Anda di halaman 1dari 54

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Remaja

1. Defenisi Remaja

Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa

kanak-kanak ke masa dewasa, yang diawali dengan puberitas. Pada masa

ini, terjadi berbagai perubahan, baik dari segi fisik, sosial, maupun

emosional, yang diawali oleh datangnya haid (perempuan) dan mimpi

basah pertama (laki-laki). Remaja berasal dari bahasa Latin yang berarti

tumbuh kearah kematangan (muss,1986). Kematangan ini bukan hanya

dari segi fisik tetapi juga sosial dan emosinal (psikologis). (Indah irianti

2011 hal:90)

Menurut Adams dan Gullota (1997) masa remaja meliputi usia

antara 11 hingga 20 tahun. Adapun Hurlock (1990), membagi masa remaja

menjadi masa remaja awal (13 hingga 16 atau 17 tahun) dan masa remaja

akhir 16 atau 17 tahun hingga 18 tahun. Masa remaja awal dan akhir

dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir individu telah

mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa.

(Yudrik Jahja 2013 Hal:220).

2. Makna Remaja

Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat

penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual)

sehingga mampu bereproduksi. Menurut WHO (1995) yang dikatakan usia

8
9

remaja adalah antara 10-18 tahun, tetapi berdasarkan penggolongan umur,

masa remaja terbagi atas:

a. Masa remaja awal (10-13 tahun)

b. Masa remaja tengah (14-16 tahun)

c. Masa remaja akhir (17-19 tahun)

Menurut Konopka (1976), masa remaja meliputi:

a. Remaja awal: 12-15 tahun.

Secara fisik mengalami banyak perubahan, seperti semakin

matangnya fungsi organ dalam seksual serta memiliki proporsi tubuh

yang seimbang. Sementara pada perkembangan psikologis awal dimulai

dari sikap penerimaan pada perubahan kondisi fisik, mulai

berkembangnya cara berfikir, menyadari perbedaan potensi individual,

bersikap over estimate, seperti meremehkan masalah, meremehkan

kemampuan orang lain dan terkesan sombong yang menjadikan dia

gegebah dan kurang waspada dan bertindak kanak-kanak.

b. Remaja madya: 15-18 tahun.

Bentuk fisik remaja tengah semakin sempurna dan mirip dengan

orang deawasa. Demikian juga perkembangan intelektual, psikis dan

social dia semakin ingin dapat status, bebas menentukan sikap,

pendapat dan minat, ingin menolong dan ditolong orang lain, belajar

bertanggung jawab dan pola pergaulannya yang sudah mengarah pada

heteroseksual.
10

c. Remaja akhir: 19-22 tahun.

Disebut juga sebagai dewasa muda karena remaja mulai

meningkatkan kehidupan kanak-kanak dan berlatih mandiri dalam

membuat keputusan.Mulai memiiki kematangan emosional dan belajar

mengendalikan emosi dan dapat berfikir objektif sehingga mampu

bersikap sesuai situasi dengan belajar menyesuaikan diri pada norma-

norma. (herri Pieter 2011)

(Yudrik Jahja 2013 Hal:240).

3. Karakteristik Perkembangan Remaja

a. Pekembangan fisik.

Perkembangan fisik ditandai dengan pertumbuhan fisik yang

sangat pesat. Perkembangan seksualitas berupa munculnya tanda-tanda

seksual primer dan sekunder

1) Tanda-tanda seks primer. Ini menunjukkan matangnya organ

seksual. Pada pria, ini ditandai dengan mimpi basah.sedangkan pada

wanita dengan menarke (haid yang pertama).

2) Tanda-tanda seks sekunder. Tanda-tanda tersebut sebagai berikut.

Perempuan:

1) Tumbuhnya rambut pubis dan bulu ketiak.

2) Payudara membesar.

3) Ukurn pinggul bertambah besar.

4) Kelenjar sebasea semakin aktif sehingga menyebabkan

munculnya jerawat.
11

Laki-laki:

1) Tumbuhnya rambut pubis dan bulu ketiak.

2) Terjadi perubahan suara.

3) Tumbuhny kumis dan jakun.

4) Kelenjar sebasea semakin aktif

5) Otot tubuh, kaki dan tangan membesar.

3) Perkembangan kongnitif.

Remaja mampu berfikir logis tentang tentang berbagai gagasan

yang abstrak. Misalnya, gagasan tentang sistem keadilan. Pada anak,

sistem keadilan cenderung dikaitkan oleh polisi atau hakim,

sedangkan pada remaja, sistem keadilan merupakan suatu aspek

kepedulian terhadap hak-hak warga masyarakat.

4) Perkembangan emosi

Puncak emosional remaja berpengaruh pada perkembangan

organ seksualnya. Remaja cenderung sensitif dan reaktif, emosinya

negatif, dan tempramental (misalnya murah tersinggung, marah atau

sedih). Untuk mencapai kematangan emosional, remaja memerlukan

lingkungan yang kondusif, yaitu hubungan yang harmonis, saling

menghargai, dan mempercayai. Kegagalan menyesuaikan diri

dengan lingkungan menyebabkan remaja menjadi agresif (misalnya,

keras kepala, senang bertengkar, berkelahi dan mengganggu orang

lain.atau melarikan diri dari kenyataan (misalnya melamun,


12

menyendiri, mengkonsumsi minuman keras dan dan menggunkan

obat-obat terlarang.

5) Perkembangan sosial.

Remaja mulai kemampuan untuk mengenal orang lain serta

kecenderungan untuk mengikuti opini, pendapat, nilai dan hoby

orang lain.

(Indah irianti 2011 hal:91)

4. Ciri-Ciri Masa Remaja

a. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja

awal yand dikenal sebagai masa storm dan stress. Peningkatan

emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon

yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan

emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru

yang berbeda dari masa sebelumnya.

b. Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan

seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin

akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi

secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi,

pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti

tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh

terhadap konsep diri remaja.

c. Perubahan dalam hal yang menarikbagi dirinya dan hubungan dengan

orang lain. Selama masa remaja, banyak hal-hal yang menarik bagi
13

dirinyadibawa dari mas kanak-kanak digantikan dengan hal menarik

yang baru dan lebih matang.

d. Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa

kanak-kanak menjadi kurang penting karena telah mendekati dewasa.

e. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan

yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi disis

lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan, serta

meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung

jawab.

(Yudrik Jahja 2013 Hal:222).

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Menyimpang Pada

Remaja.

Kelalaian orang tua dalam mendidik (memberikan ajaran dan bimbingan

tentang nilai-nilai agama). Perilaku menyimpang remaja antara lain:

a. pergaulan negatif (teman bergaul yang sikap dan perilakunya kurang

memerhatikan nilai-nilai moral.

b. Beredarnya film-film atau bacaan-bacaan porno.

c. Kurang dapat memanfaatkan waktu luang.

d. Kehidupan moralitas masyarakat yang bobrok.

e. Hidup menganggur.

f. Kehidupan ekonomi keluarga yang morat-morit (miskin/fakir)

g. Diperjualbelikannya minuman keras atau obat-obatan terlarang secara

bebas.
14

h. Penjualan alat-alat kontrasepsi yang kurang terkontrol.

i. Perceraian orang tua.

j. Perselisihan atau konflik orang tua (antara anggota keluarga).sikap

perlakuan orang tua yang buruk terhadap anak.

(Yudrik Jahja 2013 Hal:222).

6. Remaja Dan Penyalahgunaan Narkoba

70 % dari 4 juta pecandu narkoba tercatat sebagai anak usia

sekolah, yakni berusia 14 hingga 20 tahun, bahkan sudah menyusup ke

anak usia SD. Data tesebut menunjukkan bahwa angka presentase

pengguna telah mencapai 4 persen dari seluruh pelajar Indonesia. Selain

itu, di masa remaja yang labil biasanya mereka butuh tempat untuk

mencurahkan masalah mereka. Ketika tidak ada, larinya ke narkoba.

Namun, khusus untuk pengguna narkoba di anak usia SD biasanya diawali

karena ketidaksengajaan, narkoba biasanya masuk lewat permen, bakso,

bahkan melalui obat di rumah sakit ketika mereka harus dirwat.

Berdasarkan hal tersebut, dapat dimaknai bahwa penyalahgunaan narkoba

telah mencapai ancaman terhadap kemanusiaan, bukan saja di Indonesia,

tetapi diseluruh dunia.

Usia muda (remaja) merupakan usia produktif yang membutuhkan

perhatian khusus, karena pada posisi, taraf pencarian jati diri dan

cenderung masih bersifat labil.pola pikir kaum muda kadang kala hanya

bersifat instan, dan mencari yang termudah mana kala menghadapi sesuatu

yang sulit.faktor yang mempengaruhi perilaku seorang remaja diantaranya


15

adalah faktor pertemanan, perkembangan teknologi informas, pengaruh

budaya dan gaya hidup.

Beberapa faktor itulah sebagai pemicu dalam setiap pola hidup

maupun dasar pemikiran seseorang, termasuk dalam hal penyalahgunaan

narkoba. Seseorang begitu mudah terpengaruh oleh teman yang dianggap

selevel, selain itu perkembangan teknologi yang semakin canggih, dari sisi

negatifnya juga memunculkan potensi-potensi negatif pula.pada masa

seperti saat ini, arus informasi begitu deras masuk tanpa melalui filter

sehingga batas pergaulan dapat dikatakan bebas tanpa batas.

