Anda di halaman 1dari 7

e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha

Program Studi IPA


(Volume 4 Tahun 2014)

Permasalahan-Permasalahan yang Dihadapi Siswa SMA di Kota


Singaraja dalam Mempelajari Fisika

Gede Bandem Samudra, I Wayan Suastra, Ketut Suma

Program Studi Pendidikan IPA, Program Pascasarjana


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: {bandem.samudra@pasca.undiksha.ac.id,
wayan.suastra@pasca.undiksha.ac.id, ketut.suma@pasca.undiksha.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang
dihadapi siswa di SMA di Kota Singaraja dalam mempelajari fisika. Penelitian ini
adalah penelitian kualitatif desain grounded theory. Informan penelitian adalah siswa
dan guru fisika siswa SMA-SMA di kota Singaraja. Data dikumpulkan dengan metode
survey, observasi, dan wawancara. Survey yang dilakukan menggunakan instrumen
kuisioner. Observasi yang dilakukan adalah observasi partisipatif jenis partisipasi
pasif. Teknik wawancara yang digunakan berjenis wawancara semiterstruktur.
Analisis data sebelum di lapangan dilakukan terhadap data-data pendahuluan yang
diperoleh. Analisis data di lapangan mencakup tiga kegiatan yang bersamaan yaitu:
(1) reduksi data (2) penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan (verifikasi).
Berdasarkan analisis data diperoleh bahwa permasalahan-permasalahan yang
dihadapi siswa SMA di Singaraja dalam belajar fisika ada dua yaitu sulitnya
memahami pelajaran fisika dan tidak sukanya siswa terhadap pelajaran fisika.
Kesulitan siswa dalam mempelajari fisika disebabkan oleh dua hal yaitu materi fisika
yang padat, menghapal, dan menghitung, serta pembelajaran fisika di kelas yang
tidak kontekstual. Tidak sukanya siswa terhadap pelajaran fisika disebabkan karena
pada pembelajaran fisika di kelas guru tidak memperhatikan siswa.

Kata kunci: permasalahan belajar, siswa SMA, fisika

Abstract
The study was aimed at disclosing the problems faced by the students at senior high
schools (SHS) in Singaraja town in learning physics. The reseach was a qualitative
study which used a grounded theory design. The informants of the study were
students and physics teachers at SHSs in Singaraja town. The data were collected by
using survey, observation, and interview methods. The survey was conducted through
questionnaire administration, and the observation carried out was passive participative
observation. For the interview, semistructured interview technique was employed. The
data analysis, first, included the data obtained prior to the field work in the form of
preliminary data. The analysis of the field work data included three simultaneous
activities: (1) data reduction, (2) data display, and (3) conclusion drawing (verification).
The data analyses reveal that there are two major problems faced by the students of
SHSs at Singaraja town in learning physics, i.e. their difficulty in understanding the
physics subject and their dislike toward the physics subject. Their difficulty in learning
physics is due to two things: the dense, root learning oriented, and calculation oriented
learning materials of physics, and the uncontextual learning process. The students’
dislike toward physics occurs because the teacher does not attend to his/her individual
students during the physics teaching and learning in the class.

Key words: learning problems, senior high school students, physics.


e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)

