PAPER
OLEH:
KELOMPOK 1
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau
Tuhan Yang Mahaesa karena berkat rahmat dan karunia-Nya, kami dapat
menyelesaikan penyusunan Paper ini dengan tepat pada waktunya. Penulisan Paper
ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Konstruksi pada
semester genap Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
tahun akademik 2020/2021. Dalam penulisan Paper ini tidak lepas dari hambatan
dan kesulitan, namun berkat bimbingan, bantuan, nasihat dan arahan dari berbagai
pihak, segala hambatan tersebut akhirnya dapat diatasi dengan baik, oleh karena itu
dalam kesempatan ini kami dengan senang hati menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan informasi, bantuan, dorongan, dan perhatian
kepada kami sehingga Paper ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Paper ini tentunya tidak lepas dari kekurangan, baik aspek kualitas maupun
aspek kuantitas dari materi yang disajikan. Semua ini didasarkan dari keterbatasan
yang dimiliki. Kami menyadari bahwa Paper ini jauh dari sempurna sehingga saran
dan petunjuk yang diberikan untuk Tugas ini sangat diharapkan. Akhir kata semoga
segala bantuan yang telah diberikan kepada kami mendapat imbalan dari Tuhan dan
semoga Tugas ini dapat bermanfaat sebagai pengetahuan kepada sesama.
Penulis
Kelompok 1 | i
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
DAFTAR ISI
1.3. Tujuan.......................................................................................................... 2
2.3. Tahapan dari Pelelangan dan Kontrak Konstruksi pada Sebuah Proyek
Konstruksi ................................................................................................. 25
Kelompok 1 | ii
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
3.1. Kesimpulan................................................................................................ 35
Kelompok 1 | iii
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
DAFTAR GAMBAR
Kelompok 1 | iv
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
DAFTAR TABEL
Kelompok 1 | v
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
BAB I
PENDAHULUAN
Kelompok 1 | 1
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
1. Apakah yang dimaksud dengan Project Life Cycle pada proyek konstruksi?
2. Bagaimanakah tahapan Project Life Cycle atau Siklus Hidup dari sebuah
proyek konstruksi?
3. Apakah yang dimaksud dengan pelelangan dan kontrak Konstruksi?
4. Bagaimanakah alur dan tahapan dari pelelangan dan kontrak konstruksi
pada sebuah proyek konstruksi?
1.3. Tujuan
Berdasarkan permasalahan yang telah dijabarkan, adapun tujuan dari
penulisan Paper ini antara lain:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Project Life Cycle pada
proyek konstruksi.
Kelompok 1 | 2
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
2. Untuk mengetahui bagaimana tahapan Project Life Cycle atau Siklus Hidup
dari sebuah proyek konstruksi.
3. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan pelelangan dan kontrak
Konstruksi.
4. Untuk mengetahui Bagaimanakah alur dan tahapan dari pelelangan dan
kontrak konstruksi pada sebuah proyek konstruksi.
1.4. Manfaat
Dalam pengerjaan tugas ini diharapkan mampu memberikan manfaat untuk
menambah wawasan mahasiswa di bidang Manajemen Konstruksi, khususnya
tentang Project Life Cycle, Pelelangan, dan Kontrak Konstruksi.
Kelompok 1 | 3
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
BAB II
PEMBAHASAN
a. Rencana Pemerintah
Misalnya, proyek pembangunan prasarana, seperti jalan, jembatan,
bendungan, saluran irigasi, pelabuhan, lapangan terbang. Tujuannya lebih
dititikberatkan pada kepentingan umum dan masyarakat.
b. Permintaan Pasar
Hal ini terjadi bila suatu ketika pasar memerlukan kenaikan suatu macam
produk dalam jumlah besar. Permintaan ini dipenuhi dengan jalan
membangun sarana produksi baru.
c. Dari dalam Perusahaan yang bersangkutan
Hal ini dimulai dengan adanya desakan keperluan dan setelah dikaji dari 7
segala aspek menghasilkan keputusan untuk merealisasikannya menjadi
proyek. Misalnya proyek yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi kerja
dan memperbaharui (modernisasi) perangkat dan sistem kerja lama agar
lebih mampu bersaing.