(Daru Wijayanti, 2016:88).

Orang tua, anak dan remaja merupakan dua masa kehidupan yang

berbeda. Berbeda dalam menafsirkan dan menerapkan nilai-nilai yang

terus berkembang dan mengalami perubahan sejalan dengan

perkembangan jaman. Dewasa ini remaja dituntut untuk lebih kritis dan

memiliki kemampuan untuk memahami dan mengikuti perubahan yang

banyak terjadi diantara mereka. Pada dasarnya masa remaja merupakan

proses pencarian pengakuan akan kebenaran mereka dengan nilai-nilai dan

norma baru yang dianggap lebih baik dari warisan orangtua.

Ketergantungan akan semakin berkurang sejalan dengan meningkatnya

keinginan untuk menguji kemampuan dan melepaskan diri dari bayang-

bayang orang tua.

Remaja dan kelompok pergaulan memang tidak terlepas dari

kehidupan sosial dewasa ini. Keinginan mencari dan memerlukan tempat


16

yang tepat untuk mencari kepuasan dan egonya membuat remaja senang

berkelompok, mempunyai lingkungan terdekat yang sesuai dengan pola

pemikiran dan apresiasinya. Tetapi pergaulan dan gaya hidup remaja saat

ini banyak juga mendapat tanggapan negatif dari berbagai pihak,

khususnya dari generasi tua, sejalan dengan semakin meningkatnya

masalah-masalah yang berkaitan dengan perilaku mereka, seperti; seks

bebas, penyalagunaan narkotika dan obat-obat terlarang (narkoba),

tawuran serta tindakan kriminal lainnya.

Fenomena yang banyak terjadi dan sedang menjadi topik pembahasan

yang cukup hangat di media massa sekarang ini adalah penyalagunaan

narkotika dan obat-obat terlarang (narkoba) yang kebanyakan di komsumsi

oleh kaum remaja dipastikan adalah karena pengaruh negatif dari

informasi yang di terima. Di samping bukti dasyatnya propaganda negative

yang menjerumuskan umat manusia kearah jalan kesengsaraan.

Peredaran pil setan di Indonesia baru menghangat di permukaan

ketika polisi menyidik perkara kematian seorang remaja Indonesia di

kediaman artis film dan sinetron yang baru menanjak. Diskusi di

masyarakat semakin menghangat, setelah polisi mengetahui bahwa sebab

kematian diakibatkan oleh penggunaan pil setan yang over dosis. Sejak itu

masyarakat baru sadar bahwa generasi muda telah terpengaruh oleh

nikmatnya pil setan. Night club, rumah music, restoran, hotel mewah dan

tempat-tempat mewah lainnya di mana kalangan muda, jetset bercanda ria,

berpesta pora, mendorong pasar narkotika dan obat-obatan terlarang


17

semakin ramai. Remaja sebagai salah satu unsur potensial dari generasi

muda adalah penerus nilai-nilai perjuangan bangsa dan sumber daya

nasional yang sangat menentukan hari depan bangsa serta pembangunan

nasional. Semua pihak memahami bahwa generasi muda, khususnya

remaja tumbuh dan berkembang pada 3 (tiga) dimensi sosial yaotu;

lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

Keterpaduan dan kesinambungan sistem pembinaan di antara ketiga

dimensi tersebut terhadap remaja akan mewarnai penampilan, sikap dan

perilaku mereka terhadap masa depannya. Oleh karena itu pembinaan

terhadap generasi muda khususnya remaja perlu pemikiran yang terpadu,

konsepsional antar departemen/instansi yang terkait dengan masalah

tersebut, diwujudkan dalam langkah dan tindakan yang kongkrit di

lapangan, dengan mengikut sertakan remaja/generasi muda sebagai subjek

yang aktif.

B. Tinjauan Tentang Pengetahuan

1. Defenisi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003) mengatakan pengetahuan merupakan

hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap

objek tertentu. Pengindraan panca indera manusia yaitu indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagain besar pengetahuan

manusia di peroleh melalui mata dan telinga, yaitu proses melihat dan

mendengar. Selain itu pengetahuan dapat juga diperoleh melalui


18

pengalaman dan proses belajar dalam pendidikan formal maupun informal.

(Wawan dan Dewi, 2011, hal : 11)

Menurut kamus besar bahasa indonesia (1999) pengetahuan diartikan

segala sesuatu yang diketahui atau segala sesuatu yang berkenaan dengan

hal mata pelajaran atau dengan sesuatu. Kategori pengetahuan meliputi

kemampuan untuk mengatakan kembali dari ingatan hal-hal khusus dan

umum, metode dan proses atau mengingat suatu pola, susunan, gajala, atau

peristiwa. (titik lestari, 2015, hal:2).

Kemampuan untuk mengetahui adalah kemampuan untuk mengenal

atau mengingat kembali suatu objek, ide, prosedur, prinsip atau teori yang

pernah ditemukan dengan pengalaman tanpa memanipulasinya. (titik

lestari, 2015, hal:2).

2. Tingkat pengetahuan

a. Tahu (know)

Kemampuan untuk mengetahui adalah kemampuan untuk mengenal

atau mengingat kembali suatu objek, ide, prosedur, prinsip atau teori

yang pernah ditemukan dengan pengalaman tanpa memanipulasinya.

(titik lestari, 2015, hal:2).

b. Memahami (comprehension)

Kemampuan untuk menjelaskan tentang objek yang diketahui dan

menginterprestasikan materi tersebut secara benar (Wawan dan Dewi

2011, hal: 13).


19

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada suatu kondisi atau situasi nyata. (Wawan dan

Dewi M, 2011: 13).

d. Analisis (analysis)

Kemampuan untuk menjabarkan materi kedalam kompenen-komponen,

tapi masih dalam suatu struktur tersebut dan masih ada kaitannya satu

sama lain. (Wawan dan Dewi 2011: 13).

e. Sintesisis (synthesis)

Kemampuan meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam

suatu bentuk keseluruhan yang baru, atau menyusun formulasi baru dari

formulasi yang ada. (Wawan dan Dewi 2011: 13).

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. (Wawan dan Dewi,

2011: 14).

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

a. Faktor internal

1) Tingkat pendidikan

Yakni upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi

perubahan prilaku positif yang meningkat. Pendidikan berarti

bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang

lain menuju cita-cita tertentu yang menentkan manusia untuk


20

berbuatdan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan

kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi

misalnyahal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat

meningkatkan kualitas hidup menurut YB Mantra yang dikutip

Notoadmojo (2003), pendidikan dapat mempengaruhi seseorang

termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam

memotifasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan

(Nursalam, 2003) pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah menerima informasi (Wawan dan Dewi 2011:16-17).

2) Pekerjaan

Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003),

pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk

menumjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan

bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara

mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan.

Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita

waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap

kehidupan keluarga. (Wawan dan Dewi 2011, hal:17).

3) Umur

Menurut Elisabeth yang dikutip Nursalam (2003), usia adalah

umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang

tahun. Sedangkan menurut Huclok (1998) semakim cukup umur,

tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang


21

dalam berfikir danbekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat

seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi

kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan

kematangan jiwa (Wawan dan Dewi 2011, hal:17).

b. Faktor Eksternal

1) informasi

Seseorang yang mendapatkan informasi yang lebih banyak akan

menambah pengetahuan yang lebih luas. (titik lestari, 2015, hal : 4).

2) Pengalaman

Sesuatu yang pernah dilakukan seseorang akan menambah

pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat informal. (titik lestari,

2015, hal : 4-5).

3) Sosial ekonomi

Tingkah laku manusia dalam memenuhi kebutuhan yang meliputi

sikap dan kepercayaan. (titik lestari, 2015: 5)

4) Budaya

Yakni kemampuan seseorang memenuhi kebutuhan hidupnya. (titik

lestari, 2015:5).

4. Kriteria Tingkat Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006) dikutip dalam Wawan dan Dewi Pengetahuan

seseorang dapat diketahui dan diintreprestasikan dengan kala yang bersifat

kualitatif, yaitu:

a. Baik : Hasil presentase 76% - 100%


22

b. Cukup : Hasil presentase 56% - 75%

c. Kurang : Hasil presentase < 56%

5. Pengetahuan remaja tentang narkoba

Salah satu faktor yang menjadikan angka penyalahgunaan narkoba terus

meningkat ialah kurangnya pengetahuan. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang penting dalam membentuk tindakan seseorang. Hal

ini sesuai dengan beberapa teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi

tingkat pendidikan seseorang semakin banyak bahan atau materi yang

didapat atau pengetahuan yang diperoleh untuk mencapai perubahan

perilaku. Sebaliknya jika seseorang mempunyai pendidikan rendah maka

tidak banyak materi atau pengetahuan secara formal yang didapati sehingga

cenderung menjadikan perubahan perilaku kearah yang “sesuka hati”.

Tingkat pendidikan turut menentukan sesorang menyerap dan memahami

pengetahuan yang mereka peroleh. Pada umumnya semakin tinggi

pendidikan maka tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang juga

cenderung baik (Notoatmodjo, 2008 dalam Amila 2013)

Remaja memiliki karakteristik yang rentan terkena narkoba, Hal

tersebut disebabkan pada masa transisi yang labil remaja selalu ingin

mencoba sesuatu walaupun mereka belum mengetahui manfaat dan akibat

yang ditimbulkannya, sehingga sekolah dan kampus juga menjadi sasaran

untuk peredaran narkoba. Untuk itu para remaja perlu mempunyai

pengetahuan dan pemahaman tentang NAPZA dan penyalahgunaannya

sebagai kerangka dalam menentukan pergaulan dengan lingkungannya.


