Disusun Oleh :
(1833121399)
UNIVERSITAS WARMADEWA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
TAHUN 2020
1.1.Pendahuluan
Imbalan kerja merupakan komponen penting dari entitas biaya, khususnya pada sektor
jasa. IAS 19 dan PSAK 24 mengatur tentang perlakuan akuntansi dan pengungkapan
imbalan kerja untuk pekerja. Imbalan kerja yang diberikan oleh suatu entitas kepada pekerja
yang diatur tidak sebatas rencana pensiun saja, tapi juga meliputi upah, gaji, iuran jaminan
sosial, cuti sakit, cuti tahunan, pembagian laba dan bonus, sampai dengan imbalan terminasi
kontrak kerja. Pekerja yang dimaksud adalah karyawan tetap, tidak termasuk karyawan
kontrak. Suatu entitas harus mengakui tentang adanya liabilitas jika pekerja telah
memberikan jasanya dan berhak memperoleh imbalan kerja yang akan dibayarkan di masa
depan. Apabila suatu entitas telah menikmati manfaat ekonomis yang dihasilkan dari jasa
yang diberikan oleh pekerja yang berhak menerima imbalan kerja maka dapat dikatakan
suatu entitas harus mengakui imbalan kerja sebagai beban. Bab ini akan menjelaskan
bagaimana perlakuan akuntansi untuk imbalan kerja yang berpedoman pada PSAK 24 dan
IAS 19 terutama imbalan pascakerja. Selain itu, mengingat jumlah pekerja di Indonesia,
adalah elemen penting dalam elemen bangsa, maka peraturan pensiun dan ketenagakerjaan
mendapatkan perhatian khusus oleh pemerintah dengan menerbitkan seperangkat peraturan
mengenai Tenaga Kerja. Dalam Bab ini akan memperkenalkan beberapa peraturan Undang-
Undang yang berlaku di Indonesia.
Jika pembayaran manfaat lebih besar daripada manfaat yang ditetapkan oleh
regulasi, maka beban akan bertambah dan liabilitas imbalan kerja akan
berkurang. Beban imbalan kerja yang dicatat hanyalah jumlah yang berhak
diterima pekerja pada saat pencatatan. Untuk selebihnya, jumlah dibebankan
pada saat terjadinya. Liabilitas yang dicatat adalah kelebihan dari jumlah
manfaat yang dibayarkan. Saat pembebanan berikutnya, liabilitas akan
bertambah sebesar jumlah yang dibebankan.