Anda di halaman 1dari 37

PERENCANAAN DAN PLAN OF ACTION (POA)

PROGRAM UKM ESENSIAL


PUSKESMAS PADASUKA TAHUN 2021

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Laboratorium Ilmu Kesehatan


Masyarakat

Pembimbing:
H. Sutedja,dr.,SKM

Disusun Oleh:
Arthika Rahayu Sukmawati
4151181506

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
JANUARI 2021
1. KIA-KB
Identifikasi Masalah
Tabel 3.21 Identifikasi masalah program KIA dan KB
Kegiatan Kesenjangan Kesimpulan
(%) (%) Tidak memenuhi
Kunjungan Ibu Hamil K4 -4,02
target
Pertolongan Persalinan oleh Tenaga
0 Memenuhi target
Kesehatan
Tidak memenuhi
Komplikasi Kebidanan yang Ditangani -14,8
target
Tidak Memenuhi
Pelayanan Nifas -14,1
target
Kunjungan Neonatal 1 (KN1) 2,9 Memenuhi target
Kunjungan Neonatal Lengkap (KN Tidak memenuhi
-9,81
Lengkap) target
Neonatus dengan Komplikasi yang Tidak memenuhi
-65,03
Ditangani target
Tidak memenuhi
Kunjungan Bayi -53
target
Tidak memenuhi
Pelayanan Anak Balita -45,3
target
Tidak Memenuhi
Peserta KB Aktif -19,58
target

Prioritas Masalah
Tabel 3.22 Identifikasi masalah program KIA dan KB
Kegiatan Variable Score Prioritas
Degree of unmeet need

Resource availibility
Technical feasibility
Social benefit
Prevalence
Severity
Kunjungan Ibu Hamil K4 1 4 3 4 3 3 108 3
Komplikasi Kebidanan yang
2 4 4 4 2 2 56 6
Ditangani
Pelayanan Nifas 2 3 4 4 3 3 117 2
Kunjungan Neonatal
5 3 4 4 3 3 144 1
Lengkap (KN Lengkap)
Neonatus dengan
2 4 4 4 2 2 56 7
Komplikasi yang Ditangani
Kunjungan Bayi 1 2 3 4 3 3 90 5
Pelayanan Anak Balita 5 2 2 3 3 3 108 4
Peserta KB Aktif 2 3 4 4 2 2 50 8

Input
a. Man
Jumlah tenaga kerja kesehatan di Puskesmas Padasuka yaitu dengan adanya 5
orang bidan.
b. Money
Pencairan dana terkadang tidak sesuai waktunya sehingga menghambat
pelaksanaan program.
c. Material: Tidak ada masalah
d. Machine: Tidak ada masalah
e. Method : Tidak ada masalah
f. Market
Kurangnya kepedulian dan kesadaran masyarakat diwilayah kerja Puskesmas
Padasuka dalam mengikuti program yang dilaksanakan dari Puskesmas, sehingga
ada beberapa program yang tidak memenuhi target.
g. Minute : Tidak ada masalah
Proses
a. Planning
Pembuatan rencana kerja disesuaikan dengan tujuan program KIA serta
mengacu pada target pencapaian yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota
Cimahi. Contoh upaya yang dilakukan untuk mencapai target diantaranya,
penyuluhan di posyandu dan puskesmas, serta kegiatan safari KB.
b. Organizing
Dalam pelaksanaannya, program KIA memerlukan kerjasama dan koordinasi
lintas program dengan program MTBS dan Gizi, sehingga penyampaian rencana
kerja dilakukan dengan pertemuan antarara para pemegang program.
c. Actuating
Kegiatan program KIA-KB dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan. Kemudian hasil laporan kegiatan dicatat dan dilaporan oleh kader ke
penanggungjawab program di Puskesmas. Pencatatan dan pelaporan juga
dilakukan oleh bidan swasta yang berada di wilayah kerja Puskesmas Padasuka,
kemudian data tersebut dikumpulkan oleh pemegang program.
d. Controlling
Pengawasan dilakukan langsung oleh kepala pemegang program dan
pembuatan laporan bulanan.
e. Evaluating
Hasil laporan kegiatan program KIA-KB didata secara baik kemudian
dibandingkan dengan target yang harus dicapai.

Output
a. Availability
Program KIA telah berjalan rutin, alat, tempat, dan tenaga pelaksanaan sudah
tersedia
b. Acceptability
Jenis pelayanan dapat diterima masyarakat karena ada tindak lanjut yang
berarti untuk masyarakat
c. Accessibility
Letak puskemas mudah dijangkau. Selain itu, terdapat posyandu-posyandu
yang membantu pelaksanaan program KIA.
d. Accountability
Program dapat dipertanggungjawabkan sesuai kebutuhan masyarakat.
e. Care
Perhatian penyelenggara terhadap pelaksanaan program cukup baik.
f. Continuity
Program berlangsung terus menerus dan berkesinambungan.
g. Competency
Pemegang program KIA adalah seorang bidan sehingga kemampuan dalam
melaksanakan program ini tidak menjadi masalah.