23

Salah satu faktor yang menjadikan angka penyalahgunaan narkoba terus

meningkat ialah kurangnya pengetahuan, dan salah satu upaya dalam

meningkatkan pengetahuan remaja tentang NAPZA yaitu dengan

memberikan penyuluhan tentang NAPZA.

(Septi Anggraeni Jurkessia, Vol. VI, No. 3, Juli 2016)

C. Tinjaun Tentang Napza

1. Defenisi Napza

Napza adalah singkatan dari narkotika psikotropika dan zat adiktif

lainnya. Napsah ini kadang kala disebut juga dengan istilah “NARKOBA”

singkatan dari Narkotika dan obat berbahaya. Napza maupun narkoba dua

istilh yang sekarang marak dipergunjingkan orang dan masyarakat kita

terutama generasi mudanya. Narkotika secara etimologi berasal dari bahasa

Yunani narkoum, yang berarti membuat lumpuh atau membuat mati rasa.

Sedangkan dalam bahasa inggris nacotic lebih mengarah keobat yang

membuat penggunanya kecanduan (Juliana lisa 2013 Hal:1).

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

tanaman, baik sitesis maupun semi sitesis. Zat tersebut menyebabkan

penurunan atau perubahan kesadaran, menghilangkan rasa, mengurangi

hingga menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menyebabkan ketergantungan

(adaktif) . (UU No 22 Tahun 1997. WHO memberikan defenisi tentang

narkotika sebagai berikut: narkotika merupakan suatu zat yang apabila

dimasukkan kedalam tubuh akan memengaruhi fungsi fisik dan atau

psikologi (kecuali makanan, air, atau oksigen). (Juliana lisa 2013 Hal:2)
24

Alkohol adalah minuman yang mengandung etanol yang diproses dari

bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi

dan distilasi atau fermentasi tnpa distilsi, baik dengan cara memberikan

perlakuan terlebih dahulu atau tidak, maupun yang diproses dengan cara

mencampur konsentrat dengan etanol atau dengan cara pengenceran

minuman yang mengandung etanol. (Juliana lisa 2013 Hal:3).

Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintesis buan

narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada

susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas

mental dan perilaku. (Juliana lisa 2013 Hal:3).

2. Jenis-jenis narkoba

a. Heroin

Heroin adalah derivatif 3-6 diasetil dari morfin (karena itulah

namanya adalah diasetilmorfin) dan disintesiskan dirinya melaluii

asetilasi. Heroin murni adalah serbuk putih dengan rasa pahit. Bentuk

kristal putihnya umumnya adalah garam hidroklorida. Heroin terlarang

dapat bebeda warna, dari putih hingga coklat tua. Disebabkan oleh

kotoran-kotoran yang tertinggal dari proses pembuatan atau hadirnya zat-

zat tambahan seperti pewarna makanan, cacao atau gula merah.heroin

dapat menyebabkan kecanduan . (Juliana lisa 2013 Hal:7).

Zat ini sangat mudah menembus otak sehingga bereaksi lebih kuat

dari pada morfin itu sendiri. Umumnya digunakan dengan cara disuntik

atau dihisap, timbul rasa kesibukan yang sangat cepat (kurang lebih 30-
25

60 detik) diikuti rasa menyenangkan seperti mimpi yang penuh

kedamaian dan kepuasan atau ketenangan hati, ingin selalu menyendiri

untuk menikmatinya.

b. Ganja

Di Indonesia ganja daoat tumbuh dengan subur terutama didaerah

aceh dan sumatra utara. Ganja termasuk tanaman perdu yang mempunyai

ketinggian antara 1,5 m sampai 2,5 m. Umumnya antara 1-2 tahun, dan

pada umur 6 bulan sudah mulai berbunga. Daun ganja mengandung zat

THC (tetra-hydro-cannabinol) yaitu suatu zat sebagai elemen aktif atau

zat faktor penyebab terjadinya halusinasi kadar zat THC tertinggi

terdapat pada bung ganja yang sedang mekar.

Ganja adalah tumbuhan budidaya penghasil serat, namun lebih

dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya, THC yang dapat

membuat pemakainya mengalami euforia (rasa senang yang

berkepanjangan tanpa sebab). Cara penggunaannya dihisap dengan cara

dipadatkan menyerupai rokok atau dengan menggunakan pipa rokok

c. Narkotika

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau

bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang menyebabkan

pengaruh bagi penggunanya. Pengaruh tersebut berupa pembiusan

hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat, halusinasi atau timbulnya

khayalan-khayalan yang menyebabkan efek ketergantungan bgi

pemakainya. Sensasi 30-60 detik diikuti rasa menyenangkan seperti


26

mimpi yang penuh kedamaian dan kepusan atau kenyamanan hati, ingin

selalu menyendiri untuk menikmatinya. (Juliana lisa 2013 Hal:11).

d. Opiat opium (candu)

Opium merupakan zat adaktif yang didapat dari tanaman candu, zat

ini kadang digunakan dalam ilmu kedokteran sebagai analgesik atau

penghilang rasa sakit. (Juliana lisa 2013 Hal:12).

e. Morfin.

Morfin adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat dan merupakan

agen aktif utama yang ditemukan pada opium. Morfin bekerja langsung

pada sitem saraf pusat untuk menghilangkan sakit. Morfin dapat pula

diartikan zat aktif yang diperoleh dari candu. Morfin tidak berbau, rasa

pahit, dan berwarna gelap semakin tua, cara pemakaiannya disuntikkan

dengan cara intra cutan (dibawah kulit), intra muscular (kedalm otot),

atau secara intra vena (kedalam pembuluh darah). (Juliana lisa 2013

Hal:13).

f. Alkohol

Merupakan suatu zat yang paling sering disalahgunakan manusia.

Alkohol diperoleh atas fermentasi madu, gula, sari buah atau umbi-

umbian.kadar alkihol dalam darah maksimum mencapai 30-90 menit.

Setelah diserap, alkohol disebarluaskan keseluruh jaringan tubuh.

Dengan peningkatan alkohol dalam darah orang akan menjadi euforia,

namun dengan penurunannya orang tersebut menjadi depresi.(Julian Lisa

2013 Hal: 22).


27

3. Akibat Penggunaan Narkoba

Setiap zat atau obat yang dimasukkan ke tubuh organisme hidup dapat

memberikan pengaruh pada satu atau lebih fungsi-fungsinya. Narkoba dapat

menimbulkan efek khusus bila dipakai oleh manusia, baik dalam

fungsipemikiran, perasaan dan perilaku. Pada tahap awal, efek itu mungkin

dirasakan sebagai kenikmatan, akan tetapi dalam jangka panjang menjadi

sangat berbahaya, karena dapat menimbulkan ketergantungan. Dampak

yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan Narkoba secara umum sebagai

berikut

a. Gembira dan foya-foya.

1) perasaan senang dan gembira yang luar biasa ditambah

munculnyakeberanian yang tidak wajar.

2) hilangnya segala beban fikiran seperti rasa sedih, khawatir, menyesal

dan sebagainya. Semua yang diihat dan didengar saat itu terasa

menyenangkan.

3) jalan fikiran menjadi lancar, semua permasalahan yang semula dirasa

sulit dapat dihadapi dengan mudah dan penuh percaya diri.

b. Gelisah dan stres.

1) keadaan diatas disusul dengan ketegangan psikis, tekanan jiwa yang

berat sekali

2) diikuti kegelisahan yang mencekam sehingga timbul gangguan

koordinasi gerakan motorik (gangguan kerja otak).


28

c. Berkhayal.

1) timbul khayalan yang tidak terkendali.

2) indera penglihatan dan pendengaran tidak stabil, tampak dan terdengar

sesuatu yang tidak ada disekitarnya.

d. Daya tahan tubuh melemah

1) keadaan jasmania dan rohania melemah.

2) ingin tidur terus-menerus dan hilang semangat bekerja dan ingin

menyendiri di dalam kamar.

e. Hilangnya kesadaran.

1) kesadaran turun seperti setengah tidur atau mimpidengan pikiran yang

kacau ingin menghisap kembali (ketagihan) dengan berusaha

menambah dosisnya.

4. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Penyalahgunaan Narkoba

a. faktor pengguna.

Orang-orang yang cukup menggoda dengan penyalahgunaan

narkoba adalah para remaja yang psikologinya labil. Pada masa ini

mereka sedang mengalami perubahan biologis, psikologis maupun sosial.

Anak atau remaja dengan ciri-ciri tertentu mempunyi resiko lebih besar

untuk menjadi penyalahguna Narkoba. Ciri-ciri tersebut adalah:

1) Sulit memusatkan perhatian.

2) Memberontak, berbohong dan mencuri.

3) Gangguan jiwa/depresi.

4) Menyimpang norma dan kurang percaya diri.


29

5) Putus sekolah dan membolos kerja.

b. Faktor pergaulan

Faktor lingkungan keluarga terutama faktor orang tua yang ikut menjadi

penyebab seorang anak atau remaja menjdi penyalahguna Narkoba antara

lain:

1) Komunikasi antara anak dan orang tua kurang baik

2) Hubungan dalam keluarga kurang harmonis

3) Orang tua bercerai atau berselingkuh, atau kawin lagi.

