Anda di halaman 1dari 183

 

OUTSEAL  
TEKNOLOGI OTOMASI KARYA ANAK BANGSA 

PANDUAN DASAR 
OUTSEAL PLC  

Oleh: Agung Bakhtiar  

Buku Edisi Pertama 

29-Mei- 2020 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  2 

Pengantar 

Assalamu’alaikum.  Outseal  adalah  nama  perusahaan  dan  juga  merek  dagang  dari 
pengembang  teknologi  otomasi  asal  Indonesia.  Outseal  bergerak  di  bidang  pengembangan 
teknologi  instrumentasi  dan  otomasi.  Teknologi  yang  telah  dikembangkan  oleh  Outseal 
diantaranya adalah PLC (Programmable Logic Controller) dan HMI (Human Machine Interface). 
Motivasi  outseal  dalam  pemgembangan  teknologi  ini  adalah  terciptanya  sebuah  teknologi 
otomasi  yang  murah,  mudah  dan  tangguh.  Untuk  menekan  harga  serta  kemudahan  untuk 
mendapatkan  hardware,  outseal  PLC  dibuat  dengan  kompatibilitas  arduino.  Untuk 
kemudahan,  pemrograman  yang  dipakai  pada  outseal  PLC  ini  menggunakan  visual 
programing  menggunakan  diagram  tangga  dan  berbahasa  Indonesia.  Untuk  alasan 
ketangguhan,  hardware  outseal  PLC ini dibuat dengan mempertimbangkan standar Industri. 
Perlu  diketahui  juga  bahwa  skema  elektronik  dari  outseal  PLC  ini  dibuka  untuk  umum 
sehingga  siapapun  bisa  melihat,  mempelajari,  memodifikasi  dan  membuat  sendiri.  Begitu 
pula  dengan  software  pemrograman  yang  diberikan  secara  gratis  sehingga  tujuan 
penciptaan  teknologi  otomasi  yang  murah,  mudah  dan  tangguh  diharapkan  akan  tercapai. 
Buku  ini  menyajikan  panduan  dasar  instalasi  hardware  dan  pemrograman  outseal  PLC 
menggunakan outseal studio. 

Harapan 

Dengan  membaca  buku  ini  pembaca  dapat  melakukan  sendiri  instalasi  hardware, 
mengoperasikan outseal studio dan membuat project sederhana menggunakan outseal PLC. 

   

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  3 

Daftar Isi 

Pengantar 2 
Harapan 2 

Daftar Isi 3 

Pengenalan 6 

Perangkat Keras 7 
Catu daya (power supply) 12 
Pengkabelan (wiring) 13 
Catu daya 13 
Digital input 16 
Digital Output 22 
Analog 26 
Modul 27 
Diagram Tangga 29 

Perangkat Lunak 30 


Jendela Pengaturan 30 
Jendela Simulasi 36 
Jendela Live Data 39 
Jendela HMI 39 
Pengoperasian 40 
Instalasi driver 40 
Menulis program 43 
Menjalankan program 46 

Instruksi PLC 48 


Istilah 48 
Notasi Variable 50 
Struktur operasi 52 
Kelompok Instruksi Bit 56 
Normally Open - Switch 56 
Normally Closed - Switch 58 
Output 59 
Output-Not 61 
Output - Latch 61 
Output - UnLatch 62 
Flip On Rising (FOR) 62 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  4 

Flip On Falling (FOF) 63 


One Shot Rising (OSR) 63 
One Shot Falling (OSF) 64 
Kelompok Instruksi Waktu 65 
Timer On Delay (TON) 65 
Timer Off Delay (TOF) 69 
RTO - Retentive Timer ON 72 
Software PWM (SPWM) 72 
Counter Up (CTU) 74 
Counter Down (CTD) 80 
Reset 81 
RHSC 82 
Kelompok Instruksi Perbandingan 83 
EQU 83 
GEQ 84 
GRT 85 
LEQ 86 
LES 86 
LIM 87 
NEQ 89 
TMATCH 89 
DMATCH 90 
Kelompok Instruksi Aritmatika 91 
ADD 91 
SUB 92 
MUL 93 
DIV 94 
NEG 94 
SCALE 96 
CLR 97 
Kelompok Instruksi Logika 98 
AND 98 
NOT 99 
OR 99 
XOR 100 
Kelompok Instruksi Data 101 
SET 101 
COPY 101 
STH 102 
STB 102 
STL 103 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  5 

OSC 104 
Kelompok Instruksi MODBUS 106 
MF1 111 
MF2 118 
MF3 121 
MF4 124 
MF5 126 
MF6 128 
Kelompok Instruksi Control 131 
Kelompok Instruksi Array 136 
BSL 136 
BSR 138 

Memulai pengoperasian 142 


Project lampu kedip 142 
Project lampu berjalan 155 
Project Quiz tiga regu (cerdas cermat) 157 

Komunikasi dengan perangkat luar 159 


Protokol Modbus 160 
Bingkai data Modbus RTU 165 
Alamat Slave 165 
Kode Fungsi 165 
Data 167 
CRC 169 
Contoh Komunikasi 171 

Contoh komunikasi 174 


Outseal PLC sebagai slave 174 
QmodMaster 174 
Microsoft Visual Studio 184 
Android HMI 198 
Outseal PLC sebagai Master 213 
pyModSlave 213 
ModRSsim2 220 

Lampiran 230 

   

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  6 

Pengenalan 
Programmable  Logic Controller (PLC) pada dasarnya adalah sebuah perangkat elektronik yang 
berfungsi  sebagai  pengatur  logic  state  (status  ON atau OFF) perangkat lain yang tersambung 
dengan  PLC  tersebut  dan  skema  pengaturan  tersebut  dapat  diubah-ubah  (diprogram). 
Umumnya  pemrograman  PLC  dilakukan  oleh  sebuah  perangkat  lunak  yang  berjalan  di 
komputer  (PC).  Contoh  aplikasi  PLC  adalah untuk pengaturan lampu lalu lintas, pengaturan 
kerja mesin-mesin pabrik dan lain-lain. 

Terdapat  tiga  bagian  utama  dari  sebuah  PLC  yakni  input,  controller  dan  output  seperti 
terlihat  pada  gambar  1.  Bagian  input  digunakan  untuk  membaca  perangkat  dari  luar  baik 
sinyal  digital  seperti  switch  atau  sinyal  analog  seperti  sensor  temperature  dan  lain-lain. 
Bagian  output  umumnya  berupa  transistor  open  collector,  triac,  SSR  atau  mechanical  relay 
untuk  mengontrol  perangkat  luar.  Umumnya  sebuah  PLC  sudah  dilengkapi  dengan 
perangkat  komunikasi  untuk  berhubungan  dengan  perangkat  luar  seperti  PC,  HMI  layar 
sentuh  dan  lain-lain.  Outseal  PLC  sudah  mempunyai  semua  fasilitas  hardware  dasar  yang 
dipunyai oleh PLC secara umum dan sudah layak digunakan di industri. 

Gambar 1: Diagram blok PLC 

Outseal  PLC  diprogram  menggunakan  perangkat  lunak  yang  bernama  outseal  studio  yang 
juga  merupakan  produk  dari  outseal.  Outseal  studio  dijalankan  di  PC  dalam  bentuk  visual 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  7 

programming  menggunakan  ladder  diagram  (diagram  tangga).  Diagram  tangga  tersebut 


selanjutnya  akan  dikirim  melalui  kabel  USB  untuk  ditanam  di  dalam  hardware  outseal  PLC 
secara  permanen  (lihat  gambar  2).  Selanjutnya, saat kabel USB dilepas, outseal PLC tersebut 
dapat  menjalankan  program  rancangan  tersebut  secara  mandiri  (tidak  harus  terhubung 
dengan komputer).   

Gambar 2: Kabel pemrograman outseal PLC 

Perangkat Keras 

Sampai  saat  tulisan  ini  dibuat,  outseal  PLC  terdiri  dari  dua  varian  yakni  nano  dan  mega. 
Outseal  PLC  Nano  sudah  dikembangkan  hingga  5  kali  perubahan  dari versi 1 hingga versi 5. 
Outseal  PLC  Nano  versi  4  dan  5  menggunakan  IC  atmega328p  yang  sudah  tertanam  dalam 
board  plc,  sedangkan  versi  1  hingga  3  masih  berupa  shield  (perangkat  tambahan)  untuk 
arduino nano/UNO board. 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  8 

Gambar 3: Pinout outseal PLC Shield V.2 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  9 

Gambar 4: Pinout outseal PLC Shield V.3 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  10 

Gambar 5: Pinout outseal PLC nano V.4 

PLC  nano  V.4 adalah penggabungan arduino board dan shield menjadi satu papan elektronik. 


Bootloader  yang  digunakan  adalah  bootloader  arduino  (optiboot)  versi  baru  sehingga 
pemrograman  outseal  hardware  dapat  dilakukan  juga  memakai  arduino  IDE  layaknya  board 
arduino nano. Skema elektronik dari outseal PLC dapat dilihat di website resmi outseal yakni 
www.outseal.com. 

   

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  11 

Gambar 6: outseal plc nano v.5 

PLC  nano  V.5  adalah  pengembangan  PLC  nano  V.4  dengan  perubahan  pin  yang  digunakan 
untuk  penambahan  fasilitas  high-speed  counter  (HSC).  Skema  elektronik  dari  outseal  PLC 
dapat dilihat di website resmi outseal yakni www.outseal.com. 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  12 

Gambar 7: outseal plc Mega v.1 

PLC  Mega  V.1  adalah  pengembangan  PLC  nano  dengan  penambahan jumlah I/O, Serial port 


dan  high-speed  counter  (HSC).  Skema  elektronik  dari  outseal  PLC  dapat  dilihat  di  website 
resmi outseal yakni www.outseal.com. 

Catu daya (power supply)  

Untuk  PLC  shield  versi  2  dan  3,  besarnya  catu  daya  dari  shiled  ini  tergantung  dari  arduino 
yang  digunakan.  Umumnya  arduino  nano  clone  (buatan  Tiongkok)  menggunakan  IC 
regulator  dengan  seri  AMS1117  5.0.  Regulator  ini  berjenis  linear  regulator  yang  berfungsi 
menurunkan  tegangan  input  menjadi  5V.  Semakin  besar  penurunan  tegangannya  maka 
panas  yang  ditimbulkan  juga  akan  semakin  besar  sehingga  disarankan  agar  tegangan  input 
menuju  regulator ini hanya berselisih sedikit dengan 5V. Umumnya tangan listrik input yang 
digunakan  adalah  6  hingga  9  Volt.  Walaupun  pada  datasheet  linear  regulatornya  mampu 
diberikan  input  hingga  12  Volt,  namun  untuk  pemakaian  jangka  panjang  disarankan  agar 
tegangan  input  yang  diberikan  antara  6  sampai  9  Volt  saja  untuk  menghindari  panas  yang 
ditimbulkan oleh regulator tersebut. 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  13 

Outseal  PLC  Nano  V.4  ,  V.5  dan  Outseal  PLC  Mega  V.1  sudah  menggunakan  switching  buck 
converter  sebagai  pengganti  linear  regulator  dimana  panas  yang  ditimbulkan  lebih  kecil 
daripada linear regulator sehingga dapat menerima tegangan listrik catu daya hingga 24V. 

Perlu  diketahui  juga  bahwa  outseal  PLC  dapat  berjalan  walau  hanya  mendapatkan  tenaga 
dari  kabel  USB  saja.  Ini  artinya  bahwa  saat  outseal  PLC  tertancap  pada  komputer  melalui 
kabel  USB  maka  PLC  ini  sudah  bisa  berjalan  tanpa  memerlukan  catu  daya  luar.  Di  dalam 
outseal  PLC  sudah  terdapat  sebuah  schottky  dioda  yang  berfungsi  sebagai pemilih catu daya 
otomatis  sehingga  apabila  kabel  USB  dan  catu  daya  luar  tertancap  bersama pada PLC, maka 
PLC akan otomatis memilih sumber daya dari catu daya eksternal. 

Pengkabelan (wiring) 

Catu daya 

Pengkabelan  catu  daya  pada  outseal  PLC  nano  V.4  dan  V.5  dapat  dilakukan  melalui  barrel 
jack  (dilabelkan  dengan  huruf  A)  atau  terminal  blok  (dilabelkan  dengan  huruf  B)  seperti 
terlihat  pada  gambar  8.  Di  dalam  papan  rangkaian  elektronik  outseal  PLC  tersebut  A  dan  B 
tersambung  secara  langsung  sehingga  tidak  ada  perbedaan  antara  memberi  catu  daya 
melalui  jalur  A  dan  jalur  B.  Justru  dengan  pemberian  daya  listrik  melalui  jalur  A  maka 
konektor  pada  jalur  B  dapat  dimanfaatkan  sebagai  pin  sumber  daya  listrik  untuk  keperluan 
yang  lain.  Sedangkan  pengkabelan  catu  daya  pada  outseal  PLC  mega  V.1  hanya  dapat 
dilakukan melalui terminal block (dilabelkan dengan huruf B).  

Gambar 8: Catu daya 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  14 

Rentang  voltase  yang  diperbolehkan  untuk  outseal  PLC  sesuai  dengan  tabel  1  sedangkan 
arus  listrik  minimum  adalah  sebesar  2A.  Data  tersebut  dapat  dijadikan  acuan  dalam 
membeli adaptor atau SMPS (switched-mode power supply).  

Tabel 1: Catu daya outseal PLC 

PLC  Catu daya 

Outseal PLC nano V.1  6-9 Volt 

Outseal PLC nano V.2  6-9 Volt 

Outseal PLC nano V.3  6-12 Volt 

Outseal PLC nano V.4  6-24 Volt 

Outseal PLC nano V5  6-24 Volt 

Outseal PLC mega V.1  6-24 Volt 

Sebuah  adaptor/power supply dengan daya 300 mA seharusnya sudah dapat digunakan 
untuk  memberi  tenaga  pada  PLC,  namun  terdapat  kemungkinan  digunakannya  sumber 
listrik  tersebut  untuk  keperluan  lain  seperti  untuk  relay  ataupun  untuk  signal  input 
sehingga  catu  daya  300  mA  dinilai  masih  belum  mencukupi  untuk  digunakan  pada  outseal 
PLC.  Selain  itu,  berdasarkan  hasil  pengujian  aktual  yang  dilakukan  oleh  teknisi  outseal 
terhadap  adaptor-adaptor  yang  beredar  di  pasar  Indonesia  terungkap  bahwa  nilai  arus 
maksimum  yang  tertera  pada  sebuah  adaptor  atau  SMPS  rata-rata  tidak sesuai dengan hasil 
pengujian  nilai  aktual  terutama  produk-produk  yang  dibuat  di  Tiongkok.  Sebuah  adaptor 
dengan  tegangan  listrik  keluaran  sebesar  12V  dan  tertulis  mempunyai  arus  maximum 
sebesar  2A  dalam  kemasannya  setelah  diuji  oleh  teknisi  outseal  ternyata  hanya  memiliki 
arus  listrik  maksimal  sebesar  0.7A. Oleh sebab itu outseal menyatakan nilai minimum untuk 
catu daya yang digunakan adalah sebesar 2A dengan merujuk pada perhitungan 

Daya adaptor (Ps) = 0.7A x12V = 8,4 Watt 

Sebuah  mikrokontroler  ATmega328P  dengan  clock  16  Mhz  dan  bekerja  pada  tegangan  5V 
membutuhkan  tenaga  (Pm)  sebesar  100  mW  atau  0.1W  sedangkan  relay  MY2N 
membutuhkan  daya  listrik  (Pr)  sebesar  900  mW.  Dengan  perkiraan  8  relay  dalam  kondisi 
semua  aktif  secara  bersama  maka  daya  yang  dibutuhkan  PLC  adalah  7,2W.  Sehingga 
minimum  daya  aktual  yang  harus  dipunyai  oleh catu daya untuk outseal PLC adalah sebagai 
berikut: 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  15 

Pmin = Pm + Pr = 0,1 + 7,2 = 7,3 Watt 

Untuk  perkiraan  16  relay  dalam  kondisi  semua  aktif  secara  bersama  maka  daya  yang 
dibutuhkan  PLC  adalah  14,4W.  Sehingga  minimum  daya  aktual  yang  harus  dipunyai  oleh 
catu daya untuk outseal PLC adalah sebagai berikut: 

Pmin = Pm + Pr = 0,1 + 14,4 = 14,5 Watt 

Dengan  alasan  tersebut  maka  outseal  merekomendasikan  agar  adaptor  atau  SMPS  yang 
digunakan  mempunyai  voltase  atau  arus  minimal  yang  tertera  pada kemasan sesuai dengan 
tabel rekomendasi power supply berikut. 

Tabel 2: Rekomendasi power supply 

PLC  Kebutuhan daya aktual  Rekomendasi power supply 

Outseal PLC nano V.1  7,3 Watt  2A, 12V 


Outseal PLC nano V.2  1A, 24V 
Outseal PLC nano V.3 
Outseal PLC nano V.4 
Outseal PLC nano V.5 

Outseal PLC mega V.1  14,5 Watt  3A, 12V 


2A, 24V 

   

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  16 

Digital input 

Input  pada outseal PLC berjenis “sinking” yang artinya perangkat input ini bertindak sebagai 
sebuah  saluran  pembuangan  arus  listrik  (penyedia  negatif)  atau  dapat  juga  diasumsikan 
sebagai  perangkat  yang  lebih  negatif  daripada  perangkat  lain  sehingga  akan  mendeteksi 
tegangan  positif  yang  masuk  melalui  pin-pin  inputnya.  Perbedaan  input  jenis  sinking  dan 
sourcing  dapat  dilihat  pada gambar 9. Apabila tegangan listrik yang masuk melalui pin input 
lebih  dari  5V  maka  logika  PLC  menyatakan  true  dengan  ditandai  lampu  led  indikator  yang 
menyala.  

Gambar 9: Input sourcing dan sinking 

Input  jenis  sinking  ini  sangat  cocok  menerima  sinyal  dari  sensor/switch  jenis  PNP 
sedangkan  input  jenis  sourcing  cocok  menerima  sinyal  dari sensor/switch NPN. Switch PNP 
dapat  diasumsikan  sebagai  switch  yang  bermuatan  positif  dan  membutuhkan  perangkat 
negatif  untuk  membacanya  sedangkan  switch  NPN  adalah  kebalikan  dari  PNP.  Gambar  10 
menjelaskan perbedaan cara kerja kedua jenis switch ini disertai dengan ilustrasinya. 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  17 

Gambar 10: perbedaan sensor NPN dan PNP 

Dalam  penyambungan  switch  jenis  NPN  dan  PNP  ke  outseal  PLC,  buku  ini  mengambil 
contoh  proximity  switch.  Proximity  switch  sama  halnya  dengan sebuah switch biasa namun 
yang  membedakannya  adalah  faktor pemicunya. Switch biasa dipicu oleh mekanik sentuhan 
tangan,  sehingga  apabila  switch  digeser  atau  disentuh  maka  saklar  akan  tersambung 
sedangkan  proximity  switch  dipicu  oleh  keberadaan  benda  di  ujung  sensor  tersebut 
(pendeteksi  keberadaan  benda).  Jika  terdapat  benda  di  dekat  ujung  switch  tersebut  maka 
sensing  circuit  akan  aktif  dan  switch  internal akan tersambung (lihat gambar 10). Proximity 
switch banyak digunakan sebagai limit switch dan aplikasi counter jumlah barang. 

Gambar  10  menjelaskan  perbedaan  cara  kerja  proximity  switch  jenis  PNP  dan  NPN. 
Perbedaan  utama  saklar  NPN  dan  PNP  terdapat  pada  jalur yang dilewati saklar. Sensor NPN 
memutus  atau  menyambung  jalur  negatif  sedangkan  saklar  PNP  menyambung  atau 
memutus  jalur  positif.  Oleh  sebab  itulah  sensor  PNP  sangat  cocok  disambungkan  dengan 
input  sinking  yang  mendeteksi  tegangan  positif  seperti  pada  jenis  input  yang terdapat pada 
outseal PLC.  

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  18 

Gambar 11: Saklar PNP tersambung ke outseal PLC 

Gambar  11  menjelaskan  bahwa  saklar  PNP  dapat  langsung  disambungkan  dengan  input 
outseal  PLC  karena  input  outseal  PLC  berjenis  sinking  dimana  input  ini  mendeteksi 
keberadaan  tegangan  positif.  Berbeda  dengan  saklar NPN yang memutus atau menyambung 
jalur  negatif,  input  outseal  tidak  bisa  mendeteksi  adanya  perubahan  tegangan  apabila 
switch internal dari proximity mendeteksi keberadaan benda seperti terlihat pada gambar 12 
bagian atas. 

Gambar 12: Saklar NPN tersambung ke outseal PLC dengan modifikasi 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  19 

Input  jenis  sinking  pun  dapat  menerima  sinyal  dari  sensor  NPN  namun  dibutuhkan 
modifikasi  berupa  tambahan  sebuah  resistor  seperti  gambar  12.  Modifikasi  tersebut  juga 
akan  menyebabkan  logika  yang  dihasilkan  menjadi  terbalik.  Resistor  yang  dipasang  pada 
jalur  output  terhadap  tegangan  positif  mengakibatkan  input  S.1  pada  outseal  PLC  akan 
selalu  teraliri  listrik  (berlogika  true)  apabila  switch  dalam  kondisi  terbuka.  Saat  proximity 
mendeteksi  benda  maka  internal  switch  akan  tersambung  sehingga  tersedia  jalur  negatif 
yang  terhubung  langsung  dengan  S.1  dan  menyebabkan  logika  S.1  berubah  menjadi  false. 
Dengan  begitu  logika  yang  diterima  oleh  outseal  PLC  adalah  kebalikan  dari  logika  asli  dari 
proximity switch sehingga perlu dimodifikasi pula program dalam PLCnya. 

Gambar  13  dan  gambar  14  adalah  contoh  pemasangan  proximity  switch  pada  outseal  PLC. 
Catu  daya  untuk  proximity  switch  dapat  berasal  dari  catu  daya  eksternal  atau  dapat  juga 
berasal dari catu daya untuk sistem (VIN). 

Gambar 13: Pengkabelan PNP proximity switch  

Gambar 14: Pengkabelan NPN proximity switch  

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  20 

Gambar  15  menjelaskan  pengkabelan  input  outseal  PLC  menggunakan  catu  daya  luar. Pada 
outseal  PLC nano V.1, V.3 dan V.4, ground untuk input terpisah dengan ground untuk sistem 
karena  terdapat  optoisolator  sehingga  dibuatkan  jumper  jumper  (jumper  15)  pada  board 
outseal  PLC  yang  berfungsi  untuk  menyambung  atau  memutus  hubungan  antara  ground 
sistem  dengan  ground  input.  Outseal  PLC  nano  V.2  dan  V.5  tidak  terdapat  optoisolator 
sehingga  tidak  terdapat  jumper  ini.  Ground  input  memang  sengaja  dipisah  dengan  ground 
sistem  untuk mengisolasi noise (gangguan) yang mungkin dibawa melalui jalur ground input 
tersebut.  Optocoupler  internal  pada  papan  elektronik  outseal  PLC  juga  digunakan  untuk 
mengisolasi  sinyal  input  dari  luar  sistem  agar  tidak  secara  langsung  terhubung  dengan 
mikrokontroler.  Oleh  sebab  itu  apabila  jumper  ini  dibiarkan  terbuka  yang  artinya  ground 
input  terpisah  dengan  ground sistem, maka catu daya untuk input PLC terpisah dengan catu 
daya untuk sistem (multiple power supply). 

