ABSTRAK
Tetes mata adalah larutan berair atau larutan berminyak yang idealnya harus memiliki
sifat-sifat seperti larutan harus steril, bebas partikel asing, bebas dari efek mengiritasi, harus
mengandung pengawet yang cocok untuk mencegah pertumbuhan dari mikroorganisme yang
dapat berbahaya yang di hasilkan selama penggunaan. Sediaan untuk mata adalah bentuk
sediaan topical yang di gunakan untuk efek lokal dan karena itu tidak di perlukan untuk bebas
dari pirogen pada larutan sediaan mata. Larutan obat mata mempunyai pH yang sama dengan
air mata yaitu 4,4 dan bebas partikel asing. Penggunaan tetes mata pada etiketnya, tidak
boleh digunakan lebih dari satu bulan setelah tutup dibuka, karena penggunaan dengan
tutup terbuka kemungkinan terjadi kontaminasi dengan bebas . Sediaan ini dibuat dengan
volume 10ml dengan pengemas berbahan plastik tipe PVC , tetes mata ini menggunakan
Hidrokortison Asetat yang berindikasi sebagai anti inflamasi. Dengan pelarut yang di
gunakan WFI dan dapar phospat yang berfungsi untuk menjaga ph larutan. Pengujian
sediaan ini dilakukan dengan uji kejernihan, uji ph, uji kebocoran, uji baret, sterilitas, uji
stabilitas, uji ketahanan jatuh, uji keseragaman volume, dan uji keseragaman bobot .
sediaan isotonisitas dari larutan pH yang gunakan untuk efek lokal dan karena itu
pantas dalam pembawa untuk tidak di perlukan untuk bebas dari pirogen
menghasilkan stabilitas yang optimum. pada larutan sediaan mata (Parfitt,1994)
Tetes mata adalah larutan berair atau
larutan berminyak yang idealnya harus
memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
Larutan harus steril, bebas partikel asing,
bebas dari efek mengiritasi, harus
mengandung pengawet yang cocok untuk
mencegah pertumbuhan dari
miktoorgnisme yang dapat berbahaya yang
di hasilkan selama penggunaan
(Lachman,1986)
Jika di mungkinkan larutan berair
seharusnya isotonis dengan sekresi
lakrimal konsentrasi ion hidrogen
sebaiknya cocok dengan untuk obat
khusus, dan idealnya tidak terlalu jauh dari
netral dan larutan harus stabil secara
kimia. Sediaan untuk mata terdiri dari
bermacam-macam tipe produk yang
berbeda. Sediaan ini bisa berupa larutan
(tetes mata / pencuci mata), kadang
suspensi atau salep. Kadang-kadang
sediaan larut mata di gunakan dalam kasus
yang khusus. Sediaan mata sama dengan BAB II
7. Uji Sterilitas
a. Tetes mata
5. Uji Kejernihan
Resep Media
Resep Keterangan
PDA NA
1 Tidak ada partikel melayang
1 - -
2 Tidak ada partikel melayang
2 - -
6. Uji Pirogenitas
8. Uji Baret
Resep Keterangan
1 Tidak ada goresan
2 Tidak ada goresan
9. Uji Celup
Resep Keterangan
1 Mengapung
2 Mengapung
Resep Keterangan
1 Sediaan tidak rusak pada saat di
jatuhkan dengan ketinggian 75
cm
2 Sediaan tidak rusak pada saat di
jatuhkan dengan ketinggian 75
cm
ANALISIS SPSS
1. Tes Normalitas
Tests of Normalityb,c,d,e,f
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Resep Statistic df Sig. Statistic df Sig.
uji_keseragaman_bobot 1 .430 2 . .619 2 .001
2 .430 2 . .619 2 .001
uji_kejernihan 1 .201 2 . .635 2 .025
2 .102 2 . .635 2 .022
uji_kebocoran 1 .909 2 . .367 2 .000
2 .108 2 . .231 2 .001
uji_pirogenitas 1 .101 2 . .250 2 .005
Dilakukan analisis data dengan SPSS pada uji nilai sig dibawah 0,05. Maka dapat
keseragaman bobot, uji kejernihan, uji disimpulkan bahwa data tidak terdistribusi
kebocoran, uji pirogenitas, uji kualitatif, uji normal.