4) Orang tua terlalu sibuk atau tidak acuh.

5) Orang tua otoriter atau serba melarang.

6) Orang tua yang serba membolehkan.

7) Kurangnya orang yang dapat dijadikan teladan.

8) Orang tua kurang perhatian dengan masalah narkoba.

9) Kurangnya pengalaman hidup beragama.

10) Orang tua atau anggota keluarga justru telah menjadi penyalahguna

narkoba.

c. Lingkungan sekolah.

1) Sekolah kurang disiplin

2) Sekolah yang terletak dekat tempat hiburan dan lokasi pengguna

narkoba

3) Sekolah yang kurang memberi kesempatan siswa untuk

mengembangkan diri secata kreatif positif.

4) Adanya siswa pengguna narkoba.


30

d. Lingkungan teman sebaya

1) Berteman dengan penyalahguna narkoba.

2) Situasi sosial ekonomi yang kurang mendukung.

e. Lingkungan masyarakat atau sosial

1) Lemahnya penegakan hukum.

2) Mudahnya mendapatkan narkoba dengan harga murah.

3) Banyaknya iklan minuman beralkohol dan rokok yang menggoda.

5. Efek Yang Ditimbulkan Narkoba.

Kebanyakan dampak penggunaan narkoba adalah kecanduan. Pengguna

akan mengalami gangguan fisik seperti pelambatan dan kekacauan pada saat

berbicara, kerusakan penglihatan pada malam hari, mengalami kerusakan

pada liver dan ginjal, peningkatan resiko terkena virus HIV dan hepatitis

dan penyakit infeksi lainnya melalui jarum suntik dan penurunan daya tahan

tubuh, bahkan bisa sampai tingkat kematian karena overdosis.

6. Bahaya dan pengaruh Narkoba

a. Ketagihan dan ketergantungan.

Sifat dari Narkoba adalah sangat adiktif dan menimbulkan

kecanduan. Seseorang selalu akan membutuhkan jumlah yang semakin

banyak untuk mendapatkan pengaruh yang sama seperti yang diperoleh

sebelumnya. Jika tidak terpenuhi maka akan merasakan sakit pada

tubuhnya akibat ketergantunan.


31

b. Terkena dampak campuran zat lain.

Seperti obat-obat lain yang dibuat secara ilegal, narkoba yang

dijual di jalanan seringkali dicampur dengan bahan-bahan berbahaya.

Bahkan kadang-kadang dicampur dengan obat-obatan terlarang seperti

amfetamindan barbiturat. Bahan-bahan campuran ini sangat beracun

karena kadarnya cukup besar. Pemakai tidak tau kadar kemurniannya,

sehingga resiko kelebihan dosis dan kematian menjadi tinggi bagi si

pemakai.

c. Ancaman kematian mendadak.

Narkoba menjadi lebih berbahaya bila digabung dengan narkoba

lain. Misalnya heroin yang dicampur dengan depresan seperti alkohol

atau obat-obat penenang ringan. Depresan memperlambat sistem kerja

tubuh, kombinasi pemakaian dengan obat-obat lain dapat meningkatkan

pengaruh, apabila sistem tubuh banyak yang terhambat kerjanya, bisa

saja terjadi koma atau kematian mendadak.

d. Rawan kecelakaan lalu lintas.

Narkoba memengaruhi keterampilan-keterampilan motorik,

koordinasi, penglihatan, kemampuan untuk mengukur jarak dan

kecepatan, sehingga jika seorang dalam pengaruh obat mengendarai

kendaraan bermotor, resiko menjadi tinggi untuk terjadinya kecelakaan

lalu lintas.
32

e. Tertular penyakit orang lain.

Beberapa jenis narkoba seperti heroin biasanya disuntikkan

kedalam pembuluh darah. Para pemakainya melakukan secara

berkelompok dan bertukar jarum suntiksendok, kapas, pembersih,

turniket, kondisi ini beresiko tinggi untuk terjadi penularan infeksi,

seperti hepatitis C dan AIDS. Penyakit Hepatitis C dan AIDS tidak dapat

disembuhkan, dan dalam sepuluh tahun (setelah terinfeksipertama kali)

dan dapat menyebabkan kematian.

Selain itu, pengaruh narkoba dapat membuat seseorang bertingkah

laku membahayakan, atau menempatkan dirinya kedalam keadaan tidak

berdaya. Hal ini dapat mengarah pada pemerkosaan, hubungan seks yang

tidak diinginkan, kehamilan dan penyakit seperti AIDS atau Hepatitis C.

Dengan sebab ini, seseorang mudah terserang penyakit menular seksual

(PMS).

7. Pengaruh narkoba secara umum

a. Depresan

Menekan atau memperlambat fungsi sistem sarafpusat sehingga

dapat mengurangi aktivitas fungsional tubuh.

Dapat membuatpemakai merasa tenang, memberikan rasa melambung

tinggi, memberi rasa bahagia dan bahkan membuatnya tertidur atau

tidaksadarkan diri.

b. Stimulan.
33

1) Merangsang sistem saraf pusatdan meningkatkan kegairahan (segar

dan bersemangat)

2) Obat ini dapat bekerja mengurangi rasa kantuk karena lelah,

mengurangi nafsu makan, mempercepat detak jantung, tekanan darah

dan pernafasan.

c. Halusinogen

Dapat mengubah rangsangan indera yang jelas serta merubah perasaan

dan fikiran sehingga menimbulkan kesan palsu atau halusinasi. Narkotika

dan obat terarang serta zat adaktif dapat menyebabkn efek dan dampak

negatif bagi pemakainya. Dampak yang negatif itu sudah pasti merugikan

dan sangat buruk efeknya bagi kesehatan mentaldan fisik.

Meskipun demikian terkadang beberapa jenis obat masih dipakai

dalam dunia kedokteran, namun hanya diberikan bagi pasien-pasien

tertentu, bukan untuk dikonsumsi secara umumdan bebas oleh

masyarakat. Oleh karena itu obat dan narkotik yang disahgunakan dapat

menimbulkan berbagai akibat yang beraneka ragam.

1. Dampak tidak langsung narkoba yang disalahgunkan.

a. Akan banyak uang yang dibutuhkan untuk penyembuhan dan

perawatan kesehatan pecandu jika tubuhnya jika tubuhnya rusak

digerogoti zat bercun.

b. Dikucilkan dalam masyarakat dan pergaulan orang baik-baik.

Selain itu biasanya tukang candu narkoba akan bersikap anti sosial.
34

c. Keluarga akan malu besar karena punya anggota keluarga yang

memakai zat terlarang.

d. Kesempatan belajar hilang dan mungkin dapat dikeluarkan dari

sekolah atau perguruan tinggi.

e. Tidak dipercaya lagi oleh orang lain karena umumnya pecandu

narkoba akan gemar berbohong dan melakukan tindak kriminal.

f. Dosa akan terus bertambah karena lupa akan kewajiban Tuhan

serta menjalani kehidupan yang dilarang oleh agamanya.

g. Bisa ticebloskan kedalam tembok derita atau penjara yang sangat

menyiksa lahir batin.

Biasanya setelah seorang pecandu sembuh dan sudah sadar dari

mimpi-mimpinya maka ia baru akan menyesali semua perbuatannya

yang bodoh yang banyak waktu serta kesempatan yang hilang tanpa

disadarinya. Terlebih jika sadarnya ketika berada dipenjara. Segala

caci-maki dan kutukan akan dilontarkan kepada benda haram tersebut,

namun semua telah terlambat dan berakhir tanpa bisa berbuat apa-apa.

2. Dampak langsung narkoba bagi jasmani/tubuh manusia.

a. Gangguan pada sistem saraf seperti : kejang-kejang, halusinasi,

gangguan kesadaran, kerusakan saraf tepi.

b. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah seperti : infeksi akut

otot jantung, gangguan peredaran darah,.

c. Gangguan pada kulit sepeti : penanahan, alergi dan eksim.


35

d. Gangguan pada paru-paru seperti : penekanan fungsi pernafasan,

pengersan jaringan paru-paru.

e. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, dan

suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur.

f. Dampak terhadap kesahatan reproduksi adalah gangguan pada

endokrin, seperti:penurunan fungsi hormon reproduksi, serta

gangguan fungsi seksual.

g. Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan

antara lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan

menstruasi, dan aminorhoe (tidak haid).

h. Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya

pemakaian jarum suntik secara bergantian, resikonya adalah

tertular penyakit seperti Hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat

ini belum ada obatnya.

i. Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatalketika terjadi over

dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk

menerimanya (Julian Lisa 2013 Hal: 30).

3. Dampak langsung Narkoba bagi kejiwaan/mental manusia.

a. Menyebabkan depresi mental.

b. Menyebabkan gangguan jiwa berat/psikotik.

c. Menyebabkan bunuh diri.

d. Menyebabkan melekukan tindak kejahatan, kekerasan dan

perusakan.
36

e. Dampak psikis.

f. Dampak sosial.

