GANGGUAN PSIKOSOSIAL
Di Susun Oleh :
NIM : 201903002
Hari :
Tanggal :
Mahasiswa
( ) ( )
2
KATA PENGANTAR
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
seberapa jauh perawat dapat mendukung klien dan keluarganya selama
kehilangan dan kematian (Potter & Perry, 2005).
1.2 Tujuan
1. Mengkaji data yang terkait masalah kehilangan dan berduka
2. Menetapkan diagnosa keperawatan berdasarkan data yang dikaji
3. Membuat rencana tindakan keperawatan
4. Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien dan keluarga
5. Mendemonstrasikan cara menerima proses kehilangan dan berduka.
6. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam menangani
masalah kehilangan dan berduka.
7. Mendokumentasikan tindakan keperawatan dan evaluasi yang telah Anda
lakukan dengan prinsip SOAP ( Subyektif, Obyektif, Analisis, dan
Planning)
5
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 BERDUKA
2.1.1 Definisi Berduka
6
olah tidak kunjung berakhir dan dapat mengancam hubungan orang yang
bersangkutan dengan orang lain.
d. Berduka tertutup, yaitu kedudukan akibat kehilangan yang tidak dapat
diakui secara terbuka.Contohnya:Kehilangan pasangan karena AIDS, anak
mengalami kematian orang tua tiri, atau ibu yang kehilangan anaknya di
kandungan atau ketika bersalin.
2.1.3 Kebutuhan Keluarga yang Berduka membutuhkan :
a) Harapan
Perawatan yang terbaik sudah diberikan.
b) Berpartisipasi.
Memberi perawatan
c) Support
Dengan support klien bisa melewati kemarahan, kesedihan, denial.
d) Kebutuhan spiritual.
Berdoa sesuai kepercayaan.
Tidak ada cara yang paling tepat dan cepat untuk menjalani proses
berduka. Konsep dan teori berduka hanyalah alat yang hanya dapat
digunakan untuk mengantisipasi kebutuhan emosional klien dan
keluarganya dan juga rencana intervensi untuk membantu mereka
memahami kesedihan mereka dan mengatasinya. Peran perawat adalah
7
untuk mendapatkan gambaran tentang perilaku berduka, mengenali
pengaruh berduka terhadap perilaku dan memberikan dukungan dalam
bentuk empati.
1. Teori Engels
Menurut Engel (1964) proses berduka mempunyai beberapa fase yang dapat
diaplokasikan pada seseorang yang sedang berduka maupun menjelang ajal.
a) Fase I (shock dan tidak percaya)
Seseorang menolak kenyataan atau kehilangan dan mungkin menarik diri,
duduk malas, atau pergi tanpa tujuan. Reaksi secara fisik termasuk pingsan,
diaporesis, mual, diare, detak jantung cepat, tidak bisa istirahat, insomnia
dan kelelahan.
b) Fase II (berkembangnya kesadaran)
Seseoarang mulai merasakan kehilangan secara nyata/akut dan mungkin
mengalami putus asa. Kemarahan, perasaan bersalah, frustasi, depresi, dan
kekosongan jiwa tiba-tiba terjadi.
c) Fase III (restitusi)
Berusaha mencoba untuk sepakat/damai dengan perasaan yang
hampa/kosong, karena kehilangan masih tetap tidak dapat menerima
perhatian yang baru dari seseorang yang bertujuan untuk mengalihkan
kehilangan seseorang.
d) Fase IV
Menekan seluruh perasaan yang negatif dan bermusuhan terhadap
almarhum. Bisa merasa bersalah dan sangat menyesal tentang kurang
perhatiannya di masa lalu terhadap almarhum.
e) Fase V
Kehilangan yang tak dapat dihindari harus mulai diketahui/disadari.
Sehingga pada fase ini diharapkan seseorang sudah dapat menerima
kondisinya. Kesadaran baru telah berkembang.
2. Teori Kubler-Ross
8
Kerangka kerja yang ditawarkan oleh Kubler-Ross (1969) adalah
berorientasi pada perilaku dan menyangkut 5 tahap, yaitu sebagai berikut:
a) Penyangkalan (Denial)
Individu bertindak seperti seolah tidak terjadi apa-apa dan dapat menolak
untuk mempercayai bahwa telah terjadi kehilangan. Pernyataan seperti
“Tidak, tidak mungkin seperti itu,” atau “Tidak akan terjadi pada saya!”
umum dilontarkan klien.
b) Kemarahan (Anger)
Individu mempertahankan kehilangan dan mungkin “bertindak lebih” pada
setiap orang dan segala sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan. Pada
fase ini orang akan lebih sensitif sehingga mudah sekali tersinggung dan
marah. Hal ini merupakan koping individu untuk menutupi rasa kecewa dan
merupakan menifestasi dari kecemasannya menghadapi kehilangan.
c) Penawaran (Bargaining)
Individu berupaya untuk membuat perjanjian dengan cara yang halus atau
jelas untuk mencegah kehilangan. Pada tahap ini, klien sering kali mencari
pendapat orang lain.
d) Depresi (Depression)
Terjadi ketika kehilangan disadari dan timbul dampak nyata dari makna
kehilangan tersebut. Tahap depresi ini memberi kesempatan untuk berupaya
melewati kehilangan dan mulai memecahkan masalah.
e) Penerimaan (Acceptance)
Reaksi fisiologi menurun dan interaksi sosial berlanjut. Kubler-Ross
mendefinisikan sikap penerimaan ada bila seseorang mampu menghadapi
kenyataan dari pada hanya menyerah pada pengunduran diri atau berputus
asa.
3. Teori Martocchio
Martocchio (1985) menggambarkan 5 fase kesedihan yang
mempunyai lingkup yang tumpang tindih dan tidak dapat diharapkan.
Durasi kesedihan bervariasi dan bergantung pada faktor yang
9
mempengaruhi respon kesedihan itu sendiri. Reaksi yang terus menerus dari
kesedihan biasanya reda dalam 6-12 bulan dan berduka yang mendalam
mungkin berlanjut sampai 3-5 tahun.
