Anda di halaman 1dari 35

Lingkungan

fisik dan
Pola
penyakit
Andra Vidyarini
Tim Pengajar Gender dan Kesehatan
Prodi Ilmu Gizi Uhamka
Definisi lingkungan
● UU No 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup → lingkungan
adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk
hidup termasuk manusia dan prilakunya yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain (1:1)

● Pengertian lingkungan menurut Emil Salim : ruang lingkungan dibatasi oleh


beberapa faktor yang bisa dijangkau manusia, contohnya faktor alam, politik,
ekonomi dan sosial

● Pengertian lingkungan menurut Munadjat Danusaputro → Lingkungan


merupakan semua benda dan daya juga kondisi yang termasuk didalamnya,
yaitu manusia dan tingkah lakunya yang terdapat dalam ruang dimana
manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup mahluk lain. Dengan
demikian, lingkungan hidup terdiri dari dua lingkungan, yaitu fisik dan budaya.
● Lingkungan terbagi atas 3 kelompok dasar, yaitu :

1. Lingkungan fisik (physical environment) → segala sesuatu yang ada


disekitar manusia dimana terbentuk dari benda mati seperti gunung,
kendaraan, udara, air, rumah dan lain-lain.
2. Lingkungan biologis (biological environtment) → unsur yang berada
disekitar manusia berupa organisme hidup selain yang ada pada diri
manusia itu sendiri semisal binatang dan tumbuh-tumbuhan.
3. Lingkungan sosial (social environtment) → manusia yang lain yang berada
disekitarnya kita,seperti teman-teman, tetangga, orang yang lain belum
dikenal
lingkungan dan gender
dan kesehatan
● Lingkungan mempengaruhi kesehatan baik dari segi JK maupun
gender
● Semakin baik kondisi lingkungan → kondisi Kesehatan semakin
meningkat
● Pengaruh lingkungan terhadap gender dapat dilihat baik dari aspek
lingkungan fisik, lingkungan biologi hingga lingkungan sosial
● Semakin ideal kondisi suatu lingkungan → semakin produktif dan
sehat seseorang
Lingkungan fisik dan gender

● Lingkungan fisik → suhu, air, kelembapan udara, cuaca


● Perubahan cuaca extreme → pengaruh ke system immune dan tingkat stress
● Cuaca terlalu panas → dehidrasi, sunburn, stroke, serangan jantung
● Cuaca terlalu dingin → hipotermia
● Perubahan iklim → peluang ketidaksetaraan gender meningkat
● Lingkungan yang nyaman → testosteron pria dan waktu ovulasi wanita
meningkat
● Perempuan lebih beresiko → kemampuan untuk adaptasi ↓, kemampuan
mengambil keputusan dan bargaining ↓
● Suhu terlalu tinggi → reproduksi ↓ → Pria atau wanita?
Lingkungan fisik dan penyakit

● Studi kasus di Zimbabwe menyatakan bahwa perempuan dewasa lebih


berisiko tinggi menderita Sistosomiasis (salah satu jenis cacing darah)
dibandingkan laki-laki karena perempuan bertugas mencuci pakaian dan
perlengkapan dapur yang dilakukannya di sungai
● Sementara pada kasus yang sama, remaja laki-laki mempunyai prevalensi lebih
tinggi dibandingkan remaja perempuan karena mereka lebih sering bermain di
sungai dan kanal.
Lingkungan biologi dan gender

