Kronis Benigna
Oleh :
Zavita Anwar, S.ked I1A007021
Adelia Anggraini, S.ked I1A008025
Imam S.Gultom, S.ked I1A008065
Pembimbing
Dr. Ida Bagus N.S, Sp.THT
Otitis Media Supuratif Kronik
Anamnesis:
Gejala klinis yang timbul:
1. Telinga berair (otorrhoe)
2. Gangguan pendengaran
3. Otalgia ( nyeri telinga)
4. Tinitus
5. Vertigo
6. Waktu > 2bln
Pemeriksaan Fisik:
Auricula
Liang Telinga
Membran Timpani
Tes pendengaran dgn garpu tala
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Audiometri
Pemeriksaan Radiologi
Penatalaksanaan
1. Irigasi telinga
2. Berdasarkan etiologinya: jika
- Sumbatan Tuba eustachius : dekongestan
- Bakteri berikan antibiotik seperti
ciprofloxacin,ofloksasin, sefotaksim,
seftazidim dan seftriakson
- Alergi, hindari pencetus,obat alergi
- Barotrauma: Hindari berenang
Operasi
1. Mastoidektomi sederhana (simple
mastoidectomy)
2. Mastoidektomi radikal
3. Mastoidektomi radikal dengan modifikasi
4. Miringoplasti
5. Timpanoplasti
6. Pendekatan ganda timpanoplasti (Combined
approach tympanoplasty)
KOMPLIKASI
Klasifikasi Komplikasi Otitis Media Supuratif
Kronik menurut Adams :
Trauma (-)
PemeriksaanFisik
Pemeriksaan Fisik;;Status
StatusGeneralis
Generalis
Keadaan
Kepala dan Thorak
Umum
Leher
Paru :
Keadaan Umum : Kepala :simetris I = Gerakan nafas
Tampak sakit ringan Mata : simetris
Kesadaran : palpebra tidak edema P = Fremitus raba simetris,
Komposmentis konjungtiva anemis: (-) deviasi trachea (-)
Tanda Vital : sklera tidak ikterik (-) P = Sonor, nyeri ketuk
TD = 120/80 mmHg Leher : Jugular venous tidak ada
N = 80 x/menit pressure tidak meningkat, A = Suara nafas vesikuler,
RR = 22 x/menit kaku kuduk tidak ada Ronkhi (-/-),
T = 36,5 0C pembesaran getah bening (-) Wheezing (-/-)
Cor : S1 S2 tunggal, bising
(-)
StatusGeneralis
Status Generalis
Rinnie + -
PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN
Basofil%
Eosinofil%
Gran%
0,2
1,6
74,4
0,0-1,0%
1,0-3,0%
50.0-70.0%
Limfosit% 17,9 25.0-40.0%
Monosit% 5,9 3,0-9,0%
MID% 4.0-11.0 %
PENUNJANG
PENUNJANG
Basofil#
Eosinofil#
0,01
0,12
<1 ribu/ul
<3 ribu/ul
Gran# 5,46 2,50-7,00 ribu/ul
Limf# 1,3 1,25-4,0ribu/ul
monosit 0,43 2,50-7,00ribu.ul
Pro timpanoplasti
sinsitra dan Extraksi
jaringan granulasi
Laporan Operasi Timpanoplasty
I
Pasien berbaring terlentang dan dilakukan GA, ETT terpasang
Pasien didisinfeksi dengan betadine, lalu ditutup dengan duk
steril
Dengan mikroskop MAE : Jaringan granulasi (+) banyak
menutupi sebagian perforasi membran timpani
Dilakukan ekstraksi jaringan granulasi, lalu dilakukan
timpanoplasty tipe I / Miringoplasty dengan tehnik underlay
(medial grafting).
Graft diambil dari fascia tragus
Ditutup dengan spongeostam
Operasi selesai
Follow
Up
PEMBAHASAN
• Teori: tuli konduksi
pendengaran
• Kasus: pasien mendengar lebih keras pada telinga kiri, Gangguan
• Teori: Tinitus (+) tinitus
• Kasus: kadang-kadang telinga mendengingtinitus (+)
• Anamnesis, pemeriksaan fisik + penunjang
• Teori:OMSK otore >> 2 bulan
otore
• Kasus: otore 6 bln yg lalu, riw.35 th yg lalu
OMSKBenigna tenang
• Teori: >> pd anak-anak
• Kasus: pasien menderita OMSK terdeteksi 35 th yg lalu pd
Insidensi:
saat sekolah dasar
berenang
• Teori:indikasi timpanoplasti
• Kasus: pasien ingin bisa berenang
Ingin bisa
• Teori:kolesteatom (-)
CT Scan
• Kasus: kolesteoatoma (-), jaringan granulasi (+)
• Kasus: jaringan granulasi (+), perforasi MT central di pars
tensa (+), perforasi menetap, sekret bau busuk (-) OMSK
Px fisik
benigna
• Pmeriksaan uji pendengaran: kesan tuli konduksi
Gx, Px fisik + penunjang
OMSK benigna tenang tidak
memerlukan pengobatan, dan
dinasehatkan untuk jangan
mengorek telinga, air jangan masuk
ke telinga sewaktu mandi, dilarang
berenang dan segera berobat bila
menderita infeksi saluran nafas atas.