Seperti yang kita ketahui, segala hal memiliki kebaikan dan

keburukan. Begitu pula psikotropika dan zat adiktifjuga memiliki

kegunaan positif dan negatif, tergantung dari tujuan dan siapa yang

menggunakannya. Penggunaan zat adiktif dan psikotropika oleh

dokter dan diawasi dengan ketat merupakan hal positif yang bisa

digunakan untuk mendapatkan nilai positif dari zat ini. Namun jika

digunakan dengan salah, zat ini bisa menimbulkan marahbahaya

4. Dampak fisik penggunaan narkoba

Adaptasi biologis tubuh kita terhadap penggunaan narkoba untuk

jangka waktu yang lama. Tubuh kita bahkan dapat berubah begitu

banyak sehingga sel-sel dan organ-organ tubuh kita menjadi

tergantung pada obat itu hanya untuk bisa berfungsi normal.

Salah satu contoh adaptasi biologis dapat dilihat dengan alkohol.

Akohol mengganggu pelepasan dari beberapa transmisi saraf diotak.

Alkohol juga meningkatkan mitokondria yang ada didalam liver untuk

menetralisir zat-zat yang masuk. Sel-sel tubuh ini menjadi terganggu

pada alkohol untuk menjaga keseimbangan.

Tetapi, bila penggunan narkoba dihentikan, ini akan mengubah

semua susunan dan keseimbangan kimia tubuh. Mungkin akan ada

kelebihan suatu jenis enzimdan kurrangnya transmisi saraf

tertentu.tiba-tiba saja, tubuh mencoba untuk mengembalikan


37

keseimbangan didalamnya. Biasanya, hal-hal yang ditekan atau tidak

dapat dilakukan tubuh saat menggunakan narkoba, akan dilakukan

secara berlebihan pada masa Gejala Putus Obat (GPO) ini.

Bagi para pecandu, terutama ketakutan terhadap sakit yang akan

dirasakan saat mengalami GPO merupakan salah satu alasan mengapa

mereka sulit untuk menggunakan narkoba, terutama jenis

putaw/heroin. Mereka tidak mau merasakan pegal, linu, sait-sakit pada

sekujur tubuh dan persendian, keram otot, insomnia, mual, muntah,

dan lain-lain merupakn selalu muncul bila pasokan narkoba kedalam

tubuh dihentikan.

Selain ketergantungan sel-sel tubuh, organ-organ vital dalam tubuh

seperti liver, jantung, paru-paru, ginjal, dan otak juga mengalami

kerusakan akibat penggunaan jangka pnjng narkoba. Banyak sekali

pecandu narkoba yang berakhiran dengan katub jantung yang bocor,

paru-paru yang bolong, gagal ginjal, serta liver yang rusak.belum lagi

kerusakan fisik yang muncul akibat infeksi virus Hepatitis C dan

HIC/AIDS yang sangat umum terjadi dikalangan pengguna jarum

suntik.

5. Dampak Mental penggunaan narkoba

Selain ketergantungan fisik, terjadi juga ketergantungan mental.

Ketergantungan mental ini lebih susah untuk dipulihkan dari pada

ketergantungan fisik. Ketergantungan yang dialami secara fisik akan

lewat setelah GPO diatasi, tetapi setelah itu akan muncul


38

ketergantungan mental, dalam bentuk yang dikwnal dengan istilah

“sugesti”. Orang sering kali menganggap bahwa sakaw dan sugesti

adalah hal yang sama, ini adalah anggapan yang salah. Sakaw bersifat

fisik, dan merupakan istlah lain untuk Gejala Putus Obat (GPO),

Sedangkan sugesti adalah ketergantungan mental, berupa munculnya

keinginan untuk kembali menggunakan narkoba.

Sugesti ini tidak akan hilang saat tubuh sudah kembali berfungsi

secara norml. Sugesti ini bisa digambarkan sebagai suara-suara yang

menggema di dalam kepala seorang pecandu yang menyuruhnya

untuk menggunakan narkoba. Sugesti sering kali menyebabkan

terjadinya perang dalam diri seorang pecandu, karena disatu sisi ada

bagian dirinya yang sangat ingin menggunakan narkoba, sementara

ada bagian lain dalam dirinya yang mencegahnya.

Orang-orang yang bukan pecandu dapat menghentikan

penggunaannya kapan saja tanpa ada sugesti, tetai para pecandu akan

tetap memiliki sugesti bahkan saat hidupnya sudah bisa dibilang

hidupnya sudah normal kembali. Sugesti memang tidak bis

disembuhkan tetapi kita dapat merubah cara kita bereaksi atau

merespon terhadap sugesti itu.

Dampak mental yang lain adalah pikiran dan perilaku obsesif

kompulsif, serta tindakan impulsive. Pikiran seorang pecandu menjadi

terobsesi pada narkoba dan penggunan narkoba. Narkoba dalah satu-

satunya hal yang ada didalam pikirannya. Ia akan menggunakan


39

semua daya pikirannya untuk memikirkan cara tercepat untuk

mendapatkan uang untuk membeli narkoba. Tetapi ia tidak pernah

memikirkan dampak dari tindakan yang dilakukannya, seperti

mencuri, dan berbohong.

Ia juga selalu berpikir dan berperilaku kompulsif, dalam artian ia

selalu mengulangi kesalahan-kesalahan yang sama. Misalnya, seorang

pecandu yang sudah keluar dari sebuah tempat pemulihan sudah

mengetahui bahwa ia tidak bisa mengendalikan penggunaan

narkobanya, tetapi saat sugestinya muncul, ia akan berfikir bahwa

mungkin sekarang ia sudah bisa mengendalikan penggunaannya, dan

akhirnya kembali menggunakan narkoba hanya untuk menemukan

bahwa ia memang tidak bisa mengendalikan penggunaannya.

Bisa dikatakan bahwa dampak mental dari narkoba adalah

mematikan akal sehat para penggunanya, terutama yang sudah dalam

tahap kecanduan. Ini semua membuktikan bahwa penyakit adiksi

adalah penyakit yang licik dan sangat berbahaya.

6. Dampak emosional penggunaan narkoba.

Narkoba adalah zat-zat yang mengubah mood seseorang. Saat

menggunakn narkoba, mood, perasaan, serta emosi seseorang ikut

terpengaruh. Salah satu efek yang diciptakan oleh narkoba adalah

perubahan mood. Narkoba dapat mengakibatkan ekstrimnya persaan,

mood, atau emosi penggunanya.


40

Adikasi terhadap narkoba membuat seseorang kehilangan kendali

terhadap emosinya. Seorang pecandu sering kali bertidak secara

impuls, mengikuti dorongan emosi apapun yang muncul dalam

dirinya. Dan perubahan yang muncul ini bukan perubahan ringan,

karena pecndu adalah orang-orang yang memiliki perasaan dan emosi

yang sangat mendalam. Para pecandu sering kali diselimuti oleh

perasaan bersalah, perasaan tidak berguna, dan depresi mendalam

yang sering kali membuatnya berfikir untuk melakukan tindakan

bunuh diri.

Perasaan-perasaan ini pulalah yang membuatnya ingin terus

menggunakan, karena sala satu efek narkoba adalah mematikan

perasaan dan emosi kita.dibawah pengaruh narkoba, ia dapat merasa

senang dan nyaman, tanpa harus merasakan perasaan-perasaan yang

tidak mengenakkan. Tetapi perasaan-perasaan ini tidak hilag begitu

saja, melainkan “terkubur hidup-hidup” di dalam diri kita. Dan pada

saat sipecandu berhenti menggunakan narkoba, perasaan-perasaan

yang selama ini “mati” atau “terkubur” dalam dirinya kembali

bangkit, dan di saat-saat seperti inilah pecandu membutuhkan suatu

program pemulihan, untuk membantunya menghadapi dan mengatasi

perasaan-perasaan sulit itu.

7. Dampak spiritual penggunaan narkoba

Adiksi terhadap narkoba membuat seorang pecandu menjadikan

narkoba sebagai prioritas utama didalam kehidupannya. Narkoba


41

adalah pusat kehidupannya, dan semua hal atau aspek lain dalam

hidupnya berputar disekitarnya. Tidak ada hal lain yang lebih penting

dari narkoba, dan ia menaruh kepentingannya untuk menggunkan

narkoba diatas segala-galanya. Narkoba menjadi jauh lebih penting

dari pada isteri, suami, pacar, anak, orang tua, sekolah, pekerjaan, dan

lain-lain.

Ia berhenti melakukan aktivitas-aktivitas yang biasa ia lakukan

sebelum ia tenggelam dalam penggunaan narkobanya. Ia tidak lagi

melakkan hobi-hobinya, menjalani aktivitas normal seperti sekolah,

kuliah, atau bekerja seperti biasa, bila sebelumnya ia termasuk rajin

beribadah bisa dipastikan ia akan menjauhi kegiatan yang satu ini,

apalagi khotbah agama yang selalu didengar bahwa orang-orang yang

menggunakan narkoba adalah orang-orang yang berdosa.

Ini menyebabkan pecandu sering kali hidup tersolir, ia hidup dalam

dunianya sendiri dan mengisolasi diinya dari dunia luar. Ia menjauhi

keluarga dan teman-teman lamanya, dan mencari teman-teman baru

yang dianggap sama dengannya, yang dianggap dapat memahaminya

dan tidak akan mengkuliahinya tentang pengguan narkobanya.

Narkoba dianggap sebagai sahabat yang selalu setia

memahaminya. Orang tua bisa memarahinya, pacar mungkin

memutuskannya, teman-teman mungkin menjauhinya bahkan Tuhan

mungkin dianggap tidak ada, tetapi narkoba selalu setia dan selalu

dapat memberikan efek yang diinginkannya.