d. Dari kegiatan Penelitian dan Pengembangan
Dari kegiatan tersebut dihasilkan produk baru yang diperkirakan akan
banyak manfaat dan peminatnya, sehingga mendorong dibangunnya
fasilitas produksi. Misalnya, komoditi obat-obatan dan bahan kimia yang
Kelompok 1 | 4
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
lain. Bagi proyek yang berukuran besar dan kompleks, karena umurnnya
melibatkan sumher daya yang besar, prakarsa sering timbul dari pihak
pemerintah, perusahaan swasta besar, atau multinasional.
Proyek tidak selalu berhubungan dengan konstruksi. Oleh karena itu dilihat
dari komponen kegiatan utamanya macam proyek dapat dikelompokkan menjadi
bermacam kelompok diantaranya Proyek Engineering – Konstruksi, Proyek
Engineering- Manufaktur, Proyek Penelitian dan Pengembangan, Proyek
Pelayanan Manajemen, Proyek Kapital, Proyek Radio – Telekomunikasi, Proyek
Konservasi Bio – Diversity, dan proyek lainnya. Pada proyek konstruksi, komponen
kegiatan utama jenis proyek ini terdiri dari pengkajian kelayakan, desain
engineering, pengadaan, dan konstruksi. Contoh proyek macam ini adalah
pembangunan gedung, jembatan, pelabuhan, jalan raya, dan fasilitas industri.
Kelompok 1 | 5
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Gambar 2. 2 Hubungan keperluan sumber daya terhadap waktu dalam siklus proyek.
Kelompok 1 | 6
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
tujuan yang khusus atau spesifik. Sampai saat ini belum ada keseragaman
pembagian tahap dalam siklus proyek, baik jumlah maupun terminologi yang
dipakai. Hal ini antara lain karena banyaknya macam, ukuran, dan kompleksitas
proyek, serta Iatar belakang tujuan pembagian itu sendiri.
a. Tahap Persiapan
• Identifikasi gagasan atau analisis pendahuluan.
• Pengembangan ide menjadi konsep-konsep alternatif.
• Formulasi lingkup proyek.
• Evaluasi lanjutan dan keputusan untuk investasi.
b. Tahap Implementasi
• Penyiapan desain-engineering terinci, jadwal induk, dan anggaran.
• Pengadaan kontrak dan pembelian.
• Pengerjaan pabrikasi, konstruksi, uji coba, dan start-up.
Setelah proyek selesai kemudian dilanjutkan dengan operasi rutin dari instalasi
yang baru selesai dibangun.
a. Front end
Tahapan ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
• Mengidentifikasi lingkup gagasan (ide) yang timbul.
• Memikirkan alternatif-alternatif yang mungkin.
Kelompok 1 | 7
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Bila tahap-tahap di atas telah diselesaikan maka proyek telah dianggap selesai dan
diserahkan kepada pemilik untuk dioperasikan.
Kelompok 1 | 8
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
di tahap berikutnya. Jadi, ada jenis kegiatan yang sama dengan tahap terdahulu
tetapi intensitasnya sudah jauh berbeda.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya siklus proyek
terdiri dari 4 tahap, yaitu tahap yang diklasifikasikan oleh UNIDO sebagai tahap
persiapan, diperinci lebih lanjut oleh PMI menjadi tahap konseptual dan definisi.
