Anda di halaman 1dari 8

NAMA : ANITA RAHAYU

NIM : 190250011

KELAS : 3A

MATA KULIAH : METODE PENELITIAN KUANTITATIF

METODE PENELITIAN KUANTITATIF : CARA BERFIKIR DEDUKTIF

A. METODE PENELITIAN KUANTITATIF

Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan


fenomena serta kausalitas hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah
mengembangkan dan menggunakan model-model matematis,teori-teori dan/atau hipotesis yang
berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam
penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan
empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.

Penelitian kuantitatif banyak digunakan baik dalam ilmu alam maupun ilmu sosial,


dari fisika dan biologi hingga sosiologi dan jurnalisme. Pendekatan ini juga digunakan sebagai
cara untuk meneliti berbagai aspek dari pendidikan. Istilah penelitian kuantitatif sering
dipergunakan dalam ilmu-ilmu sosial untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif.

A.1 Pengertian Deduktif

. Penalaran deduktif adalah cara berpikir yang mengimplementasikan sesuatu yang umum dan
selanjutnya dikaitkan dengan aspek-aspek yang sesuatu yang khusus. Secara umum arti dari
deduksi itu sendiri adalah penarikan kesimpulan dari situasi yang umum, memperoleh yang
khusus dari hal yang umum.

Pendekatan atau metode deduktif merupakan sesuatu yang memakai logika untuk membuat satu
atau lebih kesimpulan berlandaskan beberapa premis yang diberikan. Pada deduktif yang rumit
peneliti bisa membuat kesimpulan lebih dari satu.
Pada metode deduktif kebenaran sudah dipahami secara umum, selanjutnya kebenaran tersebut
akan mencapai pengetahuan baru mengenai isu atau indikasi khusus. Bila disimpulkan deduksi
adalah aktivitas berpikir yang berdasar pada hal umum (teori, konsep, prinsip, keyakinan)
mengarah ke khusus.Berlandaskan hal yang umum mengarah kepada kesimpulan yang khusus
yang adalah elemen dari masalah atau kejadian.Saat melaksanakan penelitian deduktif, peneliti
harus selalu memulai dengan teori (hasil penelitian induktif). Maksud dari penalaran secara
deduktif adalah menguji teori-teori. Bila tidak ada teori, maka peneliti belum bisa melaksanakan
penelitian deduktif.

A.2. Langkah deduktif

Pendekatan penelitian deduktif terdiri dari empat langkah. Di bawah ini adalah langkah
dengan contoh penelitian deduktif:

1. Mulai dengan teori yang sudah ada

 Maskapai berbiaya rendah selalu mengalami penundaan


 Semua kucing memiliki kutu
 Semua kehidupan biologis bergantung pada air

2. Merumuskan hipotesis berdasarkan teori yang ada

 Jika penumpang terbang dengan maskapai berbiaya rendah, maka akan


selalu mengalami penundaan
 Semua kucing peliharaan yang ada di lingkungan peneliti (satu lingkungan
kos) mempunyai kutu
 Keberadaan semua mamalia darat bergantung pada air

3. Kumpulkan data untuk menguji hipotesis

 Kumpulkan data penerbangan maskapai bertarif rendah


 Uji semua kucing yang ada di sebuah lingkungan peneliti (satu lingkungan
kos) apakah ada kutu
 Pelajari semua spesies mamalia darat untuk melihat apakah mereka
bergantung pada air

4. Analisis hasil: apakah menolak atau menerima hipotesis

 3 dari 200 penerbangan maskapai bertarif rendah tidak ditunda = tolak


hipotesis
 5 dari 10 kucing tidak memiliki kutu = tolak hipotesis
 Semua spesies mamalia darat bergantung pada air = mendukung hipotesis

Keterbatasan deduktif

Kesimpulan dari penalaran deduktif hanya bisa benar jika semua premis yang ditetapkan pada
studi induktif benar dan jelas.

Contoh

    Semua kucing memiliki kutu (premis)

    Teguh adalah seekor kucing (premis)

    Teguh memiliki kutu (kesimpulan)

Berlandaskan premis yang telah ada, kesimpulannya pasti benar. Namun, jika premis pertama
ternyata salah, kesimpulan bahwa Teguh memiliki kutu tidak bisa diandalkan.