Analisis SWOT
Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu program di
Puskesmas Padasuka adalah sebagai berikut:
A. Strength
1. Lokasi Puskesmas yang strategis sehingga mudah dijangkau bagi masyarakat di
Puskesmas Padasuka
2. Program telah rutin dilakukan baik di Puskesmas maupun di Posyandu
3. Tenaga kesehatan untuk melaksanakan program KIA di Puskesmas Padasuka
cukup untuk melaksanakan program
4. Ketersediaan data, alat dan bahan yang mencukupi

B. Weakness
1. Pencacatan data masih menjadi kendala bagi puskesmas Padasuka.
2. Kurangnya pengetahuan, sikap, perilaku tentang kesehatan bayi dan balita, dan
dan bahaya keterlambatan imunisasi
C. Opportunity
Tersedianya sarana kesehatan yaitu Posyandu
D. Threats
Banyaknya praktek bidan atau dokter swasta terutama di wilayah Padasuka,
terkadang masyarakat lebih memilih melakukan pelayanan KIA di praktek bidan
atau dokter swasta.

.
POA KEGIATAN KIA-KB PUSKESMAS PADASUKA TAHUN 2021
Sumber Daya Indikator Waktu Penanggung
Kegiatan Tujuan Sasaran Target Alat Tenaga Keberhasilan Pelaksanaan
Jawab
Penyuluhan Untuk Nifas Meningkatkan Leaflet Bidan Penyuluhan Sesuai
tentang meningkatkan kesadaran , Poster atau edukasi jadwal
pentingnya pengetahuan masyarakat tersosialisasi posyandu
untuk kontrol masyarakat tentang kan kepada dan KIA
pasca tentang pentingnya seluruh ibu
kehamilan 6 pentingnya melakukan nifas yang Bd. Rina
jam–42 hari melakukan kontrol pasca ada di
sebanyak 3 kontrol pasca persalinan oleh lingkungan
kali oleh persalinan tenaga kerja PKM
petugas oleh tenaga kesehatan Padasuka
kesehatan kesehatan
Penyuluhan Untuk Ibu yang Meningkatkan Leaflet Bidan Penyuluhan Sesuai Bd. Rina
tentang meningkatkan memiliki kesadaran , Poster atau edukasi jadwal KIA
pentingnya pengetahuan neonatus masyarakat tersosialisasi dan
untuk kontrol masyarakat usia 0-28 tentang kan kepada Posyandu
neonatus tentang hari pentingnya seluruh ibu
sebanyak 3 pentingnya pemeriksaan yang
kali. kontrol / neonatus memiliki
pemeriksaan sebanyak 3 kali neonatus di
neonatus PKM
sebanyak 3 Padasuka
kali
2. Promosi Kesehatan
Identifikasi Masalah

Kesenjangan
Pencapaian

Cakupan
Sasaran

Target
NO Program Kesimpulan

Promosi Kesehatan Dalam Gedung

Komuniksi
40015 Tidak Memenuhi
1. Interpersonal dan 2328 5% 5,82%
orang ada target
Konseling (KIP/K)
Penyuluhan
Kelompok oleh 96 173 Tidak Memenuhi
2. 100% 180,21%
Petugas didalam kali kali ada target
Gedung Puskesmas
Institusi Kesehatan 1 1 Tidak Memenuhi
3. 100% 100%
ber-PHBS gedung gedung ada target

Promosi Kesehatan Dalam Gedung

Pengkajian dan Tidak


12991 7391
Pembinaan PHBS memenuhi
4. rumah rumah 100% 56,89% -43.11%
Di Tatanan Rumah target
tangga tangga
Tangga
Pemberdayaan Tidak
Masyarakat memenuhi
melalui target
5 Penyuluhan 12 7 100% 5,33% -41.67%
Kelompok oleh
Petugas di
Masyarakat
Pembinaan UKBM
dilihat melalui Tidak
6 persentase (%) 53 42 100% 79.25% -20.75% memenuhi
Posyandu Purnama target
dan Mandiri
Pemberdayaan
Masyarakat dilihat
Tidak Memenuhi
7 melalui Persentase 39 39 100% 100%
ada target
(%) Desa Siaga
Aktif
Pemberdayaan
Tidak
Individu/Keluarga 4256 95
8 100% 2.24% -97.76% memenuhi
melalui Kunjungan rumah rumah
target
Rumah

Prioritas Masalah

No Program Kriteria Hasil Ranking


Perkembangan (G)
Keseriusan (S)
Urgensi (U)
USG

Pengkajian dan
1. Pembinaan PHBS Di 3 3 2 8 II
Tatanan Rumah Tangga
Pemberdayaan
Masyarakat melalui
2. Penyuluhan Kelompok 3 2 1 6 III
oleh Petugas di
Masyarakat
Pembinaan UKBM
dilihat melalui
3. persentase (%) 2 1 1 4 IV
Posyandu Purnama dan
Mandiri
Pemberdayaan
Individu/Keluarga
4. 4 3 2 9 I
melalui Kunjungan
Rumah