PENDAHULUAN lingkungan sekolah, pekerjaan, dan


Dalam pelaksanaannya, proses variabel tren. Lingkungan rumah tidak
pembelajaran tidak luput dari secara langsung mempengaruhi sikap
permasalahan-permasalahan yang ditemui belajar subyek. Motivasi juga memiliki
ketika melaksanakan proses tersebut. pengaruh tidak langsung terhadap sikap
Permasalahan-permasalahan tersebut belajar.
ditemui khususnya ketika si pebelajar Salah satu mata pelajaran di sekolah
mengalami kesulitan dalam belajar. yang seringkali dianggap sulit oleh siswa
Kesulitan belajar merupakan salah adalah mata pelajaran fisika. Tidak hanya
satu gejala dalam proses belajar yang siswa, tetapi juga masyarakat umum
ditandai dengan berbagai tingkah laku memiliki interpretasi yang sama terhadap
yang berlatar belakang dalam diri maupun mata pelajaran fisika. Hasil wawancara
di luar diri si pebelajar (dalam hal ini awal dengan beberapa siswa
siswa) (Zakir, 2007). Beberapa tingkah menunjukkan bahwa fisika merupakan
laku tersebut antara lain: menunjukkan salah satu mata pelajaran yang sulit untuk
hasil belajar yang rendah; hasil yang dipelajari. Tidak hanya sulit dipelajari,
dicapai tidak seimbang dengan usaha fisika bahkan menjadi salah satu mata
yang telah dilakukan; lambat dalam pelajaran yang dibenci oleh siswa.
melakukan tugas-tugas kegiatan belajar; Opini/pandangan umum siswa dan
menunjukkan sikap-sikap yang kurang masyarakat ini didukung oleh hasil
wajar; menunjukkan tingkah laku yang penelitian Hari (2008) yang menemukan
berkelainan, seperti membolos, datang bahwa Fisika merupakan pelajaran yang
terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan sulit dan paling dibenci oleh siswa
rumah (PR), mengganggu di dalam atau di khususnya siswa SMA.
luar kelas, dan sebagainya; serta Tidak mengherankan jika hasil
menunjukkan gejala emosional yang belajar fisika siswa masih kurang
kurang wajar. memuaskan. Sebagai contoh, hasil ujian
Beberapa penelitian menemukan pemantapan siswa SMA/MA provisi Bali
bahwa berbagai faktor terkait dengan pada tahun pelajaran 2011/2012
faktor internal dan faktor eksternal menunjukkan nilai rata-rata siswa 4,88
mempengaruhi pembelajaran siswa. Maas (Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
(2004) menemukan bahwa kesulitan Provinsi Bali, 2012). Khusus untuk SMA-
belajar disebabkan faktor fasilitas yang SMA di kota Singaraja, rata-rata nilai fisika
belum mencukupi terutama buku-buku hasil ujian pemantapan siswa SMAN 1
literatur atau buku paket; anggapan siswa Singaraja adalah 5,30 dengan nilai
terhadap mata pelajaran; dan kurang terendah 1,00 (arsip SMAN 1 Singaraja
motivasi atau tidak mengetahui tahun 2012). Rata-rata nilai fisika hasil
bagaimana metode atau cara belajar yang ujian pemantapan siswa SMAN 2
efisien. Riaz, et al. (2008) menemukan Singaraja menunjukkan nilai rata-rata 4,49
kejelasan berbicara dari guru; kualitas dengan nilai terendah 1,50 (arsip SMAN 2
guru yang terbaik; konsultasi guru di luar Singaraja tahun 2012). Rata-rata nilai
kelas mempunyai pengaruh terhadap fisika hasil ujian pemantapan siswa SMA
pembelajaran. Carbone, et al. (2009) Lab Undiksha Singaraja menunjukkan nilai
menemukan motivasi dan keterampilan rata-rata 4,47 dengan nilai terendah 2,00
teknis yang dimikili berpengaruh terhadap (arsip SMA Lab Undiksha Singaraja tahun
pembelajaran. Kirmani (2008) menemukan 2012).
faktor akademik, pribadi, media, fasilitas, Merujuk pada pandangan siswa dan
pelayanan bimbingan, dan iklim organisasi hasil-hasil belajar siswa yang telah
berpengaruh terhadap pembelajaran. dikemukakan di atas, perlu kiranya dikaji
Huang (2005) menemukan motivasi apakah permasalahan-permasalahan
ketertarikan paling berefek langsung pada yang dihadapi oleh siswa dalam
sikap belajar subyek, begitu juga dengan mempelajari fisika. Pengkajian ini penting
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)

