Oleh
Pembimbing
BANJARMASIN
Oktober 2013
1
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................................
i
Daftar Isi.....................................................................................................................
ii
BAB I. PENDAHULUAN.........................................................................................
1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi....................................................................................................
3
2.2. Epidemiologi...........................................................................................
3
2.3. Klasifikasi...............................................................................................
5
2.4. Faktor risiko............................................................................................
11
2.5. Patogenesis..............................................................................................
13
2.6. Manifestasi Klinik...................................................................................
15
2.7. Diagnosis.................................................................................................
16
2.8. Penatalaksanaan......................................................................................
20
2.9. Prognosis.................................................................................................
26
BAB III. LAPORAN KASUS...................................................................................
28
BAB IV. PEMBAHASAN.........................................................................................
44
2
BAB V PENUTUP..................................................................................................
51
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Karsinoma buli adalah suatu karsinoma yang ditandai dengan adanya total
hematuria tanpa disertai rasa nyeri dan bersifat intermitten. Pada karsinoma yang
telah mengadakan infiltratif tidak jarang menunjukan adanya gejala iritasi dari
buli-buli seperti disuria, polakisuria, frekuensi dan urgensi dan juga biasa dengan
dari seluruh keganasan dan keganasan nomor 2 terbanyak pada karsinoma traktus
3
wanita. Pada tahun 2009, diperkirakan sekitar 70.980 kasus baru karsinoma buli di
meninggal karena penyakit ini. Berdasarkan data dari NCI, kasus baru dan
kematian karena karsinoma buli ini di Amerika Serikat adalah 70.530 dan
14.680.1,3-5
pada vesika urinanria, ureter, pelvis renal, dan karsinoma ini terjadi dengan rasio
proses multifaktorial. Pasien dengan kanker pada saluran urinarius bagian atas
memiliki kemungkinan sekitar 30-50% berupa karsinoma buli. Di lain hal, pasien
urinarius atas.4
karsinoma sel transisional pada pria berusia 45 tahun yang datang dengan
keluhan tidak bisa kencing dan adanya BAK kemerahan yang sebelumnya telah
menjalani operasi TURB yang saat ini dirawat di RSUD Ulin Banjarmasin.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
urinaria yang ditandai dengan adanya total hematuria tanpa disertai rasa nyeri dan
bersifat intermiten. Pada karsinoma yang telah mengadakan infiltratif tidak jarang
frekuensi dan urgensi dan juga biasa dengan keluhan retensi oleh bekuan darah.1
karsinoma sel transisional, dan sekarang lebih banyak digantikan dengan istilah
5
Urothelium merupakan perbatasan epithelium pada urinary collecting
system dan termasuk diantaranya yaitu pelvis renalis, ureter, vesika urinaria dan
2.2. Epidemiologi
tertentu didunia ini yang memiliki insidensi yang tinggi, seperti Mesir, dan bagian
Afrika lainnya banyak berupa karsinoma sel squamosa yang lebih dominan pada
renalis, ureter dan uretra tidak terlalu banyak, diperkirakan sekitar 10% dari
terjadi di seluruh dunia. Ini terhitung sekitar 3,2% dari semua karsinoma, dengan
perkiraan sekitar 260.000 kasus baru setiap tahunnya ditemukan pada laki-laki dan
76.000 pada wanita. Insidensi tertinggi ditemukan di daerah Eropa barat, Amerika
utara dan Australia. Insidensi di Inggris pertahunnya lebih dari 10.000 kasus baru
Karsinoma urothelial ini lebih umum terjadi pada laki-laki dibandingkan pada
6
perempuan dengan rasio 3:1 dan insidensinya puncak pada usia deade ketujuh.