keseragaman volume, uji pH, uji sterilitas, dan
uji kuantitatif. Dari hasil analisis, didapatkan
b. Uji Korelasi
Correlations
uji_keserag uji_kese
uji_pirog aman_bobo ragaman uji_steril uji_kuan uji_kejer uji_kebo uji_ku
enitas t _volume uji_ph itas titatif nihan coran alitatif
sediaan Pearson
1 -1.000** -1.000** .775* -.898** -.254 .775* -.898** -.254
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .024 .002 .044 .024 .002 .044
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2
uji_kese Pearson
-1.000** 1 1.000** -.774* .801** .254 -.774* .898** .254
ragaman Correlation
_bobot Sig. (2-tailed) .000 .000 .024 .002 .044 .024 .002 .044
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2
uji_kese Pearson
-1.000** 1.000** 1 -.775* .802** .257 -.775* .897** .257
ragaman Correlation
_volume Sig. (2-tailed) .000 .000 .024 .003 .039 .024 .003 .039
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2
uji_ph Pearson
.775* -.774* -.775* 1 -.616 -.301 1 -.696 -.301
Correlation
Sig. (2-tailed) .024 .024 .024 .055 .018 .055 .018
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2
uji_steril Pearson
-.898** .898** .897** -.696 1 -.042 -.696 1 -.042
itas Correlation
Sig. (2-tailed) .002 .002 .003 .055 .022 .055 .022
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2
uji_kuan Pearson
-.254 .254 .257 -.301 -.042 1 -.301 -.042 1
titatif Correlation
Sig. (2-tailed) .044 .044 .039 .008 .022 .468 .922
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2
uji_kejer Pearson
-1.000** 1 1.000** -.774* .898** .254 -.774* .898** .254
nihan Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .024 .002 .044 .024 .002 .044
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2
uji_kebo Pearson
-1.000** 1.000** 1 -.775* .897** .257 -.775* .897** .257
coran Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .024 .003 .039 .024 .003 .039
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2
uji_ Pearson
.775* -.774* -.775* 1 -.696 -.301 1 -.696 -.301
kualitatif Correlation
Sig. (2-tailed) .024 .024 .024 .055 .018 .055 .018
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Setelah dilakukan uji nilai normalitas, uji kuantitatif. Dari nilai signifikannya dapat
dilakukan analisa korelasi antara pada uji disimpulkan bahwa pada uji keseragaman
keseragaman bobot, uji kejernihan, uji bobot, uji kejernihan, uji kebocoran, uji
kebocoran, uji pirogenitas, uji kualitatif, uji pirogenitas, uji kualitatif, uji keseragaman
keseragaman volume, uji pH, uji sterilitas, dan volume, uji pH, uji sterilitas, dan uji kuantitatif
memiliki korelasi.
c. Uji T-Test
One-Sample Test
Test Value = 0
t df Sig. (2-tailed)
sediaan 7.937 2 .010
uji_keseragaman_bo 2
3.017 .009
bot
uji_keseragaman_vol
3.025 2 .019
ume
uji_ph 18.445 2 .020
uji_sterilitas 2.376 2 .049
uji_kuantitatif 5.641 2 .511
uji_pirogenitas 13.229 2 .004
uji_kebocoran 3.135 2 .012
uji_kualitatif 3.137 2 .001
uji_kejernihan 3.217 2 .016
Didapatkan nilai signifikan dibawah 0,05 pada kedua sediaan didapatkan pH 7, hal
keculai pada uji kuantitatif. Maka dapat tersebut masih dalam rentang pH sediaan
disimpulkan bahwa uji keseragaman bobot, uji
yang akan dibuat dan dalam rentang sediaan
kejernihan, uji kebocoran, uji pirogenitas, uji
kualitatif, uji keseragaman volume, uji pH, dan parenteral dengan pH 4-7,5. Uji sterilitas
uji sterilitas tidak terdapat perbedaan yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kesterilan
signifikan terkecuali pada uji kuantitatif.
