Pendekatan yang umumnya dianggap lebih baik adalah membuat sistem middleware
sedemikian rupa sehingga mudah dikonfigurasi, diadaptasi, dan disesuaikan sesuai kebutuhan
aplikasi. Akibatnya, sistem sekarang sedang dikembangkan di mana pemisahan yang lebih ketat
antara kebijakan dan mekanisme sedang dibuat. Ini telah menyebabkan beberapa mekanisme di
mana perilaku middleware dapat dimodifikasi (Sadjadi dan McKinley, 2003). Mari kita lihat
beberapa pendekatan yang umum diikuti
2.3.1 Interceptors
Secara konseptual, Interceptors adalah sebuah kontruksi perangkat lunak yang akan
memutus aliran control yang biasa dan memungkinkan kode (Aplikasi Spesifik) lainnya dijalankan.
Dalam banyak kasus, hanya memiliki fasilitas intersepsi terbatas akan meningkatkan manajemen
perangkat lunak dan sister terdistribusi secara keseluruhan.
Pengaruh kuat dari lingkungan ini telah membawa banyak perancang middleware untuk
mempertimbangkan pembangunan perangkat lunak adaptif. Namun, perangkat lunak adaptif
belum sesukses yang diantisipasi. Karena banyak peneliti dan pengembang menganggapnya
sebagai aspek penting dari sistem terdistribusi modern. Menurut McKinley, membedakan tiga (3)
Teknik dasar untuk sampai pada adaptasi perangkat lunak.
1. Separation of concerns
2. Computational reflections
3. Component-based design
Refleksi komputasi mengacu pada kemampuan program untuk memeriksa dirinya sendiri
dan (jika perlu) mengadaptasi perilakunya. Terakhir, component-based design mendukung
adaptasi melalui komposisi. System dapat dikonfigurasi secara statis pada waktu desain, atau
secara dinamis pada waktu proses.
Di bagian ini mengatur sistem terdistribusi sebagai sistem kontrol umpan balik tingkat
tinggi yang memungkinkan adaptasi otomatis terhadap perubahan. Fenomena ini juga dikenal
sebagai komputasi otonom (Kephart, 2003) atau system bintang mandiri (Babaoglu et al., 2005).
Nama terakhir menunjukkan variasi adaptasi otomatis yang ditangkap: mengelola diri,
penyembuhan diri, mengkonfigurasi diri, mengoptimalkan diri, dan sebagainya.
Ada banyak pandangan yang berbeda tentang sistem pengelolaan diri, tetapi apa yang
paling memiliki kesamaan (baik secara eksplisit atau implisit) adalah asumsi bahwa adaptasi
berlangsung dengan satu atau lebih loop kontrol umpan balik. Oleh karena itu, sistem yang
diatur dengan cara loop tersebut disebut sebagai sistem umpan balik
Dasar dibalik Self-managing Systems adalah ide sederhana, seperti gambar berikut :
Inti dari sistem kendali umpan balik dibentuk oleh komponen-komponen yang perlu
dikelola. Komponen ini diasumsikan dijalankan melalui parameter masukan yang dapat dikontrol,
tetapi perilakunya dapat dipengaruhi oleh semua jenis masukan yang tidak dapat dikontrol, juga
dikenal sebagai masukan gangguan atau gangguan.