Anda di halaman 1dari 20

BAB VI

REVITALISASI KURIKULUM

6.1 Kondisi saat ini


Kondisi saat ini terkait bidang Pendidikan di Indonesia, masalah secara umum dan
kondisi SMK di provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut:
a. Kondisi Umum
Kondisi umum saat ini di Indonesia dapat disampaikana sebagai berikut:
1. Berdasarkan Global Human Capital Index oleh World Economic Forum (WEF)
2017, peringkat SDM Indonesia berada pada posisi 65 dari 130 negara,
tertinggal dibandingkan Malaysia (peringkat 33), Thailand (peringkat 40), dan
Vietnam (peringkat 64). Meskipun produktivitas tenaga kerja Indonesia
mengalami peningkatan, yaitu dari 81,9 juta rupiah/orang pada tahun 2017
menjadi 84,07 juta rupiah/orang pada tahun 2018, produktivitas tenaga kerja
Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia.
Selain itu, pertumbuhan PDB Indonesia sebesar 4,9 persen di tahun 2017,
hanya 0,6 persen yang bersumber dari Total Factor Productivity (TFP). Sisanya
2,8 persen pertumbuhan ekonomi bersumber dari modal kapital dan 1,5 persen
dari modal manusia
2. Proporsi pekerja pada bidang keahlian menengah dan tinggi di Indonesia hanya
sekitar 40,60 persen (Sakernas Agustus, 2019), lebih rendah dibandingkan
dengan negara ASEAN lainnya. Sementara itu, pekerja masih didominasi
lulusan SMP ke bawah (57,54 persen atau 72,79 juta orang), sedangkan
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) lulusan sekolah menengah dan tinggi
mencapai 8,01 persen. Tenaga kerja handal yang belum tersedia dan
keterlibatan industri yang rendah, menyebabkan masih terjadinya mismatch
antara penyediaan layanan pendidikan, termasuk pendidikan dan pelatihan
vokasi, dengan kebutuhan pasar kerja.
3. Dengan memperhatikan dinamika perkembangan tersebut, pada tahun 2030
diperkirakan Indonesia akan menghadapi kenaikan kebutuhan tenaga kerja
terampil sebanyak 60 juta orang yaitu dari 55 juta orang pada tahun 2012
menjadi 113 juta orang di tahun 2030. Jika kebutuhan ini dikaitkan dengan
prioritas pemerintah maka ada beberapa sektor yang seharusnya menjadi
orientasi utama bagi perencanaan ketenagakerjaan, antara lain: sektor
perikanan dan kemaritiman, sektor pertanian dan sektor pariwisata. Jika
pembangunan, pengoperasian dan pengelolaan berbagai infrastruktur
dipertimbangkan, maka kebutuhan tenaga kerja di pada periode 15 tahun
mendatang juga akan muncul dari di bidang teknologi rekayasa, konstruksi dan
transportasi. Era digital yang telah berlangsung juga akan mempengaruhi
kebutuhan tenaga kerja.
4. Dari tiga puluh empat provinsi di Indonesia, 9 provinsi (26%) masuk dalam
kategori aktivitas literasi sedang (angka indeks antara 40,01 – 60,00); 24
provinsi (71%) masuk kategori rendah (20,01 – 40,00); dan 1 provinsi (3%)
masuk kategori sangat rendah (0 – 20,00) (lihat grafik 4.3). Artinya sebagian
besar provinsi berada pada level aktivitas literasi rendah dan tidak satu pun
provinsi termasuk ke dalam level aktivitas literasi tinggi dan sangat tinggi (nilai
indeks antara 60,01 – 80,00 dan 80,01 – 100,00). Sumber: PUSAT PENELITIAN
KEBIJAKAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2019

Gambar. Jumlah Provinsi Menurut Tingkat Aktivitas Literasi.