dilakukan mengingat kajian tentang yang dialami siswa-siswi SMA yang ada di
permasalahan-permasalahan yang Kota Singaraja. Informan penelitian adalah
dihadapi oleh siswa dapat dijadikan siswa dan guru fisika siswa yang aktif
rujukan oleh guru dalam meningkatkan pada tahun 2013.
kualitas hasil belajar siswa. Metode pengumpulan data yang
Guru bertanggung jawab terhadap digunakan adalah metode survey,
proses belajar mengajar, maka sudah observasi, dan wawancara. Survey
seharusnya memahami permasalahan- terhadap siswa menggunakan instrumen
permasalahan yang dihadapi oleh kuisioner dilakukan untuk mereduksi
siswanya dalam mempelajari fisika. Selain faktor-faktor yang diidentifikasi merupakan
itu, dengan diketahuinya permasalahan- faktor-faktor yang mempengaruhi siswa
permasalahan yang dihadapi oleh dalam belajar fisika.
siswanya dalam mempelajari fisika dapat Observasi yang dilakukan adalah
dianalisis langkah yang tepat guna observasi partisipatif jenis partisipasi pasif.
menanggulangi permasalahan- Observasi dilakukan terhadap
permasalahan tersebut sehingga tidak pembelajaran fisika yang berlangsung di
menjadi penghambat dalam belajar siswa. masing-masing kelas sampel untuk
Penelitian-penelitian dalam bidang mengamati situasi kelas dan tindakan-
pendidikan pun dapat mengujicoba tindakan yang dilakukan oleh guru fisika
startegi-strategi yang lebih sesuai dengan dan siswa selama pembelajaran fisika
permasalahan-permasalahan yang terjadi berlangsung. Alat yang digunakan dalam
sehingga lebih tepat sasaran dan observasi ini adalah catatan-catatan untuk
bermanfaat dalam proses belajar merekam setiap peristiwa yang terjadi
mengajar. selama observasi.
Penelitian ini bertujuan untuk Teknik wawancara yang digunakan
mengetahui permasalahan-permasalahan dalam penelitian ini berjenis wawancara
apa saja yang dihadapi siswa di SMA di semiterstruktur. Alat yang digunakan untuk
Kota Singaraja dalam mempelajari fisika. merekam hasil wawancara berupa
Dari segi teoritik, hasil penelitian ini dapat handphone berjenis smartphone di mana
memberikan sumbangan atau menambah hasil rekaman wawancara disimpan dalam
kasanah ilmu dalam bidang pendidikan bentuk file berekstensi .amr. Dalam
terutama dalam memperbaiki kualitas penelitian ini instrumen penelitian adalah
pembelajaran fisika di SMA. Dari segi peneliti sendiri.
praktis, manfaat hasil penelitian ini adalah Analisis data sebelum di lapangan
dengan mengetahui pola dan karakteristik dilakukan terhadap data-data
permasalahan-permasalahan yang pendahuluan yang diperoleh sehingga
dihadapi siswa di SMA di Kota Singaraja dapat menentukan fokus penelitian.
dalam mempelajari fisika sehingga dapat Analisis data selama di lapangan
digunakan untuk (1) sebagai acuan dalam mencakup tiga kegiatan yang bersamaan:
melaksanakan penelitian dalam (1) reduksi data (2) penyajian data, dan (3)
pendidikan lebih lanjut terutama yang penarikan kesimpulan (verifikasi).
menggunakan populasi siswa di SMA di
Kota Singaraja; dan (2) sebagai acuan HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam merumuskan solusi sebagai usaha Adapun temuan-temuan dalam
untuk mengatasi kesulitan belajar pada penelitian ini adalah sebagai berikut: (1)
siswa di SMA di Kota Singaraja terutama siswa tidak menyukai pelajaran fisika
ada mata pelajaran fisika. karena tidak menyukai guru fisika; (2)
siswa menganggap fisika sebagai
METODE pelajaran yang sulit dipahami karena
Penelitian ini menggunakan metode menghapal dan banyak mengandung
penelitian kualitatif desain grounded unsur matematis; (3) siswa menganggap
theory. Obyek penelitian dalam penelitian fisika perlu untuk dipelajari, namun siswa
ini adalah permasalahan belajar fisika belum memahami kegunaannya; (4) siswa
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)