4. Teori Rando
Rando (1993) mendefinisikan respon berduka menjadi 3 katagori:
a. Penghindaran
Pada tahap ini terjadi shock, menyangkal dan tidak percaya.
b. Konfrontasi
Pada tahap ini terjadi luapan emosi yang sangat tinggi ketika klien
secara berulang-ulang melawan kehilangan mereka dan kedukaan
mereka paling dalam dan dirasakan paling akut.
c. Akomodasi
Pada tahap ini terjadi secara bertahap penurunan kedukaan akut dan
mulai memasuki kembali secara emosional dan sosial dunia sehari-hari
dimana klien belajar untuk menjalani hidup dengan kehidupan mereka.
2.1. 5 Respons Berduka
10
dirinya sendiri.Orang yang mengalami kehilangan juga tidak jarang
menunjukkan perilaku agresif, berbicara kasar, menyerang orang lain,
menolak pengobatan, bahkan menuduh dokter atau perawat tidak
berkompeten. Respon fisik yang sering terjadi antara lain muka merah,
denyut nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal, dan
seterusnya.
c. Tawar-Menawar
2.2 KEHILANGAN
2.2.1 Definisi Kehilangan
11
Kehilangan adalah suatu situasi aktual maupun potensial yang dapat
dialami individu ketika berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, baik
sebagian atau keseluruhan, atau terjadi perubahan dalam hidup sehingga
terjadi perasaan kehilangan (Hidayat, 2012) Berduka adalah respon individu
terhadap kehilangan. Lama proses berduka sangat individual dan dapat terjadi
sampai beberapa tahun, fase akut berduka biasanya berlangsung 6- 8 minggu
dan penylesaian respon kehilangan atau berduka secara menyeluruh
memerlukan waktu 1bulan sampai 3 tahun. (Kelliat:89;2007).
Kehilangan dan berduka merupakan bagian integral dari kehidupan.
Kehilangan adalah suatu kondisi yang terputus atau terpisah atau memulai
sesuatu tanpa hal yang berarti sejak kejadian tersebut. Kehilangan mungkin
terjadi secara bertahap atau mendadak, bisa tanpa kekerasan atau traumatik,
diantisispasi atau tidak diharapkan/diduga, sebagian atau total dan bisa
kembali atau tidak dapat kembali.
Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah dengan
sesuatu yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi
sebagian atau keseluruhan (Lambert dan Lambert,1985,h.35). Kehilangan
merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu dalam
rentang kehidupannya. Sejak lahir individu sudah mengalami kehilangan dan
cenderung akan mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang
berbeda.
Kehilangan merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami
suatu kekurangan atau tidak ada dari sesuatu yang dulunya pernah ada atau
pernah dimiliki. Kehilangan merupakan suatu keadaan individu berpisah
dengan sesuatu yang sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik sebagian atau
seluruhnya.
2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehilangan Antara lain :
a) Perkembangan
Anak- anak. :
1. Belum mengerti seperti orang dewasa, belum bisa merasakan.
2. Belum menghambat perkembangan.
12
3. Bisa mengalami regresi
Orang Dewasa : Kehilangan membuat orang menjadi mengenang
tentang hidup,tujuan hidup, Menyiapkan diri bahwa kematian
adalah hal yang tidak bisa dihindari.
b) Keluarga.
Keluarga mempengaruhi respon dan ekspresi kesedihan. Anak
terbesar biasanya menunjukan sikap kuat, tidak menunjukan sikap sedih
secara terbuka.
c) Faktor Sosial Ekonomi.
Apabila yang meninggal merupakan penanggung jawab ekonomi
keluarga, beraati kehilangan orang yang dicintai sekaligus kehilangan secara
ekonomi,Dan hal ini bisa mengganggu kelangsungan hidup.
d) Pengaruh Kultural.
Kultur mempengaruhi manifestasi fisik dan emosi. Kultur ‘barat’
menganggap kesedihan adalah sesuatu yang sifatnya pribadi sehingga hanya
diutarakan pada keluarga, kesedihan tidak ditunjukan pada orang lain.
Kultur lain menggagap bahwa mengekspresikan kesedihan harus dengan
berteriak dan menangis keras-keras.
e) Agama.
Dengan agama bisa menghibur dan menimbulkan rasa aman.
Menyadarkan bahwa kematian sudah ada dikonsep dasar agama. Tetapi ada
juga yang menyalahkan Tuhan akan kematian
f) Penyebab Kematian.
Seseorang yang ditinggal anggota keluarga dengan tiba-tiba akan
menyebabkan shock dan tahapan kehilangan yang lebih lama. Ada yang
menganggap bahwa kematian akibat kecelakaan diasosiasikan dengan
kesialan.
13
Keyakinan bahwa mati adalah akhir penderitaan dan kesakitan.
b) Berpartisipasi.
Memberi perawatan
c) Support
Dengan support klien bisa melewati kemarahan, kesedihan, denial.
d) Kebutuhan spiritual.
Berdoa sesuai kepercayaan.
14
Kematian juga membawa dampak kehilangan bagi orang
yang dicintai. Karena keintiman, intensitas dan
ketergantungan dari ikatan atau jalinan yang ada, kematian
pasangan suami/istri atau anak biasanya membawa dampak
emosional yang luar biasa dan tidak dapat ditutupi.
Contoh : kehilangan anggota badan , kehilngan suami/ istri ,
kehilangan pekerjaan.
2) Kehilangan yang ada pada diri sendiri ( LOSS OF SELF )
Bentuk lain dari kehilangan adalah kehilangan diri atau
anggapan tentang mental seseorang. Anggapan ini meliputi
perasaan terhadap keatraktifan, diri sendiri, kemampuan fisik
dan mental, peran dalam kehidupan, dan dampaknya.
Kehilangan dari aspek diri mungkin sementara atau menetap,
sebagian atau komplit. Beberapa aspek lain yang dapat hilang
dari seseorang.
Contoh : misalnya kehilangan pendengaran, ingatan, usia
muda, fungsi tubuh.
