BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Umum
Peng
Pengan
angk
gkut
utan
an sedim
sedimen
en meru
merupa
paka
kan
n peng
penget
etah
ahua
uan
n yang
ang bert
bertuj
ujua
uan
n untu
untuk
k
mengeta
mengetahui
hui suatu
suatu sungai
sungai dalam
dalam keadaa
keadaan
n terten
tertentu
tu apakah
apakah akan
akan terjad
terjadii pengge
penggerusa
rusan
n
(degradasi),
(degradasi), pengendapan (aggradasi),
(aggradasi), atau mengalami angkutan sedimen (aquilibrium
transport) dan
transport) dan untuk memperkirakan kuantitas yang terangkut dalam proses tersebut..
Keadaan-keadaan yang menentukan pengangkutan :
a. Sifat-sifat aliran air
b. Sifat-sifat sedimen
c. Pengaruh timbal-balik (inter-action)
Sungai
Sungai disebu
disebutt dalam
dalam keadaa
keadaan
n seimban
seimbang
g jika
jika sedime
sedimen
n yang
yang melewat
melewatii suatu
suatu
penampang sungai tetap, atau dengan kata lain debit sedimen (sediment discharge) yang
discharge) yang
masuk sama dengan debit yang keluar didalam satu satuan waktu. Keadaan dimana
jumlah debit sedimen yang masuk sama dengan yang keluar didalam satu satuan waktu
disebut Debit Sedimen Seimbang (se!.
Suatu sungai dikatakan mengalami pengendapan jika sedimen yang masuk (s!
lebi
lebih
h besar
besar dari
dari debi
debitt sedi
sedime
men
n seim
seimba
bang
ng (se
(se!! dalam
dalam satu
satu satu
satuan
an wakt
waktu.
u. Pros
Proses
es
pengendapan (aggradasi) ini
(aggradasi) ini akan mengurangi kemiringan dasar sungai (pendangkalan!
dan mungkin akan menyebabkan terjadinya proses pelebaran sungai.
Dan sebaliknya, sungai akan mengalami degradasi jika keadaan debit sedimen
yang masuk (s! lebih ke"il dari debit sedimen seimbang (se! dalam satu satuan
waktu. Proses ini akan menyebabkan terjadinya penurunan ele#asi sungai, sehingga
kemiringan
kemiringan dasar sungai akan menjadi "uram. Peristiwa ini biasanya
biasanya akan terjadi pada
hilir bangunan bendung,
bendung, bendungan atau bangunan-bangunan
bangunan-bangunan pengatur sungai.
suspended load
keterangan :
- Suspended load , yaitu sedimen yang bergerak diatas dasar se"ara melayang dimana
berat partikel dikompensasi oleh turbulensi aliran.
- Bed load , yaitu
yaitu sedime
sedimen
n yang
yang berger
bergerak
ak didasar
didasar se"ara mengg
menggelin
elindin
ding
g (rolling),
menggeser (sliding), atau
(sliding), atau melon"at (jumping).
- Wash load
loa d , yaitu sedimen yang butirannya sangat halus bergerak melayang di bagian
atas aliran dan tidak mengendap di dasar sungai.
2.2.2. Bentuk dan Ukuran Sedimen
)entuk
)entuk partik
partikel
el dari
dari sedime
sedimen
n alam berane
beraneka
ka ragam
ragam dan tidak
tidak terbat
terbatas.
as. kura
kuran
n
partikel sedimen itu sendiri belum "ukup untuk menjelaskan butir-butir sedimen. Sifat-
sifat yang paling penting dan berhubungan dengan angkutan sedimen adalah bentuk dan
kebula
kebulatan
tan butir
butir (berda
(berdasark
sarkan
an pengam
pengamatan
atan , µ!. )entuk
)entuk butira
butiran
n dinya
dinyatak
takan
an dalam
dalam
kebulatannya yang didefinisikan sebagai perbandingan daerah permukaan yang bulat
dengan #olume yang sama dari butiran dengan daerah permukaan partikel.