b. Kondisi SMK secara Nasional


Kondisi SMK saat ini secara Nasional adalah disampaikan sebagai berikut:
1. Pada jalur pendidikan dan pelatihan vokasi, peningkatan kualitas layanan belum
sepenuhnya didukung dengan sarana dan prasarana pembelajaran dan praktik
yang memadai dan berkualitas, kecukupan pendidik produktif berkualitas,
kecukupan magang dan praktik kerja, serta keterbatasan kapasitas sertifikasi
kompetensi. Selain itu, pembelajaran juga belum mendorong penguasaan soft-
skills yang mendukung kebekerjaan, seperti penguasaan bahasa asing, serta
kemampuan berpikir kritis, analisis, inovasi, kepemimpinan, negosiasi, dan kerja
tim.
2. Populasi penduduk Indonesia terbanyak adalah pada Pulau Jawa dan Sumatra
dengan proporsi SMK kedua pulau tersebut mencapai 78%. Tingginya SMK
pada area tersebut dikarenan oleh tingginya jumlah dan pertumbuhan lapangan
pekerjaan pada kedua pulau tersebut dan juga populasi demografisnya. Jumlah
SMK di Pulau Jawa sebesar 57,2%, Pulau Sumatera sebesar 20,9%, Sulawesi
sebesar 8,2%, Bali dan Nusa Tenggara sebesar 8,2%, Kalimantan sebesar
(5,1%), Maluku sebesar 241 SMK (1,7%), dan Papua sebesar 1,4%.
3. SMK di Indonesia memiliki 146 kompetensi dimana dari 146 kompetensi
tersebut, sekitar 60% dari proporsi kompetensi diisi hanya oleh 10 kompetensi
utama. Kompetensi-kompetensi tersebut dimiliki oleh mayoritas SMK di
Indonesia karena permintaan industri akan kompetensi tersebut dinilai cukup
tinggi dan animo masyarakat untuk mendaftar pada kompetensi tersebut besar
pula. Kompetensi-kompetensi utama yang dimiliki oleh SMK di Indonesia adalah
teknik komputer dan jaringan sebesar 12,83% atau 1.711 SMK, akuntansi
sebanyak 8,06% atau 1.075 SMK, administrasi perkantoran sebesar 7,22% atau
963 SMK, teknik kendaraan ringan sebanyak 6,95% atau sebanyak 927 SMK,
teknik kendaraan motor 5,1% atau sebanyak 681 SMK, teknik permesinan
4,71% atau sebanyak 629 SMK, pemeliharaan dan perbaikan motor dan rangka
pesawat udara sebesar 4,7% atau sebanyak 628 SMK, multimedia sebesar
4,48% atau sebanyak 597 SMK, pemasaran sebesar 3,01% atau sebanyak 401
SMK, teknik pendingin dan tata udara sebesar 2,62% atau sebanyak 350 SMK
4. Selama ini trust atau kepercayaan industri dengan pendidikan vokasi masih
kurang, begitu juga sebaliknya pendidikan vokasi kepada industri. Dengan
kondisi tersebut, mengakibatkan pola kerja sama yang dibangun antara
pendidikan vokasi dengan industri masih pada tahap pemagangan, dan belum
mengarah pada tahap perekrutan. Padahal, hilir dari kemitraan tersebut adalah
terserapnya lulusan pendidikan vokasi ke industri.

c. Kondisi SMK Di Provinsi Jawa Barat


Kondisi SMK di Jawa Barat dapat disampaikan sebagai berikut:
1. Kondisi jumlah SMK di Jawa Barat berdasarkan data di Dapodik tahun 2020
menunjukkan data sebagai berikut:

SMK
No Wilayah Jumlah Negeri Swasta

1 Kab. Bogor 360 11 349

2 Kab. Garut 180 15 165

3 Kab. Bandung 140 11 129

4 Kab. Cianjur 184 28 156

5 Kab. Sukabumi 160 11 149

6 Kab. Bekasi 186 15 171

7 Kab. Tasikmalaya 137 13 124

8 Kab. Indramayu 138 19 119

9 Kab. Cirebon 108 8 100

10 Kota Bekasi 147 15 132

11 Kab. Karawang 113 18 95

12 Kab. Subang 108 16 92

13 Kab. Bandung Barat 101 9 92

14 Kota Bandung 126 16 110

15 Kab. Ciamis 70 8 62

16 Kota Depok 131 4 127

17 Kab. Majalengka 57 11 46

18 Kab. Sumedang 90 7 83

19 Kab. Kuningan 45 9 36

20 Kab. Purwakarta 58 15 43

21 Kota Bogor 102 5 97


SMK
No Wilayah Jumlah Negeri Swasta

22 Kota Tasikmalaya 52 4 48

23 Kab. Pangandaran 30 4 26

24 Kota Cirebon 30 2 28

25 Kota Sukabumi 32 4 28

26 Kota Cimahi 24 3 21

27 Kota Banjar 17 4 13

Total Total 2.926 285 2.641

Jumlah SMK di provinsi Jawa Barat dibandingkan dengan provinsi lain disajikan
dalam tabel sebagai berikut:

No Nama Provinsi Jumlah SMK


1 Prov. DKI Jakarta 583
2 Prov. Jawa Barat 2.959
3 Prov. Jawa Tengah 1.591
4 Prov. DIY Yogyakarta 221
5 Prov. Jawa Timur 2.132
6 Prov. Aceh 221
7 Prov. Sumatera Utara 1.008
8 Prov. Sumatera Barat 214
9 Prov. Riau 302
10 Prov. Jambi 178
11 Prov. Sumatera Selatan 302
12 Prov. Lampung 487
13 Prov. Kalimantan Barat 223
14 Prov. Kalimantan Tengah 137
15 Prov. Kalimantan Selatan 127
16 Prov. Kalimantan Timur 223
17 Prov. Sulawesi Utara 190
18 Prov. Sulawesi Tengah 187
19 Prov. Sulawesi Selatan 443
20 Prov. Sulawesi Tenggara 165
21 Prov. Maluku 113
22 Prov. Bali 178
23 Prov. Nusatenggara Timur 330
24 Prov. Nusatenggara Barat 295
25 Prov. Papua 138
26 Prov. Bengkulu 105
27 Prov. Maluku Utara 140
No Nama Provinsi Jumlah SMK
28 Prov. Banten 731
29 Prov. Kepulauan Bangka Belitung 58
30 Prov. Gorontalo 58
31 Prov. Kepulauan Riau 116
32 Prov. Papua Barat 56
33 Prov. Sulawesi Barat 138
34 Prov. Kalimantan Utara 29
35 Luar Negeri 1

2. Berdasarkan laporan Ditjen Diksi kepada Menteri Pendidikan dan kebudayaan


Republik Indonesia, terkait dengan peta sebaran SMK berdasarkan Provinsi
dan dilihat dari tinjauan kinerja, dapat disajikan hasil sebagai berikut:

Berdasarkan gambar di atas, SMK di provinsi Jawa Barat berada pada kinerja
cukup baik dalam aspek tingkat kinerja. Kondisi tersebut masih kalah dengan
provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah.
3. Berdasarkan laporan Ditjen Diksi kepada Menteri Pendidikan dan kebudayaan
Republik Indonesia, terkait dengan pencapaian progam link & match SMK
berdasarkan provinsi, dapat disajikan sebagai berikut:
Berdasarkan data di atas, maka dapat disampaikan bahwa SMK di Provinsi
Jawa Barat menunjukkan masih rendah dalam hal capaian konsep merdeka
belajar episode 8 (8 +i) link and super match yang meliputi:
a. Sinkronisasi kurikulum
Kurikulum disusun bersama sejalan dengan penguatan aspek softskills,
hardskills, dan karakter kebekerjaan sesuai kebutuhan dunia kerja.

b. Pembelajaran berbasis project base learning


Pembelajaran diupayakan berbasis proyek riil dari dunia kerja (project
based learning) untuk memastikan hardskills, softskills, dan karakter yang
kuat.

c. Pendidik dari DUDIKA


Program mencakup pula peningkatan jumlah dan peran guru/instruktur dari
industri maupun pakar dari dunia kerja. Meningkat secara signifikan sampai
minimal mencapai 50 jam/semester/program keahlian.

d. Pelaksanaan PKL
Pelaksanaan PKL minimal 6 bulan

e. Sertifikasi Kompetensi
Bagi lulusan dan bagi guru/instruktur sertifikasi kompetensi harus sesuai
dengan standar dan kebutuhan dunia kerja.

f. Magang Guru dan Kepala Sekolah


Bagi guru/instruktur perlu ditekankan untuk memperbarui teknologi melalui
pelatihan secara rutin.
g. Riset Terapan untuk Pengembangan TEFA
Dilakukannya riset terapan yang mendukung teaching factory berdasarkan
kasus atau kebutuhan riil industri.

h. Penyerapan Lulusan
Adanya komitmen serapan lulusan oleh dunia kerja/industri. 

i. Bantuan Industri ke Sekolah

4. Berdasarkan Program Ditjen Diksi tahun 2020 terkait dengan Program SMK
Center of Excellence (COE), untuk 99 SMK di Provinsi Jawa Barat, dapat
disampaikan dalam table sebagai berikut:

Sebelum Sesudah
No. Kriteria
COE COE

1. Sinkronisasi Kurikulum 75.56% 91.49%

2. Pendidik dari DUDIKA 65.15% 71.91%

Pelaksanaan Praktik Kerja Industri /


3. 85.66% 93.83%
Lapangan

Kepala Sekolah dan Guru


4. Pelatihan/Magang Sesuai dengan 84.44% 92.87%
Standar DUDIKA

Pengembangan softskill siswa dan


5. 69.49% 70.64%
project based learning (Budaya Kerja)