3) Kehilangan objek eksternal Kehilangan objek eksternal
misalnya kehilangan milik sendiri atau bersama-sama,
perhiasan, uang atau pekerjaan. Kedalaman berduka yang
dirasakan seseorang terhadap benda yang hilang tergantung
pada arti dan kegunaan benda tersebut.
4) Kehilangan lingkungan yang dikenal Kehilangan diartikan
dengan terpisahnya dari lingkungan yang sangat dikenal
termasuk dari kehidupan latar belakang keluarga dalam
waktu satu periode atau bergantian secara permanen.
Contoh : pindah kekota lain, maka akan memiliki tetangga
yang baru dan proses penyesuaian baru.
5) Kehilangan kehidupan/ meninggal Seseorang dapat
mengalami mati baik secara perasaan, pikiran dan respon
pada kegiatan dan orang disekitarnya, sampai pada kematian
15
yang sesungguhnya. Sebagian orang berespon berbeda
tentang kematian
2.2.6 Rentang Respon Kehilangan
Denial Anger Bergaining Depresi Acceptance
1) Fase denial
a. Reaksi pertama adalah syok, tidak mempercayai kenyataan
b. Verbalisasi;” itu tidak mungkin”, “ saya tidak percaya itu
terjadi ”.
c. Perubahan fisik; letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan
pernafasan, detak jantung cepat, menangis, gelisah.
2) Fase anger / marah
a. Mulai sadar akan kenyataan
b. Marah diproyeksikan pada orang lain
c. Reaksi fisik; muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur,
tangan mengepal.
d. Perilaku agresif.
3) Fase bergaining / tawar- menawar.
Verbalisasi; “ kenapa harus terjadi pada saya ? “ kalau saja yang
sakit bukan saya “ seandainya saya hati-hati “.
4) Fase depresi
a. Menunjukan sikap menarik diri, tidak mau bicara atau putus
asa.
b. Gejala ; menolak makan, susah tidur, letih, dorongan libido
menurun.
5) Fase acceptance
a. Pikiran pada objek yang hilang berkurang.
b. Verbalisasi ;” apa yang dapat saya lakukan agar saya cepat
sembuh”, “ yah, akhirnya saya harus operasi.
16
a. Pada masa anak-anak, kehilangan dapat mengancam kemampuan
untuk berkembang, kadang akan timbul regresi serta rasa takut
untuk ditinggalkan atau dibiarkan kesepian.“Lahir sampai usia 2
tahun” Tidak punya konsep tentang kematian. dapat mengalami
rasa kehilangan dan dukacita. Pengalaman ini menjadi dasar untuk
berkembangnya konsep tentang kehilangan dan dukacita.”2 sampai
5 tahun”Menyangkal kematian sebagai suatu proses yang normal.
Melihat kematian sebagai sesuatu dapat hidup kembali.
Mempunyai kepercayaan tidak terbatas dalam kemampuannya
untuk membuat suatu hal terjadi.“5 sampai 8 tahun”Melihat
kematian sebagai akhir, tidak melihat bahwa kematian akan terjadi
pada dirinya. Melihat kematian sebagai hal yang menakutkan.
Mencari penyebab kematian. “8 sampai 12 tahun”Memandang
kematian sebagai akhir hayat dan tidak dapat dihindari. Mungkin
tak mampu menerima sifat akhir dari kehilangan. Dapat mengalami
rasa takut akan kematian sendiri.
2.3 KEMATIAN
2.3.1 pengertian kematian
Kematian Secara etimologi death berasal dari kata deeth atau deth
yang berarti keadaan mati atau kematian. Sedangkan secara
17
defenitif,kematian adalah terhentinya fungsi jantung dan paru-paru secara
menetap, atau terhentinya kerja otak secara permanen. Ini dapat dilihat
dari tiga sudut permanen. Ini dapat dilihat dari tiga sudut pandang
tentang defenisi kematian yakni pandang tentang kematian
jaringan,kematian otak,dan kerusakan otak yang tidak dapat pulih,dan
kematian klinik, yakni kematian orang tersebut.
2.3.2 Pandangan masyarakat tentang kematian
DULU SEKARANG
Tragis dan memilukan Menjadi hal yang patut di
bicarakan
Tabu untuk dibicarakan
Menimbulkan sindrom kesedihan Merupakan proses alami
dan ketakutan kehidupan
Selama tidak disukai Tidak menakutkan
Anak-anak tidak perlu Lebih rasional dan bijak dalam
mengetahui menghadapinya
Timbul karena perilaku buruk, Merupakan proses yang
pertengkaran,pembalasan dan progresif
hukuman Sesuatu yang harus dihadapi
b) Sulit berbicara
18
e) Otot rahang dan muka mengendur
B. Sirkulasi Melemah
a) suhu tubuh pasien tinggi, tetapi kaki, tangan, dan ujung hidung
terasa dingin dan lembap
19
b. Hilangnya respon terhadap stimulus eksternal.
20
21
2.4 ASUHAN KEPERAWATAN BERDUKA
2.4.1 Pengkajian
Pengkajian meliputi upaya mengamati dan mendengarkan isi duka cita klien:
apa yang dipikirkan, dikatakan, dirasakan, dan diperhatikan melalui perilaku.
Beberapa percakapan yang merupakan bagian pengkajian agar mengetahui
apa yang mereka pikir dan rasakan adalah :
1. Persepsi yang adekuat tentang kehilangan
2. Dukungan yang adekuat ketika berduka akibat kehilangan
3. Perilaku koping yang adekuat selama proses
22
- Faktor genetic: Individu yang dilahirkan dan dibesarkan di daam
keluarga yang mempunyai riwayat depresi akan sulit
mengembangkan sikap optimis dalam menghadapi suatu
permasalahan termasuk dalam menghadapi perasaan kehilangan
- Kesehatan jasmani: Individu dengan keadaan fisik sehat, pola
hidup yang teratur, cenderung mempunyai kemampuan mengatasi
stress yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang
mengalami gangguan fisik
- Kesehatan mental : Individu yang mengalami gangguan jiwa
terutama yang mempunyai riwayat depresi yang ditandai dengan
perasaan tidak berdaya pesimis, selalu dibayangi oleh masa depan
yang suram, biasanya sangat peka dalam menghadapi situasi
kehilangan
- Struktur kepribadiaan : Individu dengan konsep yang negatif,
perasaan rendah diri akan menyebabkan rasa percaya diri yang
rendah yang tidak objektif terhadap stress yang dihadapi.
