Anda di halaman 1dari 54

Otitis Media Supuratif

Kronis Benigna
Oleh :
Zavita Anwar, S.ked I1A007021
Adelia Anggraini, S.ked I1A008025
Imam S.Gultom, S.ked I1A008065

Pembimbing
Dr. Ida Bagus N.S, Sp.THT
Otitis Media Supuratif Kronik

Radang kronis telinga tengah dengan adanya lubang


(perforasi) pada gendang telinga (membran timpani)
dan riwayat keluarnya cairan (sekret) dari telinga
(otorea) lebih dari 2 bulan, baik terus menerus atau
hilang timbul. Sekret mungkin serous, mukous atau
purulen.
Epidemiologi

- Anak-anak > dewasa


- Prevalensi OMSK di Indonesia→ 3,8%
- Pasien OMSK→ 25% dari pasien yg
berobat di poli THT RS di Indonesia
- 90% beban dunia akibat OMSK ini dipikul oleh
negara-negara di Asia Tenggara, daerah Pasifik
Barat, Afrika.
Etiologi
 Lingkungan
 Infeksi - Bakteri yang sering ditemui pada
OMSK adalah Pseudomonas aeruginosa,
Stafilokokus aureus dan Proteus
 Infeksi saluran nafas atas
 Autoimun
 Alergi
 Gangguan fungsi tuba eustachius.
Kuman penyebab OMSK

 Pseudomonas aeruginosa sekitar 50%


 Proteus sp 20%
 Staphylococcus aureus 25%
Patogenesis
 ISPA → Bakteri menyebar dari nasofaring mlalui
tuba Eustachius → telinga tengah → infeksi dari
telinga tengah → respons imun di telinga tengah.
Sel2 imun infiltrat menghslkan mediator
peradangan ditelinga tengah netrofil, monosit,
dan leukosit serta sel lokal seperti keratinosit dan
sel mastosit. Proses infeksi → menambah
permiabilitas pembuluh darah dan menambah
pengeluaran sekret di telinga tengah.
Tipe Tubotimpanal/tipe jinak/tip
benigna
Tipe
klinik
OMSK
Tipe Atikoantral /tipe
ganas/tipe maligna
Klasifikasi
 OMSK dapat dibagi atas 2 jenis, yaitu :
1. OMSK tipe aman (tipe mukosa = tipe benigna =
tipe tumbotimpanal)
2. OMSK tipe bahaya (tipe tulang = tipe maligna =
Tipe atikoantral)

 Berdasarkan aktivitas sekret yang keluar dibagi 2


,yaitu:
1. OMSK aktif
2. OMSK inaktif atau tenang
Letak Perforasi
 Letak perforasi di membran timpani penting untuk
menentukan tipe / jenis OMSK:
1. Perforasi sentral → pars tensa
2. Perforasi marginal → sebagian tepi perforasi langsung
berhubungan dengan anulus atau sulkus timpanikum
3. Perforasi atik → pars flasida, berhubungan dengan
primary acquired cholesteatoma
* Tipe jinak → perforasi tipe central, Tipe ganas
→ Perforasi marginal dan atik
OMSK benigna
 OMSK tipe jinak (benigna)/tipe aman
1. Terbatas pada mukosa
2. Tidak mengenai tulang
3. Perforasi terletak di central/pars tensa
4. Tidak terdapat kolesteatoma
OMSK Maligna
 Tanda-tanda klinis OMSK tipe maligna :
1. Adanya Abses atau fistel retroaurikular
2. Jaringan granulasi atau polip diliang telinga yang
berasal dari kavum timpani.
3. Pus yang selalu aktif atau berbau busuk (aroma
kolesteatom)
4. Foto rontgen mastoid adanya gambaran
kolesteatom.
Diagnosis OMSK

Anamnesis:
Gejala klinis yang timbul:
1. Telinga berair (otorrhoe)
2. Gangguan pendengaran
3. Otalgia ( nyeri telinga)
4. Tinitus
5. Vertigo
6. Waktu > 2bln
Pemeriksaan Fisik:
 Auricula
 Liang Telinga
 Membran Timpani
 Tes pendengaran dgn garpu tala
Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Audiometri
 Pemeriksaan Radiologi
Penatalaksanaan

