Oleh Kelompok 6 :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga laporan ini dapat tersusun hingga selesai. Sebagaimana penulis didalam
melaksanakan tugas kelompok ini diberi kemampuan untuk menyelesaikan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa penulisan laporan Manajemen Konstruksi ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami juga sangat mengharapkan kepada
para pembaca agar memberikan saran atau kritik yang konstruktif kepada penulis
makalah ini, demi kesempurnaan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen untuk masa
yang akan datang. Mudah-mudahan laporan sederhana yang telah berhasil kami
susun ini bisa dengan mudah dipahami oleh siapapun yang membacanya. Untuk
kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi laporan agar
menjadi lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2. Memahami metode (Critical Path Method) CPM?
3. Mengetahui analisa metode Program Evaluation dan Review Technique
(PERT) ?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
c) Perlu diperhatikan urutan antara kegiatan satu dengan kegiatan lainnya,
meskipun belum terlihat hubungan ketergantungan antara satu dengan yang
lain.
d) Format penyajian barchart yang lengkap berisi perkiraan urutan pekerjaan,
skala waktu, dan analisis kemajuan pekerjaan pada saat pelaporan.
e) Jika barchart dibuat berdasarkan jaringan kerja Activity on Arrow, maka
yang pertama kali digambarkan adalah kegiatan kritis, kemudian
dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan nonkritis.
2.1.1. Langkah – Langkah Penyusunan Barchart
Adapun langkah – laangkah dalam penyusunan barchart adalah :
1) Mengetahui uraian pekerjaan
Dalam membuat barchart, diperlukan mengetahui uraian pekerjaan, seperti
contoh beriku :
a. Pekerjaan Persiapan
1. Pembersihan lahan
2. Pengukuran dan pemasangan bouwplank
3. Pemasangan pagar pengaman
b. Pekerjaan Tanah dan Pondasi
1. Pekerjaan pondasi Bored Pile dengan diameter 800 cm (181 titik)
2. Pekerjaan galian tanah pile cap dan tie beam
3. Pekerjaan urugan pasir dibawah pile cap, tie beam, dan lantai kerja.
4. Pekerjaan lantai kerja dibawah
c. Pekerjaan Struktur Beton Bertulang
1. Pekerjaan pondasi pile cap
2. Pekerjaan tie beam
3. Pekerjaan kolom
4. Pekerjaan balok
5. Pekerjaan plat lantai
6. Pekerjaan tangga
7. Struktur penutup atap beton
d. Pekerjaan Arsitektur
1. Pekerjaan dinding, plesteran, dan acian
4
2. Pekerjaan keramik
3. Pekerjaan kusen, pintu, dan jendela
4. Pekerjaan plafond
5. Pekerjaan railing tangga
6. Pekerjaan tampak muka dan halaman
e. Pekerjaan Mekanikal Elektrikal
1. Pekerjaan instalasi listrik
2. Pekerjaan instalasi air
2) Menghitung volume pekerjaan
Volume Pekerjaan adalah menghitung jumlah banyaknya isi pekerjaan
dalam satu satuan.
5
3) Menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) Bangunan atau proyek adalah
menghitung banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah tenaga
kerja berdasarkan analisis, serta biaya-biaya lain yang berhubungan.
Perhitungan RAB sebagai berikut :
RAB = ∑ ( Volume x Harga Satuan Pekerjaan )
Penyusun Merencanakan Rencana Biaya ini dengan menggunakan SNI
Analisa Harga Satuan Pekerjaan.
Tabel 2. 2 Perhitungan RAB
6
Jika bobot sudah selesai dihitung hingga pekerjaan terakhir, jumlahkan
bobot pada tiap bulan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui jumlah bobot
pekerjaan yang dikerjakan setiap bulan.
7
Tabel 2. 3 Hasil Barchart
8
2.1.2. Analisa Kurva S
Kurva S dapat menunjukkan kemajuan proyek berdasarkan kegiatan, waktu dan bobot pekerjaan yang direpresentasikan sebagai
persentase kumulatif dari seluruh kegiatan proyek.
