Anda di halaman 1dari 16

TUGAS PSIKOLOGI FORENSIK

Pembunuhan Orangtua di Scarborouh, Kanada Ditinjau Dari Balas Dendam

Dosen Pengampu: Dra. Titik Muti’ah, M.A., Ph.D

Disusun Oleh:

Dinda Sustriani

2019011075

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

FAKULTAS PSIKOLOGI

YOGYAKARTA

2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan Penelitian....................................................................................2
D. Manfaat Penelitian..................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN......................................................................................3

1. Pembahasan Kasus..................................................................................5
2. Pembahasan Teori...................................................................................5
A. Pengertian Pembunuhan...................................................................5
B. Motif Pembunuhan............................................................................8

BAB 3 PENUTUP................................................................................................10

1. Kesimpulan..............................................................................................10
2. Saran.........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................11

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan makalah observasi
yang berjudul “Pembunuhan Orangtua di Scarborouh, Kanada Ditinjau Dari
Balas Dendam’’ juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan idenya sehingga laporan observasi ini bisa
disusun dengan baik. Peneliti berharap semoga makalah observasi ini dapat
menambah pengetahuan bagi kita semua.

Namun terlepas dari itu, peneliti menyadari bahwa laporan observasi ini
jauh dari kata sempurna, sehingga peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi tercipta makalah observasi selanjutnya yang lebih
baik lagi.

Belitung Timur, 19 September 2021

Penulis

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembunuhan merupakan kejahatan yang sangat berat dan mendapat
perhatian yang serius di dalam kalangan masyarakat. Tindakan pembunuhan
adalah suatu perbuatan yang dengan sengaja maupun tidak Ketika
menghilangkan nyawa orang lain. perbedaan cara melakukan perbuatan tindak
pidana pembunuhan ini terlentak pada akibat hukumnya, Ketika tindak pidana
pemubuhan ini dilakukan dengan sengaja ataupun direncanakan terlebih dahulu
maka akibat hukum yaitu saksi pidana lebih beral dibandingkan dengan tindak
pidana pembunuhan yang dilakukan tanpa unsur pemberat yaitu direncanakan
terlebih dahulu.
Moral dalam kehidupan manusia memiliki kedudukan yang amat penting.
Nilai-nilai moral sangat diperlukan bagi manusia, baik kapasitasnya sebagai
pribadi (individu) maupun sebagai anggota suatu kelompok (masyarakat dan
bangsa). Moral memiliki memiliki kedudukan yang amat penting karena
manusia dalam hidupnya harus taat dan patuh pada norma-norma, aturan, adat
istiadat, undang-undang dan hukum yang ada di dalam suatu masyarakat.
Menurut A. Dewantara (2017) manuasia adalah ciptaan Tuhan yang
memiliki akal budi. Perbuatan moral mencetuskan kodrat manusiawi sekaligus
mulia. Perbuatan semacam inilah yang menjadi lapangan penjelasan etika,
karena perbuatan ini normative, menunjukkan nilai-nilai.
Sebagai manusia yang memiliki akal budi yang sangat berbeda jauh
dengan hewan seharusnya harus bisa untuk mengontrol diri dan bisa menahan
nafsu yang akan menjeremuskan manusia itu pada hal yang menyimpang
norma, etika dan agama. Jika antar manusia memiliki hati yang saling

1
mengasihi dan mengerti norma-norma yang beredar di masyarakat seharusnya
pembunuhan itu tidak akan pernah terjadi.

B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, rumusan masalah yang akan diteliti adalah:
1. Bagaimana Pembunuhan Orangtua di Scarborouh, Kanada Ditinjau Dari
Balas Dendam
2. Faktor-faktor apa yang berpenaruh terhadap Pembunuhan Orangtua di
Scarborouh, Kanada Ditinjau Dari Balas Dendam

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui/mendeskripsikan/menganalisis Pembunuhan Orangtua
di Scarborouh, Kanada Ditinjau Dari Balas Dendam.
3. Untuk mengetahui/ mendeskripsikan/ menganalisis faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap Pembunuhan Orangtua di Scarborouh, Kanada
Ditinjau Dari Balas Dendam.

