Anda di halaman 1dari 16

HAND OUT

Mata Kuliah : Lab Askeb II


Topik : Partograf
Dosen : Aida Ratna Wijayanti, S.Keb.Bd,M.Keb.

Objektif Perilaku Mahasiswa


Mahasiwa mampu mengisi partograf dengan tepat dan sesuai dengan kondisi yang dialami oleh
ibu dan bayi pada waktu persalinan dan pasca persalinan.

Referensi
Buku Acuan Pelatihan Klinik APN, 2008,. Jakarta : JNPK-KR Depkes RI
Syaifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Layanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal Edisi I. Jakarta : YBPSP
Syaifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : YBPSP

A. Pendahuluan
Kematian dan kesakitan ibu sebenarnya dapat dikurangi atau dicegah dengan berbagai usaha
perbaikan dalam bidang pelayanan kesehatan obstetri. Pelayanan kesehatan tersebut dinyatakan sebagai
bagian integral dari pelayanan dasar yang terjangkau seluruh masyarakat. Fokus pada persalinan normal
adalah persalinan yang bersih dan aman serta mencegah terjadinya komplikasi. Persalinan bersih dan
aman serta pencegahan komplikasi selama dan pasca persalinan tersebut. Pada pemeriksaan ANC terdapat
deteksi dini dengan menggunakan kartu skore puji rohjati. Pada persalinan, terdapat partograf yang
digunakan untuk mencatat hasil observasi baik pada persalinan kala satu fase aktif maupun pada
pascapersalinan.

B. Isi
Pengertian Partograf
merupakan alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan dan informasi
untuk membuat keputusan klinik (JNPKRI, 2008)
Tujuan Utama penggunaan partograf adalah untuk :
a. mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks
melalui pemeriksaan dalam
b. mendeteksi apakah proses persalinan berjalan normal
c. data pelengkap yang terkait pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi, grafik kemajuan
proses persalinan.
Partograf membantu penolong persalinan untuk :
a. mencatat kemajuan persalinan
b. mencatat kondisi ibu dan janinnya
c. mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran
d. menggunakan informasi yang tercatat untuk identifikasi dini penyulit persalinan
e. menggunakan informasi yang tersedia untuk membuat keputusan klinik yang sesuai dan
tepat waktu
Partograf harus digunakan :
a. untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan dan merupkan elemen penting dari
asuhan persalinan
b. selama persalinan dan kelahiran bayi di semua tempat
c. secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan persalinan kepada
ibu dan proses kelahhiran bayinya.

C. Pencatatan Selama Fase Laten Kala Satu Persalinan


Fase laten : pembukaan serviks kurang dari 4 cm
Fase aktif : pembukaan serviks dari 4 sampai 10
D. Pencatatan Selama Fase Laten Kala Satu Persalinan
Pencatatan selama fase laten persalinan dicatat pada lembar observasi, meliputi
 denyut jantung janin ; setiap ½ jam
 frekuensi dan lamanya kontraksi uterus: setiap ½ jam
 nadi : setiap ½ jam
 pembukaan serviks : setiap 4 jam
 penurunan terbawah janin : setiap 4 jam
 tekanan darah dna temperature tubuh : setiap 4 jam
 produksi urin, aseton dan protein : setiap 2 sampai 4 jam
RUJUK IBU KE FASILITAS KESEHATAN YANG SESUAI JIKA FASE LATEN
BERLANGSUNG LEBIH DARI 8 JAM
SEBELUM IBU MASUK KE FASE AKTIF PERSALINAN, CATAT SEMUA
PEMERIKSAAN DAN TEMUAN PADA LEMBAR OBSERVASI PERSALINAN
SEBAGAI BERIKUT :
LEMBAR OBSERVASI
A. MASUK KAMAR BERSALIN Tgl : …………………….. Jam : ……..
His mulai tgl : …………………….. Jam : ……..
Darah : …………………………………….
Lendir : …………………………………….
Ketuban pecah / belum Jam : ……..
Keluhan Lain : …………………………………….

