Anda di halaman 1dari 22

BAB I

ARAHAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN EKONOMI DAERAH

1.1. Potret Kondisi Ekonomi serta Kinerja Sektor Industri Pendukungnya dalam 3 tahun
terakhir
Jawa Barat selama tiga dekade yaitu di tahun 2018 ada penigkatan pertumbuhan Ekonomi
namun di tahun 2019 terjadi melemah, dan di tahun 2020 menurun dengan kondisi Pandemi.
Terlepas dari adanya krisis ekonomi, Jawa Barat masih menjadi pusat dari industri tekstil
modern dan garmen nasional. Jawa Barat menyumbangkan hampir seperempat dari nilai total
hasil produksi Indonesia di sektor non Migas. Ekspor utama tekstil, sekitar 55,45 % dari total
ekspor Jawa Barat, sementara produk eksport lainnya adalah besi baja, alas kaki, furnitur,
rotan, elektronika, komponen pesawat dan lainnya.
Untuk melihat potret perkembangan ekonomi serta kinerja sektor industri di Provinsi Jawa
Barat setidaknya dapat dilihat dari analisis/kajian data dan informasi Perkembangan Ekonomi.
Adapun rinciannya sebagai berikut:
1.1.1. Perkembangan Ekonomi
a) Perkembangan Ekonomi Tahun 2018
Ekonomi Jawa Barat tahun 2018 tumbuh 5,64 persen meningkat dibanding tahun
2017 sebesar 5,35 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh
Lapangan Usaha Real Estate sebesar 9,64 persen. Dari sisi pengeluaran
pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi LNPRT
sebesar 16,38 persen.

Sumber : https://jabar.bps.go.id/
b) Perkembangan Ekonomi Tahun 2019
Ekonomi Jawa Barat tahun 2019 tumbuh 5,07 persen melambat dibanding
tahun 2018 sebesar 5,66 persen (y-on-y). Dari sisi produksi, pertumbuhan
tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Jasa Real Estate sebesar 9,54 persen.

Sumber : https://jabarprov.go.id
c) Perkembangan Ekonomi Tahun 2020
Perekonomian Jawa Barat berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan I-2020 mencapai Rp530,79 triliun dan
atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp371,22 triliun. Ekonomi Jawa Barat
triwulan I-2020 terhadap triwulan I-2019 tumbuh 2,73 persen (y-on-y) melambat
dibanding capaian triwulan I-2019 sebesar 5,39 persen.
Dari data di Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Barat di atas, akan di banding
kan dengan data Laju Pertumbuhan Ekonomi secara Nasional, dapat di lihat dari grafik
di bawah :

1.1.2. Kondisi Pandemi Covid 19


1) Dampak pertumbuhan Ekonomi terjadi Sejak triwulan pertama tahun 2020, laju
pertumbuhan ekonomi (LPE) nasional dan Jawa Barat mengalami penurunan. LPE Jawa
Barat yang pada akhir tahun 2019 mencapai angka 5,07 persen turun menjadi 2,73
persen.
Laju pertumbuhan ekonomi (LPE) Jawa Barat terkontraksi sebesar -2,44% (yoy) sebagai
dampak pandemi Covid-19 yang menurunkan daya beli masyarakat yang tercermin dari
konsumsi rumah tangga yang mengalami kontraksi sebesar -4,29% dan turunnya
produktivitas beberapa lapangan usaha utama seperti industri pengolahan (-4,22%),
perdagangan dan reparasi (-7,94%) serta konstruksi (-5,97%).

2) Indeks Pembangunan Manusia (IPM)