7. Faktor presiptasi
23
dirasakan sangat menyakitkan.regresi dan disosiasi sering ditemukan
pada pasien depresi yang dalam. Dalam keadaan patologis mekanisme
koping tersebut sering dipakai secara berlebihan dan tidak tepat.
9. Respon spiritual
- Kecewa dan marah terhadap tuhan
- Penderitaan karena ditinggalkan atau merasa ditinggalkan
- Tidak memilki harapan; kehilangan makna
10. Respon fisiologis
- Sakit kepala, insomnia
- Gangguan nafsu makan
- Berat badan turun
- Tidak bertenaga
- Palpitasi, gangguan pencernaan
- Perubahan sistem imune dan endokrin
11. Respon emosional
- Merasa sedih, cemas
- Kebencian
- Merasa bersalah
- Perasaan mati rasa
- Emosi yang berubah-ubah
- Penderitaan dan kesepian yang berat
- Keinginan yang kuat untuk mengembalikan ikatan dengan
individu atau benda yang hilang
- Depresi, apatis, putus asa selama fase disorganisasi dan keputusas
aan
- Saat fase reorganisasi, muncul rasa mandiri dan percaya diri
12. Respon kognitif
- Gangguan asumsi dan keyakinan
- Mempertanyakan dan berupaya menemukan makna kehilangan
- Berupaya mempertahankan keberadaan orang yang meninggal
24
- Percaya pada kehidupan akhirat dan seolah-olah yang meninggal
adalah pembimbing
13. Pemerikaan fisik
Memeriksa tanada-tanda vital,tinggi badan,berat badan,dan tanyakan
apaakah ada keluhan fisik yang dirasakan klien.
14. Psikososial
- Genogram
Genogram menggambarkan klien dengan keluarga,dilihat dri pola
komunikasi,pengambilan keputusan dan pola asuh.
- Konsep diri
Gambaran diri
Tanyakan persepsi klien terhadap klien terhadap tubuhnya,bagian
tubuh yang disukai.reaksi terhadap bagian tubuh yang tidak
disukai dan bagian yang disukai.pada klien dengan kehilangan
dan berduka, klien menolak mlihat dan menyentuh bagian tubuh
yang berubah atau tidak menerima perubahan tubuh yang telah
terjadi atau yang aan terajadi,menolak penjelasan perubahan
tubuh,persepsi negative tentang tubuh,preokupasi dengan bagian
tubuh yang hilang,mengungkapkan perasaan keputusan
,mengungkapkan ketakutan.
Identitas diri
Klien dengan kehilangan dan berduka mengalami ketidakpastian
memandang diri,sukar menetapkan keinginan dan tidak mampu
mengambil keputusan.
Fungsi peran
Tugas atau peran klien dalam keluarga/pekerjaan/kelompok
masyarakat,kemampuan klien dalam melaksanakan fungsi atau
perannya,dan bagaimana perasaan klien akibat perubahan
tersebut.pada klien dengan kehilangan dan berduka bisa berubha
atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit,proses
25
menuah,putus sekolah,phk,perubahan yang terjadi saat klien sakit
dan dirawat.
Ideal diri
Harapan klien terhadap keadaan tubuh yang ideal, posisi, tugas,
peran dalam keluarga, pekerjaan atau sekolah, harapan klien
terhadap lingkungan, harapan klien terhadap penyakitnya,
bagaimana jika kenyataan tidak sesuai dengan harapannya.
Harga diri
Perasaan malu terhadap diri sendiri,rasa bersalah terhadap diri
sendiri,gangguan hubungan social,merendahkan
martabat,mencederai diri,dan kurang percaya diri
Hubungan sosial
Dalam setiap interaksi dengan klien,perawat harus menyadari
luasnya dunia kehidupan klien.siapa orang yang berarti dalam
kehidupan klien,tempat mengadu,berbicara,minta bantuan atau
dukungan baik secara material maupun non-material. Pada klien
kehilangan berduka sering menyendiri,cenderung menarik diri
dari lingkungan pergaulan,suka melamun,dan berdiam diri.
Spritual
Nilai dan keyakinan, kegiatan ibadah / menjalankan
keyakinan,kepuasan dalam menjalankan keyakinan.
- Status mental
Penampilan
Melihat penampilan klien dari ujung rambut sampai ujung
kaki.pada klien dengan kehlangan mengakami defisit keperawatan
diri (penampilan tidak rapi)
Pembicaraan
Tidak mampu melulai pembicaraan, berbicara hanya jika
ditanya.cara berbicara digambarkan dalam frekuensi (kecepatan,
cepat/lambat) volume (keras/lembut) jumlah (sedikit, membisu,
ditekan) dan karakteristiknya (gugup, kata-kata bersambung,
26
aksen tidak wajar). Pada pasien kehilangan dan berduka bisa
ditemukan cara berbicara yang pelan (lambat, lembut,
sedikit/membisu, dan menggunakan kata-kata simbolik).
Aktivitas motorik
Klien dengan kehilangan dan berduka cenderung lesu dan lebih
sering duduk menyendiri,berjalan pelan dan lemah.aktifitas
motorik menurun,kadang ditemukan hipoksinesia dan katalepsi.
Afek dan emosi
Klien dengan kehilangan dan berduka cenderung datar (tidak ada
perubahan roman muka pada saat ada stimulus yang
menyenangkan atau menyedihkan )dan tumpul (hanya bereaksi
bila ada stimulus emosi yang sangat kuat).
Interaksi selama wawancara
Klien dengan kehilangan dan berduka kontak mata kurang (tidak
mau menatap lawan biacara), merasa bosan dan cenderung tidak
kooperatif ( tidak konsentrasi menjawab pertanyaan pewawancara
dengan spontan). Emosi eksperesi sedih dan mengekspresikan
penolakan atau kesepian kepada orang lain.