B. KEADAAN UMUM Tensi : ……………………………………


Suhu/nadi : ……………………………………
Oedema : ……………………………………
Lain-Lain : ……………………………………

C. PEMERIKSAAN OBSTETRI 1. Palpasi : …………………………………….


2. DJJ : …………………………………….
3. His 10’’ : …………………………………….
4. VT. Tgl : …………………………………….
5. Hasil : …………………………………….
6. Pemeriksa : …………………………………….

OBSERVASI KALA I (Fase Laten < 4 cm)

Tgl Jam His dlm 10’’ DJJ Tensi Suhu Nadi VT Keterangan
Berapa kali Lamanya
OBSERVASI LANJUTAN

Tgl Jam His dlm 10’’ DJJ Tensi Suhu Nadi VT Keterangan
Berapa kali Lamanya
HALAMAN DEPAN PARTOGRAF

E. Pencatatan Selama Fase Aktif Persalinan Menggunakan Partograf

Informasi ibu tentang :

1. Nama, umur
2. Gravida, para, abortus (keguguran)
3. Nomor catatan medic/nomor puskesmas
4. Tanggal dan waktu mulai dirawat (atau jika di rumah, tanggal, dan waktu penolong
persalinan mulai merawat bayi)
5. waktu pecahnya selaput ketuban

Kondisi janin :

1. DJJ
2. Warna dan adanya air ketuban
3. Penyusupan (molase) kepala janin
Kemajuan Persalinan
1. Pembukaan serviks
2. Penurunan bagian terbawah atau presentasi janin
3. Garis waspada dan garis bertindak
Jam dan Waktu
1. Frekuensi kontraksi dalam waktu 10 menit
2. Lama kontraksi (dalam detik)
Kontraksi Uterus
1. Frekuensi kontraksi dalam waktu 10 menit
2. Lama kontraksi (dalam detik)
Obat-obatan dan cairan yang diberikan
1. oksitosin
2. obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan
Kondisi Ibu
1. nadi, tekanan darah dan temperature tubuh
2. Urin (volume, aseton, atau protein)
Asuhan, pengamatan, dan keputisan klinik lainnya (dicatat dalam kolom yang tersedia di sisi
partograf atau di catatan kemajuan persalinan)
F. Mencatat Temuan Pada Partograf
Informasi Tentang Ibu
Lengkapi bagian awal atas partograf, sebagai jam atau pukul dan identitas ibu
Kondisi Janin
DJJ : setiap 30 menit, kisaran DJJ normal diantara garis tebal partograf pada angka
180 dan 100. Waspada pada DJJ diabawah 120 atau diatas 160.

Warna Dan Adanya Air Ketuban


dinilai setiap kali melakukan pemeriksaan dalam dan nilai warna air ketuban
jika selaput ketuban pecah. Gunakan lambing-lambang sebagai berikut :
 U : selaput ketuban masih utuh (belum pecah)
 J : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
 M : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium
 D : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah
 K : selaput ketuban sudah pecah tapi air ketuban tidak mengalir lagi (“kering”)
Penyusupan (Molase) Tulang Kepala Janin
setiap kali melakukan periksa dalam, nilai penyusupan antar tulang (molase) kepala janin. Catat
temuan yang ada di kotak yang sesuai.
 0 : tulang tulang kepala janin terpisah sutura dapat dnegan mudah di palpasi
 1 :tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
 2 : tulang-tulang kepa janin saling tumpang tindih tetapi masih dapat dipisahkan
 3 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan.
IDENTITAS, DJJ, KETUBAN DAN MOLASE