Pengertian dari cara deduktif pada penelitian, merupakan metode yang pada aktivitas berpikirnya
diawali dari sesuatu yang umum mengarah ke khusus, dan pada saat memutuskan kesimpulannya
memakai logika. Penelitian deduktif memiliki caranya tersendiri dalam melakukan prosesnya.
Selain berbeda dengan penelitian induktif, penelitian deduktif juga memakai pendekatan yang
berbeda pula yakni top-down. Bila dipahami lebih lanjut penelitian deduktif merupakan
penelitian yang memiliki kategori untuk aktivitas pengujian hipotesis yang bertujuan untuk
memvalidasi sebuah teori. Lain halnya pada penelitian induktif yang menciptakan sebuah
pengetahuan baru, penelitian induktif lebih pada untuk menguji sebuah teori.
Penelitian deduktif tidak berupaya untuk mencari pola pada data namun memakai observasi
dengan artian untuk memverifikasi sebuah pola. Ini dipakai peneliti untuk memanipulasi teori.
Pendekatan deduktif sangat akrab dengan penelitian kuantitatif, yang mana peneliti akan
berupaya untuk menemukan sebab akibat dan mempresentasikan sebuah analisis statistik.
Penalaran deduktif berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan
berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini
penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan
melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati
lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala.
Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam
menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan
gejala dan melakukan generalisasi.

Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah
kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan
gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.

Penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang
kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau
pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pembentukan teori,
hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk
memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut
dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif
tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala. Penalaran
deduktif tergantung pada premisnya. Artinya, premis yang salah mungkin akan membawa kita
kepada hasil yang salah, dan premis yang tidak tepat juga akan menghasilkan kesimpulan yang
tidak tepat.Penarikan secara langsung ditarik dari 1 premis. Penarikan secara tidak langsung
ditarik dari 2 premis. Premis pertama yang bersifat umum sedangkan premis kedua bersifat
khusus.
Jenis penalaran deduktif yang menarik kesimpulan secara tidak langsung yaitu :
1. Silogisme kategorial
2. Silogisme hipotesis
3. Silogisme alternatif
4. Entimen

1.Silogisme Kategorial
Silogisme Kategorial yaitu Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi:
• Premis umum : Premis Mayor (My)
• Premis khusus :remis Minor (Mn)
• Premis kesimpulan : premis kesimpulan ( K ), dalam simpulan terdapat subjek dan predikat.
Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.
Contoh silogisme kategorial :
My : semua mahluk hidup bisa bernafas
Mn : kucing adalah mahluk hidup
K : kucing bisa bernafas

2.Silogisme hipotesis
Silogisme hipotesis yaitu silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional
hipotesis. Konditional hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden,
simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga
menolak konsekuen.
Contoh silogisme hipotesis :
My : jika tidak ada uang manusia sangat kesulitan tuk memenuhi kebutuhan hidupnya
Mn : Uang tidak ada
K : jadi, manusia akan kesulitan tuk memenuhi kebutuhan hidupnya

3.Silogisme Alternatif
Silogisme Alternatif yaitu silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi. Proposisi
alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan
menolak alternatif yang lain.
Contoh silogisme alternatif :
My : Kucing berada di dalam rumah atau di luar rumah
Mn : Kucing berada di luar rumah
K : Jadi, kucing tidak berada di dalam rumah

4.Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan.
Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
Contoh Entimen :
• Dia naik jabatan karena ia rajin bekerja.
• Anda naik gaji karena anda berhak menerima kenaikan jabatan itu.

