Anda di halaman 1dari 46

tJ62.

1
Ind
s

STANDAR.PELAYANAN
KESEIIATAN KERJA DASAR

~TEMEN KESEHATAN RI
KRETARIAT JENDERAL
ISAT KESEHATAN KERJA
; 2003
KOt'Cf (5^?

<2>
INDONESIA
SEHAT
2010

STANDAR PELAYAMN
KESEHATAN KERJA DASAR

P.os-UKlt

DEPARTEMEN KESEHATAN Rl
SEKRETARIAT JENDERAL
PUSAT KESEHATAN KERJA
2003
ft
KATA PENGANTAR

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan


dinyatakan bahwa salah satu kegiatan pokok dari Pembangunan
Kesehatan adalah Kesehatan Kerja. Prinsip upaya kesehatan kerja adalah
suatu upaya penyerasian antara kapasitas kerja. beban kerja dan
lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya dan
agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal.

Di Indonesia sesuai data BPS tahun 2000,jumlah angkatan ketja tercatat


95.650.961 orang pekerja yang terdiri dari laki-laki 58.779.722 orang
dan perempuan 36.871.239 orang, sekitar 70% - 80%-nya bekerja di
sektor informal baik di pedesaan maupun di perkotaan. Permasalahan
kesehatan kerja pada pekerja di Indonesia umumnya antara lain
rendahnya kemampuan pemeliharaan kesehatan dirinya dan keluarganya,
rendahnya tingkat pendidikan pekerja serta beban kerja yang tidak
sesuai dengan kapasitas kerjanya yang diperberat oleh pajanan bahaya-
bahaya potensial akibat lingkungan kerja yang buruk. Hal ini dapat
dicegah melalui pelayanan kesehatan kerja yang secara khusus diberikan
pada pekerja dan juga melalui promosi budaya kesehatan dan
keselamatan kerja secara gencar, dengan didukung kebijakan dan
program nasional.

Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia telah tersusun dalam suatu


jaringan pelayanan kesehatan yang paripurna dan dilaksanakan secara
berjenjang, terbagi menjadi pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan.
Di dalam pelayanan kesehatan dasar dikenal Upaya Kesehatan yang
Bersumber Masyarakat (UKBM) dalam bentuk Pos Upaya Kesehatan
Kerja (Pos UKK). Dewasa ini di Indonesia ada ± 3.624 Pos UKK. Pos
UKK memberikan pelayanan kesehatan kerja dasar di bawah binaan
Puskesmas, untuk kelompok masyarakat pekerja seperti buruh, petani,
nelayan, perajin, dan Iain-Iain. Masalah kesehatan kerja yang tidak dapat
diselesaikan di Pos UKK dirujuk ke Puskesmas Pembinanya.

Standar Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar


Dengan peningkatan Industrlallsasi yang pesat maka diperlukan suatu
peningkatan pelayanan kesehatan kerja dasar, untuk jtu psrlu
diberlakukan suatu standar untuk menjaga mutu pelayanan. Standar
dimaksud antara lain meliputi ; jenis pelayanan, kompetensi petugas,
peralatan dll.

Sebagai antisipasi peningkatan IPTEK yang pesat, maka tentunya standar


yang ada dapat berubah mengikuti kecenderungan yang terjadi ntau
bila kondisi di suatu institusi telah melebihi standar yang ada, rraka
keadaan tersebut harus tetap dipertahankan kalau perlu bahkan
ditingkatkan lag! sesual kebutuhan.

Untuk pelaksanaan program Upaya Kesehatan Kerja yang balk perlu


adanya koordinasi dan kolaborasi lintas program, lintas sektor, LSM/
asosiasi profesi, para pengusaha serta peranserta aktif dari masyarakat
pekerja. Dengan demiklan diharapkan pelayanan kesehatan kerja d asar
in! dapat secara terus menerus dipertahankan dan ditingkatkan mutuiya.
Dengan telah disusunnya Standar Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar
Ini, kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada seinua
pihak atas perhatian dan bantuan yang telah diberikan selama ini
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan pentunjuk-Nya
dan memberikan kekuatan kepada kita semua dalam melaksans kan
pelayanan kesehatan kerja bagi masyarakat pekerja Indonesia.

Jakarta, Desember 2003

Kepala Pusat Kesehatan Kerja


Set.Jen Depkes,

Dr. Erna Tresnaningsih, MOH, PhD,S )0k

Standar Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar


TIM PENYUSUN

Ambar W Roestam, MARS


Dr. Bambang Tarupolo, MKM
Dr. Erna Tresnaningsih, MOH, PhD, SpOk
Dr. Flkri Effendi, MOH, SpOk
Dr. Gusmedl
Dr. Hadi Sudjono, M.Sc
Dr. Haryono, M.Sc
Ida Chairida, SKM
Dr. Ismoyo Djati, M.Sc
Dr. Isnaeni
Leo SImaremare, SH
Dr. Louise Ferdinandus, M.Kes
Nurmala Manurung, SKM
Drg. Nurul AIny Sidik, M.Kes
Rosidi Roslan, S.IP, SKM
Dr. Sabhartini Nadzir, MPH
Ir. Sofyan
Dr. Sudjoko Kuswadji, M.Sc
Drs. Surlpto, M.Kes
Dr. Tatan S
Wiwiek Pudjiastuti, SKM, M.Kes
Dr. Yenny
Dr. Yoppie Kambey, M.Sc

Standar Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar


DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR j
TIM PENYUSUN \\\
DAFTAR ISI V
RANCANGAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN Rl 1

I. PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang 4
B. Tujuan 7
C. Ruang Lingkup 8

II. PELAYANAN KESEHATAN KERJA DASAR 8


A. Pengertian 8
B. Lingkup Keglatan Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar.... 10
C. Institusi Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar 10
1. PosUKK 10
2. Polikllnik Perusahaan/Klinik Yang Setara 14
3. Puskesmas 21
D. Penanganan PAK, PAHK dan KK 31
E. Mekanisme Kerja Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar
(Alur Rujukan Medis/Pelayanan, Admlnistrasi dan
Pembinaan) 34

III. INDIKATOR 35

IV. PENUTUP 36

Standar Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 1758/MENKES/SK/XII/2003
TENTANG
STANDAR PELAYANAN KESEHATAN KERJA DASAR