Kemajuan Persalinan
a. Pembukaan Serviks
Angka 0 – 10 yang tertera di kolom paling kiri adalah besarnya dilatasi serviks
Angka 1 – 5 yang tertera pada kolom kiri mencatat penurunan bagian terbawah janin
setiap kotak segi empat atau kubus menunjukkan waktu 30 menit untuk pencatatan waktu
pemeriksaan DJJ, kontraksi uterus dan frekuensi, nadi ibu. Nilai dan catat pembukaan serviks
setiap 4 jam. Tanda “X” harus dicantumkan di garis waktu yang sesuai dengan lajur
besarnya pembukaan servik.
Perhatikan
Pilih angka yang sesuai dengan besarnya pembukaan serviks
Pemeriksaan pertama pada fase aktif persalinan temuan (hasil pemeriksaan
pembukaan serviks) harus dicantumkan pada garis waspada. Hubungkan
tanda “X” dari setiap pemeriksaan dengan garis utuh (tidak terputus)
b. Penurunan Bagian Terbawah Janin
Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan serviks selalu diikuti dengan turunnya
bagian terbawah janin. Tapi adakalanya, penurunan bagian terbawah janin baru terjadi
setelah pembukaan serviks mencapai 7 cm. Berikan tanda “O” pada hasil pemeriksaan
penurunan kepala yang ditulis pada garis waktu yang sesuai. Sebagai contoh jika hasil
pemeriksaan palpasi kepala di atas simfisis pubis adalah 4/5 maka tuliskan tanda “O” digaris
angka 4. Penurunan kepala janin diukur seberapa jauh dari tepi simpisi pubis, dibagi dengan
5 kategori dengan symbol 5/5 sampai 0/5. Simbol 5/5 menyatakan bahwa bagian kepala janin
belum masuk tepi atas simpisis pubis; sedangkan simbol 0/5 menyatakan bahwa bagian
kepala janin sudah tidak dapat lagi dipalpasi di atas simpisis pubis. Untuk menentukan
seberapa jauh bagian depan anak turun ke dalam rongga panggul, digunakan bidang HODGE
(H) sebagai berikut :
1. HI : Sama dengan pintu atas panggul
2. HII : Sejajar dengan H I melalui pinggir bawah simfisis pubis
3. HIII : Sejajar dengan H I melalui spina iskiadika
4. HIV : Sejajar dengan H I melalui ujung tulang coxcigeus. Porsio dinilai dengan
memperhatikan kekakuan, lunak, tebal, mendatar atau melepasnya porsio.

c. Garis Waspada dan Garis Bertindak


Garis Waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir pada titik dimana
pembukaan lengkap diharapkan jika laju pembukaan adalah 1 cm per jam. PENCATATAN
SELAMA FASE AKTIF PERSALINAN HARUS DIMULAI DI GARIS WASPADA. Garis bertindak
tertera sejajar dan di sebelah kanan (berjarak 4 jam) dari garis waspada. Ibu harus berada di
tempat rujukan sebelum garis bertindak terlampaui.
d. Jam dan Waktu
 waktu mulainya fase aktif persalinan
di bawah partograf (pembukaan servik dan penurunan) tertera angka 1-16. Setiap kotak
menyatakan satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan.
 waktu actual saat pemeriksaan atau persalinan
saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan, cantumkan pembukaan serviks di garis
waspada. Kemudian catat waktu actual pemeriksaan ini di kotak waktu yang sesuai.
e. Kontraksi Uterus
Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi
dalam satuan detik. Isikan hasilnya dengan mengisi kotak kontraksi yang tersedia dan
sesuaikan dengan angka yang mencerminkan temuan dari hasil pemeriksaan kontraksi.
Kontraksi uterus dihitung per 10 menit, terbagi atas :
Beri titik-titik di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya
kurang dari 20 detik (< 20 detik)

Beri garis-garis di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya
20-40 detik (20-40 detik)

Isi penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya lebih dari
40 detik (> 40 detik)
INGAT: PERIKSA FREKUENSI DAN LAMANYA KONTRAKSI UTERUS SETIAP JAM SELAMA
FASE LATEN DAN SETIAP 30 MENIT SELAMA FASE AKTIF.
f. Obat-obatan dan cairan yang diberikan
Di bawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk mencatat oksitosin.
Obat-obat lainnya dan cairan IV.
Oksitosin
Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit
oksitosin yang diberikan per volume cairan IV dan dalam tetesan per menit.
Hal yang diperhatikan :
1. Jumlah unit per 500 cc
2. Jumlah tetesan per menit
Obat-obatan dan cairan IV
Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan atau cairan IV dalam kotak yang sesuai

g. Kodisi Ibu
Nadi, Tekanan Darah dan Suhu Tubuh
 nadi ibu setiap 30 menit beri tanda titik ( . ) pada kolom waktu yang sesuai
 tekanan datah setiap 4 jam, akan lebih sering jika diduga adanya penyulit, beri tanda
panah pada kolom waktu yang sesuai.