Dan ini lebih umum terjadi pada golongan kulit hitam dibandingkan dengan
2.3. Klasifikasi
berdasarkan morfologinya.7
7
Pada tahun 1998, dilakukan klasifikasi baru untuk tumor urothelial yang
8
menggunakan sitologi spesifik dan kriteria pola. Berikut di bawah ini dapat dilihat
Sistem staging
Selain penentuan tipe dan grading tumor, dalam diagnosis juga perlu
klasifikasi AJCC TNM. Karsinoma vesika urinaria superfisial terdiri atas tumor
papilar yang hanya melibatkan bagian mukosa (Ta) atau submukosa (T1) dan
karsinoma flat in situ (Tis). Riwayat terjadinya karsinoma superfisial ini tidak
dapat diprediksi, dan rekurensi sering terjadi. Sebagian besar tumor rekuren dalam
waktu 6 hingga 12 bulan muncul pada staging yang sama tetapi 10-15% pasien
dengan kanker superfisial ini akan menjadi invasif atau mengalami metastasis.4
9
10
Gambar staging penentuan ukuran tumor pada karsinoma buli11
Tumor TaT1
seperti, itu telah diusulkan untuk membagi pasien menjadi kelompok berisiko
mungkin saja masih rendah, dan ada juga yang sama-sama mempunyai resiko
Dalam rangka untuk memprediksi secara terpisah jangka pendek dan jangka
saluran (GU) telah mengembangkan sistem penilaian dan tabel resiko (106). Dasar
untuk tabel ini adalah database EORTC, yang menyediakan data pasien untuk
11
2,596 pasien yang didiagnosis dengan TaT1 tumor yang secara acak dalam
Namun, mereka tidak mengalami TUR kedua atau menerima pemeliharaan BCG.
Sistem penilaian didasarkan pada enam faktor klinis dan patologis yang paling
signifikan
1. Jumlah tumor
2. Ukuran tumor
4. T-Kategori (T-category)
6. Derajat tumor
nilai total berlapis, seperti dalam artikel asli (106), ke dalam empat kategori yang
tahun. Oleh kombinasi dua dari empat kategori untuk rekurensi dan progresivitas,
progresivitas (seperti yang ditunjukkan pada kolom paling kanan di tabel 4).
12
Faktor Rekurensi Progresivitas
Jumlah tumor
Satu 0 0
2-7 3 3
≥8 6 3
Diameter tumor
< 3 cm 0 0
≥ 3 cm 3 3
Prior recurrence rate
≤ 1 rekurensi /tahun
>1 rekurensi /tahun
Kategori
Ta 0 0
T1 1 4
Concurrent CIS
Tidak 0 0
Iya 1 6
Derajat (WHO 1973)
G1 0 0
G2 1 0
G3 2 5
Total skor 0-17 0-23
13
2.5 Faktor risiko
buli ini, yang diantaranya berupa rokok tembakau yang merupakan salah satu
risiko besar. Paparan pekerjaan dari bahan aniline juga dihubungkan terkait
diantaranya:1,4,12
1. umur.
2. Merokok
terdapat korelasi yang kuat antara durasi dan jumlah rokok dengan
Hubungan ini berlaku pada tipe karsinoma urothelial dan karsinoma sel
squamosa.
3. Penggunaan analgetik
pada sluran urinarius. Risiko ini paling bermakna pada pelvis renalis dan
14
kanker dengan bagiannya yang biasanya diawali dengan terbentuknya
mencapai 5 kg.
dengan keganasan pada pelvis renalis dan infeksi vesika urinaria yang
pada vesika urinaria dan lebih sering tipe karsinoma sel squamosa.
kimia organik, karet, dan cat dan industri pewarna memiliki peningkatan
6. Nefropati Balkan
Peningkatan risiko kanker pada pelvis renalis dan ureter terjadi pada
15
multifokal, superfisial, karsinoma grade-rendah pada pelvis renalis dan
ureter.