Persepsi-sensori
Klien dengan kehilangan dan berduka berisiko mengalami
gangguan sensori/persepsi halusinasi.
Tingkat kesadaran
Pada klien dengan kehilangan dan berduka cenderung
bingung,kacau (perilaku yang tidak mengarah pada tujuan ) dan
apatis (acuh tak acuh ).
Memori
Klien tidak mengalami gangguan memori, dimana klien sulit
mengingat hal-hal yang telah terjadi oleh kareana menurunya
konsentrasi.
15. Tanda dan Gejala :
a. adanya ungkapan kehilangan
27
b. menangis
c. gangguan tidur
d. kehilangan nafsu makan
e. susah konsentrasi
f. karakteristik berduka yang berkepanjangan
g. Waktu mengingkari kenyataan kehilangan yang lama
h. sedih berkepanjangan
i. adanya gejala fisik yang berat
j. keinginan untuk bunuh diri
Isolasi diri
Berduka disfungsional
Kehilangan
28
2.4.4 Rencana Tindakan
Rencana tindakan keperawatan dirancang untuk menyelesaikan
masalah terjadi pada klien secara umum indicator keberhasilan dari
rencana tindakan adalah berkurangnya tanda dan gejala serta
meningkatkan kemampuan klien dalam mengontrol dan mengatasi
tanda gejala kehilangan berduka.
Tujuan tindakan keperawatan yang di lakukan :
1. Supaya pasien mampu mengidentifikasi kehilangan yang dihadapi
2. Supaya pasien mampu mengidentifikasi proses berduka yang
dialami
3. Supaya pasien mampu mengidentifikasi sifat keterikatan pada
benda yang hilang atau orang yang meninggal
4. Supaya pasien mampu mengidentifikasi reaksi awal yang dihadapi
29
3. Mempraktekan pada keluarga cara merawat pasien dengan
berduka berkepanjangan
4. Mengevaluasi kemampuan pasien yang berduka
5. Melakukan rujukan
1. Tahapan
a). Mengingkari (Denial)
Tindakan keperawatan:
Memberi kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan
perasaannya:
a. Secara verbal mendukung pasien tetapi tidak mendukung
denialnya
b. Tidak membantah denial pasien, tetapi menyampaikan fakta-
fakta, seperti pemakaman dilakukan jam lima sore
c. duduk disamping pasien
d. teknik komunikasi diam dan sentuhan
e. perhatikan kebutuhan dasar pasien
a. Marah (Anger)
Tindakan Keperawatan:
Mendorong dan memberi waktu pada pasein untuk
mengungkapkan kemarahan secara verbal tanpa melawan dengan
kemarahan:
a. Bantu pasien/ keluarga untuk mengerti bahwa marah adalah
suatu respon yang normal untuk merasakan kehilangan dan ketidak
berdayaan.
b. fasilitasi ungkapan kemarahan pasien dan keluarga
c. hindari menarik diri dan dendam karena pasien/keluarga bukan
sedang marah pada perawat
d. tangani kebutuhannya pada segala reaksi kemarahan
b. Tawar-menawar (Bergaining)
Tindakan Keperawatan:
30
Membantu pasien mengidentifikasi rasa bersalah dan perasaan
takutnya:
a. dengarkan dengan penuh perhatian
b. ajak pasien bicara untuk mengurangi rasa bersalah dan
ketakutan yang tidak rasional
c. berikan dukungan spiritual
c. Depresi
Tindakan Keperawatan:
a. mengidentifikasi tingkat depresi dan membantu mengurangi
rasa bersalah
b. Memberikan kesempatan pasien untuk mengkspresikan
kesedihannya
c. memberi dukungan non verbal dengan cara duduk disamping
pasien dan memegang tangan pasien
d. Hargai perasaan pasien
e. Bersama pasien membahas pikiran negative yang sering
muncul
f. Latih mengidentifikasi hal positif yang masih dimiliki
d. Penerimaan (Acceptance)
Tindakan Keperawatan:
a. Membantu pasien mengidentifikasi rencana kegiatan yang akan
dilakukan
b. Bantu keluarga dan pasien untuk bias mengerti penyebab
kematian
c. jika keluarga mengikuti proses penguburan maka dapat
dilakukan :
a) Ziarah (menerima kematian)
b) Melihatt photo-photo proses pemakaman
d. mengurus surat-surat yang diperlukan:
a) pensiun
31
b) menutup rekening (buku bank)
32
2. Klien mampu mengidentifikasi proses berduka yang dialami
3. Klien mampu mengidentifikasi sifat keterikatan pada benda yang
hilang atau orang yang meninggal
4. Klien mampu mengidentifikasi reaksi awal yang dihadapi
33
DAFTAR PUSTAKA
Sundeen And Stuart. (1995). Buku Saku Keperawatan Juwa Edisi 3 (Alih
Bahasa). Jakarta: Ecg.
34
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Proses Keperawatan Jiwa
FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
I. Identitas Klien
Nama : Ny. F (P) Umur : 56 tahun Nomor CM :
II. Alasan Masuk
Keluhan Utama : Klien mengatakan merasa sangat berduka dan kehilangan
Faktor Precipitasi : Klien mengatakan bahwa klien merasa kesepian dan sedih akibat
ditinggal oleh salah satu anak lelakinya, terlebih lagi anak lelaki Ny.F tersebut tidak
sakit tetapi karena meminum air es yang ada di kulkas. Klien selalu meyalahkan
dirinya sendiri karena menyimpan es didalam kulkas, maka dari itu klien tidak mau
makan apapun. Klien juga sering menangis dan merenung sendirian.
III. Faktor Predisposisi
1. Riwayat Penyakit Dahulu : Klien mengatakan bahwa ia pernah kehilangan orang
yang dicintainya dan juga pernah kehilangan anaknya tetapi tidak sebesar ini usia
anaknyadan Ny.F tidak pernah merasa seperti saat ini.