 nilai dan catat temperature tubuh ibu setiap 2 jam, akan lebih sering jika diduga
adanya infeksi.
Volum Urin, Protein dan Aseton
Ukur sedikitnya tiap 2 jam (setiap kali ibu berkemih). jika memungkinkan lakukan
pemeriksaan protein dan aseton.

HALAMAN BELAKANG PARTOGRAF

Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat hal-hal yang terjadi
selama proses persalinan dan kelahiran bayi, serta tindakan-tindakan yang dilakukan sejak kala I
hingga kala IV dan bayi baru lahir. Itulah sebabnya bagian ini disebut sebagai CATATAN
PERSALINAN, yang unsurnya terdiri dari :
 data atau informasi umum
 Kala I
 Kala II
 Kala III
 bayi baru lahir
 Kala IV
CARA PENGISIAN
a. Data Dasar
Beri tanda (√) pada kotak di samping jawaban yang sesuai. Lingkari jawaban yang sesuai
untuk pernyataan nomor 5, dan pilih utuk pernyatan nomor 8 mungkin lebih dari satu.
Pernyataan nomor 9 untuk pengenalan kondisi gawatdarurat atau komplikasi ibu bersalin
datang ke fasilitas kesehatan.
b. Kala I
berisi pernyataan tentang partograf melewati garis waspada, masalah-masalah lain ynag
timbul, penatalaksanaannya dan hasil penatalaksanaan tersebut.
c. Kala II
terdiri dari episiotomy, pendamping persalinan, gawat janin, distosia bahu, masalah lain,
penatalaksanaan masalah dan hasilnya.
d. Kala III
terdiri dari informasi tentang IMD, dan Kala III mulai dari lamanya kala III sampai dengan
jumlah darah yang keluar serta masalah dan penatalaksanaan masalah, hasilnya pada kala III
persalinan.
e. Kala IV
berisi data tentang tekanan darah, nadi, temperature, tinggi fundus, kontraksi uterus dan
perdarahan. pemantauan kala IV dilakukan setiap 15 menit dalam satu jam pertama dan
setiap 30 menit pada satu jam berikutnya.
f. Bayi baru lahir
informasi tersebut meliputi berat dna panjang badan, jenis kelamin, penilaian bayi baru lahir,
pemberian ASI, masalah lain dan hasilnya.
LATIHAN SOAL KLASIKAL

Ibu Rohati, G1 P0 A0, 23 tahun datang ke rumah bersalin dihantarkan oleh keluarganya
untuk mendapatkan asuhan dari bidan ita di RT 001/RW 04, Kelurahan Tebet Timur Dalam,
Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan pada tanggal 20 Maret 2002 pukul 13.00. Ibu Rohati
menuturkan pada bidan Ita bahwa ia sudah merasakan kontraksi sejak pukul 05.00.
Bidan Ita mellakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik secara seksama dan
menyimpulkan :
 kehamilan cukup bulan, presentasi belakang kepala (verteks), presentasi kepala dengan
penurunan 4/5, kontraksi uterus 3 kali dalam 10 menit, setiap kontraksi berlangsung 18
detik, dan DJJ 124 x/menit.
 pembukaan serviks 3 cm, tidak ada penyusupan dan selaput ketuban utuh
 TD 110/70 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,8oC
 ibu berkemih 200 ml sebelum dilakukan pemeriksaan dalam, hasil pemeriksaan urin tidak
mendeteksi adanya protein dan aseton
1. Berdasarkan data pukul 13.00 bidan Ita membuat diagnosis : primigravida, hamil cukup
bulan, inpartu dalam fase laten, bayi hidup dengan DJJ normal, pembukaan serviks 3 cm, 3
kontraksi dalam 10 menit, dna lama kontraksi kurang dari 20 detik. Bidan ita menentramkan
hati ibu rohati dan menganjurkannya untuk jalan-jalan dengan suaminya dan mengkonsumsi
cukup cairan
2. Bidan ita menuliskan tanggal, waktu, semua temuan dan asuhan yang diberikan pada catatan
kemajuan persalinan. Bidan Ita melanjutkan pemantauan DJJ, nadi dan kontraksi uterus ibu
Rohati setiap jam. DJJ, nadi dan kontraksinya tetap normal. Bidan ita mengukur jumlah
produksi urin ibu rohati setiap kali berkemih. semua temuan dan hasil pemeriksaan di catata
pada lembar kemajuan persalinan. Bidan Ita juga meneruskan dukungan dan semangat untuk
ibu Rohati dalam menjalankan persalinan dan mempersiapkan kelahiran bayinya.
3. Pemeriksaan berikutnya pukul 17.00. Ibu Rohati melaporkan bahwa kontraksinya terasa
lebih kuat dan nyeri. bidan ita melakukan pemeriksaan abdomen dan pemeriksaan kedua dan
hasilnya: terjadi 4 kontraksi dalam 10 menit, lamanya antara 20-40 detik, DJJ 134 x/menit,
penurunan kepala 3/5, pembukaan serviks 5 cm, tidak ada penyusupan kepala janin dan
selaput ketuban masih utuh. TD 120/70 mmHg, nadi 88, suhu 37 oC dan berkemih 100 ml
sebelum pemeriksaan dilakukan.
Pada pukul 17.00 bidan ita masuk ke dalam fase aktif dan bidan ita mulai mencatatkan
temuannya pada partograf. Pembukaan serviks dicantumkan pada garis waspada dan semua
temuan lainnya di garis waktu yang sesuai. Bidan Ita mulai menilai DJJ, kontraksi uterus
dan nadi ibu Rohati setiap 30 menit dan suhu tiap 2 jam. semua temuan dicatat pada
partograf dengan tepat.
 pukul 17.30 DJJ 144/menit, kontraksi 4 kali dalam 10 menit selama 30 detik Nadi 80
x/menit
 pukul 18.00 DJJ 144/menit, kontraksi 4 kali dalam 10 menit selama 45 detik, Nadi 88
x/menit
 pukul 18.30 DJJ 140/menit, kontraksi 4 klai dalam 10 menit selama 45 detik, Nadi 90
x/menit
 pukul 19.00 DJJ 134/menit, kontraksi 4 kali dalam 10 menit selama 45 detik, Nadi 97
x/menit
 pukul 19.30 DJJ 128/menit, kontraksi 4 kali dalam 10 menit selama 45 detik, Nadi 88
x/menit
 pukul 20.00 DJJ 128/menit, kontraksi 5 kali dalam 10 menit selama 45 detik, Nadi 88
x/menit
 pukul 20.30 DJJ 128 x/menit, kontraksi 5 kali dalam 10 menit selama 45 detik, Nadi 90
x/menit Urin 80 cc
4. Pada pukul 21.00, bidan Ita melakukan pemeriksaan abdomen dan dalam. Hasilnya DJJ 130
x/menit, 5 kontraksi dalam 10 menit, lamanya lebih dari 45 detik, penurunan kepala 1/5,
pembukaan serviks 10 cm, tidak ada penyusupan kepala janin, selaput ketuban pecah
sebelum pemeriksaan (pukul 20.45), dan cairan ketuban jernih. TD 120/70 mmHg, suhu
37oC dan Nadi 80 x/menit.
5. Pukul 21.30 seorang bayi perempuan lahir dengan BB 3000 gram, PB 48 cm, bayi menangis
spontan. Dilakukan penatalaksanaan aktif kala tiga dan plasenta lahir 5 menit setelah bayi
lahir. Tidak dilakukan episiotomy dan tidak terjadi laserasi. Perkiraan kehilangan darah
kurang lebih 150 ml.
6. Selama 15 menit pertama kala IV (sampai pukul 21.45) dan 15 menit berikutnya pada jam
pertama setelah plasenta lahir, catatan bidan ita menujukkan semuanya berjalan normal.
 21.50 : TD 120/70 mmHg, Nadi 80, suhu 37,2oC, TFU 3 jari bawah pusat, tonus uterus
baik (keras), kandung kemih kosong, jumlah darah pervaginam masih dalam
batas normal.
 22.05 : TD 120/70 mmHg, Nadi 76, TFU 3 jari bawah pusat, tonus uterus baik (keras),
kandung kemih kosong, jumlah darah pervaginam masih dalam batas normal.
 22.20 : TD 110/70 mmHg, Nadi 76 x/menit, TFU 3 jari bawah pusat, tonus uterus baik,
kandung kemih kosong, darah pervaginam dalam batas normal
 22.35 : TD 110/70, nadi 76, TFU 3 jari di bawah pusat, tonus uterus baik, kandung
kemih kosong, darah pervaginam masih dalam batas normal.
7. Temuan selama 1 jam kedua (setiap 30 menit) kala empat sebagai berikut :
 23.05 : TD 110/70, nadi 80, suhu 37, TFU 2 jari bawah pusat, tonus uterus baik, ibu
rohati berkemih dan pengeluaran urin 250 cc, sedikit perdarahan per vaginam
 23.35 : TD 110/70, Nadi 80, TFU 2 jari bawah pusat, tonus uterus baik, kandung kemih
kosong, sedikit perdarahan pervaginam.
LATIHAN SOAL INDIVIDU PARTOGRAF
KELOMPOK 1,2,3

Ibu Shanti 27 th, G2 P1, datang ke tempat anda pada pukul 3 sore, tanggal 5 mei 2006 dengan
alas an telah mengalami kontraksi sejak 3 jam lalu dan ketuban belum pecah. Pemeriksaan
menunjukkan adanya 3 kontraksi dalam 10 menit, lamanya 40 detik, penurunan kepala 3/5, DJJ
140x/menit, TD 120/80, suhu 37oC, nadi 88 x/menit. Pembukaan serviks 6 cm, tidak ada molase
tulang kepala. Tidak ada edema dan konsentrasi Hb pada kunjungan antenatal terakhir adalah 11
gr%. Hasil pemeriksaan laboratorium sederhana tak menunjukkan adanya proteinuria.

Hasil pemantauan lanjut DJJ, kontraksi dan nadi setiap 30 menit adalah sebagai berikut :

Waktu DJJ Kontraksi Nadi Keterangan


(x/menit) (x/menit)
15.30 140 3x/10mnt; 40’’ 88
16.00 135 3x/10mnt, 40’’ 88
16.30 144 4x/10mnt, 40’’ 88 Ibu makan
17.00 150 4x/10mnt, 45’’ 84 Ibu minum the manis dan berkemih ± 400 cc
17.30 156 4x/10mnt, 45’’ 88

Sekitar pukul 18.00 ibu memberitahukan bahwa ia merasa ada dorongan yang kuat untuk
meneran yang disertai dengan keluarnya cairan jernih pervaginam. hasil pemeriksaan adalah
terdapat 5 kontraksi dalam 10 menit, lamanya 45 detik. DJJ 144x/menit, penurunan kepala 1/5.
Dari hasil pemeriksaan dalam ditemukan pembukaan lengkap, selaput ketuban telah pecah
sehingga teraba rambut bayi, dan tidak dijumpai molase.

Ibu dibimbing untuk meneran secara benar dan efektif dan setelah 30 menit kemudian, lahir
secara spontan seorang bayi laki-laki dengan BB 2800 gr, dengan PB 46 cm. Dilakukan
manajemen aktif kala tiga, plasenta lahir lengkap 5 menit setelah bayi lahir. Perineum hanya
mengalami lecet dan tidak dijumpai robekan. Jumlah perdarahan ± 300 cc.
LATIHAN SOAL INDIVIDU PARTOGRAF
KELOMPOK 5,6,7