Tahap ini sering pula disebut tahap perencanaan dan pengembangan (PP) karena
pada tahap tersebut kegiatan itulah yang dominan. Tahap akhir proyek dikenal
sebagai tahap terminasi. Secara lengkap, penahapan menurut PMI adalah sebagai
berikut:
1. Tahap Konseptual
2. Tahap Perencanaan dan Pengembangan
3. Tahap Implementasi
4. Tahapan Terminasi
1) Tahap Konseptual
Periode ini terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu penyusunan dan perumusan
gagasan, analisis pendahuluan dan pengkajian kelayakan. Salah satu kegiatan utama
yang bersifat menyeluruh ("comprehensive"), dalam tahap ini yang mencoba
menyoroti segala aspek mengenai layak tidaknya suatu gagasan untuk
direalisasikan, disebut studi kelayakan. Dibandingkan dengan pengkajian yang
dilakukan sebelumnya, studi kelayakan mempunyai lmgkup dan aspek pengkajian
yang lebih luas, mendorong potensi yang positif dan menaruh perhatian khusus
terhadap kendala dan keterbatasannya.
Deliverable akhir tahap konseptual adalah paket atau dokumen hasil studi
kelayakan. Dokumen tersebut umumnya berisi analisis berbagai aspek kelayakan
seperti pemasaran, permintaan, teknik, produksi, manajemen dan organisasi.
Dokumen tersebut juga berisi perkiraan garis besar biaya dan jadwal proyek.
Kelompok 1 | 9
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
2) Tahap PP/Definisi
Telah disebutkan sebelumnya bahwa pada masa permulaan siklus proyek,
kegiatan ditujukan untuk mengidentifikasi dan merumuskan gagasan,
mengembangkannya menjadi altematif, lengkap dengan indikasi lingkungan kerja,
jadwal dan biaya. Meskipun demikian, semua itu masih dalam taraf konseptual,
dalam arti pengkajian sudah melebar dan meluas mencakup aspek yang mempunyai
kaitan erat antara gagasan dan peluang yang tersedia, tetapi belum cukup mendalam
untuk dapat dipakai sebagai dasar mengambil keputusan akhir jadi tidaknya
menanam investasi atau melaksanakan proyek. Oleh karena itu, perlu diadakan
pengkajian yang lebih mendalam agar dapat ditarik kesimpulan yang mantap.
Sejalan dengan usaha tersebut, mulailah dirintis rencana kesiapan perangkat dan
pelaksanaan proyek ataupun strategi penyelenggaraan. Dengan demikian, kegiatan
utama dalam tahap PP /Definisi adalah sebagai berikut:
• Melanjutkan evaluasi hasil kegiatan tahap konseptual, dalam arti lebih
mendalam dan terinci, sehingga kesimpulannya cukup mantap untuk
dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan perihal kelangsungan
investasi atau proyek.
• Menyiapkan perangkat, seperti data, kriteria dan spesifikasi teknik,
engineering dan komersial yang selanjutnya dipakai untuk membuat RFP,
dokumen dan kontrak.
• Menyusun perencanaan dan membuat keputusan strategis yang berkaitan
dengan garis penyelenggaraan proyek, seperti macam kontrak yang akan
dipakai, bobot sasaran pokok, filosofi desain, komposisi pendanaan.
• Memilih peserta proyek yang terdiri dari tim proyek pemilik, kontraktor,
konsultan, arsitek, dan lain-lain.
Ditinjau dari segi penyelenggaraan proyek secara keseluruhan dengan
empat sasaran utama, yaitu lingkup, jadwal, biaya dan mutu, rangkaian kegiatan
yang dilakukan dalam tahap PP /Definisi ini (dalam hubungannya dengan persiapan
memasuki tahap berikutnya) adalah usaha untuk menetapkan dan menjelaskan
kedudukan keempat sasaran tersebut. Artinya, dalam tahap PP / Definisi ditetapkan
letak batas dan kriterianya. Dengan kata lain, tahap ini menentukan batasan
berbagai parameter yang menyangkut sasaran, strategi untuk mencapainya dan
Kelompok 1 | 10
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Kelompok 1 | 11
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Deliverable tahap ini adalah produk atau instalasi proyek yang telah selesai
secara "mekanis". Dari segi "contractual" ini ditandai dengan penyerahan sertifikat
mechanical completion dari pemilik proyek kepada organisasi pelaksana atau
kontraktor.