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menlmbang : a. bahwa dalam rangka pemantapan pelaksanaan


peningkatan pelayanan kesehatan kerja diperlukan
sistem pelayanan kesehatan kerja dasar yang
terarah, didukung dengan kerja sama lintas program,
llntas sektor terkalt dan pemberdayaan masyarakat
pekerja;

bahwa untuk menlngkatkan mutu. cakupan dan


efisiensi pelayanan kesehatan kerja dasar perlu
adanya suatu Standar Pelayanan Kesehatan Kerja
Dasar;

c. bahwa sehubungan dengan huruf a dan b perlu


ditetapkan Standar Pelayanan Kesehatan Kerja
Dasar dengan Keputusan Menteri.
Mengingat 1. Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor
100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495);
2. Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun

Standar Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar


1999 Nomor 60. Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3839);
Peraturan Pemerintah Rl No. 25 Tahun 2(1)00
tentang Kewenangan Pemerintah Pusat clan
Kewenangan Propinsi sebagal Daerah Otonom
(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1277/
MENKES/SK/XI/2001 tentang Tata Kerja Oan
Organlsasi Departemen Kesehatan;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1075/Menl:es/
SK/VII/2003 tentang Sistim Pedoman SIstim
Informasi Manajemen Kesehatan Kerja;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457/Menl:es/
SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Di Kabupaten/Kota;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

Pertama : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK


INDONESIA TENTANG STANDAR PELAYANAN
KESEHATAN KERJA DASAR.

Kedua : Standar Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar seba jal-


mana dimaksud dalam diktum pertama, tercantum d^am
lampiran Keputusan ini.

Ketiga : Standar Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar sebagai-


mana dimaksud dalam diktum kedua merupakan acjan
bagi institusi Pos UKK, Poliklinik Perusahaan atau Kinik
yang setara dan Puskesmas guna memberikan

Standar Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar


pelayanan kesehatan kerja dasar yang ada di wilayah
kerjanya masing-masing.

Keempat Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan pelayanan


kesehatan kerja dasar dilaksanakan oleh Sekretaris
Jenderal Dinas Kesehatan Propinsi dan DInas
Kesehatan Kabupaten/Kota.

Kelima Keputusan in! mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
Pada Tanggal 31 Desember 2003

MENTERI KESEHATAN Ri

Achmad Sujudi

Standar Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar


Lampiran
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1758/MENKES/SK/XII/2o|o3
Tanggal : 31 Desember 2003

STANDAR PELAYANAN KESEHATAN KERJA DASAR

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Era GlobalisasI dan Pasar Bebas (AFTA) Tahun 2^03


mendatang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupa can
salah satu prasyarat yang ditetapkan daiam hubungan ekon Dmi
antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara angc ota
termasuk Indonesia. Beberapa komitmen global balk yang
berskala bilateral maupun multilateral telah pula mengikat bangsa
Indonesia untuk memenuhi standar-standar K3. Beban ini cu^up
besar, karena dl Indonesia jumlah usia kerja pada tahun 2300
adalah mencapai 126.417.742 jiwa terdiri atas laki-aki
62.678.901 jiwa dan perempuan 63.738.841 jiwa, junr lah
angkatan kerja adalah 95.650.961 orang terdiri dari 58.779.722
laki-laki dan 36.871.239 perempuan, (BPS 2000), dengan
sebaran lapangan pekerjaan utama penduduk yang terbaryak
pada sektor informal yang meliputi pertanian dan perdagangan
(44.07%), transportasi dan makanan-minuman (20.89%), dan
sisanya (35.04%) pada sektor jasa baik di pemerintahan mat pun
swasta.

Visi Indonesia Sehat 2010 yang ditetapkan oleh Departejnen


Kesehatan yang misinya antara lain : pemeliharaan dan
peningkatan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau serta memelihara dan meningkatkan kesehatan
individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya. Dniam

Standar Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar


Undang-undang No. 23 Tahun 1992 pasal 23 tentang Kesehatan
Kerja disebutkan bahwa upaya kesehatan kerja wajib
diselenggarakan pada setiap tempat kerja, khususnya tempat
kerja yang mempunyai risiko bahaya kesehatan bagi pekerja
agar pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan
diri sendiri dan masyarakat sekelillngnya, untuk memperoleh
produktivitas kerja yang optimal, sejalan dengan program
perlindungan tenaga keija:

Program kesehatan kerja merupakan suatu upaya kesehatan


kerja bagi masyarakat pekerja. Bentuk upaya pelayanan
kesehatan kerja adalah pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada masyarakat pekeija mencakup upaya peningkatan dan
pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan.

Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah


menyebutkan bahwa daerah diberl wewenang yang luas, nyata
dan bertanggung jawab secara proporsional. Sebagai penjabaran
lebih lanjut telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.
25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom'. Salah satunya
bidang kesehatan termasuk kesehatan kerja menjadi
kewenangan daerah yang wajib dilaksanakan oleh Kabupaten/
Kota.

Di beberapa daerah di Indonesia pelayanan kesehatan kerja


belum banyak dilakukan, hal ini berdasarkan hasil need
assessment survey yang dilakukan pada beberapa propinsi di
Indonesia. Secara faktual menggambarkan wawasan mengenai
kesehatan kerja masih kurang dan sumber daya manusia di
bidang K3 masih kurang serta sistem informasi kesehatan kerja
yang belum dilaksanakan.

Salah satu permasalahan kesehatan nasional, balk masa kini


maupun dekade mendatang adalah penanggulangan dan

Standar Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar 5


penatalaksanaan berbagai penyakit yang berkaitan dengan
adanya peningkatan intensitas industrialisasi. Berbagai penyakit
sehubungan dengan pencemaran lingkungan maupun penyakit
penyakit yang diperoleh dari tempat kerja atau karena
pekerjaannya diperkirakan akan meningkat baik kuantitas
maupun intensitasnya. Untuk itu diperiukan perencanaan
maupun pengembangan institusi pelayanan yang memiliki
kemampuan, mutu peiayanan daiam satu kerangka sistem
rujukan yang berkesinambungan.

Penataiaksanaan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Penyakit


Akibat Hubungan Kerja (PAHK), haruslah dilaksanakan dan
dikembangkan berdasarkan suatu bentuk atau pola peiayanan
dasar, peran serta masyarakat dan rujukan upaya kesehatan
Dengan kata lain penatalaksanaan penyakit akibat kerja, harus
dilakukan dan dikembangkan secara berjenjang dan memiiik
sistem rujukan dari bentuk peiayanan yang paling sederhans
sampai kepada bentuk peiayanan yang sesuai dengan kemajuar
IPTEK, tanpa mengabaikan bentuk-bentuk partisipasi masyaraka
dan kerja sama iintas sektor pada setiap jenjang peiayanan.

Pendekatan kesisteman dalam penatalaksanaan PAK dar


PAHK, meliputi adanya standardisasi peiayanan, penetapan
fungsi dan wewenang institusi secara berjenjang sesuai
kemampuan dan kebutuhan (daiam perspektif penatalaksanaan
penyakit) serta kerjasama antar institusi (atau pada dasarnyn
merupakan komponen sistem) di dalam satu jaringan yang
memiliki tujuan bersama, yakni mengendalikan timbulnya PAK
dan PAHK serendah-rendahnya, pemuiihan/rehabiiitasi secepat-
cepatnya, serta optimasi pembiayaan yang ditimbuikan akibat
adanya PAK dan PAHK.

Standardisasi peiayanan kesehatan kerja dasar dimaksudkatli


untuk terwujudnya peningkatan mutu peiayanan kesehatan kerjn
dasar, dalam rangka optimaiisasi derajat kesehatan masyarakat

Standar Peiayanan Kesehatan Kerja Dasar


pekerja untuk meningkatkan produktivitas kerjanya. Terwujudnya
pelayanan kesehatan kerja dasar yang bermutu meliputi antara
lain :

1. Standar pelayanan kesehatan kerja dasar.


2. InstltusI pelayanan kesehatan kerja.
3. Jenis pelayanan kesehatan kerja.
4. Kompetensi petugas kesehatan kerja.
5. Peralatan

6. Prosedur operasional
7. Mekanisme kerja pelayanan kesehatan kerja.
8. Indikator

9. Kerja sama/jejaring dalam rangka sistem penatalaksanaan


pelayanan kesehatan kerja.

B. Tujuan

1. Umum

Terselenggaranya pelayanan kesehatan kerja dasar pada


masyarakat pekerja yang bermutu. merata dan terjangkau
untuk meningkatkan produktivitas kerja masyarakat pekerja
dan kondisi kerja yang aman, sehat dan produktif.

2. Khusus

a. Tersedianya standar pelayanan kesehatan kerja dasar.

b. Mendorong terbentuknya jejaring kerja pelayanan


kesehatan kerja dasar yang sadar mutu/berkualitas.

c. Memelihara dan meningkatkan kemitraan lintas program,


lintas sektor, tokoh masyarakat, organisasi dan dunia
usaha dalam pembinaan pelayanan kesehatan kerja
dasar.

Standar Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar


C. Ruang Lingkup

1. Pelayanan kesehatan kerja mencakup upaya pelayanaln


paripurna (peningkatan kesehatan kerja, pencegahan dan
penyembuhan PAK & PAHK serta pemulihan PAK & PAHK)
yang meliputi :

a. Seleksi kesehatan caion pekerja


b. Kondisi kerja dan tempat kerja
c. Penyerasian kapasitas kerja, beban kerja dan lingkunga
kerja.
d. Pemeliharaan kesehatan, konseling dan rehabilita^i
medis.

2. Institusi (Puskesmas termasuk Puskesmas Pembant(j,


Poliklinik Perusahaan/Klinik yang setara dan Pos UKK).

3. Sasaran : Masyarakat pekerja.

II. PELAYANAN KESEHATAN KERJA DASAR

A. Pengertian

1. Standar

Adalah dokumen yang menyatakan karakteristik sua


produk atau jasa yang hams diikuti secara tahap asas untjjk
meningkatkan mutu.

2. Pelavanan kesehatan keria dasar

Adalah upaya pelayanan yang diberikan pada masyarakat


pekerja secara minimal dan paripurna (peningkabm
kesehatan kerja, pencegahan dan penyembuhan PAK &
PAHK serta pemulihan PAK & PAHK) oleh institusi
pelayanan kesehatan kerja dasar.

8 Standar Pelayanan Kesehatan Kerja Da sar


3. Institusi oelavanan kesehatan keria dasar

Suatu lembaga yang terlibat dalam memberikan pelayanan


kesehatan kerja dasar meliputi : Pos UKK, Pollklinik
Perusahaan dan Puskesmas termasuk Pustu.

4. Pos UKK

Suatu wadah pelayanan kesehatan kerja yang berada di


tempat kerja dan dikelola oleh pekerja itu sendlrl (kader)
yang berkoordinasi dengan puskesmas (sebagai pembina)
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
pekerja untuk meningkatkan produktivitas kerjanya.

Dalam Pos pelayanan kesehatan kerja atau pada unit-unit


satuan pelayanan yang terdepan diharapkan ada kelompok
kader yang memiliki peran sebagai :

■ Pembina dan penanggung jawab pelayanan kesehatan


kerja.
■ Pelaksana Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
dan Gejala Penyakit (P3P).
■ Koordinator penyediaan fasilitas alat keselamatan kerja.
■ Koordinator kegiatan pencatatan dan pelaporan.

5. Polikiinik Perusahaan/Klinik Yano Setara

Pollklinik perusahaan iaiah tempat untuk memberikan


pelayanan kesehatan terutama bidang pelayanan kesehatan
kerja minimal (peningkatan, pencegahan, pengobatan dan
pemulihan), yang diselenggarakan oleh perusahaan atau
badan hukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

6. Puskesmas

Puskesmas merupakan unit peiaksana pembangunan


kesehatan di wilayah kerjanya.

Standar Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar


Upaya pelayanan kesehatan kerja dasar paripurna dilakuken
oleh tenaga kesehatan Puskesmas dengan diagnosis de n
deteksi dini serta pengobatan segera dan tepat.
Prasarana dan sarana yang dimiiiki puskesmas umumny
bersifat peiayanan dasar. Oleh sebab itu memiii
keterbatasan, khususnya dalam penilaian faktor risiko d^n
penegakkan diagnosa khusus yang memeriukan alat ban :u
khusus.
Untuk itu perlu peiatihan khusus bagi dokter dan penyediad
sarana.

B. Lingkup Kegiatan Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar


1. Pemeriksaan dan seieksi kesehatan calon pekerja.
2. Peningkatan mutu dan kondisi tempat kerja.
3. Penyerasian kapasitas kerja, beban kerja dan lingkung^
kerja.
4. Pemeiiharaan kesehatan. konseiing dan rehabilitasi medis.
5. Pembentukan dan pembinaan partisipasi masyarakat pekei ja
dalam peiayanan kesehatan kerja.

C. Institusi Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar

1. Pos UKK

a. Kedudukan

Pos UKK diperiukan untuk mengadakan pelayanan


kesehatan kerja di bawah binaan Puskesmas yang
ditujukan untuk kelompok masyarakat pekerja seperti
buruh, petani, nelayan, perajin, dan Iain-Iain. Pos UKK
dapat dibentuk dimana terdapat kelompok masyaral<at
pekerja. Sebagai standar 1 Pos UKK untuk 10- 50

10 Standar Pelayanan Kesehatan Kerja L *asar


pekerja. Pos UKK diutamakan berada di lokasi kelompok
pekerja yang jauh dari Puskesmas. Untuk memberikan
kemudahan/menolong pekerja jika menderita penyakit
ringan atau perlu pertolongan pertama pada kecelakaan
atau pada gejala penyakit ataupun pekerja yang sehat
dapat juga memanfaatkan pelayanan kesehatan di Pos
UKK pada setlap hari disesualkan dengan situasi dan
kondisi setempat.

b. Fungsi

■ Melaksanakan komunikasi, informasi dan motlvasi


tentang kesehatan kerja.
■ Mengadakan pelayanan kesehatan kerja dasar
terbatas.

■ Melaksanakan kerjasama dengan sektor terkalt


sesuai sifat dan lapangan pekerjaannya.

c. Jenis Pelayanan Kesehatan Kerja

Penlngkatan 0 Dasar-dasar hid up sehat


(Promotif) 0 Penyuluhan sederhana (materi
penyuluhan: dasar-dasar prose-
dur kerja. dasar-dasar risiko di
tempat keija, dasar-dasar hygiene
perorangan, Alat Pelindung Diri/
APD, dasar-dasar gizi kerja).
0 Konsultasi.

0 Sarasehan intervensi menuju


norma sehat dalam bekerja.

Standar Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar 11


Inventarisasi jenis pekerjaan agar
dapat mengetahui risiko yanij
mungkin timbul.
Pencatatan dan pelapora|i
sederhana.

Pencegahan Pengenalan potensi risiko qi


(Preventif) tempat kerja.
Penyediaan contoh dan kepa
tuhan penggunaan APD.
Mendorong upaya perbaikah
iingkurigan kerja sep. perbaikap
ventilasi. pengolahan limbah cai
perbaikan ergonomi.
Pencatatan dan pelapora
sederhana.

Pengobatan Pertolongan pertama pada keco


(Kuratif) lakaan (P3K) dan pertolongan
pertama pada gejala penyakit
(P3P).
Pencatatan dan pelaporajn
sederhana.

Pemulihan
(Rehabilitatif)

12 Standar Pelayanan Kesehatan Kerja Disar


d. Kompetensi Petugas Kesehatan Kerja
• 11' *

INIMAII ^J5^u '^-e'

Satu buah Pos UKK 2 orang kader dengan syarat:


o Mampu dan mau memimpin.o Mampu bekerja
sama.

o Bisa baca tulis.

o Punya pekerjaan tetap (termasuk ibu rumah


tangga).
0 Sudah dilatih dan paham prinsip-prinsip dasar
kesehatan kerja.
o Punya waktu luang.

e. Peralatan

o P3KKit.

o Contoh APD untuk pekerja sesuai dengan jenis


pekeijaannya, misalnya, sarung tangan, masker,
safety shoes, topi pengaman, kaca mata
pengaman.o Media penyuluhan (poster).
0 Buku pencatatan dan peiaporan dan alat tuiis.
0 Buku panduan.
o Timbangan badan dan pengukur tinggi badan.
o Meja + Kursi, tempat tidur pasien + lemari obat.
(Obat-obatan sederhana dan bahan) antara lain :
parasetamol, antalgin, antasida, anti alergi, Vit. B
Kompiek, tablet besi-folat, oralit dan betadine.

Standar Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar 13


f. Prosedur Operasional
Inventarisasi jenis usaha 1 tahun satu kali kecual
ada tambahan aktivitas baru.

Penyuluhan/sarasehan 3 bulan sekali.


P3K dan P3P sesuai dengan potensi rislkb yang ad^
atau sesuai dengan jenis pekerjaan.
Pencatatan dan pelaporan ke Puskesmas 3 bulah
sekali kecuali kecelakaan dan kedaruratan atau KLp
sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

2. Poliklinik Perusahaan/Klinik Yana Setara

a. Kedudukan

Secara struktural merupakan bagian dari perusahaajn


dan secara administratif bertanggung jawab pada
pimpinan perusahaan serta secara fungsional
bertanggung jawab pada pimpinan perusahaan 6s
Puskesmas.

b. Fungsi
■ Memelihara dan meningkatkan derajat kesehat^n
pekerja dan keluarganya.
■ Membantu perusahaan dalam menentuk^n
kebijakan-kebijakan dalam bidang kesehatan ker]
■ Memelihara produktivitas pekerja.

14 Standar Pelayanan Kesehatan Kerja Di sar


c. Jenis Pelayanan Kesehatan Kerja

Peningkatan 0 Konsultasi.
(Promotif) 0 Penyuluhan (materi penyuluhan :
SOP kerja, risiko pekerjaannya
dan pencegahannya, hygiene
perorangan, pemllihan dan
pemakaian Alat Pellndung Diri
(APD), gizi kerja).
0 Perilaku HIdup Bersih dan Sehat
(PHBS)dalam bekerja.
0 Inventarisasi jenis pekerjaan agar
dapat mengetahui risiko yang
mungkin timbul.
0 Memberikan masukan/pertim-
bangan kebijakan tentang kese
hatan kerja kepada pimpinan
manajemen.
0 Promosi kesehatan dalam rangka
pencegahan penyakit umum,
PAK, PAHK dan KK.
0 Sanitasi industri, good house
keeping dan potensi risiko di
tempat kerja.
0 Identifikasi, penilaian, evaluasi
dan kontrol terhadap potensi
risiko.

0 Pelatihan P3K sesuai dengan


tempat/lokasi.

Standar Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar 15


o SOP kerja dan proses produksi
o Pencatatan dan pelaporan.
Pencegahan Identifikasi dan pengukuraii
(Preventif) potensi risiko kesehatan
tempat/lingkungan kerja.
Memfasilltasi/merekomendasikai 1
perbalkan lingkungan kerja sep
perbaikan ventilasi, pengolahaji
limbah cair, perbaikan ergonomi
Penyediaan contoh dan peng
gunaan APD.
Pemerlksaan kesehatan :
- Sebelum kerja (calon pekerja
pra mutasi dan pra muta^i
Intern)
- Pemerlksaan berkala.
- Pemerlksaan kesehataji
khusus.

Prosedur Tanggap Darura


(emergency response procedure
dan manajemen disaster.
Pemantauan kondlsl kerja/tempa
kerja.
Survellans PAK, PAHK, KK, daili
penyakit umum yang domlnan c
kalangan pekerja.
Pemerlksaan kualltas air minum
dan keberslhan makanan/pekerja
kantln.

Pencatatan dan pelaporan.

16 Slandar Pelayanan Kesehatan Kerja Da w


Pengobatan 0 Penyakit umum, PAK, PAHK dan
(Kuratif) KK.

0 Klinlk gawat darurat(emergency


clinic):
0 Deteksi dini PAK, PAHK dan KK.
0 Melakukan upaya rujukan.
0 Pencatatan dan pelaporan.

Pemulihan 0 Melakukan evaluasi tingkat


(Rehabilitatif) kecacatan pekerja.
0 Rekomendasi terhadap penem-
patan kembali pekerja sesuai
kemampuannya dan pentahapan
untuk dapat kembali pada
pekerjaan semula setelah
sembuh dari saklt/KK.

0 Pencatatan dan pelaporan.

Standar Pelayarum Kesehatan Kerja Dasar 17


d. Kompetensi Petugas Kesehatan Kerja

.Jl

Perusahaan kecil :

a. Dokter + pelatihan K3*


b. Perawat + pelatihan K3*

Perusahaan menenaah :

a. Dokter + pelatihan K3*


b. Perawat + pelatihan K3*
c. Tenaga laboratorium*
Perusahaan besar:

a. Dokter + S2 K3*
b. Perawat + pelatihan K3*
c. Tenaga laboratorium*
d. D3 hygiene Industri*
* = Minimal 1 orang

e. Peralatan

o P3KKit.

o Contoh APD untuk pekerja sesuai jenis


pekerjaannya, mis; masker, safety shoes, ear
muff, ear plug, topi pengaman, safe belt, sarunci
tangan, kaca mata pengaman.
o Media penyuluhan (poster, flip chart, dll).
o Buku pencatatan dan pelaporan dan alat tulis
o Komputer.
o Buku panduan.

18 Standar Pelayamn Kesehatan Kerja Dc sar


0 Timbangan badan dan pengukur tinggi badan.
o Meja + Kursi, tempat tidur pasien + lemarl obat.
o Tensimeter.

o Senter, Stopwatch.o Stetoskop + Diagnostik set


lengkap.
o Pengukur intensitas cahaya (Lux Meter).
o Pengukur kelembaban (Higrometer).
o Pengukur kebisingan (Sound Level Meter).
o Pengukur debu (Personal Dust Sampler/Dust
Analizer).
o Pengukur kekeruhan air.
o Thermometer Globe, Thermometer bola basah
dan bola kering dan anemometer.
Alat laboratorlum klinik.

f. Prosedur Operaslonal
SosiallsasI peiayanan kesehatan kerja.
Pelayanan kesehatan kerja dasar paripurna :
■ Pemerlksaan prakarya (pre employment)
- Jenis perusahaan.
Jenis pekerjaan.
- Apakah Calon pekerja cocok dengan
pekerjaannya.
■ Penyuluhan
Potensial Perilaku Hidup Berslh dan Sehat
(PHBS)
bahaya yang dihadapi :
• Pencegahan
• P3K
• Standar Operaslonal Prosedur (SOP)

Standar Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar 19


Pemeriksaan kesehatan berkala (1 tahuip
sekali)
Penyakit umum yang dominan di kalangaji
pekerja.
Penyakit spesifik potensial bahaya yan^
dihadapi.
Umur 35 tahun ke atas : dllakuka
pemeriksaan cardio vascular (EKG).
Pemeriksaan kesehatan khusus

- Tergantung jenis dan besarnya bahay^/


risiko yang dihadapi.
Dilakukan setiap 6 buian/1 tahun sekaii bi
usia muda.

Pelayanan kesehatan rutin.

Survailans

Penyakit umum yang dominan di kaiang^n


pekerja
- PAK, PAHK dan KK.
Khusus

Pencegahan PAK, PAHK, penanganan d^n


analisis KK.

Rehabilitasi medik dan kerja.


Pencatatan dan pelaporan dilakukan 3 bui^n
sekali.

Peiatihan P3K.

Pelaporan PAK, PAHK dan KK disesuaik^n


dengan aturan yang beriaku.

20 Standar Pelayanan Kesehatan Kerja Di tsar


Pemeriksaan Tempat Kerja :
Membuat perencanaan (rencana kerja, menentukan
peralatan, menyiapkan personal/petugas, waktu
yang diperiukan, Jadual dan anggaran).
■ Surat kepada direksi tentang rencana kerja
(temui sendiri dan negosiasi).
Pelaksanaan kegiatan.
Pelaporan awal termasuk pemetaan {mapping)
berbagai bahaya/risiko.
Laporan dan rekomendasi akhir.
Monitoring :
Walk through survey 3 bulan sekali.
Inspeksi dengan formulir inspeksi 6 bulan sekali
(isi formulir inspeksi ada desainnya).
isian formulir di kirim kepada :
Kepala bagian yang bersangkutan
- Atasan kepala bagian
P2K3 perusahaan.
■ Dikerjakan bersama petugas perusahaan.
■ Bila ada perubahan proses produksi dilakukan
penilaian atau pengkajian ulang.
■ Limbah cair, padat, gas dan debu harus sesuai
baku mutu lingkungan.

3. Puskesmas

a. Fungs!

Sebagai fasilitas pelayanan kesehatan kerja dasar


mempunyai 3(tiga) fungsi sebagai berikut:

Standar Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar 21


a Fungsi pemblnaan terhadap Pos UKK dar
pembinaan administratif terhadap poliklinik
perusahaan.

■ Fungsi pelaksana pelayanan kesehatan kerja dasar


■ Fungsi peran serta masyarakat.

b. Kedudukan

Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatap


Kabupaten/ Kota adaiah sebagai berikut:
■ Bidang organisasi
Puskesmas merupakan organisasi struktural dah
kedudukan Puskesmas sebagai Unit Pelaksan|a
Teknis Dinas.

■ Aspek fungsional:
Bidang pelayanan kesehatan masyarakat
Puskesmas merupakan unit pelaksanj
pelayanan kesehatan masyarakat tingk;)t
pertama yang dibina oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Bidang pelayanan medik
Puskesmas merupakan unit pelaksariia
pelayanan medik dasar tingkat pertama yang
secara teknis dapat berkoordinasi dun
bekerjasama dengan RSUD melalui Dims
Kesehatan Kabupaten/Kota.
0 Dalam Sistem Kesehatan Nasional
Dalam urutan tingkatan pelayanan kesehatbn
Puskesmas berkedudukan sebagai fasilitjas
pelayanan kesehatan tingkat pertama.

22 Standar Pelayanan Kesehatan Kerja D jsar


Program Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar
Program pelayanan kesehatan kerja dasar Puskesmas
merupakan wujud dari pelaksanaan ketlga fungsi
Puskesmas dl atas. Program tersebut antara lain :
■ Promosi Kesehatan (kesehatan pekerja dan
lingkungan kerja).
■ Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit
umum dan PAK, PAHK dan KK di kalangan pekerja.
■ Pemeriksaan kesehatan (sebelum kerja/berkala
tahunan/ khusus).
■ Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
■ Rehabilitasi medik akibat kecelakaan atau PAK &
PAHK.

■ Pembinaan dan pengawasan terhadap kondisi kerja


dan tempat kerja.

■ Pembinaan dan pengawasan terhadap sanitasi


(pemeriksaan kuaiitas air minum, pemeriksaan
kualitas kebersihan makanan pekerja/kantin dan
sanitasi lingkungan).
■ Pembinaan dan pengawasan APD (penyuluhan dan
pemiiihan alat pelindung diri).
■ Melaporkan secara berkaia tentang pelayanan
kesehatan kerja kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.

■ Melaporkan kecelakaan kerja yang terjadi ke


Depnakertrans.

■ Memberikan umpan balik kepada perusahaan setiap


kali menemukan kasus kesehatan kerja.
■ Koordinasi dengan iintas sektor terkait.

Standar Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar 23


of. Jenis Pelayanan Kesehatan Kerja

l?£l^mN»NrMlMAL
uBijmHm KESEHA^AM KERJA

Peningkatan Konsultasi.
(Promotif) Penyuluhan (materi penyuluhan:
SOP kerja, risiko pekerjaannya
dan pencegahan, hygiene
perorangan, jenls-jenis Alat
Pelindung Diri/APD, pemakaian
APD, pemilihan APD, gizi kerja).
Norma Sehat dalam Bekerja
(Budaya K3).
Memberikan masukan/pertlm-
bangan kebijakan tentang
kesehatan kerja kepada pimpinan
manajemen.
InventarlsasI jenis pekerjaan agar
dapat mengetahui risiko yang
mungkin timbui.
Promosi kesehatan dalam rangka
pencegahan penyakit umum,
PAK, PAHK dan KK,
Sanitasi industri, good house
keeping dan potensi risiko d
tempat kerja.
SOP kerja dan proses produksi
Pelatihan P3K.

Pelatihan kader Pos UKK.

Pembinaan Pos UKK dan


Poliklinik Perusahaan.

24 Slandar Pelayanan Kesehatan Kerja Da m


0 Sosialisasi kegiatan tentang
kesehatan kerja bagi tokoh
masyarakat, lintas program, iintas
sektor dan dunia usaha.

0 Pencatatan dan pelaporan.

Pencegahan 0 Identifikasi dan pengukuran


(Preventif) potensi risiko kesehatan di
tempat kerja/iingkungan kerja.
0 Memfasilitasi/merekomendasikan
perbaikan iingkungan kerja
seperti perbaikan ventilasi, peng-
olahan limbah cair, perbaikan
ergonomi).
0 Penyediaan contoh dan peng-
gunaan APD.
0 Pemeriksaan kesehatan :

- Sebelum kerja (calon pekerja,


pra mutasi dan pra mutasi
intern)
- Pemeriksaan berkala tahunan
- Pemeriksaan kesehatan
khusus.

0 Prosedur tanggap darurat


(emergency response procedure)
dan manajemen disaster.
0 Pemantauan kondisi kerja dan
tempat kerja.
0 Surveilans PAK, PAHK, KK, dan
penyakit umum yang dominan di
kalangan pekerja.

Standar Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar 25


o Pemeriksaan kualitas air minunn
dan kualitas kebersihan makan
an/pekerja kantin.
o Pencatatan dan pelaporan.

Pengobatan Penyakit umum, PAK, PAHK dar


(Kuratif) KK dikalangan pekerja dar
keluarga.
P3K

Melakukan upaya rujukan.


Pencatatan dan pelaporan.

Pemulihan Melakukan evaluasi tingkajt


(Rehabilitatif) kecacatan pekerja.
Rekomendasi terhadap penem
patan kembali pekerja sesua
kemampuannya dan pentahapan
untuk dapat kembali padii
pekerjaan semula setela
sembuh darl sakit/KK.

Pencatatan dan pelaporan.

26 Slandar Pelayanan Kesehatan Kerja D jsar


e. Kompetensi Petugas Kesehatan Kerja

STANDAR MINIMAL

o Dokter + latlhan K3*


o SKM*
o Perawat + latihan K3*
o Bidan*
0 Tenaga Laboratorium*
o D3 Kesehatan Kerja/Sanitarian Terlatih K3'
0 Tenaga administratif*
o Tenaga Gizi*
* = Minimal 1 orang

f. Peralatan

o P3K Kit.

o Contoh APD untuk pekerja sesuai dengan jenis


pekerjaannya, misalnya masker, safety shoes, ear
muff, earplug, topi pengaman, safe belt, sarung
tangan, kaca mata pengaman.
o Media penyuluhan (poster, flip chart, dll).
o Buku pencatatan dan pelaporan dan alat tulis.
o Komputer.
o Buku panduan.
o Timbangan badan dan pengukur tinggi badan.
o Meja + Kursi, tempat tidur pasien + lemari obat.
o Tensimeter.

o Senter, Stopwatch.

