yang datang ke RS dengan keluhan nyeri kepala yang hebat dan
terjadi kejang. Pasien mengeluhkan nyeri terasa terus menerus dan tidak hilang
dengan obat sakit kepala walaupun sedikit berkurang nyeri yang dirasakan
sebelumnya.
jatuh bersepeda dimana terjadi benturan pada daerah kepala. Pasien mengeluhkan
nyeri kepala mulai tejadi setelah kejadian itu, nyeri terasa hebat di pagi hari.
Pasien dibawa ke RS karena terjadinya kejang pada pasien ini dalam keadaan
Adanya nyeri kepala yang hebat disertai muntah, kejang dan tanpa adanya
demam ini dapat merupakan suatu gejala dari peningkatan tekanan intrakranial
yang dapat disebabkan oleh adanya pendesakan massa. Selain itu dari
pemeriksaan fisik didapatkan visus yang menurun dan rangsang meningeal yang
positif yang mana, ini merupakan tanda adanya peningkatan massa intrakranial
sehingga dapat terjadi penekanan/ iritasi pada selaput otak dan nervus optikus.
Karena adanya nyeri kepala yang bersifat progresif ini serta tanda-tanda dan
gejala tersebut sehingga pasien pun diperiksa CT Scan kepala dan dari
48
Pada kasus ini dari hasil pemeriksaan CT-Scan diketahui sebagai
hidrosefalus obstruktif yang terjadi karena adanya CSS otak terganggu (Gangguan
di dalam atau pada sistem ventrikel yang mengakibatkan penyumbatan aliran CSS
dalam sistem ventrikel otak). Klasifikasi berdasarkan usia, maka pada kasus ini
dikatakan sebagai hidrosefalus tipe juvenil yang terjadi pada anak-anak atau
ventrikel atau oleh produksi likuor yang berlebihan. Hidrosefalus terjadi bila
terdapat penyumbatan aliran likuor pada salah satu tempat, antara tempat
pembentukan likuor dalam sistem ventrikel dan tempat absorpsi dalam ruang
proksimal sumbatan. Tempat yang sering tersumbat dan terdapat dalam klinis
adalah foramen Monro, foramen Luschka dan Magendi, sisterna magna dan
sisterna basalis.
oleh kelainan bawaan, infeksi, neoplasma atau perdarahan. Pada kasus ini dapat
dikatakan bahwa etiologinya berupa neoplasma dan perdarahan. Pada kasus ini
49
bermanifestasi perdarahan pada massa tumor tersebut/ hematom yang
Diagnosis banding pada kasus ini adalah meningitis dan ensefalitis karena
adanya pemeriksaan fisik dengan rangsang meningeal yang positif dan nyeri
kepala serta adanya kejang yang sering merupakan gejala dari kasus ensefalitis,
yang mana digugurkannya diagnosis banding ini karena pasien tidak ada riwayat
demam sebelumnya.
1. Tumor removal (eksisi tumor) dulu, diharapkan bila tumor diangkat total,
hilang.
merupakan tumor yang banyak terjadi pada dekade pertama kehidupan dengan
puncaknya antara usia 5-9 tahun. Insidensi astrositoma difus terbanyak dijumpai
pada usia dewasa muda (30- 40 tahun) sebanyak 25% dari seluruh kasus. Sekitar
10 % terjadi pada usia kurang dari 20 tahun, 60% pada usia 20-45 tahun dan 30%
di atas 45 tahun. Kasus pada laki-laki didapatkan lebih banyak dari wanita dengan
mencakup lebih dari setengah tumor ganas di susunan saraf pusat (SSP). Sebagian
50
besar astrositoma merupakan tumor dengan derajat yang rendah (WHO grade I-II)
dan terjadi di daerah pertengahan otak, seperti daerah serebelum dan diensefalik.
Astrositoma difus (WHO grade II) dapat terjadi di mana saja di SSP tetapi
umumnya terjadi di serebrum. Astrositoma yang derajat tinggi (WHO grade III-
kemoterapi.26
Untuk prognosis pada kasus ini dapat dikatakan baik karena etiologi
terjadinya hidrosefalus itu sendiri berupa neoplasma telah diangkat dan telah
prognosisnya jelek. Pasien ini, pada kunjungan polikllinik post operasi, masih
51
BAB V
PENUTUP
tahun. Dari klinis dan pemeriksaan fisik ditemukan adanya nyeri kepala yang
hebat, muntah, tanpa disertai demam dan adanya riwayat benturan pada kepala
ventrikel lateralis dan ventrikel III akibat pendesakan atau sumbatan pada
obstruksif et cause tumor infratentorial serebelum dan dari hasil PA dari tumor
1.Tumor removal (eksisi tumor) dulu, diharapkan bila tumor diangkat total,
2.VP shunt dipasang karena setelah dievalusi post operatif tumor removal,
52