Oleh:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau
Tuhan Yang Mahaesa karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan penyusunan Makalah Manajemen Konstruksi ini dengan tepat pada
waktunya. Pembuatan Makalah Manajemen Konstruksi ini diajukan sebagai salah
satu tugas mata kuliah Manajemen Konstruksi pada semester genap Program Studi
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana tahun akademik 2020/2021.
Dalam pembuatan Makalah ini tidak lepas dari hambatan dan kesulitan, namun
berkat bimbingan, bantuan, nasihat dan arahan dari berbagai pihak, segala
hambatan tersebut akhirnya dapat diatasi dengan baik. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini kami dengan senang hati menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu menyelesaikan Makalah ini.
Dalam penulisan Makalah ini tentunya tidak lepas dari kekurangan, baik
aspek kualitas maupun aspek kuantitas dari materi yang disajikan. Semua ini
didasarkan dari keterbatasan yang dimiliki oleh kami. Kami menyadari bahwa
Makalah ini jauh dari kata sempurna sehingga saran dan petunjuk yang diberikan
untuk Makalah ini sangat diharapkan. Akhir kata semoga segala bantuan yang telah
diberikan kepada kami mendapat imbalan dari Tuhan
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 35
3.2 Saran ..................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 37
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
a. Apa yang dimaksud dengan metode barchart dan implementasi?
b. Apa yang dimaksud dengan Net Work Planning?
c. Apa yang dimaksud dengan metode Activity on Arrow dan Implementasi?
d. Apa yang dimaksud dengan metode Activity on Node dan Implementasi?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
a. Untuk mengetahui metode barchart dan implementasi.
b. Untuk mengetahui pengertian Net Work Planning.
c. Untuk mengetahui metode Activity on Arrow dan Implementasi.
d. Untuk mengetahui metode Activity on Node dan Implementasi.
1.4 Manfaat
Dalam pengerjaan tugas ini diharapkan mampu memberikan manfaat untuk
menambah wawasan mahasiswa di bidang Manajemen Konstruksi, khususnya
tentang penjadwalan proyek metode Barchart, Net Work Planning, metode Activity
on Arrow, dan serta metode Activity on Nod.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Barchart
Barchart (bagan balok) diperkenalkan pertama kali oleh Henry L. Gantt
pada tahun 1917 semasa Perang Dunia I. Oleh karena itu, Barchart sering disebut
juga dengan nama Gantt Chart sesuai dengan nama penemunya. Sebelum
ditemukannya metode ini, belum ada prosedur yang sistematis dan analitis dalam
aspek perencanaan dan pengendalian proyek. Gantt menciptakan teknik ini untuk
memeriksa perkiraan durasi tugas versus durasi aktual. Sehingga dengan melihat
sekilas, pemimpin proyek dapat melihat kemajuan pelaksanaan proyek.
Sekarang ini, metode bagan balok masih digunakan secara luas dan
merupakan metode yang umum digunakan sebagian besar penjadwalan dan
pengendalian di industry konstruksi, terutama untuk menyusun jadwal induk suatu
proyek, baik dari mulai kontraktor kecil sampai dengan kontraktor besar, dari sektor
swasta sampai dengan BUMN. Menurut Soeharto (1999) metode ini dapat berdiri
sendiri maupun dikombinasikan dengan metode lain yang lebih canggih.
3
dengan berbagai pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi, serta dapat dibuat
dengan mudah dan sederhana baik dengan manual maupun dengan menggunakan
komputer.
Gambar 2. 1 Barchart
(Sumber: Surveyor Batam)
4
2.1.3 Contoh Soal Barchart
Diketahui pekerjaan proyek konstruksi yang terdiri dari 10 item kegiatan
dengan biaya sebesar 45 juta rupiah yang akan dilaksakan selama 10 minggu.