● perubahan ekstrem di lingkungan, terutama peningkatan


ketersediaan / aksesibilitas makanan dan mobilitas yang berkurang,
serta peningkatan kalori dan penurunan kepadatan nutrisi dalam
makanan olahan yang secara bersama-sama didefinisikan sebagai
lingkungan obesogenik - telah memberikan beban konsumsi
berlebihan dan obesitas yang berlebihan → perempuan lebih
beresiko→ WHY?
● Pada wanita, mengingat kecenderungan bawaan terhadap akumulasi
lemak dan risiko dari kebutuhan gizi saat kehamilan / menyusui, dan
gangguan defisiensi yang dihasilkan.
● Secara umum, pria lebih rentan terhadap penyakit bakteri dan sepsis
bakteri saluran cerna dan pernapasan,
● wanita lebih rentan terhadap infeksi bakteri saluran genitourinary →
Selain itu, tergantung pada efek hormon seks pada spesies bakteri
tertentu
• Patofisiologi bronkiektasis dapat dipengaruhi
oleh hormon steroid, yang berpotensi
menjelaskan beberapa dikotomi gender yang
diamati pada CF dan bronkiektasis non-CF.
• Bronkiektasis adalah hasil dari "lingkaran
setan" peradangan kronis dan infeksi yang
mengarah pada eksaserbasi yang berulang
dan berulang.
• Hormon steroid seks berpotensi memainkan
peran penting dalam patofisiologi penyakit
melalui variasi anatomi, pengaturan fungsi
paru-paru dan mengubah komposisi
mikrobiota, serta memengaruhi respons imun
dan inflamasi host.
• Usia, faktor lingkungan dan komorbiditas juga
merupakan komponen kunci yang penting,
secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhi sifat dan konsentrasi hormon
steroid[CC]
• oleh karena itu, berpotensi mempengaruhi
perbedaan gender yang diamati dalam
bronkiektasis
● perbedaan gender yang diketahui dalam prevalensi dan keparahan bronkiektasis
CF dan non-CF berdasarkan usia dan selama kehamilan
a. Sementara data jarang pada populasi anak-anak, bronkiektasis yang dikonfirmasi
oleh scan tomografi terkomputasi resolusi tinggi dari thorax menunjukkan
perbandingan 2: 1 pria: wanita pada pasien berusia <18 tahun
b. Tingkat keparahan bronkiektasis lebih besar pada wanita daripada pria.
Prevalensi CF dilaporkan lebih tinggi pada pria, sementara wanita melebihi pria
dalam bronkiektasis non-CF
c. Data prevalensi dan tingkat keparahan tidak tersedia pada lansia karena harapan
hidup yang singkat di CF. Pada bronkiektasis non-CF, prevalensi lebih tinggi pada
laki-laki, meskipun perempuan memiliki penyakit yang lebih parah secara klinis
d. Kehamilan pada pasien CF. Meskipun keparahan penyakit ini tampak serupa pada
pasien hamil dan tidak hamil, fungsi paru yang lebih buruk sebelum kehamilan
tampaknya menjadi faktor risiko untuk komplikasi dan hasil klinis yang lebih
buruk selama kehamilan
Lingkungan kimia dan gender
● Radiasi → perempuan lebih beresiko
● Penelitian menyebutkan kelompok pekerja wanita beresiko lebih
tinggi dibandingkan pria terkena radiasi
● → efek gender terjadi pada jalur perbaikan DNA karena bukti
hasil uji sitogenetik yang dihasilkan menunjukkan bahwa
frekuensi mononuclear cenderung lebih besar pada wanita
dibandingkan laki – laki
● Peningkatan frekuensi MN pada wanita dapat disebabkan oleh
kecenderungan kromosom X untuk hilang relatif sebagai MN
lebih besar dibandingkan kromosom lain, dan kenyataan bahwa
wanita memiliki dua salinan kromosom dibandingkan laki-laki
yang hanya satu
Resiko wanita bekerja terpapar kimia
berat
1. Kepala pusing
Nyeri dan berkunang-kunang sering dihubungkan dengan gangguan
kesehatan akibat bahan pembasmi serangga, keracunan timah hitam,
ataupun bahan perawatan rambut. Kepala pusing juga merupakan gejala
kurang darah yang diakibatkan keracunan timah hitam.

2. Iritasi mata
Ini ditandai dengan mata merah, berair, dan perih. Keadaan ini disebabkan
bahan pengiritasi selaput lendir mata seperti bahan pelarut.

3. Gangguan saluran napas, paru, sesak napas, asma, batuk kering, dan
sering cepat lelah
Gangguan ini banyak dialami akibat debu atau bahan kimia yang terhisap
melalui saluran napas seperti pembuat keramik dan pengolah kapas.
Resiko wanita bekerja terpapar kimia berat (2)

4. Selain kurang darah


Keracunan timah hitam juga bisa berupa perubahan pada gigi seperti
menghitam atau keropos, gusi membiru.

5. Iritasi kulit dan kulit terbakar


Penyakit ini banyak dialami pada pekerja yang sering bersentuhan dengan
sabun dan bahan pembersih lainnya.