Input (7M)
A. Man
Program promosi kesehatan di Puskesmas Padasuka dipegang oleh 1 orang dan
orang tersebut juga ikut membantu pelayanan di puskesmas. Jumlah tersebut masih
kurang memadai dalam melaksanakan program.
B. Money
Dana atau anggaran berasal dari Dinas Kesehatan. Sejauh ini dana atau anggaran
yang dibutuhkan sudah mencukupi tetapi terkadang dana yang disiapkan lambat
dalam hal pencairan.
C. Material
Alat-alat pendukung penyuluhan seperti spanduk dan poster untuk melakukan
penyuluhan sudah cukup memadai tetapi leaflet masih kurang jumlah dan jenisnya
karena jarang dibuat.
D. Machine
Peralatan yang digunakan untuk melakukan program penyuluhan salah satunya
berupa infocus. Infocus hanya berjumlah satu buah, sehingga masih ada keterbatasan
perlengkapan. Selain itu, ruangan yang digunakan sebagai tempat penyuluhan yaitu
ruang tunggu di dalam gedung puskesmas dan tidak cukup luas.
E. Methode
Metode penyuluhan yang digunakan kurang tepat karena tidak dilakukan secara
dua arah. Sebaiknya metode penyuluhan diperbaiki sehingga penyuluhan yang
dilakukan dapat lebih interaktif dengan melakukan tanya jawab secara langsung
antara penyaji dan pengunjung agar pengunjung lebih memahami materi yang
disampaikan.
F. Market
Sebagian besar pengunjung puskesmas yang mengikuti penyuluhan dirasakan
kurang antusias dan kurang peduli akan materi yang diberikan. Hal tersebut mungkin
saja terjadi akibat perhatian pengunjung yang terpecah karena bersamaan dengan
menunggu antrian. Selain itu, materi yang disampaikan kurang bervariasi. Kepedulian
dan kesadaran beberapa masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Padasuka juga masih
kurang dalam mengikuti program yang direncanakan dari puskesmas.
G. Minute
Waktu khusus yang tersedia untuk pelaksanaan program promkes ini masih
belum terjadwal. Pemilihan waktu penyuluhan sebaiknya harus lebih diperhatikan,
sehingga penyuluhan dapat dilakukan secara rutin dan teratur.

Proses (POACE)
A. Planning
1. Penyuluhan PHBS dilakukan baik didalam maupun diluar gedung.
2. Pembinaan kader.
3. Pembinaan peran aktif masyarakat.
4. Kerjasama lintas sektoral dengan pemerintah dan tokoh masyarakat setempat dan
pihak swasta.
5. Kerjasama lintas program dengan pemegang program Kesehatan Lingkungan,
Gizi, dan Kesehatan Ibu dan Anak.
6. Pencatatan dan Pelaporan.
B. Organizing
Dalam pelaksanaan program promosi kesehatan diperlukan kerjasama lintas
sektoral, program dan peran aktif agar dapat berjalan secara optimal dan mencapai
target yang ditentukan.
C. Actuating
1. Dilaksanakannya penyuluhan PHBS di Posyandu.
2. Dilaksanakan pembinaan kader.
3. Dilaksanakan pembinaan peran aktif masyarakat.
4. Dilaksanakan kerjasama lintas sektoral dengan pemerintah dan tokoh masyarakat
setempat serta pihak swasta.
5. Dilaksanakan kerjasama lintas program dengan pemegang program Kesehatan
Lingkungan, Gizi, dan Kesehatan Ibu dan Anak.
6. Dilaksanakan pencatatan dan Pelaporan.
D. Controlling
Pengawasan yang dilaksanakan Puskesmas Padasuka untuk pelaksanaan program
ini adalah pengawasan langsung oleh koordinator program Promosi Kesehatan yang
bertanggung jawab secara langsung kepada kepala puskesmas.

Output
A Availability
Program kesehatan sudah ada dan telah disusun secara sistematis agar dapat
digunakan di masyarakat.
B. Acceptability
Penerimaan tentang program promosi kesehatan oleh masyarakat di wilayah kerja
puskesmas dirasakan kurang baik dikarenakan ketidakpedulian dan ketidaksadaran
masyarakat mengenai manfaat program tersebut.
C. Accessibility
Kegiatan penyuluhan dapat dilakukan di Posyandu dan Puskesmas selama tenaga
kesehatan dari puskesmas memadai dan masyarakat mampu kooperatif dalam
melaksanakan program tersebut sehingga kegiatan mudah dijangkau oleh masyarakat.
D. Accountability
Pelaksana program promkes adalah SKM (Sarjana Kesehatan Masyarakat)
sehingga program dapat dipertanggungjawabkan sesuai kebutuhan masyarakat.
E. Care
Petugas puskesmas dan kader sudah memberikan pelayanan dan penyuluhan,
akan tetapi masih terdapat beberapa kekurangan terkait pemahaman dan aplikasi dari
program tersebut.
F. Continuity
Keberlangsungan kegiatan promosi kesehatan belum maksimal oleh karena
keterbatasan petugas.

G. Competency
Kemampuan petugas sudah sesuai dengan program promosi kesehatan tersebut
dikarenakan oleh latar belakang pendidikan yang sesuai.
H. Comprehensibility
Pemahaman mengenai kegiatan ini cukup mudah dimengerti, karena kegiatan
promkes ini dapat dilakukan dengan penyuluhan atau konseling tentang berbagai hal
mengenai kesehatan dengan sasaran masyarakat diwilayah puskesmas setempat yang
dapat pula dilakukan oleh kader, lalu dilakukan pencatatan dan pelaporan hasil
kegiatan.
Plan of Action Program Promosi Kesehatan
Tabel 1.1 Identifikasi Masalah Promosi Kesehatan Puskesmas Padasuka
Penyebab Masalah Pemecahan Masalah
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang Penyuluhan kepada masyarakat mengenai
pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat di program - program promosi kesehatan
tatanan rumah tangga