Gambar 15: Digital input terisolasi 

Apabila  jumper  15  diatur  tersambung,  maka  ground  input  akan  tersambung  dengan ground 
sistem,  sehingga  catu  daya  yang  digunakan  untuk  sistem  bisa  juga  digunakan  secara 
bersama  sebagai  catu  daya untuk input (single power supply) seperti terlihat pada gambar 16. 
Outseal  PLC  nano  V.5  dan  Mega  V.1 tidak menggunakan isolasi optik sehingga ground input 
terhubung dengan ground system. 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  21 

Gambar 16: Digital input tanpa isolasi 

   

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  22 

Digital Output 

Output  pada  outseal  PLC  terhubung  dengan  IC  transistor  array  ULN2803  sebagai  driver 
output  yang  artinya  output  outseal  PLC  berjenis  transistor  NPN  dengan  open  kolektor 
seperti  terlihat  pada  gambar  17.  Gambar  18  menjelaskan  bahwa  output  dari  outseal  PLC 
memutus  dan  menyambung  jalur  negatif  atau  jalur  menuju  ground.  Apabila  logika  yang 
akan  diteruskan  PLC  adalah  true,  maka  internal  switch  pada  transistor  akan  terhubung 
sehingga  listrik  dapat  mengalir  melalui  beban  (coil  relay)  akibat  terdapatnya  jalur  menuju 
ground.  Output  jenis  ini  sangat cocok untuk dihubungkan dengan perangkat yang logikanya 
active  low  seperti  sebuah  relay  board  module  atau  langsung  terhubung  dengan  relay  coil. 
ULN2803  juga  sudah  dilengkapi  dengan  dioda  flyback  yang  melindungi  rangkaian  listrik 
terhadap gangguan akibat beban induktif seperti coil relay.  

Gambar 17: Rangkaian internal output outseal PLC 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  23 

Gambar 18: Rangkaian internal output outseal PLC 

Output  outseal  PLC  berjenis  transistor  NPN  open  kolektor,  oleh  sebab  itu  tegangan  listrik 
kolektor  dapat  disambungkan  dengan  sumber  tegangan  listrik  dengan  nilai  yang  bebas. 
Pilihan  nilai  tegangan  listrik  untuk  kolektor  dapat dilakukan melalui jumper di dalam board 
PLC (J7). 

Gambar 19: Menghubungkan output outseal dengan relay 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  24 

Apabila  output  outseal  PLC  terhubung  langsung  dengan  coil  relay,  maka  jumper  pemilihan 
tegangan  relay  (J7)  harus  mengarah  ke  VIN  serta  besarnya  VIN  yang  dipakai  harus  sesuai 
dengan  tegangan  relay  yang  dipasang.  Apabila  relay  yang  digunakan  terdapat  led  indikator 
di  dalamnya,  perlu  diperhatikan  sambungannya  dengan  pin  output  PLC  karena jika terbalik 
maka  relay  masih  bisa  berjalan  tetapi  led  indikator  pada  relay  tidak  menyala  (lihat gambar 
17, 18). 

Apabila output outseal PLC dihubungkan dengan sebuah relay board module, maka jumper J7 
harus  mengarah  ke  5V  dan  relay  board  module  tersebut  harus  menggunakan  power  supply 
eksternal. Pengkabelannya dapat dilihat pada gambar 20 berikut.  

Gambar 20: Digital output untuk relay board 8 jalur 

Karena  jenis  output  dari  outseal  PLC  berjenis  Low  Side  Switch  maka  pengukuran  tegangan 
harus  dilakukan  antara  pin  output  dan  pin  positif.  Gambar  21  dan  22  adalah  contoh 
pengukuran voltase keluaran yang benar dan yang salah. 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  25 

 
Gambar 21: Pengukuran voltase keluaran yang benar 
 

 
Gambar 22: Pengukuran voltase keluaran yang salah 
   

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  26 

Analog 

Jalur  analog  input  pada  outseal  PLC  berjumlah  dua  jalur.  Jalur  ini  bisa  diatur  agar  bisa 
membaca  voltase  0-5V  atau  arus  listrik  0-20  mA  melalui  jumper  pemilih  mode  analog.  J6 
adalah  jumper  untuk  jalur  analog  1  dan  J8  untuk  jalur  analog  2.  Untuk  mengatur  jalur 
pembacaan  analog  agar  membaca  voltase  dapat  dilakukan  dengan  melepas  jumper  pemilih 
mode seperti dijelaskan dalam gambar 23. 

Gambar 23: Analog input 

Pembacaan  arus  listrik  0-20  mA  dilakukan  outseal  PLC  dengan  cara  menambahkan  shunt 
resistor  untuk  mengubah  arus  listrik  menjadi  tegangan  listrik.  Besarnya  shunt  resistor  ini 
harus  sesuai  dengan  batas  pembacaan  voltase  yang  dapat  dilakukan  oleh  mikrokontroler 
yakni  0-5V sehingga shunt resistor ini harus di seting tepat 250 ohm melalui variable resistor 
yang  berwarna  biru.  Outseal  sudah  mengatur  nilai  shunt  resistor  ini  sebesar  250  ohm  pada 
hardware  yang  dijual  sehingga  jika  terdapat  ketidak  sengajaan  yang  menyebabkan  nilai 
shunt  resistor  ini  berubah,  maka  shunt  resistor  ini  dapat  diatur  kembali melalui pemutaran 
variable resistor. 

Langkah  yang  dilakukan  adalah  sesuai  dengan  gambar  24.  Mode  pembacaan  analog  harus 
diatur  pada  pembacaan  arus  listrik  melalui  pemasangan  jumper  pengatur  mode,  kemudian 
multimeter  disiapkan  untuk  membaca  besarnya  resistansi  antara  pin  input analog terhadap 
ground  dan  terakhir  adalah  memutar  variable  resistor  agar  pembacaan  multimeter  tepat 
pada 250 ohm. 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  27 

Gambar 24: Mengatur shunt resistor 

Modul 

Modul  adalah  perangkat  tambahan  yang  dapat  bekerja  dengan  outseal  PLC  melalui  jalur 
komunikasi  TWI  (two  wire  interface).  Modul  tersebut  bisa  berupa  RTC (Real Time Clock) atau 
Outseal  PLC  lain  yang  akan  difungsikan  sebagai  penambah  jumlah  I/O  dan  lain  lain.  Pin 
untuk  menghubungkan  modul  mempunyai  keterangan  SDA  dan  SCL.  Terdapat  dua  buah 
jalur  TWI  pada  outseal  PLC  yang  sebenarnya terhubung langsung secara paralel pada papan 
elektronik  sesuai  dengan  gambar  25.  Tidak  ada  perbedaan  antara  menghubungkan  modul 
pada titik A atau titik B. 

Gambar 25: Jalur untuk modul 

Apabila  modul  yang  terpasang  lebih  dari  satu  maka  modul  tersebut  bisa  dipasang  secara 
paralel  maupun  secara  seri  sesuai  dengan  gambar  26  dan  27.  Setiap  modul  outseal 
membutuhkan  catu  daya  5V  yang  bisa  diambilkan  dari  board  outseal  PLC  itu  sendiri  atau 
bisa dari catu daya luar. 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  28 

Gambar 26: Modul disusun parallel 

Gambar 27: Modul disusun seri 

   

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  29 

Diagram Tangga 

Diagram  tangga  adalah  sebuah diagram yang digunakan sebagai dokumentasi sebuah sistem 


kontrol.  Nama  “Tangga”  dipakai  karena  diagram  ini  disusun  seperti  bentuk  sebuah  tangga 
yang  terdiri  dari  dua  garis  vertikal  (catu  daya)  dan  beberapa  garis  datar  atau  anak  tangga 
(rungs)  yang  berisi  komponen-komponen  yang  menggambarkan  sistem  kontrol  tersebut. 
Diagram  tangga  sederhana  yang  menunjukkan  nyala  sebuah  lampu  dikontrol  oleh  sebuah 
switch dapat dilihat pada gambar 28. 

Gambar 28: Diagram tangga sederhana 

Listrik  yang  diberikan  ke  garis  vertikal  bisa  berupa  AC  atau  DC,  tetapi  karena  untuk 
menyelaraskan  dengan  diagram  tangga  pada  software  PLC  maka  bahasan  pada  buku  ini 
dibatasi  hanya  pada  penggunaan  listrik  DC  sehingga  terdapat  polaritas  positif  dan  negatif 
serta  listrik  mengalir  satu  arah  dari  sumbu positif ke sumbu negatif. Contoh diagram tangga 
sederhana  untuk  menyalakan  lampu  menggunakan  switch  yang  disusun  secara  seri  dapat 
dilihat  pada  gambar  29.  Terilihat  lampu  1  menyala  saat  switch  1  tersambung.  Namun nyala 
lampu 2 baru akan menyala apabila switch 2 dan 3 keduanya tersambung. 

Gambar 29: Diagram tangga sederhana 2 contoh kedua 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  30 

Outseal  menyediakan  sebuah  perangkat  lunak  untuk  membuat  diagram  tangga  yang 
digunakan  sebagai  dokumentasi  sistem  kontrol  untuk  outseal  PLC.  Nama  perangkat  lunak 
tersebut adalah “outseal studio”. 

Perangkat Lunak 

Outseal  studio  adalah  sebuah  perangkat  lunak  (software)  yang  dijalankan  di  komputer  (PC) 
berfungsi  untuk  memprogram  hardware  outseal  PLC  menggunakan  diagram  tangga. 
Perangkat  lunak  ini  dapat  di  download  secara  gratis  di  situs  internet  resmi  outseal 
www.outseal.com. Tampilan dari outseal studio 2.0 dapat dilihat pada gambar 30.  

Gambar 30: Layout outseal studio 

Jendela Pengaturan 

Pada  saat  program  outseal  studio  dijalankan  maka  otomatis  outseal  akan  membuka  project 
baru  dengan  settingan  standar.  Untuk  mengganti  setting  dapat  dilakukan  dengan  masuk  ke 
jendela  pengaturan  dengan  cara  klik  icon  setting.  Maka  akan  didapatkan  tampilan  jendela 
pengaturan seperti pada gambar 32. 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  31 

Gambar 31: jendela pengaturan 

Jendela setting mempunyai 5 tab yakni 

1. Hardware 
2. Tangga 
3. Modul 
4. Perangkat 
5. Filter 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  32 

a. Hardware 

Parameter pengaturan hardware meliputi: 

● Nama project, nama project dapat diubah oleh pengguna 


● Hardware, merupakan hardware PLC yang akan diprogram 
● Port,  adalah  jalur  komunikasi serial yang digunakan untuk proses upload, download dan 
online.  Jalur  komunikasi  ini  dapat  dilihat  pada  jendela  device  manager  pada  windows 
saat kabel usb ditancapkan ke hardware. 
● Baud  rate,  baud  rate  adalah  kecepatan  transfer  data  saat  PLC  digunakan  untuk 
berkomunikasi menggunakan protokol modbus sebagai slave. 
● Bootloader,  parameter  ini  memberi  fasilitas  bagi  para  pengguna  outseal  studio  yang 
menggunakan  arduino  board  sebagai  hardware  nya.  Parameter  ini  dibuat  akibat  dari 
arduino  yang  beredar  di  pasaran  terdapat  dua macam yakni mempunyai arduino dengan 
bootloader  versi  baru  dan  versi  lama.  Arduino  board  yang  dibuat  pada  beberapa  tahun 
terakhir  sudah  menggunakan  bootloader  versi  baru  sedangkan  sisanya  masih 
menggunakan  bootloader  versi  lama.  Oleh  sebab  itulah  outseal  studio  memberikan 
fasilitas  ini  agar  kedua  jenis  arduino  board  ini  bisa  diprogram  menggunakan  outseal 
studio.  Parameter  ini  harus  disesuaikan  dengan  bootloader  yang  ada  di  dalam 
mikrokontroler.  Apabila  hardware  yang  digunakan  adalah  Outseal  PLC  original  yang 
dibeli  dari  pihak  outseal  maka  mikrokontroler  dalam  PLC tersebut  sudah menggunakan 
bootloader baru. 
● Alamat  modbus,  parameter  ini  digunakan  untuk  mengatur  alamat  modbus  slave. 
Outseal  PLC  akan  otomatis  menjadi  modbus  slave  saat  proses  upload  diagram  tangga 
sukses dilakukan 
● Password,  parameter  ini  digunakan  untuk  memberi  password  pada  mikrokontroler saat 
diagram  tangga  yang  sudah  tertanam  didalam  mikrokontroler  di-download  kembali  ke 
outseal studio. 

b. Tangga 

Untuk  menambah  sub  diagram  dapat  dilakukan  dengan  klik  kanan  daftar  sub  diagram 
tangga seperti pada gambar berikut 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  33 

Gambar 32: Tab tangga pada pengaturan 

c. Modul 

Kolom  modul  berisikan  daftar  modul  yang  bisa  disambungkan  ke  outseal  PLC.  Apabila 
diinginkan  suatu  modul  terhubung  dengan  outseal  PLC  maka  pilihan  modul  yang  sesuai 
yang  ada  pada  kolom  ini  harus  diaktifkan.  Untuk  melepas  semua  modul  yang  tersambung 
dengan PLC dapat dilakukan dengan menekan tombol lepas. 

d. Perangkat 

Pengaturan  paling  atas  adalah  tombol  untuk  mengubah  waktu  yang  ada  modul  RTC  yang 
tertancap  pada  outseal  PLC  dengan  waktu  pada  PC.  Pengaturan  kedua  dan  ketiga  adalah 
pengaturan  penggunaan timer 16 bit pada mikrokontroler. Timer tersebut dapat difungsikan 
untuk  high  speed  counter  satu  fasa,  pulse  train  generator  dan  pwm.  Outseal  PLC  nano 
mempunyai 1 timer sedangkan versi mega mempunyai 2 jumlah timer. 

Untuk pembangkitan pulsa terdapat dua pilihan yakni pulsa: 

1. Besaran duty cycle konstan, besaran frekuensi dapat diubah (pulse train) 
2. Besaran frekuensi ditentukan, besaran duty cycle dapat diubah (pwm) 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  34 

Gambar 33: Perbedaan pulse train dan PWM 

Untuk  mengaktifkan  kedua  pilihan  pembangkit  pulsa  ini,  pin  R.7  (R.7  dan  R.8  pada  outseal 
PLC  mega)  pada  outseal  studio  dialih  fungsikan  dari  pin  umum  input  atau  output  (I/O) 
menjadi  pin  keluaran  pulsa.  Untuk  aplikasi  pulse  train  dibutuhkan 1 data untuk pengaturan 
frekuensi  saja  sedangkan  PWM  membutuhkan  dua  data  yang  diikat  untuk  pengaturan 
pilihan  frekuensi  dan  pengaturan  duty  cycle.  Tabel  pilihan  frekuensi  dapat  dilihat  pada 
tabel frekuensi berikut. 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  35 

Tabel 3: Tabel frekuensi 

Nilai I.1  Frekuensi (Hz) 

0  0 

1  7.63 

2  30.53 

3  122.1 

4  977 

5  7.81k 

Nilai  I.2  adalah  representasi  dari  duty  cycle  (perbandingan  antara  lamanya  pulsa  ON  dan 
OFF)  dengan  resolusi  data  10  bit  (0  sampai  1024)  dimana  apabila  I.2  bernilai  512  (setengah 
dari  1024)  maka  pulsa  yang  ditimbulkan  pada  pin  R.7  akan  mempunyai  lama  ON  dan  OFF 
yang sama (duty cycle 50%) 

Alih  fungsi  pin  R.7  untuk  aplikasi  pembangkitan  pulse  train  hanya  membutuhkan satu data 
yang  diikat  yakni  I.1  sebagai  representasi  dari  frekuensi  dengan  resolusi  data  15  bit  (0 
sampai 32.767 Hz).  

Kolom  pengaturan  selanjutnya  adalah  pengaktifan  fasilitas  internal  EEPROM  pada 


mikrokontroler.  EEPROM  adalah  memory  yang  tidak  akan  hilang  walaupun  PLC  dalam 
keadaan  mati.  Apabila  EEPROM  di  aktifkan  maka  data  pada I.61 hingga I.80 akan tersimpan 
di  EEPROM.  Perlu  diketahui  bahwa  EEPROM  mempunyai  batas  penulisan  hingga  100  ribu 
kali  oleh  karena  itu  apabila  terjadi  perubahan  data  pada  I.61  hingga  I.80  melebihi  100  ribu 
kali,  maka  EEPROM tidak akan bisa ditulis lagi. EEPROM tepat digunakan untuk menyimpan 
data  setting  dari  suatu  mesin  yang  tidak  sering  mengalami  perubahan.  Data  hasil  counting 
adalah  contoh  data  yang  sering  mengalami  perubahan.  Untuk  data  yang  sering  mengalami 
perubahan disarankan menyimpannya di FRAM. 

Kolom  pengaturan  terakhir  adalah  pengaktifan  analog  to  digital  converter. Pilihan ini harus 


diaktifkan apabila pin A1 atau A2 digunakan untuk pengukuran data analog. 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  36 

Gambar 34: Pengaturan perangkat 

e. Filter 

Input  filter  digunakan  untuk  kompensasi  kesalahan  data  akibat  bouncing.  Contoh 
penggunaan  fasilitas  ini  dapat  dilihat  pada  contoh  yang  ada  di pembahasan instruksi waktu 
pada buku ini. 

Jendela Simulasi 

Jendela  simulasi  digunakan  untuk  melihat  hasil  operasi  logika  diagram  tangga  yang  dibuat 
tanpa  menggunakan  hardware.  Jendela  simulasi  ini  dapat  bekerja  secara  interaktif  dengan 
diagram  tangga.  Lingkaran-lingkaran  pada  jendela  simulasi ini merupakan representasi dari 
switch  untuk  input  PLC  dan  merupakan  status  bit bagi output PLC. Layaknya sebuah switch, 
lingkaran-lingkaran  tersebut  dapat  diklik  untuk  mengganti  status  digitalnya.  Namun  bagi 
output,  lingkaran  ini  hanya  sebuah  indikator  yang tidak bisa diubah nilainya oleh user (read 
only). 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  37 

Gambar 35: Simulasi dasar 

Tema  simulasi  hingga  saat  tulisan  ini  dirilis  hanya ada dua, yakni simulasi dasar dan pompa 


air.  Pada  simulasi  pompa  air  label  notasi  variabel  bisa digeser menuju ladder diagram untuk 
dijadikan sebagai sumber data bagi sebuah instruksi. 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  38 

Gambar 36: Simulasi pompa air 

   

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  39 

Jendela Live Data 

Panel  live  data  adalah  tabel  monitoring  data  secara  real  time  pada  saat  hardware  dalam 
mode online seperti terlihat pada gambar 37. 

Gambar 37: Panel live data 

Jendela HMI 

Panel  HMI  berisi  sebuah  jendela  untuk  memprogram  HMI  outseal.  Jendela  ini  juga  dapat 
digunakan untuk memonitor dan mengontrol data di dalam outseal PLC secara real time. 

   

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  40 

Pengoperasian 

Instalasi driver 

Outseal  PLC  nano  V.4  menggunakan  kabel  USB  untuk  berkomunikasi  dengan  komputer. 
Mikrokontroler  yang  digunakan  sebagai  otak  dari  PLC  sebenarnya  tidak  mempunyai 
perangkat  komunikasi  native  USB,  oleh  sebab  itu  digunakan  jalur  serial  untuk  komunikasi 
dengan  komputer  melalui  sebuah  perangkat  pengubah  USB  menjadi  serial.  Perangkat 
tersebut  berupa  sebuah  IC  dengan  seri  CH340G  sehingga  komputer  yang  ingin 
berkomunikasi dengan outseal PLC memerlukan driver CH340G agar bisa berkomunikasi. 

Apabila  komputer  tersebut  sudah  mempunyai  driver  CH340G,  maka  proses  instalasi  driver 
tidak  diperlukan  lagi.  Untuk  mengetahui  apakah  komputer  tersebut  sudah  mempunyai 
driver  CH340G  apa tidak, diperlukan pengamatan pada device manager di komputer tersebut. 
Berikut cara yang dapat dilakukan: 

1. Klik  kanan  “my  computer”  dan  pilih  “properties”  (lihat  gambar  38)  hingga  muncul 
jendela “system” 
2. Pilih “Device manager” pada jendela “system”( lihat gambar 39) 
3. Pada jendela device manager arahkan kursor menuju “Ports (COM & LPT)”  
4. Cabut kabel usb, amati, tancapkan kembali dan amati kembali 

Apabila  pada  kolom  “Ports  (COM  &  LPT)”  terdapat  item  USB-Serial  CH340  (COM  X),  ini 
berarti  driver  sudah  terinstal.  Notasi  X  menunjukkan  jalur  COM  yang  nilainya  mungkin 
tidak  sama  setiap  kali  kabel  USB  dipindahkan.  Apabila  driver  CH340  belum  terinstal  maka 
driver ini bisa di download di website outseal. 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  41 

Gambar 38: Langkah 1 instalasi driver 

Gambar 39: Langkah 2 instalasi driver 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  42 

Gambar 40: Device manager dengan hardware belum terdeteksi 

Gambar 41: Device manager dengan hardware sudah terdeteksi 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  43 

Gambar 42: Panel system setting 

Untuk  memastikan  bahwa  hardware  sudah  bisa berkomunikasi dengan komputer diperlukan 


pengamatan  pada  jendela  pengaturan.  Apabila  hardware  sudah  terhubung  ke  komputer 
seharusnya  port  komunikasi  tersebut  sudah  ada  di  dalam  daftar.  Dalam  contoh  gambar  42 
terlihat COM3 adalah port serial yang terhubung dengan outseal PLC. 

Menulis program 

Penulisan  diagram  tangga  dilakukan  dengan  meletakkan  instruksi  dan  mengatur  properti 
pada instruksi tersebut. Peletakan instruksi dapat dilakukan dengan 3 cara yakni: 

1. Drag instruksi dari tab instruksi dibagian atas program (gambar 43) 
2. Klik kanan tangga dan pilih instruksi (gambar 44) 
3. Drag dari jendela instruksi (gambar 45) 

Gambar 43: Drag dari tab instruksi atas 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  44 

Gambar 44: Klik kanan tangga dan drag instruksi 

Gambar 45: Drag dari papan instruksi 

Terdapat  beberapa  cara  dalam  pengisian  property/parameter  pada  instruksi  tergantung dari 


instruksi  yang  digunakan.  Terdapat  instruksi  yang  dapat  diubah  parameternya  dengan  cara 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  45 

klik  kanan  seperti  terlihat  pada  gambar  46,  ada  yang  bisa  dilakukan  dengan  cara  drag  dari 
papan pungut data seperti pada gambar 47 atau klik dua kali seperti pada gambar 48. 

Gambar 46: Ubah parameter melalui klik kanan 

Gambar 47: Drag dari papan pungut data 

Gambar 48: Ubah parameter melalui dua kali klik pada TON 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  46 

Pengubahan  parameter  pada  instruksi  bit  dapat  dilakukan  dengan  dua  kali  klik  dan  akan 
keluar  kolom  pengisian(gambar  49).  Dengan  hanya  mengisi  initial  variabel  dan  nomor  data 
nya  tanpa  tanda  titik  maka  otomatis  program  akan  mencari  variabel  yang  tepat.  Misalnya 
dengan mengetik “S2” dan menekan tombol enter maka “S.2” akan dipilih. 

Gambar 49: Ubah parameter melalui dua kali klik 

Menyalin  instruksi  dapat  dilakukan  dengan  drag instruksi yang akan disalin kemudian geser 


ke  tujuan  dengan  posisi  keyboard  menekan  tombol  kunci  “C”  (tanpa  shift)  seperti  pada 
gambar 50.. Cara ini dapat dilakukan juga untuk menyalin tangga. 