D. Manfaat Pembahasan
1. Manfaat Teoritis
a. Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang
Pembunuhan Orangtua di Scarborouh, Kanada Ditinjau Dari Balas
Dendam.
b. Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi penulis selanjutnya pada
kajian yang sama tetapi pada ruang lingkup yang lebih luas dan
mendlaam tentang Pembunuhan Orangtua di Scarborouh, Kanada
Ditinjau Dari Balas Dendam.
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
informasi, wawasan dan pengetahuan.

2
2. Manfaat Praktis
Adapn manfaat praktis dari penelitian ini antar lain:
a. Bagi Penulis, sebagai buksi untuk menelusuri sejauh mana
Pembunuhan Orangtua di Scarborouh, Kanada Ditinjau Dari Balas
Dendam.
b. Bagi Dosen, penelitian ini diharapkan sebgai bahan masukan untuk
dapat meningkatkan pengetahuan tentang Pembunuhan Orangtua di
Scarborouh, Kanada Ditinjau Dari Balas Dendam.
c. Bagi Mahasiswa, sebagai acuan yang digunakn dirinya untuk
membantu meningkatkan pengetahuan Pembunuhan Orangtua di
Scarborouh, Kanada Ditinjau Dari Balas Dendam.

3
BAB 2

PEMBAHASAN

1. Pembahasan Kasus
Jennifer Pan dikenal sebagai anak emas di mata orangtuanya. Ia siswa
berprestasi selama menempuh studi di SMA Katolik dan dengan mudah lulus
sebagai Sarjana Farmasi dari Universitas Toronto Kanada yang dikenal
sebagai kampus favorit. Orangtua Jennifer Pan adalah pengunsi asal Vietnam
dan di perantauan mereka di Kanada mereka harus bekerja keras sebagai
buruh untuk menghidupi dua buah hati mereka. Alasan kedua orangtua
Jennifer memiliki harapan yang sangat tinggi agar putrinya tersebut bisa
belajar dengan giat, bahkan harus berprestasi dalam bidang Pendidikan yang
ditempuhnya. Kedua orangtua yang disiplin, cenderung keras, bagi Jennifer
dan adiknya Felix, Jennifer adalah anak istimewa dan menjadi kebanggan
orangtua.
Jennifer disiplin mengikuti les piano dan skating, dan menguasai
keduanya dengan sangat baik. Jennifer juga berlatih bela diri dan perenang
yang baik dan diluar kegiatan ekstrakulikuler ia pelajar teladan yang tekun
belajar hingga larut malam. Jennifer dilarang untuk kerkumpul pesta dan
pacaran. Dibalik semua hal mengesankan itu tersembunyi kebohongan,
kebencian dan dendam yang kemudian menjurus pada Tindakan mengerikan
yang menghancurkan keluarga dan diri Jennifer melakukan pembunuhan
sadis. Semua harapan orangtuanya ternyata membuat Jennifer merasa
tertekan.
Saat di kelas 8, prestasi belajar Jennifer mulai drop. Ia tidak lagi antusias
belajar dan nilai mulai menurun, perlahan kepercayaan dirinya menurun.
Untuk menutupinya Jennifer mulai berhobong hingga kebohongan menjadi
kebiasaan. Orangtua Jennifer mengira putrinya adalah murud teladan namun