2. Pengobatan sebelumnya : Klien mengatakan tidak pernah mengkonsumsi maupun
menggunakan obat obatan sebelumnya.
3. Trauma :
Jelaskan No 1,2,3 : Klien mengatakan ia merasa sangat kehilangan dan klien pernah
mengalami hal ini tapi tidak pernah sesedih ini.
Masalah Keperawatan :
36
V Perubahan nutrisi: <kebutuhan tubuh
O Perubahan eliminasi feses
O Perubahan nutrisi : >kebutuhan tubuh
O Perubahan pola eliminasi uri
O Perubahan nutrisi : Potensial > kebutuhan tubuh
O Lain – lain, jelaskan ................
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram :
KET:
: Klien : Perempuan : Laki- laki
Jelaskan : Klien tinggal serumah dengan suami dan ketiga anaknya 2 laki-laki dan
1 perempuan. Klien adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Klien saat ini
berusia 56 tahun. Hubungan klien dengan keluarganya sangat erat dan sangat
baik. Orang terdekatnya adalah sang suami dan anak kesayangannya adalah anak
yang meninggal tersebut.
Masalah Keperawatan :
V Koping keluarga tidak efektif : ketidakmampuan
O koping keluarga tidak efektif :kompromi
O Koping keluarga : potensi untuk pertumbuhan
O lain-lain, jelaskan ..........................
2. Konsep Diri
a. Gambaran diri : Klien merasa tidak ada masalah dalam keadaan dirinya
b. Identitas diri : Klien adalah sebagai ibu rumah tangga, semenjak sang anak
lelaki meninggal klien lebih sering berdiam diri dikamar dan sering menangis
sendiri.
c. Peran : klien berperan sebagai ibu rumah tangga yang mengurusi segala
keperluan Ruamh.
37
d. Ideal diri : Klien berharap menyekolahkan semua anaknya setinggi-tingginya
karena dia merasa jangan sampai anak-anaknya seperti dirinya yang hanya
lulusan SMP
e. Harga diri : Klien merasa sangat terpuruk karena kehilangan anak Lelakinya
dan jarang berinteraksi dengan anak-anaknya. Bahkan klien sering murung
dan tiba tiba menangis saat berbicara kepada anak-anaknya saat mengingat
anak Lelakinya. Anak-anak dan suami klien selalu berusaha untuk
menenangkan dan menasehati klien yang sering berperilaku seperti ini.
Masalah Keperawatan :
O Pengabaian unilateral O Harga diri rendah kronik
O Gangguan citra tubuh V Harga diri rendah situasi
O Gangguan identitas diri O Lain-lain, jelaskan ....................
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti : klien saat ini hanya memilki Suami dan 2 anak ( lelaki
dan perempuan ) yang sangat berarti.
b. Peran serta kegiatan kelompok/masyarakat : klien mengatakan dulu sering
menceritakan semua hal kepada suami dan anak-anaknya, namun saat
bercerita kepada anaknya yaitu seringkali pada anak Lelakinya yang sudah
meninggal, karena yang paling dekat dengan Ny.F adalah anak lelakinya
yang sudah meninggal tersebut.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : klien tidak mengikuti
kegiatan apapun diluar karena klien terus berkabung.
Masalah Keperawatan :
O Kerusakan komunikasi O Isolasi sosial
V Kerusakan interaksi sosial OLain-lain,jelaskan: ...............
4. Spiritual:
a. Nilai dan keyakinan : klien beragama islam dan yakin kepada Allah SWT
b. Kegiatan Ibadah : klien mengatakan selalu menjalankan kewajibannya dalam
beribadah dan mengatakan bahwa dalam doanya klien terus berandai andai.
Masalah Keperawatan :
O Disstress spiritual O Lain-lain, jelaskan ..........................
VI. STATUS MENTAL
38
1. Penampilan :
Bagaimana penampilan klien dalam hal berpakaian, mandi, makan, toilet training
dan pemakaian sarana prasarana atau instrumentasi dalam mendukung
penampilan, apakh klien :
V Tidak rapi O Penggunaan pakaian tidak sesuai
O Cara berpakaian tidak seperti biasanya
O Lain-lain, jelaskan : Klien berpenampilan tidak rapi dan pakaian yang
digunakan tidak sesuai.
Masalah Keperawatan :
O Sindroma defisit perawatan diri ( makan, mandi, toilet training, instrumentasi )
O Lain – lain, jelaskan, ...........................................................................................
2. Pembicaraan :
O Cepat O Keras Ogagap OInkoherensi
Oapatis V lambat O Membisu
O Tidak mampu memulai pembicaraan
OLain-lain, : klien menjelaskan dengan sangat lambat dengan raut penuh
kesedihan , dan menatap kebawah jarang kontak mata dengan orang lain.
Masalah Keperawatan :
O Kerusakan Komunikasi O Kerusakan kom.verbal
3. Aktifitas Motorik
V Lesu O Tegang OGelisah OAgitasi TIK
OGrimas Otremor OKompulsif
OLain – lain, jelaskan : ...............................................................
Jelaskan : Klien tampak lesu dan murung. Klien bergerak dengan sangat pelan.
Masalah Keperawatan :
O Risiko tinggi cidera OKerusakan mobilitas fisik
O Defisit aktivitas deversional/hiburan
4. Afek dan Emosi
a. Afek : Odatar O Tumpul V Labil
39
O Risiko tinggi cidera O Kerusakan komunikasi verbal
O Kerusakan komunikasi V Kerusakan interaksi sosial
O Lain-lain, jelaskan...
b. Alam perasaan ( emosi ) :
V Sedih O Ketakutan O Putus asa
Okuatir O Gembira
OLain –lain, jelaskan
Jelaskan : wajah klien tampak sedih dan murung jika bercerita tentang anak
lelakinya dia akan langsung menangis dan menyalahkan dirinya
Masalah keperawatan :
O Risiko tinggi cidera O Risiko diri menciderai diri
O Risiko diri menganiaya diri O Ansietas
O Ketakutan O Isolasi sosial
V ketidakberdayaan ORisiko tinggi mutilasi diri
OLain-lain, jelaskan : ............................................