Ibu Hanum, 22 tahun, G1 P0 A0, hamil cukup bulan datang ke bidan yeni pada tanggal 24 April
1998 jam 10 pagi. Ia mengeluhkan rasa kenceng-kenceng sejak malam hari yang makin lama
makin sering dan kuat. Bidan Yeni melakukan pemeriksaan terhadap ibu Hanum dan hasilnya
adalah janin tunggal, presentasi kepala. TD 125/80 mmHg, nadi 88x/menit, suhu 37oC.
setelah melakukan pemeriksaan, bidan Yeni memberitahu hasil dan artinya pada ibu Hanum dan
menganjurkan untuk berjalan-jalan sementara menunggu pembukaan lengkap. Minum dan
makan seperti biasa, berkemih sendiri dan mengukur jumlah urin dengan cara menampungnya
pada tempat yang telah disediakan. Hasil pemantauan lanjut adalah :
Pukul 10.30 : DJJ 138 x/mnt dan nadi ibu 80 x/mnt
Pukul 11.00 : 2 kontraksi dalam 10 menit, lamanya 30 detik, DJJ 130x/menit dan nadi ibu 80
x/menit.
Pukul 11.30 : DJJ 130 x/menit dan nadi ibu 88x/menit
Pukul 12.00 : 3 kontraksi dalam 10 menit, lamanya 40 detik, DJJ 140 x/menit dan nadi ibu
84x/mnt. Ibu makan dna minum. Jumlah urin ± 300 cc.
Pukul 12.30 : DJJ 140 x/menit dan nadi ibu 84 x/mnt
Pukul 13.00 : 3 kontraksi dalam 10 menit, lamanya 40 detik, DJJ 138 x/menit, dan nadi ibu 80
x/menit.
Pukul 13.30 : DJJ 130 x/menit, dan nadi ibu 84 x/menit
Pukul 14.00 : Penurunan kepala 2/5, 4 kontraksi dalam 10 menit, lamanya 40 detik, DJJ 140
x/menit, Pembukaan 7 cm, selaput ketuban utuh, tidak ada molase tulang kepala.
TD 125/80 mmHg, nadi 84 x/menit dan suhu 36,5oC. Ibu berkemih dan
jumlahnya ± 200 cc
Pukul 14.30 : DJJ 134 x/menit, 4 kontraksi dalam 10 menit, lamanya 45 detik dan nadi ibu 84
x/menit
Pukul 15.00 : DJJ 134 x/mnt, 4 kontraksi dalam 10 menit, lamanya 45 detik dan naadi ibu 90
x/menit
Pukul 15.30 : DJJ 140 x/menit, 5 kontraksi dalam 10 menit, lamanya 45 detik dan nadi ibu 84
x/menit
Pukul 16.00 : DJJ 144 x/menit, 5 kontraksi dalam 10 menit, lamanya 45 detik dan nadi ibu 84
x/menit.
Tidak lama setelah pemeriksaan terakhir keluar cairan jernih pervaginam dan ibu Hanum
mengatakan pada bidan bahwa ia merasa ada dorongan yang kuat seperti buang air besar dan
ingin segera meneran. Bidna Yeni segera melakukan periksa dalam dan mendapatkan bahwa
pembukaan lengkap, kepala bayi telah berada di dasar panggul. Bidan Yeni membantu ibu
mendapatkan posisi yang nyaman dan membimbingnya untuk meneran secara efektif saat
kontraksi paling kuat. Sekitar 30 menit kemudian lahir seorang bayi perempuan dengan BB 3100
gr, PB 48 cm dan menangis spontan. Dilakukan manajemen aktif Kala III dan plasenta lahir 5
menit setelah bayi lahir, perdarahan ± 300 cc. Tidak terjadi robekan pada perineum.
Pertannyaan :
1. Berapa lama kala I persalinan ibu hanum saat dalam perawatan bidan yeni ?
2. Apakah kala I persalinan ibu Hanum berlangsung normal, mengapa demikian ?
DOKUMENTASI DEMO PARTOGRAF
KELAS II A DAN II B

KELAS 2 B

KELAS 2A

KELAS 2A

Anda mungkin juga menyukai