Metode deduktif adalah cara analisis dari kesimpulan umum atau generalisasi yang diuraikan
menjadi contoh-contoh kongkrit atau fakta-fakta untuk menjelaskan kesimpulan atau jeneralisasi
tersebut. Misalnya: petani selalu rugu dalam mengembangkan usahanya. Kemudian dijabarkan
fakta-fakta tentang angka-angka produksi dibandingkan modal usaha, dan sebagainya.
Metode Deduktif digunakan dalam sebuah penelitian disaat penelitian berangkat dari sebuah
teori yang kemudian di buktikan dengan pencarian fakta. Contoh: Penelitian bahasa Arab
kebanyakannya berangkat dari kaidah-kaidah bahasa Arab kemudian dicarilah fakta-fakta yang
terdapat dalam sumber data, dalam hal ini sumber datanya al-Qur’an.
Metode deduktif dalam tahapan-tahapannya, sama dengan metode lain, yaitu:
1.    Tahapan Sepekulasi (berasal dari bahasa latin “speculum/cermin”).
2.    Tahapan Observasi dan klasifikasi, dan
3.    Tahapan perumusan hipotesis

Contoh 1
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tingginya kolesterol merupakan faktor resiko yang
paling besar seseorang untuk menderita penyakit jantung koroner. Sebenarnya banyak faktor
yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kolesterol, tetapi yang dianggap paling besar
perannya dalam masalah tersebut adalah tingginya konsumsi lemak serta kandungan konsumsi
asam lemaknya. Dalam hal ini, minyak goreng merupakan sumber utama lemak yang tidak baik.
Dengan demikian, kolesterol merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner.

Contoh 2
Siswa kelas VI belajar untuk menghadapi ujian dua bulan yang akan datang. Mereka sangat
berkonsentrasi pada pelajaran yang diberikan oleh Ibu guru. Tampak situasi kelas lebih tenang.
Keterangan kelas mereka bukan berarti sunyi dan sepi, tetapi suasana kelas mereka hidup, yaitu
timbulnya tanya jawab tentang pelajaran yang sedang dibahas. Suasana yang hidup ini benar-
benar membangkitkan semangat guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Juga suasana yang
hidup itu menimbulkan kesungguhan para siswa dalam belajar. Suasana giat belajar itu dilakukan
dan diciptakan siswa kelas VI dalam menghadapi ujian yang sudah di ambang pintu

Contoh 3
Chairil Anwar terkenal sebagai penyair. Ia disebut penyair yang membawa pembaharuan dalam
puisi. Ada yang mengatakan dia sebagai seorang individualis. Ada yang menilai bahwa ia
seorang yang kurang bermoral dan plagiat karena ada sebagian kecil dalam gubahannya
merupakan jiplakan dari puisi asing. Dalam sajak-sajaknya yang dikumpulkan dalam "Deru
Campur Debu" memperlihatkan adanya perbedaan bentuk, corak, gaya, dan isi. Tanggapan orang
terhadap Chairil berbeda-beda. Namun, bagaimanapun ia tetap seorang penyair besar yang
membawa kesegaran baru dalam bidang puisi pada 1945

Contoh 4
Di dalam memutuskan suatu kebijakan, presiden sebagai kepala negara dan sebagai kepala
pemerintahan sangat membutuhkan pertimbangan dan nasehat dari seseorang atau sekelompok
orang. Tujuannya ialah agar kebijakan yang diputuskannya sesuai dengan prinsip hukum,
demokrasi, pemerintahan yang baik untuk mencapai tujuan negara. Para pendiri bangsa ini
menyadari akan kebutuhan presiden mengenai hal itu. Oleh karena itu, Undang - Undang Dasar
kitamengamanatkan untuk emmbentuk suatu dewan yang bertugas untuk itu. Yang penting
adalah kebutuhan presiden akan pertimbangan dan nasehat dari pihak lain dapat terpenuhi
sehingga ia tidak menyalahi peraturan yang ada.
Contoh 5
Peningkatan taraf pendidikan para petani sama pentingnya dengan usaha peningkatan taraf
hidup. Petani berpendidikan cukup dapat mengubah sistem pertanian tradisional, misalnya
bercocok tanam hanya memenuhi kebutuhan pangan, menjadi petani yang produktif. Petani yang
berpendidikan cukup, mampu memberikan umpan balik yang setimpal terhadap gagasan-gagasan
yang dilontarkan perencana pembangunan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. itulah
sebabnya peningkatan taraf pendidikan para petani dirasakan sangat mendesak.

B. Daftar Referensi

http://bazz75catur.wordpress.com/2011/11/23/metode-induktif-deduktif/
http://id.wikipedia.org
http://rozi.ngeblogs.com

http://pusatbahasa.diknas.go.id

Anda mungkin juga menyukai