sediaan hingga dapat terjaga saat ditribusi dan
penyimpanan sediaan. Didapatkan dari hasil
uji sterilitas terhadap kedua sediaan, tidak
PEMBAHASAN
terdapat bakteri pada media NA dan jamur
Telah dilakukan sediaan tetes mata
pada media PDA.
hidrokortison dengan konsentrasi 100 mg dan
Uji kuantitatif dilakukan untuk
volume 10 ml. Digunakan hidrokortison,
mengetahui kadar obaat dalam sediaan. Uji ini
Na2Hpo4, NaH2po4, Nacl dan wfi ad 10 ml.
dilakukan dengan menggunakan metode
Alasan pemilihan eksipien seperti NaCl
nitrimetri karena zat aktif yang digunakan
sebagai agen pengisotonis agar sediaan infus
mengandung gugus nitrogen. Kadar
tetap isotonis terhadap cairan tubuh. Pada
Hidrokortison pada resep 1 sebesar 58,8%
praktikum ini di gunakan Buffer Phospat
sedangkan untuk resep kedua sebesar 31,9%.
sebagai penjaga kestabilan pH dikarenakan pH
Kadar tersebut tidak memenuhi uji syarat
sediaan tetes mata harus isohidris terhadap
keseragaman kadar yang harus berada pada
cairan mata. pH cairan mata 7,4 sehingga arus
rentang 90-110%.........................................
dijaga kestabilan pH sediaan. WFI bebas CO2
Uji kualitatif dilakukan untuk
sebagai pelarut.
mengetahui keberadaan zat di dalam sediaan
Sedian tetes mata dilakukan beberapa
tersebut, dilakukan dengan beberapa pereaksi
pengujian agar menjami kualitasnya hingga
berupa NaOH terbentuk warna kuning, zat
digunakan konsumen. Pengujian terhadap
ditambah pereaksi Cu terbentuk endapan
sediaan dilakukan dengan uji keseragaman
merah bata. Zat ditambah KmnO4 dan NaOH
bobot dengan bobot kosong pengemas 4,17
terbentuk warna hijau.
gram sedangkan berat sediaan dengan
Uji kejernihan dilakukan utnuk
pengemas 11,97 gram untuk formula 1 dan
mengetahui ada tidaknya partikel melayang
untuk formula kedua didapatkan sebesar
didalan sediaan, partikel tersebut akan
11,97 gram.Maka dapat disimpulkan bahwa
menyumbat pembuluh darah. Didapatkan
sediaan tetes mata yang dihasilkan memenuhi
sediaan tidak terdapat partikel melayang dan
uji keseragaman bobot. Dilakukan uji pH
dikategorikan baik. Uji pirogenitas dilakukan
terhadap kedua sediaan tetes mata. Uji pH
mata Hidrokortison sebagai anti inflamasi . kebocoran, uji pirogenitas, uji kualitatif, uji
Hasilnya dapat disimpulkan bahwa sediaan keseragaman volume, uji pH, uji sterilitas, dan
tetes mata yang dihasilkan memenuhi syarat uji kebocoran tidak memiliki perbedaan yang
kecuali pada uji kualitatif dengan kadar 58,8% signifikan dari kriteria yang telah ditenttukan
dan 31,9% dimana seharusnya didapatkan
rentang kadar sekitar 90-110%. Dilakukan juga DAFTAR PUSTAKA
analisis data menggunakan program statistika
Ditjen POM . 1979 , Farmakope
berupa SPSS. Didapatkan nilai normalitas dari
Indonesia, Edisis III, Depkes RI , Jakarta
seluruh uji >0,05. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa data terdistribusi normal.Untuk uji
Lachman , L, et all. 1986, The Theory and