Kota Bandung, Kota Bekasi, dan Kota Depok status Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) “Sangat Tinggi”, sedangkan 24 kabupaten/kota lainnya berstatus “Sedang” dan
“Tinggi”. Terjadi peningkatan IPM tahun 2020 di 13 kabupaten/kota, sedangkan 14
kabupaten/kota lainnya mengalami penurunan.
IPM Jawa Barat tahun 2020 adalah 72,09, meningkat 0,06 poin dibandingkan dengan
tahun 2019 sebesar 72,03, dan berada pada status “tinggi”. Pandemi COVID-19 membawa
pengaruh yang menghambat pembangunan manusia di Jawa Barat dan Nasional. Tahun
2020 masyarakat Provinsi Jawa Barat memenuhi kebutuhan hidup dengan rata-rata
pengeluaran per kapita (PPP) sebesar 10,845 juta rupiah per tahun, mengalami
penurunan 307 ribu rupiah dibandingkan tahun sebelumnya.
3) Inflasi (YoY) Provinsi Jawa Barat
Sebagai bahan analisis ekonomi, inflasi di suatu daerah merupakan indikator yang penting.
Inflasi di suatu daerah dapat menunjukan kenaikan harga barang dan jasa secara umum
yang terjadi karena adanya kegiatan ekonomi dengan adanya permintaan ( demand) dan
penawaran (supply).
4) Tingkat Pengangguran
TPT Agustus 2020 naik menjadi 10,46% dari 8,04% pada tahun sebelumnya, dengan
pengangguran sebanyak 2,53 juta orang. Dilihat dari tingkat pendidikan, TPT untuk
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih mendominasi penganggur diantara tingkat
pendidikan lain yaitu sebesar 18,75%. Sebanyak 12,05 juta orang (55,59 persen) bekerja
pada kegiatan informal. Selama setahun terakhir (Agustus 2019-Agustus 2020), pekerja
informal naik hingga 5,39 persen dari Agustus 2019 yang besarnya 50,20 persen.
Terdapat 6,36 juta orang yang terdampak Covid-19 atau 16,96 persen. Terdiri dari
Pengangguran karena Covid-19 (0,70 juta orang), Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena
Covid-19 (0,16 juta orang), Sementara Tidak Bekerja karena Covid-19 (0,40 juta orang),
dan Penduduk Bekerja Yang Mengalami Pengurangan Jam Kerja karena Covid-19 (5,10
juta orang).

5) Angka Kemiskinan
September 2020, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per
bulan di bawah garis kemiskinan) di Jawa Barat mengalami kenaikan yaitu sekitar 268,29
ribu jiwa, dari 3,92 juta jiwa (7,88 persen) pada Maret 2020 menjadi 4,19 juta jiwa (8,43
persen) pada September 2020. Garis Kemiskinan (GK) Jawa Barat mengalami peningkatan
sebesar 1,14 persen dari Rp. 410.988,- per kapita per bulan pada Maret 2020 menjadi Rp.
415,682,- per kapita per bulan. Nilai Gini Ratio mengalami penurunan yakni dari 0,403
menjadi 0,398. Jika dilihat berdasarkan wilayah, nilai Gini Ratio di perkotaan menunjukkan
kecenderungan penurunan namun nilai Gini Ratio di perdesaan menunjukkan
kecenderungan meningkat. Gini Ratio di perkotaan menurun menjadi 0,409 dari 0,412 pada
periode sebelumnya; di perdesaan Gini Ratio pada September 2020 mengalami peningkatan
dari 0,325 menjadi 0,326.
6) Jumlah Industri Besar Sedang Di Provinsi Jawa Barat
Data jumlah industri besar dan sedang selama periode tiga tahun terakhir
menunjukan tren yang positif dari tahun ke tahun. Secara lebih rinci
berdasarkan golongan industrinya meliputi industri tekstil, industri
pencetakan dan reproduksi media rekaman, industri kimia dan barang dari
bahan kimia, industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional,
industri karet logam dasar, industri mesin dan peralatannya, industri
kendaraan bermotor, trailer, dan semi trailer, serta jasa reparasi dan
pemasangan mesin dan peralatan yang terus meningkat.

Tabel 1.6.
Jumlah Industri Besar Sedang di Provinsi Jawa Barat

Tahun 2012 2013 2014


Jumlah Industri Besar
6.052 6.457 6.633
dan Sedang
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat, Tahun 2018
Data jumlah industri besar dan sedang selama periode tiga tahun
terakhir menunjukan tren yang positif dari tahun ke tahun. Secara lebih rinci
berdasarkan golongan industrinya meliputi industri tekstil, industri pencetakan
dan reproduksi media rekaman, industri kimia dan barang dari bahan kimia,
industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional, industri karet logam
dasar, industri mesin dan peralatannya, industri kendaraan bermotor, trailer,
dan semi trailer, serta jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan
yang terus meningkat (data terlampir).
Kemudian untuk melihat lebih jelasnya bagaimana sebarannya
berdasarkan wilayah dapat dilihat pada gambar 1.1. di bawah ini, terlihat
bahwa jumlah industri besar terbanyak berada Kabupaten Bandung sebesar
1.200 Unit Usaha, kemudian Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok,
Kabupaten Cirebon, Kabupaten Bekasi, dan Kota Bekasi.