7. Faktor genetik
2.6. Patogenesis
16
Gambar skematik perkembangan tumor vesika urinaria yang diperoleh dari data
epidemiologiuk molekular. Jalur tumor superfisial dan tumor invasif sangat jelas
perbedaannya pada proses awal tumoregenesis2
Metaplasia adalah perubahan sel natur satu menjadi sel natur lain nya,
melibatkan perubahan yang berlaku ke atas tisu yang telah mengalami perbedaan
pada berbagai-bagai bentuk, selalunya dari kelas yang sama tetapi tidak
lahirnya sel yang berbeda ukuran, bentuk dan penampakannya dibandingkan sel
17
asalnya, hiperplasia adalah peningkatan jumlah sel yang terjadi pada suatu organ
a. Hematuria
Darah yang terdapat di urin merupakan gejala paling umum pada pasien
kecuali terjadi obstruksi karena bekuan darah atau tumor dan/atau infasi
dapat ditemukan pada pasien dengan keganasan vesika urinaria atau ureter
tetapi tidak begitu umum terjadi pada mereka dengan karsinoma di pelvis
renalis.4
Iritasi vesikel tanpa hematuria dapat terjadi khususnya pada pasien dengan
Nyeri biasanya lebih umum ditemukan pada kasus penyakit yang sudah
18
2.8. Diagnosis
Evaluasi inisial
yakni berupa excretory urography (CT Scan, MRI, IVP) yang diikuti dengan
yang tepat untuk lesi pada saluran atas. Pemeriksaan uretroskopik definitif dan
yang fleksibel.4
Gambaran filling defek pada kontour vesika urinaria kiri pada IVP13
sitologi, dan biopsi brush diambil dari lesi yang mencurigakan. Biopsi brush
bimanual dilakukan untuk memastikan apakah teraba massa dan apakah massa
19
Sitologi Urin
organ lain terhadap urin sehingga urin dapat digunakan sebagai marker untuk
diagnosis karsinoma urothelial low grade pada pemeriksaan sitologi urin dapat
ditemukan:
Cluster sel papilar irregular dengan palisading papilar, dengan tepi yang
pemeriksaan histologi
Sel-sel kanibalis
20
Sel-sel serkariform: badan nukleasi globular dan pemanjangan prosessus
sitoplasma dengan ujung yang tidak meruncing, datar pada ujungnya. Sel-
Pada pencucian VU, kriteria termasuk di antaranya bentuk inti sel yang
Bila sel-sel atipikal memiliki CK20 yang positif, maka ini lebih mengacu
Gambaran TCC low grade: meningkatnya rasio N/C, bentuk nukleus yang
Selularitas tinggi
Sel pleomorfik
Nukleoli besar
Bentukan spindle
Mitosis atipikal
Diathesis tumor
21
Beberapa sel tumor dapat tampak berupa diferensiasi squamosa termasuk
Tambahan dalam melakukan biopsi dari lesi yang mencurigakan, evaluasi tumor
primer untuk vesika urinaria termasuk biopsi sisi mukosa yang dipilih untuk
mendeteksi adanya karsinoma in situ yang terjadi bersamaan. Biopsi pada lesi
primer mesti meliputi bagian dinding otot vesika urinaria untuk membedakan
apakan terdapat invasi terhadap lapisan otot oleh karsinoma yang melapisinya.4
CT Scan
Untuk keganasan urothelial pada saluran atas urinarius atau karsinoma vesika
urinaria invasif otot, suatu CT Scan pada pelvik atau abdomen perlu dilakukan
kontras.4
Scan tulang
Pada pasien dengan adanya keluhan nyeri tulang atau adanya peningkatan alkalin
22
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan staging dalam mengetahui ada
2.9. Penatalaksanaan
yang minimal dan dapat dilakukan berulang. Angka ketahanan hidup > 70%
untuk harapan hidup 5 tahun. Walaupun TUR membuang tumor yang tampak,
ini tidak mencegah timbulnya lesi yang baru. Pasien mesti di follow up secara
ketat.4
pengontrolan tumor lokal yang baik ketika digunakan sebagai terapi dalam
Sistektomi parsial. Ini merupakan pilihan terapi yang tidak sering dilakukan
untuk pasien dengan tumor yang tidak dapat diakses atau tidak
memungkinkan dengan dilakukan TUR tetapi soliter pada lokasinya dan jauh
dari trigonum.4
23
1. Tumor yang besar yang tidak dapat dicapai dengan TUR, bahkan dengan
praktis
sebagai berikut:4
suatu modulator atau stimulator imun; dan Mitomisin dan Doxorubisin, yang
grading yang tinggi. Untuk penanganan lesi Ta dan T1 papilar, BCG dan
24
Mytomisin memiliki efikasi yang paling besar (respon komplet didapatkan
risiko kegagalan terapi jangka pendek maupun jangka panjang untuk Tis.