1. Irigasi telinga
2. Berdasarkan etiologinya: jika
- Sumbatan Tuba eustachius : dekongestan
- Bakteri berikan antibiotik seperti
ciprofloxacin,ofloksasin, sefotaksim,
seftazidim dan seftriakson
- Alergi, hindari pencetus,obat alergi
- Barotrauma: Hindari berenang
 Operasi
1. Mastoidektomi sederhana (simple
mastoidectomy)
2. Mastoidektomi radikal
3. Mastoidektomi radikal dengan modifikasi
4. Miringoplasti
5. Timpanoplasti
6. Pendekatan ganda timpanoplasti (Combined
approach tympanoplasty)
KOMPLIKASI
 Klasifikasi Komplikasi Otitis Media Supuratif
Kronik menurut Adams :

 Komplikasi di telinga tengah:


1.Perforasi membran timpani persisten
2.Erosi tulang pendengaran
3.Paresis nervus fasialis

 Komplikasi di telinga dalam


1.Fistula labirin
2.Labirinitis supuratif
3.Tuli saraf (sensorineural)
 Komplikasi di ekstradural
1.Abses ekstradural
2.Trombosis sinus lateralis
3.Petrositis

 Komplikasi ke susunan saraf pusat


1.Meningitis
2.Abses otak
3.Hidrosefalus otitis
TIMPANOPLAST
I
DEFINISI

Suatu prosedur pembedahan atau


rekonstruksi pada membran timpani
disertai atau tidak disertai oleh
pencangkokan membran timpani,
sering kali harus dilakukan juga
rekonstruksi tulang pendengaran
Tujuan timpanoplasti

1. Memperbaiki gendang telinga berlubang, dan


bisa juga tulang telinga tengah (ossicles) yang
terdiri dari inkus, maleus, dan stapes
2. Memperbaiki fungsi pendengaran
Indikasi
 Penderita dengan tuli konduksi karena perforasi
membran timpani atau disfungsi ossikular.
 Otitis media kronik atau rekuren sekunder terhadap
kontaminasi.
 Tuli konduksi progresif karena patologi telinga tengah.
 Perforasi atau tuli persisten lebih dari 3 bulan karena
trauma, infeksi atau pembedahan.
 Ketidakmampuan untuk mandi atau berpartisipasi dalam
olahraga air dengan aman
Syarat
 Perforasi terjadi di sentral dimana keadaan
telinga sudah kering paling tidak 6 minggu.
 Mukosa telinga tengah normal.
 Osikular yang utuh.
 Keadaan koklea baik
Ada lima tipe dasar dari prosedur
timpanoplasti menurut Zollner dan
Wullstein (1952), yaitu :
 Tipe I timpanoplasti disebut Miringoplasti.
 Tipe II timpanoplasti
 Tipe III timpanoplasti
 Tipe IV timpanoplasti
 Tipe V timpanoplasti
TIPE I TIPE II
TIPE III TIPE IV
TIPE V
Teknik timpanoplasti

1. Timpanoplasti medial (underlay)


2. Timpanoplasti lateral (overlay)
3. Timpanoplasti medial dan lateral (under-over
tehnik).
Komplikasi
 Infeksi
 Kegagalan graft
 Kondroitis
 Trauma nervus korda timpani

1. Tuli sensorineural dan vertigo: akibat


manipulasi berlebihan terhadap osikel.
2. Peningkatan tuli konduksi
3. Stenosis kanal auditori eksternal
Laporan kasus
IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Tn SH
Umur : 47 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Koki
Alamat : Jl. Gambiran No.59
Umbul Harjo Yogyakarta
RMK : 1045599
MRS : 27 Mei 2013
anamnesis
anamnesis
Keluhan Utama
• Ingin operasi telinga

Riwayat penyakit sekarang


• Tgl 27 Mei 2013 MRS mengeluh ingin operasi telinga kiri
• Nyeri telinga kiri (-)
• Keluar cairan dari telingan kiri (-)
• Telinga kiri terasa mendengar lebih keras
• Telinga berdenging (+)
• Batuk (-), pilek (-).
• Pasien mengaku tidak nyaman denga keterbatasannya tidak bisa berenang,
harus menghindar supaya tidak batuk pilek
• Pasien mempunyai riwayat keluar cairan dari telinga kiri ± 35 tahun yang lalu
pd saat masih SD. Cairan yang keluar kental,berwarna kuning, berbau, tidak
bercampur darah. Kurang lebih 6 bulan yang lalu pasien mengaku pernah
keluar cairan di telinga kiri bening,tidak kental dan tidak berbau.
anamnesis
anamnesis
Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit Keluarga

OMSK (+) OMSK (+)

ISPA(+) Hipertensi (-)

Alergi (-) DM (-)

Asma (-) Asma (-)