Gambar 1.1.
Peta Sebaran Jumlah Unit Usaha, Industri Besar di Jawa Barat
Menurut Kabupaten dan Kota Tahun 2010

Sumber: Pusdalisbang Provinsi Jawa Barat


Adapun untuk peta sebaran unit usaha industri kecil dan menengah dapat
dilihat dari gambar 1.2. peta sebaran di bawah ini. Dan untuk kabupatan dan
kota dengan jumlah unit usaha kecil dan menengah yang tertinggi kabupaten
Sukabumi, Kabupaten Bogor, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bekasi,
Kabupaten Cirebon, Kabupaten Purwakarta, dan Kota Bandung.
Gambar 1.2.
Peta Sebaran Jumlah Unit Usaha, Industri Kecil dan Menengah di Jawa Barat
Menurut Kabupaten dan Kota Tahun 2009

Sumber: Pusdalisbang Provinsi Jawa Barat

Sedangkan berdasarkan potensi industri unggulan di tiap kabupaten dan


kota di Provinsi Jawa Barat berdasarkan peta sebaran industrinya dapat dilihat
pada gambar 1.4. di bawah. Contoh dari beberapa industri unggulan dari
beberapa kabupaten/kota adalah dari Kabupaten Purwakarta industri
unggulannya ada keramik gerabah, wayang golek, topi, simping, dan kerajinan
bambu, produk unggulan dari Kota Bekasi adalah pakaian jadi, kerajinan kayu,
boneka, dan komponen otomotif, kemudian dari Kabupaten Sumedang
komoditinya kerajinan kayu, furniture kayu, dan masakan olahan.
Gambar 1.3.
Peta Sebaran Industri Unggulan di Kabupaten/Kota Jawa Barat

Sumber: Disperindag Provinsi Jawa Barat 2018

1.2. Peluang dan Tantangan Pengembangan Industri ke depan


1.2.1. Peluang Pemulihan Ekonomi Jawa Barat dari tahun 2021 - 2025
Tahun 2021 dicanangkan sebagai tahun penyelamatan (rescue) dan mulai masuk ke
pemulihan (recovery) dimana tahun 2021 ini pemerintah selain berfokus pada tenaga
kerja di berbagai sektor dan menghidupkan kembali UMKM yang terdampak COVID-19
serta mulai berfokus pada penyerapan tenaga kerja di berbagai sektor usaha, membuka
bidang bisnis, berinvestasi dan membuka industri besar.
Tahun 2022 hingga 2025 melanjutkan proses pemulihan dilanjutkan dengan proses
penormalan (normalization) yang dimulai pertengahan tahun 2022 hingga 2025
Proses resque dilakukan dengan melaksanakan vaksinasi covid 19 secara menyeluruh
(40 juta masyarakat jabar) sampai akhir tahun 2021 sehingga masyarakat terkonfirmasi
covid 19 akan terkendali.

1.2.2. Potensi Pembangunan Jawa Barat


Provinsi Jawa Barat memiliki kondisi alam dengan struktur geologi yang kompleks
dengan wilayah pegunungan berada di bagian tengah dan selatan serta dataran rendah
di wilayah utara. Memiliki kawasan hutan dengan fungsi hutan konservasi, hutan lindung
dan hutan produksi yang proporsinya mencapai 22,10% dari luas Jawa Barat; curah
hujan berkisar antara 2000-4000 mm/th dengan tingkat intensitas hujan tinggi; memiliki
40 Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan debit air permukaan 81 milyar m3/tahun dan air
tanah 150 juta m3/th. Dengan kondisi geografis yang dimiliki, Jawa Barat memiliki
banyak potensi sumber ekonomi yang dapat dikembangkan dengan didukung oleh
infrastruktur yang memadai. Atas dasar kondisi strategis Provinsi Jawa Barat maka
Potensi Pembangunan Jawa barat melalui :
1) Provinsi dengan jumlah populasi penduduk tertinggi di indonesia, Sebesar 48,27
Juta Jiwa Di Tahun 2020.
2) 70,68% Penduduk Di Jawa Barat Termasuk Dalam Ketegori Usia Produktif (15-64
TAHUN)
3) Jawa Barat merupakan provinsi dengan nilai realisasi investasi tertinggi di
Indonesia, Selama 5 Tahun Terakhir
4) Sebagian besar kawasan industri di indonesia terletak di jawa barat, 26 Dari 87
Kawasan Industri Terletak Di Jawa Barat
5) Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat Selalu Lebih Tinggi Dibandingkan Pertumbuhan
Nasional
6) Memiliki sumber daya alam dan sumber daya lainnya yang sangat besar
7) Lokasi yang sangat strategi, bersebelahan dengan ibu kota, menjadikan Jawa Barat
sebagai motor penggerak pertumbuhan nasional.
Sedangkan identifikasi kendala atau tantangan yang dihadapi dan diperhatikan oleh
Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam pembangunannya adalah sebagai berikut:
1) Eksploitasi sumber daya alam yang tidak memperhatikan AMDAL dan kurang bertanggung
jawab sehingga merusak ekosistem lingkungan hidup.
2) Stabilitas iklim investasi dan usaha dengan dukungan dan kepastian regulasi di bidang
ekonomi dan perindustrian yang jelas.
3) Perubahan perilaku dan orientasi stakeholder industri serta perilaku korupsi dari para
aparat dan pejabat pemerintahan daerah.
4) Perubahan nilai-nilai budaya masyarakat setempat yang tergerus oleh derasnya pengaruh-
pengaruh dari luar daerah/negeri.
5) Belum terakomodir secara lengkap dan memadainya akses transportasi yang mudah
disemua jalur baik itu darat, laut, maupun udara untuk memudahkan jalus distribusi dan
perdagangan barang/jasa
6) Stabilitas pertumbuhan ekonomi dan laju inflasi
7) Tingkat suku bunga kredit usaha masih tinggi, sehingga belum semua pengusaha UMKM
dapat dengan mudah mendapatkan kedit
8) Harga beberapa komoditas dan barang dari luar negeri lebih murah dari produk dalam
negeri dan terkadang memiliki kualitas yang lebih baik pula
9) Kesenjangan kualitas tenaga kerja dengan tenaga kerja asing
10) Birokrasi dan profesionalisme aparat pemerintahan yang berhubungan dengan dunia
usaha masih kurang mudah.
11) Masih kurangnya jumlah pekerja di bidang ICT dalam penerapan optimalisasi era revolusi
industri 4.0 di seluruh wilayah Jawa Barat.
12) Belum lengkapnya sarana dan prasarana pengembangan dan ekosistem digital dalam
mendukung iklim ekonomi digital.