Pekerjaan proyek tersebut meliputi: pekerjaan persiapan dengan biaya pelaksanaan
sebesar 1 juta dan berdurasi 2 minggu, pekerjaan galian tanah dengan biaya
pelaksanaan sebesar 0,5 juta dan berdurasi 2 minggu, pekerjaan pondasi dengan
biaya pelaksanaan sebesar 1,5 juta dan berdurasi 3 minggu, pekerjaan beton
bertulang dengan biaya pelaksanaan sebesar 10 juta dan berdurasi 2 minggu,
pekerjaan plesteran dengan biaya pelaksanaan sebesar 2 juta dan berdurasi 3
minggu, pekerjaan pintu jendela dengan biaya pelaksanaan sebesar 6 juta dan
berdurasi 2 minggu, pekerjaan atap dengan biaya pelaksanaan sebesar 7 juta dan
berdurasi 2 minggu, pekerjaan plafon dengan biaya pelaksanaan sebesar 2 juta dan
berdurasi 2 minggu, pekerjaan lantai dengan biaya pelaksanaan sebesar 5 juta dan
berdurasi 2 minggu, dan pekerjaan finishing dengan biaya pelaksanaan sebesar 10
juta dan berdurasi 2 minggu,
Penyelesaian:
1. Membuat table yang berisi nomor kegiatan, deskripsi kegiatan, nilai biaya
(Rp), durasi, bobot (%) kegiatan, posisi barchart.
2. Menghitung nilai bobot (%) setiap kegiatan.
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛
Rumus bobot kegiatan= ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑥100%
𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛
5
Durasi Bobot Minggu
No Deskirpsi harga pekerjaan Ket
(minggu) (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
100
1 Pekerjaan persiapan Rp 1,000,000.00 2 2.22 1.111 1.111
6
telah dibuat. Dalam analisa ini, dapat dilihat satu atau lebih lintasan
dari kegiatan-kegiatan pada jaringan yang menentukan waktu
penyelesaian seluruh proyek yang dinamakan dengan Lintasan Kritis,
selain itu terdapat lintasan-lintasan lainnya yang jangka waktunya
lebih pendek. Lintasan yang tidak kritis ini mempunyai waktu untuk
bisa terlambat yang dinamakan dengan Float.
Guna dari sebuah Network Planning adalah:
1) Dengan harus digambarkan logika ketergantungan setiap pekerjaan
dalam sebuah jaringan, maka memaksa kita merencanakan sebuah
proyek secara mendetail. Dengan memperhitungkan dan mengetahui
waktu terjadinya setiap peristiwa yang ditimbulkan oleh satu atau
lebih kegiatan, maka dapat diketahui dengan pasti kesukaran yang
timbul jauh sebelum terjadinya kesukaran tersebut. Sehingga dapat
segera diadakan tindakan-tindakan pencegahan. Didalam Network
Planning ditunjukkan dengan jelas di mana hal-hal yang waktu
2) Dalam Network Planning ditunjukkan dengan jelas pekerjaan-
pekerjaan yang waktunya penyelesaiannya kritis dan yang tidak,
sehingga memungkinkan pengaturan pembagian usaha terhadap
pekerjaan tersebut.
3) Network Planning memberikan bantuan yang berharga dalam
berkomunikasi;
4) Memungkinkan dapat dicapainya pelaksanaan proyek yang lebih
ekonomis dari sudut biaya langsung, ketidakraguan dalam
penggunaan sumber-sumber daya dan lain-lain.
7
anak panah menjadi pedoman arah dari tiap kegiatan yang menunjukkan
bahwa sebuah kegiatan dimulai dari permulaan dan berjalan maju sampai
akhir dengan jurusan dari kiri ke kanan.
2) : Lingkaran kecil (node), menyatakan sebuah kejadian atau
peristiwa atau event. Kejadian atau event didefinisikan sebagai
permulaan atau akhir sebuah kegiatan atau pekerjaan.
3) : Dummy (anak panah terputus-putus), artinya kegiatan
semua, yaitu kegiatan yang tidak memerlukan durasi dan sumber
daya.
2.2.2 Penjadwalan Metode Jaringan Kerja
Ada beberapa hal yang haarus dilakukan terlebih dahulu dalam membuat
metode jaringan kerja yaitu:
1. Menentukan Aktivitas/Kegiatan
Langkah pertama dalam membuat penjadwalan waktu adalah memecah
seluruh lingkup pekerjaan proyek menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.