42

Secara spiritual, narkoba dalah pusat hidupnya, dan bisa dikatakan

menggantikan posisi Tuhan. Adiksi terhadap narkoba membuat

penggunaan narkoba menjadi jauh lebih penting dari dari pada

keselamatan dirinya sendiri. Ia tidak lagi memikirkan soal makan,

tertular penyakit, tertangkap polisi, dll.

8. Dampak positif narkoba

Setiap kehidupan, memiliki dua sisi uang. Dibalik dampak negatif,

narkotika juga memiliki dampak yang positif.jika digunakan sebagaimana

mestinya, terutama untuk menyelamatkan jiwa manusia dan membantu

dalam pengobatan. Berikut dampak positif narkotika:

a. Opoid

Opoid atau opium digunakan selama berabad-abad sebagai penghilang

rasa sakit dan untuk mencegah batuk dan diare.

b. Kokain

Daun tanaman Erythroxylon coca biasanya dikunyah-kunyah untuk

mendapatkan efek stimulan, seperti untuk meningkatkan daya tahan

tubuh dan stamina serta untuk mengurangi rasa lelah.

c. Ganja

Orang-orang terdahulu menggunakan ganja untuk bahan pembuat

kantung karena serat yabg dihasilkannya sangat kuat biji ganja juga

digunakan sebagai bahan pembuat minyak.


43

9. Faktor Penyalahgunaan Narkoba

a. Lingkungan sosial.

1) motif ingin tahu: dimasa remaja seseorang lazim mempunyai rasa

ingin lalu setelah itu ingin mencobanya. Misalnya dengan mengenal

narkotika, psykotropoka maupun minuman keras atau bahan

merbahaya lainnya.

2) Adanya kesempatan: karena orang tua sibuk dengan kegiatannya

masing-masing, mungkin juga karena kurangnya rasa kasih sayang

dari keluarga ataupun karena akibat dari broken home.

3) Sarana dan prasarana: karena orang tua berlebihan memberikan

fasilitas dan uang yang berlebihan, merupakan sebuah pemicu untuk

menyalahgunakan uang tersebut untuk membeli narkotika untuk

memuaskan rasa keingintahuan mereka.

b. Kepribadian.

1) Rendah diri: perasaan rendah diri didalam pergaulan dimasyarakat

ataupun dilingkungan sekolah, mereka mengatasi masalah tersebut

dengan cara menyalahgunakan narkotik, psykotropika maupun

minuman keras yang dlakukan untuk menutup kekurangan mereka

tersebut sehingga mereka memperoleh apa yang diinginkan seperti

lebih aktif dan berani.

2) Emosional dan mental: pada masa ini biasanya mereka ingin lepas dari

segala aturan-aturan dari orang tua mereka. Dan akhirnya sebagai

tempat pelarian yaitu dengan menggunakan narkotik, psikotropika dan


44

minuman keras lainnya. Lemahnya mental seseorang akan lebih

mudah dipengaruhi oleh perbuatan-perbuatan negatif yang akhirnya

menjurus kearah penggunaan narkotik, psikotropika, dan minuman

keras lainnya.

10. Ciri-Ciri Pengguna Narkoba.

Tanda-tnda fisik pengguna, seperti:

a. Mata merah

b. Mulut kering

c. Bibir berwarna kecoklatan

d. Perilakunya tidak wajar

e. Bicaranya kacau

f. Daya ingatnya menurun

Adapun tanda-tanda dini anak yang telah menggunakan narkoba dapat

dilihat dari beberapa hal antara lain:

a. Anak menjadi pemurung dan penyendiri

b. Wajah anak pucat dan kuyu

c. Terdapat bau aneh yang tidk biasa dikamar anak

d. Matanya berair dan tangannya gemetar

e. Nafasnya tersengal dan susah tidur

f. Badannya lesu dan selalu gelisah

g. Anak menjadi mudah tersinggung, marah, suka menentang orang tua.

Ciri umum anak pengguna narkoba:

a. Merokok pada usia remaja dini


45

b. Cenderung menarik diri dari acara keluarga dan lebih senang

mengurung dikamar.

c. Bergaul dengan teman hingga larut malam bahkan jarang pulang

kerumah

d. Sering bersenang-senang dipesta, diskotik maupun kumpul di mall.

e. Mudah tersinggung, egois, dan tidak mau diusik oleh orang tua atau

keluarga.

f. Menghindar dari tanggungjawab yang sesuai, malas menyelesaikan

tugas rutin dirumah.

g. Prestasi belajar menurun sering bolos atau terlambat ke sekolah.

h. Perilaku mulai menyimpang seperti kenakalan remaja, mencuri,

pergaulan seks bebas dan berkolompok dengan teman yang suka

mabuk-mabukan.

11. Upaya Pencegahan Masalah Penyalahgunaan Narkoba

Didalam upaya pencegahan, tindakan yang dijaalankan dapat

diarahkan pada dua sasaran proses. Pertama, diarahkan pada upaya untuk

menghindarkan remaja dari lingkungan yang tidak baik dan diarahkan ke

suatu lingkungan yang lebih membantu remaja dalam mengembangkan

jiwa remaja. Upaya kedua adalah membantu remaja dalam

mengembangkan diinya dengan baik dan mencapai tujuan yang

diharapkan.

Dalam rangka membimbing dan mengarahkan perkembangan

remaja, bidang yang menjadi pusat perhatian adalah:


46

a. Sikap dan tingkah laku.

Tujuan dari suatu perkembangan remaja secara umum adalah

merubah sikap dan tingkah lakunya, dari cara yang kekanak-kanakan

menjadi cara yang lebih dewasa. Untuk itu dibutuhkan perhatian dan

bimbigan dari pihak orang tua. Orang tua harus mampu untuk memberi

perhatian, memberikan kesempatan untuk remaja mencoba

kemampuannya , berikan penghargaan dan hindarkan kritik dan celaan.

b. Emosional

Untuk mendapatkan kebebasan emosionl, remaja mencoba

merenggangkan hubungan emosionalnya dengan orang tua. Ia harus

dilatih dan belajar untuk memilih dan menentukan keputusannya

sendiri, usaha ini biasanya disertai tingkah laku memberontak atau

membangkang. Dalam hal ini diharapkan pengertian orang tua untuk

tidak melakukan tindakan yang bersifat menindas, akan tetapi berusaha

membimbingnya secara bertahap.

c. Mental

Pada mulanya daya pikir remaja banyak dipengaruhi oleh fantasi,

sejalan dengan meningkatnya kemampuan berpikir secara abstrak.

Pikiran yang abstrak ini sering kali menimbulkan kekecewaan dan

keputusasaan. Untuk mengatasi hal ini dibutuhkan bantuan orabg tua

dalam menumbuhkan pemahaman diri tentang kemampuan yang

dimilikinya berdasarkan kemampuan yang dimilikinya tersebut. Jangan


47

membebani remaja dengan berbagai macam harapan dan angan-angan

yang kemungkinan sulit untuk dicapai.

D. Tinjauan Tentang Pendidikan Kesehatan

1. Defenisi Pendidikan Kesehatan.

Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk

memengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat,

sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan.

Pendidikan kesehatan adalah komponen proses kesehatan dan

kedokteran yang terdiri atas upaya terancang, baik untuk mengubah periku

individu, kelompok maupun masyarakat yang meliputi perubahan cara

berpikir, bersikap, dan berbuat dengan tujuan membantu pengobatan

renovilitasi, pencegahan penyakit, dan promosi hidup sehat.(Stuart, 1068).

Pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan perilaku yang

dinamis, dimana perubahan tersebut bukan proses pemindahan materi dari

seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur, artinya

perubahan tersebut terjadi karena adanya kesadaran dari dalam individu atau

masyarakat sendiri. Pendidikan kesehatan adalah istilah yang diterapkan

pada penggunaan proses pendidikan secara terencana untuk mencapai tujuan

kesehatan yang meliputi beberapa kombinasi dan kesempatan pembelajaran

(lawrence green, 1972).

Menurut Committee Presiden on Health Education (1997) yang dikutip

Soekidjo Notoadmodjo (1997), pendidikan kesehatan adalah proses yang


48

menjembatani kesenjangan antara informasi kesehatan dan praktik

kesehatan.

Dari berbagai defenisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan

kesehatan merupakan proses perubahan perlaku secara sederhana pada diri

individu, kelompok atau masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam

mencapai tujuan hidup sehat.

Tujuan pendidikan kesehatan adalah agar individu mampu untuk:

a. Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri;

b. Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap masalah kesehatn

yang dihadapi dengan sumber daya yang ada pada mereka ditambah

dengan dukungan dari luar:

c. Memutuskan kegiatan yang paling tepat guna untuk meningkatkan taraf

hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat.

Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang

Kesehatan No.23 Tahun 1992 maupun WHO adalah meningkatkan

kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat

kesehatan, baik fisik, mental, dan sosil, sehingg produktif secara ekonomi

maupun secra sosial. Pendidikan kesehatan dilakukan di semua program

kesehatan, baik pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi

masyarakat pelayanan kesehtan, maupun program program kesehatan

lainnya. Tujuan ini dapat diperinci sebagai berikut:

b. Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat.


49

c. Mendorong individu agar mampu secara mandiri/kelompok mengadakan

kegiatn untuk mencapai tujuan hidup sehat.

d. Mendorong pengembangan dan penggunaan secra tepat sarana pelayanan

kesehatan yang ada.