Oleh karena itu, BCG intravesikel merupakan agen yang lebih dipilih dalam
penanganan Tis.4
tinggi). Mereka yang ditangani dengan sistektomi radikal ini antara lain:4
Pada pria, sistektomi radikal dengan disseksi nodul limfatik pelvis dan
anterior termasuk kedua ovarium, tuba fallopi, uterus, servik, dinding vaginal
25
Sistektomi parsial merupakan pilihan terapi yang tidak sering dilakukan yang
urinaria dan bila biopsi random dari area yang berjauhan pada vesika urinaria
anterior pada pasien wanita. Uretrektomi pada pasien pria dilakukan bila
tumor tumbuh sangat besar melibatkan uretra prostat atau bila hasil biopsi
untuk sitologi uretral yang positif atau biopsi ditemukan pada sekitar 10 %
pasien pria.4
Rekonstruksi urinarius dapat terjadi bila terdapat salah satu kondisi berikut:
c. Terapi Radiasi
Radiasi primer atau terapi kemoradiasi. Terapi radiasi, apakah itu sendiri
pembedahan, juga karena penyakit yang ekstensif atau status umum yang
jelek. Trial yang telah dilakukan menunjukkan pasien yang diterapi dengan
26
Regimen kemoterapi sistemik yang paling sering digunakan untuk
karsinoma urothelial adalah Cisplatin dan 5FU. Dari suatu penelitian yang
penting. Dari penelitian yang dilakukan oleh suatu institusi di Eropa dan di
Amerika Serikat pada lebih dari 600 pasien dengan follow up jangka panjang
Dosis radiasi dan teknik. Inisialnya, bidang pelvik diterapi dengan 4,000–
4,500 cGy dengan teknik konformal 3 dimensi, dengan fraksi sekali atau 2
komplet, sisi tumor pada buli kemudian di lakukan radiasi dengan dosis total
d. Irradiasi paliatif
Terapi radiasi paliatif efektif untuk mengontrol nyeri akibat penyakit lokal
lain. Pada kasus tertentu karsinoma buli, irradiasi paliatif yang agresif dengan
6,000 cGy dapat menjamin kontrol tumor jangka panjang. Kombinasi dengan
27
e. Kemoterapi adjuvant atau neoadjuvan
kemoterapi sebelum dan atau setelah sistektomi. Banyak trial ini memiliki
Cisplatin (50-60%), tetapi durasi respon yang singkat, dan ketahan hidup
median sekitar 12-14 bulan. Sebagian kecil pasien (5-10%; biasanya hanya
klinik ditoleransi lebih baik. Oleh karena itu, Cisplatin plus Gemcitabine
28
menggantikan bila terdapat kontraindikasi terhadap Cisplatin (misalnya
3.0. Prognosis
renalis, faktor prognosis yang paling penting adalah staging T dan pola
diferensiasi. Pengaruh yang terkait dengan karsinoma in situ pada lesi Ta dan T1
dengan lesi Ta-T1 diferensiasi yang buruk dihubungkan dengan rekurensi yang
tinggi dan penyakit yang progresif. Pasien dengan lesi Ta diferensiasi yang baik
tanpa adanya karsinoma in situ memiliki angka ketahanan hidup 95%, sedangkan
mereka yang dengan lesi Ti derajat tinggi memiliki angka ketahanan hidup 10
hidup 5 tahun sekitar 20% hingga 50%. Bila terdapat keterlibatan metastasis nodul
Dari penelitian retrospektif pada pasien dengan tumor yang tidak dapat
diangkat pada saat dilakukan sistektomi radikal diperkirakan sekitar 9% pasien ini
spesimen reseksi tumor TURB memiliki prognosis yang buruk dan rekurensi.4
29
Tabel parameter prognostik secara klinikopatologi dan molekular potensial pada
karsinoma urothelial vesika urinaria superfisial dan invasif otot 15
30
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Identitas
Umur : 45 tahun
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Suku : Jawa
B. Anamnesa
terasa sakit dan os mengeluhkan kalau kencing airnya sedikit yang dikeluarkan,
Sejak awal April pasien mengeluhkan terkadang pinggang terasa nyeri pada kedua
sisi pinggang tersebut. Nyeri dirasakan semakin lama semakin berat, os sering
31
Os mengeluhkan beberapa bulan terakhir ini sering kencing, sehari bisa
sampai 20 kali pasien kencing dan kencing tidak terlalu banyak jumlahnya
menurut pasien. Bila malam hari kencing bisa sampai 5 kali dan ini mengganggu
tidur pasien. Selain sering kencing pasien juga mengeluhkan kencingnya berdarah,
dan terasa ada nyeri ataupun sumbatan dan kesulitan saat kencing tersebut.