5. Interaksi selama wawancara :
O Bermusuhan O Tidak kooperatif
O Mudah tersinggung V Kontak mata kurang
O Defensif O Curiga
O Lain-lain, Jelaskan : klien selalu berbicara sambil menunduk dan tidak mau
kontak mata secara langsung.
Masalah Keperawatan :
O Kerusakan komunikasi O Risiko tinggi penganiayaan diri
V Kerusakan interaksi sosial O Risiko tinggi mutilasi diri
O Isoalsi sosial O Risiko tinggi kekerasan
O Risiko membahayakan diri
O Lain-lain, jelaskan......................................
6. Persepsi – Sensori :
Apakah ada gangguan : O ada V tidak ada
Halusinasi : OPendengaran OPenglihatan
Operabaan OPengecapan
O Penghidu
Illusi : O ada V Tidak ada
O lain-lain, jelaskan : ................................................
40
Jelaskan : klien tidak ada gangguan ilusi maupun halusinasi
Masalah Keperawatan :
O Perubahan Persepsi Sensori ( pendengaran, penghilatan, perabaan, pengecapan,
ppenghidu )
O lain-lain, jelaskan :...............
7. Proses Pikir:
a. Proses Pikir ( Arus dan Bentuk Pikir ) :
O Sirkumtasial O Tangensial O Blocking
O Kehilangan asosiasi O Flight of idea
OPengulangan pembicaraan/perseverasi
O lain-lain, jelaskan : perseverasi yaitu pembicaraan yang berulang-ulang
Jelaskan : klien membicrakan tentang kematian suaminya berulang-ulang dan
selalu menyalahkan dirinya berulang kali.
b. Isi Pikir :
O Obsesi O Hipokondria
O Depersonalisasi O Pikiran Magis
O Ide terkait
c. Waham :
O Agama O Somatik
O Kebesaran O Curiga
O Nihilistik O Sisip pikir
O Siar pikir O Kontrol Pikir
O Lain –lain, jelaskan : .................
Jelaskan : ...........................................................................................................
..
Masalah Keperawatan
O Perubahan proses pikir, jelaskan ..............................
8. Tingkat Kesadaran :
O Bingung O Sedasi
O Stupor
O Lain-lain, jelaskan ...................................
Adakah gangguan orientasi ( disorientasi ) :
O Waktu O Orang O Tempat
Jelaskan : .......................................................................................................
41
Masalah Keperawatan :
O Risiko tinggi cidera
O Perubahan Proses pikir, jelaskan ............
O Lain-lain, jelaskan .................................................................
9. Memori :
O Ganggun daya ingat jangka panjang
O Gangguan daya jangka menengah
O Gangguan daya ingat jangka pendek
O Koafabulasi
O Lain-lain, jelaskan..
Jelaskan : .............................................................................................................
Masalah Keperawatan :
O Perubahan proses pikir, jelaskan .............................
10. Tingkat konsentrasi dan berhitung :
O Mudah beralih V tidak mampu berkonsentrasi
O tidak mampu berhitung sederhana
O Lain-lain, jelaskan ....................................................................
Jelaskan : klien selalu meminta pertanyaan untuk diulang dan tidak mampu
menjelaskan kembali pembicaraan yang sedang berlangsung
Masalah Keperawatan :
O Perubahan proses piker, jelaskan ……….
O Isolasi social
O Lain-lain, jelaskan ………...…………………………….
11. Kemampuan penilaian :
V Gangguan ringan O gangguan bermakna
O Lain –lain, jelaskan ..............
Jelaskan : klien dapat mengambil keputusan yang sederhana sedangkan pada
keputusan yang berat klien membutuhkan bantuan orang lain
12. Daya tilik diri :
O mengingkari penyakit yang diderita
O Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
V Lain-lain, jelaskan menyalahkan diri sendiri
Jelaskan : klien menyalahkan dirinya sendiri atas kematian anak lelakinya karena
menaruh es di dalam kulkas
42
Masalah Keperawatan :
O Ketidakefektifan penatalaksanaan regiment terapeutik
O Perubahan proses pikir, jelaskan ................................................................
O Ketidakpatuhan O Lain-lain, jelaskan .....................................................
VII. KEBUTUHAN PERENCANAAN PULANG
1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan :
Kemampuan memenuhi kebutuhan Ya Tidak
Makanan
Keamanan
Peawatan kesehatan
Pakaian
Transportasi
Tempat tinggal
Keuangan
Lain-lain
Jelaskan : Klien perlu dorongan dari keluarganya dalam melakukan aktivitas sehari-
hari supaya dapat mengalihkan masa berkabungnya
Masalah Keperawatan :
V Perubahan pemeliharaan kesehatan
O Perilaku mencari bantuan kesehatan
O Lain-lain, jelaskan ………………………………………………………….
2. Kegitan Hidup sehari-hari ( ADL ) :
- Perawatan Diri :
Kegiatan hidup sehari- hari Bantuan Total Bantuan Minimal
Mandi - -
Kebersihan - V
Makan - V
Buang air kecil / BAK - -
Buang air Besar / BAB - -
Ganti pakaian - -
Jelaskan : klien hanya perlu bantuan minimal dalam melakukan kebersihan dan
makan karena klien memerlukan dorongan dalam melakukan hal itu
Masalah Keperawatan :
O Perubahan pemeliharaan kesehatan O Sindroma deficit perawatan diri
O Perubahan eliminasi feses O Perubahan eliminasi urin
V Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah O Lain – lain
Jelaskan : ............................................................................................................
43
b. Nutrisi :
* Apakah anda puas dengan pola makan anda? O Puas V Tidak puas
Bila tidak puas, jelaskan : karena klien merasa tidak nafsu makan
* Apakah anda makan memisahkan diri ? O Ya V Tidak
Bila ya, jelaskan : ...........................................................................................