mengharapkan pembelajaran fisika yang Dengan tingginya tuntutan kurikulum


simpel dan kontekstual; (5) metode dalam penguasaan fisika, ditambah materi
ceramah masih dominan digunakan dalam yang cukup padat, dan sistem evaluasi
pembelajaran di kelas; (6) metode penguasaan fisika yang dominan
ceramah bukan merupakan metode yang dilakukan dengan tes menghitung,
membosankan bagi siswa; (7) siswa tidak pembelajaran fisika di kelas lebih banyak
menyukai guru yang tidak memperhatikan dilakukan guru dengan pemberian hapalan
siswa; (8) siswa memerlukan guru dalam konsep dan latihan menghitung. Hal ini
belajar fisika; (9) prestasi fisika bukan dianggap sebagai cara pembelajaran yang
merupakan prestasi yang membanggakan; paling efektif untuk memenuhi tuntutan
(10) siswa merasa kurang berbakat belajar kurikulum dengan materi yang cukup
fisika namun berminat dan termotivasi padat dan juga tuntutan evaluasi fisika
belajar fisika; (11) fasilitas belajar sudah yang cenderung menuntut siswa mampu
cukup untuk menunjang pembelajaran menyelesaikan soal hitungan. Sehingga
fisika; dan (12) secara umum siswa proses pemahaman konsep terkesan
diperhatikan oleh orang tuanya dalam dikesampingkan. Jarang sekali guru
belajar dan siswa ingin diperhatikan orang menyentuh ke pengalikasian dari konsep-
tua dalam belajar. konsep fisika yang diajarkan tersebut.
Berdasarkan temuan-temuan Tidak heran jika siswa menganggap
penelitian tersebut dapat ditarik benang pelajaran fisika sebagai pelajaran
merah dari permasalah-permasalahan menghapal dan menghitung, sehingga
yang dialami siswa dalam belajar fisika siswa yang memiliki kemampuan kurang
sebagai berikut. dalam hal hitung-hitungan dan menghapal
1) Siswa kesulitan memahami fisika menganggap pelajaran fisika sebagai
karena materi pelajaran fisika padat, pelajaran yang sulit untuk dipahami.
menghapal dan matematis. Kenyataannya, siswa yang memiliki
Persepsi bahwa pelajaran fisika kemampuan kurang dalam hal hitung-
merupakan pelajaran yang sulit untuk hitungan dan menghapal jumahnya jauh
dipahami tidak hanya diakui oleh siswa lebih banyak dari siswa yang mengaku
namun juga oleh guru fisika itu sendiri. cukup baik dalam hitung-hitungan dan
Karakteristik pelajaran fisika yang menghapal. Siswa juga mengaharapkan
mempersyaratkan berbagai penguasaan materi fisika lebih simpel atau sederhana,
seperti penguasaan konsep, kemampuan tidak terlalu ribet sehingga mudah
menganalisis permasalahan dan mencari dipahami.
solusi dari permasalahan tersebut, serta
kemampuan matematis membuat 2) Siswa kesulitan memahami fisika
pelajaran fisika menjadi lebih sulit karena pembelajaran fisika tidak
dibandingkan dengan pelajaran lainnya. kontekstual
Menurut guru fisika, fisika Pembelajaran fisika di kelas
merupakan gabungan dari IPA dan didominasi oleh penggunaan metode
matematika. Fisika mengkaji berbagai ceramah oleh guru. Menurut para guru,
fenomena alam yang ada dalam penggunaan metode dalam pembelajaran
kehidupan sehari-hari dan penyelesaian di kelas di sesuaikan dengan waktu,
dari kajian fenomena tersebut lebih situasi dan kondisi kelas, jenis materi yang
banyak berkaitan dengan penyelesaian diajarkan. Pemilihan metode ceramah
matematis. Hal ini tidak terlepas dari dikarenakan karakter siswa dan karakter
tuntutan kurikulum yang mensyaratkan materi. Di sisi lain penerapan metode-
pengetahuan fisika hingga ke tingkatan metode lain dalam pembelajaran di kelas
yang cukup tinggi dengan jumlah materi terganjal sistem, aturan, dan juga waktu
yang harus dikuasai cukup padat. sehingga sulit untuk di terapkan dalam
Sementara evaluasi penguasaan fisika pembelajaran di kelas.
yang diterapkan oleh sistem pendidikan Salah satu karakter siswa yang
cenderung dalam bentuk soal menghitung. dimaksud adalah kemampuan siswa.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)