4
Jennifer hanya mendapat nilai B. mendapat nilai B masih lumayan bagi siswa
lain, namun di keluarga Jennifer merupakan aib, untuk menutupinya Jennifer
memalsukan raportnya. Meski demikian nilainya masih lumayan, sehingga
Jennifer diterima di Ryerson University di Toronto. Namun tidak jadi
mendapatkannya gara-gara gagal dalam mata pelajaran kalkulus di akhir masa
studinya. Jennifer tidak ingin mengecewakan orangtuanya kemudian berpura-
pura kuliah. Jennifer mengaku akan belajar sains selama 2 tahun di Ryerson
Unniversity sebelum melanjutkan kuliah jurusan farmasi di University of
Toronto yang terkemuka. Jennifer mengumpulkan buku-buku bekas,
berbohong bahwa ia mendapatkan beasiswa sehingga orangtuanya tak curuga.
Tiba pada wisuda, Jennifer berbohong dengan mengatakan undangan yang
dibagikan pada pihak orangtua terbatas, akibat berbohong orangtua Jennifer
semakin bersikap keras, Jennifer semakin tertekan. Telepon genggam dan
komputer disita dari orangtuanya bahkan Jennifer tidak boleh berkencan
dengan kekasinya Daniel Wong. Jennifer diperintakan melanjutka
pendidikannya. Kemudian Daniel memutuskan hubungan dengan Jennifer.
Setelah putus, Jennifer dekat dengan pria Bernama Andrew Montemayor,
teman sekolahnya saat SD. Setelah putus dari Andrew Jennifer Kembali pada
Daniel, mereka berencana untuk menyewa tukang pukul untuk memberi
pelajaran pada orangtua yang dianggap terlalu mengekang. Jennifer
mendapatkan ponsel baru dari Daniel dan juga kontak seorang pria bernama
Lenford “Homeboy” Crawford yang meminta uang sebesar 10 ribu dollar
Kanada untuk mengerjai orangtua Jennifer.
Suatu malam pada tahun 2010, Jennifer untuk memutuskan untuk
mengeksekusi rencananya. Pada pukul 22.00 Crwford Mylvaganam dan pria
ketiga Bernama Eric Carty memasuki pintu depan rumah tarket. Mereka
semua membawa senjata. Kedua orangtua Jennifer dipaksa turun kelantai
bawah, kepala mereka ditutupi selimut. Ayah Jennifer yang Bernama Hann
ditembak 2 kali di bagian muka dan selamat sementara ibunya yang
Bernama Bich ditembak 3 kali di kepala dan tewas seketika.

5
Pada 2014, pengadilan atas kasus pembunuhan yang dilakukan jenniper
digelar. Saat vonis bersalah dijatuhkan, Jennifer tidak menunjukan emosinya.
Namun, saat awak media meninggalkan ruang siding Jennifer menangis dan
gemetar tadak terkendali. Dengan dakwaan tingkat pertama, Jennifer di vonis
seumur hidup tanpa kesempatan mengajukan pembebasan bersyarat selama
25 tahun dan dakwaan percobaan pembunuhan terhadap ayahnya ia juga
divonis menerima hukuman seumur hidup, yang akan dijalani secara
bersamaan.

2. Pembahasan Teori
A. Pengertian Pembunuhan
Pembunuhan dalam kamus Bahasa Indonesia berasal dari kata bunuh
yang artinya mematikan dengan sengaja. Dalam hukum pidana,
pembunuhan disebut degan kejahatan terhadap jiwa seseorang dalam
BAB XIX buku II Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). Bentuk
pokok dari kejahatan ini adalah pembunuhan (doodslage), yaitu
menghilangkan jiwa seseorang.
Menurut Anwar (1982) dalam bukunya Hukum Pidana Bagian
Khusus (KUHP, Buku II) JIlid 1, pembunuhan (doodslage), yaitu
menghilangkan nyawa seseorang. Sedangkan negara kita merupakan
negara hukum, dimana setiao orang itu dijamin kelangsungan hidupnya.
Selain itu, pelaku juga menyalahi aturan sang pencipta.
Islam memandang, bahwa pembunuhan merupakan perbuatan yang
menghancurkan tata nilai yang dibangun dengan kehendak Allah SWT
dan merampas hak hidup manusia. Sehingga dalam hal ini, islam
melarang keras terhadap tindak pidana pembunuhan dengan tanpa alas an
yang dibolehkan oleh syariat.
Menurut Wojqwasito, pembunuhan adalah perampasan nyawa
seseorang, sedangkan menurut Hakim Rahman yang menguntif dari
Abdul Qodir Aulia adalah perbuatan manusia yang lain. Jadi,
pembunuhan adalah perampasan atau peniadaan nyawa seseorang oleh