2. Ruang lingkup pendidikan kesehatan

Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat diliht dari berbagai dimensi,

antara lin dimensi sasaran pendidikan, dimensi tempat pelaksanaan atau

aplikasinya, dan dimensi tingkat pelayanan kesehatan.

a. Dimensi sasaran

Berdasarkan dimensi sasarannya, pendidikan kesehatan dapat

dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

1) Pendidikan kesehatan individual, dengan sasaran individu;

2) Pendidikan keehatan kelompok dengan sasaran kelompok;

3) Pendidikan kesehtan masyarakat dengan sasaran masyarakat luas.

b. Dimensi Tempat Pelaksanaan/Aplikasi Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan dapat berlansung di berbgai tempat, dengn

sendirinya sasarannya berbeda pula, misalnya:

1) Pendidikan kesehatan disekolah, dilakukan disekolah dengn sasaran

murid;

2) Pendidikan kesehatan di rumah sakit, dilakukan dirumah sakit

dengan sasaran pasien atau keluarga pasien, dipuskesmas, dan

sebagainya;
50

3) Pendidikan kesehatan ditempat-tempat kerja dengan sasaran buruh

atu karyawan yang bersangkutan;

c. Dimensi tingkat pelayanan kesehatan

Menurut Leavel dan Clark, pendidikan kesehatan dapat dilakukan

berdasarkan lima tingkat pencegahan, yaitu sebagai berikut:

1) Peningkatan kesehatan (health promotion)

Peningkatan ststus kesehatan masyaakat dlakukan melalui beberapa

kegiatan berikut ini:

a) Health education

b) Penyluhan kesehatan masyarakat (PKM) seperti penyuluhan

tentang masalah gizi.

c) Pengamatan tumbuh kembang anak

d) Pengdaan rumah sehat

e) Konsultasi erkawinan

f) Pendidikan seks

g) Pengendalian lingkungan

h) Program pemberantasan penyakit menular melalui kegiatan

iminusasi dan pemberantasan vektor.

i) Stimulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga dan asuhan

keperawatan pada anak atau balita serta penyuluhan tentang

pencegahan terhadap kecelakaan


51

j) Program kesehatan lingkungan dengan tujan menjaga lingkungan

hidup manusia agar aman dari bibit penyakit seperti bakteri, virus,

dan jamur serta mencegah kemungkinan berkembangnya vektor.

k) Asuhan keperawatan pre-natal dan pelayanan keluarga berencana.

l) Pelindungan gigi

m)Penyuluhan untuk pencegahan keracunan.

Masalah kesehatan yang dicegah bukan hanya penyakit infeksi yang

menular, tetapi juga masalah kesehatan yang lainny seperti kecelakaan,

kesehatan jiwa, kesehatan kerja, dan lain sebagainya.

2) Perlindungan umum dan khusus.

Perlindungan umum dan khusus merupakan usaha kesehatan untuk

memberikan perlindungan secara khusus aau umum kepada seseorang

atau masyarakat. Hal ini karena kesadaran masyarakat tentang

pentingnya perlindungan umum dan khusus sebgia perlindungan

terhadap penyakit pada dirinya maupun pada anak-anaknya masih

rendah. Bentuk perlindungan terebut sebagai berikut.

a) Imunisasi dan hygiene perseorangan

b) Perlindungan diri dri kecelakaan

c) Perlindungan diri dari lingkunagn

d) Kesehatan kerja

e) Perlindungan diri dari karsinogen, toksi, dan alergen

f) Pengendalian sumber-sumber pencemaran dan lain-lain.


52

3) Diagnosis dini dan pengobatan segera atau adekuat. Usaha ini dilkukan

karena rendahnya pengethuan dan kesadaran mesyarakat terhadap

kesehatan dan penyakit, sehingga sering kesuliutan mendeteksi

penyakit-penyakit yang terjadi didalam mesyarakat. Bahkan kadang-

kadang masyarakat sulit atau tidak mau diperiksa dan di obati

penyakitnya. Hal ini akan menyebabkan masyrakat tidak memperoleh

pelayanan kesehatan yang layak. Bentuk usaha tersebut dapat dilakukan

melalui :

a) Penemuan kasus secara dini

b) Pemeriksaan umum lengkap

c) Pemeriksaan massal

d) Survei terhadap kontak, sekolah, dan rumah.

e) Penanganan kasus dan pengobatan adekuat.

4) Pembatasan kecacatan. Kurangnya pengertian dan kesadaran

masyarakat tentang kesehatan dan penyakit sering membuat masyarakat

tidak melanjutkan perawatan sampai tuntas. Pengobatan yang tidak

layak dan sempurna dapat mengakibtkan orang yang bersangkuatan

cacat atau etidamampuan. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan juga

diperlukan pada tahap ini. Bentuk pendidikan kesehatn antara lain

sebagia berikut:

a) Penyempurnaan dan intensifikasi terapi lanjutan

b) Pencegahan komplikasi

c) Perbaikan fasilitas kesehatan.


53

5) Rehabilitasi. Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-

kadang orang menjadi cacat. Untuk memulihkan cacatnya tersebut

diperlukan latihan-latihan tertentu. Oleh karena itu, kurangnya

perhatian dan kesadaran membuat masyarakat tidak mau atau segan

melakukan ltihan-latihan yang dianjurkan. Disamping itu orang yang

cacat karena suatu penyakit kadang-kadang malu untuk kembali ke

masyarakat. Masyarakat sering tidak mau menerima mereka sebagai

anggota masyarakat yang normal. Oleh sebab itu, pendidikan kesehatan

diperlukan tidak hanya untuk orang yang cacat tetapi juga untuk

masyarakat.

3. Sasaran pndidikan ksehatan

a. Sasaran primer, sasaran langsung pada masyarakat berupa segala upaya

pendidikan/promosi kesehatan.

b. Sasaran sekunder, sasaran ditujukan pada tokoh masyarakat adat,

diharapkan kelompok ini pada umumnya akan memberikan pendidikan

kesehatan pada masyarakat disekitarnya.

c. Sasaran tersier, sasaran ditujukan pada pembuat keputusan atau penentu

kebijakan baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah, diharapkan

dengan keputusan dari kelompok ini akan berdampak kepada perilaku

kelompok sasaransekunder yang kemudian pada kelompok primer.

4. Pentingnya pendidikan kesehatan dalam keperawatan

Tujuan pendidikan kesehatan dalam keperawatan adalah untuk

meningkatkan status kesehatan, mencegah timbulnya penyakit dan


54

bertambahnya masalah kesehatan, mempertahankan derajat kesehatan yang

sudah ada, memaksimalkan fungsi dan peran klien selama sakit, serta

membantu klien dan keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan.

5. Prinsip-prinsip pendidikan kesehatan

a. Belajar mengajar berfokus pada klien, pendidikan klien adalah hubungan

klien yang berfokus kepada kebutuhan klien yang spesifik

b. Belajr mengajar bersifat menyeluruh, artinya dalam memberikan

pendidikan kesehatan harus dipertimbangkan klien secara kesehatan tidak

hanya berfokus pada muatan spesifik saja.

c. Belajar mengajar negosiasi, dimana petugas kesehatan dan klien

bersama-sama menentukan apa yang telah diketahui dan apa yang

penting untuk diketahui.

d. Belajar mengajar yang interaktif, dimana proses belajar mengajar adalah

suatu proses yang dinamis dan interaktif, yang melibatkan partisipasi dari

petugas kesehatan dan klien.

e. Pertimbangan usia dalam pendidikan kesehatan, untuk menumbuh

kembangkan seluruh kemampuan dan perilaku manusia melalui

pengajaran, sehingga perlu dipertimbangkan usia klien dan hubungan

dengan proses belajar mengajar.

6. Peran pendidikan kesehatan

Peran pendidikan kesehatan yaitu untuk melakukan intervensi faktor

perilaku, sehingga perilaku individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat

sesuai dengan nilai-nilai kesehatan.


55

7. Pendidikan kesehatan pada remaja tentang narkoba

Remaja memiliki kerentanan dalam hal penyalahgunaan obat

disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya faktor internal dari remaja itu

sendiri. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak

menjadi masa dewasa. Pada masa ini remaja memiliki sifat keingintahuan

yang tinggi mengenai hal-hal yang baru di sekitarnya. Seorang remaja lebih

berani dalam menjawab keingintahuannya dengan mencari tahu sendiri

jawaban sehingga mereka mencoba sesuatu yang baru dan tidak memikirkan

akibatnya, baik bagi dirinya, keluarganya, maupun masyarakat sekitarnya.

Hal ini karena sebagian remaja tidak memiliki pengetahuan tentang

NAPZA dan bahayanya bagi kesehatan dan masa depannya. Oleh karena itu

sebelumadanya tindakan penyalahgunaan akibat dari ketidaktahuan remaja

maka perlu dilakukan tindakan pencegahan melalui penyuluhan yang

diberikan kepada remaja.