Siswa dengan kemampuan kurang untuk lebih memudahkan mereka dalam


umumnya sulit mengikuti pelajaran yang memahami fisika.
diberikan dengan metode selain metode
ceramah. Selain faktor kemampuan, faktor 3) Siswa tidak menyukai fisika karena guru
kekurangbiasaan siswa dengan suatu fisika tidak memperhatikan siswa.
metode menyebabkan siswa sulit Pandangan siswa terhadap
mengikuti pelajaran dengan metode yang pelajaran fisika bergantung kepada
dimaksud. Karena hal tersebut, penerapan pandangan siswa terhadap guru fisikanya.
metode lain dalam pembelajaran di kelas Siswa menyukai pelajaran fisika jika
tidak efektif dalam pembelajaran fisika menyukai guru yang mengajar fisika, dan
siswa, sehingga guru harus mengulang begitu pula sebaliknya, siswa tidak
materi dengan menggunakan metode menyukai pelajaran fisika jika tidak
ceramah yang lebih terbiasa diikuti oleh menyukai guru yang mengajar fisika
siswa. Hal ini berarti memakan lebih tersebut.
banyak waktu untuk membahas suatu Siswa tidak mempermasalahkan
materi fisika sedangkan waktu efektif di metode apapun yang digunakan guru
sekolah jumlahnya terbatas. dalam pelajaran fisika. Meskipun guru
Meskipun dalam kenyataannya dominan menggunakan metode ceramah.
metode ceramah masih dominan Bagi siswa, apapun metode yang
diterapkan dalam pembelajaran fisika digunakan oleh guru yang penting bisa
dikelas, siswa ternyata tidak menganggap mengerti.
metode ceramah sebagai metode yang Siswa mengganggap pelajaran fisika
membosankan. Siswa tidak membosankan jika guru fisika yang
mempermasalahkan metode ceramah mengajar tidak memperhatikan siswa.
yang digunakan guru, bahkan bagi Dalam belajar, siswa ingin diperhatikan
sebagian siswa tidak ingin metode ini oleh guru apakah sudah memahami
diganti karena penerapan metode lain materi yang disampaikan guru atau belum.
yang menurut mereka aneh-aneh kadang Siswa ingin ada interaksi antara guru
kala membuat siswa menjadi tambah dengan siswa.
bingung. Terkait keinginan siswa untuk
Di sisi lain, siswa menyadari fisika itu diperhatikan oleh guru, sebenarnya sudah
perlu untuk dipelajari dan fisika itu dipahami oleh guru fisika bersangkutan.
berguna dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun guru mengetahui bahwa siswa
Namun, mereka umumnya belum membutuhkan perhatian guru dalam
memahami kegunaan fisika dalam pelajaran fisika, namun pada kenyataan
kehidupan sehari-hari mereka. Sementara pembelajaran fisika di kelas, sebagian
itu, guru-guru yang mengajar siswa guru menunjukkan sikap yang tidak sesuai
memiliki pemahaman yang baik tentang dengan apa yang mereka katakan.
kegunaan fisika dalam kehidupan sehari- Sebagian guru tidak memberikan
hari. perhatian kepada siswanya. Hal inilah
Kekurangpahaman siswa terhadap yang menyebabkan siswa tidak menyukai
aplikasi fisika juga disadari oleh guru fisika atau menganggap pelajaran fisika
bersangkutan. Penyebabnya disinyalir membosankan.
karena aplikasi fisika dalam kehidupan Nilai fisika sebagai hasil evaluasi
sehari-hari jarang disentuh oleh guru yang seharusnya menjadi cerminan hasil
dalam pembelajaran fisika di kelas. belajar fisika siswa ternyata menurut
Pendapat tersebut ternyata sesuai sebagian besar siswa nilai fisika yang
dengan harapan dari para siswa. Siswa- diberikan oleh guru fisika belum sesuai
siswa mengharapkan pembelajaran fisika dengan kemampuan yang dimiliki siswa
yang kontekstual, menghubungkan tersebut. Secara umum nilai fisika yang
dengan aplikasi dalam kehidupan sehari- diberikan oleh guru masih lebih tinggi dari
hari yang mereka anggap sebagai cara pemahaman fisika yang dirasakan oleh
siswa. Bahkan ada siswa yang
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)