1.2.3. Bonus Demografi


Tahun Indonesia emas 2045 dengan bonus demografi yang mampu merawat
persatuan dalam kebhinekaan Indonesia dengan kokoh dan sekaligus menciptakan
keadilan sosial dan kemakmuran bangsa. SDM yang mampu mamanfaatkan keanekaan
ragam kekayaan alam dan budaya sebagai motor daya saing sehingga menempatkan
Indonesia sebagai negara dengan kekuatan ekonomi nomor 5 dunia pada tahun 2045.
Struktur tenaga kerja sekarang yang 64% berpendidikan maksimal SMP harus diubah
menjadi didominasi oleh lulusan SMK/SMA atau diatasnya untuk menyiapkan generasi
yang memiliki keterampilan untuk mengubah keunggulan komparatif Indonesia
menjadi keunggulan kompetitif dan mereka bangga dan cinta sebagai warga negara
Indonesia.

Berdasarkan Proyeksi Penduduk 2015–2045, jumlah penduduk Jawa Barat pada tahun
2020 adalah sebanyak 49,6 juta jiwa, dengan jumlah penduduk laki laki sebanyak 25,1
juta jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 24,5 juta jiwa dengan asumsi
Total Fertility Rate pada tahun 2020 adalah 2,07. Penduduk produktif pada tahun 2020
diproyeksi sebesar 69,2% sehingga rasio ketergantungan Jawa Barat diproyeksi pada
angka 44,6 yang menunjukan bahwa Jawa Barat berada dalam kondisi bonus
demografi. Angka 44,6 menunjukan bahwa tiap 100 orang penduduk produktif harus
menanggung 45 orang penduduk yang tidak produktif.
1.2.4. Peluang Pengembangan dan Pertumbuhan Ekonomi
Mulai Maret 2020 terjadi Pandemi COVID-19 menyebabkan kinerja perekonomian
selama tahun 2020 baik Nasional maupun JawaBarat TERKONTRAKSI, maka sampai
saat ini belum kembali pulih.
Pelaksanaan Vaksinasi Covid19 secara menyeluruh(40 jutaMasyarakatJabar)
sampai dengan akhir tahun; Masyarakat terkonfirmasi Covid 19 akan terkendali;
Pertumbuhan Ekonomi diprediksi positif 3,33% s/d 4,49% dengan inflasi yang
terkendali; Kegiatan Pariwisata akan berlanjut dengan beradaptasi dengan protokol
kesehatan; Kegiatan Investasi akan meningkat terutama pada Kawasan
Metropolitan Rebana; Kegiatan Perdagangan akan meningkatkan terutama ekspor
sejalan dengan pulihnya ekonomi global; Kegiatan Pembangunan Infrastruktur
akan terus berlanjut,baik Pemerintah Pusat maupun Provinsi (multi years dan
pinjaman PEN Daerah) dan Kabupaten/Kota;
Program Pemerintah Pusat untuk PEN tetap berlanjut; Program Bantuan Sosial
(JPS) oleh Pemerintah Pusat dan Provinsi tetap berlanjut; Kegiatan Kerjasama
antar daerah dan pentahelix akan menjadi penguat pertumbuhan;Dengan kondisi
tersebut Jawa barat masih ada peluang untukpengembangan dan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. Khusus untuk Pendidikan Vokasi melalui Kegiatan Vokasi
akan tumbuhdan bertransformasi ke link and match dengan dunia usaha.

