Disusun Oleh :
(1833121399)
UNIVERSITAS WARMADEWA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
TAHUN 2020
Jumlah laba atau rugi tersebut merupakan jumlah yang telah disesuaikan
dengan jumlah dividen preferen setelah pajak, selisih yang timbul dari
penyelesaian saham preferen, dan akibat lain yang serupa dari saham preferen
yang diklasifikasikan sebagai ekuitas.
Laba per saham disajikan di laporan keuangan di dalam laporan laba rugi.
Berdasarkan ketentuan bapepem VIII G7, laba per saham disajikan dalam laba
rugi komprehensif, dimana dala peraturan bapepem VIII G7 menyebutkan bahwa:
Untuk saham, adapun saham yang dimasukkan ke dalam perhitungan laba per
saham adalah saham biasa, tidak termasuk saham preferen. Saham biasa tersebut
disajikan sebesar jumlah rata-rata tertimbang. Jumlah rata-rata tertimbang dari
saham biasa adalah rata-rata tertimbang untuk satu periode. Jumlah rata-rata
tertimbang tersebut menunjukkan bahwa pemegang saham dapat bervariasi dalam
satu periode akibat turun naiknya jumlah saham yang beredar.
Penyesuaian laba:
1. Dividen atas instrumen berpotensi saham biasa yang dilutif.
2. Bunga dari instrumen berpotensi saham biasa yang dilutif, yang diakui pada
periode yang bersangkutan.
3. Perubahan pendapatan atau beban dari konversi instrumen berpotensi saham
biasa yang dilutif.
Salah satu jenis instrumen yang dapat dikonversi adalah obligasi konversi.
Obligasi konversi pada awalnya merupakan surat obligasi, nantinya obligasi
konversi tersebut dapat ditukar menjadi sekuritas perusahaan, contohnya
saham, dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Obligasi konversi
memberikan fleksibilitas kepada pemegangnya jika ingin memiliki saham
perusahaan yang dipandang lebih menjanjikan di masa depan. Perusahaan
penerbit pun mendapatkan keuntungan jika obligasi konversi tersebut
dikonversi menjadi saham, perusahaan dapat melunasi hutangnya tanpa adanya
arus kas keluar.
Opsi dan waran bersifat dilutif jika instrumen tersebut berakibat pada
ditempatkannya saham biasa pada harga lebih rendah daripada harga rata-rata
harga saham biasa selama periode. Jumlah dilusi adalah selisih antara rata-rata
harga pasar saham biasa selama periode tersebut dan harga penerbitan. Untuk
tujuan perhitungan laba per saham dilusian, entitas mengasumsikan
pelaksanaan semua opsi dan waran yang bersifat dilutif.
Sesuai dengan perhitungan laba per saham dasar, Saham yang dapat
diterbitkan secara kontinjen diperlakukan sebagai saham yang beredar dan
diperhitungkan dalam perhitungan laba per saham dilusian jika ketentuannya
terpenuhi (yaitu peristiwa telah terjadi)
d. Kontrak yang dapat diselesaikan dengan saham biasa atau kas
Kontrak seperti opsi jual dan opsi beli yang dibeli entitas tidak
dimasukkan ke dalam perhitungan laba per saham dilusian karena
memasukkan opsi tersebut dapat bersifat antidilutif. Opsi jual hanya akan
dilaksanakan jika harga pelaksanaan lebih tinggi daripada harga pasar dan opsi
beli akan dilaksanakan hanya jika harga pelaksanaan lebih rendah daripada
harga pasar.
L ab a p er sah am di l usi an Rp 5
= Rp
Dari ilustrasi tersebut dapat dilihat laba per saham dasar PT Sunrise
adalah sebesar Rp500. Setelah laba dan jumlah saham beredarnya
disesuaikan dengan efek dari obligasi konversi, laba per sahamnya turun
menjadi Rp460,27 yang selanjutnya disebut laba per saham dilusian.
1.2.6. Pengungkapan
Entitas mengungkapkan hal-hal berikut terkait laba per saham:
1. Jumlah yang digunakan sebagai pembilang dan penghitungan laba per saham
dasar dan dilusian, dan rekonsiliasi jumlah tersebut terhadap laba atau rugi
yang dapat diatribusikan kepada entitas induk untuk periode tersebut.
Rekonsiliasi tersebut mencakup dampak individual dari setiap kelas instrumen
yang mempengaruhi laba per saham.
2. Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang digunakan sebagai penyebut
dalam penghitungan laba per saham dasar dan dilusian, dan rekonsiliasi
penyebut tersebut. Rekonsiliasi tersebut mencakup dampak individual dari
setiap kelas instrumen yang mempengaruhi laba per saham.
3. Instrumen yang berpotensi mendilusi laba per saham dasar di masa depan,
namun tidak dimasukkan dalam penghitungan laba per saham dilusian karena
instrumen tersebut bersifat antidilutif untuk periode sajian.
4. Penjelasan transaksi saham biasa atau transaksi instrumen berpotensi saham
biasa, selain yang dihitung sesuai dengan paragraf 64, yang terjadi setelah
periode pelaporan dan akan secara signifikan mengubah jumlah saham biasa
atau instrumen berpotensi saham biasa yang beredar pada akhir periode
tersebut seandainya transaksi dimaksud terjadi sebelum akhir periode
pelaporan.