Gambar 50: Menyalin instruksi beserta parameternya 

Menjalankan program 

Setelah  program  dibuat,  maka  program  dapat  disimulasikan  dengan  cara  klik  tombol 
simulasi  seperti  pada  gambar  51.  Simulasi  adalah  metode test program tanpa menggunakan 
hardware.  Sebagai  gantinya  hardware,  tombol  pada  papan  simulasi  dapat  di  klik  untuk 
mengganti  dan  memonitor  status  seperti  pada  gambar  52.  Setelah  program  hasil  simulasi 
sudah sesuai maka program dapat diupload ke hardware dengan cara klik tombol upload. 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  47 

Gambar 51: Contoh simulasi program 

Gambar 52: Contoh simulasi program dasar 

   

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  48 

Instruksi PLC 
Agar  lebih  efektif  dalam  mempelajari  buku  ini,  istilah-istilah  penting  yang  akan  digunakan 
dalam buku ini disebutkan terlebih dahulu dalam daftar istilah. 
 

Istilah 

Istilah  atau  sebutan  untuk  suatu hal di dalam outseal studio perlu diketahui terlebih dahulu 


agar  hal-hal  yang  dibahas  dalam  tulisan  ini  sesuai  apa  yang  dipikirkan  oleh  pembaca. 
Gambar  53  adalah  penjelasan  untuk  hal-hal  yang  berhubungan  dengan  tampilan  dalam 
diagram tangga (ladder diagram).  

Sebuah  diagram  tangga  terdiri  dari  beberapa  tangga.  Suatu  tangga  terdiri  dari  beberapa 
cabang  dan  instruksi.  Setiap  tangga  mempunyai  nomor  yang  unik  (tidak  sama)  dan 
berurutan dari atas ke bawah. 
 

 
Gambar 53: Istilah dalam diagram tangga 
 

Diagram  tangga  adalah  sebuah  cara  yang  dianggap  mudah  untuk menuliskan konsep logika 


pada  sebuah  sistem  kontrol.  Diagram  tangga  ditulis  dengan  menyusun  semua  instruksi 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  49 

secara  berurutan  dari  kiri  ke  kanan  (satu  arah)  melalui  kabel  seperti  pada  rangkaian  listrik 
(lihat  gambar  54).  Diagram  tangga  merupakan  sebuah  simulasi  untuk  arus  listrik  yang 
melewati  kabel.  Energi  listrik  mengalir  melalui  kabel  dari  kiri  menuju  kanan,  jika  instruksi 
tersebut  bersifat  menghantarkan  listrik/energi  maka  energi  listrik  pada  jalur  masuk 
instruksi tersebut akan menghantarkan energi menuju jalur keluar instruksi tersebut. 

Istilah  berenergi  atau  tidak  berenergi  adalah  istilah yang digunakan oleh outseal PLC untuk 


logika  pada  tangga  atau  kabel,  sedangkan  istilah  true dan false digunakan untuk nilai logika 
atau  status  dari  instruksi.  Outseal  mempunyai  aturan  sendiri  untuk  aliran  energi  listrik 
dalam  diagram  tangga  yang  mungkin  tidak  sama  dengan  kenyataan,  yakni  menggunakan 
listrik DC yang mana energi listrik hanya bisa mengalir satu arah dari kiri ke kanan.  

 
Gambar 54: Istilah dalam tangga 
 
   

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  50 

Notasi Variable 
Notasi  atau  penulisan  simbol untuk sebuah variabel dalam outseal studio dapat dilihat pada 
tabel notasi variabel berikut 
 
Tabel 4: Tabel notasi variabel 

Variable  Notasi  Keterangan 

Digital input (hardware)  S  Simbol untuk “switch” (“Contact”) 

Digital output (hardware)  R  Simbol untuk “relay” (“Coil”) 

Digital memory (I/O) (software)  B  Simbol untuk “binary” 

Timer  T  Simbol untuk timer 

Counter  C  Simbol untuk counter 

Soft PWM   P  Simbol untuk software PWM 


(Pulse width modulation) 

Integer  I  Simbol untuk memory bilangan bulat 

Analog  A  Simbol untuk nilai analog 

Date and time  D  Simbol untuk Waktu 

Nomor  urut  diletakkan  setelah  notasi  variabel  dan  dipisahkan  dengan  tanda  titik.  Apabila 
notasi  variabel  tersebut  mempunyai  status  atau  sub-variabel,  maka  status  diletakkan 
setelahnya  dan  juga  dipisahkan  menggunakan  titik. Struktur penulisan notasi untuk sebuah 
variabel yang tidak mempunyai sub variabel adalah sebagai berikut: 

{Notasi Variabel} (titik) {Urutan} 

Contoh: 

S.1,  artinya  adalah  switch  urutan  1  (merujuk  pada  konektor  input  pin  urutan  1  pada 
hardware ) 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  51 

R.3,  artinya  adalah  relay  urutan  3  (merujuk  pada  konektor  output  pin  urutan  3  pada 
hardware) 

Sedangkan  struktur  penulisan  notasi  untuk  sebuah  variabel  yang  mempunyai  sub-variabel 
adalah sebagai berikut: 

{Notasi Variabel} (titik) {Urutan} (titik) {Notasi Sub-Variabel} 

Contoh: 

T.1.EN,  cara  membacanya  adalah  “Variabel  EN  pada  timer  nomor  1”.  “EN”  adalah 
kependekan  dari  “Enable”,  sebuah  status  yang  menandakan  bahwa  timer  tersebut  sedang 
aktif atau tidak. 

C.5.ACC,  cara  membacanya  adalah  “Variabel  ACC  pada  counter  nomor  5”.  “ACC”  adalah 
kependekan dari “Accumulation”, sebuah variabel nilai yang menunjukkan nilai perhitungan 
counter. 

   

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  52 

Struktur operasi 

Struktur  operasi  outseal  PLC  mungkin  sedikit  berbeda  dengan  PLC  lain.  Outseal  PLC 
mempunyai  sebuah  diagram  tangga  yang  dijalankan  hanya  satu  kali  saja  sebelum  program 
utama  dijalankan  namanya  adalah  diagram  initial  (persiapan).  Diagram  ini  sangat 
membantu  sekali  untuk  sebuah  sistem  yang  tidak  dilengkapi  eksternal  memori  seperti 
arduino. Diagram alir untuk operasi outseal PLC terlihat pada gambar 55 berikut. 

 
Gambar 55: Struktur operasi 

Saat  hardware  mulai  dijalankan  (power  ON  atau  reset),  maka  proses  yang  pertama  kali 
dijalankan  adalah  diagram  tangga  initial.  Dalam  pemrograman  arduino,  diagram  tangga 
initial  ini  sama  dengan  fungsi  “setup”.  Setelah  diagram  tangga  initial  selesai  dijalankan, 
proses  selanjutnya  adalah  menjalankan  diagram  tangga  utama  mulai  dari  tangga  pertama 
sampai  tangga  terakhir.  Setelah  tanga  terakhir  selesai dijalankan, proses akan kembali pada 
tangga  pertama lagi yang tetap dalam diagram tangga utama tersebut dan begitu seterusnya 
tanpa  henti.  Dalam  pemrograman  arduino,  diagram  tangga  main  ini  sama  dengan  fungsi 
“Loop” 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  53 

Proses  eksekusi  sebuah  tangga  dimulai  dari  instruksi  paling  kiri  menuju  instruksi  paling 
kanan.  Apabila  terdapat  percabangan,  maka  cabang  atas  akan  dijalankan  terlebih  dahulu 
sesuai dengan gambar berikut ini. 

 
Gambar 56: Struktur operasi 
 
Jalannya  program  dijelaskan  dengan  analogi  ujung tangga paling kiri diberi energi sehingga 
jalur  masuk  instruksi  NO  dengan  sumber  bit  S.1  berenergi.  Apabila  nilai  S.1  adalah  true 
maka  energi  tersebut  diteruskan  ke  jalur  masuk  NO  dengan  sumber  bit  S.2.  Saat  melewati 
percabangan,  S.3  akan  dijalankan  terlebih  dahulu  dilanjutkan  dengan  S.4.  Setelah  semua 
instruksi  pada  cabang  atas  dan  cabang  bawah  sudah  selesai  diproses,  logika  cabang  atas 
kemudian  dioperasikan  terhadap  cabang  bawah  dengan  bitwise  operator  “OR”.  Apabila 
salah  satu  dari  cabang  atas  atau  cabang  bawah  ada  yang  berenergi  maka  energi  tersebut 
akan diteruskan ke masuk ke R.1 seperti pada contoh gambar 57 dan 58 berikut. 
 

 
Gambar 57: Struktur operasi cabang false 

 
Gambar 58: Struktur operasi cabang true 
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  54 

Proses  yang  terjadi  pada  diagram  tangga  utama  terdiri  dari  tiga  tahap  berurutan  sesuai 
dengan gambar yakni: 

1. Diawali dengan tahap pembacaan input (konektor input pada PLC) 

2. Eksekusi program dari tangga awal sampai tangga akhir 

3. Update logika output (konektor output pada PLC) 

 
Gambar 59: Proses update data 

 
Dari  urutan  proses  tersebut  dapat  diketahui  bahwa  apabila  dalam  suatu  diagram  tangga 
terdapat  dua  atau  lebih  instruksi  digital  output  (R  dan  B)  dengan  sumber  bit  yang  sama 
maka  instruksi  digital  output  terakhir  lah  yang  merupakan  data  valid.  Seperti  nilai  R.2 
dalam  contoh  gambar  60.  Nilai  R.2  hanya  tergantung  dari  tangga  nomor  2  walaupun logika 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  55 

pada  S.1,  S.2  dan  S.3  adalah  false  maka  R.2  akan  tetap  true  sebab  pada  tangga  terakhir 
(tangga nomor 2) nilai R.2 adalah true. 

Gambar 60: Contoh diagram tangga dengan dua output bersumber sama (a) 

Begitu  pula  dengan  nilai  R.1  pada  gambar  61  berikut.  Walaupun  S.1,  S.2  dan  S.3  berlogika 
true  yang  seharusnya  membuat  nilai  R.1  bernilai  true  tetapi  pada  tangga  terakhir untuk R.1 
(tangga nomor 1) bernilai false sehingga nilai R.1 di hardware adalah false. 

Gambar 61: Contoh diagram tangga dengan dua output bersumber sama (b) 

Waktu yang dibutuhkan untuk satu kali putaran (looping) pada suatu diagram tangga disebut 
dengan  scan-time  dan  scan-time  pada  outseal  PLC  merujuk  pada  scan-time  pada  diagram 
tangga utama. 
   

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  56 

Kelompok Instruksi Bit 

Kelompok  instruksi  “Bit”  ini  adalah  kelompok  instruksi  yang  memproses  data  binary  atau 
bit.  Bit  adalah  kata  lain  dari  digital  atau  “binary  number”  dimana  nilainya  hanya  ada  dua 
kemungkinan  yakni  “true”  atau  “false”.  Instruksi  dalam  kelompok  bit  mempunyai  sumber 
data  yang  berada  di  atas  simbol  dan  sebuah  keterangan di bawah simbol. Gambar 62 adalah 
contoh  tampilan  instruksi “Normally Open - Switch”. Pengecualian untuk instruksi OSR dan 
OSF dimana sumber data memakai memori internal. 

 
Gambar 62: Instruksi kelompok bit 
 

a. Normally Open - Switch  

Switch  normally  open  (NO)  adalah  sebuah tombol fisik yang kondisinya adalah open (switch 


tidak  tersambung)  saat  tombol  tersebut  belum  ditekan.  Cara  kerja  instruksi  Normally Open 
ini pun sama dengan tombol fisik normally open. Pada tombol fisik, switch akan tersambung 
jika  tombol  ditekan  begitu  pula  dengan  instruksi  ini,  switch  akan  tersambung  jika  logika 
dari  bit  sumber  bernilai  true.  Apabila  instruksi  ini  mendapatkan  energi  dan  logika  bit 
sumber  juga  bernilai  true  maka  instruksi  ini  dapat  menghantarkan  energi  pada  tangga. 
Penjelasan  dan  contoh  penggunaan  instruksi  ini  dapat  dilihat  pada  tabel  dan 
gambar-gambar berikut. 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  57 

Tabel 5: NO 

Simbol  Bit sumber  Jalur masuk  Logika Bit Sumber   jalur keluar 

Switch, Relay, Binary 


Berenergi  true  Berenergi 
Dan  semua  variabel 
 
yang  mempunyai  Tidak 
Berenergi  false 
status  dan  berjenis  berenergi 
digital 
Tidak 
Misal:   Tidak  true 
berenergi 
● S.1  berenergi 
● R.4 
● T.1.DN  Tidak 
Tidak  false 
● C.5.CU  berenergi 
Berenergi 

 
Pada  gambar  63  berikut,  energi  terhenti  di  instruksi  NO  dengan  bit  sumber  S.2  karena  S.2 
berlogika false. 

 
Gambar 63: Contoh pertama NO 
 
Pada  64,  energi  terhenti  di  instruksi  NO  dengan  bit  sumber  S.1  karena  S.1  berlogika  false. 
Walaupun  S.2  berlogika  true  namun  tidak  ada  energi  yang  mengalir  melalui  instruksi  ini 
sehingga tidak ada energi yang dihantarkan untuk menyalakan R.1. 
 

 
Gambar 64: Contoh kedua NO 
 
Pada  gambar  65,  S.1  dan  S.2 berlogika true sehingga energi dapat dihantarkan untuk 
menyalakan R.1. 
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  58 

 
Gambar 65: Contoh ketiga NO 
 
Sumber untuk instruksi NO dapat berasal dari switch, relay, timer dan lain-lain asalkan jenis 
datanya berupa data digital (bit).  

b. Normally Closed - Switch 

Cara  kerja  instruksi  Normally  Closed  ini pun sama dengan tombol fisik normally close yakni 


saat  tombol  tersebut  belum  ditekan  kondisinya  sudah  close  (switch  tersambung)  dan  justru 
saat  tombol  ditekan  contact  switch  malah  tidak  tersambung.  Fungsi  instruksi  ini  adalah 
kebalikan  dari  instruksi  NO.  Apabila  terdapat  energi  di  jalur  input dan bit sumber berlogika 
true,  maka  energi  tersebut  tidak  dihantarkan  menuju  jalur  output  tetapi  justru  energi  akan 
dihantarkan  saat  logika  bit  sumbernya  adalah  false  seperti  dijelaskan  dalam  tabel  dan 
contoh dalam gambar berikut. 
 
Tabel 6: NC 

Simbol  Sumber bit  jalur masuk  logika  jalur keluar 


sumber 

Switch, Relay, Binary  Berenergi  true  Tidak berenergi 


  dan  semua  variabel 
Berenergi  false  berenergi 
yang  mempunyai 
status  atau  berjenis  Tidak berenergi  true  Tidak berenergi 
digital 
Misal:   Tidak Berenergi  false  Tidak berenergi 

● S.1 
● R.4 
● T.1.DN 
● C.5.CU 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  59 

Pada  gambar  66,  energi  terhenti  di  instruksi  NO dengan bit sumber S.2 karena S.2 berlogika 


true.  Justru saat logika S.2 adalah false, energi dapat dihantarkan sehingga R.1 berlogika true 
seperti pada gambar 67. 
 

 
Gambar 66: Contoh pertama NC 
 

 
Gambar 67: Contoh kedua NC 
 
Instruksi  NC  ini  sangat  berguna  sekali  saat  PLC  terhubung  dengan  saklar  jenis  NPN  (misal 
NPN  proximity  switch)  karena  saklar  tersebut  mempunyai  logika  active  low  yang  logikanya 
berkebalikan dengan status deteksi bendanya. 

c. Output 

Output  lebih  tepat  disebut  dengan  digital  output  atau  output  normal.  Tugas  dari  instruksi 
ini  adalah  menuliskan  (write)  suatu  nilai  logika  (true/false)  pada  sumber  data  yang 
merupakan  bit  tujuan.  Bit  tujuan  harus  berupa  variabel  dengan  notasi  R  dan  B.  Nilai  yang 
dituliskan  ke  bit  tujuan  sesuai  dengan  kondisi  jalur  masuk  (berenergi/tidak).  Apabila  jalur 
masuk  berenergi,  maka  logika  true  akan  dituliskan  kepada  bit  tujuan  tersebut  begitu  pula 
sebaliknya.  Perlu  diketahui  bahwa  kondisi jalur keluar selalu  mengikuti kondisi jalur masuk 
bukan mengikuti logika bit tujuan. 
 
 
 
 
 
 
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  60 

Tabel 7: Output 

Simbol  Bit tujuan  jalur masuk  jalur keluar  Logika ditulis ke 
bit tujuan 

Relay dan 
Berenergi  Berenergi  true 
Binary saja 
 
Misal:  
Tidak berenergi  Tidak berenergi  false 
● B.1 
● R.4 

 
Kondisi  jalur  output  hanya  dipengaruhi  oleh  kondisi  tangga  dan  tidak  dipengaruhi  oleh 
logika  tujuan bit mengakibatkan pemasangan digital output bisa dilakukan secara seri tanpa 
harus  tergantung  dengan  logika  komponen  sebelumnya  seperti  terlihat  pada  contoh  di 
gambar  68.  Pemasangan  instruksi  secara  seri  pada  output  ini  tidak  sesuai  dengan  aturan 
umum  penulisan  diagram  tangga  tetapi  cara  ini  dirasa dapat mempersingkat kerja sehingga 
cara ini diperbolehkan digunakan di dalam program outseal studio. 
 

 
Gambar 68: Pemasangan digital output secara parallel 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  61 

d. Output-Not 

Output-Not  pada  dasarnya  sama dengan output normal, yang membedakan hanya pada saat 


kondisi  jalur  masuk  berenergi,  instruksi  ini  malah  menuliskan  logika  false  pada  bit  tujuan. 
Tabel berikut menjelaskan logika instruksi output not. 
 
Tabel 8: Output-Not 

Simbol  Bit tujuan  Jalur masuk  Jalur keluar  Logika ditulis ke bit 
tujuan 

Relay dan 
Berenergi  Berenergi  false 
Binary saja 
 
Misal:  
Tidak berenergi  Tidak berenergi  true 
● B.1 
● R.4 

e. Output - Latch 

Output-Latch  adalah  jenis  output  digital  yang  melakukan  kerja  hanya  saat  jalur  masuk 
instruksi  ini  berenergi.  Saat  kondisi  jalur  masuk  berenergi,  logika  true  dituliskan  di  bit 
tujuan  sedangkan  saat  tidak  berenergi,  instruksi  ini  tidak  melakukan  apa-apa  atau  bisa 
dikatakan tidak bekerja. 
 
 
Tabel 9: Output-Latch 

Simbol  Bit tujuan  Jalur masuk  Jalur keluar  Logika ditulis ke bit 
tujuan 

Relay dan 
Berenergi  Berenergi  true 
Binary saja 
 
Misal:  
Tidak berenergi  Tidak berenergi  Tidak berubah 
● B.1 
● R.4 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  62 

f. Output - UnLatch 

Output-UnLatch  adalah  jenis  output  digital  yang  melakukan  kerja  hanya  saat  jalur  masuk 
instruksi  ini  berenergi  sama  halnya  dengan  Output-Latch,  Namun logika yang dituliskan ke 
bit  tujuan  adalah  false  tidak  seperti  pada  Output-Latch  yang  menuliskan  true  saat  kondisi 
jalur masuk berenergi. 
 
Tabel 10: Output-UnLatch 

Simbol  Bit tujuan  Jika jalur masuk  Maka jalur keluar  Logika ditulis ke bit 
tujuan 

Relay dan 
berenergi  berenergi  false 
Binary saja 
 
Misal:  
tidak berenergi  tidak berenergi  tidak berubah 
● B.1 
● R.4 

g. Flip On Rising (FOR) 

Flip  on  rising  adalah  sebuah  instruksi  berjenis  digital  output.  Logika  bit  tujuan  akan 
berubah  hanya  saat  perubahan  (transisi)  kondisi  jalur  masuk  dari  berenergi  menuju  tidak 
berenergi. 
 
Tabel 11: FOR 

Simbol  Kondisi tangga / jalur masuk  Logika ditulis ke bit tujuan 

tidak berenergi ke berenergi   Jika true jadi false 


(0 → 1)  Jika false jadi true 
 
Tidak berenergi ke berenergi  Tidak ada perubahan 

Tidak berubah kondisi  Tidak ada perubahan 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  63 

h. Flip On Falling (FOF) 

Flip  on  falling  adalah  sebuah  instruksi  berjenis  digital  output  sama  halnya  dengan  FOR 
hanya  waktu  perubahan  datanya  berbeda  saja  yang  berbeda.  Bit  tujuan  pada  instruksi  ini 
akan  berubah  hanya  saat  kondisi  jalur  masuk  berubah  dari  tidak  berenergi  menuju 
berenergi.  
 
Tabel 12: FOF 

Simbol  Kondisi tangga / jalur masuk  Logika ditulis ke bit tujuan 

Berenergi ke tidak berenergi  Tidak ada perubahan 

  Tidak berenergi ke berenergi  Jika true jadi false 


(0 → 1)  Jika false jadi true 

Tidak berubah kondisi  Tidak ada perubahan 

i. One Shot Rising (OSR) 


One  shot  rising  adalah  instruksi yang akan menghantarkan energi hanya satu scan-time saja 
atau  hanya  dilakukan  sekali  saja  tepat  pada  saat  terjadi  perubahan  kondisi jalur masuk dari 
tidak berenergi menuju berenergi. 
 
Tabel 13: OSR 

Simbol  Kondisi jalur masuk  Kondisi jalur keluar 

Tidak berenergi ke berenergi  berenergi 


 
Berenergi ke tidak berenergi   Tidak berenergi 

Tidak berubah kondisi  Tidak berenergi 

 
Pada  gambar  69,  instruksi  “ADD”  hanya  akan  diproses  saat  peralihan  logika  pada  S.1  dari 
false  menuju  true  (kondisi  saat  tombol  ditekan).  Instruksi  “ADD”  pada  contoh  ini  akan 
diproses sebanyak tiga kali apabila tombol S.1 ditekan tiga kali. 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  64 

  

 
Gambar 69: OSR 

j. One Shot Falling (OSF) 

One  shot  falling  pada  dasarnya  sama  dengan  OSR  yakni  sebuah  instruksi  yang 
menghantarkan  energi  hanya  satu  scan-time  saja.  Berbeda  dengan  OSR,  komponen  OSF  ini 
dipicu oleh perubahan kondisi jalur masuk dari berenergi menuju tidak berenergi. 
 
Tabel 14: OSF 

Simbol  Kondisi jalur masuk  Kondisi jalur keluar 

tidak berenergi ke berenergi  tidak berenergi 

 
berenergi ke tidak berenergi   berenergi 

tidak berubah kondisi  tidak berenergi 

   

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  65 

Kelompok Instruksi Waktu 

Kelompok  instruksi  waktu  ini  adalah  kelompok  instruksi  yang  pengoperasinya  melibatkan 
waktu  dan  pencacahnya.  Untuk  timer  dan  counter,  struktur  simbol  instruksinya  sesuai 
dengan gambar 70 dibawah ini. 

 
Gambar 70: Struktur komponen timer dan counter 
 

a. Timer On Delay (TON) 

TON  adalah  sebuah  instruksi  yang  digunakan  untuk  memperlambat  (delay)  perubahan 
logika  dari  true  menjadi  false  dengan  durasi  keterlambatan  dapat  diatur.  Gambar  berikut 
menjelaskan  fungsi  dari  TON  dimana  pada  gambar  71(b)  terlihat  terlambat  5  detik  dari 
gambar 71(a) saat perubahan status dari false menuju true. 