1.2.5. Realisasi Investasi di Jawa Barat


Terlepas dar iPandemiCOVID 19, Jawa Barat masih merupakan tujuan utama investor
untuk berinvestasi di Indonesia. Realisasi PMA Jawa Barat merupakan yang tertinggi
secara nasional mencapai Rp.69 trilliun (US$4,8 miliar) di tahun 2020, turun
dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp.88,22 trilliun. Realisasi PMDN Jawa Barat
mengalami kenaikan di tahun 2019, dari Rp.49,25 trilliun menjadi Rp.51,4 trilliun.
Realisasi investasi terbesar di Jawa Barat berlokasi di Kab. Bekasi (30,99%), Kab.
Karawang (13,90%), Kota Bandung (8,82%), Kab. Bogor (7,61%) dan Kota Depok
(6,55%).
SEKTOR TERBESAR REALISASI PMA & PMDN TAHUN 2020,
1.2.6. Percepatan Ekonomi Jawa Barat

1.3. Arah Pembangunan Provinsi Jawa Barat sampai Tahun 2025


Permasalahan serta isu strategis daerah Jawa Barat menghasilkan solusi untuk menjawab
kebutuhan pembangunan Jawa Barat kedepan. Strategi, arah kebijakan dan program
pembangunan daerah telah dirumuskan tersaji pada RPJMD Daerah Jawa Barat 2018-2023
melalui Visi dan Misi Gubernur Jawa Barat. Visi Gubernur Jawa Barat 2018-2023 adalah
“Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi ”.
Sebagai upaya pencapaian Visi Jawa Barat, pemerintah merumuskan Misi Jawa Barat 2018-
2023 yang terdiri atas:
1. Membentuk Manusia Pancasila yang bertaqwa melalui peningkatan peran Masjid dan tempat
Ibadah sebagai pusat peradaban, dengan sasaran misi yaitu pesantren juara, masjid juara,
dan ulama juara.
2. Melahirkan Manusia yang berbudaya, berkualitas, bahagia dan produktif melalui
peningkatan pelayanan publik yang inovatif, dengan sasaran misi yaitu kesehatan juara,
perempuan juara, olahraga juara, budaya juara, sekolah juara, guru juara, ibu juara,
millenial juara, perguruan tinggi juara, dan SMK juara.
3. Mempercepat pertumbuhan dan pemerataan pembangunan berbasis lingkungan dan tata
ruang yang berkelanjutan melalui peningkatan konektivitas wilayah dan penataan daerah,
dengan sasaran misi yaitu transportasi juara, logistik juara, gerbang desa juara, kota juara,
pantura juara, pansela juara, dan energi juara.
4. Meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi umat yang sejahtera dan adil melalui
pemanfaatan teknologi digital dan kolaborasi dengan pusat-pusat inovasi serta pelaku
pembangunan, dengan sasaran misi yaitu nelayan juara, pariwisata juara, lingkungan juara,
kelola sampah juara, tanggap bencana juara, ekonomi kreatif juara, buruh juara, industri
juara, pasar juara, petani juara, umat juara, umkm juara, dan wirausaha juara.
5. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang inovatif dan kepemimpinan yang kolaboratif
antara Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota, dengan sasaran misi yaitu birokrasi
juara, APBD juara, ASN juara, dan BUMD juara.
Pencapaian misi Jawa Barat pada sektor pendidikan kejuruan diuraikan pada target berikut:
Target Pencapaian Misi 1 :
Rumusan misi yang pertama adalah membentuk manusia yang Pancasila dan bertaqwa
melalui peningkatan peran masjid dan tempat Ibadah sebagai pusat peradaban, dengan sasaran
misi yaitu pesantren juara, masjid juara, dan ulama juara. Adapun capaian akhir yang ditargetkan
adalah terjuwudnya sumber daya manusia yang religius, demokrasi, dan taat aturan/norma yang
ditandai dengan pencapaian indikator:
1. Indeks Kerukuran Umat Beragama mencapai 70,6 – 71,0%
2. Indeks Demokrasi (ID) Jawa Barat mencapai 73,79 – 74,78%

Pendidikan kejuruan berperan dalam pencapaian Misi 1 dengan mengoptimalkan peserta didik
sebagai wujud profil manusa pancasila.