%
Daerah permukaan sulit ditentukan dan isi butiran relatif ke"il, sehingga Wadell
mengambil
mengambil pendekatan
pendekatan untuk
untuk menyatakan
menyatakan kebulatan.
kebulatan. Kebulatan dinyatakan
dinyatakan sebagai
sebagai
perbandingan diameter suatu lingkaran dengan daerah yang sama terhadap proyeksi
butiran dalam keadaan diam dan ruang terhadap muka yang paling besar kepada
diamet
diameter
er yang
yang paling
paling ke"il
ke"il atau
atau dengan
dengan kata
kata lain
lain kebula
kebulatan
tan digamb
digambark
arkan
an sebaga
sebagaii
perbandingan radius rata-rata kelengkungan setiap butir terhadap radius lingkungan
yang paling besar (daerah proyeksi atau bagian butiran melintang!.
)entuk partikel dinyatakan sebagai suatu faktor bentuk (S!, yaitu :
S / "*(ab!&.0
dimana :
a : sumbu terpanjang
b : sumbu menengah
c : sumbu terpendek
ntuk partikel berbentuk bola S / %, sedangkan untuk pasir alam S / &.1.
Pengaruh
Pengaruh bentuk
bentuk terhadap
terhadap karakteristi
karakteristik
k hidraulis
hidraulis dari partikel*but
partikel*butiran
iran (yaitu
(yaitu ke"epatan
ke"epatan
jatuh ataupun hambatan! tergantung pada angka Reynold
angka Reynold .
Partikel-partikel sedimen alam memiliki bentuk yang tidak teratur. 2leh karena
itu setiap panjang dan diameter akan memberikan "iri kepada bentuk kelompok butiran.
3abel .%. memperlihatkan skala kelas pengelompokan partikel yang diusulkan oleh
peraturan geofisika +merika
+merika (4ane, %561!.
Dalam peristilahan sedimen digunakan tiga ma"am diameter yaitu:
a. Diameter saringan (D!, adalah panjang dari sisi lubang saringan dimana suatu partikel
dapat melaluinya.
b. Diameter sedimentasi (Ds!, adalah diameter bulat dari partikel dengan berat spesifik
dan ke"epatan jatuh yang sama pada "airan sedimentasi dan temperatur yang sama pula.
". Diameter nominal (Dn!, adalah diameter bulat suatu partikel dengan #olume yang
- sand : &&& 9 7 µ
- silt : 7 9 6 µ
- clay : 6 - &.6 µ
Penentuan
Penentuan ukuran boulders,
boulders, cobbles dan grael
dan grael dilakukan dengan pengukuran
lang
langsu
sung
ng dari
dari pada
pada isi
isi atau
atau bebe
beberap
rapaa diam
diamet
eter
er.. !rae
raell dan sand dengan
dengan analisa
mikroskopik atau "ara sedimentasi.
3abel .%. +meri"a eophysi"al nion (+! grade s"ale for parti"le si;es
Si;es 'lass
<illimete)s <i"ro$s =n"hes
Pada umumnya sedimen berasal dari desintegrasi atau dekomposisi dari batu-
batuan, baik yang diakibatkan oleh angin atau air. Suatu misal: clay adalah
clay adalah fragmen-
fragmen dari feldspar dan mika, silt adalah silikat, pasir adalah kwarts. Kerikil adalah
pe"ahan-pe"ahan yang "ukup berarti dari batu-batu asal. Boulders adalah
adalah segala
segala
komponen dari batu asal (batu-batu besar!.
@apa
@apatt massa
massa buti
butiran
ran-bu
-buti
tiran
ran sedim
sedimen
en (A 6 mm!
mm! umum
umumny
nyaa tida
tidak
k bany
banyak
ak
berselisih. @apat massa rata-rata dapat diambil ρs / 70& kg*m 8 hal ini dikarenakan
kwarts
kwarts adalah
adalah yang
yang paling
paling banya
banyak
k terdap
terdapat
at dalam
dalam sedime
sedimen
n alam.
alam. )ila
)ila dinya
dinyataka
takan
n
sebagai spesi"ic
sebagai spesi"ic gra"ity (s!,
gra"ity (s!, maka besarnya / ,70. ntuk "lay, ρ berkisar antara 0&& -
1&& kg*m 8.