Trauma (-)
PemeriksaanFisik
Pemeriksaan Fisik;;Status
StatusGeneralis
Generalis

Keadaan
Kepala dan Thorak
Umum
Leher
Paru :
Keadaan Umum : Kepala :simetris I = Gerakan nafas
Tampak sakit ringan Mata : simetris
Kesadaran : palpebra tidak edema P = Fremitus raba simetris,
Komposmentis konjungtiva anemis: (-) deviasi trachea (-)
Tanda Vital : sklera tidak ikterik (-) P = Sonor, nyeri ketuk
TD = 120/80 mmHg Leher : Jugular venous tidak ada
N = 80 x/menit pressure tidak meningkat, A = Suara nafas vesikuler,
RR = 22 x/menit kaku kuduk tidak ada Ronkhi (-/-),
T = 36,5 0C pembesaran getah bening (-) Wheezing (-/-)
Cor : S1 S2 tunggal, bising
(-)
StatusGeneralis
Status Generalis

Abdomen Ekstremita Tulang


s Belakang

I = Tampak datar, Atas :


vena kolateral (-) Akral hangat,
P = H/L/M edema (-/-),
tidak teraba, Parese (-/-),
perfusi baik
nyeri tekan ulu
Bawah :
Tidak ada kelainan
hati (-)
P = Timpani Akral hangat,
A = Bising usus (+) edema (-/-),
normal parese (-/-),
perfusi baik
Bagian Telinga Kanan Kiri
Aurikula
* Bentuk Normal Normal
* Tragus Pain - -
* Mastoid Pain - -
* Hematom - -
* Fistel Retroaurikuler - -
* Abses Retroaurikuler - -
Liang Telinga
* Hiperemi - +
* Edema - -
* Sekret -
* Furunkel - -
* Serumen Tampak serumen Tampak serumen
* Jaringan Granulasi - +
Membran Timpani
* Hiperemi - -
* Bulging - -
* Conus of light + -
* Perforasi - (+) central
* Retraksi - -
Status Lokalis Hidung
Status Lokalis Hidung
Bagian Hidung Kanan Kiri
Keadaan Luar Dbn Dbn
Rinoskopi Anterior
* Vestibulum nasi Inflamasi (-), sekret(-) Inflamasi (-), sekret (-)
* Meatus nasi inferior Sekret (-) Sekret (-)
* Concha nasi inferior Mukosa merah muda, Mukosa merah muda,
* Septum nasi edema (-) edema (-)
* Sekret Deviasi (-) Deviasi (-)
* Perdarahan - -
- -
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes Garpu tala :

Telinga Kanan Telinga Kiri

Rinnie + -

Weber Lateralisasi ke kiri

Swabach Sama dengan pemeriksa Memanjang

Kesan : Tuli Konduktif Telinga


Kiri
StatusLokalis
Status LokalisTenggorokan
Tenggorokan
HEMATOLOGI 05/02 NORMAL
Hb (g/dl) 14,4 12,0 – 16,0
Lekosit (ribu/ul) 5,1 4,0 – 10,5
Eritrosit (juta/ul) 4,96 3,9 – 5,50
Hct (vol%) 39,9 35 – 45
Trombosit (ribu/ul) 251 150 – 450
RDW-CV (%) 12,1 11,5 – 14,7
MCV (fl) 86,1 80,0 – 97,0
MCH (pg) 26,5 27,0 – 32,0
MCHC (%) 30,8 32,0 – 38,0
HITUNG JENIS

PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN
Basofil%
Eosinofil%
Gran%
0,2
1,6
74,4
0,0-1,0%
1,0-3,0%
50.0-70.0%
Limfosit% 17,9 25.0-40.0%
Monosit% 5,9 3,0-9,0%
MID% 4.0-11.0 %
PENUNJANG
PENUNJANG
Basofil#
Eosinofil#
0,01
0,12
<1 ribu/ul
<3 ribu/ul
Gran# 5,46 2,50-7,00 ribu/ul
Limf# 1,3 1,25-4,0ribu/ul
monosit 0,43 2,50-7,00ribu.ul

Hasil Laboratorium SGOT


SGPT
Ureum
26
25
21
0-46 U/I
0-45 U/I
10-50 mg/dl
Kreatinin 1,1 0.6-1.2 mg/dl
GDS 102 70-105 mg/dl
PT 10,1 9.9-13.5 dtk
APTT 21,7 22.2-37.0 dtl
Albumin 4,6
Na 142
K 3,9
Cl 108
Pemeriksaan penunjang
 Foto rontgen thorax 20 mei 2013: Normal
 EKG 21 Mei 2013 didapatkan EKG Normal
 Ct-Scan Head tanpa dan dengan contras 20 mei
2013:
Mastoiditis kanan tipe cataralis
Tak tampak Colesteatoma
DIAGNOSIS