Target Pencapaian Misi 2 :


Fokus pada bidang garapan di bidang pendidikan jenjang menengah khususnya SMK,
pedoman dalam penyusunan peta jalan SMK ini terarah pada misi kedua yaitu melahirkan manusia
yang berbudaya, berkualitas, bahagia dan produktif. Capaian akhir yang diharapkan adalah
terwujudnya kualitas sumber daya manusia Jawa Barat yang Bahagia dan Sejahtera yang ditandai
dengan pencapaian indikator di atas rata-rata nasional yaitu :
1. IPM (Indeks Pembangunan Manusia) Jawa Barat sebesar 73,91 – 74,53 poin
2. Indeks Kebahagiaan Jawa Barat mencapai 73,6 – 76,0 poin
3. Tingkat Pengangguran terbuka sebesar 7,17% - 6,80%
4. Persentase penduduk miskin Jawa Barat 7,17% - 6,80%
5. Angka Stunting Jawa Barat sebesar 20% - 22%
Target Pencapaian Misi 3 :
Dalam rangka mempercepat pertumbuhan dan pemerataan pembangunan berbasis lingkungan
dan tata ruang yang berkelanjutan, pada misi yang ketiga sasaran misinya yaitu menciptakan
transportasi juara, logistik juara, gerbang desa juara, kota juara, pantura juara, pansela juara, dan
energi juara. Dengan capaian akhir yang diharapkan yaitu :
1. Pembangunan proyek prioritas seperti reaktivasi empat jalur kereta api, perpanjangan
runway bandara Kertajati, pembuatan road barrier, pembangunan bandara Sukabumi,
pembangunan jalur ganda kereta api, pembangunan inland waterway, pembangunan
terminal Parung Kabupaten Bogor, pembangunan jalur khusus angkutan tambang,
pembangunan pelabuhan Patimban, pembangunan dan peningkatan jalan serta
pembangunan flyover.
2. Pembangunan daerah irigasi (DI) baru, antara lain di Leuwigoong, Caringin, Rengrang,
Parigi, Curug, Dengdeng, Candragoyang.
3. Penataan sempadan sungai pada 6 WS dan pantai, antara lain sungai Kalimalang Kabupaten
Bekasi, dan Pantai Pangandaran.
4. Pembangunan Embung, antara lain Embung Gedebage, Embung Melong, Embung
Pasirkaliki, dan Embung Desa.
5. Modernisasi daerah irigasi Jatiluhur, DI. Rentang, dan lainnya.
6. Revitalisasi situ antara lain Situ Jawura dan Situ Cimaneuh Kabupaten Majalengka, Situ
Bagendit, dan Situ Lengkong.
Target Pencapaian Misi 4 :
Pada misi yang keempat yaitu meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi umat yang
sejahtera dan adil melalui pemanfaatan teknologi digital dan kolaborasi dengan pusat-pusat
inovasi serta pelaku pembangunan, dengan sasaran misi yaitu nelayan juara, pariwisata juara,
lingkungan juara, kelola sampah juara, tanggap bencana juara, ekonomi kreatif juara, buruh
juara, industri juara, pasar juara, petani juara, umat juara, UMKM juara, dan wirausaha juara.
Adapun fokus pencapaiannya terbagi kedalam empat fokus pencapaian, yaitu :
1. Industri Perdagangan: dicetuskannya buruh juara, pasar juara, dan industri juara, dengan
fokus pada peningkatan peran industri dan perdagangan dalam mendukung pertumbuhan
dan stabilitas perekonomian.
2. Pariwisata: dicetuskannya pariwisata juara dan ekonomi kreatif juara, dengan fokus pada
pengembangan pariwisata berbasis masyarakat dan desa wisata sebagai lokomotif
pembangunan ekonomi.
3. Usaha dan Investasi: dicetuskannya UMKM juara, wirausaha juara, dan umat juara, dengan
fokus pada peningkatan kualitas iklim usaha yang mendorong terciptanya investasi yang
berdampak positif pada perekonomian.
4. Pertanian: dicetuskannya petani juara dan nelayan juara, dengan fokus pada peningkatan
kemandirian Jawa Barat dalam sektor pertanian, kelautan, dan perikanan untuk mencapai
kedaulatan pangan.

Target Pencapaian Misi 5 :


Rumusan misi kelima adalah mewujudkan tata kelola pemerintahan yang inovatif dan
kepemimpinan yang kolaboratif antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota. Adapun
capaian akhir yang ditargetkan adalah terwujudnya Good Governance, Whole of Governance dan
ASN yang kompeten dan sejahtera ditandai dengan pencapaian indikator :
1. Indeks Reformasi Birokrasi Jawa Barat kategori (A)
2. Kontribusi PAD terhadap pendapatan Rp. 21 Triliun
3. Terintegrasi teknologi dan informasi Provinsi dan Kab/Kota ( Command Centre & City
Province)
4. Meningkatnya kompetensi ASN dan kesejahteraan ASN Jawa Barat.
Pembangunan Jawa Barat yang telah di uraikan pada Visi dan Misi Gubernur 2018-2023 diatas
sejalan dengan:
1. Perda Nomor 22 Tahun 2010 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat
Tahun 2009-2029 Kawasan Metropolitan REBANA terletak di WP Purwasuka dan
Ciayumajakuning
2. Perda No 8 Tahun 2018 tentang RPIP Jawa Barat Tahun 2018 – 2038 tentang Tujuan
Pembangunan Industri yang ditandai dengan meningkatnya:
a. industri manufaktur 2 digit,
b. industri bernilai tambah tinggi,
c. peran industri Jabar,
d. serapan tenaga kerja,
e. nilai ekspor industri