 
Gambar 71: Penjelasan TON  
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  66 

Durasi  keterlambatan  dapat  diatur  melalui  pilihan  interval  dan  kolom  preset.  Interval 
adalah  besarnya  acuan  waktu  (time  base)  dan  preset  adalah  jumlah  cacahan  waktu  yang 
diinginkan.  Misal:  dinginkan  keterlambatan  selama  5  detik,  maka  interval  1  detik  dapat 
dipilih  dan nilai preset diisi dengan nilai 5 yang berarti durasi keterlambatan yang diperoleh 
sebesar  satu  detik  sebanyak  5  kali.  Untuk  mendapatkan  keterlambatan  5  detik  juga  dapat 
dilakukan  dengan  pengaturan  yang lain yakni dipilih  interval 10 ms dengan nilai preset 500 
yang berarti 10ms sebanyak 500 kali. 

 
Gambar 72: Timing diagram TON 
 
Saat  kondisi  jalur  masuk  berenergi,  TON  dalam kondisi aktif ditandai dengan dengan logika 
EN  (enable)  berubah  menjadi  true.  Bersamaan  dengan  itu  pula  timer  mulai  bekerja 
menghitung  sesuai  dengan  time  base  nya  ditandai  dengan  status  TT  (timing) berlogika true. 
Selama  TON  masih  dalam  proses  menghitung  maka  status TT akan terus true dan nilai ACC 
akan  bertambah  terus  hingga  tercapainya  target  durasi.  Berdasarkan  contoh  kasus  interval 
=1  detik,  preset  =  5,  maka  selama  nilai  ACC  belum  mencapai  5  detik  dan  selama  status  EN 
masih  dalam  kondisi  true,  status  TT  akan  selalu true. Apabila sudah mencapai 5 detik, maka 
kerja  timer  telah  selesai  sehingga  status  TT  menjadi  false  dan  status  DN  (done)  berubah 
menjadi true (lihat gambar 72).  

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  67 

Perlu  diketahui  bahwa  kondisi  jalur  keluar  dari  instruksi  ini  akan  selalu  sama  dengan 
kondisi  jalur  masuk.  Banyak  kesalahan  yang  dialami  pengguna  instruksi  ini  yang  mengira 
bahwa  jalur  keluar  akan  berenergi  jika  status  DN  sudah  tercapai  padahal  tidak  seperti yang 
diperkirakan. Pada contoh gambar 73, TON akan aktif menghitung waktu selama S.1 bernilai 
true. Dan R.1 akan bernilai true jika penghitungan waktu sudah mencapai 10 detik.  
 

 
Gambar 73: Contoh TON 
 
Data yang digunakan pada TON sesuai dengan tabel berikut 
 
Tabel 15: Data dan status pada TON 

Singkatan  Status  Keterangan 

EN  Enable  Menandakan aktif atau tidak 

TT  Timing  Menandakan sedang menghitung atau tidak 

DN  Done  Menandakan sudah mencapai target atau belum 

PRE  Preset  Nilai yang diinginkan (Target) 

ACC  Accumulation  Nilai akumulasi perhitungan timer 

 
Penggunaan status bit pada TON sesuai dengan tabel berikut 
 
 
 
 
 
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  68 

Tabel 16: Status pada TON 

Status  True apabila ?  Menandakan apa ?  Tetap true sampai keadaan ini terjadi 

.EN   Jalur masuk  Timer aktif  ● Jalur masuk tidak berenergi 


berenergi  ● Ada  komponen  RST  me-reset  timer 
ini 

.TT  Jalur masuk  Timer dalam proses  ● Jalur masuk tidak berenergi 
berenergi  menghitung  ● .DN = true (.ACC = .PRE)  
● Ada  komponen  RST  me-reset  timer 
ini 

.DN  Nilai .ACC sama  Target penghitungan  ● Jalur masuk tidak berenergi 
dengan nilai .PRE  waktu sudah  ● Ada  komponen  RST  me-reset  timer 
  tercapai  ini 

 
Gambar berikut adalah timing diagram dari instruksi TON 
 
Perlu  diketahui  bahwa  pada  instruksi  TON,  TOF  dan  SPWM  terdapat  kemungkinan 
terlambat  atau  terlalu  cepat  dalam  memulai  perhitungan  sebesar  maksimal  satu  interval. 
Misalkan  untuk  mendapatkan  delay  sebesar  400  detik,  interval pada TON diatur 1 detik dan 
preset  diatur  400.  Pada  pengaturan  ini,  terdapat  kemungkinan  keterlambatan/terlalu  cepat 
memulai  perhitungan  maksimal  1  detik  atau  mungkin  juga  tepat  sehingga  kemungkinan 
kesalahan  maksimal  perhitungan  pada  awal  dan  akhir  perhitungan  adalah  sekitar  2/400  = 
0.5%.  Sebagai  perbandingan,  dengan  interval  yang  sama  (1  detik)  apabila  diinginkan  delay 
sebesar  10  detik  maka  nilai  presetnya  harus  diisi  dengan  nilai  10  sehingga  kesalahan 
maksimal yang akan didapatkan menjadi semakin besar, yakni 2/10 = 20%. 
 
Tingkat  kesalahan  20%  yang  dilakukan  dengan  interval  1  detik  tersebut  dapat  diperkecil 
apabila  dilakukan  dengan  interval  10  ms.  Dengan  interval  10  ms,  nilai  preset  yang  harus 
diisi  adalah  1000 sehingga didapatkan delay yang sama yakni 10 detik tetapi maximum error 
yang  dihasilkan  lebih  rendah  yakni  2/1000  =  0.2%.  Sehingga  perlu  diingat  bahwa 
penggunaan  interval  10  ms  akan  menghasilkan  tingkat  kesalahan  lebih  kecil  dibanding 
dengan menggunakan interval 1 detik. 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  69 

Perlu  diketahui  juga  bahwa  dalam  satu  diagram  tangga  tidak  boleh  terdapat  lebih  dari  satu 
instruksi  TON  atau  TOF  dengan  sumber  timer  yang  sama.  Apabila  terdapat  lebih  dari  satu 
sumber timer yang sama maka akan terdapat pesan kesalahan saat proses upload. 
 

b. Timer Off Delay (TOF) 

TOF  adalah  sebuah  instruksi  yang  digunakan  untuk  memperlambat  perubahan  logika  dari 
false  menjadi  true  yang  mana  durasi  keterlambatannya  dapat  diatur.  Gambar  74  terlihat 
signal  (b)  terlihat  terlambat  5  detik  dari  gambar  sinyal  (a)  saat  perubahan  status  dari  true 
menjadi false. 
 

 
Gambar 74: instruksi TOF 
 
Data yang digunakan pada TOF sesuai dengan tabel berikut 
 
Tabel 17: Data dan status pada TOF 

Singkatan  Status/Data  Keterangan 

EN  Enable  Menandakan aktif atau tidak 

TT  Timing  Menandakan sedang menghitung atau tidak 

DN  Done  Menandakan sudah mencapai target atau belum 

PRE  Preset  Nilai yang diinginkan (Target) 

ACC  Accumulation  Nilai akumulasi perhitungan timer 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  70 

Saat  kondisi  jalur  masuk  berenergi,  logika  EN  berubah  menjadi  true  tetapi  pada  saat  ini 
timer  belum  bekerja  menghitung  sehingga  status  TT  masih  berlogika  false  tetapi  justru  DN 
sudah  dalam  kondisi  true.  Saat  kondisi  jalur  masuk  berubah  menjadi  tidak  berenergi  maka 
proses  perhitungan  dimulai  yang  ditandai  dengan  status  TT  berubah  menjadi  true dan nilai 
.ACC  mulai  bertambah  menuju  target.  Perubahan  status  DN  dari  true  menjadi  false  pada 
instruksi  TOF  menandakan  proses  penghitungan  telah  selesai  dilakukan.  Selama  belum 
mencapai  target  perhitungan,  status  TT  dan  DN  akan  tetap true. Saat target tercapai (preset 
=  accumulation  ),  maka  kerja  timer  telah  selesai  sehingga  status  DN  berubah  menjadi  false 
dan  karena  proses  perhitungan  juga  sudah  selesai  maka  status  TT  juga  otomatis  berubah 
menjadi false (lihat gambar 75).  
 

 
Gambar 75: Timing diagram TOF 
 
 
 
 
 
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  71 

Penggunaan status bit pada TOF sesuai dengan tabel berikut 


 
Tabel 18: Status pada TOF 

Status  True bila?  Menandakan apa?  Tetap  true  sampai  keadaan  ini 
terjadi 

.EN   Jalur masuk  Timer aktif  ● Tangga tidak berenergi 


berenergi  ● Ada  komponen  RST  me-reset 
timer ini 

.TT  Jalur masuk tidak  Timer dalam  ● Jalur masuk tidak berenergi 
berenergi  proses  ● .DN = true (.ACC = .PRE)  
Dan nilai  menghitung  ● Ada  komponen  RST  me-reset 
.ACC < .PRE  timer ini 

.DN  Jalur masuk  Target  ● Nilai .ACC sama dengan nilai 


berenergi  penghitungan  .PRE 
  waktu sudah 
  tercapai 

 
 
Dalam  satu  diagram  tangga  tidak  boleh  terdapat  lebih  dari  satu  instruksi  TON  atau  TOF 
dengan  sumber  timer  yang  sama.  Apabila  terdapat  lebih  dari  satu sumber timer yang sama, 
maka akan terdapat pesan kesalahan saat proses upload.  
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  72 

c. RTO - Retentive Timer ON 

Instruksi  ini  biasa  digunakan  untuk  menghitung  akumulasi  waktu  bekerjanya  suatu 
peralatan.  Cara  bekerja  instruksi  ini  mirip  dengan  instruksi  TON  yang  membedakan  adalah 
nilai  akumulasi  waktunya  tidak  mengalami  reset  walau  jalur  masuk  instruksi  ini  tidak 
mendapatkan  energi.  Selama  instruksi  ini  mendapatkan  energi,  instruksi  ini  akan  terus 
melakukan  penambahan  nilai  sesuai  dengan  interval  waktunya.  Besarnya  nilai  akumulasi 
waktu  tersebut  akan  dipertahankan  dan  tidak  akan  kembali  ke  nol  (reset)  walaupun 
instruksi  ini  kehilangan  energi.  Nilai  akumulasi  tersebut  akan  kembali  lagi  ke  nol  jika  ada 
instruksi RST mereset timer ini. 
 

 
Gambar 76: Instruksi RTO 

d. Software PWM (SPWM) 

SPWM  adalah  sebuah  instruksi  yang  digunakan  untuk  membuat  pulsa  dengan  duty-cycle 
yang  diatur  oleh  software.  Duty-cycle  adalah  perbandingan  panjang  ON  dan  OFF  pada pulsa 
gelombang  kotak.  Berbeda  dengan  hardware  PWM  yang  bisa  membuat  pulsa  sangat  cepat 
(dari  1  Hz  hingga  beberapa  kHz),  instruksi  SPWM  justru  dapat membuat pulsa dari medium 
hingga  sangat  lambat  sekali  (100  Hz  hingga  0,000003  Hz)  dimana  kemampuan  ini  tidak 
dipunyai oleh hardware PWM. Data yang digunakan pada SPWM sesuai dengan tabel 19. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  73 

Tabel 19: Data dan status pada SPWM 

Singkatan  Statu/Data  Keterangan 

EN  Enable  Menandakan aktif atau tidak 

ST  Status  Menandakan logika pulsa 

ON Duration  -  Nilai yang diinginkan untuk ON (Target) 

OFF Duration  -  Nilai yang diinginkan untuk OFF (Target) 

ACC  Accumulation  Nilai akumulasi penghitungan timer 

 
Penggunaan status bit pada TON sesuai dengan tabel berikut 
 
Tabel 20: Status pada TOF 

Status  True bila?  Menandakan apa?  Tetap true sampai keadaan ini terjadi 

.EN   Jalur  Timer aktif  ● Jalur masuk tidak berenergi 


masuk  ● Ada komponen RST me-reset timer ini 
berenergi 

.ST  .ACC < ON  Logika pulsa (pada  ● Jalur masuk tidak berenergi 
  posisi ON atau OFF)  ● .ACC > ON 
● Ada komponen RST me-reset timer ini 

 
Gambar 77: Timing diagram SPWM 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  74 

 
Timing  diagram  untuk  SPWM  dijelaskan  pada  gambar  77. Perlu diketahui juga bahwa dalam 
satu  diagram  tangga  tidak  boleh  terdapat  lebih  dari  satu  instruksi  SPWM  dengan  sumber 
timer yang sama.  
 

e. Counter Up (CTU) 

CTU  adalah  sebuah  instruksi  yang  digunakan  untuk  menghitung  maju  jumlah  pulsa.  Pulsa 
yang  dimaksud  disini  adalah  perubahan  kondisi  jalur  masuk  instruksi,  dimana  perubahan 
kondisi dari tidak berenergi menjadi berenergi disebut 1 pulsa. 
 
Kondisi  jalur  keluar  pada  instruksi  ini  selalu  mengikuti  kondisi  jalur  masuk,  sama  halnya 
dengan  komponen  TON  dan  TOF.  Status  dan  data  yang  digunakan  pada CTU sesuai dengan 
tabel  berikut.  Perubahan  kondisi  dari  tidak  berenergi  menjadi  berenergi  pada  jalur  masuk 
instruksi ini menyebabkan nilai akumulasi counter bertambah satu. 
 
Tabel 21: Status dan data pada CTU 

Singkatan  Status/Data  Keterangan 

CU  Counting  Menandakan counter menambah perhitungan 1 pulsa 


Upward 

DN  Done  Menandakan sudah memenuhi target counting 

OV  Overflow  Menandakan nilai .ACC melebihi batas atas 

PRE  Preset  Nilai yang diinginkan (target) 

ACC  Accumulation  Nilai aktual counter 

 
 
 
 
 
 
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  75 

Penggunaan status bit pada CTU sesuai dengan tabel berikut 


 
Tabel 22: Status pada CTU 

Status  True bila?  Menandakan apa?  Tetap true sampai keadaan ini terjadi 

.CU  Jalur masuk  Counter  ● Jalur masuk tidak berenergi 


berenergi  Menambah  ● Ada komponen RST me-reset 
counter ini 

.DN  .ACC >= .PRE  Counter  ● .ACC < .PRE akibat komponen CTD 
memenuhi target  menggunakan counter ini juga dan 
mengubah nilai .ACC 
● Ada komponen RST me-reset 
counter ini 

.OV  Nilai .ACC melebihi   Nilai counter  ● CTD menurunkan nilai .ACC 
+32,767  melebihi batas  ● Ada komponen RST me-reset 
counter ini 

 
Apabila sebuah tombol atau saklar fisik terhubung dengan input plc dan di gunakan diagram 
tangga  seperti  pada  gambar  78,  maka  setiap  kali  S.1  berubah  dari  false  menuju  true,  nilai 
C.1.ACC  akan  bertambah  satu.  Apabila  dalam  prakteknya  pin  S.1  pada  PLC  dihubungkan 
dengan  saklar  optik,  maka  hasil  perhitungan  dari  CTU  ini  akan  normal,  namun  terdapat 
suatu  masalah  apabila  saklar  S.1  yang  digunakan  berupa  saklar  mekanik  dan  masalah 
tersebut  bernama  contact  bouncing  (memantul).  Contact  Bouncing  atau  biasa  disebut 
Bouncing  saja  adalah  suatu  keadaan  dimana  kontak  logam  yang  terdapat  didalam  saklar 
tidak  tersambung  secara  sempurna  yang  mungkin  terjadi  karena  terdapat  karat  atau 
kurangnya  tenaga  untuk  mendorong  saklar  tersebut.  Bouncing  dapat  dibayangkan  sebagai 
kontak  logam  di  dalam  tombol  yang  tersambung  dan  terputus  beberapa  kali  dalam  waktu 
yang  cepat  saat  suatu  tombol  ditekan  atau  dilepas.  Oleh  karena  itu  bouncing  ini  dapat 
menyebabkan perhitungan CTU menjadi tidak valid. 
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  76 

 
Gambar 78: Contoh penggunaan CTU 
 
Gambar  78  berikut  adalah  gambar  rekaman  aktual  sinyal  yang dihasilkan saat suatu tombol 
ditekan  dan  gambar  79  adalah  gambar  saat  tombol  dilepas.  Terlihat  bahwa  saat  tombol 
ditekan  terjadi  bouncing  sekitar  0.7  ms  dengan  jumlah  transisi  pulsa  dari  false  menuju  true 
sekitar  12  kali  dan  saat  dilepas  terjadi  transisi  pulsa  dari  false  menuju  true  sekitar  16  kali. 
Transisi  ini  menyebabkan  nilai  akumulasi pada CTU bertambah sekitar 28 kali walau tombol 
hanya ditekan sekali, sedangkan hasil penambahan yang diharapkan sebenarnya adalah satu 
kali penambahan dalam sekali tombol ditekan. 
 

Gambar 79: Bouncing saat tombol ditekan 


 

Gambar 80: Bouncing saat tombol dilepas


 
    

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  77 

 
Gambar 81: Input filter 
 
Penyelesaian  dari  masalah  ini  ada  dua  yakni  secara  hardware  dan  secara  software.  Secara 
hardware  dapat  dilakukan  dengan  menambahkan  low  pass  filter  pada  input  PLC  sesuai 
dengan  gambar  81.  Besarnya  waktu  kompensasi  untuk  bouncing  (debouncing  time)  sesuai 
dengan persamaan berikut 
D = R×C  
dengan: 
D = Debouncing time(detik) 
R = Resistansi (Ohm) 
C = Kapasitansi (F) 
 
Untuk  antisipasi  terhadap  bouncing  yang  diperkirakan  terjadi  selama  20  ms  maka  pilihan 
resistor dan kapasitor yang bisa digunakan adalah 20k dan 1uF atau 2k dan 10uF. 
20 ms = 20kΩ × 1μF  
20 ms = 2kΩ × 10μF  
Umumnya  debouncing  time  untuk  sebuah  tombol  adalah  20  ms  sampai  60  ms.  Umumnya 
pilihan  debouncing  time  yang  lebih  lama  digunakan  untuk  antisipasi  terhadap  penurunan 
kualitas logam akibat usia pemakaian dan tingkat korosi. 
 
Secara  software,  penyelesaian  masalah  bouncing  dapat  dilakukan  dengan  2  cara  yakni 
dengan  memanfaatkan  timer  atau  dengan  menerapkan  input  filter.  Timer  dapat  digunakan 
untuk  menyaring  pulsa  yang  disebabkan  oleh  bouncing  dan  pulsa  sesungguhnya  yang 
diharapkan.  Gambar  82  adalah  diagram  tangga  contoh  penggunaan  instruksi  TON  untuk 
menghilangkan efek bouncing (debouncing). 
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  78 

Gambar 82: TON untuk debouncer

Pulsa  yang  ditimbulkan  akibat efek bouncing umumnya mempunyai durasi ON hanya sekitar 


beberapa  mikro  detik  saja  atau  milidetik.  TON  pada  diagram  tangga  tersebut  digunakan 
untuk  membatalkan  pulsa  pendek  (pulsa  bouncing)  dan  meloloskan  pulsa  yang  durasi  ON 
nya  panjang  melebihi  nilai  preset  (pulsa  yang  diinginkan).  Nilai  preset  sebesar  6  dengan 
interval  10  ms  pada  instruksi  TON  menghasilkan  delay  sebesar  60  ms,  sehingga  apabila 
terdapat  pulsa  dengan  durasi  ON  tidak  lebih  dari  60  ms akan dianggap noise atau gangguan 
(merujuk  pada  bouncing).  Pulsa  pendek  dari  bouncing  tidak  sampai  membuat  nilai  T.1.ACC 
melebihi  atau  sama  dengan  preset  sehingga  tidak  sampai  bisa  membuat  status  T.1.DN 
berlogika  true  dan  T.1.ACC  akan  kembali  ke  nilai  0.  Saat  kondisi  sudah  stabil dimana sudah 
tidak  terjadi  bouncing  lagi,  pulsa  ON  akan  melebihi  60 ms sehingga status DN akan menjadi 
true.  Status  DN  tersebut  digunakan  sebagai  referensi  untuk  pemicu  bertambahnya  nilai 
counter. 
 
Besarnya  nilai  preset  merupakan  nilai  setting  yang  ditentukan  pengguna.  Jika  saklar  yang 
digunakan  kualitasnya  tidak  bagus,  lebih  baik  nilai  preset  di  setting  lebih  lama.  Umumnya 
digunakan  nilai  preset  sekitar  20-60  ms, tetapi jika ingin menambahkan antisipasi terhadap 
penurunan  kualitas  saklar  maka  nilai  preset  hingga  100ms  bisa  digunakan.  Pada  outseal 
PLC,  timer  akan  mengalami  keterlambatan  atau  terlalu  cepat  satu  interval.  Sehingga  nilai 
preset sebaiknya di setting minimal 20 ms.

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  79 

Input  filter  merupakan  cara  mudah  untuk  penyelesaian  masalah  masalah  bouncing  ini. 
Hanya  dengan  mengatur  durasi  filter  pada  jendela  setting  seperti  pada  gambar  78  maka 
pulsa bouncing dengan durasi lebih pendek dari nilai setting akan terbuang.  
 

 
Gambar 78: Input filter

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  80 

f. Counter Down (CTD) 

CTD  adalah  sebuah  instruksi  yang  digunakan  untuk  menghitung  mundur  jumlah  pulsa. 
Pulsa  yang  dimaksud  disini  adalah  perubahan  kondisi  jalur  masuk  instruksi  dari  tidak 
berenergi menjadi berenergi disebut 1 pulsa. 
 
Kondisi  jalur  keluar  pada  instruksi  ini  selalu  mengikuti  kondisi  jalur  input,  sama  halnya 
dengan  komponen  TON,  TOF  dan  CTU.  Status  dan  data  yang  digunakan  pada  CTD  sesuai 
dengan  tabel  berikut.  Instruksi  ini  sama  halnya  dengan  CTU  namun  perubahan  logika  dari 
false  menjadi  true  pada  jalur  masuk  instruksi  ini  menyebabkan  nilai  akumulasi  counter 
berkurang  satu.  Data  yang  digunakan  pada  CTD  sesuai  dengan  tabel  23  dan  Penggunaan 
status bit pada CTD sesuai dengan tabel 24. 
 
Tabel 23: Data dan status pada CTD  

Singkatan  Status/Data  Keterangan 

CD  Counting  Menandakan counter mengurangi perhitungan 1 pulsa 


Backward 

DN  Done  Menandakan sudah memenuhi target counting 

UN  Under Flow  Menandakan nilai .ACC melebihi batas bawah 

PRE  Preset  Nilai yang diinginkan (Target) 

ACC  Accumulation  Nilai akumulasi counter 

 
   

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  81 

Tabel 24: status pada CTD  

Status  True bila?  Menandakan apa?  Tetap true sampai keadaan ini terjadi 

.CD  Jalur masuk  Counter  ● Jalur masuk tidak berenergi 


berenergi  Mengurangi  ● Ada instruksi RST mereset counter 
ini 

.DN  .ACC >= .PRE  Counter  ● .ACC < .PRE  


memenuhi target  ● Ada instruksi RST me-reset counter 
ini 

.UN  Nilai .ACC  Nilai counter  ● CTU menaikkan nilai .ACC 


kurang dari  melebihi batas  ● Ada komponen RST me-reset 
-32,767  counter ini 

g. Reset 

Reset  adalah  komponen  yang  membuat  nilai  .ACC  counter  atau  timer  menjadi  nol 
dan mereset semua status nya menjadi false. 
 
Tabel 25: Reset 

Object  Data dan Status yang di reset 

Timer  .ACC 
.EN 
.TT 
.DN 

Counter  .ACC 
.CU atau .CD 
.OV atau .UN 
.DN 

SPWM  .EN 
.ST 
.ACC 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  82 

 
Pada  contoh  berikut  nilai  counter  akan  bertambah  saat  nilai  S.1  berubah  dari  false  menuju 
true tetapi data .ACC dan semua status nya akan di reset jika S.2 bernilai true. 
 

 
Gambar 83: Contoh reset 

h. RHSC 

RHSC  adalah  komponen  yang  membuat  nilai  akumulasi  sebuah  timer  pada  High 
Speed Counter (HSC) internal menjadi nol. 
   

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  83 

Kelompok Instruksi Perbandingan 

Instruksi-instruksi  yang  digunakan  untuk  melakukan  perbandingan  dijelaskan  dalam  tabel 


berikut 
 
Tabel 26: Kelompok instruksi perbandingan 

Ekspresi   Simbol  Instruksi  Kepanjangan 

Sama dengan  =  EQU  EQUAL 

Lebih besar atau sama dengan  ≥  GEQ  Greater than or equal to 

Lebih Besar  >  GRT  Greater than 

Lebih kecil atau sama dengan  ≤  LEQ  Less than or equal 

Lebih kecil  <  LES  Less than 

Berada di antara    LIM  Limit 

Tidak sama dengan  ≠  NEQ  Not Equal 

Kesesuaian waktu    TMATCH  Time Match 

Kesesuaian hari    DMATCH  Day Match 

a. EQU 

EQU  adalah  sebuah  instruksi  yang  digunakan  untuk  menguji  dua  nilai  apakah  sama  atau 
tidak.  Instruksi  ini  mempunyai  dua  masukan  nilai  untuk  dibandingkan  yakni  A  dan  B. 
Keduanya  dapat  diisi  variabel  atau  konstanta.  Pada  gambar  84  dicontohkan  A  diisi  dengan 
variabel  dan  B  diisi  dengan  konstanta.  Apabila  kondisi  jalur  masuk  instruksi  ini  dalam 
kondisi  berenergi dan nilai A sama dengan B maka energi tersebut akan dihantarkan ke jalur 
keluaran  instruksi.  Fungsi  dari  instruksi  ini  mirip  dengan  switch  namun  sumbernya berasal 
dari hasil perbandingan. 
 
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  84 

Tabel 27: EQU 

Jenis  Kondisi  Sifat  Sumber 

EQU  A = B  Menghantarkan energi  Variabel dan 


konstan 
A ≠ B  Tidak menghantarkan energi 

 
Gambar 84: EQU 

b. GEQ 

GEQ  adalah  sebuah  instruksi  yang  digunakan  untuk  menguji dua nilai apakah nilai pertama 


lebih  besar  atau  sama.  Instruksi  ini  mempunyai  dua  masukan  nilai  untuk  dibandingkan 
yakni  A  dan  B.  Keduanya  dapat  diisi  variabel  atau  konstanta.  Apabila  kondisi  jalur  masuk 
instruksi  ini  dalam  kondisi  berenergi  dan  nilai  A  lebih  besar  atau  sama  dengan  B,  maka 
energi  tersebut  akan  dihantarkan  ke  jalur  keluaran.  Contoh  penggunaan  instruksi  GEQ 
dapat dilihat di gambar 85. 
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  85 

Tabel 28: GEQ 

Jenis  Kondisi  Sifat  Sumber 

GEQ  A ≥ B  Menghantarkan energi  Variabel dan 


konstan 
A < B  Tidak menghantarkan energi 

 
Gambar 85: Contoh GEQ 

c. GRT 

GRT  adalah  sebuah  instruksi  yang  digunakan  untuk  menguji  dua nilai apakah nilai pertama 


lebih  besar  daripada  nilai  kedua  atau  tidak.  Instruksi  ini  mempunyai  dua  masukan  nilai 
untuk  dibandingkan  yakni  A  dan  B.  Keduanya  dapat  diisi  variabel  atau  konstanta.  Apabila 
jalur  masuk  instruksi  ini  dalam  kondisi  berenergi dan nilai  A lebih besar dibanding B, maka 
energi tersebut akan dihantarkan ke jalur keluaran. 
 
 
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  86 

Tabel 29: GRT 

Jenis  Kondisi  Sifat  Sumber 

GRT  A > B  Menghantarkan energi  Variabel dan 


konstan 
A ≤ B  Tidak menghantarkan energi 

d. LEQ 

LEQ  adalah  sebuah  instruksi  yang  digunakan  untuk  menguji  dua  nilai apakah nilai pertama 
lebih  kecil  atau  sama  dengan.  Instruksi  ini  mempunyai  dua  masukan  nilai  untuk 
dibandingkan  yakni  A  dan  B.  Keduanya  dapat  diisi  variabel  atau  konstanta.  Apabila  jalur 
masuk  instruksi  ini  dalam  kondisi  berenergi  dan  nilai  A  lebih  kecil  atau  sama  dengan  B, 
maka energi tersebut akan dihantarkan ke jalur keluaran. 
 
Tabel 30: LEQ 

Jenis  Kondisi  Sifat  Sumber 

LEQ  A ≤ B  Menghantarkan energi  Variabel dan 


konstan 
A > B  Tidak menghantarkan energi 

e. LES 

LES  adalah  sebuah  instruksi  yang  digunakan  untuk  menguji  dua  nilai  apakah  nilai  pertama 
lebih  kecil atau tidak. Instruksi ini mempunyai dua masukan nilai untuk dibandingkan yakni 
A  dan  B.  Keduanya  dapat  diisi  variabel  atau  konstanta.  Apabila  jalur  masuk  instruksi  ini 
dalam  kondisi  berenergi  dan  nilai  A  lebih  kecil  daripada  B,  maka  energi  tersebut  akan 
dihantarkan ke jalur keluaran. 
 
 
 
 
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  87 

Tabel 31: LES 

Jenis  Kondisi  Sifat  Sumber 

LES  A < B  Menghantarkan energi  Variabel dan 


konstan 
A ≥ B  Tidak menghantarkan energi 

f. LIM 

LIM  adalah  sebuah  Instruksi  yang  digunakan  untuk  menguji  apakah  suatu  nilai  berada 
diantara  dua  nilai  yang  lain.  Instruksi  ini  mempunyai  tiga  masukan  nilai  untuk 
dibandingkan  yakni  A  ,  B  dan  C.  A  adalah  batas atas, B adalah nilai yang di uji dan C adalah 
batas  bawah. Ketiga-tiganya dapat diisi variabel atau konstanta. Apabila kondisi jalur masuk 
instruksi  ini  dalam  kondisi  berenergi  dan  nilai  B  berada  diantara  A  dan  C  maka  energi 
tersebut  akan  dihantarkan  ke  jalur  keluaran.  Gambar  86  dan  tabel  32  berikut  menjelaskan 
kerja instruksi LIM. Contoh penggunaan instruksi LIM dapat dilihat dalam gambar 87. 
 

 
Gambar 86: LIM 
 
 
 
 
 
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  88 

Tabel 32: LIM 

Jenis  Kondisi 1  Kondisi 2  Sifat  Sumber 

LIM  A>C  A ≥ B ≥C  Menghantarkan energi  Variabel dan konstan 

A<C  A ≥ B ≥C  Tidak menghantarkan 


energi 

 
 
 

 
Gambar 87: Contoh LIM 
 
 
 
 
   

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  89 

g. NEQ 

NEQ  adalah  sebuah  instruksi  yang  digunakan  untuk  menguji  dua  nilai  apakah  tidak  sama. 
Instruksi  ini  mempunyai  dua  masukan  nilai  untuk  dibandingkan  yakni  A  dan  B.  Keduanya 
dapat  diisi  variabel  atau  konstanta.  Fungsi  dari  instruksi  ini  mirip  dengan  switch  namun 
sumbernya berasal dari hasil perbandingan A dan B. 
 
Tabel 33: NEQ 

Jenis  Kondisi  Sifat  Sumber 

NEQ  A ≠ B  Menghantarkan energi  Variabel dan 


konstan 
A = B  Tidak menghantarkan energi 

h. TMATCH 

TMATCH  adalah  sebuah  instruksi  yang  digunakan  untuk  menguji  kesesuaian antara sebuah 


variabel  terhadap  waktu  (time)  aktual  yang  ada  pada  modul  RTC.  Instruksi  ini  akan  valid 
apabila  modul  RTC  diaktifkan  seperti  pada  gambar.  Penggunaan  instruksi  TMATCH  dapat 
dilihat pada gambar 88. 
 

 
Gambar 88: Pengaturan modul RTC  

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  90 

 
Gambar 89: Contoh program TMATCH 
 
Pada  contoh  tersebut  dapat  dilihat  bahwa  R.1  akan  berlogika  true  apabila  detik  ,menit  dan 
jam dalam instruksi tersebut sesuai dengan nilai aktual waktu pada modul RTC. 
 

i. DMATCH 
DMATCH  adalah  sebuah  instruksi  yang  digunakan  untuk  menguji  antara  daftar  hari  pada 
instruksi  ini  terhadap  hari  (day)  aktual  yang  ada  pada  modul  RTC.  Instruksi  ini  akan  valid 
apabila  modul  RTC  diaktifkan  dan  penggunaan  instruksi  DMATCH  dapat  dilihat  pada 
gambar  90.  Pada  contoh  ini  R.1 akan berlogika true apabila hari pada RTC adalah senin atau 
selasa, selain itu maka R.1 akan false. 
 

 
Gambar 90: Contoh DMATCH 
 

   

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  91 

Kelompok Instruksi Aritmatika 

Instruksi-instruksi  yang  digunakan  untuk  melakukan  proses  perhitungan  atau  aritmatika 


ditabelkan sebagai berikut 
 
Tabel 34: Kelompok instruksi aritmatika 

Proses  Simbol  Instruksi  Nama Panjang 

Penambahan  +  ADD  Addition 

Pengurangan  -  SUB  subtraction 

Perkalian  x  MUL  Multiplication 

Pembagian  ÷ atau /  DIV  Division 

Negatif  <  NEG  Negative 

Pengosongan nilai  ≤  CLR  Clear 

Skala    SCALE  Scale 

a. ADD 

ADD  adalah  sebuah  instruksi  yang  digunakan  untuk  menambahkan  dua  nilai  dan 
hasilnya  diletakkan  pada  sebuah  variabel.  Instruksi  ini  mempunyai  2  masukan  nilai  untuk 
diproses  yakni  A  dan  B  dan  satu  keluaran  untuk  menampung  hasil.  Keduanya  masukannya 
dapat  diisi  variabel  atau  konstanta.  Kondisi  jalur  keluar  dari  instruksi  ini  selalu  mengikuti 
kondisi  jalur  masuknya.  Apabila  hasil  penjumlahan  melebihi  nilai  batas  signed  16  bit maka 
hasilnya  akan ditahan di titik atas yakni 32.767 begitu pula apabila hasil penghitungan lebih 
rendah  dari  batas  bawah,  hasilnya  akan  ditahan  di  batas  bawah  tersebut  yakni  -32.768. 
Contoh penggunaan instruksi ini dapat dilihat pada gambar 91. 
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  92 

 
Gambar 91: ADD 
 

b. SUB 

SUB  adalah  sebuah  instruksi  yang  digunakan  untuk  proses  pengurangan  dan  hasilnya 
diletakkan  pada  sebuah  variabel.  Instruksi  ini  mempunyai  2  masukan  nilai  untuk  diproses 
yakni  A  dan  B  dan  satu  keluaran  untuk  menampung  hasil.  Keduanya  masukannya  dapat  di 
isi  variabel  atau  konstanta.  Apabila  hasil  pengurangan  melebihi  nilai  batas  signed  16  bit 
maka  hasilnya  akan  ditahan  di  titik  atas  yakni  32.767  begitu  pula  apabila  hasil 
penghitungan  lebih  rendah  dari batas bawah, hasilnya akan ditahan di batas bawah tersebut 
yakni  -32.768 Kondisi jalur keluar dari instruksi ini selalu mengikuti kondisi jalur masuknya. 
Contoh penggunaan instruksi ini dapat dilihat pada gambar 92. 
 
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  93 

 
Gambar 92: SUB 

c. MUL 

MUL  adalah  sebuah  instruksi  yang  digunakan  untuk  proses  perkalian  dan  hasilnya 
diletakkan  pada  sebuah  variabel.  Instruksi  ini  mempunyai  2  masukan  nilai  untuk  diproses 
yakni  A  dan B dan satu keluaran untuk menampung hasil. Keduanya masukannya dapat diisi 
variabel  atau  konstanta.  Apabila  hasil  perkalian  melebihi  nilai  batas  signed  16  bit  maka 
hasilnya  akan ditahan di titik atas yakni 32.767 begitu pula apabila hasil penghitungan lebih 
rendah  dari  batas  bawah,  hasilnya  akan  ditahan  di  batas  bawah  tersebut  yakni  -32.768. 
Kondisi  jalur  keluar  dari  instruksi  ini  selalu  mengikuti  kondisi  jalur  masuknya.  Contoh 
penggunaan instruksi ini dapat dilihat pada gambar 93 

 
Gambar 93: MUL 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  94 

d. DIV 

DIV  adalah  sebuah  instruksi  yang  digunakan  untuk  proses  pembagian  dan  hasilnya 
diletakkan  pada  sebuah  variabel.  Instruksi  ini  mempunyai  2  masukan  nilai  untuk  diproses 
yakni  A  dan B dan satu keluaran untuk menampung hasil. Keduanya masukannya dapat diisi 
variabel  atau  konstanta.  Karena  variabel  I  berjenis  integer  atau  bilangan  bulat  maka  hasil 
pembagiannya  pun  dibulatkan.  Kondisi  jalur  keluar  dari  instruksi  ini  selalu  mengikuti 
kondisi jalur masuknya. Contoh penggunaan instruksi ini dapat dilihat pada gambar 94. 
 
 

 
Gambar 94: DIV 
 

e. NEG 

NEG  adalah  sebuah  instruksi  yang  digunakan  untuk  proses  inverse  (membalik)  dari 
positif  ke negatif atau sebaliknya dan hasilnya diletakkan pada sebuah variabel. Instruksi ini 
mempunyai  1  masukan  nilai  untuk  diproses  dan  satu  keluaran  untuk  menampung  hasil. 
Masukannya dapat diisi variabel atau konstanta.  Kondisi jalur keluar dari instruksi ini selalu 
mengikuti  kondisi  jalur  masuknya.  Contoh  penggunaan  instruksi  ini  dapat  dilihat  pada 
gambar 95. 
 
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  95 

 
Gambar 95: NEG 
 
   

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  96 

f. SCALE 

SCALE  adalah  sebuah  instruksi  yang  digunakan  untuk  memetakan  secara  linear  suatu  nilai 
pada  kisaran  tertentu.  Ilustrasi  instruksi  ini  dapat  dilihat  pada  gambar  96  dan  contoh 
penggunaan instruksi ini dapat dilihat pada gambar 97. 
 

 
Gambar 96: Scale 
 
H = mx + b  
Dimana: 
H = nilai output 
m = kecuraman (scaled max. -scaled min.)/(input max. -input min.) 
x = nilai input 
b = offset (nilai pergeseran) 
 

 
Gambar 97: contoh instruksi scale 
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  97 

g. CLR 

CLR  adalah  sebuah  instruksi  yang  digunakan  untuk  mengubah  nilai  suatu  variabel  agar 
bernilai  0.  Instruksi  ini  hanya  membutuhkan  satu  variabel  sebagai  inputan  dan  sekaligus 
sebagai  keluaran.  Pada  gambar  87  berikut  jika  S.1  bernilai  true  maka  nilai  I.1  akan menjadi 
0. Kondisi jalur keluar dari instruksi ini selalu mengikuti kondisi jalur masuknya. 
 

 
Gambar 98: CLR 
 

   

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  98 

Kelompok Instruksi Logika 

 
Instruksi-instruksi  yang  digunakan  untuk  melakukan  proses-proses  logika  (logic  bitwise) 
ditabelkan sebagai berikut 
 
Tabel 35: Kelompok instruksi logika 

Proses  Simbol  Komponen 

AND  &  AND 

NOT  ~  NOT 

OR  |  OR 

XOR  ^  XOR 

a. AND 

AND  adalah  sebuah  instruksi  yang  digunakan  untuk  proses  bitwise  AND  antara  dua  nilai 
dan  hasilnya  diletakkan  pada  sebuah  variabel.  Instruksi  ini  mempunyai  2  masukan  nilai 
untuk  diproses  yakni  A  dan  B  dan  satu  keluaran  untuk  menampung  hasil.  Keduanya 
masukannya dapat diisi variabel atau konstanta.  Kondisi jalur keluar dari instruksi ini selalu 
mengikuti  kondisi  jalur  masuknya.  Contoh  penggunaan  instruksi  ini  dapat  dilihat  pada 
gambar 99. 
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  99 

 
Gambar 99: AND 

b. NOT 

NOT  adalah  sebuah  Instruksi  yang  digunakan  untuk  membalikkan  logika  true  menjadi  false 
pada  suatu  nilai  dan  hasilnya  diletakkan  pada  sebuah  variabel  keluaran.  Instruksi  ini 
mempunyai  1  masukan  nilai  untuk  diproses  dan  satu  keluaran  untuk  menampung  hasil. 
Kondisi jalur keluar dari instruksi ini selalu mengikuti kondisi jalur masuknya. 

c. OR 

OR  adalah  sebuah instruksi yang digunakan untuk proses logical bitwise OR antara dua nilai 


dan  hasilnya  diletakkan  pada  sebuah  variabel.  Instruksi  ini  mempunyai  2  masukan  nilai 
untuk  diproses  yakni  A  dan  B  dan  satu  keluaran  untuk  menampung  hasil.  Keduanya 
masukannya  dapat  diisi  variabel  atau konstanta. Kondisi jalur keluar dari instruksi ini selalu 
mengikuti  kondisi  jalur  masuknya.  Contoh  penggunaan  instruksi  ini  dapat  dilihat  pada 
gambar 100. 
 
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  100 

 
Gambar 100: OR 
 

d. XOR 

XOR  adalah  sebuah  instruksi  yang  digunakan  untuk  proses  logical  bitwise  XOR  antara  dua 
nilai  dan  hasilnya  diletakkan  pada  sebuah  variabel.  Instruksi  ini  mempunyai  2  masukan 
nilai  untuk  diproses  yakni  A  dan  B  dan  satu  keluaran  untuk  menampung  hasil.  Keduanya 
masukannya  dapat  diisi  variabel  atau  konstanta.  Contoh  penggunaan  instruksi  ini  dapat 
dilihat pada gambar 101. 
 

 
Gambar 101: XOR 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  101 

Kelompok Instruksi Data 

 
Instruksi-instruksi  yang  digunakan  untuk  melakukan  proses  manipulasi  data  ditabelkan 
sebagai berikut 
 
Tabel 36: Komponen instruksi data 

Proses  kegunaan 

SET  Mengatur nilai 

COPY  Menyalin nilai 

STH  Saturate High 

STB  Saturate Band 

STL  Saturate Low 

a. SET 

SET  adalah  sebuah  komponen  yang  digunakan  untuk  mengatur  nilai  suatu  variabel. 
Komponen  ini  mempunyai  1  masukan  nilai  berupa  konstanta  dan  satu  keluaran  untuk 
menampung hasil. 

b. COPY 

COPY  adalah  sebuah  komponen  yang  digunakan  untuk  menyalin  nilai  suatu  variabel. 
Komponen  ini  mempunyai  1  masukan  nilai  yang  tidak  boleh  dalam  bentuk  konstanta 
melainkan  dari  suatu  variabel  dan  mempunyai  satu  keluaran  untuk  menampung  hasil. 
Contoh penggunaan instruksi SET dan COPY dapat dilihat pada gambar 102. 
 
 
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  102 

 
Gambar 102: SET dan copy 

c. STH 

STH  (Saturate  High)  adalah  sebuah  instruksi  yang  membatasi  nilai  pada  batas  atas. Contoh 
program dapat dilihat pada gambar 103. 
 

 
Gambar 103: Contoh STH 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  103 

d. STB 

STH  (Saturate  Band)  adalah  sebuah  instruksi  yang  membatasi  nilai  pada  kisaran  tertentu 
sehingga  terdapat  batas  atas  dan  batas  bawah.  Contoh  program  dapat  dilihat  pada  gambar 
104. 

 
Gambar 104: contoh STB 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  104 

e. STL 

STH  (Saturate  Low)  adalah  sebuah instruksi yang membatasi nilai pada batas bawah. 


Contoh penggunaan instruksi ini dapat dilihat pada gambar 105. 

 
Gambar 105:  

f. OSC 

OSC  adalah  kependekan  dari  One  Shot  Change.  Instruksi  ini  bekerja  mirip  dengan 
OSR  atau  OSF  yang  mana  instruksi  ini  akan  menghantarkan  energi  hanya  sekali  setiap 
terdapat  perubahan  data.  Instruksi  ini  membutuhkan  1  buah  variabel  sebagai  backup  dan 
variabel  backup  tersebut  tidak  boleh  digunakan  oleh  instruksi  lain.  Contoh  penggunaan 
instruksi  ini  dapat  dilihat  pada  gambar  106  dan  107.  Instruksi  ini  disarankan  untuk 
digunakan  bersama  dengan  instruksi  MF6.  Dengan  adanya  instruksi  ini  maka  master  akan 
mengirim  data  kepada  slave  hanya  saat  terdapat  perubahan  data  saja  sehingga  tidak 
membebani kerja slave dan outseal PLC itu sendiri. 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  105 

 
Gambar 106: Contoh penggunaan OSC 
 

 
Gambar 107: Contoh penggunaan OSC untuk instruksi MF6 
 
   

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  106 

Kelompok Instruksi MODBUS 

Modbus  adalah  protokol  komunikasi  yang  umum  digunakan  pada  PLC  dan  digunakan  oleh 
outseal  PLC. Bahasan khusus tentang modbus dapat dibaca di bab protokol komunikasi pada 
buku ini. 
 
Data  pada  setiap  perangkat  modbus  slave  selalu  disimpan  dalam  empat  tabel  yang  berbeda 
berdasarkan golongan data. Setiap tabel berjumlah 9999 baris, tabel-tabel itu adalah: 
 
1. Tabel Discrete Output Coils 
2. Tabel Discrete Input Contacts 
3. Tabel Analog Input Registers 
4. Tabel Holding Registers 
 
Untuk  memudahkan  penomoran  data-data  tersebut,  keempat  tabel-tabel tersebut dijadikan 
satu  dan  diurutkan  dari  tabel  pertama  sampai  keempat  seperti  terlihat  pada  tabel  37. 
Walaupun  nomor  data  tersebut  digabung  tapi  baris  akses  data  nya  (Alamat  akses  datanya) 
terpisah.  Manfaat  dari  penomoran  tersebut  adalah  jenis  data  dapat  dikenali  dengan  mudah 
melalui  digit  pertama  dari  nomor  data  tersebut.  Sebagai  contoh  terdapat  sebuah 
termometer  yang  bisa  dibaca  menggunakan  modbus.  Datasheet  termometer  tersebut 
menyebutkan  bahwa  alamat  modbus  untuk  hasil  pembacaan  temperatur  adalah  30004.  Ini 
berarti  perusahaan  pembuat  termometer  tersebut meletakkan data temperatur alat tersebut 
di  nomor  30004  pada  tabel  peta  modbus.  Digit  pertama  dari  nomor  tersebut  adalah  3  yang 
artinya  perusahaan  tersebut  meletakkan  data  temperatur  pada tabel Analog Input Registers 
dengan alamat akses 4 (data dengan nomor baris 4 dari tabel Analog Input Registers). 
 
Tabel 37: Peta alamat modbus 

Nomor   Alamat akses  Izin akses  Nama Tabel  Jenis Data 


dalam desimal 

00001-09999  0 - 9.998  Baca dan tulis  Discrete Output Coils  Bit 

10001-19999  0 - 9.998  Baca saja  Discrete Input Contacts  Bit 

30001-39999  0 - 9.998  Baca saja  Analog Input Registers  16 bits 

40001-49999  0 - 9.998  Baca dan tulis  Holding Registers  16 bits 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  107 

 
Setiap  perusahaan  yang  memproduksi  perangkat  modbus  slave,  bebas  menempatkan  lokasi 
datanya pada tabel data modbus. Sebagai contoh misalkan sebuah perusahaan memproduksi 
sebuah  alat  pengendali  temperatur  dan  kelembaban.  Data-data  yang  bisa  di  akses  oleh 
pengguna alat tersebut misalkan: 
 
1. Temperatur 
2. Kelembaban 
3. Alarm/indikator yang menunjukkan keadaan kritis. 
4. Nilai setting temperatur yang diinginkan 
5. Nilai setting kelembaban yang diinginkan 
 
perusahaan  tersebut  bebas  menempatkan  data  pembacaan  temperatur,  kelembaban,  data 
pengaturan  dan  lain-lain  kedalam  tabel  akses  modbus  dengan  urutannya  pun  terserah 
perusahaan  tersebut.  Data  yang  berjenis  register  (angka)  16  bit  dan  hanya  bisa  dibaca  saja 
oleh  pengguna  seperti  data  temperatur  dan  kelembaban  umumnya  ditempatkan  di  tabel 
“Analog  Input  Registers”  atau  tabel  dengan  nomor  3XXXX  (yang  artinya  tabel  dengan 
nomor  antara  30001  sampai  39999)  .  Data  yang  berjenis  digital  dan  hanya  bisa  dibaca  saja 
oleh  pengguna  misalkan  data  alarm  sebaiknya  ditempatkan  di  tabel  tabel  “Discrete  Input 
Contacts”  atau  tabel  dengan  nomor  1XXXX,  sedangkan  data  yang  berjenis  angka  16  bit 
tetapi  nilainya  dapat  diubah-ubah  oleh  user  seperti  data  setting  temperatur  dan 
kelembaban  seharusnya  ditempatkan  di  tabel  “Holding  Registers”  atau tabel dengan nomor 
4XXXX. 
 
Setiap  tabel  mempunyai  9999  jumlah  baris  dan semua baris tersebut boleh digunakan. Oleh 
sebab  itu  data  temperatur  dan  kelembaban  pada  contoh  tersebut  sebenarnya  boleh  atau 
bebas  ditempatkan  di  tabel  3XXXX  dari  baris  pertama  hingga  baris  terakhir.  Bisa  saja  data 
kelembaban  dan  temperatur  tersebut  ditempatkan  di depan, tengah-tengah atau akhir baris 
oleh  perusahan  pembuat  alat  tersebut.  Begitu  pula  data  setting  dan  data alarm. Oleh sebab 
itu,  agar  pihak  modbus  master  dapat  mengakses  data  pada  perangkat  modbus  slave 
tersebut, mutlak diperlukan peta data modbus dari pembuat alat tersebut untuk mengetahui 
lokasi penempatan data. 
 
Outseal  PLC  baik  nano  atau  mega secara otomatis terprogram sebagai modbus slave setelah 
upload  program  dari  outseal  studio.  Alamat  modbus  slave  dapat  diatur  pada  program 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  108 

outseal  studio  melalui  jendela  pengaturan.  Outseal  PLC  akan  berubah  menjadi  master  saat 
instruksi  MF1  hingga  MF6  digunakan.  Peta  data  modbus  untuk  outseal  PLC  yang  bertindak 
sebagai slave dapat dilihat pada tabel 38. 
 
Tabel 38: Peta alamat modbus outseal PLC sebagai slave  

Nomor   Alamat akses  Izin akses  Variable 


dalam desimal 

00001-09999  0 hingga 127  Baca saja  Relay (R.1 hingga R.128) 

128 hingga 255  Baca dan tulis  Binary (B.1 hingga B.128) 

256 sampai 9998  Tidak ada  Tidak ada (cadangan) 

10001-19999  0 - 127  Baca saja  Switch (S.1 hingga S.128) 

128 hingga 9998  Tidak ada  Tidak ada (cadangan) 

30001-39999  0 hingga 25  Baca saja  Analog (A.1 hingga A.26) 

26 hingga 9998  Tidak ada  Tidak ada (cadangan) 

40001-49999  0 s/d 99  Baca dan tulis  Integer (I.1 hingga I.99) 

100 hingga 9998  Tidak ada  Tidak ada (cadangan) 

 
 
Apabila  jalur  serial  (pin  RX  dan  TX)  outseal  PLC  terhubung  dengan  RS485  converter,  maka 
outseal  PLC  tersebut  dapat  digunakan  dalam  jaringan  multidrop  yang  mana  terdapat  satu 
perangkat  bertindak  sebagai  master  dan  perangkat yang lain bertindak sebagai slave seperti 
terlihat  pada  gambar  108.  Kelebihan lain dari penggunaan RS485 ini adalah kemampuannya 
dalam  komunikasi  data  menggunakan  kabel  panjang  hingga  satu  kilometer.  Apabila 
diperlukan komunikasi antar PLC dengan jarak panjang maka RS485 dapat dijadikan pilihan. 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  109 

Gambar 108: Jaringan multidrop RS485 


 
Instruksi-instruksi  yang  digunakan  untuk  melakukan  komunikasi  data  menggunakan 
protokol  komunikasi  modbus  RTU  dengan  outseal  PLC  bertindak  sebagai  master  terdapat 
pada tabel 39 berikut 
 
Tabel 39: instruksi modbus master 

Instruksi  kegunaan 

MF1  Fungsi Modbus nomor 01, Membaca discrete data coil 

MF2  Fungsi Modbus nomor 02, Membaca discrete data contact 

MF3  Fungsi Modbus nomor 03, Membaca holding register 

MF4  Fungsi Modbus nomor 04, Membaca input register 

MF5  Fungsi Modbus nomor 05, Set/tulis status coil 

MF6  Fungsi Modbus nomor 061, Set/tulis single data holding register 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  110 

Apabila  peta  alamat  modbus  outseal  PLC  sebagai  slave  digabungkan  dengan  tabel instruksi 
modbus  master  maka  didapatkan  tabel  40.  Untuk  alamat  memori secara detail dapat dilihat 
pada tabel 41. 
 
Tabel 40: Peta alamat modbus 

      Instruksi outsel PLC 


Nomor   Izin akses  Nama Tabel 
Membaca  Menulis 

00001-09999  Baca dan tulis  Discrete Output Coils  MF1  MF5 

10001-19999  Baca saja  Discrete Input Contacts  MF2   

30001-39999  Baca saja  Analog Input Registers  MF4 

40001-49999  Baca dan tulis  Holding Registers  MF3  MF6 


 

Outseal  tidak  memberikan  izin  untuk  set/menulis  data  pada  memori  untuk  Relay  (R.1  ~ 
R.128)  sehingga  peta  alamat  modbus  untuk  outseal  PLC  slave  secara  detail  dituliskan 
kembali pada tabel 41. 

 
Tabel 41: Peta alamat modbus 

      Instruksi outsel PLC 


Nomor   Izin akses  Memori Outseal 
Membaca  Menulis 

00001-00128  Baca saja  R.1 ~ R.128     


MF1 
00129-00256  Baca dan tulis  B.1 ~ B.128  MF5 

10001-10128  Baca saja  S.1 ~ S.128  MF2   

30001-30026  Baca saja  A.1 ~ A.26  MF4   

40001-40100  Baca dan tulis  I.1 ~ I.100  MF3  MF6 

   

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  111 

a. MF1 

MF1  adalah  kependekan  dari  Modbus  Function  01,  fungsi  ini  dipakai  apabila  outseal  PLC 
digunakan  sebagai  master  dan  bermaksud  untuk  membaca  data  discrete/bit/digital coil dari 
modbus slave. Tabel parameter untuk instruksi MF1 dapat dilihat pada tabel 42 
 
Tabel 42: Instruksi MF1 

Pengaturan  keterangan 

Slave  Alamat modbus slave yang akan dibaca 

Awal baca  Urutan coil yang digunakan sebagai awal pembacaan  

Jumlah  Jumlah coil yang dibaca 

Tujuan  Tempat awal penyimpanan data hasil pembacaan 

Baud Rate  Baud rate komunikasi 

Timeout  Batas waktu akses 


 
Sebagai  contoh,  sebuah  outseal  PLC  difungsikan  sebagai  master  dan  terhubung  dengan 
sebuah  outseal  PLC  lain  yang  digunakan  sebagai  slave.  Pengkabelan  dapat  dilakukan 
menggunakan  jaringan  point-to-point  dengan  dihubungkan  secara  langsung  (TTL)  seperti 
pada gambar 109 atau seperti pada gambar 110 apabila terhubung melalui RS485.  

 
Gambar 109: Contoh MF1, point-to-point TTL 
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  112 

 
Gambar 110: Contoh MF1, point-to-point RS-485 
 
Contoh  program  untuk  outseal  PLC  bagian  slave  pada  bahasan  ini  adalah  sebuah  program 
lampu  berkedip  yang  dapat  dilihat  pada  gambar  111  dengan  pengaturan  parameter  seperti 
pada gambar 112 yakni alamat slave 25 dan baudrate 9600.  
 

 
Gambar 111: Contoh MF1-slave-1 
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  113 

Gambar 112: Setting modbus slave untuk contoh MF1 

Gambar 113: Contoh MF1-master-1 


 
Program  untuk  master  sesuai  dengan  gambar  113  dengan  pengaturan  parameter  pada 
instruksi  MF1  harus  sesuai  dengan  pengaturan  parameter  pada  slave  yakni  alamat  slave 
harus 25 dan baudrate 9600.  

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  114 

Program  pada  master  tersebut  menunjukkan  bahwa  master  secara  terus  menerus  meminta 
data  discrete  output  dari  slave  sebanyak  1  bit  data  dan  hasil  pembacaan  tersebut  disimpan 
dalam  B.1.  Pada  nomor  tangga  ke  1,  data  B.1  diteruskan  ke  output  R.1.  Apabila  tidak  ada 
masalah,  maka  kedip  dari  R.1  pada  master  akan  mengikuti  kedip  R.1  pada  slave.  Apabila 
terdapat  kegagalan  komunikasi  hingga  2  mili  detik  (time  out)  maka  program  internal  pada 
outseal  PLC  akan  melanjutkan  eksekusi  instruksi  selanjutnya.  Apabila  komunikasi  sukses 
sebelum  time  out  maka  PLC  tidak  menunggu  hingga  timeout  untuk  melanjutkan  eksekusi 
instruksi selanjutnya pada diagram tangga. 
 
Gambar  114  dan  gambar  115  secara  berurut  adalah  program  untuk  slave  dan  master. 
Program  pada  slave  ini  berbeda  dengan  contoh  sebelumnya  yakni  R.5  yang  berkedip  dan 
program  pada  master  mencoba  membaca  kedip  R.5  milik  slave  untuk  diikuti  oleh  kedip R.1 
milik  master.  Program  contoh  ini  sama  dengan  contoh  sebelumnya hanya alamat awal baca 
pada instruksi MF1 saja yang berbeda. 
 

 
Gambar 114: Contoh MF1-slave-2 
 

 
Gambar 115: Contoh MF1-master-2 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  115 

Untuk  contoh  komunikasi  outseal  pada  jaringan  multi  drop  dapat  dilihat  pada  gambar  116. 
Sebuah  outseal  PLC  bertindak  sebagai  master  dan  3  outseal  PLC  yang  lain  terhubung 
melalui  RS485  sebagai  slave  dengan  alamat  yang  berbeda-beda  yakni  8,13  dan  5.  Ketiga 
salve  tersebut  diprogram  dengan  diagram  tangga  yang  sama  seperti  terlihat  pada  gambar 
117. Namun pengaturan alamat slave masing-masing berbeda sesuai gambar 118. 
 

 
Gambar 116: Contoh komunikasi multi drop untuk MF1 
 

 
Gambar 117: Contoh program salve pada contoh MF1 
 
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  116 

Gambar 118: Pengaturan alamat slave untuk contoh MF1 

 
Pemrograman  untuk  outseal  PLC  yang  bertindak  sebagai  master  dapat  dilihat  pada  gambar 
119  dan  gambar  120.  Gambar  120  adalah  lanjutan  diagram  tangga  dari  gambar  119.  Pada 
tangga  ke  0  hingga  tangga  ke  2  outseal  PLC  mencoba  mengambil  data  dari  3  salve  dengan 
alamat  8,13  dan  5.  Data  yang  diambil  sebanyak  2  data  dan  hasil  pembacaan  data  tersebut 
diletakkan  pada  alamat  awal  B.1  untuk  slave  dengan  alamat  8  sehingga  data  kedua  dari 
pembacaan  akan  diletakkan  pada  B.2.  Begitu  pula  untuk  alamat  slave  13,  Data  akan 
disimpan pada B.5 dan B.6. 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  117 

Gambar 119: Contoh program master untuk instruksi MF1-1 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  118 

Gambar 120: Contoh program master untuk instruksi MF1-2 

 
Gambar  120  memperlihatkan  data  hasil  pembacaan  dari  seluruh  salve  yang  ada  dipetakan 
pada  R.1  hingga  R.8,  sehingga  dengan  mengaktifkan  S.1  pada  salve  dengan  alamat  8  maka 
R.1 pada master juga akan aktif. 

   

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  119 

b. MF2 

MF2  adalah  kependekan  dari  Modbus  Function  02,  fungsi  ini  dipakai  apabila  outseal  PLC 
digunakan  sebagai  master  dan  bermaksud  untuk  membaca  data  discrete/bit/digital  contact 
dari modbus slave. Tabel parameter untuk instruksi MF1 dapat dilihat pada tabel 43 
 
Tabel 43: Instruksi MF2 

Pengaturan  keterangan 

Slave  Alamat modbus slave yang akan dibaca 

Awal baca  Urutan contact yang digunakan sebagai awal pembacaan  

Jumlah  Jumlah contact yang dibaca 

Tujuan  Tempat awal penyimpanan data hasil pembacaan 

Baud Rate  Baud rate komunikasi 

Timeout  Batas waktu akses 


 
Frame  data  pada  instruksi  MF2  sama  dengan  MF1  namun object data yang dibaca dari slave 
berbeda.  MF1  membaca  tabel  discrete  coil  sedangkan  MF2  membaca  tabel  discrete contact. 
Gambar  121  memperlihatkan  bahwa  alamat  slave,  awal  baca  dan  jumlah  data sama, namun 
data yang dibaca oleh MF1 adalah data R.1 dari slave dan MF2 membaca data S.1 dari slave. 

 
Gambar 121: Perbandingan instruksi MF1 dan MF2 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  120 

 
Sebagai  contoh,  sebuah  outseal  PLC  difungsikan  sebagai  master  dan  terhubung  dengan 
sebuah  outseal  PLC  lain  yang  digunakan  sebagai  slave.  Pengkabelan  dapat  dilakukan 
menggunakan  jaringan  point-to-point  dengan  dihubungkan  secara  langsung  (TTL)  seperti 
pada gambar 122. 

 
Gambar 122: Contoh MF2, point-to-point TTL 
 
Outseal  PLC  akan  otomatis  bertindak  sebagai  slave  apabila  hardware  tersebut  telah  di 
program  menggunakan  outseal  studio.  Oleh  karena  itu  sebagai contoh program untuk salve 
pada  bahasan  ini  dapat  digunakan  program  kosong  (tanpa  diagram  tangga  sama  sekali) 
namun  perlu  dilakukan  pengaturan  pada  alamat  slave  dan  baudrate.  Pada  contoh  ini 
digunakan  baud  rate  57600 bps dan alamat slave 1 seperti terlihat pada gambar 123. Apabila 
upload  program  kosong  tersebut  sukses  maka  outseal  PLC  sudah  dapat  berkomunikasi 
sebagai modbus slave. 
  

 
Gambar 123: Pengaturan slave untuk contoh MF2 
 
Program  yang  digunakan  pada  bagian  master  dapat  dilihat  pada  gambar 124. Program pada 
master  tersebut  menunjukkan  bahwa  master  secara  terus  menerus  meminta  data  discrete 
contact  dari  slave  sebanyak  8  bit  data  melalui  instruksi  MF2  dan  hasil  pembacaan  tersebut 
disimpan  dalam  8  bit  memori  yang  dimulai  dari  B.1.  8  bit  data  hasil  pembacaan  diteruskan 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  121 

ke  output  R.1  hingga  R.8  milik  master  terlihat  pada nomor tangga ke 1 hingga ke 8. Apabila 


tidak  ada  masalah,  maka  logika  R.1  hingga  R.8  milik  master  akan  mengikuti  logika  S.1 
hingga S.8 milik slave. 

 
Gambar 124: Program master untuk contoh instruksi MF2 
   

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  122 

c. MF3 

MF3  adalah  kependekan  dari  Modbus  Function  03,  instruksi  ini  dipakai  apabila 
outseal  PLC  digunakan  sebagai  master dan bermaksud untuk membaca data register (signed 
16  bit  number)  pada  tabel  holding  register  dari  modbus  slave.  Tabel  parameter  untuk 
instruksi MF3 dapat dilihat pada tabel 44 
 
Tabel 44: Instruksi MF3 

Pengaturan  keterangan 

Slave  Alamat modbus slave yang akan dibaca 

Awal baca  Urutan nomor register yang digunakan sebagai awal pembacaan  

Jumlah  Jumlah register yang dibaca 

Tujuan  Tempat awal penyimpanan data hasil pembacaan 

Baud Rate  Baud rate komunikasi 

Timeout  Batas waktu akses 


 
Sebagai  contoh,  sebuah  outseal  PLC  difungsikan  sebagai  master  dan  terhubung  dengan 
sebuah  outseal PLC lain yang digunakan sebagai slave dan master mendapat tugas membaca 
register  dari  slave.  Pengkabelan  dapat  dilakukan  menggunakan  jaringan  point-to-point 
dengan  dihubungkan  secara  langsung  (TTL)  seperti  pada  gambar  125.  Contoh  program 
untuk  slave  dapat  dilihat  pada  gambar  126  dan  contoh  program  untuk  master  dapat dilihat 
pada gambar 127. 

 
Gambar 125: Contoh MF3, point-to-point TTL 
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  123 

Gambar 126: Program slave untuk contoh MF3 

Gambar 127: Program master untuk contoh MF3 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  124 

Pada  contoh  gambar  126  terlihat  bahwa  data  akumulasi  waktu  dari  SPWM  disalin  menuju 
I.20  sehingga  nilai  I.20  akan  selalu  mengikuti  data  akumulasi  tersebut. Karena nomor akses 
tabel  pada  modbus  RTU  dimulai  dari  0,  maka  angka  0  menunjukkan  I.1,  angka  1 
menunjukkan  I.2  dan  seterusnya  sehingga program untuk master digunakan angka 19 untuk 
parameter awal baca. Nomor tangga 1,2,3 dan 4 adalah indikator untuk data yang diperoleh. 

d. MF4 

MF4  adalah  kependekan  dari  Modbus  Function  04,  instruksi  ini  dipakai apabila outseal PLC 
digunakan  sebagai  master  dan  bermaksud  untuk  membaca  data  register  (signed  16  bit 
number)  dari  tabel  input  register  pada  modbus  slave.  Tabel  parameter  untuk  instruksi  MF4 
dapat dilihat pada tabel 45 
 
Tabel 45: Instruksi MF4 

Pengaturan  keterangan 

Slave  Alamat modbus slave yang akan dibaca 

Awal baca  Urutan register yang digunakan sebagai awal pembacaan  

Jumlah  Jumlah register yang dibaca 

Tujuan  Tempat awal penyimpanan data hasil pembacaan 

Baud Rate  Baud rate komunikasi 

Timeout  Batas waktu akses 


 
Sebagai  contoh,  sebuah  outseal  PLC  difungsikan  sebagai  master  dan  terhubung  dengan 
sebuah  outseal PLC lain yang digunakan sebagai slave dan master mendapat tugas membaca 
input  register  dari  slave.  Pengkabelan  dapat  dilakukan  menggunakan  jaringan 
point-to-point  dengan  dihubungkan  secara  langsung  (TTL)  seperti  pada  gambar  128. 
Program  untuk  slave  dapat  dibuat  dengan  program  kosong  tetapi  dengan  pengaktifan 
analog  input  melalui  pengaturan  sesuai  dengan  gambar  129  dan  contoh  program  untuk 
master  dapat  dilihat  pada  gambar  130.  Program  pada  master  menunjukkan  apabila  data 
voltase  yang  didapatkan  dari  input  analog  lebih  besar  atau  sama  dengan  500  mA  maka 
status R.1 akan true. 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  125 

 
Gambar 128: Contoh MF4, point-to-point TTL 
 
 

 
Gambar 129: Pengaktifan analog input 
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  126 

Gambar 130: Contoh program master untuk instruksi MF4 

e. MF5 
MF5  adalah  kependekan  dari  Modbus  Function  05,  instruksi  ini  dipakai apabila outseal PLC 
digunakan  sebagai  master  dan  bermaksud  untuk  menulis  data  status/bit  di  tabel  discrete 
coil pada modbus slave. Tabel parameter untuk instruksi MF5 dapat dilihat pada tabel 46 
 
Tabel 46: Instruksi MF5 

Pengaturan  keterangan 

Slave  Alamat modbus slave yang akan dibaca 

Nomor coil  Nomor coil pada slave yang dijadikan target penulisan 

Data  Status yang akan dituliskan ke slave 

Baud Rate  Baud rate komunikasi 

Timeout  Batas waktu akses 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  127 

 
Sebagai  contoh,  sebuah  outseal  PLC  difungsikan  sebagai  master  dan  terhubung  dengan 
sebuah  outseal PLC lain yang digunakan sebagai slave dan master mendapat tugas membaca 
register  dari  slave.  Pengkabelan  dapat  dilakukan  menggunakan  jaringan  point-to-point 
dengan  dihubungkan  secara  langsung  (TTL)  seperti  pada  gambar  131.  Contoh  program 
untuk  slave  dapat  dilihat  pada  gambar  132  dan  contoh  program  untuk  master  dapat dilihat 
pada gambar 133. 

 
Gambar 131: Contoh MF5, point-to-point TTL 
 

Gambar 132: Contoh program modbus slave untuk instruksi MF5 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  128 

Gambar 133: Contoh program modbus master untuk instruksi MF5 

f. MF6 

MF6  adalah  kependekan  dari  Modbus  Function  06,  instruksi  ini  dipakai apabila outseal PLC 
digunakan  sebagai  master  dan  bermaksud  untuk  menulis  data  register  (signed  16  bit 
number)  di  tabel  holding  register  pada  modbus  slave.  Tabel  parameter  untuk instruksi MF6 
dapat dilihat pada tabel 47 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  129 

 
Tabel 47: Instruksi MF6 

Pengaturan  keterangan 

Slave  Alamat modbus slave yang akan dibaca 

Register  Urutan register yang digunakan sebagai awal pembacaan  

Data  Jumlah register yang dibaca 

Baud Rate  Baud rate komunikasi 

Timeout  Batas waktu akses 


 
Sebagai  contoh,  sebuah  outseal  PLC  difungsikan  sebagai  master  dan  terhubung  dengan 
sebuah  outseal PLC lain yang digunakan sebagai slave dan master mendapat tugas membaca 
register  dari  slave.  Pengkabelan  dapat  dilakukan  menggunakan  jaringan  point-to-point 
dengan  dihubungkan  secara  langsung  (TTL)  seperti  pada  gambar  134.  Contoh  program 
untuk  slave  dapat  dilihat  pada  gambar  135  dan  contoh  program  untuk  master  dapat dilihat 
pada gambar 136. 

 
Gambar 134: Contoh MF6, point-to-point TTL 

Gambar 135: Contoh program modbus slave untuk instruksi MF6 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  130 

Gambar 136: Contoh program modbus master untuk instruksi MF6 

 
Instruksi  OSC  digunakan agar frekuensi pengiriman data menuju slave hanya dilakukan saat 
terdapat  perubahan  data  pada  I.1  saja sehingga dapat mengurangi beban kerja PLC dan juga 
beban kerja pihak slave. 

   

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  131 

Kelompok Instruksi Control 


Kelompok  instruksi  control  sampai  tulisan  ini  dibuat  masih  berisikan  satu  instruksi  saja 
yakni  PID.  PID  adalah  kependekan  dari  Proportional–Integral–Derivative. PID adalah sebuah 
sistem  kontrol  yang  bersifat  close-loop  yakni  sebuah  kontroler  yang  secara  terus-menerus 
menghitung  nilai  kesalahan  antara  nilai  yang  diinginkan  dan  nilai  yang  terukur  dan 
menjadikan  nilai  kesalahan  tersebut  sebagai  referensi  dalam  mengatur  nilai  dari  variabel 
kontrol. Perumusan instruksi PID sesuai dengan persamaan berikut 
t
de(t)
u(t) = K p e(t) + K i ∫ e(τ )dτ + K d dt
 
0

K p , K i , K d secara  berurutan  adalah  koefisien  untuk  proporsional,  integral,  dan  derivatif, dan 


nilai  semua  koefisien  tersebut  adalah  positif.  Diagram  kontrol  dari  PID  dapat  dilihat  pada 
gambar 137. 
 

 
Gambar 137: PID control diagram 
 
Instruksi  PID  membutuhkan  10  ruang  data  yang  diambil  dari  variabel  integer  untuk 
melakukan proses perhitungan. Berikut urutan data pada PID 
   

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  132 

Tabel 48: Urutan data pada PID 

Urutan  Object  Keterangan 

1  Input (PV)  Proses variable, Nilai ini umumnya didapat dari sensor 

2  Set point (SP)  Nilai PV yang diinginkan, nilai ini diatur oleh pengguna 

3  Output (CV)  Nilai hasil perhitungan PID, digunakan sebagai CV, read only 

4  Kp  Konstanta untuk proportional gain, diatur oleh pengguna 

5  Ki  Konstanta untuk Integral gain, diatur oleh pengguna 

6  Kd  Konstanta untuk Derivative gain, diatur oleh pengguna 

7  Interval  Interval proses perhitungan PID 

8  Error Sum  Nilai akumulasi error, read only 

9  Last Error  Nilai error yang terakhir, read only 

10  Internal  Penggunaan internal, read only 


  
   

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  133 

 
Gambar 138: Instruksi PID 
 
Mengacu  pada  contoh  instruksi  PID  dengan  sumber  data  memori  adalah  I.21  seperti  pada 
gambar  138,  maka  pemetaan  10  data  yang  dimulai  dari  I.21  akan  sesuai  dengan  tabel 
berikut. 
 
Tabel 49: pemetaan data PID 

Urutan  Object  Memori 

1  Input (PV)  I.21 

2  Set point (SP)  I.22 

3  Output (CV)  I.23 

4  Kp  I.24 

5  Ki  I.25 

6  Kd  I.26 

7  Interval  I.27 

8  Error Sum  I.28 

9  Last Error  I.29 

10  Internal  I.30 


  
Umumnya  variabel  proses  diamati  melalui  analog  input  dimana  pada  outseal  PLC  dapat 
digunakan  pin  A.1  atau  A.2.  Set-point  ditentukan oleh pengguna melalui instruksi SET atau 
COPY.  Variabel  kontrol  yang  dihasilkan  bisa  digunakan  untuk  mengatur  frekuensi  pulsa 
yang  dapat  diatur  melalui  alih  fungsi  pin  R.7.  Berikut  adalah  diagram  tangga  contoh 
pengaturan parameter untuk instruksi PID. 
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  134 

 
Gambar 139: Contoh instruksi PID 
 
Jenis  data  untuk  PV  dan  CV  dalam  PID  adalah  16  bit  dimana  mempunyai  rentang  data 
±32,768.  Untuk memetakan rentang data sesuai dengan rentang data yang di inginkan dapat 
digunakan  instruksi  SCALE.  Contoh  aplikasi  instruksi  PID  dapat  dilihat  pada  gambar  140 
dan 141. 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  135 

 
Gambar 140: Contoh wiring aplikasi PID 
 

 
Gambar 141: Contoh PID control diagram 
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  136 

Kelompok Instruksi Array 


Kelompok  instruksi  array  adalah  kelompok  instruksi  yang  memproses  kumpulan  data  baik 
data  berupa  bit  atau  register.  Hingga  saat  buku  ini  dibuat  outseal  studio hanya mempunyai 
instruksi untuk kumpulan data berupa bit saja.  

a. BSL 
BSL  adalah  kependekan  dari  Bit  Shift  Left.  Instruksi  ini  berfungsi  mengambil  suatu 
kumpulan  bit  (bit  array)  kemudian  menggeser  kumpulan  bit tersebut ke arah kiri (ke urutan 
yang  lebih  besar)  kemudian mengembalikan kembali ke lokasi pengambilan data. Parameter 
dari instruksi ini dapat dilihat pada tabel berikut. 
 
Tabel 50: Parameter instruksi BSL 

Parameter  Keterangan 

Bit array  Titik awal kumpulan bit yang akan diproses 

Jumlah Bit  Jumlah bit yang akan di proses 

Penggeser  Bit yang akan dimasukkan ke dalam kumpulan 

Geseran  Bit sisa pergeseran kumpulan bit 


 
Instruksi  ini  memulai  proses  data pada saat transisi kondisi jalur masuk dari tidak berenergi 
menuju  berenergi.  Contoh  pada  gambar  122  memperlihatkan  bahwa  saat  jalur  masuk 
instruksi  ini  berubah  dari  tidak  berenergi  menuju  berenergi  akibat  perubahan  status  S.1, 
maka  status  dari  S.3  akan  digunakan  untuk  menggeser  kumpulan  bit  B.2  hingga  8  bit 
diatasnya  dan  status  bit  hasil  geseran  nya  akan  diberikan  kepada  R.1  sesuai  pada  gambar 
142 , 143 dan 144. 
 

 
Gambar 142: Contoh program BSL 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  137 

 
Gambar 143: Contoh 1 untuk BSL 
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  138 

 
Gambar 144: Contoh 2 untuk BSL 
 
   

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  139 

b. BSR 

BSR  adalah  kependekan  dari  Bit  Shift  Right.  Instruksi  ini  berfungsi  mengambil  suatu 
kumpulan  bit  (bit  array)  kemudian  menggeser  kumpulan  bit  tersebut  ke  arah  kanan  (ke 
urutan  yang  lebih  kecil)  kemudian  mengembalikan  kembali  ke  lokasi  pengambilan  data. 
Parameter dari instruksi ini dapat dilihat pada tabel berikut. 
 
Tabel 51: Parameter instruksi BSR 

Parameter  Keterangan 

Bit array  Titik awal kumpulan bit yang akan diproses 

Jumlah Bit  Jumlah bit yang akan di proses 

Penggeser  Bit yang akan dimasukkan ke dalam kumpulan 

Geseran  Bit sisa pergeseran kumpulan bit 

Instruksi  ini  memulai  proses  data  pada  saat transisi kondisi jalur masuk dari tidak berenergi 


menuju  berenergi.  Contoh  pada  gambar  125  memperlihatkan  bahwa  saat  jalur  masuk 
instruksi  ini  berubah  dari  tidak  berenergi  menuju  berenergi  akibat  perubahan  status  S.1, 
maka  status  dari  S.3  akan  digunakan  untuk  menggeser  kumpulan  bit  B.2  hingga  8  bit 
diatasnya  dan  status  bit  hasil  geseran  nya  akan  diberikan  kepada  R.1  sesuai  pada  gambar 
145, 146 dan 147. 

Gambar 145: Contoh program BSR 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  140 

 
Gambar 146: Contoh 1 untuk BSR 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  141 

 
Gambar 147: Contoh 1 untuk BSR 
   

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  142 

Memulai pengoperasian 
Hal-hal penting yang harus ditentukan saat memulai pengoperasian outseal studio adalah: 

1. Hardware yang digunakan 


2. Setting komunikasi dengan PC 

Setiap  project  yang akan dibuat harus memperhatikan kedua hal diatas. Untuk mempercepat 


pemahaman,  buku  ini  menggunakan  contoh  project  untuk  dicoba  langsung.  Project  yang 
digunakan pada bab ini ada tiga yakni lampu berkedip, lampu berjalan dan quiz 3 regu. 

Project lampu kedip 

Target  dari  project  ini  adalah  sebuah  lampu  dapat  berkedip  dengan  waktu  yang  telah 
ditentukan.  Langkah  pertama yang harus dilakukan adalah dengan membuka outseal studio. 
Tampilan dari outseal studio akan seperti dalam gambar 148. 

Gambar 148: Project baru outseal studio 

Jendela  pengaturan  dibuka  dengan  klik  tombol  setting  dan  dapat  dilihat  pada  gambar  149. 
Nama  project  dapat  diubah  pada  jendela ini melalui kolom nama. Hardware yang digunakan 
dipilih  sesuai  dengan jenis hardware yang digunakan. Dalam contoh ini digunakan hardware 
outseal  PLC  mega  v.1.  Kolom  port  harus  diisi  dengan  COM  port  yang  sesuai  dengan 
hardware atau bisa di cek pada jendela device manager seperti pada gambar 150. 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  143 

Gambar 149: Pengaturan pada contoh lampu kedip 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  144 

Gambar 150: Device manager untuk pengamatan COM port yang digunakan 

Klik  tab  instruksi  pada  bagian atas maka daftar instruksi yang dapat digunakan akan terlihat 


seperti  pada  gambar  151.  Langkah  selanjutnya  meletakkan  instruksi  yang  diinginkan  pada 
diagram  tangga.  Terdapat  3  cara  yang  dapat  dipilih  untuk  dilakukan  yakni  dengan  drag 
instruksi  yang  akan  digunakan  menuju  tangga  seperti  pada  gambar  152,  dengan  klik  kanan 
tangga  kemudian  drag  instruksi  seperti  pada  gambar  153  atau  dengan  drag  instruksi  dari 
papan  instruksi  seperti  pada  gambar  154.  Papan  instruksi  dapat  ditampilkan  dengan 
menekan tombol F5 pada keyboard. Tekan F5 kembali untuk menutup papan instruksi. 

Gambar 151: Tampilan tab instruksi 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  145 

Gambar 152: Drag instruksi dari tab instruksi 

Gambar 153: Klik kanan tangga dan drag instruksi 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  146 

Gambar 154: Drag instruksi dari papan instruksi 

Penambahan  anak  tangga  dapat  dilakukan  dengan  menekan  tombol  plus  pada  sisi  kiri 
diagram  seperti  terlihat  pada  gambar  155.  Kemudian  dilanjutkan  dengan  penambahan 
instruksi seperti pada gambar 156. 

Gambar 155: Tambah tangga 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  147 

Gambar 156: Daftar instruksi tanpa parameter 

Pemberian  parameter  dapat  dilakukan  dengan  klik  kanan  instruksi  dan  pilih  variabel  yang 
dikehendaki  seperti pada gambar 157. Atau dengan drag dari papan pungut data seperti pada 
gambar  158.  Hasil  dari  pengisian  parameter  source  pada  instruksi  PWM  dapat  dilihat  pada 
gambar 159. 

Gambar 157: Parameter ambil dari klik kanan 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  148 

Gambar 158: Parameter drag dari papan pungut data 

Gambar 159: Instruksi SPWM dengan sumber P1 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  149 

Pengisian  parameter  untuk  instruksi  NO  dapat  dilakukan  dengan  beberapa  pilihan  cara 
yakni  drag  dari  status  pada  instruksi  PWM seperti pada gambar 160, drag dari papan pungut 
data seperti pada gambar 161 atau dengan klik kanan seperti pada gambar 162. 

Gambar 160: Drag parameter dari instruksi lain 

Gambar 161: Ambil parameter dari papan pungut data 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  150 

Gambar 162: Pengisian parameter melalui klik kanan instruksi 

Gambar 163: Diagram tangga dengan parameter, kecuali SPWM 

Gambar  163  memperlihatkan  keseluruhan  program  untuk  project  lampu  berkedip  namun 
tersisa  parameter  untuk  instruksi  SPWM  yang  belum  lengkap.  Pengisian  parameter  untuk 
SPWM  dilakukan  dengan  klik  dua  kali  seperti  terlihat  pada  gambar  164  dan  hasil  akhir  dari 
program dapat dilihat pada gambar 165. 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  151 

Gambar 164: Pengisian parameter SPWM dengan klik 2 kali 

Gambar 165: Diagram tangga dengan parameter 

Test  program  dilakukan  dengan  menekan  tombol  test  seprti  terlihat  pada  gambar  166  dan 
apabila tidak ada kesalahan maka akan terdapat pesan seperti terlihat pada gambar 167. 

Gambar 166: Test program 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  152 

Gambar 167: Pesan berhasil 

Sebelum  program dikirim ke hardware, program dapat disimulasikan terlebih dahulu dengan 
menekan  tombol  simulasi  seperti  terlihat pada gambar 168. Apabila program sudah berjalan 
sesuai  dengan  harapan  maka  langkah  selanjutnya  adalah  menekan  tombol  upload  untuk 
mengirim  program  tersebut  menuju  hardware  dan di simpan dalam flash memory hardware. 
Apabila  proses  upload  telah  berhasil,  maka  pesan  keberhasilan  akan  terlihat  seperti  pada 
gambar 169. 

Gambar 168: Simulasi program 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  153 

Gambar 169: Pesan berhasil upload 

Untuk  monitoring  kerja  hardware  secara  realtime  dapat  dilakukan  dengan  menekan  tombol 
online seperti terlihat pada gambar 170. 

Gambar 170: Online program 

Pengkabelan  output  dari  hardware  untuk  program  contoh  lampu  berkedip  ini  dapat 
dilakukan  dengan  menggunakan  relay  coil  secara  langsung  seperti  pada  gambar  171  atau 
dapat menggunakan relay module seperti pada gambar 172. 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  154 

Gambar 171: Pengkabelan hardware menggunakan relay coil 

Gambar 172: Pengkabelan menggunakan relay module 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  155 

Project lampu berjalan 

Program  untuk  lampu  berjalan  dapat  dilakukan  dengan  berbagai  cara.  Cara  yang  paling 
mudah  untuk  dicontohkan  adalah  dengan  cara  perbandingan  seperti  pada  gambar  173 
berikut.  Program  ini  dilakukan dengan membangkitkan penambahan nilai secara akumulatif 
menggunakan  instruksi SPWM dengan interval 1 detik dan membandingkan nilainya dengan 
nilai  yang  diinginkan.  Pengkabelan  untuk  output  lebih  dari satu dicontohkan menggunakan 
relay module seperti pada gambar 174. 

Gambar 173: Program lampu berjalan 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  156 

Gambar 174: Pengkabelan program lampu berjalan menggunakan relay module 

   

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  157 

Project Quiz tiga regu (cerdas cermat) 

Sebagai  contoh  project  yang  menggunakan  switch,  project  quiz  3  regu  dipakai  sebagai 
contoh  dan  dapat  dilihat  pada  gambar  175  dan  pengkabelan  untuk  project  quiz  3  regu  ini 
dapat dilihat pada gambar 177. 

Gambar 175: Program quiz tiga regu 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  158 

Gambar 177: pengkabelan program kuis menggunakan relay coil 

   

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  159 

Komunikasi dengan perangkat luar 


Untuk  berkomunikasi  dengan  perangkat  lain,  outseal  menggunakan  jalur  komunikasi  serial 
(UART).  Outseal  PLC  nano  mempunyai  satu  buah  port  serial  dan  outseal  PLC  mega 
mempunyai dua buah port serial seperti terlihat pada gambar 178. 

Gambar 178: Serial port pada outseal PLC 

Topologi jaringan komunikasi terbagi menjadi tiga yakni: 

1. Multi-drop 

2. Multi-point  

3. Point-to-point 

Jaringan  multi-drop  adalah  sebuah  jaringan  yang  memiliki  satu  pihak  pengirim 
(master/transceiver)  saja  dan  memiliki  banyak  penerima  (slave/receiver).  EIA-422/485 
interface  [RS422/RS485]  adalah  contoh  dari  jenis  jaringan  ini  dimana  terdapat  satu  master 
yang  berkomunikasi  dengan  banyak  salve  dan  semuanya  terhubung  dalam  interface  (kabel) 
yang  sama.  Jaringan  multi-point berbeda dengan multi-drop dimana setiap perangkat dapat 
menjadi  pihak  master  atau  pihak  slave  yang  artinya  terdapat  lebih  dari  satu  master. 
Sedangkan point-to-point adalah jaringan dengan dua peserta saja. 

Outseal  menggunakan  protokol  komunikasi  standar  yang  umum  digunakan  pada  PLC yakni 
protokol  komunikasi  dengan  nama  “MODBUS”.  Dengan  protokol  modbus,  outseal  dapat 
berkomunikasi  pada  jaringan  multi-drop  atau  pada  point-to-point.  Arti  kata  “protokol” 
adalah  “aturan”  sehingga  yang  dimaksud  dari  suatu  protokol  komunikasi  adalah  suatu 
aturan  pada  proses  komunikasi  agar  berjalan  sesuai  dengan  harapan.  Salah  satu  contoh 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  160 

aturan  berkomunikasi  antar  manusia  adalah  aturan  komunikasi  pada  komunitas  radio 
amatir  (handy  talkie)  yang  mengharuskan  berbicara  secara  bergantian.  Contoh  yang  lain 
adalah  pemakaian  sandi  dalam  berkomunikasi  antar  agen  rahasia dan masih banyak contoh 
lain.  Apabila  aturan-aturan  tersebut  tidak  dijalankan,  maka  proses  komunikasi  tidak  akan 
berjalan  sesuai  harapan.  Begitu  pula  dengan  komunikasi  antar  perangkat  elektronik, 
terdapat  juga  aturan-aturan  yang  dibuat  demi  kelancaran  berkomunikasi.  Suatu  aturan 
tersebut  bisa  menyangkut  tata  cara  berkomunikasi  atau  bahkan  kelengkapan  hardware 
untuk komunikasi. Aturan-aturan komunikasi itu disebut sebagai protokol komunikasi. 
 
Protokol Modbus  
Modbus  adalah  sebuah  protokol  komunikasi  yang  dikembangkan  oleh  Modicon  pada  tahun 
1979  digunakan  untuk  mengatur  komunikasi  dengan  PLC.  Protokol  ini telah bersifat royalty 
free  sehingga  seseorang  tidak  perlu  membayar  royalti  kepada  pihak  Modicon  jika  orang 
tersebut  menerapkan  protokol  ini  pada  produknya.  Oleh  sebab  itulah  protokol  ini  menjadi 
terkenal dan banyak dipakai hingga sekarang.  
 
Apabila  sebuah  perangkat  luar  ingin  berkomunikasi  dengan  PLC,  maka  perangkat  luar 
tersebut  harus  mengikuti  aturan  komunikasi  yang  digunakan  PLC  tersebut.  Jika  PLC 
tersebut  menggunakan  protokol  komunikasi  modbus,  maka  perangkat  luar  tersebut  juga 
harus  mengikuti  aturan  modbus  tersebut.  Karena  outseal  PLC  menggunakan  protokol 
modbus  dalam  berkomunikasi,  maka  apabila  seseorang  ingin  perangkatnya  berkomunikasi 
dengan  outseal  PLC,  maka  orang  tersebut  harus  mengerti  terlebih  dahulu  dasar  dari 
protokol modbus ini.  
 
Karena  media  komunikasi  dan  jenis  data  yang  bermacam-macam  maka  protokol  MODBUS 
ini  pun menjadi bermacam-macam, tetapi inti dari format komunikasi datanya adalah sama. 
Berikut beberapa jenis protokol modbus 
1. Modbus RTU 
2. Modbus ASCII 
3. Modbus TCP 
4. Modbus over UDP 
5. Dan lain-lain 
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  161 

Outseal  memilih  menggunakan  modbus  RTU  (Remote  Terminal  Unit)  sebagai  protokol 
komunikasi.  Berikut  ini  adalah  daftar  aturan  yang  telah  disederhanakan  untuk  membantu 
memahami protokol modbus. 
 
1. Ada  yang bertindak sebagai master dan ada yang bertindak sebagai slave. Master adalah 
promotor  komunikasi  dan  bertindak  sebagai  pengontrol  komunikasi  sedangkan  slave 
adalah pihak yang di kontrol oleh master. 
2. Dalam  sebuah  sistem  komunikasi,  hanya  terdapat  satu  master  saja  dan  jumlah  slave 
bisa mencapai 255 
3. Setiap slave harus mempunyai alamat yang berbeda dari slave yang lain 
4. Jika  komunikasi  yang  dilakukan  menggunakan  interface  RS232  atau  TTL  maka  jumlah 
slave  dibatasi  hanya  satu  saja  (point-to-point).  Berbeda  apabila  menggunakan 
RS485/RS422,  dimana  jumlah  slave  dapat  dipasang  banyak  (multi-drop).  Begitu  pula 
dengan  panjang  kabel, teknologi  RS485 memungkinkan pemakaian kabel yang panjang 
hingga  kurang  lebih  1  km,  sedangkan  jika  menggunakan  RS232  maka  kabel  yang 
digunakan  tidak  boleh  lebih dari 15 meter dan jika menggunakan TTL, maka kabel yang 
digunakan tidak boleh lebih dari 2 meter. 
5. Komunikasi  diawali  dengan  master  mengirim  data  request  ke  semua  slave,  data 
tersebut berbentuk frame (kumpulan data disusun seri) mengandung: 
a. Alamat slave 
b. Kode fungsi 
c. Data 
d. CRC 
 

 
Gambar 179: Frame data request dikirim oleh master 
 
Frame  data  terlihat  seperti  pada  gambar  179.  Setelah  master  mengirim  frame  data 
request,  maka  semua  perangkat  slave  akan  menerima  data  request  tersebut  dan 
apabila  terdapat  kesesuaian  antara  alamat  slave  pada  frame  data  request  dengan 
alamat  slave  yang  dimiliki  salah  satu  perangkat  slave,  maka  slave  dengan  alamat 
yang  sesuai  tersebut  tersebut  akan  memprosesnya.  Perangkat  slave  dengan  alamat 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  162 

yang  tidak  sesuai  dengan  frame  request  akan  mengabaikannya.  Oleh  sebab  itulah 
alamat setiap slave harus berbeda. 
 