6
orang lain yang mengakibatkan tidak berpungsinya seluruh anggota badan
disebabkan ketiadaan roh sebagai unsur utama untuk menggerakkan
tubuh.
Dari pengertian tersebut pembunuhan merupakan tindak pidana yang
terdiri dari beberapa jenis dan dari KUHP pembunuhan terdapat beberapa
pasal yang mengatur mengenai pembunuhan.
Di dalam KUHP yang berlaku di Indonesia pada buku II bab XIX di
atur mengenai tindak pidana pembunuhan, yang di tepatkan oleh
pembentuk undang-undang mulai dari pasal 338 KUHP sampai dengan
pasal 350 KUHP.
Adapun tindak pidana pembunuhan yang dimuat dalam KUHP
adalah sebagai berikut:
1) Pembunuhan Dalam Bentuk Pokok
Kejahatan terhadap nyawa yang dilakukan dengan sengaja
(pembunuhan) dalam bentuk pokok, dimuat dalam pasal 338
KUHP yang dirumuskan sebagai berikut:
“Barangsiapa dengan sengaja menghilangkan nyawa ornag lain
dipidana karena pembunuhan dengan pidana karena pembunuhan
dengan pidana penjara paling lama 15 tahun”
2) Pembunuhan dengan Keadaan Yang Memberatkan
Pembunuhan yang dimaksud adalah sebagaimana yang
dirumuskan dalam pasal 339 KUHP sebagai berikut:
“pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh suatu
tindak pidana lain, yang dilakukan dengan maksud untuk
mempersiapkan atau mempermudah pelaksanaannya, atau untuk
menghindarkan diri sendiri maupun peserta lainnya dari pidana
dalam hal tertangkap tangan, ataupun untuk memastikan
penguasaan benda yang diperolehnya secaramelawan hukum,
dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau sementara
waktu, paling lama 20 tahun.”
3) Pembunuhan Berencana

7
Pembunuhan berencana diatur dalam pasal 340 KUHP yang
rumusnya sebagai berikut:
“Barangsiapa dengan sengaja dan dengan direncanakan terlebih
dahulu menghilangkan nyawa orang lain, dipidana karena
pembunuhan dengan rencana, dengan pidana mati atau pidana
penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama 20
tahun.”
4) Pembunuhan Bayi Oleh Ibunya
Bentuk pembunuhan yang dilakukan oleh ibu terhadap bayinya
pada saat atau tidak lama setelah dilahirkan terdiri dari dua
macam, yaitu: a. Pembunuhan Biasa oleh ibu terhadap bayinya
pada saat atau tidak lama setelah dilahirkan. Pembunuhan biasa
oleh ibu terhadap bayinya sebagaimana dimuat dalam pasal
dalam Pasal 341 KUHP sebagai berikut: ”Seorang ibu yang
karena takut akan ketahuan melahirkan bayi pada saat bayi
dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja
menghilangkan nyawa anaknya dipidana karena membunuh
bayinya sendiri dengan pidana penjara paling lama 7 tahun.” b.
Pembunuhan ibu terhadap bayinya pada saat atau tidak lama
setelah dilahirkan dengan direncanakan lebih dulu. Pembunuhan
bayi berencana sebagaimana yang dirumuskan dalam Pasal 342
KUHP sebagai berikut: “Seorang ibu yang untuk melaksanakan
keputusan kehendak yang telah diambilnya karena takut akan
ketahuan bahwa ia akan melahirkan bayi, pada saat bayi
dilahirkan atau tidak lama kemudian dengan sengaja
menghilangkan nyawa bayinya itu, dipidana karena pembunuhan
bayinya sendiri dengan rencana dengan pidana penjara paling
lama 9 tahun.”
5) Pembunuhan Atas Permintaan Korban
Bentuk pembunuhan ini diatur dalam pasal 334 KUHP, yang
dirumuskan sebagai berikut:

8
“Barangsiapa menghilangkan nyawa orang lain atas permintaan
orang itu sendiri yang jelas dinyatakan dengan kesungguhan hati,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 tahun.”
6) Pengajuran dan Pertolongan Pada Bunuh Diri
Kejahatan yang dimaksud dicantumkan dalam Pasal 345 KUHP
sebagai berikut:
a. Penganiayaan berat biasa (ayat 1)
b. Penganiayaan berat yang menimbulkan kematian (ayat 2).

B. Motif Pembunuhan
Motif adalah hal yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu perbuatan atau alasan seseorang untuk melakukan suatu
perbuatan. Motif dalam kaitanya dengan kejahatan berarti dorongan yang
terdapat dalam sikap batin pelaku untuk melakukan kejahatan. Dalam
kriminologi (diluar konteks hukum pidana) dikenal bermacam-macam
motif kejahatan, bahkan ada kriminolog yang mengelompokan kejahatan
berdasarkan motif pelaku, seperti yang dikemukakan oleh Bonger
menggolongkan (mengklasifikasi) kejahatan dalam empat golongan
yakni:
1) Kejahatan ekonomi (pencurian, perampokan, penipuan dan lain-lain).
2) Kejahatan seksual (misalnya perkosaan, penyimpangan seksual dan
sebagainya).
3) Kejahatan kekerasan (seperti penganiayaan, pembunuhan)
4) Kejahatan politik seperti makar untuk menggulingkan pemerintah atau
pemberontakan.

Motif pembunuhan Jennifer pada orangtuanya di kanada adalah


balas dendam dan sakit hati. Dari motif pembnuhan yang dilakukan
Jennifer Pan bahwa dia melakukannya atas kehendaknya dan
pembunuhan itu sudah direncanakan jauh-jauh hari. A.Dewantara (2017)
mengatakan rasio manusia hadir dalam proses tindakannya dalam
Tindakan kongkret dan evaluasinya kemudian.

9
Dalam hal ini perbuatan Jennifer dalam pandangan filsafat moral dan
norma dalam kehidupan manusia adalah Tindakan yang tidak etis, secara
moral bersinggungan dengan niali tatanan dan nilai ketuhanan maupun
budaya (ideologi). Ketika Tindakan manusia menghilangkan nyawa
dilakukan, maka terdapat alasan-alasan etis yang dapat diajukan. Dalam
hal ini Jennifer memiliki hati nurasi yang sesat. A. Dewantara (2017)
“bila kesesatan itu berhubungan denga napa yang harus diketahui, dengan
kata lain, tentang apa yang semestinya dia tahu, tetapi dia tidak mau tahu
atau membiarkan diri tidak tahu, dia jelas bersalah”. Karena Jennifer
memiliki hati Nurani yang sesat dan tidak berpikir pajang dahulu sebelum
menghabisi nyawa orangtuanya maka Jennifer menuruti emosinya dan
tega membunuh orangtuanya

Dewantara (2017:28) “kejahatan moral menyentuh langsung realitas


kodrati bahwa kita mempunyai kebebasan.” Sejatinya manusia
dikendalikan dalam sebuah sistem norma tertentu dan dalam konteks
kesadarannya bahwa manusia hanya dapat diperbudak oleh Tuhan dan
bukan keinginan hawa nafsunya. Nilai ketuhana sebagai sebuah kesadaran
kemudian diletakkan pada ruang budaya. Budaya manusia terbentuk atas
kesadaran reflektif dari keinginanNya bagi manusia. Manusia menangkap
kehendak Tuhan dalam kesadarannya dan mewujudkan kehendakNya
dalam akal fikirannya dan diwujudkan oleh budaya yang ia ciptakan.