Tabel 2. 4 Hasil Analisa Kurva S
9
2.2. Analisa Metode CPM ( Critical Path Method )
Critical Path Method (CPM) merupakan salah satu metode penjadwalan dengan
menggunakan sistem jaringan kerja yang termasuk dalam kategori AOA (Activities On
Arrow). CPM merupakan model manajemen proyek yang mengutamakan biaya
sebagai objek yang dianalisis, alias tidak mempertimbangkan variasi waktu yang dapat
terjadi dan dapat memiliki dampak yang besar terhadap target waktu penyelesaian
sebuah proyek. CPM merupakan analisa jaringan kerja yang berupaya mengoptimalkan
biaya total proyek melalui pengurangan waktu penyelesaian total proyek. Pada metode
jaringan kerja dikenal adanya jalur kritis, yaitu jalur yang memiliki rangkaian
komponen-komponen kegiatan, dengan total jumlah waktu terlama dan menunjukkan
kurun waktu penyelesaian proyek yang tercepat. Jadi, jalur kritis terdiri dari rangkaian
kritis, dimulai dari kegiatan pertama sampai kegiatan terakhir proyek (Soeharto, 1995).
Jalur kritis penting artinya bagi para pelaksana proyek karena pada jalur ini
terletak kegiatan-kegiatan yang pelaksnaannya harus tepat waktu, selesai juga tepat
waktu. Jika terjadi keterlambatan, maka akan menyebabkan keterlambatan poyek
keseluruhan. Metode CPM banyak digunakan oleh kalangan industri atau proyek
konstruksi. Cara ini dapat digunakan jika durasi pekerjaan dapat diketahui dan tidak
terlalu berfluktuasi.
Didalam CPM sendiri ada beberapa proses perhitungan yang harus dilakukan,
yaitu forward pass, backward pass, dan float analyses. Yang kemudian menghasilkan
overall project duration, start, dan finish dates, activity dates (ES, EF, LS dan LF),
activity floats, critical path (jalur kritis).
10
Dimana: x = Nama Kegiatan
t = Waktu Pelaksanaan/durasi
2) Lingkaran
Lingkaran ini melambangkan kejadian ( event ), setiap kegiatan selalu
dimulai dengan kejadian dan diakhiri dengan kejadian juga. Ada dua model
lingkaran yang menggambarkan kejadian.
• Lingkaran model 1
11
Keterangan:
a = merupakan nama dari suatu kegiatan
D = waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu kegiatan atau durasi
ES = waktu mulai paling awal dari suatu kegiatan (earliest start time)
EF = waktu selesai paling awal kegiatan (earliest finish time)
LS = waktu paling akhir kegiatan boleh mulai (latest start time)
LF = waktu paling akhir kegiatan boleh selesai (latest finish time)
Dari kedua model lingkaran yang sudah dijelaskan tadi, biasanya lingkaran
model ke-1 lebih banyak digunakan daripada model lingkaran yang ke-2 karena
lebih mudah dalam perhitungannya nanti.
3) Anak Panah Terputus-putus (dummy)
1. Mengidentifikasi Kegiatan
12
Tabel 2. 5 Uraian Pekerjaan dan Kode Kegiatan
13
3. Perhitungan Maju
4. Perhitungan Mundur
14
5. Mengidentifikasi Jalur Kritis, Total Float dan Kurun Waktu Penyelesaian
Proyek
15
2.3.2. Tujuan Penggunaan PERT
Penggunaan metode PERT dalam manajemen proyek memiliki beberapa
tujuan, yaitu:
1) Mengurangi adanya penundaan maupun gangguan, dan konflik produksi.
2) Sebagai sarana koordinasi dan sinkronisasi sebagian dari suatu keseluruhan
pekerjaan.
3) Mempercepat selesainya proyek.
Selain untuk tujuan diatas, metode PERT juga memiliki manfaat yang dapat sangat
membantu dalam manajemen konstruksi, dengan menggunakan metode ini dapat
diketahui ketergantungan dan keterhubungan tiap pekerjaan dalam suatu proyek,
dengan metode ini juga dapat diketahui jalur kritis dan jalur yang mendekati kritis, hal
ini dapat sangat membantu untuk mengantisipasi adanya keterlambatan pekerjaan.
2.3.3. Teknik PERT
Langkah – langkah yang perlu diambil dalam penyusunan Network Planning
suatu proyek:
1. Menyiapkan sebuah daftar kegiatan – kegiatan dalam pelaksanaan.
2. Perhitungan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan masing – masing
kegiatan tersebut.
3. Menentukan kegiatan – kegiatan mana yang akan mendahului kegiatan –
kegiatan yang lain.
4. Menentukan kegiatan – kegiatan mana yang mana akan segera mengikuti
kegiatan pendahulu.
5. Menyusun Network dengan kegiatan – kegiatan yang saling berhubungan
sebagaimana mestinya.
6. Memberikan angka – angka pada tiap – tiap event dengan mengingat bahwa
event diujung panah lebih besar dibandingkan angka – angka event pada
pangkal panah.