6. Gangguan hati
Ini ditandai dengan kulit dan mata yang menguning, air seni seperti air teh
pekat, tinja berwarna lempung atau tanah liat, bagian perut sebelah kanan
terasa nyeri. Jika gejalanya sudah seperti ini maka gangguan hati sudah
cukup parah.
Resiko wanita bekerja terpapar kimia berat (3)

7. Gangguan ginjal atau saluran kemih


Ini ditandai dengan air seni hanya sedikit-sedikit keluarnya atau tidak keluar sama
sekali, warna air seni berubah, atau muncul darah dalam air seni. Bahan kimia
terutama timah hitam dan logam berat yang paling sering menyebabkan
kerusakan ginjal dan kandung kemih.

8. Gangguan pada syaraf


Ini akibat bahan pelarut, logam berat termasuk timah hitam dan juga bahan
pembasmi hama. Tanda-tanda gangguan syaraf beruba mudah gugup, mudah
marah, tubuh gemetaran, atau jantung berdebar-debar tanpa alasan, dan selalu
merasa kehabisan tenaga, seolah-olah mabuk atau sulit berpikir jernih.
Resiko wanita bekerja terpapar kimia berat (4)

9. Gangguan menstruasi
Ini gangguan reproduksi yang paling sering dialami perempuan. Gangguan ini berupa
menstruasi yang tak teratur, berhenti menstruasi lebih awal.

Beberapa jenis bahan kimia yang bisa mengganggu menstruasi seperti pelarut benzen,
karbon disulfid, formalin, air raksa atau merkuri, dan juga trikloretilen. Pengaruh bahan
kimia juga bisa berupa ketidakseimbangan hormon, keguguran, kesulitan persalinan, dan
kematian bayi dalam kandungan.
Lingkungan sosial dan gender

● lingkungan sosial adalah segala sesuatu yang terdapat di sekitar manusia


yang dapat memberikan pengaruh pada manusia tersebut, serta manusia-
manusia lain yang ada di sekitarnya
● Lingkungan sosial ini dapat berbentuk perorangan maupun dalam bentuk
kelompok keluarga, teman sepermainan, tetangga, warga desa, warga
kota, bangsa, dan seterusnya
● Lingkungan sosial → penyakit mental → pria atau wanita?
● Lingkungan sosial → ketidak setaraan gender
Faktor resiko penyakit

● Perempuan mempunyai akses yang lemah terhadap keuangan keluarga


sehingga mengurangi kemampuannya untuk melindungi dirinya dari factor
risiko penyakit.
● Riset WHO yang dilakukan pada laki-laki termasuk remaja pria di seluruh
dunia menunjukkan bagaimana norma-norma terhadap ketidakadilan gender
mempengaruhi interaksi laki-laki dengan pasangan wanitanya dalam banyak
hal, termasuk pencegahan transmisi HIV dan penyakit IMS lainnya,
penggunaan alat kontrasepsi dan prilaku laki-laki dalam mencari pelayanan
kesehatan. Juga terkait dengan pembagian peran dan tugas rumah tangga,
serta pola parenting (proses bertindak sebagai orang tua).
Faktor resiko penyakit (cont)

● Streotipe maskulin menyebabkan seorang laki-laki harus berani, pengambil


resiko berprilaku agnesi dan tidak menunjukkan sifat lemah berhubungan
dengan angka penggunaan alkohol dan Narkoba lebih tinggi pada laki-laki di
seluruh belahan dunia. Demikian pula dengan angka kesakitan dan kematian
akibat kecelakaan lalu lintas dan tindak kriminal.
● Terbatasnya akses terhadap air bersih pada perempuan, karena dalam
beberapa kelompok masyarakat laki-laki lebih didahulukan sebagai pengguna
utama air bersih, sedangkan perempuan dan anakanak harus membawa dan
menyiapkannya tetapi mendapatkan prioritas kedua.
Persepsi dan respon penyakit