Transfer teknologi oleh Industri dalam


6. 57.98% 71.22%
Pengembangan TEFA

7. Sertifikasi Kompetensi Siswa 79.39% 93.40%

8. Penyerapan Lulusan 74.04% 91.49%

Program Bantuan dari Industri ke


9. 55.15% 81.49%
Sekolah

Berdasarkan table di atas, dapat disampaikan beberapa kondisi SMK di


Provinsi Jawa Barat sebelum mendapatkan bantuan program COE antara lain:
a. Kolaborasi antara SMK di provinsi Jawa Barat yang mendapatkan bantuan
COE dengan DUDIKA, dinyatakan cukup baik dalam hal kerjasama
pendidik dari DUDIKA yang mengajar di sekolah yang ditunjukan dengan
hasil rata-rata 65,15%.
b. Implementasi pengembangan softskill siswa dan pembelajaran
menggunakan model project base learning di SMK Provinsi Jawa Barat
yang mendapatkan bantuan COE, menunjukkan nilai yang cukup baik
dengan hasil perhitungan sebesar 69,49%.
c. Kolabaorasi antara SMK di provinsi Jawa Barat yang mendapatkan bantuan
COE dengan DUDIKA terkait transfer teknologi oleh Industri dalam
Pengembangan TEFA mendapatkan nilai kurang baik, ditunjukan dengan
hasil rata-rata sebesar 57,98%.
d. Penyerapan lulusan SMK di Jawa Barat yang mendapatkan bantuan COE
dinyatakan cukup baik yang ditunjukkan dengan hasil perhitungan rata-rata
74,05%
e. Program Bantuan dari Industri ke Sekolah untuk SMK di Provinsi Jawa
Barat yang mendapatkan bantuan COE, dinyatakan kurang baik dengan
hasil perhitungan sebesar 55,15%.

5. Indek Literasi Provinsi Jawa Barat dilihat dari hasil indeks literasi nasional,
menunjukkan data sebagai berikut:

Grafik : Indeks Alibaca Provinsi menurut Peringkat dari Tinggi ke Rendah


Berdasarkan data di atas, level indeks literasi provinsi Jawa Barat berada pada
level rendah dengan rentang nilai 39,47

6. Hasil Rapor Mutu SMK COE untuk SMK di Provinsi Jawa Barat pada tahun
2020, menunjukkan hasil untuk setiap komponen penjaminan mutu SMK
sebagai berikut:
Jumla Hasil Verifikasi
Kabupaten/
No h
Kota Input Proses Output Outcome Impact
Siswa

Sarana
Prasarana

Keterserapan
dan

Kemampuan
SDM

Finansial

Sertifikasi

Lulusan Sesuai
Sertifikat
Lulusan Sesuai
Siswa

pengelola

IDUKA

Penyesuaian

Pembelajaran
Penyelenggara
an TEFA/UP
Pengembangan
SDM Sekolah
Pemberdayaan
kemitraan
Penerapan
Budaya Kerja

Siswa
Penggalangan
dukungan

Meningkatnya

a kelembagaan
Meningkatnya
Kepercayaan
Terwujudnya
Kemandirian
Kualitas

Berkembangny
Kurikulum

KK/ Kurikulum
Organisasi

Pelaksanaan
1 Kab. Bogor 6936 89 93 90 96 91 89 97 100 98 81 99 87 97 94 97 97 89 93 81 93 93 76
2 Kab. Sukabumi 353 60 40 90 30 53 53 80 100 85 20 40 73 20 100 100 100 40 90 70 28 100 20
3 Kab. Cianjur 5334 86 88 94 90 72 87 91 100 93 80 92 79 51 100 94 100 86 84 70 85 96 56
4 Kab. Bandung 3893 75 76 40 90 67 67 100 60 83 68 57 48 60 90 100 100 60 100 88 74 100 60
Kab.
5 Sumedang 2144 97 84 87 87 76 96 87 93 90 68 93 79 73 73 100 93 47 87 65 81 80 50
6 Kab. Garut 13153 87 94 97 97 82 88 91 100 94 84 95 90 91 97 97 100 80 96 96 93 99 80
Kab.
7 Tasikmalaya 3129 87 92 100 93 69 87 100 100 95 72 93 70 80 87 100 100 47 97 83 87 100 33
8 Kab. Kuningan 10902 89 84 84 96 78 85 94 100 95 82 91 83 77 77 91 94 77 91 79 95 94 49
Kab.
9 Majalengka 5434 83 86 83 100 58 82 100 93 97 68 87 66 67 93 100 80 47 97 67 79 80 30
10 Kab. Cirebon 12542 85 84 96 99 86 85 98 100 93 81 91 81 72 96 98 100 72 95 80 82 92 54
10
11 Kab. Indramayu 22385 95 85 95 93 73 78 90 95 96 64 83 70 70 100 100 100 0 95 76 83 90 43
10
12 Kab. Subang 1564 45 60 65 75 67 73 90 100 90 53 67 55 40 80 60 100 0 90 65 70 60 35
Kab.
13 Purwakarta 4803 98 78 90 78 80 67 85 90 95 59 87 70 60 80 95 90 60 85 73 71 73 60
14 Kab. Karawang 18212 90 89 91 91 79 90 96 91 93 70 95 74 77 91 97 90 70 89 69 76 93 46
15 Kab. Bekasi 1838 97 82 93 90 80 80 93 100 98 82 96 88 93 93 67 100 60 93 73 67 87 37
16 Kab. Bandung 3845 90 98 87 100 73 98 87 100 100 78 10 92 73 100 100 80 93 93 82 87 80 60
Kabupaten/ Jumla Hasil Verifikasi
No h
Kota Input Proses Output Outcome Impact
Siswa