Arah Pembangunan Jawa Barat menghasilkan kebijakan pengembangan wilayah yang bertujuan
untuk Meminimalisasi kesenjangan kesejahteraan masyarakat antarwilayah
kabupaten/ kota maupun kawasan perkotaan dan perdesaan.Strategi pengembangan wilayah ini
dilakukan dengan:
1. Pembagian 6 (enam) Wilayah Pengembangan untuk (1) Penjabaran dari Kawasan Strategis
Nasional dan Kawasan Andalan pada Sistem Nasional, dan (2) Strategi untuk meningkatkan
efektivitas pengelolaan pembangunan, seperti ditunjukan pada gambar berikut.

2. Keterkaitan fungsional antar wilayah pengembangan, sehingga menghasilkan Strategi yang


ditujukan untuk meningkatkan sinergitas dan integrasi pengembangan wilayah antar WP dan
Kawasan Khusus (KK) untuk mengurangi kesenjangan pembangunan antarwilayah seperti
ditunjukan pada gambar berikut

Keterkaitan fungsional antar wilayah pengembangan ini diuraikan sebagai berikut:


1. Kawasan Barat ditingkatkan, Prioritas fasilitasi pembangunan yang dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat menuju cita-cita yang diinginkan, tanpa
mengabaikan fungsi lingkungan yang harus dijaga
2. Kawasan Utara dikendalikan, Membatasi perkembangan kegiatan budidaya yang
dapat meningkatkan terjadinya alih fungsi lahan kawasan lindung dan pertanian
lahan basah beririgasiteknis yang dapat mengganggu keberlanjutan ekosistem
wilayah, serta dayadukung dan dayatampung lingkungan.
3. Kawasan timur didorong Memfasilitasi berkembangnya kegiatan budidaya yang dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tanpa mengabaikan fungsi lingkungan
yang merupakan karakteristik khusus wilayah tersebut.
4. Kawasan Selatan dibatasi, Pengembangan kota-kota perlu memperhatikan
keseimbangan dayadukung lingkungan sesuai dengan kondisi dan karakteristik yang
dimiliki. Kerentanan terhadap risiko bencana
alam (gempa, letusan gunung berapi, gerakan tanah, dan bahaya geologi
lainnya); gangguan terhadap hulu DAS, menghindari alih fungsi lahan lindung
dan lahan pertanian sawah produktif.

Pengembangan kawasan Jawa Barat dibagi atas:


1. Kawasan/Wilayah Utara - Timur, dengan jumlah penduduk 20,00% menyumbangian
terhadap Jawa Barat, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) berada 69,78 di bawah Jawa
Barat yang memiliki IPM sebesar 72,09, Kemiskinan 11,04% Berada di atas Jabar yang
memiliki angka kemiskinan 6,91%, Pengangguran 9,73% Berada di bawah Jabar yang
memiliki pengangguran sebesar 10,46% dan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) 5,16% Lebih
tinggi daripada LPE Jawa Barat sebesar 5,07%.
2. Kawasan/Wilayah Barat - Selatan, dengan jumlah penduduk 21,65% menyumbangian
terhadap Jawa Barat, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 67,11% di bawah Jawa Barat
yang memiliki IPM sebesar 72,09, Kemiskinan 7,97% Berada di atas Jabar yang memiliki
angka kemiskinan 6,91%, Pengangguran 19,73% Berada di bawah Jabar yang memiliki
pengangguran sebesar 10,46% dan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) 5,41% Lebih tinggi
daripada LPE Jawa Barat sebesar 5,07%.
Arahan pengembangan kawasan ini bertujuan untuk :
(1) Pengembangan kawasan dan peruntukan Industri (KPI) Cirebon-Patimban-Kertajati. Kawasan
pengembangan:

Kawasan Peruntukan Industri :


(2) Kawasan Peruntukan Industri (KPI) Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan sebagai kawasan Lindung
dan kawasan Budidaya seluas 1.090.328,06 HA dengan sebaran wilayah ditunjukan berikut.