Kencing yang berdarah ini sudah terjadi dalam 5 bulan ini, dan terkadang kencing
diri dan dari pemeriksaan dikatakan terdapat tumor pada kandung kemih pasien.
pada tanggal 17 Mei 2013 (operasi TURB). Selain tidak bisa kencing pasien
seperti susu dari kelamin pasien. Hubungan seksual pasien juga tidak ada
keluhan.
R/operasi TURB sekitar 1 bulan yang lalu (17 mei 2013) untuk
32
Tidak ada riwayat sakit serupa pada keluarga, riwayat keganasan pada
C. PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : Composmentis
GCS = 4-5-6
Respirasi = 24 kali/menit
Nadi = 82kali/menit
Suhu = 36,8o C
BB = 52 kg
isokor.
A = S1 dan S2 tunggal
P = Sonor
33
A = Suara napas vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing
(-/-)
P = timpani
P>KGB: Tidak adanya pembesaran kelenjar getah bening di leher, ketiak, paha,
Status urologis
Costovertebra angle:
Flank area:
Suprapubis:
34
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
35
Hati
Bilirubin total 0,20-1,20 Mg/dl
Bilirubin direk 0,00-0,40 Mg/dl
Bilirubin indirek 0,20-0,60 Mg/dl
SGOT 26 0-46 U/l
SGPT 17 0-45 U/l
Albumin 3,5-5,5 g/dl
Protein total 6.2-8.0 g/dl
globulin 3.30 g/dl
Ginjal
Ureum 96 150 115 10-50 Mg/dl
Kreatinin 2.8 4,8 2.1 0,7-1,4 Mg/dl
Asam urat 3.4-7.0 Mg/dl
Kalsium 8.8-10.6
HbsAg (cobas) Negatif negatif
HCV 0,106 <1.00
36
Gambar Hasil pemeriksaan Thorax pasien
Foto thorax AP
Sinus tajam
37
Gambar hasil pemeriksaan patologi anatomi jaringan tumor pada
tumor buli
Makroskopis: kepingan jaringan sebanyak 6 cc, warna putih
kecoklatan
38
Gambar potongan aksial CT Scan pada abdomen/pelvic
Pemeriksaan Ct Scan
39
- Buli-buli: membesar tampak masa solid dari seluruh dinding buli-buli
(memberikan gambaran filling defect terhadap kontras urografin). Massa
menginfiltrasi jaringan perivesikal dan prostat, tidak menginfiltrasi
dindinganterior abdomen
- Tampak pembesaran KGB inguinal profunda kanan dan kiri, diameter 1cm
Kesimpulan:
Massa buli-buli malignant (T4aN2Mx)
40
Hasil Pemeriksaan Sistografi retrograde
E. DIAGNOSIS
trombositopenia
F. PENATALAKSANAAN
IVFD RL 20 tts/menit
Inj.As.traneksamat 3x1
Inj.Ketorolax 2 x1 amp
41
Inj. Antrain 2x 8 mg
Po Clobazam 0 0 5 mg
Chemotheraphy
Consul. IPD (Nefrologi) kreatinin tinggi (4,8) saran HD, kemoterapi pada
Saran: perbaikan Ku, furosemide 3x1 amp, leucagon 3C, tranfusi TC,
Pro HD
Follow Up Harian
Sedikit + + +
kencing
BAK merah + + +
Nyeri BAK + + -
2. Obyektif
TD 140/70 130/80 120/70
Nadi 84 82 84
Respirasi 23 22 21
Temperatur 36,6 36,3 36,7
42
3. Assessment
TCC Buli tumor
Sedikit + + +
kencing
BAK merah + + +
Nyeri BAK + + +
Mual/muntah -/- -/- +/+
Tidak bisa - + +
tidur
Susah - + +
menelan
Sesak - - +
Tidak mau - - +
makan
2. Obyektif
TD 120/80 100/70 100/80
Nadi 82 81 78
Respirasi 20 21 24
Temperatur 36,5 36,4 36,5
3. Assessment
TCC Buli tumor T4aN2Mx
43
4 Planning IVFD NS 20 IVFD NS20 IVFD D5 500cc/24
tts/menit tts/menit jam jam
Drip Tramadol/8 Drip Tramadol/8 jam O2 2 lpm