Finansial

Sertifikasi

Lulusan Sesuai
Sertifikat
Lulusan Sesuai
IDUKA
Sarana
Prasarana

pengelola

Penyesuaian

Penyelenggara

Pemberdayaan
kemitraan
Penerapan

dukungan

Keterserapan
dan
Meningkatnya
Kemampuan

a kelembagaan
Meningkatnya
Kepercayaan
Berkembangny
SDM

Kurikulum

KK/ Kurikulum
Organisasi
Siswa

Pelaksanaan
Pembelajaran

an TEFA/UP
Pengembangan
SDM Sekolah

Budaya Kerja

Siswa
Penggalangan

Terwujudnya
Kemandirian
Kualitas
Barat 0
10
17 Kota Bandung 4584 93 93 100 90 91 91 100 100 100 60 91 81 73 100 100 87 0 100 100 81 100 33
10
18 Kota Sukabumi 2113 100 77 90 100 47 93 100 100 100 45 73 63 20 100 100 100 0 90 75 60 60 20
10 10 10
19 Kota Cirebon 183 100 100 100 100 73 0 100 100 100 40 0 87 100 100 100 100 0 100 85 68 100 20
10
20 Kota Bekasi 6296 75 90 97 98 77 82 90 100 96 59 89 72 67 100 80 100 0 90 81 79 100 53
10
21 Kota Cimahi 4173 90 97 75 100 73 90 90 100 98 68 0 83 60 100 90 80 60 80 85 86 60 40
Kota
22 Tasikmalaya 2140 65 83 100 90 77 97 100 100 93 30 90 70 70 100 90 100 60 85 70 64 80 40
10 10
23 Kota Banjar 331 80 77 100 80 87 73 100 100 100 95 0 93 40 100 100 100 0 100 100 72 100 100
  Rerata   85 84 89 90 74 84 94 97 95 65 87 76 67 94 94 95 76 92 79 77 88 48

Berdasarkan hasil aplikasi penjaminan mutu SMK tahun 2020, diperoleh data bahwa:
1. Hasil verifikasi di komponen input untuk instrument finansial menunjukan hasil 74 dengan katagori cukup baik.
2. Hasil verifikasi komponen proses untuk instrument Penyelenggaraan TEFA menunjukkan hasil 65 dengan katagori cukup baik
dan
3. Hasil verifikasi komponen proses untuk instrument Penerapan Budaya Kerja menunjukkan hasil 67 dengan katagori cukup
baik.
6.2 Permasalahan:
Berdasarkan berbagai kondisi saat ini, baik secara umum, kondisi SMK secara Nasional dan kondisi SMK di Provinsi Jawa Barat yang
dipaparkan di atas, maka teridentifikasi permasalahan yang muncul sebagai berikut:

NO Kondisi saat ini Kondisi Ideal Kesenjangan


1. Belum 100% SMK di Provinsi Jawa Barat Surat Edaran (SE) Mendikbud Terdapat 97% SMK di Provinsi Jawa
melaksanakan penyelarasan kurikulum yang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Barat yang belum melaksanakan
selaras dengan: Kebijakan Merdeka Belajar Penyelarasan Kurikulum sesuai dengan
a. SKKNI episode 8 untuk SMK, dengan SKKNI maupun DUDIKA.
b. DUDIKA (kelas Industry) konsep 8 + i link & super match
no 1. “Kurikulum di susun
Bersama dengan DUDIKA untuk
penguatan aspek soft skill dan
hard skill.”

