Anda di halaman 1dari 3

Nama : Mariana Monika Tukan

Kelas : XII IBB 1

Tugas : Antropologi

1. Carilah berita yang berkaitan dengan kasus diskriminasi yang dialami oleh warga
Rohingya di Myanmar kemudian analisislah dampak dari diskriminasi tersebut bagi
masyarakat Rohingya.

Jawab

1. Pendahuluan
Pemberitaan tentang pembantaian muslim Rohingya pada oktober 2016 tahun
lalu telah mengejutkan public ditingkat regional dan internasional di era yang sangat
terbuka dan kebebasan pers begitu di junjung tinggi seperti saat ini, telah terjadi dugaan
pelanggaran berat HAM di Myanmar yang berbatasan sebelah barat dengan
Bangladesh dan India peristiwa dugaan pelanggaran berat HAM ini telah menyebabkan
perbuatan meninggalkan tempat asal oleh penduduk secara besar-besaran ribuan warga
Rohingya yang mengungsi ke Indonesia, Malaysia, Thailan dan India. Memperkirakan
setidaknya 150.000 orang melarikan diri dari perbatasan Myanmar menuju Bangladesh
dan India, sejak tahun 2012 hal ini dipicu sejak munculnya gerakan Rohingya
Elimination Group pada tahun 2012 yang bertujuan untuk menghapus kaum Rohingya
dari bumi arakan gerakan Rohingya Elimination Group, telah memaksakan puluhan
ribu orang untuk tinggal di kampung-kampung kosentrasi dan menyebabkan ratusan
orang meninggal dunia
Negeri bekas koloni Inggris yang mendapatkan kemerdekaan pada tanggal 4
Januari 1948 ini, memiliki jumlah penduduk lebih dari 50 (lima puluh) juta jiwa
mayoritas penduduk yang merupakan pemeluk Budha yang taat meski telah merdeka
sejak 1948. Bukan berarti kehidupan politik dan masyarakat di Negeri Myanmar ini,
berjalan tanpa asal dan gejolak setidaknya terdapat beberapa peristiwa pergolakan
politik yang dapat dicatat pasca kemerdekaan Myanmar 1948 sebuah laman
mengungkapkan terjadinya peristiwa Rohingya sebagai berikut :
1) Yaitu upaya mengintimidasi kaum Rohingya dan memaksa mereka keluar dari
wilayah arakan dengan melakukan operasi king Dragon pada Tahun 1978
2) Tidak diakuinya kewarganegaraan kaum Rohingya yang sebagai bagian dari
135 kelompok etnis resmi di Myanmar pada tahun 1982
3) Pengembalian secara paksa para pengungsi Rohingya yang telah melarikan diri
ke Bangladesh akibat tidak mampu bertahan dalam situasi konflik yang
berkepanjangan pada tahun 1990, serta pemusnahan rumah rumah ibadah
(Masjid) dan sekolah pada tahun 2001
4) Munculnya gerakan Rohingya Elimination Goup yang di dalangi oleh
kelompok ekstrimis yang menamakan dirinya 969. Gerakan ini bertujuan
menghapus Rohingya dari bumi arakan. Akibat dilakukan gerakan ini sekitar
140.000 orang dipaksa tinggal di kamp konsentrasi yang menyebabkan 200
orang tewas
5) Terjadinya Eksodus perbuatan meninggalkan tempat asal (kampung halaman,
kota, negeri)oleh penduduk secara besar-besaran warga Rohingya dengan
menggunakan kapal untuk mengungsi ke indonesia, Malaysia, dan Thailan
Esondus ini menyebabkan ribuan orang terkatung-katung di lautan dan banyak
di antaranya meninggal dalam perjalanan UNCHR memperkirakan setidaknya
terdapat 150.000 orang melarikan diri dari perbatasan Myanmar –Bangladesh
sejak Januari 2012-2015
6) Pembantaian terhadap muslim yang terjadi pada bulan Oktober 2016 yang
menewaskan 150 orang dan tiga desa yang hangus di bakar

Tindakan diskriminasi terhadap warga Rohingya semakin nampak terlihat dari sudut
rahasia Myanmar yang di sampaikan Aung San Suu Kyi saat bertemu pelapor khusus PBB
mengatakan pemerintah tidak akan Menggunakan kata “Rohingya” dan mengganti dengan
masyarakat penganut islam “Rakhine” pemerintah Mynamar tidak mengakui
kewarganegaraan Rohingya menurut pemerintah Myanmar, dianggap sebagai pendatang
ilegal dari Bangladesh, sehingga tidak layak sebagai warga negara

Komisi tinggi PBB untuk bidang HAM, Zeid Ra’ad Al Hussein menyatakan bahwa
masyarakat Rohingya telah diberlakukan secara diskriminatif mereka tidak bisa
mendapatkan pekerjaan dan bahkan untuk mendapatkan pengobatan saja harus
mendapatkan dokumen khusus sebagai pengantar ke rumah sakit hal ini berakibat pada
tingginya angka kematian bayi karena penangan tehadap ibu hamil yang seringkali
terlambat untuk mendapatkan penaganan medis peristiwa ini tentu saja membawa
konsekuensi logis bagi pemerintah Myanmar sendiri (sebagai negara) untuk
menyelesaikannya bahkan, jika pemerintahan Myanmar di anggap tidak melakukan
langkah-langkah yang cukup dalam penyelesaian peristiwa di negaranya, komunitas
Internasional (dalam hal ini PBB), dapat mengabil langkah-langkah yang efektif guna
menyelesaikan peristiwa yang terindikasi sebagai pelanggan HAM.

Analisis

Kasus Rohingya merupakan suatu kasus penindasan dan kekerasan yang cukup menyita
perhatian di dunia yang di mana itu silakukan oelh umat Budha Mynanmar terhadap umat
Muslim Rohingya. Kasus Rohigya dapat dikatakan sebagai pelanggaran HAM yang mana
merupakan suatu pelanggaran yang amat sering terjadi di dalam kehidupan bermasyarakat
kasus Rohingya ini merupakan pelanggaran HAM terhadap warga muslim Rohingya yang
mendapat perlakuan diskriminatif dari pemerintah Myanmar Rohingya adalah dengan
melakukan pengusiran secara paksa yaitu dengan melakukan:

1. Etnis Rohingya tidak diakui kewarganegaraannya sebagai warga negara Myanmar pada
dasarnya tiap negara bebas untuk menentukan atau tidak menentukan seseorang
tersebut termasuk warga negaranya atau tidak Hal ini di dasarkan pada asas Ius Soli
dan Ius Sanguinis, Asas Ius Soli berarti kewarganeraan seseorang didasarkan daerah
atau teritorial. Asas ini menentukan kewarganegaraan seseorang didasarkan pada
tempat yang dilahirkan, meskipun Orang tuanya berasal dari negara lain, sedangkan Ius
Sanguinis berarti kewarganegaraan berdasarkan Pertalian Darah atau keturunan asas ini
menentukan bahwa kewarganegaraan seseorang didasarkan atas kewarganegaraan
orang tuanya sekalipun anak itu sendiri dilahirkan diluar negaranya.
2. Adanya larangan untuk menentukan Agama
Pasal 18 Universal Declaration of Human Right diselesaikan bahwa setiap individu
mempunyai hak kebebasan untuk beragama tetapi etnis Rohingya tidak diberikan
kebebasan dalam menjalankan ibadahnya. Hal ini terlihat dari banyaknya Masjid yang
di hancurkan dan dibakar
3. Adanya perlakuan diskriminatif terhadap etnis Rohingya dalam ICESCR yang
merupakan perjanjian multilateral yang di tetapkan oleh majelis umum perserikatan
bangsa-bangsa yang juga di tandatangani diratifikasi salah satunya oleh Myanmar ini
menjamin hak ekonomi, sosial dan budaya bagi setiap orang dalam negara tersebut.

Anda mungkin juga menyukai