jam As. Tranexamat 3x1 Drip Tramadol/8 jam
As. Tranexamat Inj. Antrain 3x1 amp As. Tranexamat 3x1
3x1 Program spooling Inj. Antrain 3x1 amp
Inj. Antrain 3x1 cateter dengan NaCl Ondancentron
amp spuit 50cc 60 tpm 3x8mg tab
Program spooling Pro transfusi PRC 1 Program spooling
cateter dengan kolf/ hari cateter dengan NaCl
NaCl spuit 50cc Inj. Furosemide 1x1 spuit 50cc 60 tpm
60 tpm Clobazam 0-0-5 mg Pro transfusi PRC 2
Pro transfusi PRC Konsul nefrologi kolf/ hari
1 kolf/ hari belum dijawab Inj. Furosemide 1x1
Inj. Furosemide Clobazam 0-0-5 mg
1x1 Konsul nefrologi
Konsul nefrologi belum dijawab
Cek Ur,Cr, Na, K,
HbsAg
Diet cair 6x100cc
Sedikit + + +
Kencing
BAK merah - - -
Nyeri BAK + - +
Mual/muntah +/- +/- -/-
Susah tidur + + +
Dada Sakit + + +
Sesak + + Apneu
Tidak bisa + + -
makan
2. Obyektif
TD 140/100 120/80 90/70
Nadi 90 110 54
Respirasi 28 30 14
Temperatur 37,5 37,4 37,9
44
3. Assessment
TCC Buli tumor T4aN2Mx pro perbaikan KU
45
BAB IV
PEMBAHASAN
Karsinoma buli adalah suatu karsinoma yang ditandai dengan adanya total
hematuria tanpa disertai rasa nyeri dan bersifat intermitten. Pada karsinoma yang
telah mengadakan infiltratif tidak jarang menunjukan adanya gejala iritasi dari
buli-buli seperti disuria, polakisuria, frekuensi dan urgensi dan juga biasa dengan
Pada kasus ini, pasien merupakan pria yang berusia 45 tahun yang datang
dengan keluhan sulit kencing yang mana kencing tidak bisa keluar secara tuntas
dan hanya sedikit-sedikit air kencing yang keluar walaupun pasien sudah berusaha
dengan keras untuk mengedan. Gejala-gejala lainnya yang juga terdapat pada
46
pasien ini yaitu adanya keluhan sering kencing. Pasien merasa sebentar-sebentar
Keluhan ini merupakan sindrom LUTS yang dapat terjadi pada pasien
dengan karsinoma buli akibat adanya suatu massa atau pendesakan tumor pada
berkurang akibat adanya massa tumor dalam buli tersebut. Pada pasien ini dengan
keluhan sulit kencing yang mana ini dapat terjadi akibat adanya infiltrasi massa
yang memenuhi buli dan menutup saluran uretra bahkan jika infiltrasi hingga ke
prostat atau adanya perdarahan pada massa bulli yang dapat menyebabkan
voiding ini tidak terlalu spesifik untuk mendiagnosis tumor buli. Pada kasus ini
pasien juga ada keluhan urin yang berwarna kemerahan (tampak darah pada urin
saat pasien kencing) ini dapat merupakan suatu gejala akibat tumor buli. Selain
gejala tersebut gejala yang juga dapat ditemukan pada pasien dengan tumor buli
yaitu iritasi vesikel dan gejala tambahan lainnya seperti nyeri yang ditemukan
adanya nyeri dapat merupakan gejala pada tumor buli, ini juga ditemukan pada
karsinoma sel transisional atau yang sekarang ini sering disebut dengan istilah
47
karsinoma urothelial yang sebenarnya dapat terjadi tidak hanya di vesika urinaria,
tetapi juga di organ lainnya seperti pelvis renalis, ureter dan sebagian uretra. Dari
pemeriksaan PA yang telah dilakukan dari biopsi jaringan pada pasien ini