Tabel 1.2 Plan of action masalah promosi kesehatan Puskesmas Padasuka


Sumber Daya Indikator Waktu
Kegiatan Tujuan Sasaran Target
Alat Tenaga Keberhasilan Pelaksanaan
Penyuluhan Meningkatkan Rumah Mengertinya Edukasi Petugas Petugas promkes,
PHBS Di kesadaran tangga dan mengenai promkes kader, serta tokoh
Tatanan Rumah masyarakat masyarakat meningkatkan PHBS, dari masyarakat
Tangga tentang daerah kesadaran Leafleat puskesmas, mampu bekerja
pentingnya Padasuka masyarakat PHBS yang kader, serta sama dan rutin
perilaku hidup tentang diberikan tokoh melakukan 1x perbulan
bersih dan pentingnya perumah. masyarakat. edukasi untuk
sehat. PHBS mengingatkan
pentingnya PHBS
kepada
masyarakat.
Penyuluhan Meningkatkan Pengunjung Meningkatkan Leafleat, Petugas Petugas promkes 1x perbulan
PHBS di rasa kesadaran Posyandu pengetahuan Power Promkes mampu mampu
posyandu serta dan point / konsisten untuk
pengetahuan mengertinya Flipchard rutin melakukan
masyarakat masyarakat materi edukasi untuk
tentang tentang PHBS tentang mengingatkan
pentingnya PHBS, pentingnya PHBS
PHBS. kepada
masyarakat.
3. UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
(P2PM)
Identifikasi Masalah

Kesenjangan
Pencapaian

Cakupan
Sasaran

Target
NO Program Kesimpulan

PROGRAM IMUNISASI DASAR

Tidak
1. Cakupan BCG 1.258 1.233 98.01 98.00 -0,01% memenuhi
target
Tidak Memenuhi
2. Cakupan DPTHB 1 1.258 1.230 97.77 98.00
ada target
Tidak
3. Cakupan DPTHB 3 1.258 1.173 93.24 90.00 -3,24% Memenuhi
target
Tidak
4 Cakupan Polio 1.258 1.134 90.14 90.00 0,14% memenuhi
target
Tidak
5. Cakupan Campak 1.258 1.134 90.14 90.00 0,14% memenuhi
target
PROGRAM IMUNISASI LAINNYA

Tidak Memenuhi
6. Cakupan BIAS DT 770 692 89.87 95.00
ada target
Memenuhi
Tidak
7 Cakupan BIAS TT 1.530 1352 88.36 95.00 target
ada

CAKUPAN BIAS Tidak Memenuhi


8 770 722 93.77 95.00
Campak ada target
Cakupan
Pelayanan Tidak Memenuhi
9 1.383 1242 89.80 90.00
Imunisasi Ibu ada target
Hamil TT2+
Cakupan
Desa/Kelurahan
Tidak Memenuhi
10 Universal Child 2 2 100.00 100
ada target
Immunization
(UCI)
PENEMUAN DAN PENANGANAN PENDERITA PENYAKIT
Tidak
Cakupan Penderita
11 623 108 86.00% 17.3% -68.7% memenuhi
Pneumonia Balita
target
Cakupan
Tidak
Penemuan Pasien
12 67 22 70.00% 32.8% -37.2% memenuhi
batu TB BTA
target
Positif
Cakupan
Kesembuhan Tidak Memenuhi
13 36 31 85.00% 86.10%
Pasien TB BTA ada target
Positif
Cakupan Penderita Tidak
14 DBD yang 42 26 100% 61.90% -38.1% memenuhi
ditangani target
Cakupan Tidak
15 Penemuan 1332 899 75.00% 67.50% 7.5% memenuhi
Penderita Diare target

Prioritas Masalah
No Program Kriteria Hasil USG Ranking
Perkembangan (G)
Keseriusan (S)
Urgensi (U)
1 BCG 4 3 2 9 9
2 DPTHB1 4 4 4 12 4
3 DPTHB3 4 4 4 12 5
4 Polio 4 4 4 12 7
5 Imunisasi ibu hamil TT2+ 3 3 3 9 7
6 Pengendalian KLB 5 5 5 15 1
7 Surveilans terpadu penyakit 5 5 4 14 2
8 SKDR 5 5 4 14 3
Pelayanan kesehatan
9 4 4 3 11 7
terduga TB
Pengobatan semua kasus
10 4 4 4 12 6
TB
Keberhasilan pengobatan
11 3 4 4 11 8
semua kasus TB
Pelayanan kesehatan risiko
12 3 3 3 9 12
HIV
Pelayanan diare semua
13 3 4 3 10 11
umur
14 Pencegahan DBD 3 4 2 9 10

Analisis Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2PM)