menganggap nilai fisika yang diberikan kontekstual. Siswa tidak menyukai


guru adalah nilai yang dibantu oleh guru. pelajaran fisika karena pada pembelajaran
Sehingga prestasi fisika berupa nilai yang fisika di kelas guru tidak memperhatikan
diperoleh bukan merupakan prestasi yang siswa.
membanggakan bagi siswa karena
dianggap merupakan bantuan dari guru. SARAN
Meskipun sebagian guru ternyata Adapun saran yang dapat diajukan
kurang memperhatikan siswa dalam sebagai hasil penelitian ini adalah sebagai
pembelajaran fisika di kelas dan nilai yang berikut.
diberikan guru lebih tinggi dari
kemampuan dan pemahaman yang
dirasakan oleh siswa, namun siswa tetap 1) Bagi Peneliti Lain
memerlukan guru untuk belajar fisika. Simpulan dari penelitian ini
Harus tetap ada guru yang menuntun menunjukkan bahwa permasalahan yang
siswa untuk memahami suatu materi dan sebenarnya dirasakan oleh siswa SMA di
tidak bisa hanya mengandalkan media kota Singaraja dalam mempelajari fisika
pembelajaran seperti buku saja. ternyata merupakan faktor yang jarang
disentuh dalam penelitian-penelitian
4) Siswa merasa kurang berbakat belajar kependidikan. Oleh karena itu dalam
fisika namun berminat dan termotivasi penelitian-penelitian kependidikan lebih
belajar fisika lanjut disarankan untuk
Secara umum siswa merasa tidak mempertimbangkan faktor-faktor yang
berbakat belajar fisika. Namun mereka ditemukan dalam penelitian ini.
berminat untuk belajar fisika. Minat untuk 2) Bagi Guru Fisika
belajar fisika tersebut dikarenakan faktor Bagi guru fisika disarankan untuk
sifat dasar rasa ingin tahu dan cita-cita di menjadikan hasil penelitian sebagai
masa depan yang berhubungan dengan rujukan dalam memperbaiki proses
penguasaan pengetahuan fisika. pembelajaran fisika.
Motivasi siswa belajar fisika didasari 3) Bagi Sekolah
oleh paksaan dari sistem pendidikan yang Sekolah sangat diperlukan dalam
memang menetapkan pelajaran fisika mengawasi pelaksanaan pembelajaran
sebagai salah satu pelajaran wajib di fisika di kelas. Hasil penelitian ini
sekolah terutama setelah memilih jurusan diharapkan dapat menjadi rujukan bagi
IPA dan sistem kelulusan sekolah yang sekolah dalam pengambilan kebijakan
salah satunya mewajibkan lulus ujian pada proses pembelajaran dan
fisika untuk bisa lulus sekolah. Sehingga profesionalisme guru.
motif siswa untuk belajar fisika adalah 4) Bagi Penentu Kebijakan Pendidikan
agar mendapat nilai atau agar lulus ujian. Bagi penentu kebijakan pendidikan
terutama dalam pembelajaran fisika
PENUTUP disarankan untuk mengevaluasi kembali
SIMPULAN sistem pendidikan pada (1) konten/materi
Berdasarkan analisis data dan pelajaran fisika; (2) sistem evaluasi
pembahasan dapat dikemukakan pelajaran fisika; dan (3) sistem
simpulan sebagai berikut. Permasalahan- pengawasan dalam pembelajaran fisika.
permasalahan yang dihadapi siswa SMA
di Singaraja dalam belajar fisika ada dua DAFTAR RUJUKAN
yaitu sulitnya memahami pelajaran fisika Carbone, A., Hurst, J., Mitchell, I., &
dan tidak sukanya siswa terhadap Gunstone, D., 2009. An Exploration
pelajaran fisika. Kesulitan siswa dalam of Internal Factors Influencing
mempelajari fisika disebabkan oleh dua Student Learning of Programming.
hal yaitu materi fisika yang padat, Australian Computer Society, Inc.
menghapal, dan menghitung, serta Diakses di
pembelajaran fisika di kelas yang tidak http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)