2. Berat Sesifik (Specific Grafity)
)erat spesifik adalah perbandingan gaya gra#itasi antara benda dan air pada
3abel
3abel .. Eumlah angkutan sedimen setahun
Sedimen +liran masuk
Suspended load )ed load Eumlah
Sub 7 8 7 8
( %& ! m *th ( %& ! m *th ( %& 7 ! m8*th
basin
s.b )rantas &,> &,6% %,8
%0
Dari tabel .. dapat dilihat bahwa angkutan *bed load* untuk sungai )rantas
sebesar 0& dari jumlah suspended load* yaitu &,6% juta m 8*th, sedangkan yang
terjadi pada sungai 4esti besarnya & dari jumlah *suspended load*, sehingga jumlah
*bed load* yang terangkut &,1 juta m 8*th. $ilai 0& serta & ke"uali berdasarkan
konsentrasi sedimen *suspended load*, data material dasar sungai dan material
*suspended* nilai tersebut diambil dengan mempertimbangkan keadaan penampang
kedua sungai tersebut, karena pada umumnya sungai dangkal yang lebar akan membawa
*bed load* lebih besar bila dibandingkan dengan sungai dalam yang sempit.
%. Ke#eatan Enda & Settling Velocity'
Ke"epatan endap (w! sangat penting dalam masalah suspensi dan sedimentasi.
Ke"epatan arus kritis untuk menggerakkan butiran di dasar serta perkembangan
konfigurasi dasar sungai sering dihubungkan dengan ke"epatan endap. Ke"epatan
ditentukan oleh persamaan keseimbangan antara berat butir dalam air dan hambatan
selama butir mengendap.
)erat butir di air / gaya hambatan
π
+ 8( ρs − ρ w) . g / gaya berat
7
% π
, + = ρ wW
. . + / gaya hambatan
6
dengan :
F / ke"epatan jatuh butiran
'D / koefisien hambatan (drag coe""isien!
G / (Gs-Gw!*Gw
2.2.%. Distri(usi )rekuensi Ukuran Butiran Sedimen
%7
Dari penyaringan atau distribusi ukuran butiran sedimen yang dapat diperoleh
biasanya dinyatakan dengan hubungan distribusi antara persen berat dan ukuran butiran.
Distribusi ukuran butiran kumulatif dari hampir semua sedimen dapat digunakan
pendekatan distribusi log normal.
Distribusi log normal akan memberikan garis lurus jika kertas probabilitas
logaritma digunakan.
Dari definisi ukuran komulatif dalam bentuk diameter dapat didefinisikan ()reuser,
.$.': %515! :
+ atau +m =
∑ pi +i
i
∑ pi i
dengan :
pi / butiran dengan diameter Di
+i / rata-rata geometrik batas ukuran dari butiran yang dapat juga dinyatakan dengan
Dp bila menunjukkan diameter "ampuran dengan syarat P lebih ke"il Dp.
+m / diameter tengah.
$ilai distribusi rerata geometrik diameter adalah ()reuser, .$.': %515! :
Dg / D>6 . D%7
Hang nilainya menyamai Dm untuk distribusi log normal.
Standar de#iasi geometri ()reuser, .$.': %515! :
+>6
σ g =
+%7
yang mengalir berbeda-beda sesuai dengan ukuran butira dan distribusi ukuran pada
sedimen.
ntuk sedimen kasar misalnya pasir dan kerikil, gaya penahan gerakan terutama
disebabkan oleh berat partikel. Sedimen halus yang mengandung sedikit lumpur atau
tanah liat ataupun keduanya, "enderung bersifat kohesif dan menahan gerakan dengan
gaya kohesinya daripada dengan gaya berat butir se"ara indi#idu.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada sekelompok sedimen atau
butiran halus akan digerakkan sebagai satu kesatuan, sedangkan pada sedimen kasar
yang bersifat non kohesif digerakkan sebagai butiran-butiran yang bebas.