* Frekuensi makan sehari : 1 X
* Nafsu makan : Menurun
* Berat Badan : O Meningkat V Menurun
BB saat ini : 51 Kg, BB terendah : 48 Kg, BB tertinggi : 54 Kg
Jelaskan : klien mengatakan tidak nafsu makan
Masalah keperawatan :
V Perubahan Nutrisi : < kebutuhan tubuh
O Perubahan Nutrisi : > kebutuhan tubuh
O Perubahan Nutrisi : potensial > kebutuhan tubuh
O Lain – lain, jelaskan .......................................................................................
c. Tidur :
* Apakah ada masalah tidur? O Tidak ada V Ada, jelaskan klien mengalami
insomnia dan terkadang masih selalu terbayang-bayang putranya.
* Apakah merasa segar setelah bangun tidur? OSegar V Tidak segar, jelaskan klien
merasa pusing saat bangun tidur
* Apakah ada kebiasaan tidur siang? O Ya, lamanya : ....jam, V Tidak
* Apakah ada yang menolong anda mempermudah untuk tidur?
O Ada, jelaskan : .................... V Tidak ada
* Tidur malam jam : 23.00 bangun jam : 02.00 rata – rata tidur malam : 3-4 jam
* Apakah ada gangguan tidur? V Sulit untuk tidur O Bangun terlalu pagi
OSamnambulisme OTerbangun saat tidur Ogelisah saat tidur
OBerbicara saat tidur O Lain – lain, jelaskan : .........................................
Jelaskan : klien merasa sulit tidur karena teringat saat-sata denag putranya dan
terkadang masih selalu terbayang-bayang putranya.
Masalah Keperawatan : V Gangguan Pola Tidur, spesifiknya insomnia
45
IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
O Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya......................................
O Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya klien merasa sangan kehilangan
putranya tersebut sehingga sulit berinteraksi dengan lingkungannya.
O Masalah dengan pendidikan, spesifiknya ......................................................
O Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya .........................................................
O Masalah dengan perumahan, spesifiknya .....................................................
O Masalah dengan ekonomi, spesifiknya ..........................................................
O Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya .......................................
O Masalah lainya, spesifiknya ..........................................................................
Masalah Keperawatan :
Operubahan pemeliharaan kesehatan Oenuresis maturasi
Operubahan pada eliminasi urin Oketidakberdayaan
Operubahan pada eliminasi urin ( retensi uri ) Okeputusasaan
Operubahan pada eliminasi urin ( inkontinensia total ) O perubahan kinerja peran
Operubahan eliminasi urin(inkontinensia disfungsional) Osindroma stres relokasi
Operubahan eliminasi urin(inkontinensia refleks) O Perilaku mencari bantuan
Operubahan eliminasi urin(inkontinensia stres) Ogangguan konsep diri
O gangguan konsep diri ( Gg. Citra tubuh )
O gangguan konsep diri ( Gg. Identitas diri )
O gangguan konsep diri ( gg. Harga diri )
O gangguan konsep diri ( gg. Harga diri rendah kronik )
O gangguan konsep diri ( Gg. Harga diri rendah situasional )
O lain – lain, jelaskan ............................................................................................
47
XIV.POHON MASALAH
Isolasi diri
Berduka
Disfungsional
Kehilangan
XV. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS
1. Berduka Disfungsional
AXIS
Masalah : Berduka
Label : Disfungsional
Aktual : Berduka
48
RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Ny F Ruangan :
Nomor RM : Diagnosa Medis :
Rencana Tindakan Keperawatan Rasional
Diagnosa
Tujuan Kriteria Evaluasi Tindakan Keperawatan
DX KEP 1 TUM : NOC NIC 1. Klien mengalami reaksi
Berduka Klien dapat Setelah dilakukan 1. Identifikasi tanda berduka, emosional dalam kisaran luas
Disfungsional menuntaskan tindakan keperawatan seperti syok, penyangkalan, rasa terhadap kehilangan.
Duka cita 2x24 jam diharapkan marah, dan depresi. 6. Mengetahui perasaan klien
klien dengan kriteia 2. Anjurkan untuk dan orang terdekatnya serta
TUK : hasil mengekspresikan kesedihan, menganjurkan
Klien dapat 1. Verbalisasi duka cita, rasa bersalah, dan pengekspresian perasaan
menerima dan penerimaan ketakutan diantara klien, orang dapat memberikan dukungan
memahami meningkat terdekat, dan teman. yang tepat
suatu peristiwa 2. Kemampuan 3. Libatkan orang terdekat dalam 7. Berbagi pengambilan
(kehilangan) menghargai diri pengambilan keputusan dan keputusan klinis dengan klien
secara sadar sendiri meningkat perencanaan untuk perawata dan orang terdekatnya akan
atau tidak sadar 3. Verbalisasi perasaan klien. menetapkan hubungan
untuk sedih dan bersalah 4. Atur kunjungan oleh individu terapeutik dan mmberikan
menurunkan menurun atau hilang yang mengalami gangguan sesasi kontrol terhadap
49
kecemasan 4. Sikap menarik diri serupa. penatalaksanaan situasi
sebagai proses menurun atau hilang 5. Kosultasikan dan rujuk ke kesehatan
normal berduka (PPNI T. P., 2019) perawat psikiatrik, pekerja sosial, 8. Berbicara dengan orang lain
psikiater, dan pemuka agama yang memiliki perasaan dan
(Doenges, 2018) ketakutan yang serupa dapat
membantu klien mencapai
penerimaan realita
9. Membantu klien dalam
menghadapi kedukacitaan
dari bantuan suportif dan
konseling dalam menghadapi
perubahan ini serta di masa
mendatang.
(Doenges, 2018)
50
a. Berduka Disfungsional
sopan
51
nama panggilan yang disukai
klien
– tandanya.
kemampuan klien
mengungkapkan perasaannya
TUK 3 :
52
orang lain
untuk mengungkapkan
perasaannya tentang
keuntungan berhubungan
tentang manfaat
lain.
lain.
lain.
terhadap kemampuan
mengungkapkan perasaan
53
lain
TUK 4 :
orang lain.
dirumah nanti.
orang lain.
kelompok
54
DOKUMENTASI
55
56
57