Tujuannya adalah agar setiap pekerjaan dapat terkontrol dengan baik oleh manajer
proyek sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
Besarnya setiap aktivitas berbeda-beda bergantung pada jenis pekerjaan yang
terlibat dan pentingnya aktivitas tersebut bagi penyelesaian proyek. Yang harus
diperhatikan yaitu tidak ada aktivitas yang terlalu kecil sehingga terlihat tidak
penting atau terlalui besar sehingga sulit dikontrol.
Tak ada dua penjadwalan ari proyek yang sama akan persis sama. Hal ini
terjadi kareana dua orang pembuat jadwal tidak akan sama dalam memecah atau
membagi-bagi aktivitas proyek. Para pembuat jadwal proyek mampu memecah-
mecah aktivitas yang terlibat dalam proyek berdasrkan latar belakang mereka,
pengalaman, dan pengetahuan bagaimana jadwal tersebut nantinya akan digunakan.
2. Menentukan Durasi Aktivitas/Kegiatan
Setiap aktivitas dikenai durasi. Durasi adalah jumlah waktu yang diperkirakan
untuk menyelesaikan satu aktivitas. Durasi ini dapat ditampilkan dengan
menggunakan satuan waktu: menit, jam, hari kerja, hari kalender, minggu atau
bulan. Penjadwalan pada dunia konstruksi biasanya menggunakan satuan hari kerja
8
atau hari kelender. Durasi aktivitas pada proyek konstruksi bergantung pada hal-hal
berikut ini:
• Jumlah pekerjaan
• Jenis pekerjaan
• Jenis dan jumlah sumber daya yang tersedia untuk digunakan
• Apakah pekerjaan akan diselesaikan dalam satu shift atau banyak shift
atau lembur
• Lingkungan yang memengaruhi pekerjaan
• Metode konstruksi
• Batas waktu proyek
• Siklus pekerjaan konstruksi
• Cuaca dan dampat lapangan pada produksi
• Kegiatan yang dapat dilaksanakan bersamaan
• Kualitas pengawasan
• Pelatihan dan motifasi tenaga kerja
• Tingkat kesulitan pekerjaan
Durasi aktivitas merupakan suatu perkiraan. Tidak terlalu penting apakah
durasinya tepat, yang lebih dipentingkan adalah bahwa durasi yang dibuat untuk
setiap aktivitas masuk akal. Jika seluruh durasi masuk akal, dan jalur kritis dibuat
dari banyak kegiatan, maka variasi dalam durasi aktivitas akan memengaruhi
aktivitas-aktivitas tersebut sehingga durasi proyek menjadi lebih akurat.
3. Mendesktipsikan Aktivitas/Kegiatan
Selain durasi, kegiatan-kegiatan pada penjawalan konstruksi biasanya disertai
dengan deskripsi yang akan membantu dalam pembacaan jadwal. Kebanyakan dari
deskripsi ini dibuat dengan menggunakan singkatan karena ruang dalam
menuliskan deskripsi tersebut sangat terbatas. Penyingkatan ini juga membantu
mempercepat pemasukan data-data dalam pembuatan penjadwalan, baik dengan
menggunakan computer maupun ditulis tangan.
4. Menentukan Hubungan yang Logis
Setelah menentukan kegiatan dan durasi, langkah berikutnya dalam membuat
penjadwalan jaringan kerja adalah mengatur kegiatan-kegiatan tersebut sehingga
setiap aktivitas dapat disajikan secara logis. Bagaimana setiap aktivitas
9
dihubungkan satu dengan lainnya disebut hubungan logis. Setiap aktivitas
terhubung dengan aktivitas lain dalam satu penjadwalan. Ada 3 kemungkinan
hubungan logis yang dapat tejadi di antara kegiatan tersebut. Ketiga kemungkinan
tersebut yaitu:
a) Hubungan sebelumnya (predecessor)
Hubungan sebelumnya terjadi ketika sebuah aktivitas harus selesai
terlebih dahulu sebelum aktivitas berikutnya data dimulai. Contoh
adakah pekerjaan pondasi bisanya mendahului pekerjaan rangka atap.