1.4. Peta Pengembangan Industri Strategis (prioritas) yang akan di bangun


berdasarkan Potensi Sumber Daya Lokal
Meningkatkan perkembangan ekonomi dan industri di Jawa Barat harus menyeluruh karena
secara geografis tersebar dalam beberapa wilayah dengan topografi yang berbeda-beda, oleh
sebab itu terlebih dahulu pembangunan pada aspek infrastruktur harus memadai dari mulai
darat, laut, dan udara.
1.5. Kebijakan Pendidikan Vokasi Jawa Barat
Arah Kebijakan Pendidikan Vokasi yang bertujuan untuk Mengurangi pengangguran,
Mengurangi kemiskinan, Mendukung perkembangan ekonomi dengan SDM yang berdaya saing
secara global, Mampu bertumpu Revolusi Industri keempat (RI 4.0) yang bertumpu pada cyber
physical system, akan mengubah secara radikal cara manusia berkehidupan, bekerja dan
berkomunikasi. Pekerjaan manual yang hanya mengandalkan kognitif digantikan mesin/robot
dan teknologi informasi. Diperkirakan 35% keterampilan dasar akan hilang secepatnya,
digantikan pekerjaan baru sehingga perlu membekali keterampilan peserta didik dengan
kemampuan beradaptasi dengan berbagai jenis pekerjaan yang mungkin timbul.
Globalisasi terutama dengan berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sejak akhir tahun
2015, berpotensi meningkatkan mobilitas dan persaingan tenaga kerja secara bebas antar
sesama negara anggota ASEAN. Diperkirakan pada tahun 2025 mobilitas tenaga kerja antar
negara anggota ASEAN sekitar 14,2 juta orang, sedangkan daya saing tenaga kerja Indonesia
menduduki peringkat ke 6 ASEAN. Sehingg perlu meningkatkan kualitas tenaga kerja agar
mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri, namun juga bisa bersaing secara global dengan
kemampuan beradaptasi dalam budaya dan peradaban di berbagai penjuru dunia.
Tahun Indonesia emas 2045 dengan bonus demografi yang mampu merawat persatuan dalam
kebhinekaan Indonesia dengan kokoh dan sekaligus menciptakan keadilan sosial dan
kemakmuran bangsa. SDM yang mampu mamanfaatkan keanekaan ragam kekayaan alam dan
budaya sebagai motor daya saing sehingga menempatkan Indonesia sebagai negara dengan
kekuatan ekonomi nomor 5 dunia pada tahun 2045. Struktur tenaga kerja sekarang yang 64%
berpendidikan maksimal SMP harus diubah menjadi didominasi oleh lulusan SMK/SMA atau
diatasnya untuk menyiapkan generasi yang memiliki keterampilan untuk mengubah keunggulan
komparatif Indonesia menjadi keunggulan kompetitif dan mereka bangga dan cinta sebagai
warga negara Indonesia. Maka diperlukan Sumber daya Manusia yang mempunyai Kemampuan
literasi baik literasi digital, literasi finansial. Hadirnya generasi millenial Indonesia yang cerdas,
pembelajar cepat, dan pengguna aktif sosial media, mendambakan fleksibilitas dan kebebasan
untuk bekerja di mana saja, kapan saja dan dengan siapa saja serta sangat suka melakukan
eksplorasi. Sehingga perlu pendidikan lebih berplatform pembelajaran dengan memanfaatkan
kemajuan teknologi terutama bidang ICT dan peripheral yang menyenangkan dan
menumbuhkan kreativitas dan inovasi.
Berdasarkan arahan di atas untuk Kebijakan Pendidikan Vokasi, maka pembentukan karakter
Pelajar Pancasila dan Karakter Jabar Masagi sebagai pembentukan karakter Lokal Jawa Barat.
Kemampuan bahasa asing selain bahasa inggris (misal bahasa Jepang, Bahasa Mandarin dan
lain sebagainya) didukung dengan Sertifikasi Kompetensi yang bersertifikat nasional mauapun
Internasional sesuai dengan Lapangan Pekerjaan yang dibutuhkan.
Memiliki enterpreaneur Ship / berwirausaha secara milenial menuju Program Unggulan SMK
(SMK BLUD, SMK Membangun Desa, Wirausaha Milenial, Kampung Ilmu, Kampung Bahasa,
Kampung Literasi). Dengan adanya kolaborasi dengan seluruh Stake Holder (Risert Bersama
PT, Dinas, SMK, Komisi Vokasi Jabar) maka indikator dari SMK sebagai Penyumbang
Penggangguran terbesar akan menurun menuju SMK Jabar Juara, maka perlu adanya yang
menjembatani terhadap Stakeholder. Maka perlu di bentuklah Komisi Vokasi Jawa Barat.

Anda mungkin juga menyukai