didapatkan kelainan merupakan TCC. TCC ini selain terbanyak terjadi di vesika
tipe papilar, non-papilar dan karsinoma tidak terdiferensiasi. Pada kasus ini, dari
pemeriksaan patologi anatomi pada jaringan yang didapatkan dari biopsi TURB
transisional, tumbuh dengan inti hiperkromatik dan bentuk sel polimorf. Menurut
grading WHO 1973 ini dapat dikelompokkan sebagai grade 1 (diferensiasi baik)
dan menurut grading WHO 2004 ini dapat dikelompokkan sebagai karsinoma
Untuk fakor risiko terjadinya karsinoma buli ini antara lain meliputi umur
Balkan dan faktor genetik. Pada kasus ini pasien baru berusia dekade keempat
sehingga faktor umur bukan merupakan faktor risiko keganasan buli pada pasien
ini. Pada pasien ini terdapat riwayat merokok yang lama dan ini merupakan faktor
risiko mayor terjadinya keganasan di saluran urinarius (dalam hal ini karsinoma
48
buli). Untuk penggunaan analgetik pasien menyangkalnya, dan untuk paparan
karsinogenik, inflamasi kronik serta faktor genetik tidak begitu jelas. Untuk
manifestasi klinik seperti yang telah ditemukan diatas, dari pemeriksaan fisik dan
penunjang juga perlu dilakukan. Pada kasus ini, dari pemeriksaan fisik yang
dilakukan, pada perabaan (palpasi) pada buli teraba massa dan buli tampak
kemungkinan massa pada vesika urinaria selain dari klinis adanya hematuria,
kreatinin dan dari perhitungan GFR yang dilakukan didapatkan nilai GFR sekitar
23, 8 (BB=50 kg, Cr=2,8) sehingga dapat dikatakan pasien mengalami penyakit
ginjal derajat 4 (kerusakan ginjal berat dengan penurunan GFR berat) sehingga
pada kasus ini selain tumor buli pasien juga mengalami penyakit ginjal kronik
derajat 4. Kondisi anemia yang ada pada pasien ini terjadi karena adanya
hematuria yang terjadi pada pasien ini akibat tumor buli yang mengalami
perdarahan.
Kontras dan CT Scan yang dilakukan juga mendukung jelas adanya massa pada
buli yang dari pemeriksaan tersebut didapatkan massa buli masa solid dari seluruh
49
dinding buli-buli (memberikan gambaran filling defect terhadap kontras
CT Scan didapatkan adanya dilatasi pelvokaliseal kanan dan kiri, tampak batu
soliter diameter 2 mm pada pars inferior ginjal kanan dan ureter kanan tampak
dilatasi. Ini merupakan kondisi yang tidak berhubungan dengan karsinoma bulli.
Namun akibat dari obstruksi urin pada salah satu sistem ginjal dapat
Pada kasus ini, untuk menegakkan diagnosis pasti yaitu dari pemeriksaan
pemeriksaan thoraks juga dilakukan untuk penilaian apakah ada metastasis, dan
dari foto thoraks tersebut tidak ditemukan adanya metastasis. Namun dari CT
kanan dan kiri sehingga terdapat kemungkinan terjadinya metastasis pada organ
lain.
perivesikal dan prostat berarti telah terjadi invasi ke bagian muskulus atau otot
yang invasif dan luas pada kasus ini adalah dengan sistektomi radikal yang mana
untuk melakukan ini perlu persiapan dan persetujuan pasien sebab operasi ini
50
mengangkat organ-organ lainnya seperti bagian prostat dan vesika seminalis.