(JUNAL BIOSFER, Vol. VII, No. 2, Oktober 2014)

Upaya-upaya pemerintah dalam menanggulangi bahaya narkoba bagi

remaja umumnya dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Pre-emtif, yaitu kegiatan yang ditujukan untuk menetralisir atau

menghilangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kemungkinan

timbulnya penyalagunaan narkotika dan obat-obatan terlarang seperti:

melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada generasi muda khususnya

remaja, melaksanakan penerangan, bimbingan, penyuluhan serta


56

ceramah-ceramah kepada siswa, orang tua siswa, dan tokoh-tokoh

masyarakat

b. Preventif, yaitu kegiatan-kegiatan yang di tujukan untuk menghilangkan

kesempatan untuk terjadinya penyalagunaan narkotika dan obat-obatan

terlarang seperti kegiatan karang taruna.

c. Pepresif, yaitu kegiatan-kegiatan yang di tujukan untuk mengadakan penyidikan

terhadap pelaku penyalagunaan narkotika dan obat-obatan terlarang sehingga

dapat diajukan ke pengadilan

Kegiatan penyuluhan merupakan suatu proses komunikasi dua arah, ada

komunikatordan komunikan yang selalu berhubungan dalam suatu interaksi. Disatu

pihak komunikator (penyuluh) berusaha mempengaruhi komunikan agar terjadi

perubahan pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti

menjadi mengerti serta diharapkan terjadi perubahan tindakan dan perilaku.

Komunikasi dan penyuluhan sangat di tentukan oleh bentuk hubungan antar

penyuluh selaku komunikator dengan sasaran yaitu remaja atau masyarakat selaku

komunikan. Jika diantara kedua belah pihak telah terjadi penyesuaian, komunikasi

akan berjalan lancar. Dalam hal ini komunikator senantiasa harus mencoba

mencapai kesesuaian dengan komunikan, dimana arti dari sesuatu yang

disampaikan harus merupakan juga arti yang diterima komunikan.

Suatu kegiatan penyuluhan dimulai pada saat penyuluh menyampaikan

lambang-lambang atau informasi kepada khalayak. Proses penyuluhan yang ideal

adalah apabila antara penyuluh dan khalayak berada pada keadaan setara yaitu

tercapainya suatu kesamaan ata kesesuaian di antara mereka.


57

8. Strategi Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Dalam Menanggulangi

Bahayan Narkoba

Terdapat beberapa strategi Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM)

Dinas Kesehatan adalah:

a. Rencana/Program. Pengembangan dari ide dasar, konsep, strategi sampai

pada pelaksanaan dalam suatu program penyuluhan, merupakan

rangkaian tahapan dalam suatu program komunikasi penyuluhan.

Rencana/program penyuluhan yang akan dilaksanakan oleh penyuluh

tertuang dalam DIP (Daftar Izin Proyek). Dalam daftar izin proyek ini

disusun jenis program dan dijadikan acuan. Jenis rencana/program terdiri

dari: penyuluhan langsung, peran serta masyarakat dan usaha kesehatan

sekolah. Dalam rencana/program kegiatan penyuluhan lebih ditekankan

pada isi pesan, dan strategi media sebagai kegiatan utama. Media yang

digunakan dalam penyuluahn ini adalah media cetak berupa brosur dan

media visual yaitu Over Head Projector. Pada dasarnya program

penyuluhan tersebut berupa dokumen tertulis yang menggambarkan

seluruh program dan strategi yang dikembangkan oleh suatu organisasi

atau lembaga berupa fakta-fakta tentang sasaran, lingkungan, harapan

dan sejenisnya.

b. Komunikator. Untuk berhasilnya suatu komunikasi penyuluhan, tidak

saja ditentukan oleh kemampuan berkomunikasi, tetapi juga oleh diri

komunikator (penyuluh) karena fungsi komunikator adalah sebagai

pengutaraan pikiran dan perasaannya dalam bentuk pesan untuk


58

membuat komunikan (yang disuluh) menjadi tahu, mengubah sikap,

pendapat dan perilakunya. Komunikator dalam pelaksanaan penyuluhan

ke sekolah-sekolah seksi penyuluhan kesehatan masyarakat sebagai

komunikator berkerjasama secara internal dengan seksi P2M, sedangkan

eksternal bekerjasama dengan kepolisian dan departemen agama.

c. Media yang digunakan. Memilih media yang digunakan dalam

penyuluhan merupakan keputusan yang sangat penting. Media yang

dipilih tentu yang diharapkan adalah media yang benar-benar efektif

mencapai sasaran yang dibutuhkan. Pemilihan media hendaklah benar-

benar didasarkan pada pertimbangan yang matang karena pilihan yang

diambil paling tidak menyangkut masalah biaya, tenaga, dan waktu yang

disediakan untuk penyuluhan tersebut.

d. Pesan yang disampaikan. Cara penyampaian pesan di dalam komunikasi

penyuluhan merupakan suatu hal dalam menentukan efektivitas program.

Penyuluh atau komunikator harus mempertimbangkan tidak hanya isi

pesan yang akan disampaikan, tetapi juga bagaimana informasi tersebut

disususn untuk dipresentasikan dan apa tipe serta daya tarik pesan yang

akan disampaikan.

e. Sasaran penyuluhan. Sasaran adalah salah satu bagian atau factor penentu

keberhasilan suatu komunikasi penyuluhan. Karena bagi penyuluh atau

komunikator, patokan berhasilnya upaya penyuluhan adalah apabila

pesan-pesan yang disampaikan melalui berbagai saluran dapat sampai


59

pada sasaran dan dimengerti serta ada tanggapan sesuai dengan apa yang

dikehendaki oleh komunikator atau penyuluh.

(JURNAL ACADEMICA Fisip Untad Vol.06 No. 01 Februari 2014)

E. JURNAL TERKAIT

Jurnal 1:

JUDUL: Pengaruh Penyuluhan Menggunakan Metode Ceramah Dengan

Media Audio Visual Terhadap Pengetahuan Remaja Tentang

Narkoba Di SMA Negeri 1 Gomo Kecamatan Gomo Kabupaten

Nias Selatan Tahun 2013.

POPULASI: 664 orang

SAMPEL: sebanyak 94 orang

TUJUAN: untuk mengetahui pengaruh penyuluhan menggunakan metode

ceramah dengan media audio visual terhadap pengetahuan remaja tentang

narkoba di SMA Negeri 1 Gomo Kecamatan Gomo Kabupaten Nias

Selatan.

METODE: eksperimen dengan rancangan pre and post test control group

design, dengan dan berpartisipasi dalam penelitian ini. Instrumen

penelitian ini berupa kuisioner yang mencakup pengetahuan remaja

tentang narkoba. Data yang diperoleh dalam penelitian ini diuji dengan

menggunakan uji statistik Uji T-Test dengan derajat kemaknaan α = 0,05.

HASIL: untuk kelompok intervensi rata-rata post test sebesar 3,00 sedangkan

pada kelompok kontrol sebesar 1,79. Perbedaan rata-rata antara post test

kedua kelompok yaitu 1,213 dengan nilai p value = 0,000. Sehingga, dapat
60

disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelompok

intervensi dan kontrol. Ini menunjukkan bahwa penyuluhan menggunakan

metode ceramah dengan media audio visual sangat berpengaruh terhadap

peningkatan pengetahuan remaja tentang narkoba.

Jurnal 2:

JUDUL: penanggulangan penyalahgunaan narkoba & sex bebas di

kalangan remaja melalui pembinaan hukum dan penyuluhan pendidikan

kesehatan siswa mts sa al-mina kecamatan bandungan kabupaten

semarang 2014

POPULASI: Semua siswa MTs SA AL-Mainah

SAMPEL: 30 sampel.

METODE: active and participatory learning melalui ceramah, diskusi,

presentasi serta penayangan film

HASIL: Keberhasilan kegiatan penyuluhan ini ditunjukkan adanya perbedaan

skor yang diperoleh dari hasil pre test terhadap post-test, yaitu 4,13

dengan 4,94.

Jurnal 3:

JUDUL: pengaruh penyuluhan narkotika, psikotropika dan zat adaktif

(NAPZA) Terhadap pengetahuan siswa SMK tentang penyalahgunaan

obat 2014

POPULASI: seluruh siswa SMKN 34 jakarta, populasi terjangkau siswa kelas

X siswa SMKN 34 jakarta

SAMPEL: sebanyak 22 siswa


61

TUJUAN: untuk mengetahui pengaruh penyuluhan narkotika, psikotropika dan

zat adaktif (NAPZA) Terhadap pengetahuan siswa SMK tentang

penyalahgunaan obat

METODE: pre test- post test control group design.

HASIL: nilai rata-rata skor pengetahuan sebelum penyuluhan dan setelah

penyuluhan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan.

Skor rata-rata pengetahuan pada kelas eksperimen sebelum penyuluhan

adalah 26,55 sedangkan kelas kontrol 23,09. Skor rata-rata penyuluhan

pada kelas eksperimen adalah 27,95 sedangkan pada kelas kontrol 25,45.

Jurnal 4:

JUDUL: efektivitas penyuluhan nafza terhadap tingkat pengetahuan siswa di

SMK DD Kabupaten Tanah Laut 2016

POPULASI: Semua siswa SMK DD Kabupaten Tanah Laut

SAMPEL : siswa-siswi kelas X dan XI di SMK DD Kabupaten Tanah Laut

berjumlah 42 orang

TUJUAN: mampu menggambarkan efektivitas penyuluhan terhadap

pengetahuan siswa-siswi dan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan

siswa agar siswa terhindar dari penyalahgunaan narkoba

METODE: Pre eksperimen dengan rancangan one group pre test- post test

design

HASIL: diperoleh nilai (sig) 0,0001 (P<0,05) menunjukkan perbedaan yang

bermakna antara nilai pengetahuan sebelum dan sesudah penyulahan.

Anda mungkin juga menyukai