4) Tahap Terminasi
Kegiatan utama pada tahap terminasi adalah sebagai berikut:
• Mempersiapkan instalasi atau produk beroperasi, seperti uji coba start-up,
dan performance test.
• Penyelesaian administrasi dan keuangan proyek seperti asuransi dan klaim.
• Seleksi dan kompilasi dokumen proyek untuk diserahkan kepada pemilik
atau kepada induk perusahaan.
• Melaksanakan demobilisasi dan reassignment personil.
Bila langkah diatas telah selesai maka disusun laporan penutupan proyek.
Deliverable tahap ini berupa:
• Instalasi a tau produk yang siap pakai atau siap beroperasi. Ini ditandai
dengan diterbitkannya sertifikat " operational acceptance" oleh pemilik
proyek untuk pelaksana atau kontraktor.
• Dokumen pernyataan penyelesaian masalah asuransi, klaim dan jaminan
(warranty).
5) Tahap Operasi dan Utilisasi
Tahap operasi atau utilisasi atau aplikasi hasil proyek tidak termasuk dalam
siklus proyek, tetapi sudah merupakan kegiatan operasional. Pencantuman disini
hanya untuk memperjelas batas kegiatan yang bersangkutan, dimana kegiatan
proyek berhenti dan organisasi operasi mulai bertanggung jawab atas operasi dan
pemeliharaan instalasi atau produk hasil proyek.
Kelompok 1 | 12
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
1) Dimulai dari awal proyek (awal rangkaian kegiatan) dan diakhiri dengan
akhir proyek (akhir rangkaian kegiatan), serta mempunyai jangka waktu
yang umumnya terbatas.
2) Rangkaian kegiatan proyek hanya satu kali sehingga menghasilkan produk
yang bersifat unik. Jad itidak ada dua atau lebih proyek yang identik, yang
ada adalah proyek yang sejenis
Kelompok 1 | 13
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
hingga konstruksi benar-benar berdiri dan dapat dioperasikan sesuai dengan tuiuan
fungsionalnya. Untuk itu tahapan tersebut adalah sebagai berikut.
1) Tahap Awal
2) Tahap Menengah
3) Tahap Akhir
Tahap awal (initial phase) dimulai dari pembentukan ide, lingkup pekerjaan, tim
manajemen proyek. Tahap menengah (intermediet phase) terdiri dari kegiatan
perencanaan, acuan dasar, proses kegiatan, dan hasil. Sementara tahap akhir (final
phase) melingkupi persetujuan dan penyerahterimaan proyek sebagai hasil akhir
produk kepada pemilik atau penyandang dana.
1) Tahapan Konsepsi
2) Tahapan Perencanaan
3) Tahapan Eksekusi
4) Tahapan Operasi
1) Tahapan Konsepsi
Tahapan konsepsi merupakan tahapan munculnnya ide atau gagasan tentang
proyek yang dimulai dari penemuan masalah. Selanjutnya masalah yang ditemukan
perlu dirumuskan dengan jelas serta tujuan pemecahan masalah tersebut.
2) Tahapan Perencanaan
Tahapan perencanaan meliputi:
a) Studi Kelayakan
Tujuan dari tahap ini untuk meyakinkan pemilik proyek bahwa proyek
konstruksi yang diusulkan layak untuk dilaksanakan, baik dari aspek
perencanaan dan perancangan, aspek ekonomi (biaya dan sumber
Kelompok 1 | 14
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Kelompok 1 | 15
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Kelompok 1 | 16
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Pada pekerjaan konstruksi, ada 4 target yang harus dicapai oleh kontraktor,
diantaranya :
Kelompok 1 | 17
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
metode dan tata cara tertentu yang telah ditetapkan dan diikuti oleh pihak-pihak
yang terkait secara taat sehingga terpilih menjadi penyedia terbaik.
Kelompok 1 | 18
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Kelompok 1 | 19
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Kelompok 1 | 20
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Persetujuan itu tidak dapat ditarik
kembali selain dengan kesepakatan kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan
yang ditentukan oleh undang-undang. Persetujuan harus dilaksanakan dengan
itikad baik”.
