Anda di halaman 1dari 5

Bagian I: Identitas

1. Identitas
Nama : Dinda Sustriani
Umur : 20thn
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Melayu
Anak ke : 2 dari 2 bersaudara

2. Identitas Orang tua


Nama ayah : Suharman
Nama ibu : Yunirosmita
Bagian II: Gambaran Umum
Nama Dinda Sustriani, lahir di Belitung pada hari Rab, 22 september 1999 dengan kondisi yang
normal. Anak dari pasangan Suharman dan Yunirosmita. Dinda adalah anak kedua dari dua
bersaudara. Pada saat lahir berat badan bayi 2,8kg dan panjang 20cm, dalam beberapa minggu
dapat mendapatkan kepala dan mengangkat kepala ketika tengkurap. Pada usia 2 bulan mulai
duduk di pangkuan atau tempat duduk bayi. Di sekitar usia 8 bulan sudah belajar naik sendiri ke
atas kursi, dan pada usia 10 hingga 12 bulan sudah dapat berdiri sendiri. Pada usia 13 hingga 18
bulan sudah lancar untuk berjalan dan menggerakan kaki untuk menaki anak tangga. Di usia 18
hingga 28 bulan sudah berjalan cepat, berlari jarak pendek, menyeimbangkan kakinya pada saat
jongkok, menendang bola tanpa terjatuh serta melompat. Pada usia 2 tahun tumbuh kembang
pada perttumbuhan fisik tumbuhnya 16 gigi pertama, kenaikan berat badan 10-13 kilogram dan
tinggi badan mencapai 85- 90 cm. Perkembangan sensorik dan kognitif pada usia 2 tahun seperti
dapat berbicara 2-3 kata dan kosa kata menjadi 50-300 kata, seperti mulai memanggil ibu,
bapak, nenek, kakek dan nama buah. Perkembangan keterlampilan motorik, dari berjalan satu
demi langkah sampai bisa berlari dengan baik. Selain itu berdiri sambal melempar bola dan bisa
menendang bola dengan seimbang. Perkembangan emosi dan sosial usia 2-5 tahun, anak-anak
belajar untuk mengenali dan mengendalikan emosi. Pada saat usia 2-5 tahun suka meniru orang
lain yang lebih tua darinya seperti meniru orangtuanya makan makan dan lebih banyak bertanya
“mengapa”. Perkembangan emosi, kemampuan mengatur emosi terhadap teman- teman sebaya.
Pada usia 4 hingga 7 tahun anak sudah mulai belajar membaca, berhitung dan menulis. Pada usia
7 hingga 10 tahun, anak mulai bisa membaca, berhitung dan menulis serta memahami. Pada usia
10 tahun keatas, sudah mulai sadar menaati peraturan dan konsekuwensi. Ketika berusia 11
tahun memiliki ketinggian 129 cm dengan berat badan 38 kg. perkembangan motorik, usia 11
tahun sudah berlari, memanjat, molompat tali, berenang, mengendarai sepeda. Nb
Pada usia 5 tahun subjek adalah tipe anak yang sangat ceria, kteatif dan aktif. Subjek
mempunyai hobby yang berbau pertualangan, kegiatan yang subjek lakukan setiap hari adalah
bermain dengan teman sebayanya. Pada usia 6 tahun, subjek mulai masuk Sekolah Dasar.
Disekolah subjek mendapatkan teman baru dan cepat untuk berbaur dengan anak-anak lainnya.
Pada usia 7 tahun, subjek memiliki teman akrab yang bernama Eva Mulyana, rumahnya
berjarak empat langkah dari rumah subjek sehingga memudahkan mereka untuk bertemu dan
bermain bersama, subjek adalah anak yang ramah dan baik. Usia 8- 11 tahun subjek mulai.

Dari paparan diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa pada dasarnya manusia
dilahirkan tidak dalam keadaan kosong seperti kertas putih. Namun ia sudah memiliki potensi
dan kecenderungan tertentu yang apabila di dukung oleh lingkungan yang positif, maka ia akan
berkembang sesuai dengan potensinya tersebut. Tidak ada satupun manusia yang dilahirkan
dengan tidak memiliki sebuah kelebihan. Artinya, semua orang pasti memiliki potensi dan
bakatnya masing-masing. Potensi diri adalah kemampuan dasar yang dimiliki manusia yang
masih terpendam didalam diri dan menunggu diwujudkan untuk menjadi manfaat nyata dalam
kehidupan manusia. Potensi ini meliputi jangka pendek, menengah dan panjang. Semuanya harus
saling melengkapi satu sama lain. Saran Saran saya adalah kalau memang kita sudah menetapkan
planning kita untuk masa depan hendaknya sesegera mungkin direalisasikan. Jangan terlalu
banyak menunggu, karena sesungguhnya masa depan kita tergantung dari apa yang kita
rencanakan dan seberapa serius kita dalam mengejar impian kita. Waktu tidak akan kembali lagi,
jadi pergunakanlah waktu ini semaksimal mungkin untuk mengejar impian kita, karena
semuanya bukan untuk orang lain akan tetapi untuk kita sendiri. Karena sesungguhnya kita hari
ini adalah hasil pilihan kita terdahulu, mau menjadi apa kita di masa depan atas pilihan-pilihan
hidup kita sekarang meliputi lingkungan, informasi, pelajaran, ketertarikan, dan pendidikan yang
mendukukung untuk visi masa depan kita, untuk menggapai persentase yang tinggi dalam
kesuksesan harus ada kesesuaian antara visi dan misi-misi masa depan diatas karena tanpa visi
dan misi yang tidak sejalan dan sinkron itu hanyalah mimpi tanpa usaha.
DAFTAR ISI

Santrock, John w. 2012. Life-Span Development . Jakarta : Erlangga.

Abd. Rachman Shaleh, Peniddikan Agama & Pengembangan watak


Bangsa, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2005 ), h. 175-176.

Ketut Made, Studi Evaluasi Efektivitas Program Pegembangan Diri di


SMA PGRI 2 Denpasar, Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Indonesia, Vol. 4 Tahun 2014, h. 10.

Abd. Chayyi Fanani, Studi tentang Metode Belajar Mahasiswa


Pendidikan Agama Islam dalam Upaya Pengembangan Diri di Fakultas
Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya Periode 2000 - 2002 (skripsi,
fakultas tarbiyah UIN Sunan Ampel Surabaya, 2003) h. 31.

Marmawi, Persamaan Gender dalam Pengembangan Diri, Jurnal Visi


Pendidikan, h. 176.

Tarsis Tarmudji, Pengembangan Diri, (Yogyakarta: Liberty


Yogyakarta, 1998), h.29.

Agus Santoso, Bimbingan Konseling Islam Dalam Meningkatkan


Keterampilan dan Komunikasi konseling via handphone untuk
menunjang pengembangan diri siswa di SMA Khadijah Surabaya: Studi
Kasus di SMA Khadijah Surabaya, (Skripsi, fakultas dakwah UIN
Sunan Ampel Surabaya, 2013) h. 35.

Tarsis Tarmudji, Pengembangan Diri, (Yogyakarta: Liberty


Yogyakarta, 1998), h. 49.

Elizabeth, B.Hurlock, Psikologi pendidikan, (PT. Gelora Aksara


Pratama: Jakarta, 1980), h. 230.
20 Ali mohammad, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, (PT.
Bumi Aksara: Jakarta, 2004), h. 78.

Anda mungkin juga menyukai