2. 69,49% rata-rata SMK di Provinsi Surat Edaran (SE) Mendikbud Terdapat 30,51% SMK yang
Jawa Barat yang mendapatkan Nomor 1 Tahun 2020 tentang mendapatkan bantuan COE yang
bantuan COE (99 SMK) yang sudah Kebijakan Merdeka Belajar belum melaksanakan pembelajaran
episode 8 untuk SMK, dengan berbasis project base learning rill dari
mengimplementasikan pengembangan
konsep 8 + i link & super match dunia kerja dan terdapat 97% SMK
softskill siswa dan pembelajaran no 2. “Pembelajaran berbasis selain SMK COE yang belum
menggunakan model project base project rill dari dunia kerja” melaksanakan pembelajaran berbasis
learning dan budaya kerja project base learning riil dari dunia kerja
3. 57,98% (kurang baik) SMK di Provinsi Surat Edaran (SE) Mendikbud Terdapat 42,02% SMK yang
Jawa Barat yang mendapatkan Nomor 1 Tahun 2020 tentang mendapatkan bantuan COE yang
bantuan COE yang telah berkolaborasi Kebijakan Merdeka Belajar belum berkolaborasi dengan DUDIKA
episode 8 untuk SMK, dengan terkait transfer teknologi oleh Industri
dengan DUDIKA terkait transfer
konsep 8 + i link & super match dalam Pengembangan TEFA dan
teknologi oleh Industri dalam no 7. “Riset Terapan yang terdapat 97% SMK selain SMK COE
Pengembangan TEFA. mendukung teaching factory” yang belum berkolaborasi dengan
DUDIKA terkait transfer teknologi oleh
Industri dalam Pengembangan TEFA
4 65,15% SMK di provinsi Jawa Barat yang Surat Edaran (SE) Mendikbud Terdapat 34,85% SMK yang
mendapatkan bantuan COE telah Nomor 1 Tahun 2020 tentang mendapatkan bantuan COE yang
NO Kondisi saat ini Kondisi Ideal Kesenjangan
melaksanakan kolaborasi kerjasama pendidik Kebijakan Merdeka Belajarbelum melaksanakan kolaborasi
dari DUDIKA yang mengajar di sekolah. episode 8 untuk SMK, dengan kerjasama pendidik dari DUDIKA yang
konsep 8 + i link & super match mengajar di sekolah. dan terdapat 97%
no 3. “Jumlah dan peran SMK selain SMK COE yang belum
guru/instruktur dari industry dan melaksanakan kolaborasi kerjasama
ahli dari dunia kerja” pendidik dari DUDIKA yang mengajar di
sekolah.
5 Indeks literasi Provinsi Jawa Barat Indeks literasi untuk menghadapi Indeks literasi Provinsi Jawa Barat
menunjukkan nilai 39, 47 termasuk katagori era society 5.0 merupakan harus meningkat setiap tahunnya.
rendah. keharusan agar bisa berkontribusi
dalam perkembangannya.

6.3 Sasaran:
Berdasarkan Permasalahan di atas, maka sasaran yang ingin dicapai dalam peta jalan ini mulai tahun 2021 sampai dengan tahun
2025 adalah sebagai berikut:

No Kesenjangan Sasaran
1 Terdapat 97% SMK di Provinsi Jawa Barat yang belum 1. Meningkatkan jumlah SMK yang menyusun penyelarasan
melaksanakan Penyelarasan Kurikulum sesuai dengan kurikulum berdasarkan SKKNI:
SKKNI maupun DUDIKA. a. Meningkat sebesar 20% pada tahun 2021
b. Meningkat sebesar 40% pada tahun 2022
c. Meningkat sebesar 60% pada tahun 2023
d. Meningkat sebesar 80% pada tahun 2024
e. Seluruh SMK di Provinsi Jawa Barat telah
melaksanakan penyelarasan kurikulum berbasis
SKKNI padaa tahun 2025
2. Meningkatkan jumlah SMK yang Menyusun penyelarasan
kurikulum sesuai dengan DUDIKA (kelas Industry):
a. Meningkat sebesar 10% pada tahun 2021
No Kesenjangan Sasaran
b. Meningkat sebesar 15% pada tahun 2022
c. Meningkat sebesar 20% pada tahun 2023
d. Meningkat sebesar 25% pada tahun 2024
e. Meningkat sebesar 30% pada tahun 2025
Catatan: perhitungan % didasarkan pada jumlah SMK
secara total di Jawa Barat.
2 Terdapat 30,51% SMK yang mendapatkan bantuan COE 1. Meningkatkan SMK yang melaksakan pembejaran
yang belum melaksanakan pembelajaran berbasis berbasis project base learning:
project base learning rill dari dunia kerja dan terdapat a. Meningkat sebesar 20% pada tahun 2021
97% SMK selain SMK COE yang belum melaksanakan b. Meningkat sebesar 40% pada tahun 2022
pembelajaran berbasis project base learning riil dari c. Meningkat sebesar 60% pada tahun 2023
dunia kerja d. Meningkat sebesar 80% pada tahun 2024
e. Seluruh SMK di Provinsi Jawa Barat telah
melaksanakan pembelajaran berbasis project base
learning pada tahun 2025
2. Meningkatkan SMK yang menerapkan budaya kerja riil
sesuai dengan dengan DUDIKA:
a. Meningkat sebesar 20% pada tahun 2021
b. Meningkat sebesar 40% pada tahun 2022
c. Meningkat sebesar 60% pada tahun 2023
d. Meningkat sebesar 80% pada tahun 2024
a. Seluruh SMK di Provinsi Jawa Barat telah
menerapkan budaya kerja pada tahun 2025
3 Terdapat 42,02% SMK yang mendapatkan bantuan COE Meningkatkan Jumlah SMK yang melaksanakan teaching factory:
yang belum berkolaborasi dengan DUDIKA terkait a. Meningkat sebesar 10% tahun 2021
transfer teknologi oleh Industri dalam Pengembangan b. Meningkat sebesar 15% tahun 2022
TEFA dan terdapat 97% SMK selain SMK COE yang c. Meningkat sebesar 20% tahun 2023
belum berkolaborasi dengan DUDIKA terkait transfer d. Meningkat sebesar 25% tahun 2024
teknologi oleh Industri dalam Pengembangan TEFA e. Meningkat sebesar 30% tahun 2025
No Kesenjangan Sasaran