Ada tiga sifat yang harus ada dalam perjanjian, termasuk kontrak kerja
konstruksi, yaitu : a). Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai
undang-undang bagi mereka yang membuatnya; b). Suatu perjanjian tidak dapat
ditarik kembali selain dengan sepakat kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan
yang oleh undang-undang dinyatakan cukup untuk itu; dan c). Suatu perjanjian
harus dilaksanakan dengan itidak baik.
Kelompok 1 | 21
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Kelompok 1 | 22
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Kelompok 1 | 23
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Kelompok 1 | 24
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Kelompok 1 | 25
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Kelompok 1 | 26
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Kelompok 1 | 27
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Kelompok 1 | 28
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Kelompok 1 | 29
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Kelompok 1 | 30
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Kelompok 1 | 31
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Kelompok 1 | 32
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Kelompok 1 | 33
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Kelompok 1 | 34
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah yang dijabarkan, adapun kesimpulannya
adalah sebagai berikut.
1. Project Life Cycle atau siklus hidup proyek adalah perkembangan proyek
dari awal ide atau gagasan sampai proyek dinyatakan selesai dimana tiap
tahapan memiliki pola tertentu.
2. Secara umum tahapan dari siklus hidup proyek konstruksi dapat dibagi
menjadi tiga yaitu tahap awal, tahap menengah, dan tahap akhir. Namun
tahapan ini dapat dijabarkan lagi secara rinci menjadi empat tahapan yaitu
tahapan konseptual, tahapan perencanaan, tahapan eksekusi, dan tahapan
operasi.
3. Pelelangan dapat didefinisikans sebagai serangkaian kegiatan untuk
menyediakan barang atau jasa dengan cara menciptakan persaingan yang
sehat diantara penyedia barang atau jasa yang setara dan memenuhi syarat,
berdasarkan metode dan tata cara tertentu yang telah ditetapkan dan diikuti
oleh pihak-pihak yang terkait secara taat sehingga terpilih menjadi penyedia
terbaik.
4. Kontrak Konstruksi adalah perjanjian antara dua pihak dalam pelaksanaan
konstruksi bangunan maupun infrastruktur. Tetapi Undang-undang Nomor
2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi Pasal 46 menyatakan bahwa
pengaturan hubungan kerja antara pengguna Jasa dan Penyedia Jasa harus
dituangkan dalam Kontrak Kerja Konstruksi. Maka selanjutnya perjanjian
semacam itu tidak lagi disebut sebagai Kontrak Konstruksi melainkan
Kontrak Kerja Konstruksi. Menurut Pasal 1 angka 8, Kontrak Kerja
Konstruksi didefinisikan sebagai keseluruhan dokumen kontrak yang
mengatur hubungan hukum antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa dalam
penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
3.2. Saran
Pada proyek konstruksi, seringkali ditemukan beberapa kesalahan yang
sering dilakukan oleh kontraktor proyek konstruksi yang berujung pada kegagalan
Kelompok 1 | 35
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
proyek berupa keterlambatan, kerugian dan mutu yang jelek. Dimana hampir
semuanya bersifat kronis atau telah lama terjadi secara berulang. Kesalahan tersebut
sepertinya tidak disadari dan belum dapat diatasi oleh kontraktor sehingga
menyebabkan kontraktor tersebut selalu mengalami kesulitan dan kegagalan dalam
melaksanakan proyek. Hal ini bisa diakibatkan karena manajemen yang kurang baik
pada proyek tersebut dan kontraktor menganggap remeh kontrak konstruksi. Untuk
mengatasi hal tersebut manajemen konstruksi harus dilakukan secara benar dan
disiplin agar tidak terjadi masalah seperti yang tidak diinginkan.
Kelompok 1 | 36
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
DAFTAR PUSTAKA
Mudjisantosa, & Arif Rachman, (2014). Pengantar Pengadaan dan Kontrak Kerja
Konstruksi. Yogyakarta: CV. Primaprint
Kelompok 1 | 37