Jadi pekerjaan pondasi memiliki hubungan sebelumnya (predecessor)
dari pekerjaan atap.
b) Hubungan setelahnya (successor)
Hubungan setelahnya terjadi setelah selesainya suatu aktivitas.
Contohnya pekerjaan interior memiliki hubungan setelahnya
(successor) dari pekerjaan atap
c) Hubungan tak tergantung (independent)
Hubungan tak tergantung yaitu hubungan kegiatan yang tidak didahului
atau mendahului kegiatan lainnya. Mulai dan selesainya kegiatan atau
aktivitas independent ini tidak bergantung dengan mulai atau selesainya
kegiatan atau aktivitas lain
10
AoA ini dibentuk dari anak-anak panah dan lingkaran. Anak panah mewakili
kegiatan-kegiatan proyek, sedangkan lingkaran atau node mewakili event atau
kejadian. Node pada bagian awal anak panah (ekor) disebut node “I”, sedangkan
node pada bagian kepala anak panah disebut node “J”.
Karena metode ini menghubungkan node-node dari setiap kegiatan bersama-
sama, maka node J dari kegiatan sebelumnya juga menjadi node I pada kegiatan
berikutnya. Terkadang metode ini juga disebut diagram I-J, karena penggunaan I
atau J pada node-nodenya.
Dua elemen penting pada AoA adalah anak panah dan node. Satu anak panah
dibuatan untuk setiap kegiatan yang akan dikerjakan. Ekor anak panah merupakan
awal dari kegiatan, sementara kepala anak panah merupakan akhir dari kegiatan.
Jika ada permintaan, panjangnya anak panah biasanya diuat sesuai dengan skala
durasi waktu yang proporsional. Setiap aktivitas (anak panah) mengandung
deskripsi yang jelas. Deskripsi dari aktivitas ini biasanya dituliskan pada diagram
tersebut. Node digunakan untuk menggambarkan kapan aktivitas didahului atau
diikuti oleh aktivitas sebelumnya. Node-node ini diletakkan di awal dan akhir setiap
anak panah. Berikut ini adalah contoh jaringan kerja AOA sederhana:
Contoh:
11
Gambar 2. 4 Contoh Sederhana AOA
12
Gambar 2. 5 Penggunaan Aktivitas Dummy
Gambar 4.3 menjelaskan penggunaan aktivitas dummy. Dari gambar bagian
“a” menunjukkan bahwa aktivitas R memiliki nomor node sama dengan aktivitas
S, baik pada node I maupun node J. Hal inilah yang mengharuskan penggunaan
aktivitas dummy sehingga aktivitas R dan S memiliki nomor node I yang berbeda
satu sama lain seperti terlihat pada gambar “b”. Pada gambar “b” telah digunakan
aktivitas dummy sehingga kegiatan R dan S memiliki nomor node yang berbeda.
Contoh lain untuk jaringan kerja yang menggunakan aktivtas dummy adalah
sebagai berikut:
13
Berikut adalah contoh jaringan kerja dengan metode AOA:
14
• Late Start (LS): waktu paling akhir sebuah kegiatan dapar diselesaikan
tanpa memperlambat penyelesaian jadwal proyek.
• Early Finish (EF): waktu paling awal sebuah kegiatan dapat diselesaikan
sesuai dengan durasinya. Bila hanya ada satu kegiatan terdahulu, maka EF
suatu kegiatan terdaulu merupakan ES kegiatan berikutnya.
• Late Finish (LF): waktu paling akhir sebuah kegiatan dapat dimulai tanpa
memperlambat penyelesaian proyek.
Berikut adalah gambar potongan jaringan kerja AOA dengan penempatan ES,
LS, EF, dan LF.
15
• Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan pendahulunya,
maka ES-nya adalah EF terbesar dari kegiatan-kegiatan tersebut.