)ila gaya hidrodinamik bekerja pada suatu butiran dari sedimen atau agregat dari
partikel sedimen non kohesif telah men"apai suatu nilai yang bila bertambah sedikit saja
akan menyebabkan partikel atau butiran bergerak, dikatakan sebagai keadaan kritis. )ila
kondisi kritis tersebut men"apai suatu nilai atau besaran sebesar gaya geser dasar
saluran, maka ke"epatan rata-ratanya telah men"apai kondisi kritis. Pada kondisi ini
aliran berkompeten untuk menggerakkan butiran sedimen.
2.3.2. Dasar Te"ri
Pada sekelompok sedimen atau butiran halus akan digerakkan sebagai satu
kesatuan, sedangkan pada sedimen kasar yang bersifat non kohesif digerakkan sebagai
butiran-butiran yang bebas.
+pabila gaya hidrodinamik bekerja pada suatu butiran dari sedimen atau agregat
dari partikel sedimen non kohesif telah men"apai suatu nilai yang bila bertambah sedikit
saja akan menyebabkan partikel atau butiran bergerak, dikatakan sebagai keadaan kritis.
)ila kondisi kritis tersebut men"apai satu nilai*besaran sebesar gaya gesek dasar
saluran, maka ke"epatan rata-ratanya telah men"apai kondisi kritis. Pada kondisi ini
aliran berkompeten untuk menggerakkan butiran sedimen.
Pada awal gerak butiran gaya yang ditumbulkan oleh aliran air adalah seimbang
dengan gaya hambatan dari butiran atau sedimen dasar. ntuk butiran sedimen kohesif,
parameter penting didalam menetukan awal gerak sedimen adalah konsentrasi atau rapat
massa dari endapan dasar.
Definisi dari awal gerak sedimen :
%. )ila satu partikel telah bergerak
%
= %,& log
& cr 7.h
( ∆. g . + !% * +
dengan :
& cr / ke"epatan kritis rata-rata (m*dt!
h / kedalaman aliran (m!
D / diameter material (m!
g / per"epatan gra#itasi (m*dt!
G / (Ls 9 Lw!*Lw
Ls / rapat massa material (kg*m8!
Lw / rapat massa air (kg*m8!
2. Goncharov
!oncharo memberikan persamaan sebagai berikut :
= &,10 log
& cr >,>.h
untuk batuan diam
(∆. g . + !% * +
& cr
= %,&1 log
>,>.h
untuk keadaan kritis
( ∆. g . + !%*
+
3. Levi
/ei memberikan persamaan sebagai berikut :
&,
= %, 6& log
& cr h
( ∆. g . + !% * +
%. Isbach
sbach (%580! memberikan hubungan empiris dengan mengabaikan harga h*D
untuk stabilitas batuan pada dasar sebagai berikut :
"r / %, ( G g D! %* / %,1 (G g D! %*
Sedangkan untuk ke"epatan kritis batuan pada pun"ak dam adalah :
"r / &,>7 ( G g D! %* / %, (G g D! %*
/. Maynord
akan menghasilkan tekanan dasar yang dirumuskan dalam bentuk : τo / ρw .gh=.
)anyaknya rumus yang dapat digunakan untuk menghitung ankutan sedimen
sejak Du )oys (%>15! menyajikan hubungan gaya seretnya (tractie "orcerelation).
<asalah yang sering dihadapi adalah dalam memilih satu atau beberapa rumus yang
sesuai untuk dipakai dalam meme"ahkan suatu masalah. Pemilihan ini tidak dapat
se"ara langsung dilakukan selama hasil dari beberapa formula yang digunakan
menunjukkan perbedaan yang besar. 2leh karena itu, penetapan rumus yang akan
digunakan harus terlebih dahulu dibandingkan dengan hasil obser#asi langsung debit
sedimen di sungai yang akan ditinjau.