Dalam konteks pembunuhan, maka menghilangkan nyawa adalah


sebuah perlawanan atas kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan haruslah
saling mengasihi manusia lainnya, Kehendak bebas manusia berada dalam
batas kehendak Tuhan, maka manusia yang membunuh seorang manusia
lainnya bukanlah suatu kehendak dari Tuhan. Budaya yang terbentuk atas
kesadaran bertuhan membentuk nilainya yang sesuai dengan nilai
ketuhanan itu sendiri. Maka standar norma budaya akan menolak
terjadinya penghilangan nyawa oleh manusia lainnya.

10
BAB 3

PENUTUP

1. Kesimpulan
Tindak pidana pembunuhan adalah suatu perbuatan yang dengan
sengaja maupun tidak, menghilangkan nyawa orang lain. Jika perbuatan
pembunuhan ini dilakukn dengan sengaja ataupun direncankan terlebih
dahulu maka akibat hukum dan sangsi yang didapatkan pelaku akan lebih
berat dibandingkan dengan pembunuhan yang dilakukan dengan perencanaan
terlebih dahulu.
Dari pembahasan kasus diatas dapat disimpulkan bahwa balas dendam
membuat manusia jatuh kedalam perilaku menyimpang dari etika, norma,
agama dan hukum yang ada dalam kehidupan manusia, apa yang dilakukan
Jennifer Pan itu sebenarnya sangat menentang etika, norma dan agama. Apa
yang sudah dilakukan Jeniifer itu adalah perilaku yang kurang berkenan bagi
Tuhan dan manusia. Sebagai manusia seharusnya bisa saling mengasihi dan
saling mengampuni.
2. Saran
Dari kasus diatas juga bisa menjadi pelajaran bagi kita untuk senantiasa
mendekatkan diri pada Tuhan agar kita bisa terhindar dari pikiran negatif dan
kita juga bisa memiliki hati Nurani yang tidak bimbang. Dampak yang
dilakukan perilaku pembunuhan adalah pertanggungjawaban pidana terhadap
seseorang yang melakukan perbuatan pidana atau tindak pidana. Hukuman
yang pantas untuk pelaku tindak pidana pembunuhan yaitu adalah hukuman

11
mati, sanksi yang terberat yang berlaku dalam suatu peraturan yang ada
dalam masyarakat sekitar. Ketentuan hukuman ini tertulis dalam kitab
Undang-Undnag Hukum Pidana (KUHP).

DAFTAR PUSTAKA

Agustus, Dewantara. 2017. Filsafat Moral (Pengumpulan Etis Keseharian Hidup


Manusia). Yogyakarta: PT. Kanisius.
Effendi, Prihatin. 2017. Motif Perilaku dalam Tindak Pidana Pembunuhan
Berencana Menurut Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
Jurnal Pro Hukum. Vol. 6, No. 2,104-111.
Fuaddah, Muflika Nur. 2019. Kisah Jennifer Pan , Anak Emas yang Habisi
Nyawa Orangtuanya Secara Sadis Karena Muak Selalu Dituntut
Berprestasi. ntisari.grid.id/read/031791480/kisah-jennifer-pan-anak-emas-
yang-habisi-nyawa-orangtuanya-secara-sadis-karena-muak-selalu-dituntut-
untuk-berprestasi?page=all, diakses pada 19 September 2021 pukul 20.00
WIB.
Ismail, Moh. 2013. Tinjauan Kriminologis Dalam Pembunuhan Berencana Di
Kota Palu. Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion. Vol. 1, No. 4, 1-11.
Marfung, Raden. 2005. Asas, Teori dan Praktik Hukum Pidana. Jakarta: Sinar
Grafika.
Rahmat, Hakim. 2010. Hukum Pidana Islam. Bandung: Pustaka Setia.

12
13

Anda mungkin juga menyukai