Otitis Media Supuratif Kronik


Sinistra tipe Benigna
Usulan penatalaksanaan

Pro timpanoplasti
sinsitra dan Extraksi
jaringan granulasi
Laporan Operasi Timpanoplasty
I
 Pasien berbaring terlentang dan dilakukan GA, ETT terpasang
 Pasien didisinfeksi dengan betadine, lalu ditutup dengan duk
steril
 Dengan mikroskop MAE : Jaringan granulasi (+) banyak
menutupi sebagian perforasi membran timpani
 Dilakukan ekstraksi jaringan granulasi, lalu dilakukan
timpanoplasty tipe I / Miringoplasty dengan tehnik underlay
(medial grafting).
 Graft diambil dari fascia tragus
 Ditutup dengan spongeostam
 Operasi selesai
Follow
Up
PEMBAHASAN
• Teori: tuli konduksi
pendengaran
• Kasus: pasien mendengar lebih keras pada telinga kiri, Gangguan
• Teori: Tinitus (+) tinitus
• Kasus: kadang-kadang telinga mendengingtinitus (+)
• Anamnesis, pemeriksaan fisik + penunjang
• Teori:OMSK otore >> 2 bulan
otore
• Kasus: otore 6 bln yg lalu, riw.35 th yg lalu
OMSKBenigna tenang
• Teori: >> pd anak-anak
• Kasus: pasien menderita OMSK terdeteksi 35 th yg lalu pd
Insidensi:
saat sekolah dasar
berenang
• Teori:indikasi timpanoplasti
• Kasus: pasien ingin bisa berenang
Ingin bisa
• Teori:kolesteatom (-)
CT Scan
• Kasus: kolesteoatoma (-), jaringan granulasi (+)
• Kasus: jaringan granulasi (+), perforasi MT central di pars
tensa (+), perforasi menetap, sekret bau busuk (-) OMSK
Px fisik
benigna
• Pmeriksaan uji pendengaran: kesan tuli konduksi
Gx, Px fisik + penunjang
OMSK benigna tenang tidak
memerlukan pengobatan, dan
dinasehatkan untuk jangan
mengorek telinga, air jangan masuk
ke telinga sewaktu mandi, dilarang
berenang dan segera berobat bila
menderita infeksi saluran nafas atas.

Bila fasilitas memungkinkan sebaiknya


dilakukan operasi rekonstruksi
(miringoplasti, timpanoplasti) untuk
mencegah infeksi berulang serta
gangguan pendengaran
Komplikasi
 Pada kasus, komplikasi OMSK terjadi
perforasi membran timpani persisten.
 Umumnya OMSK tipe aman jarang
menimbulkan komplikasi yang berbahaya.
Timpanoplast
• Pada kasus dilakukan timpanoplasti tipe I disebut Miringoplasti. Hanya merekonstruksi membran timpani yang i tipe I
berlubang karena osikular masih dalam kondisi baik. Dan dilakukan extraksi granulasi.
• Pada kasus perforasi terjadi di sentral dimana keadaan telinga sudah kering paling tidak 6 minggu, mukosa telinga Syarat
tengah normal, osikular yang utuh, dan keadaan koklea baik
• Pasien mengalami tuli konduksi akibat perforasi membran timpani, otitis media kronik atau rekuren, dan indikasi
ketidakmampuan untuk mandi atau berpartisipasi dalam olahraga air dengan aman
• Tujuan operasi: untuk memperbaiki gendang telinga berlubang, dan kadang-kadang tulang telinga tengah (ossicles) tujuan
yang terdiri dari inkus, maleus, dan stapes serta memperbaiki fungsi pendengaran
Timpanoplasti
PENUTUP

 Telah dilaporkan sebuah kasus seorang laki-laki


usia 47 tahun yang dirawat di Ruang Kemuning
THT RSUD Ulin Banjarmasin dari tanggal 27 Mei
2013 hingga sekarang. Berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang,
pasien didiagnosis menderita otitis media
supuratif kronik tipe benigna inaktif.
Penatalaksanaan pasien selama perawatan di
rumah sakit dilakukan timpanoplasti pada tanggal
29 Mei 2013.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai