Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MATA KULIAH ARUS LAUT

RANGKUMAN MATERI ARUS GEOSTROPIK

Oleh Kelompok 11 Oseanografi B:


Muhamad Faqih Fajri/26050119120022
Muhammad Fakhri KA/26050119130043
Petrik Siano OPL/26050119130125
Ramadoni Khirtin/26050119130079
Rizky Hafid Nugroho/26050119130071

Dosen Pengampu:
Dr. Aris Ismanto, S.Si, M.Si

DEPARTEMEN OSEANOGRAFI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
RANGKUMAN
ARUS GEOSTROPIK

10.1 Kesetimbangan Hidrostatis

Gaya dominan yang bekerja di kondisi vertikal adalah gradien tekanan vertikal dan
berat air. Dua keseimbangan dalam beberapa bagian per sejuta. Jadi tekanan pada setiap titik
dalam kolom air hampir seluruhnya disebabkan oleh berat air di kolom atas titik. Kekuatan
dominan di horizontal adalah gradien tekanan dan gaya Coriolis. Mereka menyeimbangkan
di dalam beberapa bagian per seribu jarak dan waktu yang jauh. Ini terjadi di dalam samudra
jauh dari atas dan bawah lapisan Ekman, untuk jarak horizontal melebihi beberapa puluh
kilometer, dan untuk kali melebihi Dalam beberapa hari, gradien tekanan horizontal di lautan
hampir seimbang gaya Coriolis yang dihasilkan dari arus horizontal. Keseimbangan ini
dikenal sebagai keseimbangan geostropik.

Sebelum menjelaskan keseimbangan geostropik, baiknya kita pahami terlebih dahulu


solusi sederhana dari persamaan momentum, solusi untuk laut dalam keadaan diam yang
memberikan tekanan hidrostatis pada lautan. Untuk mendapatkan solusinya, maka dapat
diasumsikan menjadi fluida diam :

Ketika tidak ada gesekan :

Dengan asumsi tersebutdiperoleh :

Dimana g (gravitasi) merupakan fungsi dari latitude φ dan ketinggian z. Persamaan di


atas membutuhkan permukaan dengan tekanan konstan untuk menjadi permukaan yang rata.
Permukaan bertekanan konstan adalah permukaan isobarik. Persamaan terakhir bisa
terintegrasi untuk mendapatkan tekanan pada kedalaman (h) berapa pun. Mengingat ρ adalah
fungsi kedalaman untuk laut dalam keadaan diam, maka :

10.2 Persamaan Geostropik

Keseimbangan geostropik mensyaratkan keseimbangan antara gaya Coriolis dengan


gradasi tekanan horizontal. Persamaan keseimbangan geostropik diperoleh dari persamaan
gerak dengan asumsi aliran tidak bergerak atau tanpa akselerasi (stasioner), ketika :

Kecepatan horizontal juga jauh lebih besar daripada vertical (w ≪ u , v). Gayaeksternal yang
bekerja ini adalah gravitasi dimana nilai gesekannya kecil. Maka asumsi persamaan menjadi :

Nilaif =2 Ω sin φ sebagaiparameter Coriolis, lalupersamaan Geostopik dapat ditulis sebagai


berikut :

Dimana po merupakan tekanan atmosfir pada z = 0 dan ζ adalah tinggi permukaan


laut, dengan z=0 serta gradien tekanan di permukaan laut diseimbangkan oleh arus
permukaan us.Lalu kedua persamaan di atas (u dan p) disubstitusikan dan diperoleh :
Melalui cara yang sama diperoleh persamaan v :

Jika lautan bersifat homogen dengandensitas dan gravitasi konstan, maka suku pertama akan
bernilai nol dan tekanan gradien horizontal di dalam laut sama dengan gradien
permukaan.Jika laut tersebut “stratified/berlapis-lapis” maka gradien tekanan horizontal
memiliki dua komponen yaitu : 1) karena kemiringan di permukaan laut,2) karena perbedaan
densitas horizontal. Perhitungan arus geostropik dari distribusi densitas membutuhkan
kecepatan (u0, v0)di permukaan laut atau di kedalaman lainnya.

10.3 Arus Geostropik Permukaan dari Altimetri

Pendekatan geostropik yang diterapkan di permukaan laut mengarah pada hal yang
sangat sederhana hubungan antara kemiringan permukaan dan arus permukaan.
Pertimbangkan permukaan yang rata sedikit di bawah permukaan laut, pada z = −r.
Permukaan datar adalah permukaan dengan potensial gravitasi konstan, dan tidak ada
pekerjaan diperlukan untuk bergerak di sepanjang permukaan yang rata dan tanpa gesekan.

Tekanan di permukaan dinyatakan dalam :

Dengan mengasumsikan ρ dan gkonstan secara esensial di beberapa meter lapisan atas
lautan, lalu disubtitusi dengan persamaan diatas menjadi :

Kemiringan permukaan laut secara relatif terhadap geoid secara langsung terkait
dengan arus geotropik permukaan vs dan digambarkan oleh kurva berikut :
Karena geoid adalah permukaan datar, itu adalah permukaan geopotensial konstan.
Perlu diamati usaha yang dilakukan dalam memindahkan massa m dengan jarak h tegak lurus
dengan permukaan yang rata. Usaha adalah W = mgh, dan perubahannya energi potensial per
satuan massa adalah gh. Jadi permukaan datar adalah permukaan yang konstan geopotensial,
dengan geopotensial Φ = gh. Topografi disebabkan oleh proses yang menyebabkan laut
bergerak: pasang surut, samudra arus, dan perubahan tekanan barometrik yang menghasilkan
pembalikan efek barometer. Karena topografi samudra disebabkan oleh proses yang dinamis,
itu biasanya disebut topografi dinamis. Ketinggian geoid dihaluskan pada jarak horizontal
yang lebih besar dari pada kasarnya 1.600 km dengan akurasi ± 15 cm.

Sistem Satelit Altimetri membutuhkan satelit yang akurat dalam mengukur topografi
samudera dan lautan. Sistem pertama, yaitu di Seasat, Geosat, ers-1, dan ers-2 hanya
dirancang untuk mengukur variabilitas arus dengan dimensi horizontal kurang dari seribu
kilometer. Berbeda denganTopex / Poseidon(1992) dirancang untuk melakukan pengukuran
yang jauh lebih akurat yang diperlukan untuk mengamati sirkulasi permukaan permanen
(rata-rata waktu) dari lautan, pasang surut, dan variabilitas arus skala gyra. Namun dalam hal
ini data geoid masih kurang dikenal secara lokal, satelit altimetri akan meng-orbit objek yang
memiliki jalur daratan yang sama secara berulangsetiap 9,9156 hari. Pengurangan tinggi
permukaan laut dari satu lintasan lintasan tanah dari ketinggiandiukur pada lintasan
selanjutnya, sehingga perubahan topografi dapat diamati tanpa mengenal geoid
(Geoidnya=konstan). Selain menggunakan geoid, banyak elemen-elemen yang harus
diperhatikan dalam menggambarkan permukaan laut seperti efek dinamis dimana unsur
gelombang dan pasang surut permukaan lain tidak diperhitungkan dalam model geoid.
Ellipsoid merupakan pemodelan bumi yang dianggap paling akurat karena bumi tidak
berbentuk bola sempurna, melainkan berbentuk ellipsoid.

Tingkat akurasi dan presisi yang baik dari sistem satelit altimetri
Topex/Poseidonmempermudah pengukuran topografi samudera di atas cekungan samudra
dengan tingkat keakuratan ± 5 cm. Satelit Altimetri dapat digunakan untuk mengukur
beberapa hal, diantaranya adalah :
1. Perubahan umum rata-rata volume lautan
2. Pemanasan dan pendinginan musiman lautan
3. Pasang Surut
4. Sistem arus geostropik permukaan permanen
5. Perubahan arus geostropik permukaan pada semua skala
6. Variasi topografi sistem arus ekuator yang berkaitan dengan El Nino
Kesalahan Altimeter(Topex/Poseidon), pengamatan topografi permukaan laut yang paling
akurat adalah dari Topex/Poseidon. Kesalahan sistem pengukur waktu satelit disebabkan oleh
beberapa faktor, yaitu :

1. Suara instrumen, gelombang laut, uap air, elektro bebas di bidang iono, dan massa
atmosfer
2. Kesalahan pelacakan
3. Kesalahan pengambilan sampel, dimana arus hanya diukur di sepanjang jalur sub-
satelit
4. Kesalahan geoid, dimana topografi permanen tidak diketahui dengan baik jika
jaraknya lebih pendek dari 1600 km dikarenakan kesalahan geoid mendominasi pada
jarak yang lebih pendek

10.4 Arus Geostropik dari Sudut Hidrografi


Persamaan geostropik banyak digunakan dalam oseanografi untuk menghitung arus di
kedalaman. Pada dasarnya menggunakan pengukuran hidrografi suhu, salinitas, atau
konduktivitas, dan tekanan untuk menghitung bidang kepadatan lautan menggunakan
persamaan keadaan air laut. Meskipun konsepnya sederhana, perhitungan arus geostropik dari
data hidrografik sulit dilakukan karena detailnya seperti bagaimana variasi gravitasi
mempengaruhi tekanan.

Permukaan geopotensial di dalam lautan, perhitungan gradien tekanan di dalam laut harus
dilakukan di sepanjang permukaan geopotensial konstan seperti menghitung gradien tekanan
pada geoid di permukaan laut untuk menghitung arus geostropik permukaan.

Geopotensial Φ adalah :

∫z

Φ= gdz (10.11)
0

Gravitasi dapat dituliskan sebagai hasil kali dari suku yang bervariasi dengan garis lintang,
suku yang bervariasi dengan ketinggian :

di mana a adalah jari-jari ekuator Bumi, dan ϕ adalah garis lintang. Di sini z diukur dari
geoid, dan negatif ke bawah.
Dutton (1995: § 4.2) menunjukkan bahwa dengan menuliskan Z = Φ / g, dimana g =

9,80 m/s2, dan Z = tinggi geopotensial, maka persamaan hidrostatisnya adalah ∂P / ∂Z = g ρ.


Menulis z untuk Z, dan g untuk 9,8m/s2, maka didapati persamaan hidrostatis yaitu : ∂p / ∂z =
−gρ.

Untuk menghitung arus geostropik, kita perlu menghitung gradien tekanan horizontal
di dalam laut. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu dari dua pendekatan :
1. Hitung kemiringan permukaan isobarik. Pendekatan ini menggunakan kemiringan
permukaan laut dari altimetri untuk menghitung geostropik permukaan arus.
Permukaan laut merupakan permukaan isobarik
2. Hitung perubahan tekanan pada permukaan geopotensial konstan. Permukaan
seperti itu disebut permukaan geopotensial. Kecepatan geostropik di permukaan
atas adalah: V = (∆ΦB - ∆ΦA)/2Ω L sin ϕ

Arus Barotropik dan Baroklinik


Jika lautan homogen dengan kepadatan konstan, maka permukaan isobarik akan selalu
sejajar dengan permukaan laut, dan kecepatan geostropik tidak bergantung pada kedalaman.
Dalam hal ini kecepatan relatifnya adalah nol, dan data hidrografi tidak dapat digunakan
untuk mengukur arus geostropik. Jika kepadatan bervariasi dengan kedalaman, tetapi tidak
dengan jarak horizontal, permukaan isobarik selalu sejajar dengan permukaan laut dan tingkat
kepadatan konstan, permukaan isopycnal. Dalam kasus ini, aliran relatif juga nol. Kedua
kasus tersebut adalah contoh aliran barotrofik.
Aliran barotropik terjadi ketika tingkat tekanan konstan di lautan, yaitu permukaan
isobarik, selalu sejajar dengan permukaan dengan kerapatan konstan yaitu permukaan
isopycnal. Aliran baroklinik terjadi ketika tingkat tekanan konstan cenderung wajah dengan
kepadatan konstan. Dalam hal ini, kepadatan bervariasi menurut kedalaman dan horizontal
posisi. Secara umum variasi aliran secara vertikal dapat diuraikan menjadi komponen
barotropik yang tidak bergantung pada kedalaman, dan komponen baroklinik yang bervariasi
dengan kedalaman.

10.5. Contoh Menggunakan Data Hidrografi

Tahapan :

1. Mempertimbangkan perhitungan numeric spesifik kecepatan geostrofik menggunakan


hasil yang diterima secara umum dari Processing of Oceanographic Station Data.
2. Dengan data yang harus diukur yaitu konduktivitas, temperature, kedalaman, oxygen.
Dimana sampel salinitas dan oksigen digunakan untuk mengkalibrasi CTD.
3. Kemudian Data ditabulasikan pada interval tekanan
4. Data selanjutnya diperhalus dengan filter binomial dan diinterpolasi secara linear ke
tingkat standar
Didapatkan nilai seperti kolom berikut :
Nilaiδ (S, t, p) dihitung dari nilai t, S, p dalam lapisan. Pada<δ>adalah nilai rata-rata
anomali volume tertentu untuk lapisan antara tingkat tekanan standar. Ini adalah rata-rata
nilaiδ (S, t, p) di bagian atas dan bawah lapisan. Kolom terakhir(10 −5 ∆Φ) adalah
keluaran dari anomali volume spesifik rata-rata lapisan kali ketebalan lapisan dalam
desibar. Oleh karena itu, kolom terakhir adalah anomaly Geopotensial ∆Φ dengan
mengintegrasikan persamaan anomali dari jarak geopotential antara permukaan antara p 1
di bagian bawah setiap lapisan dan p 2 di bagian atas setiap lapisan.
5. Jarak antar stasiun, parameter koriolis rata-rata, dan faktor 10/fL digunakan untuk
menghitung arus geostropik relatif.

Jarak antar stasiun adalah L = 110,935 m;parameter Coriolis rata-rata adalah f =


0.88104 × 10−4;dan faktor 10 / fL dalam (10,19) adalah 1,0231 s / m.Ini digunakan untuk
menghitung arus geostropik relatif yang dilaporkan pada Tabel 10.4 dan diplot pada Gambar
10.8.Arus dihitung relatif terhadap arus pada 2000 desibel.Perhatikan bahwa tidak ada
indikasi arus Ekman di profil saat ini.Arus Ekman tidak bersifat geostropik, dan tidak
berkontribusi pada topografi.

10.6 Komentar Mengenai Arus Geostropik

Mengubah kecepatan geostropik relatif menjadi kecepatan relatif terhadap bumi


Mengetahui teori arus geostropik dan bagaimana teori tersebut dapat diterapkan pada
pengukuran untuk menghitung arus, harus dipertimbangkan beberapa batasan teori dan
teknikdalamarusgeostropik. Mengubah Kecepatan Relatif ke Kecepatan Data hidrografi
memberikan arus geostropik relatif terhadap arus geostropik pada beberapa tingkat referensi.
Sehinggauntuk mengubah kecepatan geostropik relatif menjadi kecepatan relatif terhadap
bumiadalah
1. Asumsikan Tingkat Tanpa Gerakan: Arusdiasumsikannolpadakedalaman 2000 m di
bawahpermukaandanrelatifdiintegrasikankepermukaandanturunkebawahuntukmendapatka
nkecepatansaatinisebagaifungsikedalaman.
2. Gunakan arus yang diketahui: Arus yang diketahui dapat diukur dengan current meter atau
dengan altimetri satelit.Masalah muncul jika arus tidak diukur pada waktu yang sama
dengan data hidrografi.Misalnya, data hidrografi mungkin telah dikumpulkan selama
beberapa bulan hingga beberapa dekade, sedangkan arus mungkin hanya diukur dalam
periode hanya beberapa bulan.Oleh karena itu, hidrografi mungkin tidak selaras dengan
pengukuran saat ini.
3. Gunakan Persamaan Konservasi: Garis stasiun hidrografi melintasi selat atau cekungan
laut dapat digunakan dengan kekekalan massa dan garam untuk menghitung arus.
Kekurangan (Kerugian) Menghitung Arus dari Data Hidrografi
Arus yang dihitung dari data hidrografi telah memberikan wawasan penting tentang sirkulasi
lautan selama beberapa dekade dari pergantian abad ke-20 hingga saat ini.Meskipun
demikian, penting untuk meninjau keterbatasan teknik tersebut.
1. Data hidrografi dapat digunakan untuk menghitung arus relatif saja pada tingkat lain.
2. Asumsi tingkat tidak ada gerakan mungkin cocok di laut dalam, tetapi biasanya bukan
asumsi yang berguna saat air dangkal seperti di atas landas kontinen.
3. Arus geostropik tidak dapat dihitung dari stasiun hidrografi yang berdekatan.Jarak stasiun
harus puluhan kilometer.
4. Stasiun hidrografi harus diulang untuk mendapatkan nilai rata-rata dan komponen variabel
arus.Ini tidak praktis, dan arus geostropik yang dihitung dari data hidrografi biasanya
digunakan untuk memetakan hanya sirkulasi waktu rata-rata lautan atau perubahan
sirkulasi dari dekade ke dekade.

Batasan Persamaan Geostropik


Keseimbangan geostropik berlaku dengan akurasi yang baik untuk aliran yang melebihi
beberapa puluh kilometer dan dengan periode lebih dari beberapa hari. Namun,
keseimbangannya tidak bisa sempurna. Sehingga, aliran di lautan tidak akan pernah berubah
karena keseimbangan mengabaikan percepatan aliran. Batasan penting dari asumsi geostropik
adalah:
1. Arus geostropik tidak dapat berkembang seiring waktu.
2. Keseimbangan mengabaikan percepatan aliran, oleh karena itu tidak berlaku untuk aliran
samudra dengan dimensi horizontal kurang dari kira-kira 50 km dan waktu kurang dari
beberapa hari.
3. Keseimbangan geostropik tidak berlaku di dekat ekuator di mana gaya Coriolis menjadi
nol karena sin ϕ → 0.
4. Keseimbangan geostropik mengabaikan pengaruh gesekan.
Terlepas dari masalah ini, arus di lautan hampir selalu sangat dekat dengan keseimbangan
geostropik bahkan dalam beberapa derajat Khatulistiwa.
10.7. Arus dari Bagian Hidrografi
Arus baroklinik dalam bagian dapat diperkirakan menggunakan persamaan Margules
(1906), untuk menurunkan persamaan Margules, dimisalkan kemiringan ∂ z /∂ y dari batas
antara dua massa air dengan densitas ρ❑1 dan ρ2. Untuk menghitung perubahan dalam
kecepatan sepanjang antarmuka diasumsikan lapisan densitas homogen ρ1 < ρ2 keduanya
dalam keseimbagan geostropik.
Perubahan dalam tekanan pada antarmuka dirumuskan dengan
∂P ∂P
δP δx+ δz
∂x ∂z
Dengan gradien tekanan vertical dan horizontal
∂P ∂P
= ρ1 g = ρ1 f v 1
∂z ∂z
Sehingga:
δ P1 =−ρ1 f v 1 δx+ ρ1 gdz
δ P2 =−ρ2 f v 2 δx+ ρ2 gdz

10.8. Pengukuran Arus Lagrangian


Dalam oseanografi dan mekanika fluida kecepatan dibedakan menjadi dua yaitu
kecepatan Lagrangian dan kecepatan Eulerian. Kecepatan Lagrangian adalah kecepatan
partikel air sedangkan kecepatan Eulerian adalah kecepatan air pada posisi tetap. Karena
pentingnya pengukuran arus, terdapat banyak teknik telah dikembangkan untuk mengukur
arus.
1. Teknik Dasar
Teknik lagrangean melacak posisi drifter yang mengikuti bidang air baik di permukaan
maupun lebih dalam di dalam kolom air. Kecepatan rata-rata selama beberapa periode
dihitung dari jarak antara posisi di awal dan akhir periode dibagi periode. Kesalahan
pengukuran yang dapat terjadi menggunakan Teknik ini adalah:

 Kesalahan menentukan posisi drifter


 Kegagalan drifter untuk mengikuti bidang air, dimana terdapat gaya eksternal
yang terjadi pada drifter sehingga mengapung relative terhadap air
 Kesalahan sampling, dimana drifter cenderung menghindari area aliran
divergen karena ingin bergerak ke zona konvergen.
2. Pelacakan Drifter Permukaan dengan Satelit

Drifter permukaan terdiri dari drogue ditambah float yang biasanya dilacak oleh
sistem Argos pada satelit meteorologi. Pelampung membawa pemancar radio sederhana
dengan frekuensi yang sangat stabil F 0. Penerima di satelit menerima sinyal dan menentukan
pergeseran Doppler (F) sebagai fungsi waktu t. Rumusan frekuensi Doppler adalah

dR F 0
F= + F0
dt c

Dimana R adalah jarak terhadap buoy, c adalah kecepatan cahaya. Keakuratan posisi
tergantung pada kestabilan frekuensi yang ditransmisikan oleh buoy. Sistem Argos melacak
pelampung dengan akurasi ± 1–2 m, mengumpulkan 1–8 posisi per hari bergantung pada
garis lintang. Karena 1 cm / s ≈ 1 km / hari, dan karena nilai arus yang umum di lautan
berkisar dari satu hingga dua ratus sentimeter per detik, ini adalah keakuratan yang dapat
diterima.

3. Drifters Holey-Sock
Drifter Holey-Sock terdiri dari kain lap melingkar, silinder berdiameter 1 m dengan
panjang 15 m dengan 14 lubang besar yang dipotong di sisi-sisinya. Berat drogue ditopang
oleh oat terendam setinggi 3 m di bawah permukaan. Oat yang terendam ditambatkan ke
permukaan yang terendam sebagian yang membawa transmitter Argos. Niiler dkk. (1995)
dengan hati-hati mengukur kecepatan angin yang bertiup di permukaan oat menarik
pelampung melalui air, dan mereka menemukan bahwa pelampung bergerak 12 ± 9o ke
kanan angin dengan kecepatan

−2 U 10 D
U s=( 4.32 ± 0.67 ) ×10 + (11.04 ± 1.63 )
DAR DAR
di mana DAR adalah rasio area tarikan yang didefinisikan sebagai area tarikan drogue dibagi
dengan jumlah area tambatan tambatan dan area drag permukaan float, dan D adalah
perbedaan kecepatan air antara bagian atas drogue silinder dan bagian bawah. Jika DAR> 40,
maka drift U s<1 cm / s untuk U 10 <10 m / s.

4. Drifter bawah permukaan (Float Swallow dan Richardson)


Drifters bawah permukaan banyak digunakan untuk mengukur arus di bawah lapisan
campuran. Drifter bawah permukaan adalah ruang apung netral yang dilacak oleh sonar
menggunakan sistem sofar— Sound Fixing and Ranging — untuk mendengarkan suara di
saluran suara. Chamber tersebut dapat berupa bagian dari tabung aluminium yang berisi
elektronik dan ditimbang dengan hati-hati agar memiliki massa jenis yang sama dengan air
pada kedalaman yang telah ditentukan. Aluminium dipilih karena memiliki sifat
kompresibilitas yang lebih kecil dibandingkan dengan air. Penggerak mengalami kesalahan
karena kegagalan penggerak untuk tetap berada dalam massa air yang sama. Seringkali
kesalahan cukup kecil sehingga satu-satunya kesalahan penting adalah karena akurasi
pelacakan. Kerugian utama dari drifter yang mengapung secara netral adalah bahwa sistem
pelacakan tidak tersedia di seluruh lautan.

5. Drifter Bawah Permukaan (ALACE Drifter)


Autonomous Lagrangian Circulation Explorer (ALACE) Drifter dirancang untuk
melakukan siklus antara permukaan dan kedalaman yang telah ditentukan sebelumnya. Para
drifter menghabiskan kira-kira 30 hari di kedalaman, dan secara berkala kembali ke
permukaan untuk melaporkan posisinya dan informasi lainnya menggunakan sistem Argos
(Davis et al., 1992). Oleh karena itu, drifter menggabungkan aspek terbaik dari permukaan
dan drifter yang mengapung secara netral. Ia mampu melacak arus dalam, otonom dari sistem
pelacakan akustik, dan dapat dilacak di mana saja di lautan dengan satelit. Kedalaman
maksimum mendekati 2 km, dan drifter membawa daya yang cukup untuk menyelesaikan 70
siklus 30 hari hingga 1.000 m atau 50 siklus 30 hari hingga 2.000 m. Drifters banyak
digunakan dalam Eksperimen Sirkulasi Laut Dunia untuk menentukan arus tingkat menengah
di daerah terpencil, terutama Arus Circumpolar Antartika.

Pengukuran Arus Menggunakan Penanda

Penelitian dilakukan di perairan Atlantik Utara untuk menampilkan distribusi tritium dalam
perairan. Penelitian dilakukan dua kali, yaitu pada tahun 1972–1973 dan 1981 dengan
menggunakan program Geosecs. Hasilnya didapatkan kesimpulan bahwa tririum memiliki
pergerakan hingga kedalaman di bawah 4 kilometer serta berada hingga lintang 40N
pada1971 dan 35N pada 1981. Hal tersebut menunjukkan bahwa arus dalam memiliki
kecepatan yang sangat rendah, sekitar 1.6 mm/s. selain menggunakan penanda tritium,
penelitian juga dapat dilakukan menggunakan observasi AVHRR. Penelitian menggunakan
model tersebut menggunakan parameter suhu dan salinitas perairan. Penelitian ini memiliki
beberapa permasalahan, yaitu terdapat daerah yang tertutup awan sehingga lauan tidak dapat
dipindai. Selain itu, aliran arus biasanya tergantung pada front sehingga perlu dilakukan
pengamatan mengenai pergerakan arus Eddie.

Contoh Pengukuran Arus Menggunakan Metode Lagrangian

Pada 10 Januari 1992, sebuah kontainer yang berisi 29.000 mainan kamar mandi termasuk
bebek karet jatuh ke lautan di 44.7N 178.1E. Sepuluh bulan kemudian, mainan tersebut
sampai ke pesisir Sitka, Alaska. Selain itu, pada 27 Mei 1990, sebanyak 80.000 sepatu juga
jatuh ke lautan pada 48N 161W hingga sepatu tersebut sampai ke Hansa Carrier. Pergerakan
benda-benda tersebut dapat dijadikan suatu trajectory sehingga dapat dilakukan pengamatan
menggunakan Ocean Surface Current Simulations (OSCURS)
10.9. Pengukuran Arus Menggunakan Metode Eulerian

Pengukuran arus geostropik menggunakan metode eulerian dapat menggunakan beberapa


instrumen pengukur arus seperti current meter. Instrumen dapat ditambatkan pada sebuah
kapal maupun ditambatkan pada jangkar di dasar perairan. Instrumen juga dapat berupa
instrumen tipe akustik maupun tipe mekanik. Dalam proses penambatan, digunakan bantuan
kapal serta peralatan selam nirawak. Teknik penambatan metode Eulerian membutuhkan
biaya yang mahal karena penambatan harus menggunakan kapal riset. Meskipun demikian,
metode ini merupakan metode yang sering digunakan karena akan didapatkan data secara
langsung di perairan. Terdapat penambatan jenis surface mooring dan subsurface mooring.
Penambatan tipe subsurface dinilai lebih baik karena beberapa alasan. Penambat subsurface
tidak dipegaruhi oleh frekuensi tinggi serta arus permukaan. Selain itu tambatan jenis ini
tidak terlihat di permukaan sehingga tidak menarik perhatian nelayan. Buoy biasanya juga
diletakkan cukup dalam untuk menghindari keberadaan tertangkap oleh jaring ikan.

Terdapat beberapa kesalahan yang dapat ditemukan apabila menggunakan metode Eulerian.
Kesalahan pertama merupakan gerakan tambat. Tambatan di bawah permukaan bergerak
lebih sedikit daripada bagian bawah sehingga sering digunakan. Pengambilan sampel yang
tidak memadai juga menjadi kesalahan dalam metode ini. Penambatan cenderung tidak
bertahan cukup lama untuk memberikan perkiraan akurat dari kecepatan rata-rata atau
variabilitas kecepatan antar tahun. Pengotoran sensor oleh organisme laut juga mungkin
terjadi, terutama instrumen yang ditempatkan lebih dari beberapa minggu di dekat
permukaan.

Moored Current Meter


Instrumen yang sering digunakan dalam metode Euler adalah moored current meter.
Instrumen moored current meter memiliki beberapa kesalahan. Kesalahan dalam pengamatan
dapat nonlinier. Pengukuran juga mungkin tida merespon apabila terjadi perubahan yang
cepat. Dalam instrumen ini, arus horizontal juga tidak dapat diukur secara horizontal.

Acoustic Doppler Current Profiler

Selain current meter, pengukuran arus secara Eulerian juga dapat dilakukan menggunakan
ADCP. Acoustic Doppler Current profiler mengukur pergeseran Doppler sinyal akustik yang
dipantulkan dari gelembung, fitoplankton dan zooplankton di air dalam beberapa arah dan
jarak dari transduser. Instrumen ADCP akan diletakkan dengan CTD dan ditenggelamkan
hingga kedalaman 200 hingga 300 meter. ADCP menggunakan tiga hingga empat beams
sehingga kombinasi beberapa beams menghasilkan dua atau tiga komponen kecepatan.
Kesalahan dalam penggunaan ADC biasanya disebabkan karena kesalahan pada kapal.
Kecepatan serta arah pada kapal biasanya sering berubah sehingga menghasilkan error.
Kesalahan dapat diminimalisir dengan menggunakan pola jalur persegi panjang.

Acoustic Tomography

Acoustic tomography menjadi salah bagian dari metode Eulerian dalam pengukuran arus
geostropik. Penggunaan metode ini memiliki banyak keuntungan karena dapat mendapatkan
informasi yang sangat detail. Berbagai mode memberikan informasi tentang suhu vertikal
struktur di lautan, dan banyak jalur di horizontal memberikan spasial distribusi suhu.

Metode Lain

Selain menggunakan ketiga jenis metode tersebut, dalam pengukuran juga dapat dengan
metode lain seperti Geomagnetic ElectroKinetograph. (GEK) current meter. Metode tersebut
mengukur arus dengan mengukur potensial listrik yang diinduksi dalam air laut ketika sebuah
konduktor (air laut) bergerak dalam medan magnet dengan bantuan dua elektroda pada
bagian buritan kapal. Keakuratan metode ini sulut untuk dihitung serta jarang diminati.
Penyebab utama kesalahannya adalah karena korsleting arus yang tidak diketahui oleh
konduksi melalui dasar laut dan masuk di bawah arus permukaan yang bergerak

10.10. Konsep Penting

1. Distribusi tekanan dapat diukur hampir secara tepat dari tekanan hidrostatis yang
diperoleh dari asumsi bahwa lautan dalam keadaan diam.
2. Aliran dalam laut berada hamper tepat pada keseimbangan geostropik, kecuali untuk
bagian atas dan bawah lapisan pembatas. Gaya Coriolis hamper secara tepat
menyeimbangkan tekanan gradien
3. Observasi satelit altietri dari topografi laut memberikan arus geostropik permukaan.
4. Topex/Poseidon adalah sistem altimeter yang paling akurat, dan dapat mengukur
topografi dan perubahannya gingga 4.7cm.
5. Data hidrografik digunakan untuk menghitung internal arus geostropik pada lautan sesuai
terhadap arus yang diketahui.
6. Aliran dalam laut yang independent terhadap kedalaman disebut aliran barotropic, aliran
yang tergantung pada kedalaman adalah aliran baroklinik. Data hidrografik hanya
memberikan aliran baroklinik.
7. Aliran geostropik tidak berubah terhadap waktu, sehingga aliran dalam laut tidak
sepenuhnya geostropik. Metode geostropik tidak berlaku pada aliran di ekuator karena
gaya Coriolis menghilang.
8. Kemiringan dari densitas konstan atau temperature permukaan yang terlihat dalam
perpotongan dari laut dapat digunakan untuk memperkirakan kecepatan aliran.
9. Pengukuran dari posisi air memberikan aliran lagrange di laut. Posisi dapat ditentukan
menggunakan drifter permukaan atau dibawah permukaan, atau tracer kimia seperti
tritium.
10. Pengukuran dari kecepatan aliran terhadap suatu titik memberikan aliran euler di laut.
Kecepatan dari aliran dapat diukur menggunakan moored current meter atau yang
dipasang pada kapal, CTD, dan mooring.

Anda mungkin juga menyukai