/download?doi=10.1.1.155.3971&rep Siswa-IPS-SMAK-BPK-....html
=rep1&type=pdf Diakses tanggal 13 Diakses tanggal 13 Nopember 2010.
Nopember 2010.
Riaz, K., Hussainy, S. K., Khalil, H., &
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Herani, G. M., 2008. Factors
Provinsi Bali. 2012. Hasil Ujian Influencing Students' Learning at
Pemantapan SMA/MA Dan SMK KASB Institute of Technology.
Didistribusikan. Diakses di KASBIT Business Journal, 1(1):61-
http://www.disdikpora.baliprov.go.id/ 74 (Fall 2008). Diakses di
berita/2012/3/hasil-ujian- http://www.kasbit.edu.pk/ Journal/ 6-
pemantapan-smama-dan-smk- Chapter%2061-74.pdf Diakses
didistribusikan. Diakses tanggal 3 tanggal 13 Nopember 2010.
Oktober 2013.
Zakir, S. 2007. Usaha Guru Dalam
Hari, B. S. 2008. Mengapa Fisika Sulit. Mengatasi Anak Yang Bermasalah
http://suarapembaca.detik.com/read/ Dalam Belajar.
2008/08/20/082305/991245/471/men http://manzaku.blogspot.com/2007/0
gapa-fisika-sulit. Diakses tanggal 10 9/mengatasi-masalah-belajar.html.
Juni 2010. Diakses tanggal 10 Juni 2010.
Huang, S. H. & Hsu, W. K., 2005. Factors
that Influence Students’ Learning
Attitudes toward Computer Courses
--An Empirical Study for Technology
and Vocational Institute Students in
Taiwan . The 3rd Annual Hawaii
International Conference on
Education , Hawaii , 1904-1917.
Diakses di
http://www.pws.stu.edu.tw/hsheree/
main/paper/conference/2005%20Ha
wai%20Conference.pdf Diakses
tanggal 13 Nopember 2010.
Kirmani, N. S. & Siddiquah, A., 2008.
Identification and Analysis of the
Factors Affecting Student
Achievement in Higher Education.
2nd International Conference on
Assessing Quality in Higher
Education, 1st – 3rd December,
2008, Lahore – Pakistan. Diakses di
http://www.icaqhe2010.org/Papers%
20published%20in%202nd%20ICAQ
HE%202008/29-
Nighat%20Sana%20Kirmani.pdf
Diakses tanggal 13 Nopember 2010.
Maas, M., 2004. Faktor-Faktor Kesulitan
Belajar Akuntansi Siswa IPS SMAK
BPK PENABUR Sukabumi. Jurnal
Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III /
Desember 2004 hal 22-49. Diakses
di http://www.pdfchaser.com/Faktor-
Faktor-Kesulitan-Belajar-Akuntansi-

Anda mungkin juga menyukai