Standar Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar


Stetoskop.
Diagnostik set lengkap.
Pengukur intensitas cahaya (Lux Meter).
Pengukur kelembaban (Higrometer).
Pengukur keblsingan (Sound Level Meter).
Pengukur debu (Personal Dust Sampler/Dust
Analizer).
Pengukur kekeruhan air.
Thermometer Globe, Thermometer bola basah
dan bola kering dan anemometer.
Alat laboratorium klinlk.

Peralatan standar Puskesmas.

Obat-obatan standar Puskesmas.

g. Prosedur Operasional
• Sosialisasi pelayanan kesehatan kerja.
• Pelayanan kesehatan kerja dasar paripurna :
■ Pemeriksaan prakarya (pre employment)
- Jenis perusahaan.
Jenis pekerjaan.
Galon pekerja cocok dengan pekerjaannya
■ Penyuluhan
PHBS dan Norma Sehat Dalam Bekerj^
(Budaya K3)
Potensi bahaya/risiko yang dihadapi :
• Pencegahan
• P3K
• Standar Operasional Prosedur(SOP)

28 Standar Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar


■ Pemeriksaan kesehatan berkala (1 tahun sekali)
- Penyakit umum yang dominan di kalangan
pekerja.
Penyakit spesifik potensi bahaya/risiko yang
dihadapl.
Umur 35 tahun ke atas : dilakukan
pemeriksaan cardio vascular (EKG).
■ Pemeriksaan kesehatan khusus

Tergantung jenis dan besarnya risiko yang


dihadapi.
- Dilakukan setiap 6 bulan/1 tahun sekali bila
usia muda.

■ Pelayanan kesehatan rutin.


■ Survaiians

Penyakit umum yang dominan di kalangan


pekerja
- PAK, PAHK dan KK
Khusus

■ Pencegahan PAK, PAHK, penanganan dan


analisis KK.

■ Rehabilitasi medik dan kerja.


■ Pencatatan dan pelaporan dilakukan 3 bulan
sekali.

■ Pelatihan P3K dan pembinaan kader.


■ Pembinaan Pos UKK dan Poliklinik Perusahaan.

■ Pelaporan PAK, PAHK dan KK disesuaikan


dengan aturan yang berlaku.
Pemeriksaan tempat kerja :
■ Pemberitahuan dan minta izin kepada pihak
perusahaan.

Standar Pelayamn Kesehatan Kerja Dasar 29


Temui direksi perusahaan dan menjelaska
tujuan.

Mendapatkan informasi mengenai prosps


produksi dan denah perusahaan.
Walk through survey bersama petugas
perusahaan (punya inventarisasi poterjisi
bahaya/risiko).
Petugas puskesmas kembali ke puskesmas
Pelaporan awal termasuk pemetaan {mapplug)
berbagai jenis dan besarnya potensi bahaya/
risiko.

■ Laporan dan rekomendasi akhir.

h. Keglatan penatalaksanaan PAK dan PAHK.

■ Pemeriksaan fisik diagnostik.


■ Pemeriksaan laboratorium (yang dimiliki maudun
rujukan) dengan mengarah pada penyebab qari
pekerjaannya.
■ Mendapatkan riwayat pekerjaan beserta proses k4rja
dan pajanan yang dialami di tempat kerja.
■ Penilaian faktor risiko terkait dari tempat kerja.
■ Mengambil kesimpulan (yang berhubungan dengan
pekerjaan).
■ Mengobati sendiri bila mampu.
■ Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu (talk
rujukan diagnostik, rujukan pengobatan/rehabilitasi
maupun rujukan lainnya).
■ Setelah dinyatakan sembuh klinis dilakukan evali)asi
tingkat kecacatannya.
■ Memberi rekomendasi untuk tempat kerja/pekelrja

30 Standar Pelayanan Kesehatan Kerja I ^asar


/. Kegiatan penatalaksanaan kasus KK
■ Layanan P3K dan diagnostik antara lain kecelakaan
kerja.

■ Melakukan upaya rujukan atau konsultasi.


■ Setelah sembuh kllnis dilakukan evaluasi tingkat
kecacatannya dan rehabllltasi jika diperlukan.
■ Mencatat dan mendokumentasikan perjalanan
penderita akibat kecelakaan kerja menurut tempat,
waktu dan orang serta melaporkan sesuai dengan
tata laksana pelaporan Jamsostek.

j. Melakukan upaya rujukan kesehatan kerja.

D. Penanganan PAK, PAHK dan KK

Penanganan PAK, PAHK dan KK dilakukan melalui 3


pendekatan :

1. Prinsip penceaahan

Prinsip pencegahan Ini harus dilaksanakan untuk mencegah


dan mengurangi kejadlan PAK, PAHK dan KK.

Pencegahan terhadap timbulnya PAK, PAHK dan KK dapat


dibagi atas 3 (tiga) baglan yaltu pencegahan primer,
pencegahan sekunder dan pencegahan tertier.

a. Pencegahan primer (primary prevention):

Upaya yang dilaksanakan untuk mencegah timbulnya


gangguan atau mengurangi insiden kecelakaan dan
penyakit akibat kerja serta penyakit umum yang dominan
terjadi pada masyarakat. Upaya ini meliputi antara lain;
pemeriksaan awal, pendidikan kesehatan, gizi kerja,
peningkatan kesehatan, imunisasi, penggunaan APD,

Standar Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar 31


hygiene dan sanltasi tempat kerja, penerapan prinsiip
ergonomi, identiflkasi, penilalan, evaluasi dan kontkl
potensi risiko, dii.

b. Pencegahan sekunder (secondary prevention):


Dalam melakukan pelayanan kesehatan selcilu
diupayakan diagnosa dini (early diagnosis) dan
pengobatan secara cepat dan tepat (prompt treatment)
■ Pemeriksaan Berkala

Adalah pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan


secara berkala dengan interval sesuai dengan
perundangan yang berlaku, untuk jenis pemerik-
saannya tergantung besamya risiko kesehatan ysng
dihadapi.