4 Terdapat 34,85% SMK yang mendapatkan bantuan COE Meningkatkan SMK yang berkolaborasi dengan DUDIKA terkait
yang belum melaksanakan kolaborasi kerjasama pendidik/instruktur dari DUDIKA;
pendidik dari DUDIKA yang mengajar di sekolah. dan a. Meningkat sebesar 10% tahun 2021
terdapat 97% SMK selain SMK COE yang belum b. Meningkat sebesar 15% tahun 2022
melaksanakan kolaborasi kerjasama pendidik dari c. Meningkat sebesar 20% tahun 2023
DUDIKA yang mengajar di sekolah. d. Meningkat sebesar 25% tahun 2024
e. Meningkat sebesar 30% tahun 2025

5 Indeks litersi Provinsi Jawa Barat harus meningkat setiap Meningkatkan indeks literasi di SMK dengan sasaran:
tahunnya a. Meningkat menuju katagori sedang dengan nilai 50 pada
tahun 2021
b. Meningkat menuju katagori sedang dengan nilai 60 pada
tahun 2022
c. Meningkat menuju katagori tinggi dengan nilai 70 pada
tahun 2023
d. Meningkat menuju katagori tinggi dengan nilai 80 pada
tahun 2024
e. Meningkat menuju katagori sangat tinggi dengan nilai 90
pada tahun 2025

6.4. Strategi:
Berdasarkan sasaran di atas, maka strategi yang dilaksanakan untuk mencapai sasaran adalah sebagai berikut:

Penanggung
No Sasaran Kegiatan Indikator Keberhasilan Ket
Jawab
1. Meningkatkan Workshop penyusunan - Adanya workshop kegiatan Kepala
jumlah sekolah penyelarasan kurikulum penyusunan penyelarasan DISDIK
Penanggung
No Sasaran Kegiatan Indikator Keberhasilan Ket
Jawab
yang menyusun berdasarkan SKKNI kurikulum berdasarkan SKKNI
penyelarasan - Adanya daftar SMK yang
kurikulum menyelaraskan kurikulum
berdasarkan SKKNI:
berdasarkan
a. Sebesar 20% (591 SMK) pada
SKKNI:
tahun 2021
b. Sebesar 40% (1.182 SMK)
pada tahun 2022
c. Sebesar 60% (1.773 SMK)
pada tahun 2023
d. Sebesar 80% (2.465 SMK)
pada tahun 2024
e. Seluruh SMK di Provinsi Jawa
Barat telah melaksanakan
penyelarasan kurikulum
berbasis SKKNI padaa tahun
2025 (2.956 SMK)
2. Meningkatkan  Memfasilitasi  Terlaksananya fasilitasi Kepala
jumlah sekolah penyusunan penyusunan penyelarasan DISDIK
yang menyusun penyelarasan kurikulum kurikulum dengan DUDIKA
penyelarasan antara SMK dengan  Terlaksananya workshop
kurikulum dengan DUDIKA (kelas Industry) penyelarsan kurikulum dengan
DUDIKA (kelas  Workshop penyelarasan DUDIKA
Industry) Kurikulum SMK dengan  Adanya jumlah SMK yang
DUDIKA (kelas Industri) menyelaraskan Kurikulum dengan
DUDIKA (Kelas Industry), dengan
target:
a. Meningkat sebesar 10% (296
SMK) pada tahun 2021
b. Meningkat sebesar 15% (443
Penanggung
No Sasaran Kegiatan Indikator Keberhasilan Ket
Jawab
SMK) pada tahun 2022
c. Meningkat sebesar 20% (591
SMK) pada tahun 2023
d. Meningkat sebesar 25% (739
SMK) pada tahun 2024
e. Meningkat sebesar 30% (886
SMK) pada tahun 2025
3. Meningkatkan Workshop pembelajaran - Terlaksananya workshop Kepala
jumlah sekolah berbasis project base pembelajaran berbasis project DISDIK
yang learning rill dengan Dunia base learning rill dengan Dunia
melaksanakan Kerja Kerja
pembelajaran - Adanya jumlah SMK yang telah
berbasis project melakukan pola pembelajaran di
base learning rill sekolahnya berbasis Project base
dengan dunia learning yang meningkat setiap
kerja tahunnya:
a. Sebesar 20% (591 SMK) pada
tahun 2021
b. Sebesar 40% (1.182 SMK)
pada tahun 2022
c. Sebesar 60% (1.773 SMK)
pada tahun 2023
d. Sebesar 80% (2.465 SMK)
pada tahun 2024
e. Seluruh SMK di Provinsi Jawa
Barat telah melaksanakan
penyelarasan kurikulum
berbasis SKKNI padaa tahun
2025 (2.956 SMK)
Penanggung
No Sasaran Kegiatan Indikator Keberhasilan Ket
Jawab
4. Meningkatkan Workshop penerapan budaya - Terlaksananya Kepala
jumlah SMK yang kerja di sekolah workshoppenerapan budaya kerja DISDIK
menerapkan di sekolah
budaya kerja riil - Adanya jumlah SMK yang
sesuai dengan menerapkan budaya kerja di
dengan DUDIKA sekolah yang meningkat setiap
tahunnya:
a. Sebesar 20% (591 SMK) pada
tahun 2021
b. Sebesar 40% (1.182 SMK)
pada tahun 2022
c. Sebesar 60% (1.773 SMK)
pada tahun 2023
d. Sebesar 80% (2.465 SMK)
pada tahun 2024
e. Seluruh SMK di Provinsi Jawa
Barat telah melaksanakan
penyelarasan kurikulum
berbasis SKKNI padaa tahun
2025 (2.956 SMK)