Input
a. Man
Pemegang program untuk upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
dipegang oleh 1 orang dengan latar belakang pendidikan keperawatan, Pemegang
program dibantu oleh 2 orang yang memegang sub program di P2PM, yaitu TB paru,
diare, pneumonia dan DBD. Petugas program P2PM merangkap dengan program lain
dan jumlah petugas kesehatan dan kader masih terbatas.
b. Money
Tidak ada masalah yang dihadapi soal biaya, seluruh biaya ditanggung oleh
pemerintah baik pusat maupun daerah yang diberikan kepada Puskesmas Padasuka.
c. Material
Rapid Test dan Swab untuk deteksi Covid-19 sudah tersedia di Puskesmas Padasuka,
tetapi tidak sembarangan pasien dapat dilakukan pemeriksaan, perlu terdapat faktor
risiko untuk dilakukan pemeriksaan.
d. Machine
Pelaporan untuk saat ditemukannya Covid-19 sudah dapat dilakukan dengan berbagai
media, bisa melalui telfon ataupun online, di Jawa Barat sendiri terdapat aplikasi Pikobar
yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat dimana didalamnya terdapat informasi untuk
mempermudah pelaporan KLB.
e. Method
Metode pelaporan KLB melalui formulir W1. Jika ditemukan 1 pasien dengan hasil
Swab positif, maka dapat dianggap KLB. Selanjutnya pelaporan dilakukan dari kepala
daerah sampai ke dinas kesehatan melalui alur pelaporan dalam kurun waktu tertentu.
Selanjutnya puskesmas akan mengkonfirmasi dan melakukan penanggulangan wabah.
f. Market
Sasaran dari program ini adalah semua penduduk yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Padasuka. Tetapi, masih banyak masyarakat yang tidak sadar akan bahaya
dari Covid-19 sehingga ada yang menolak untuk pemeriksaan Rapid dan Swab, ataupun
tidak melaporkan dirinya jika memiliki gejala Covid-19.
g. Minute
Pelaksanaan program Pengendalian KLB di Puskesmas Padasuka berlangsung
bersamaan dengan jam kerja puskesmas setiap harinya yaitu Senin sampai Sabtu pukul
08.00 sampai 14.00 WIB.

Proses
a. Planning
Perencanaan program P2M yang dilakukan oleh Puskesmas Padasuka diantaranya
pembinaan kader, kerjasama lintas program dengan pemegang program promosi
kesehatan, kerjasama lintas sektoral dengan pemerintah dan tokoh masyarakat setempat,
serta pencatatan dan pelaporan. Lalu optimalisasi media yang telah ada, seperti call
center khusus Covid-19.
b. Organizing
Penyampaian rencana kerja dilakukan dengan pertemuan antara pemegang program
dengan kepala puskesmas, tenaga kesehatan di Puskesmas, Pemerintah daerah, tokoh
masyarakat dan kader.
c. Actuating
1. Penyuluhan mengenai tanda dan gejala Covid-19 serta bahayanya dan tujuan dari
dilakukannya pelaporan. Lalu pemberian informasi mengenai cara pelaporan yang
dapat dilakukan oleh masyarakat.
2. Dibentuknya gugus khusus untuk menangani KLB Covid-19, dimulai dari
penerima laporan hingga penanggulangan.
3. Optimalisasi media media yang telah ada untuk mempermudah pelaporan dari
masyarakat (contoh : Grup WA, Aplikasi Pikobar, call center).
d. Controlling
Pengawasan yang perlu dilakukan adalah mengerti atau tidaknya masyarakat dalam
pelaporan dan penanggulangan Covid-19. Karena keberhasilan dari program tergantung
kepada tingkat kepahaman dari masyarakat.

Output
a. Availability
Ketersediaan pelayanan pencegahan P2PM sudah cukup baik, namun program
diagnosis Covid-19 dengan pemeriksaan Swab masih memerlukan waktu yang relatif
lama dan masih terdapat kendala dalam harga yang relatif mahal dan perlu indikasi.
b. Acceptability
Penerimaan untuk program penemuan kasus Covid-19, kurang baik diterima oleh
masyarakat karena masih ada masyarakat yang menolak untuk dilakukan pemeriksaan
diagnosis. Hal tersebut dipengaruhi oleh tingkat pendidikan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Padasuka yang rendah dan kesadaran masyarakat yang masih kurang
mengenai kesehatan.
c. Accessibility
Keberadaan pelayanan di Puskesmas Padasuka mudah dijangkau oleh seluruh
masyarakat setempat yang berada di wilayah puskesmas dan akses untuk transportasi
mudah dijangkau.
d. Accountability
Pertanggungjawaban untuk program penemuan kasus Covid-19 berupa laporan
pencatatan dan pelaporan kepada koordinator pemegang program P2PM lalu dilaporkan
kepada Kepala Puskesmas dan laporan khusus pada Dinas Kesehatan.
e. Continuity
Kegiatan penyuluhan tentang Covid-19 dan bahayanya secara langsung masih belum
dilaksanakan secara berkesinambungan disebabkan oleh keterbatasan kondisi dan
protokol kesehatan. Tetapi penyuluhan dilakukan secara online kepada tokoh
masyarakat, kader, dan pemerintah daerah untuk menyampaikan informasi terkait Covid-
19 kepada masyarakat luas.
f. Care
Pelayanan tenaga kesehatan di Puskesmas Padasuka dalam penemuan kasus baru
Covid-19 masih terdapat hambatan, karena pemeriksaan Rapid dan Swab tidak dapat
dilakukan sembarangan, sehingga kemungkinan pasien Covid-19 yang belum
terdiagnosis banyak.