7. Melengkapi daftar kegiatan – kegiatan tersebut dengan kolom – kolom vertical
dan horizontal yang menerangkan tiap – tiap kegiatan tentang:
- Uraian pekerjaan
16
- Aktivitas
- Duration
- Earliest Strat
- Total Float
8. Menetapkan kegiatan – kegiatan mana yang terletak pada lintasan kritis.
2.3.4. Contoh Penerapan PERT
PERT sudah banyak diterapkan dalam berbagai macam proyek konstruksi
karena dinilai lebih akurat dan mampu memprediksi probabilitas diselesaikannya suatu
proyek dalam waktu yang ditentukan. Salah satu contoh penggunaan PERT adalah
pada proyek pembangunan Hotel Kyriad Boutique Hotel Kabupaten Bandung Barat,
dimana data yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Untuk menghitung rata – rata waktu yang diperlukan digunakan rumus:
𝑎+4𝑚+𝑏
Rata – rata = ................................................................. 2.3.1
6
𝑏−𝑎 2
Varian = ( ) ............................................................................ 2.3.2
6
Tabel 2. 9 Perhitungan PERT (Waktu dalam Minggu)
Kode Uraian Pekerjaan Predecessor Tercepat Normal Terlambat Rata - rata Varian
A Pekerjaan Persiapan - 1 1 2 1.17 0.03
B Pekerjaan Pondasi A 5 6 6 5.83 0.03
C Pekerjaan Struktur B 14 15 15 14.83 0.03
D Pekerjaan Listrik C 6 7 8 7.00 0.11
E Perkerjaan Dinding C 8 9 9 8.83 0.03
F Pekerjaan Plumbing C 6 7 8 7.00 0.11
G Pekerjaan Railing D 4 5 6 5.00 0.11
Pekerjaan Pelapisan
H D 5 6 6 5.83 0.03
Lantai
I Pekerjaan Sanitair E 4 5 5 4.83 0.03
Pekerjaan Kusen,
J F 5 6 6 5.83 0.03
Pintu
K Perkerjaan Atap F 4 5 6 5.00 0.11
Pekerjaan Tampak
L G 4 5 5 4.83 0.03
Muka Halaman
Pekerjaan
M I 3 4 4 3.83 0.03
Pengecatan
N Pekerjaan Plafond K 4 5 5 4.83 0.03
17
Untuk mengetahui keterkaitan antar pkerjaan, dibuat suatu jaringan kerja PERT.
• Jalur A – B – C – D - G – L
Total durasi kerja = 1,17 + 5,83 + 14,83 + 7 + 5 + 4,83
= 38,66 minggu
• Jalur A – B – C – F – K – N
Total durasi kerja = 1,17 + 5,83 + 14,83 + 7 + 5 + 4,83
= 38,66 minggu
Dari perhitungan setiap jalur yang ada, didapatkan total durasi kerja terlama
pada jalur A – B – C – D – G – L, dimana jalur ini merupakan jalur kritis dari alur kerja
proyek konstruksi ini.
Setelah diketahui pada alur mana yang terdapat alur kritis, metode ini dapat
digunakan untuk mengetahui probabilitas terselesaikannya suatu proyek pada jangka
waktu yang ditentukan. Misalnya berapa persen probabilitas terselesaikannya proyek
18
Hotel Kyriad Boutique Hotel Kabupaten Bandung Barat ini pada durasi 40 minggu.
Untuk mengetahuinya diperlukan hitungan sebagai berikut:
𝑑𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛−𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛
Z= ........................ 2.3.3
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛
40−39,85
= (0,03+0,03+0,03+0,11+0,11+0,03 ) = 0,441
19
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Setelah dilakukan Analisis pada bab-bab sebelumnya berdasarkan hasil data yang
ada, maka dapat di ambil beberapa kesimpulan, antara lain sebagai berikut:
1. Perencanaan awal proyek yang dilaksanakan awal minggu pada bulan Juni
2016 – Maret 2017. Dari perhitungan bobot pekerjaan berdasarkan analisis
Barchart, Kurva S dan penjadwalan CPM pembangunan Kyriad Boutique Hotel
membutuhkan waktu selama 280 hari (40 Minggu).
20
DAFTAR PUSTAKA
Ikhwanul Fakhri Mu’afa, Suheryanto, Saihul Anwar. 2017. Analisa Manajemen
Konstruksi Pembangunan Ruko Charta Primer Kota Cirebon. Unswagati.
4(2) : 2085-8744
Sri Setiawati, Syahrizal, Rezky Ariessa Dewi. 2015. Penerapan Metode CPM Dan
PERT Pada Penjadwalan Proyek Konstruksi.
file:///D:/Semester%206/Manajemen%20Konstruksi/16596-39243-1-PB.pdf
. [Diakses pada 22 Maret 2021]
21