Contoh:
16
2. Perhitungan Mundur
Perhitungan mundur dimaksudnkan untuk mengetahui waktu atau tanggal
paling akhir kita “masih” dapat dapat memulai dan mengakhiri kegiatan tanpa
menunda kurun waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan, yang telah
dihasilkan dari perhitungan maju. Aturan yang berlaku dalam perhitungan mundur
adalah sebagai berikut:
• Hitungan mundur dimulai dari ujung kanna, yaitu dari hari terakhir
penyelesaian proyek suatu jaringan kerja
• Waktu mulai paling akhir suatu kegiatan adalah sama dengan waktu
selesai paling akhir, dikurangi kurun waktu/durasi kegiatan yang
bersangkutan, atau LS = LF – D
• Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan berikutnya, maka
waktu paling akhir (LF) kegiatan terseut adalah sama dengan waktu
mulai paling akhir (LS) kegiatan berikutnya yang terkecil.
Contoh:
17
Gambar 2. 10 Contoh Perhitungan Mundur
18
Contoh dan perhitungan di atas menunjukkan proses perkiraan waktu
penyelesaian proyek yang umumnya tidak sama dengan total waktu hasil
penjumlahan kurrn waktu masing_masing kegiatan yang menjadi unsur proyek,
karena adanya kegiatan yang pararel.
Penyajian jalur kritis ditandai dengan garis tebal, atau garis dengan warna
berbeda, atau garis ganda. Bila jaringan kerja hanya mempunyai satu titik awar dan
satu titik akhir, maka jalur kritis juga berarti jalur yang memiliki jurnlah waktu
penyelesaian terbesar (terlama), dan jumlah waktu tersebut merupakan waktu
proyek yang tercepat. Kadang-kadang dijumpai lebih dari satu jalur kritis dalam
jaringan kerja.
19
b) Dapat dinyatakan juga sebagai berikut:
Total Float sama dengan waktu paling akhir terjadinva node
berikutnya L(j), dikurangi waktu paling awal terjadinya node
terdahulu E(i), dikurangi kurun waktu kegiatan yang bersangkutan
D(i-j).
- Rumus: TF = L(i) - E(j) - D(i-j).
Salah satu syarat yang menunjukkan bahwa suatu kegiatan kritis atau berada
di jalur kritis adalah jika kegiatan tersebut memiliki TF = 0.
2. Free Float (FF)
Di samping Total Float, dikenal juga Free Float (FF) atart Float Bebas. FF
terjadi bila semua kegiatan pada jalur yang bersangkutan mulai seawal mungkin.
Besarnya FF suatu kegiatan sama dengan sejumlah waktu di mana penyelesaian
kegiatan tersebut dapat ditunda tanpa memengaruhi waktu mulai paling awal dari
kegiatan berikutnya (Soeharto, 1995). Dengan kata lain, float bebas dimiliki oleh
satu kegiatan tertentu, sedangkan float total dirniliki oleh kegiatan-kegiatan yang
berada di jalur yang bersangkutan.
Perhitungan Float Bebas dapat dilakukan sebagai berikut:
a) Float bebas suatu kegiatan adalah sama dengan waktu mulai paling
awal (ES) dari kegiatan berikutnya dikurangi waktu selesai paling
awal (EF) kegiatan yang dimaksud.
b) Jadi, bila rangkaian terdiri dari kegiatan A(1-2) dan B(2-3) dengan
node 1, 2, 3, maka kegiatan A mempunyai float bebas:
20
No Nama Kegiatan Kode Kegiatan Lama
Kegiatan Pendahulu Kegiatan
(Hari)
1 Pekerjaan tangga A - 22
2 Pekerjaan mezzanie B A 26
3 Elektrikal arus kuat C A 54
4 Pekerjaan Pas. Dinding D B 28
5 Pekerjaan dak atap E C 31
6 Pelapis lantai & dinding F C 49
7 Pekerjaan rumah pompa G C 49
8 Pekerjaan selasar H D, E, F, G 21
9 Pekerjaan Kusen, Pintu dan I H 37
Jendela
10 Pekerjaan Finishing J H 63
11 Pekerjaan Drainase Terbuka K I, J 21
12 Pekerjaan sanitair L K 8
Langkah-langkah:
a) Membuat Kerangka Kerja dasar
21
c) Perhitungan Mundur untuk menentukan LS dan LF masing-masing
kegiatan
Kegiatan
Durasi ES EF LS LF TF
Kode I J
A 1 2 22 0 22 0 22 0
B 2 3 26 22 48 22 97 49
C 2 4 54 22 76 22 76 0
D 3 5 28 48 76 97 125 49
E 4 6 31 76 107 76 125 18
F 4 7 49 76 125 76 125 0
G 4 8 49 76 125 76 125 0
H 9 10 21 125 146 125 146 0
I 10 11 37 146 183 146 209 26
J 10 12 63 146 209 146 209 0
K 12 13 21 209 230 209 230 0
H 13 14 8 230 238 230 238 0
22
d) Jalur Kritis
23
Gambar 2. 15 Contoh AON
Ketentuan :
a) AON harus dimulai dengan node pembuka dan node penutup.