Selain terapi bedah juga dapat dilakukan terapi radiasi dan/atau terapi
radikal maka pada pasien ini dilakukan terapi kemoterapi dan pasien sudah
Selain itu, karena adanya kelainan ginjal maka pada pasien ini dilakukan
kreatinin yang tinggi dan disarankan untuk hemodialisa. Dan adanya hasil
transfusi PRC, transfuse TC, balance cairan dan antibiotik sebagai profilaksis
infeksi karena adanya tumor buli dengan perdarahan ini rentan terjadi infeksi pada
fisik, laboratorium dan rontgenologik. Dari anamnesa, data yang positif adalah
adanya demam, panas badan dan menggigil dengan didahului atau disertai gejala
dan tanda obstruksi aliran urin seperti nyeri pinggang, kolik dan atau benjolan
diperut atau pinggang. Hanya 1/3 pasien yang mengeluh demam dan menggigil
dengan hipotensi. Keluhan febris yang terjadi setelah gejala infeksi saluran
kencing bagian bawah yaitu polakisuria dan disuria juga sangat mencurigakan
51
terjadinya urosepsis. Demikian pula febris yang menyertai suatu manipulasi
mental. Pada keadaan yang dini, keadaan umum penderita masih baik, tekanan
darah masih normal, nadi biasanya meningkat dan temperatur biasanya meningkat
antara 38-40 C
yang berada dalam darah (kultur darah) sama dengan bakteri yang ada dalam
saluran kemih (kultur urin). Kultur urin disertai dengan test kepekaan antibiotika
roentgen yang sederhana yang dapat dikerjakan adalah foto polos abdomen.
ukuran dari batu saluran kemih yang mungkin merupakan fokus infeksi. Yang
diperhatikan pada hasil foto adalah adanya bayangan radio opak sepanjang traktus
pyelografi intravena (IVP) dapat memberikan data yang penting dari kaliks,
ureter, dan pelvis yang penting untuk menentukan diagnosis adanya refluk
nefropati dan nekrosis papilar. Bila pemeriksaan IVP tidak dapat dikerjakan
52
Pada kasus ini pasien selama perawatan mengalami perburukan, karena
menilai dari staging tumor yang sudah stadium empat ini memang memiliki
prognosis yang buruk ditambah adanya kelainan ginjal kronik dan kondisi
pasien ini seperti terjadinya perdarahan (karena trombosit yang rendah) dan
kemungkinan infeksi saluran kemih pada pasien ini) sehingga dapat terjadi
53
BAB V
PENUTUP
Telah dilaporkan suatu kasus karsinoma buli dengan tipe karsinoma sel
papilar pada pasien laki-laki berusia 45 tahun yang dirawat di RSUD Ulin
Banjarmasin. Pasien datang dengan keluhan adanya keluhan retensi dan adanya
hematuria serta dari pemeriksaan fisik didapatkan massa suprapubik dan nyeri
Namun karena adanya kelainan ginjal dan kemungkinan sepsis pada pasien ini
54
DAFTAR PUSTAKA
4. Hurwitz M, Spiess PE, Rini B, Pister LL. Urothelial and kidney cancers.
Cancer Management: A Multidisciplinary Approach, 12th Edition
(2009).p.1-15
55
6. Jameson C. The pathology of bladder cancer: Carcinoma of the Bladder,
ed. David MacVicar.. Cambridge University Press 2008.p.1-10
11. BCAN. Bladder Cancer Basics for the Newly Diagnosed. Bladder Cancer
Advocacy network 2008,p.1-15
12. Lamm DL, Hogan TF. Integrative Tumor Board: Transitional Cell
Carcinoma of the Bladder. ITB Case Presentation, 2004-12-12 amdgbvmh
14. Hung M-S, Chang C-P, Lin J, et al. Recurrence of Superficial Transitional
Cell Carcinoma of the Bladder Following Transurethral Resection Plus
Intravesical Therapy: Bacillus Calmette-Guerin Immunotherapy versus
Chemotherapy. JTUA 19:222-7, 2008
15. Amin MB. Practical and controversial issues in diagnosis, grading and
staging of urothelial carcinoma: an approach. Departement of pathology
and laboratory Medicine, Cedars-Sinai Medical Center.p.1-60
56
57