5. Meningkatkan  Memfasilitasi sekolah  Terlaksananya fasilitasi DUDIKA Kepala


jumlah SMK yang dengan DUDIKA untuk untuk pengembangan TEFA di DISDIK
mengembangkan pengembangan TEFA di SMK
TEFA SMK

 Workshop
Pengembangan TEFA  Terlaksananya Workshop
 Pendampingan Pengembangan TEFA
pengembangan TEFA  Terlaksananya pendampingan
pengembangan TEFA
Penanggung
No Sasaran Kegiatan Indikator Keberhasilan Ket
Jawab
 Adanya jumlah SMK yang telah
melaksanakan TEFA di sekolahnya
yang meningkat setiap tahunnya:
a. Meningkat sebesar 10% (296
SMK) pada tahun 2021
b. Meningkat sebesar 15% (443
SMK) pada tahun 2022
c. Meningkat sebesar 20% (591
SMK) pada tahun 2023
d. Meningkat sebesar 25% (739
SMK) pada tahun 2024
e. Meningkat sebesar 30% (886
SMK) pada tahun 2025
6. Meningkatkan Memfasilitasi pendidik dari - Terlaksananya fasilitasi pendidik Kepala
pendidik dari DUDIKA atau pakar dari dari DUDIKA atau pakar dunia DISDIK
DUDIKA atau dunia industri yang mengajar kerja yang mengajar di SMK
pakar dari dunia di SMK - Adanya jumlah SMK yang telah
kerja yang berkolaborasi dengan DUDIKA
mengajar di SMK. terkait pengajar dari DUDIKA
meningkat setiap tahunnya:
a. Meningkat sebesar 10% (296
SMK) pada tahun 2021
b. Meningkat sebesar 15% (443
SMK) pada tahun 2022
c. Meningkat sebesar 20% (591
SMK) pada tahun 2023
d. Meningkat sebesar 25% (739
SMK) pada tahun 2024
e. Meningkat sebesar 30% (886
SMK) pada tahun 2025
Penanggung
No Sasaran Kegiatan Indikator Keberhasilan Ket
Jawab

7. Meningkatkan - Workshop literasi - Terlaksanaknya workshop literasi


indeks literasi di untuk SMK untuk guru SMK
SMK - Terlaksanakanya workshop literasi
untuk petugas perpustakaan
- Adanya data peserta workshop
literasi baik bagi guru amaupun
tenaga perpustakaan

- Pendampingan literasi - Ada Pendampingan literasi untuk


untuk SMK SMK yang meliputi:
a. Dimensi kecakapan melek
huruf latin dan membaca
b. Dimensi kecakapan melek
computer
c. Dimensi kecakapan melek
perhitungan
d. Dimensi kecakapan melek
keuangan
e. Dimensi kecakapan melek
potensi bencana

- Pemenuhan sarana  Adanya pemenuhan sarana dan


dan prasarana literasi prasarana peningkatan literasi di
untuk SMK sekolah dalam bentuk:
a. Revitalisasi ruangan
perpustakaan dan fungsi
perpustakaan
b. Revitalisasi zona membaca di
sekolah

Anda mungkin juga menyukai