b) Jika terdapat dua prodecessor (node pendahuluan) maka dipilih LF
terbesar.
c) Untuk backward (arus balik), maka LF terkecil yang dipilih.
d) Slack = 0 menunjukkan sebagai lintasan kritis.
Rumus :
EF = ES + D
LS = LF – D
FF = ES(i) – EF(j)
TF = LF – EF
Pada PDM/AON sebuah kegiatan dapat dikerjakan tanpa menunggu kegiatan
pendahulunya selesai 100%, hal tersebut dapat dilakukan dengan cara tumpang
tindih (overlapping). Walaupun penggunaan PDM/AON lebih logis dibandingkan
dengan metode yang lainnya, akan tetapi penggambaran masih dalam bentuk
24
network yang hanya dapat dibaca/dimengerti oleh level manajemen tertentu saja.
Penggunaan PDM/AON saat ini sudah sangat popular, terutama perhitungannya
yang sekarang telah dikomputerisasikan. Berikut contoh AON sederhana:
Contoh
25
1. Hubungan Finish to Start (FS)
Hubungan finish to start merupakan hubungan yang paling sering digunakan
dalam AON. Hubungan ini juga merupakan hubungan yang terjadi pada diagram
AOA. Suatu aktivitas tidak dapat dimulai sebelum aktivitas sebelumnya selesai.
Hubungan finish to start dapat dibuat dalam tiga jenis jika lag digunakan yaitu lag
nol, lag positif dan lag negative.
Lag positif biasanya digunakan untuk situasi di mana kebutuhan material
untuk perawatan atau penguatan sebelum pekerjaan lain dilakukan. Contohnya
bekisting beton tidak dapat dilepaskan sebelum beton mengeras. Mengerasnya
beton membutuhkan waktu. Lag nol ditunjukkan pada akhir kegiatan pembesian
dan pemasangan bekisting serta di awal kegiatan pengecoran sebab beton dapat
dituangkan sesegera mungkin setelah pembesian dan bekisting selesai dilakukan.
26
Gambar 2. 19 Contoh SS dengan Lag Positif
Hubungan SS dengan lag nol digunakan untuk menunjukkan hubungan antara
dua aktivitas yang dimulai bersamaan. Contohnya pemasangan bekisting dibuat
bersamaan dengan pembesian pada pelat beton.
27
Gambar 2. 21 Contoh SS dengan Lag Nol
Hubungan finish to finish dengan lag positif digambarkan dengan instalasi
tangka tidak dapat selesai hingga satu hari setelah penyelesaian pengukuran dan
penggalian tanah seperti terlihat pada gambar dibawah ini:
28
selesainya pekerjaan pemasangan karpet (dengan lag positif). Penggunaan
hubungan start to finish secara umum menghindari kebingungan pada
ketidaktergantungan kegiatan pada jadwal.