g. Comprehensibility
Pengetahuan masyarakat tentang Covid-19 mungkin sudah tinggi karena edukasi
sudah terdapat di berbagai media seperti TV, Radio, Koran, Berita online, dan lain-lain.
Tetapi, kesadaran dari masyarakat masih kurang.
h. Competency
Kompetensi dari tenaga kesehatan di Puskesmas Padasuka cukup baik.
SWOT
Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu program di
puskesmas Padasuka adalah sebagai berikut:
a. Strength
Program penemuan kasus baru Covid-19 sudah masuk dalam program P2PM yang
dilakukan setiap hari di Puskesmas Padasuka ah. Puskesmas Padasuka memiliki tenaga
kesehatan yang kompeten dalam pelaksanaan pemeriksaan Rapid dan Swab Covid-19.
b. Weakness
Tidak semua pasien dapat dilakukan pemeriksaan Rapid dan Swab, sehingga
penemuan kasus kemungkinan Covid-19 bergantung pada kesadaran masyarakat.
c. Opportunity
Dukungan dari Kepala Puskesmas Cimahi Tengah dan Dinas Kesehatan Kota Cimahi.
d. Threats
Paradigma Covid-19 yang memalukan sehingga orang-orang yang berisiko tidak mau
melaporkan dirinya.
Plan of Action (POA)
Alternatif
Pemecahan
NO Prioritas Masalah Penyebab Masalah pemecahan
masalah terpilih
masalah
Keterbatasan kondisi Pemberian informasi Pemberian informasi
yang tidak mengenai mengenai
memungkinkan untuk pentingnya pentingnya
dilakukan penyuluhan penanggulangan penanggulangan
secara langsung KLB KLB
Optimalisasi media
1. Pengendalian KLB
pelaporan KLB
Kurangnya kesadaran
Optimalisasi media
masyarakat terhadap
Pemeriksaan Swab pelaporan KLB
pentingnya
dan Rapid yang
penanggulangan KLB
disubsidi oleh
pemerintah
4. KESEHATAN LINGKUNGAN
Identifikasi Masalah

Kesenjangan
Pencapaian

Cakupan
Sasaran

Target
No Program
Kesimpulan

Tidak
Pengawasan sarana
1. 11.955 10.755 80,00 89,96 112,45 memenuhi
Air Bersih
target
Tidak
Pengawasan
2. 11.955 8.804 75,00 73,64 98,19 memenuhi
Jamban
target
Tidak
3. Pengawasan SPAL 11.955 3.600 80,00 73,64 37,64 memenuhi
target
Pengawasan Tidak
4. tempat tempat 18 14 75,00 77,78 103,70 memenuhi
umum(TTU) target
Pengawasan Tidak
5. tempat pengolahan 1168 5 75,00 0,43 0,42 memenuhi
makanan(TPM) target

PRIORITAS MASALAH

No Program Kriteria Hasil Ranking


Perkembangan (G)
Keseriusan (S)
Urgensi (U)
USG

Tempat
1 pengelolaan 4 5 4 80 1
makanan
Pengawasan
2 3 3 3 27 2
jamban
Pengawasan
3 4 4 4 64 3
SPAL

Analisis Program Kesehatan Lingkungan


Input
a. Man
Program kesehatan lingkungan ini di Puskesmas Padasuka di pegang oleh 1 orang
petugas dengan pendidikan sarjana kesehatan lingkungan. Pemegang program masih
memegang tugas rangkap.
b. Money
Ketersediaan dana belum mencukupi pelaksanaan program kesehatan lingkungan.
Dana didapatkan dari Dinas Kesehatan Kota Cimahi.
c. Material
Alat – alat pendukung seperti spanduk, poster atau leaflet untuk melakukan
penyuluhan sudah mencukupi,tetapi karena situasi pandemi ini membuat program sulit
tercapai dikarenakan tidak boleh mengumpulkan orang banyak.
d. Machine
Peralatan yang digunakan untuk melakukan program penyuluhan sudah memadai.
e. Method
Metode yang digunakan adalah penyuluhan dan observasi lapangan di wilayah
Puskesmas Padasuka, saat situasi pandemi seperti ini Puskesmas sempat kesulitan dalam
melakukan penyuluhan dan observasi lapangan secara langsung.
f. Market
Pengetahuan dan kepedulian masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Padasuka masih
kurang. Lingkungan masih sulit dirubah dan sosial ekonomi masyarakat menengah
kebawah.
g. Minute
Pelaksanaan penyuluhan dan observasi lapangan oleh tenaga kesehatan dilakukan
satu bulan sekali.

Proses
a. Planning
- Memberikan penyuluhan kepada masyarakat
- Kerjasama lintas sektoral dengan pemerintah dan tokoh masyarakat setempat
- Kerjasama lintas program dengan pemegang program pemberantasan penyakit
menular dan tidak menular, promosi kesehatan.
- Pencatatan dan Pelaporan dengan pemantauan secara berkala.
b. Organizing
Dalam pelaksanaan program kesehatan lingkungan memerlukan kerjasama lintas
sektoral dan lintas program agar dapat berjalan secara optimal.
c. Actuating
- Pelaksanaan penyuluhan kepada masyarakat
- Pelaksanaan kerjasama lintas sektoral dengan pemerintah dan tokoh masyarakat
setempat
- Pelaksanaan kerjasama lintas program dengan pemegang program pemberantasan
penyakit menular dan tidak menular, promosi kesehatan.
- Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan yang baik dari kader ke penanggungjawab
program di Puskesmas.

d. Controlling
Pengawasan yang dilaksanakan Puskesmas Padasuka pada pelaksanaan program ini
adalah pengawasan langsung oleh koordinator program kesehatan lingkungan yang
bertanggung jawab secara langsung kepada kepala puskesmas.
e. Evaluating
Setelah pelaksanaan kegiatan kemudian dilakukan pencatatan dan pengolahan data.

