Anda di halaman 1dari 3

NAMA : MUTIARAHMAWATI A.

MOOTALU

NIM : 751440119077

KELAS : II C

TUGAS : MANAJEMEN TB PARU (TUGAS 4)

DOSEN PENGAJAR : PAK AHMAD ASWAD, S.Kep, Ns, MPH

RANGKUMAN MATERI TB PADA PASIEN DALAM KEADAAN KHUSUS

Klasifikasi Berdasarkan Organ Tubuh Yang Terkena :

1. Tuberkulosis Paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan (parenkim) paru. Tidak
termasuk pleura (selaput paru) dan kelenjar pada hilus.

2. Tuberkulosis ekstra paru. Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh selain paru,
misalnya organ tubuh selain paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung, kelenjar
lymfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin, dll.

3. Pasien dengan TB paru dan ekstra paru diklasifikasikan sebagai TB Paru.

Klasifikasi Berdasarkan Riwayat Penyakit Sebelumnya

1. Kasus Baru :

Adalah pasien yang belum pernah di obati dengan OAT atau sudah pernah menelan
OAT kurang dari satu bulan <28 dosis.

2. Kasus Kambuh (Relaps)

Pasien TB yang sebelumnya mendapat pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan


sembuh atau pengobatan lengkap, di diagnosa kembali dengan BTA positif (apusun atau
kultur).

3. Kasus Setelah Putus Berobat (default) atau DO

Adalah pasien TB yang telah berobat 2 bulan atau lebih dengan BTA positif.

4. Kasus Setelah Gagal (Failure)

Adalah pasien TB yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali
menjadi positif pada bulan kelima atau lebih selama pengobatan.
5. Kasus Pindahan (Transfer In)

Adalah pasien TB yang dipindahkan dari UPK yang memiliki register TB lain untuk
melanjutkan pengobatannya.

6. Kasus Lain

Adalah semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas :

 Tidak diketahui riwayat pengobatan sebelumnya


 Pernah diobati tetapi tidak diketahui hasil pengobatannya
 Kembali diobati dengan BTA negatif

PENGOBATAN TUBERKULOSIS PADA KEADAAN KHUSUS :

a. Kehamilan
Semua OAT untuk kehamilan, kecuali streptomycin karena dapat menembus barier
placenta. Keadaan ini dapat mengakibatkan terjadinya gangguan pendengaran dan
keseimbangan yang menetap pada bayi yang akan dilahirkan.
b. Ibu menyusui dan bayinya
Semua obat OAT aman untuk ibu menyusui. Pemberian OAT yang tepat merupakan
cara terbaik untuk mencegah penularan kuman TB kepada bayinya. Bayi dapat terus disusui
c. Pasien TB pengguna kontrasepsi
Rifampisin berinteraksi dengan kontrasepsi hormonal, sehingga dapat menurunkan
efektifitas kontrasepsi tersebut. Pasien TB sebaiknya menggunakan kontrasepsi non hormonal
d. Pasien TB dengan hepatitis akut
Pemberian OAT pada pasien TB dengan hepatitis akut dan atau klinis ikterik, ditunda
sampai hepatitis akutnya mengalami penyembuhan. Pada keadaan dimana pengobatan TB
sangat diperlukan dapat memberikan streptomisin dan etambutol maksimal 3 bulan sampai
hepatitisnya menyembuh dan dilanjutkan dengan rifampisin dan isoniasid selama 6 bulan
e. Pasien TB dengan kelainan hati kronik
Bila ada kecurigaan gangguan faal hati, anjurkan pemeriksaan SGOT (3-45 mikro/l)
dan SGPT (0-35mikro/l), bila meningkat lebih dari 3 kali OAT tidak diberikan dan bila telah
dalam pengobatan, harus dihentikan. Obat pirazinamid tidak boleh digunakan panduan OAT
yang dapat dianjurkan adalah 2RHES/6RH atau 2HES/10HE
f. Pasien TB dengan gagal ginjal

Isoniazid (H), Rifampisin (R), dan Pirazinamid (Z) dapat di eksresi melalui empedu
dan dapat dicerna menjadi senyawa-senyawa yang tidak toksik. OAT jenis ini dapat di
berikan dengan dosis standar pada pasien-pasien gangguan ginjal. Streptomisin (S) dan
Etambutol (E) hindari digunakan pada pasien dengan gangguan ginjal. OAT yang paling
aman adalah 2HRZ/4HR.

g. Pasien TB dengan DM

Penggunaan Rifampisin (R) dapat mengurangi efektifitas obat orat anti diabetes
sehingga dosis obat anti diabetes harus ditingkatkan. Insulin dapat digunakan untuk
mengontrol gula darah. Hati-hati pemberian Etambutol (E) karena dapat memperberat
komplikasi rerinopathy diabetika.

h. Pasien TB yang perlu mendapat tambahan kortikosteroid

Kortikosteroid hanya dapat digunakan pada keadaan khusus yang membahayakan jiwa
pasien seperti :

 Meningitis TB

 TB milier

 TB dengan pleuritis eksudativa

 TB dengan prikarditis konstriktive

i. Indikasi operasi

 Untuk TB paru : pasien batuk darah yang berat dan pasien dengan fistula bronkopenia
dan empiema, tidak dapat diatasi secara konservatif.

 TB ekstra paru : pasien TB ekstra paru dengan komplikasi, misalnya pasien TB tulang
yang disertai kelainan neurologik.

Anda mungkin juga menyukai