29
Contoh
30
LF : Late Finish (selesai terakhir)
Dur : Duration (jangka waktu)
LS : Late Start (mulai terakhir)
Contoh
31
2.4.4 Perhitungan Kelonggaran Waktu (Slack)
Setelah perhitungan maju dan perhitungan mundur selesai dilakukan, maka
berikutnya harus dilakukan perhitungan kelonggaran waktu dari aktifitas yang
terdiri dari slack dan free slack. Slack adalah waktu penyelesaian suatu aktifitas
yang dapat diundur tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari penyelesaian proyek
secara keseluruhan. Perhitungan slack dapat mempergunakan persamaan:
LS dan ES, yaitu (LS –ES = SL)
Keterangan :
LS : Late Start (mulai terakhir)
ES : Early Start (mulai paling awal)
SL : Slack (Selisih)
Ketika forward dan backward telah selesai dihitung, ada kemungkinan untuk
menemukan aktifitas-aktifitas yang dapat ditunda dengan menghitung slack. Total
kesalahan untuk sebuah aktifitas adalah perbedaannya sederhana antara LS dan ES
(LS – EF = SL). Total slack menunjukkan jumlah waktu pada sebuah aktifitas dapat
ditunda dan masih tidak menunda suatu proyek. Jika slack satu aktifitas dalam jalur
digunakan, ES untuk semua aktifitas yang mengikuti dalam rantai akan dapat
ditunda dan mengatur kembali kesalahan-kesalahannya. Menggunakan total slack
harus dikoordinasi dengan seluruh peserta yang ikut dalam aktifitas tersebut.
Setelah slack untuk setiap aktifitas dihitung jalur kritis akan lebih mudah
diidentifikasi. Ketika LF=EF untuk aktifitas akhir proyek, jalur kritis dapat
diidentifikasi sebagai aktifitas yang juga mempunyai LF=EF atau slacknya nol (LF-
EF=0). Jalur kritis adalah jalur jaringan yang mempunyai sedikit kesalahan yang
sama. Penyusunan kekacauan dari kata-kata ini adalah penting karena timbul
masalah ketika aktifitas proyek selesai mempunyai LF yang berbeda dari EF
ditemukan pada forward pass, contohnya : menentukan tanggal durasi. Jika ini
kasusnya, slack pada jalur kritis tidak akan menjadi nol, ini akan menjadi berbeda
antara proyek EF dan LF yang ditentukan pada aktifitas terakhir proyek.
Contohnya jika EF utnuk proyek 235 hari, tapi LF yang ditentukan atau target
tanggal yang diatur adalah 220 hari, semua aktifitas pada jalur kritis akan
mempunyai slack kurang dari 15 hari. Tentu saja, ini akan menghasilkan LS 15 hari
untuk aktifitas proyek pertama, suatu cara yang bagus jika proyek untuk dimulai
32
sekarang. Keterlambatan yang ada pada setiap aktifitas akan tertunda pada total
proyek oleh beberapa nomor hari.
2.4.5 Perhitungan Kelonggaran Bebas Waktu (Free Slack)
Aktifitas dengan free slack adalah aktifitas dapat ditunda tanpa menunda ES
dari aktifitas yang mengikutinya. Free slack menggambarkan perbedaan antara EF
dari sebuah aktifitas dan ES dari aktifitas yang mengikutinya. Perhitungan free
slack dapat mempergunakan persamaan :
LF dan EF, yaitu (LF –EF = SL)
Keterangan :
LF : Late Finish (selesai terakhir)
EF : Early Finish (selesai paling awal)
SLK : Slack (Selisih)
Suatu aktifitas dengan kesalahan bebas adalah unik karena aktifitas dapat
ditunda tanpa menunda ES dari aktifitas yang mengikutinya. Kesalahan bebas
didefinisikan sebagai perbedaan antara EF suatu aktifitas dan ES suatu aktifitas
yang mengikutinya. Kesalahan bebas tidak akan pernah negatif, hanya aktifitas
yang terjadi pada akhir rantai aktifitas dapat menyebabkan kesalahan bebas.
33
penjadwal untuk berasumsi bahwa hasil jadwal akan lengkap dan akurat. Kegagalan
dalam mempertimbangkan hubungan dalam membuat penjadwalan akan membuat
sebuah AON menjadi setidak akurat penjadwalan derrgarr barchat.