Output (4A4C)
a. Ketersediaan (Availability)
Program yang telah ada disusun secara sistematis dan dirasa sudah cukup baik untuk
digunakan masyarakat.
b. Penerimaan (Acceptability)
Kurangnya kepedulian masyarakat tentang program rumah sehat sehingga
mempersulit tercapainya target dari program yang ada.
c. Keterjangkauan (Accessibility)
Kegiatan penyuluhan tentang program air minum berkualitas dapat dilakukan secara
berkala di posbindu dan puskesmas selama tenaga kesehatan memadai dan masyarakat
kooperatif dalam melaksanakan program. Adanya pandemi Covid-19 membuat beberapa
bulan terakhir program tidak bisa berjalan dengan baik.
d. Pertanggung jawaban (Accountability)
Pelaksana program memiliki kompetensi di bidang kesehatan lingkungan.
e. Care
Petugas puskesmas sudah memberikan pelayanan dan penyuluhan secara berkala,
tetapi pemahaman dan aplikasi pelaksanaan di masyarakat masih kurang dikarenakan
kepedulian masyarakat juga masih kurang.
f. Continuity
Keberlangsungan program air minum berkualitas kurang berjalan dengan baik, oleh
karena keterbatasan petugas dan kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat
untuk mengikuti berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh petugas kesehatan ditambah
adanya pandemi Covid-19 membuat ruang gerak petugas kesehatan semakin sempit.

g. Competency
Kemampuan petugas sudah sesuai dengan program kesehatan lingkungan karena latar
belakang pendidikan yang sesuai.
h. Comprehensibility
Pemahaman mengenai program kesehatan lingkungan ini tidaklah terlalu sulit dengan
cara penyuluhan-penyuluhan mengenai berbagai hal tentang air minum berkualitas
dengan sasaran masyarakat di wilayah puskesmas setempat lalu dilakukan pencatatan
dan pelaporan hasil kegiatan.

Analisis SWOT
Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu program di puskesmas
Padasuka adalah sebagai berikut:
a. Strength
Dengan letak puskesmas yang strategis memungkinkan masyarakat di wilayah
Puskesmas Padasuka untuk melakukan diskusi dan penyuluhan mengenai kesehatan
lingkungan.
b. Weakness
- Sumber daya manusia dalam pelaksanaan program masih sangat terbatas yaitu
hanya satu orang dan sekaligus merangkap pemegang program yang lain.
- Alat dan sarana pendukung sudah cukup
c. Opportunity
- Kerjasama lintas sektoral dengan pemerintah dan tokoh masyarakat setempat
- Kerjasama lintas program dengan pemegang program pemberantasan penyakit
menular dan tidak menular, promosi kesehatan.
d. Threat
- Masih kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat untuk penyelesaian
masalah kesehatan lingkungan.
- Kondisi lingkungan yang sulit dirubah
- Sosial ekonomi menengah kebawah.
POA KEGIATAN KESEHATAN LINGKUNGAN PUSKESMAS PADASUKA TAHUN 2021
Sumber Daya Indikator Waktu Penanggu
Kegiatan Tujuan Sasaran Target Alat Tenaga Keberhasilan Pelaksanaan
ng Jawab
Inspeksi Mengetahui TPM,TTU Meningkatkan Leaflet, Petugas TPM/TTU Januari s/d
Kesling keadaan TPM kesadaran dan Lembar puskesm sehat Desember
untuk dan TTU yang pengetahuan Pencatatan as meningkat
TPM/TTU Ada di masyarakat , Petugas
wilayah tentang Kendaraan puskesma
Puskesmas pentingnya Bermotor s
padasuka menerampkan
Kesehatan
lingkungan
Sosialisi Meningkatkan Masyarak Meningkatkan Leaflet, Petugas Kepemilikan Januari s/d
STBM pengetahuan at RW kesadaran Poster(bah puskesm septik tank november
masyarakat masyarakat an materi), as meningkat Petugas
tentang tentang kendaraan puskesma
pentingnya pentingnya bermotor s
STBM STBM
5. Gizi Masyarakat

No Program Capaian Target Cakupan Kesenjangan Kesimpulan

Ibu hamil yang


Memenuhi
1. mendapat tablet FE 1321 1321 100 0
target
minimal 90 tablet
Tidak
Bayi baru lahir
2. 845 1285 65,76 87,56 memenuhi
mendapat IMD
target
Tidak
Bayi 0-6 bulan ASI
3. 200 265 75,47 45,76 memenuhi
ekslusif
target
Tidak
4. Balita ditimbang 3146 4035 77,97 77,96 Memenuhi
target
Tidak
Balita naik
5. 2190 3146 69,61 68,53 Memenuhi
timbangan
target
Tidak
Balita mempunyai
6. 3889 4035 96,38 55,61 Memenuhi
KMS/KIA
Target
Balita 6-59 bulan
Tidak
mendapatkan
7. memenuhi
kapsul vitamin A 3832 3840 99,79 43,67 target
dosis tinggi
Remaja putri Tidak
8. usia 12-18 tahun 967 1415 68,34 56,89 Memenuhi
mendapatkan TTD target
Ibu Hamil KEK Tidak
9. mendapat makanan 4 16 25,00 15,62 Memenuhi
tambahan target
Balita kurus Tidak
10. mendapat makanan 23 52 100 2,26 Memenuhi
tambahan target
Tidak
11. ASI eksklusif 200 265 44,23 16,69 memenuhi
target

Prioritas Masalah

Kriteria

Perkembangan (G)
Keseriusan (S)
Urgensi (U)

No Program Hasil USG Ranking

Bayi baru lahir


1 mendapat IMD 4 4 3 11 3

Balita ditimbang

2 3 4 3 10 4

Balita naik timbangan


3 3 3 3 9 5

Remaja putri
usia 12-18
2 8 6
tahun
mendapatkan TTD
Distribusi tablet Fe 90
3 11 2
pada ibu hamil
Cakupan ASI Eksklusif
3 12 1