■ Pemeriksaan khusus

Pemeriksaaan kesehatan yang dilakukan ses uai


dengan aturan yang berlaku, jenis pemeriksaan
disesuaikan dengan pekerjaan dan potensi ris ko
yang dihadapi.

0. Pencegahan tertier (tertiary prevention):


Pencegahan ini dilakukan melalui rehabilitasi medik dan
rehabilitasi kerja secara optimal untuk mencegai /
meminimalkan kemungkinan terjadinya cacat menet ap
2. Sistem oelavanan dan ruiukan

Jaringan pelayanan kesehatan kerja yang ada pada s aat


ini adalah sebagai berikut:

a. Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar dilaksanakan di F'os


UKK, Puskesmas termasuk Pustu, Poliklinik Perusah^an
dan atau klinik yang setara.

32 Standar Pelayanan Kesehatan Kerja D


asar
b. Pelayanan Kesehatan Kerja Rujukan

Blla puskesmas dan poliklinik perusahaan/klinik yang


setara tidak dapat menanggulangl kasus penyakit yang
timbul dalam hubungan kerja, maka mereka dapat
merujuk kasus tersebut ke Baiai Kesehatan Kerja
Masyarakat (BKKM), ke Rumah Sakit (tipe D. C, B &
A), baik untuk mendapatkan pemeriksaan tambahan
maupun penanganan kasus lebih lanjut. Para spesialis
yang kini dimiliki, perlu diarahkan agar berorientasi pula
pada masalah PAK dan PAHK.

BKKM adalah sarana upaya kesehatan kerja yang


memiliki fungsi khusus yaitu pelayanan dan rujukan ,
pendidikan, pelatihan dan penelitian serta mengem-
bangkan teknologi tepat guna kesehatan kerja. Jadi
selain memberi pelayanan kesehatan kerja BKKM
diharapkan mampu mengambil tindakan proaktif untuk
masalah kesehatan kerja di wilayahnya.

3. Pencatatan dan pelaooran PAK. PAHK dan KK

Sistem ini diperlukan untuk "feed back mechanism"


(individual kasus maupun hasil survailans) seperti
pemantauan prevalensi, insidens penyakit dan angka
kecelakaan akibat kerja. Sistem pencatatan dan peiaporan
ini penting dalam perencanaan manajemen kesehatan kerja,
menggunakan dan mengikuti sistem yang sudah ada dan
mengamati azas kewilayahan (wilayah kerja Puskesmas,
wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dstnya).
Sistem ini perlu kerjasama dengan poliklinik perusahaan,
Dinas Kesehatan dan iintas sektor setempat untuk
pemantauan dan analisis PAK, PAHK dan KK.

Jenis peiaporan dan frekuensinya disesuaikan dengan


Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Kerja (SIM-KK)
yang berlaku.

Standar Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar 33


E. Mekanisme Kerja Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar (Alur
Rujukan Medis/Pelayanan, Administrasi dan Pembinaan)
OINKES
POS UKK
—> Alur Administrasi dan Manajemen
—► Alur Rujukan Medis/Pelayanan
► Alur Pembinaan
Standar Pelayiman Kesebafan Kerja Djosor
III. INOIKATOR

• INSJITUSh
? f

NO ..^EliXY^AW - ft. ^ .iNpiKATOR. ^

Ukuran keberhasilan keterjangkauan digunakan


standar 1 Pos UKK untuk 10-50 orang pekerja
dan setiap Pos UKK dikelola minimal 2 orang
kader.

Ukuran tingkat perkembangan :

indikator
Tingkat Perkembangan Pos UKK
Pratama Madya Purnama Mandiri
Pos UKK
P3K Kit(org) 1 Kit>50 IKit IKit 1 Kit<10
=30-50 =10-20
Obat <5jenis 5-10jenls >10jenls >10jenis
Penyuluhan <30% 30-60% >60% >60%
ErgonomI
Sarasehan <2x/th 2-3x/th >4x/th >4x/th
Penggunaan <30% 30-60% >60% >60%
APD

Dana Sehat 0 >50% >50% >50%

Poliklinik o Insiden dan prevalensi PAK, PAHK dan KK.


Perusahaan / o Angka absensi sakit akibat penyakit umum
Klinik yang
0 Angka absensi sakit akibat PAK, PAHK dan
setara
KK.

Puskesmas o Insiden dan prevalensi PAK, PAHK dan KK.


o Angka absensi sakit akibat penyakit umum
0 Angka absensi sakit akibat PAK, PAHK dan
KK.

Standar Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar 35


IV. PENUTUP

Pelayanan kesehatan kerja dasar merupakan upaya penata -


laksanaan PAK, PAHK dan KK yang dilakukan secara sistematik
terencana dan dilaksanakan pada setiap jenjang sesuai dengan
kewenangannya. Selain itu diperlukan kerjasama/jejaring lintas
program atau lintas sektor dalam rangka sistem penatalaksanaan
pelayanan kesehatan kerja untuk meningkatkan mutu pelayana i
kesehatan kerja.

Standar Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar ini dibuat dengan maksud


terselenggaranya mutu pelayanan kesehatan kerja, dengan mengacu
antara lain pada standar-standar pelayanan kesehatan dasa',
standar peralatan balk yang ada di polikllnik perusahaan maupun
di Puskesmas, standar kompetensi petugas di pelayanan kesehats n
dasar, dan standar Instltusi pemberi pelayanan.

Standar pelayanan kesehatan kerja dasar ini bersifat dinamis \^rig


akan dilakukan kaji ulang secara berkesinambungan dan juga
sebagai bahan pemlkiran bagi kita dalam mengembangkan dun
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kerja dasar bagi
masyarakat pekerja.

Standar ini masih jauh dari sempuma kami berharap masukan un jk

penyempurnaan standar ini dimasa-mas'a mendatang.

MENTERI KESEHATAN Rl

Achmad Sujiidi

36 Standar Pelayanan Kesehatan Kerja I'osar


o~;oooc:oo
1111111 111111 111111111111111 ~~H I~ r
+
\fIS~NOClNI )"lgncl~H ~ ~
N\fl\fH~S3}1 N3W3UI\fcl3Cl
N\f\f}l\flSn clH 3c1
~

Anda mungkin juga menyukai