=ntensitas angkutan sedimen total pada suatu penampang sungai atau saluran
adalah banyaknya sedimen yang lewat pada penampang tersebut per satuan waktu
(dapat dinyatakan dalam berat : $*det atau #olume per satuan waktu : m 8*det!. =ntensitas
8
total dari suatu angkutan dianggap sebagai penjumlahan antara angkutan bed load dan
angkutan suspended load0 3tot / 3 b O 3s
ntuk perhitungan angkutan sedimen ini kita harus mengadakan faktor koreksi
yang disebut ripple "actor ( µ ! dimana :
µ = λ P * λ = (, * , P ! 8 *
keterangan :
λ Q / 'Q / intensie "riction "actor
λ / ' / transport "riction "actor
1. Ankutan material di dasar sunai (bed aterial transport)
Hang dimaksud bed material yang akan dibahas disini adalah bed load dan
suspended load . Kedua muatan sedimen ini dipengaruhi oleh proses erosi dan deposisi.
Dari hasil pengamatan di lapangan dan beberapa per"ontohan telah diketahui bahwa
hubungan antara angkutan sedimen dengan keadaan aliran di dasar sungai adalah
tekanan geser dasar (bed shear test) yang terdiri dari "orm drag dan roughness drag.
Dari kedua pengamatan tersebut telah diketahui pula bahwa proses pengangkutan dan
keadaan aliran sangat tergantung dari roughness drag, sedang "orm drag sama sekali
tidak berperan.
Kedalaman air (h!dan kemiringan dasar sungai akan menghasilkan tekanan dasar
yang dirumuskan dalam bentuk : G & / Lw . g . h .=
=ntensitas angkutan sedimen total pada suatu penampang sungai*saluran adalah
banyaknya sedimen yang lewat pada penampang tersebut per satuan waktu (dapat
dinyatakan dalam berat : $*dt atau #olume pe rsatuan waktu : m 8*dt!. =ntensitas total
dari suatu angkutan dianggap sebagai penjumlahan antara angkutan bed load dan
angkutan suspended load :
3total / 3 b O 3s
ntuk perhitungan angkutan sedimen ini kita harus mengadakan fa"tor koreksi
yang disebut Ripple 1ator (G!, yaitu :
R / Q* / ('Q*'! 8*
dengan :
Q / 'Q / "riction "actor intensi"
λ / ' / "riction "actor angkutan
6
2. !ed load
Dalam menghitung angkutan sedimen kesulitannya tidak ada aturan tertentu,
sehingga kita mengikuti aturan-aturan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya.
Se"ara umum intensitas angkutan sedimen dirumuskan sebagai berikut :
G / S*(g.G.D 8!%*
Dengan :
S / #olume angkutan teoritis
D / diameter butiran
G / (Ls 9 Lw!*Lw
Kon#ersi total #olume : S*(%- ∈ ! sebagai hasil akhir.
dengan :
∈ / porositas
=ntensitas pengaliran : 2 # &34 $ 2g+
2 (nilai efektif dari G!
Suatu formulasi yang lengkap tentang gerak bed load harus men"akup semua
#ariable dari pada pengaliran dan sedimen. +kan tetapi umumnya rumus-rumus tidaklah
demikian. Sebagian besar rumus-rumus menggunakan parameter yang menentukan
keadaan batas dimana tidak terjadi angkutan, misalnya :
%. t 5 6 t (tegangan super kritis!
. 75 6 7c (debit kritis!
8. & 5 6 &c (ke"epatan kritis!
3. S"spended load
Suspended load dapat di"ari dengan mengukur ; dan '; (konsentrasi suspended load)
yang dirumuskan sebagai berikut :
h
Ss = ∫ ,8 .&c.d8
&
dengan :
'; / konsentrasi suspended load
; / ke"epatan aliran pada ;
2.%.2. $et"de *er-itunan Ankutan $uatan La0an & S"spended load '
0
<uatan layang ( suspended load !, yaitu partikel yang bergerak dalam pusaran
aliran yang "enderung terus menerus melayang bersama aliran. kuran partikelnya
lebih ke"il dari &,% mm. (Priyantoro,Dwi:%5>1!
<uatan layang tidak berpengaruh terhadap alterasi, tetapi dapat mengendap di
muara-muara sungai ataupun dasar waduk yang dapat menimbulkan pendangkalan dan
akhirnya menyebabkan berbagai masalah.