Analisis Program GIzi Masyarakat


Input
1. Man
Program gizi di Puskesmas Padasuka, dipegang oleh satu orang, pendidikan terakhir
D3 Akademi Gizi. Pada pelaksanaan program dibantu oleh petugas promosi kesehatan
dan kader-kader.
2. Money
Anggaran program berasal dari Dinas Kesehatan Kota Cimahi dan pembiayaan telah
mencukupi.
3. Material
Dalam promosi kesehatan mengenai ASI Ekslusif, media menggunakan leaflet.
4. Machine
Peralatan yang digunakan dalam program penyuluhan berupa leaflet dan power point
dan presentasi menggunakan laptop serta infocus.
5. Method
Tenaga gizi sudah mengetahui pengelolaan gizi secara umum dan pelayanan gizi
dilakukan dengan baik di puskesmas maupun diluar puskesmas. Kader menjalin
kemitraan dengan RW dalam penyediaan tempat. Namun pencatatan dan pelaporan
masih belum optimal.
6. Market
Pengetahuan dan perilaku ibu bayi masih kurang, banyak ibu menyusui yang bekerja,
ibu kurang percaya diri terhadap ASInya.
7. Minute
Pencatatan dan pelaporan oleh kader dilakukan satu bulan sekali dan hasil diberikan
kepada pemegang program di puskesmas.

Proses
1. Planning
- Pelatihan kader posyandu mengisi laporan ASI eksklusif
- Pencegahan gizi buruk dengan pemantauan penimbangan 1 bulan sekali melalui
posyandu
- Penyuluhan dan konseling berkala
- Pencatatan dan pelaporan
2. Organizing
Penyampaian rencana kerja dilakukan dengan pertemuan antara pemegang program
dengan kader.
3. Actuating
- Pelaksanaan pelatihan kader posyandu mengisi laporan ASI eksklusif
- Pelaksanaan pemantauan penimbangan 1 bulan sekali melalui posyandu untuk
pencegahan gizi buruk
- Pelaksanaan Penyuluhan dan konseling berkala
- Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan
4. Controlling
Pengawasan yang dilaksanakan Puskesmas Padasuka untuk pelaksanaan program ini
adalah pengawasan langsung oleh koordinator program gizi yang bertanggung jawab
secara langsung kepada Kepala Puskesmas.
5. Evaluating
Setelah dilaksanakan setiap program kemudian dilakukan pencatatan dan pengolahan
data.

Output (4A4C)
1. Ketersediaan (Availability)
Pelaksanaan program gizi melalui posyandu sudah dilakukan rutin dalam waktu satu
bulan sekali, dengan jadwal yang telah ditetapkan di setiap posyandu.
2. Penerimaan (Acceptability)
Penerimaan mengenai program ASI eksklusif kurang diterima dengan baik oleh
masyarakat, karena rendahnya kesadaran tiap ibu mengenai program tersebut.
3. Keterjangkauan (Accessibility)
Lokasi posyandu mudah dijangkau karena setiap RW memiliki 1 posyandu.
4. Pertanggung jawaban (Accountability)
Pelaksana program merupakan ahli di bidangnya karena memiliki latar belakang
pendidikan yang sesuai.
5. Care
Petugas puskesmas sudah memberikan pelayanan dan penyuluhan. Kemampuan kader
posyandu untuk pencatatan dan pelaporan ASI eksklusif masih rendah.
6. Continuity
Keberlangsungan pencatatan dan pelaporan kurang berjalan dengan baik, karena
keterbatasan petugas dan tugas kader belum merata.
7. Compatibility
Pemegang program adalah orang yang ahli dalam masalah gizi. Tenaga pelayanan
dirasa sesuai dengan kompetensinya.
8. Comprehensibility
Pemahaman masyarakat mengenai program ASI eksklusif masih kurang, pencatatan
dan pelaporan belum optimal, sehingga cakupan ASI eksklusif belum memenuhi target.

Analisis SWOT
Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu program di Puskesmas
Padasuka adalah sebagai berikut:
1. Strength
- Lokasi Puskesmas yang strategis dan mudah di jangkau.
- Tersedianya posyandu yang dapat digunakan sebagai tempat penyuluhan di setiap
RW.
2. Weakness
Kurangnya tenaga kesehatan dari pihak puskesmas dan kader terlatih untuk
melaksanakan program.
3. Opportunity
Kerjasama dengan kader untuk menjangkau masyarakat.
4. Threat
Kunjungan ke posyandu tidak rutin karena kurangnya pengetahuan dan perilaku ibu
mengenai pentingnya program ASI eksklusif.
POA KEGIATAN GIZI MASYARAKAT PUSKESMAS PADASUKA TAHUN 2021
Sumber Daya Indikator Waktu Penanggung
Kegiatan Tujuan Sasaran Target Alat Tenaga Keberhasilan Pelaksanaan
Jawab
Sosialisasi Meningkatkan Ibu, Meningkatkan Leaflet, Petugas Kasus Maret, Juni,
PMBA pengetahuan ibu balita kesadaran dan Kendaraan Gizi BGM,Stunting September,
dalam pengetahuan ibu Bermotor Berkurang Desember
pertumbuhan tentang
Petugas gizi
dan pentingnya
perkembangan tumbuh
balita kembang pada
balita

Anda mungkin juga menyukai