6. Setelah  menerima  data  request  dari  master,  maka  slave  akan  merespon  dengan  cara 
mengirim  kembali  sebuah  data  respon  menuju  master.  Data  tersebut  menunjukkan 
jawaban  dari  slave  yang merupakan informasi bahwa data yang diterima tersebut sudah 
lengkap,  gagal  atau  sudah  diproses  dengan  benar  oleh  slave.  Data  respon  yang  dikirim 
kembali oleh slave juga merupakan frame data sesuai dengan gambar 180 berikut 
 

 
Gambar 180: Frame data dikirim oleh slave 
 
7. Proses  pengiriman  data  dilakukan  dengan  bergantian,  dimana  slave  dan  master  tidak 
boleh  mengirim  data  secara  bersamaan  dan  masterlah  yang  mengontrol  pengiriman 
data.  Master  mengirim  data  request  terlebih  dahulu  kemudian  dilanjutkan  dengan 
pengiriman  respon  jawaban  oleh  slave  yang  mempunyai  alamat  slave  yang  sesuai 
dengan  frame  data  request.  Apabila  perangkat  slave  yang  ingin  diajak  berkomunikasi 
tidak  ada  (contoh:  master  mengirim  data  request  dengan  alamat  slave  =  7,  tetapi  tidak 
ada  perangkat  slave  dengan  alamat  7  dalam  jaringan),  maka  master  tidak  akan 
memperoleh  jawaban  hingga  batas  waktunya  (time  out).  Hal  ini  dapat  diartikan  bahwa 
komunikasi  dengan  slave  dengan  alamat  no  7  dinyatakan  gagal  karena  waktu  habis. 
Master  boleh  mengirim  data  request  lagi  setelah  time  out  atau  setelah data respon dari 
slave sukses diterima. 
 
Sebagai  contoh,  terdapat  satu  outseal  PLC  terhubung  ke  jaringan multi-drop menggunakan 
media  RS485  dengan  3 outseal PLC yang lain sebagai slave dengan alamat 8,13 dan 5 seperti 
dengan gambar 181. 
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  163 

 
Gambar 181: Komunikasi outseal PLC pada jaringan multi-drop  
 
Apabila  master  ingin  mengirim  atau  membaca  data  dari  perangkat  slave  dengan  alamat  8 
dan  5,  maka  proses  komunikasi  harus  dilakukan  bergantian.  Master  boleh  memilih  dengan 
slave  nomor  berapa  saja  untuk  berkomunikasi terlebih dahulu tidak harus berurutan. Sesuai 
dengan  contoh  pada  gambar  182,  master  berkomunikasi  terlebih  dahulu  dengan  salve  8 
kemudian  dilanjutkan  dengan  berkomunikasi  dengan  slave  5.  Komunikasi  dengan  salve  8, 
diawali  dengan  master  mengirim  paket  data  request  dengan  alamat  slave  =  8,  kemudian 
dilanjutkan  dengan  master  menunggu  data  respon  dari  salve  hingga  timeout  yang 
ditentukan  oleh  master  sendiri.  Jika  proses  menunggu data dari slave sudah habis (timeout) 
maka  proses  komunikasi  dikatakan  gagal.  jika  mendapat  balasan  dari  slave  8  sebelum 
timeout  maka  master  bisa  memproses  data  balasan  tersebut  sebagai  jawaban  dari  slave. 
Kemudian  proses  tersebut  diulang  untuk  slave  dengan  alamat  yang  lain.  Setelah  alamat 
slave  terakhir  memberi  respon,  maka  master  mengulang  berkomunikasi  dengan  perangkat 
slave  pertama  lagi  (slave  8).  Walaupun  terdapat  banyak  jumlah  slave  yang  terhubung  pada 
jaringan, master tidak diharuskan berkomunikasi dengan semua perangkat slave yang ada. 
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  164 

 
Gambar 182: Timeline komunikasi modbus   

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  165 

Bingkai data Modbus RTU 


 
Paket  data  yang  dikirim  oleh  master  disebut  dengan  query  atau  request  dan  paket  data 
balasan  yang  dikirim  oleh  slave  disebut  dengan  respons.  Secara  umum  paket  data  yang 
dikirim oleh master terdiri dari beberapa data sesuai dengan gambar 183 berikut 
 

 
Gambar 183: Frame data request 
 
a. Alamat Slave 
Alamat  slave  berjumlah  1  byte,  dan  1  byte  adalah  8  bit  atau  angka  255  dalam desimal, oleh 
sebab  itulah  slave  dibatasi  jumlahnya  hanya  255  karena  jumlah  byte  untuk  alamat  slave 
yang  disediakan  hanya  1  byte.  Dan  umumnya  alamat  0  digunakan  untuk 
broadcast/announcement sehingga jumlah slave dibatasi 254 saja. 
 
b. Kode Fungsi 
Kode  fungsi  menyatakan  keinginan  master  terhadap  slave  (membaca  atau  mengubah data). 
Kode fungsi modbus RTU terangkum dalam tabel berikut: 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  166 

Tabel 52: Kode fungsi 

Kode  Fungsi umum  Pada outseal 


Fungsi 

01  Membaca bit pada tabel  Membaca Relay dan Binary  


discrete coil  (R.1 hingga R.128 dan B.1 hingga B.128) 

02  Membaca bit pada tabel  S.1 hingga S.128 


discrete contact 

03  Membaca register pada tabel  I.1 hingga I.100 


holding register 

04  Membaca register pada tabel  A.1 hingga A26 


input register 

05  Menulis data bit pada tabel  Mengendalikan B.1 hingga B.128 
discrete coil 

06  Menulis data register pada  Mengubah nilai I.1 hingga I.100 
tabel holding register 

 
Umumnya  data ditulis dalam bilangan hexadesimal untuk memudahkan penulisan. Software 
kalkulator  pada  PC  dapat  digunakan  untuk  mengubah  data  hexadesimal  ke  desimal  atau ke 
biner  agar  lebih  cepat.  Dari  gambar  di  bawah  terlihat  bahwa  angka  11  hexadesimal  =  17 
desimal = 0001-0001 biner. 
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  167 

 
Gambar 184: Software kalkulator pada PC 
c. Data 
Bingkai  data  mempunyai  jumlah  data  yang  tergantung  dari  kode  fungsi.  Berikut  contoh 
frame data request untuk mengakses outseal PLC dengan kode Fungsi 1 ( membaca coil). 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  168 

 
Gambar 185: Contoh komunikasi data 
 
Berdasarkan  gambar  185,  master  mengirim  data  request  1101001300250E84  dan  kemudian 
slave  merespon  dengan  110105CD6BB20E1B45E6.  Keterangan  tentang  data  request  yang 
dikirim oleh master dapat dilihat pada tabel berikut 
 
Tabel 53: Contoh data request 

  Alamat  Kode  Data  CRC 


slave  fungsi 
Awal pembacaan   Jumlah yang dibaca 

Dalam hex  11   01  0013  0025  0E84 

Dalam  17  01  19  37  3716 


desimal 

 
Apabila  kode  fungsi  pada  data  request  adalah  01,  ini  berarti  master  ingin  membaca  data 
status  coil  dari  slave.  Dilanjutkan  dengan  4  byte  data  (00  13  00  25).  2  byte  pertama  (0013) 
adalah  alamat  mulainya  pembacaan  dan  2  byte  selanjutnya  (0025)  adalah  jumlah  coil  yang 
akan dibaca.  
 
Tabel  data  di  atas  menunjukkan  bahwa  awal pembacaan data adalah 19 dan jumlah bit yang 
dibaca  adalah  37.  Karena  pembacaan  modbus  dimulai  dari angka 0 maka alamat pembacaan 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  169 

19  berarti  bit  ke  19+1  pada coil yakni bit ke 20. Dan jumlah bit yang dibaca = 37 dimulai dari 


bit ke 20. Secara visual di outseal studio dapat digambarkan seperti gambar 168 berikut 

 
Gambar 186: visualisasi pembacaan data 
 
Apabila  pihak  master  ingin  membaca  status  R.1  sampai  R.128  pada  outseal  PLC  yang 
bertindak  sebagai  slave,  maka  master  harus  mengirim  paket  (frame)  data  request  menuju 
outseal  PLC  dengan  alamat  slave  yang  sesuai  dan  menggunakan  kode  fungsi  01 (membaca 
coil).  Setelah  itu  slave  (outseal  PLC)  akan memberi balasan dengan alamat dan kode fungsi 
yang  sama  disertai dengan data yang ada. Tabel 44 menunjukkan respon dari slave dan dari 
tabel  tersebut  didapatkan  data  05CD6BB20E1B  dari  salve.  Arti  dari  data  tersebut  dibahas 
dalam bab selanjutnya.  
 
Tabel 54: Contoh data respon 

  Alamat  Kode  Data  CRC 


slave  fungsi 
05CD6BB20E1B 

Dalam hex  11   01  05CD6BB20E1B  45E6 

Dalam  17  01     


desimal 

 
 
d. CRC 
Cyclic redundancy check (CRC) adalah sebuah metode untuk  pengecekan kesalahan sebuah 
data  yang  dikirim.  CRC  adalah  sebuah  nilai/konstanta  yang  dihitung  dari  pemrosesan 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  170 

data-data  yang  masuk.  Apabila  data  yang  masuk  lebih  dari  satu  maka  CRC  akan  dihitung 
bergantian  secara  seri,  sehingga  berapapun  jumlah  data  yang  masuk  hasil akhirnya adalah 
sebuah  konstanta.  Cara  mudah  untuk  menghitung  CRC  adalah  menggunakan  online 
calculator. Berikut adalah beberapa calculator modbus RTU online: 
 
1. https://www.lammertbies.nl/comm/info/crc-calculation.html 
2. https://www.scadacore.com/tools/programming-calculators/online-checksum-calcul
ator/ 
 
Pada  contoh  diatas  master  mengirim  data  request  “1101001300250E84”,  ini  berarti  data 
yang  dikirim  sebenarnya  hanya  110100130025  sedangkan  0E84  adalah  data  hasil 
perhitungan  CRC  yang  dilakukan  oleh  master.  Perlu  diketahui  dan  diingat  bahwa  0E84 
adalah  sebuah  konstanta  hasil  perhitungan  CRC  yang  dilakukan  oleh  master  terhadap  data 
110100130025.  Setelah slave menerima data 1101001300250E84 dari master, slave juga akan 
memilah  data  ini  menjadi  2  bagian  yakni  110100130025  dan  0E84.  Kemudian  slave  akan 
menghitung  CRC  sendiri  dari  data  bagian  pertama  yang  diterimanya  yakni  110100130025 
seperti apa yang dilakukan master.  
 
Karena  rumus  perhitungan  CRC  antara  master  dan  slave  adalah  sama,  maka  CRC  hasil 
perhitungan  slave  juga  seharusnya  sama  dengan  data  bagian  kedua  dari master yakni 0E84. 
Jika  ternyata  sama,  berarti  data  yang  dikirim  master  adalah  sama  dengan  data  yang 
diterima  slave.  Namun  gangguan  komunikasi  bisa  saja  terjadi yang menyebabkan data yang 
dikirim  oleh  master  tidak  sama  dengan  data  yang  diterima  oleh  slave  misal  akibat  EMI 
noise,  ripple  voltage  noise  dsb.  Dengan  adanya  perhitungan  CRC maka, kesalahan ini dapat 
terlihat  dari  perbedaan  CRC  hasil  perhitungan  master  dan  CRC  hasil  perhitungan  slave. 
Sehingga  fungsi  dari  CRC  ini  adalah  mengetahui  apakah  data  yang  dikirim  oleh  master 
adalah sama dengan yang diterima oleh slave. 
   

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  171 

Contoh Komunikasi 
Berikut adalah format data request dan respon pada kode fungsi modbus 

Kode  Master (Request )  jumlah  Slave (Respon )  jumlah 


fungsi  byte  Byte (slave) 

01  11 01 0013 0025 0E84    11 01 05 CD6BB20E1B 45E6   


       
Alamat slave = 11  1 byte  Alamat slave : 11  | 1 byte | 
Kode fungsi = 01  1 byte  Kode fungsi: 01  | 1 byte | 
Alamat awal baca = 0013  2 byte  Jumlah byte data : 05  | 1 byte | 
Jumlah yg dibaca = 0025  2 byte  coil 27-20 = CD (1100 1101)  | 1 byte | 
CRC = 0E84   2 byte  coil 35-28 = 6B (0110 1011)  | 1 byte | 
  coil 43-36 = B2 (1011 0010)  | 1 byte | 
  coil 51-44 = 0E (0000 1110)  | 1 byte | 
  000  +  coil  56-52  =  1B    (0001  | 1 byte | 
  1011)   
  CRC = 45E6  | 2 byte | 
   
  Jumlah  data  dalam  8  bit,  jika 
  data  terakhir  hanya  4  bit  maka 3 
  bit sisanya akan diisi angka 0. 
   
Total byte = 8 byte  Total  byte  =  tergantung  dari 
jumlah  data  yang  ingin  dibaca 
oleh master 

 
 
 
 
 
 
 
 
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  172 

Kode  Master (Request )  jumlah  Slave (Respon )  jumlah 


fungsi  byte  Byte (slave) 

02  11 02 00C4 0016 BAA9    11 02 03 ACDB35 2018   


       
Alamat slave = 11  1 byte  Alamat slave : 11  | 1 byte | 
Kode fungsi = 02  1 byte  Kode fungsi: 02  | 1 byte | 
Alamat awal baca = 00C4  2 byte  Jumlah byte: 03  | 1 byte | 
Jumlah yg dibaca = 0016  2 byte  coil 27-20 = CD (1100 1101)  | 1 byte | 
CRC = 0E84   2 byte  coil 35-28 = 6B (0110 1011)  | 1 byte | 
  coil 43-36 = B2 (1011 0010)  | 1 byte | 
  coil 51-44 = 0E (0000 1110)  | 1 byte | 
  000  +  coil  56-52  =  1B    (0001  | 1 byte | 
  1011)   
  CRC = 45E6  | 2 byte | 
Total = 8 byte   
Total  =  tergantung  jumlah  data 
yang ingin dibaca oleh master 

03  11 03 006B 0003 7687    11 03 06 AE41 5652 4340 49AD   


       
Alamat slave = 11  1 byte  Alamat slave : 11  | 1 byte | 
Kode fungsi = 03  1 byte  Kode fungsi: 03  | 1 byte | 
Alamat awal baca = 006B  2 byte  Jumlah byte: 06  | 1 byte | 
Jumlah yg dibaca = 0003  2 byte  Data ke 1 = AE41  | 2 byte | 
CRC = 7687   2 byte  Data ke 2 = 5652  | 2 byte | 
  Data ke 3 = 4340  | 2 byte | 
  CRC = 49AD  | 2 byte | 
   
  Total  =  tergantung  jumlah  data 
Total = 8 byte  yang ingin dibaca oleh master 

 
   

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  173 

Kode  Master (Request )  jumlah  Slave (Respon )  jumlah 


fungsi  byte  Byte (slave) 

04  11 04 0008 0001 B298    11 04 02 000A F8F4   


       
Alamat slave = 11  1 byte  Alamat slave : 11  | 1 byte | 
Kode fungsi = 04  1 byte  Kode fungsi: 04  | 1 byte | 
Alamat awal baca = 0008  2 byte  Jumlah byte: 02  | 1 byte | 
Jumlah yg dibaca = 0001  2 byte  Data ke 1 = 000A  | 2 byte | 
CRC = B298  2 byte  CRC = F8F4  | 2 byte | 
 
Total = 8 byte 

05  11 05 00AC FF00 4E8B    11 05 00AC FF00 4E8B   


Alamat slave = 11     
Kode fungsi = 05  Alamat slave: 11  | 1 byte | 
Alamat awal data= 006B  Kode fungsi: 05  | 1 byte | 
Nilai diberikan = FF00  Alamat coil: 00AC  | 2 byte | 
CRC = 4E8B  Status yang ditulis: FF00  | 2 byte | 
  CRC : 4E8B  | 2 byte | 
   
Total = 8 byte  Total  =  tergantung  jumlah  data 
yang ingin dibaca oleh master 

06  11 06 0001 0003 9A9B    11 06 0001 0003 9A9B   


Alamat slave = 11     
Kode fungsi = 06  Alamat slave: 11  | 1 byte | 
Alamat awal data= 006B  Kode fungsi: 06  | 1 byte | 
Nilai diberikan = 0003  Alamat register: 0001  | 2 byte | 
CRC = 9A9B  Nilai yang ditulis: 0003  | 2 byte | 
  CRC: 9A9B  | 2 byte | 
   
Total = 8 byte  Total = 8 byte 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  174 

Contoh komunikasi 
 
Outseal  PLC  dapat  berkomunikasi  dengan  perangkat  luar  menggunakan  protokol 
komunikasi  modbus  RTU.  Untuk  memudahkan  belajar  komunikasi  dengan  outseal  PLC, 
contoh-contoh akan diberikan dengan menggunakan berbagai contoh aplikasi dan interface. 
 

Outseal PLC sebagai slave 

Saat  sebuah  hardware  telah  sukses  di  program  menggunakan  outseal studio maka hardware 


tersebut  sudah  otomatis  menjadi  sebuah  perangkat  modbus slave. Buku ini memberi contoh 
bagaimana sebuah outseal PLC slave diakses oleh perangkat luar.  

 
QmodMaster 
QmoMaster  dipilih  sebagai  contoh  dalam  bahasan  ini  karena  QmodMaster  berjalan  di  PC, 
menggunakan  USB  sebagai  media  komunikasi  dan  program  itu  dinilai  sudah  cukup  baik, 
mudah  dan  sederhana.  Sebelum  mencoba  program  ini  outseal  PLC  disiapkan  dengan 
diprogram  seperti  gambar  187.  Status  R.1  tergantung  dari  status  S.1,  Status  R.2  berkedip 
setiap  5  detik  sekali,  nilai  I.1  dan  I.2  berubah  mengikuti  akumulasi  waktu  dari  SPWM  dan 
R.3  bernilai  true  apabila  I.3  bernilai  7.  Pengaturan  untuk  slave  dilakukan  seperti  pada 
gambar 188 yakni alamat slave 1 dan baud rate 57600 bps. 
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  175 

 
Gambar 187: Program slave untuk contoh QmodMaster 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  176 

 
Gambar 188: Pengaturan untuk contoh slave komunikasi dengan QmodMaster 
 
Pengaturan  jalur  komunikasi  pada  QmodMaster  dilakukan  dengan  cara  klik  “Options-> 
Modbus  RTU”  seperti  pada  gambar  189  dan  dilanjutkan  dengan  pengisian  parameter 
pengaturan seperti pada gambar 190. 
 

 
Gambar 189: Tool pengaturan komunikasi QmodMaster 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  177 

 
Gambar 190: Pengaturan komunikasi QmodMaster 
 
Kolom  serial  port  harus  diisi  dengan  port yang sesuai. Untuk melihat nomor COM port yang 
digunakan  dalam  berkomunikasi  dapat  dibuka  jendela  device  manager  pada  windows.  Pada 
gambar  191  terlihat  outseal  PLC  disambungkan  melalui  kabel  USB  pada  COM  port  3  oleh 
sebab  itu  kolom  serial  port pada jendela pengaturan di QmodMaster juga harus diisi dengan 
nomor port yang sama. 
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  178 

 
Gambar 191: Pengamatan COM port pada device manager untuk QmodMaster 
 
Kolom  baudrate  harus  diisi  dengan  baudrate  yang  sama  dengan  saat  memprogram  plc  di 
outseal  studio.  Pada  contoh  ini  digunakan baud rate 57600. Data untuk parameter data bits, 
stop  bits,  parity,  dan  RTS  pada  outseal  secara  berurutan  dibuat  tetap  (fix)  yakni  8,1,none 
dan disable.  
 
Pengisian  parameter  pada  jendela  utama  Qmodmaster  dapat  dilihat  pada  gambar  192, 
“Slave  Address”  harus  sama  dengan  pengaturan  di  outseal  studio,  dalam  contoh  ini 
digunakan slave address 1 dengan modbus mode adalah RTU. 
 
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  179 

 
Gambar 192: Fungsi tombol pada QmodMaster 
 
Fungsi tombol-tombol pada program QmodMaster sebagai berikut: 
Tombol A berfungsi untuk menghubungkan port komunikasi 
Tombol  B  berfungsi  untuk  mengirim  modbus  frame  data  satu  kali  saja  tepat  saat  tombol 
ditekan. 
Tombol  C  berfungsi  untuk  mengirim  modbus  frame  data  secara  periodik  dengan  selang 
waktu sesuai dengan nilai pada kolom “Scan Rate” 
Tombol D berfungsi untuk memonitor frame data selama komunikasi 
 
Langkah selanjutnya adalah menekan tombol A “connect” 
 
 
 
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  180 

 
Untuk  mengetahui  status  R.1  pada  outseal  PLC,  maka  yang  harus dilakukan adalah mengisi 
data seperti pada gambar berikut ini 
 

 
Gambar 193: Pembacaan status R.1 pada QmodMaster 
 
Function  Code  =  1,  yang  artinya  master  membaca  status  suatu  bit  dari  tabel  discrete  coil 
milik salve 
Start  Address  =  0,  yang  artinya  pembacaan  data  dimulai  dari  baris  pertama  tabel discrete 
coil  yang  mengarah  pada  R.1  Apabila  start  address  di  isi  dengan  1,  ini  berarti  pembacaan 
data  dimulai  dari  R.2  karena  dalam  komunikasi  data  menggunakan  modbus  alamat  data 
dimulai dari 0 bukan 1. 
Number  of  Coil  =  1,  ini  artinya  jumlah  data  bit  yang  ingin  dibaca  oleh  master  hanya  satu 
data saja, yakni hanya R.1 saja 
 
Paket  data  yang  dikirim  oleh  software  QmodMaster  kepada  Outseal  PLC  dapat  dilihat  pada 
“bus monitor” dengan menekan tombol “D” (lihat gambar192) 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  181 

 
Tx = PC mengirim paket data menuju PLC 
Rx = PC menerima data balasan yang berasal dari PLC 
 

 
Gambar 194: Rekam komunikasi data 
 

 
Gambar 195: Rekam komunikasi data TX 
 

 
Gambar 196: Rekam komunikasi data RX 
 
Rekam  komunikasi  data  untuk  TX  dan  RX  dapat  dilihat  pada  bus  monitor  seperti  terlihat 
pada gambar 194, 195 dan 196. 
 
Pembacaan  data  dapat  dilakukan  dengan  dua  jumlah  data  sekaligus.  Dua  data  ini  dimulai 
dari  R.1  yang  berarti pembacaan keseluruhan data adalah membaca nilai R.1 sampai dengan 
R.2. Hasilnya dapat dilihat pada gambar 197. 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  182 

 
Gambar 197: Pembacaan dua bit data pada QmodMaster 
 
Pembacaan  dua  nilai  register  dimulai  dari  I.1  pada  outseal  PLC  dapat  dilihat  pada  gambar 
198. 
 

 
Gambar 198: Pembacaan dua data register pada QmodMaster 
 
Outseal  membatasi  jumlah  pembacaan  data  register  maksimal  20  data,  dapat  dimulai  dari 
mana  saja.  Jika  pembacaan  data  di  mulai  dari  I.1  maka  maka  pembacaan  data  sekaligus 
hanya  sampai  I.20.  Jika  jumlah  data  yang  di  baca  melebihi  20  dalam  satu  kali  baca  maka 
hendaknya dilakukan dua kali. 
 

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 


 

  183 

 
Gambar 199: penulisan data register pada QmodMaster 
 
Penulisan  data  register  dapat  dilakukan  sesuai  gambar  199.  Penggantian  nilai  yang  akan 
dituliskan  dilakukan  dengan  mengganti  langsung  pada  kolom  nilai.  Pada  contoh  ini  nilai  7 
dituliskan ke register I.3 yang akan mengaktifkan R.3 sesuai gambar 187.   

Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com 

Anda mungkin juga menyukai