3ransportasi suspended load dapat dimengerti se"ara mudah dan dapat
digambarkan dengan metode teoritis, didasarkan pada teori turbulen dan metode yang
sangat bagus yang telah ada untuk menghitung distribusi relatif konsentrasi suspended
load yang melebihi kedalaman saluran. Kapasitas suspended load telah diformulasikan
oleh ?an @ijn (%5>6! sebagai berikut (Pilar";yk,%550 : 5! :
+0& ; %,0
= &,&%0 dengan a # s atau a # 5,< ∆ "
a +>&,8
; =
(& ) − (& )
&
&c
(& ) c
S S
& − & , +0& &,7
= &,&% . ( +& )
& .h
g . +0& .( s − %) h
ρ / densitas air
S / Z(G . g . D 0&8!%*
Z / 0 ([Q!%,8([-&,&8>!
[ / R @ %*GD 0&
R / ('*'Q!8*
'Q/ %> log %@*D 5&
, = & *( R.- !% *
dengan :
S / #olume total angkutan sedimen (m8*dt*m!
Z / intensitas angkutan sedimen
[Q / gaya geser
R / ripple fa"tor
' / koefisien "he;y (m%**dt!
D / diameter butiran (mm!
G / (Ls 9 Lw!*Lw
K n
S / ! gr B& B+0& B(& * & !
+ / &,8*(Dgr !%* O &,%6
m / 5,77*Dgr O %,86
n / % 9 &,07 log %& Dgr
%. Kika5a 6 As-ida
Parameter yang digunakan :
S / (&,051 N & . !*G g Lw
N& / Lw . g . @ . =
/ (g . @ . =!%*
/ N&*Lw / g.@.=
dengan :
S / #olume total angkutan sedimen (m8*dt*m!
/ ke"epatan geser (m*dt!
Lw / kerapatan air / %&&& kg*m8
@ / jari-jari hidrolis (m!
' / koefisien "he;y (m%**dt!
87
=ni juga akan di"ari pada kebanyakan waduk dimana kemiringan top side hampir
mendekati setengah kemiringan asal. arga ini #erifikasi kemiringan yang dihitung
dengan kemiringan di atas.
dengan :
S / 3otal sedimen yang didepositkan pada waduk
o / Ule#asi nol asli pada Dam
Ho / Ule#asi nol pada Dam sesudah periode pemasukan sedimen
+ / Daerah permukaan waduk
dy / 3ambahan kedalaman
/ 3otal kedalaman waduk pada permukaan air normal
K / Konstan bagian untuk memasukkan daerah sedimen relatif ke area yang
sebenarnya untuk waduk
a / +rea sedimen relatif.
Dengan integrasi dan penyederhanaan persamaan ini, hubungan berikutnya
dapat dikembangkan :
% − o S − o
=
ao ΗΑo
dengan :
#o / ?olume relatif waduk pada kedalaman nol baru
ao / +rea relatif waduk pada kedalaman nol baru
?o / ?olume total waduk pada kedalaman nol baru
/ Kedalaman asli waduk
+o / +rea total waduk pada kedalaman nol
78
S − pΗ
h% p /
ΗΑ pΗ
dengan :
p / Kedalaman relatif sebagai "ontoh beberapa bagian fraksional dari kedalaman
waduk yang diukur dari dasar sungai
?p / ?olume total waduk pada kedalaman p
+p / 3otal area waduk pada kedalaman p
=tu dapat dilihat dari persamaan bahwa hp sama dengan h % p pada ele#asi nol, Ho.
Dengan menggunakan data yang telah diopser#asi dari sur#ei waduk, kur#a
desain penyimpanan tak berdimensi digambarkan satu dari empat tipe waduk dan kur#a
ran"angan area yang diperoleh dari mereka.
)adan Sur#ey eologi +merika Serikat telah mengembangkan prosedur yang telah
dimodifikasikan oleh Uinstein untuk menghitung jumlah sedimen total yang mana
bergantung pada konsentrasi sedimen terbuang dan ukuran analisis dalam penambahan
data yang diminta oleh formula yang lain.