Anda di halaman 1dari 4

Sistem Kardiovaskular

1. Perubahan Normal :
a. Ventrikel kiri menebal.
b. Katup jantung menebal dan membentuk penonjolan.
c. Jumlah sel pacemaker menurun.
d. Arteri menjadi kaku dan tidak lurus pada kondisi dilatasi.
e. Vena mengalami dilatasi, katup-katup menjadi tidak kompeten.
2. Diagnosa Keperawatan:
a. Penurunan curah jantung
1) Kaji secara teratur bukti-bukti untuk mengetahui hasil yang diharapkan.
2) Seimbangkan istirahat dan aktivitas.
3) Dukung klien untuk melakukan AKS sesuai kemampuan (bantu klien sesuai
kebutuhan).
4) Pantau respons terhadap program Latihan awal dan lanjutan.
5) Berikan oksigen tambahan (jika diperlukan).
6) Kurangi ansietas dengan cara:
a) Gunakan pendekatan dengan tenang dan meyakinkan.
b) Berikan informasi ketika klien menunjukkan kesiapannya.
c) Hilangkan nyeri secepatnya.
d) Gunakan sentuhan dan kontak mata.
e) Berkan tindakan-tindakan yang memberikan rasa nyaman.
7) Pertahankan sirkulasi volume darah yang adekuat dengan cara:
a) Atur asupan cairan.
b) Batasi asupan natrium (jika diperlukan).
c) Tinggikan kaki dan tungkai bawah ketika duduk.
d) Gunakan kaus kaki penekan tirah baring.
e) Pastikan asupan nutrisi yang memadai.
b. Intolerasi aktivitas
1) Observassi tanda dan gejala penurunan kekuatan otot, penurunan mobilitas sendi,
dan kehilangan ketahanan.
2) Observasi status respirasi dan fungsi jantung pasien.
3) Observasi lingkungan terhadap bahaya-bahaya keamanan yang potensial.
4) Anjurkan klien untuk melakukan kontraksi otot-otot isometrik (otot-otot
kuadrisep, abdominal, dan gluteal)
5) Anjurkan klien untuk melakukan kontraksi otot-otot isotonic (kelompok otot-otot
fleksor dan ekstensor)
6) Berikan Latihan rentang gerak (aktif atau pasif).
7) Berikan diet dengan protein, kalori, dan kalsium yang adekuat.
8) Pertahakan kesejajaran tubuh yang tepat.
9) Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari.
10) Anjurkan klien beristirahat secara adekuat,
11) Gunakan alat-alat pendukung (misalnya walker, tongkat)
12) Rujuk klien kepada ahli fisiotrapi, jika ada indikasi secara medis.
13) Berikan dorangan pada klien untuk memiliki sikap restrukturisasi (penentuan
batas tertinggi latihan).
14) Ubah lingkungan untuk menurunkan bahaya-bahaya keamanan.
15) Ajarkan tentang tujuan dan pentingnya latihan.
16) Ajarkan penggunaan alat-alat bantu yang tepat.
17) Ajarkan tanda dan gejala kerja/latihan yang terlalu berlebihan.

Sistem Reproduksi

1. Perubahan normal
a. Penurunan estrogen yang bersirkulasi.
b. Peningkatan androgen yang bersirkulasi.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman: nyeri/pruitus yang berhubungan dengan vaginitis atrofik
yang ditndai dengan atrofi pada vagina/jaringan vulva, eritema vagina, pendarahan
vagina, rasa terbakar, adanya rabas, dan nyeri saat berhubungan seksual.
1) Instruksikan klien dan pemberi perawatannya untuk menggunakan krim rstrogen
atau supositoria pada vulva atau vagina yang terkena atau keduanya.
2) Gunakan rendam duduk atau gunakan kompres saline, atau kedua-duanya, untuk
mengurangi iritasi.
3) Instruksikan klien dan pemberi perawatannya untuk melakukan perawatan
perineal yang optimal.
4) Hindari melakukan douche, menggunakan sabun yang mengiritasi atau
berpewangi atau deodoran pada perineum.
5) Anjurkan klien untuk menggunakan celana dalam dari katun dan hindari
penggunaan celana dalam yang ketat, celana Panjang yang sangat ketat, atau
menggunakan pakian berlapis-lapis.
6) Untuk klien yang mengalami dispareunia, berikan dukungan dan edukasi
kepadanya tentang penyebab, penanganan, dan perlunya melanjutkan kehidupan
seksual yang sehat.
7) Instruksikan wanita tersebut menggunakan pelumas yang larut air (misalnya jeli
KY) sebelum melakukan hubungan seksual.
8) Untuk wanita dengan infeksi sekunder yang disebabkan oleh penyakit menular
seksual, berikan konseling dan edukasi tentang hubungan seksual yang aman.
9) Pada wanita yang bingung atau tidak komunikatif, waspadai adanya kegelisahan,
yang mengindikasikan iritasi atau pruitus. Kaji adanya bekas-bekas garukan pada
daerah perineal.
b. Risiko tinggi gangguan pemeliharaan kesehatan yang berhubungan dengan tidak
cukupnya pengetahuan tentaang tanda dan gejala kanker saluran genital.
1) Berikan edukasi kepada klien dan anggota keluarganya tentang pemeriksaan.
2) Gunakan materi edukasi klien untuk mengurangi mitos dan ketakutan mengenai
penapisan.
3) Eksplorasi kebutuhan klien dan reaksi anggota keluarganya untuk melakukan
penapisan, untuk mengindentifikasi hambatan dan meningkatkan rasa penerimaan
untuk melakukan tindakan-tindakann penapisan.
4) Pada lingkungan pasien rawat jalan, intergrasikan penapisan dan jadwalkan
pemeriksaan dalam kunjungan rutin untuk meminimalkan jumlah kunjungan.
5) Kembangkan dalam melacak pemeriksaan pemeliharaan kesehatan rutin.
6) Anjarkan wanita lansia untuk sadari.
7) Adaptasikan dan interfrasikan prinsip-prinsip penapisan dalam fasilitas perawatan
akut, perawatan jangka panjang, dan perawatan berbasis komunitaas seperti adult
day care.

Sistem sensori

1. Perubahan menua:
a. Pengelihatan
1) Penurunan kemampuan akomodasi.
2) Konstriksi pupil senilis.
3) Peningkatan kekeruhan lensa dengan warna menjadi menguning.
b. Pendengaran
1) Penurunan fungsi sesnsorineural.
c. Perabaan
1) Sensasi sentuhan pada lansia telah menurun.
d. Pengecapan
1) Hilangnya kemampuan pengecapan.
2. Diagnosa Keperawatan
Perubahan fungsi sensori/persepsi
1) Berbicara dengan nada yang tidak termasuk beteriak (berteriak meningkatkan intonasi
nada suara).
2) Menghadap ke arah pasien ketika berbicara.
3) Bicara secara perlahan-lahan dan jelas.
4) Gunakan sentuhan untuk mendapatkkan perhatian pasien jika berada dibelakangnya.
5) Gunakan kalimat sederhana.
6) Waspadai komunikasi non-verbal (misalnya: eskpresi wajah)

Anda mungkin juga menyukai