AON yang menggunakan lag menambahkan elemen ketidakpastian dan
banyaknya jenis hubungan dalam penjadwalan ini menvebabkan analisis jaringan
kerjanya menjadi lebih sulit dibandingkan dengan metode diagram AOA. Karena
hal ini, biasanya penjadwal menyarankan penggunaan hubungan hanya finish to
start (FS) untuk menghindari penumpukan (overlap) dan lag sehingga jadwal
menjadi lebih mudah dimengerti dan dianalisis. Akan lebih mudah menganalisis
sebuah jaringan kerja dengan hubungan antarkegiatan yang sederhana. Hubungan
logis start to start, start to finish, atau finish-finish sebaiknya digunakan hanya jika
terjadi hubungan antarkegiatan yang tidak dapat direpresentasikan dengan
hubungan finish to start.
34
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah yang dijabarkan, adapun kesimpulannya
adalah sebagai berikut.
1. Dalam Barchart (Bagan Balok), kegiatan digambarkan dengan balok
horizontal. Panjang balok menyatakan lama kegiatan dalam skala waktu
yang dipilih. Bagan balok terdiri atas sumbu y yang menyatakan kegiatan
atau paket kerja dari lingkup proyek dan digambarkan sebagai balok,
sedangkan sumbu x menyatakan satuan waktu dalam hari, minggu, atau
bulan sebagai durasinya.
2. Net Work Planning adalah alat manajemen yang memungkinkan dengan
lebih luas dan lengkap dalam perencanaan dan pengawasan suatu proyek.
Proyek secara umum didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan-
kegiatan (aktivitas) yang mempunyai saat permulaan dan yang harus
dilaksanakan serta diselesaikan untuk mendapat satu tujuan tertentu.
3. Arrow Diagramming Method (ADM) dan biasanya digunakan untuk
proyek yang memiliki banyak ketergantungan di antara kegiatannya.
Metode AoA ini dibentuk dari anak-anak panah dan lingkaran. Anak
panah mewakili kegiatan-kegiatan proyek, sedangkan lingkaran atau node
mewakili event atau kejadian.
PDM/AON adalah jaringan kerja yang umumnya berbentuk segi empat,
sedangkan anak panahnya hanya sebagai petunjuk kegiatan-kegiatan yang
bersangkutan tidak memerlukan kegiatan semu (dummy). Pada PDM/AON sebuah
kegiatan baru dapat dimulai tanpa menunggu kegiatan pendahulunya selesai 100%.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara tumpang tindih (overlapping).
3.2 Saran
Pada proyek konstruksi, seringkali ditemukan beberapa permasalahan
mengenai penjadwalan proyek konstruksi yang berujung pada kegagalan proyek
seperti keterlambatan. Dimana hampir semuanya bersifat kronis atau telah lama
terjadi secara berulang. Kesalahan tersebut sepertinya sulit diatasi sehingga
35
menyebabkan proyek tersebut selalu mengalami keterlambatan dalam
melaksanakan proyek. Hal ini bisa diakibatkan karena manajemen yang kurang baik
pada proyek tersebut.. Untuk mengatasi hal tersebut manajemen konstruksi seperti
manajemen waktu harus dilakukan secara benar dan disiplin agar tidak terjadi
masalah seperti yang tidak diinginkan.
36
DAFTAR PUSTAKA
Angelin, A. and Ariyanti, S., 2019. Analisis Penjadwalan Proyek New Product
Development Menggunakan Metode Pert Dan Cpm. Jurnal Ilmiah Teknik
Industri, 6(1).
Lokajaya, I., 2019. Analisis Pengendalian Waktu Dan Biaya Pada Proyek
Peningkatan Jalan Dengan Metode Cpm Dan Pert. Heuristic, 16(2).
Ong, H., Wang, C. and Zainon, N., 2016. Integrated Earned Value Gantt Chart
(EV-Gantt) Tool for Project Portfolio Planning and Monitoring
Optimization. Engineering Management Journal, 28(1), pp.39-53.
Yanita, R., Ningrum, I. and Mochtar, K., 2020. Manfaat Penerapan Metode AON
(Activity On Node) untuk Penjadwalan Proyek Bangunan Bertingkat Tinggi.
Jurnal IPTEK, 4(2).
37