● Perbedaan peran laki-laki dan perempuan mempengaruhi persepsi perasaan


tidak nyaman serta mempengaruhi keinginan wanita untuk menyatakan
dirinya sakit.
● Peran perempuan dalam mengurus rumah tangga mengakibatkan apabila
perempuan jatuh sakit tidak cepat mencari pengobatan karena merasa tidak
nyaman melalaikan tugas dan tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga.
Kalaupun berobat penyakitnya sudah dalam stadium lanjut.
● Demikian pula pada laki-laki dewasa mencari pengobatan terhadap
penyakitnya pada stadium lanjut karena peran maskulin laki-laki
menyebabkan laki-laki merasa harus kuat dalam menghadapi penyakit.
Persepsi dan respon penyakit
(cont)
● Tidak masuknya target perempuan pada studi-studi klinis patologis, mengakibatkan
terapi hasil studi tersebut tidak realible diaplikasikan pada perempuan dan mungkin
berbahaya pada perempuan.
● Pertimbangan tubuh laki-laki sebagai standar dalam studi klinis akan membatasi
jumlah studi yang difokuskan pada kesehatan reproduktif dan non-reproduktif
perempuan, yang selanjutnya berpengaruh terhadap dampak pengobatan tertentu
pada perempuan.
● Pelayanan Kelurga Berencana lebih fokus pada perempuan dibanding laki-laki
mengakibatkan laki-laki mempunyai akses yang terbatas terhadap pelayanan KB dan
mengakibatkan laki-laki mempunyai persepsi bahwa KB adalah urusan perempuan.
Disamping itu dalam relasi gender di sebuah keluarga, keputusan tentang
penggunaan kontrasepsi lebih banyak ditentukan oleh suami.
Prevalensi terhadap
keparahan penyakit
● Perbedaan norma dan relasi gender menyebabkan perempuan dan laki-laki menderita
penyakit yang berbeda dan juga tingkat keparahannya. Publikasi ilmiah menyatakan bahwa:
a. Perempuan menderita anemia akibat kekurangan Fe pada ibu hamil dan menyusui serta
perempuan yang menstruasi sebagai akibat dari hegemoni laki-laki dalam rumah tangga yang
mempunyai peluang lebih besar mengkonsumsi makanan kaya Fe.
b. Osteoporosis 8 kali lebih tinggi pada perempuan dibandingkan laki-laki yang berhubungan
dengan faktor biologis dan gaya hidup. Demikian pula Diabetes, hipertensi dan kegemukan,
lebih banyak pada perempuan dibandingkan laki-laki.
c. Depresi (dua sampai tiga kali lebih banyak pada perempuan dibandingkan laki-laki pada
semua fase kehidupan) yang berhubungan dengan tipe personal dan pengalaman dalam
bersosialisasi dan perbedaan peluang untuk berkarier atau berkarya antara perempuan dan
laki-laki.
● Angka kematian yang tinggi pada kasus kanker perempuan pada usia dewasa, yang
berhubungan dengan rendahnya akses terhadap teknologi dan pelayanan kesehatan
dalam deteksi dini dan tindakan pengobatan.
● Laki-laki menderita lebih banyak Sirosis Hepatis yang berhubungan dengan perilaku
minuman beralkohol. Schizophrenia dan kanker paru-paru berhubungan dengan
perilaku merokok. Silicosis berhubungan dengan pekerja tambang (100 % laki-laki).
● Untuk kasus hernia pada laki-laki yang berhubungan dengan jenis pekerjaan.
Penyakit dengan gangguan pada Arteri Coronaria merupakan salah satu penyebab
terbesar kematian pria pada saat kerja.
● Perempuan lebih berisiko dari laki-laki terhadap defisiensi micro-nutrient yang akan
berdampak buruk bagi status gizi dan kesehatannya sehingga mengurangi
produktivitas dan peluang investasi di bidang pendidikan.
● Malnutrisi pada bayi berhubungan dengan kemiskinan dan rendahnya tingkat
pendidikan ibu.
Kerentanan terhadap penyakit

● Perempuan lebih rentan dibanding laki-laki terhadap infeksi HIV melalui hubungan
heteroseksual.
● Perempuan lebih banyak terpajan oleh penyakit IMS yang menyebabkan
peningkatan risiko infeksi HIV/ AIDS. Studi menunjukkan bahwa perempuan
mempunyai risiko terinfeksi dua sampai empat kali lebih besar pada kasus ini. Banyak
kasus IMS pada perempuan bersifat asimptomatik (tidak bergejala) yang
mengakibatkan lambatnya diagnosis dan pengobatan.
Kenapa laki – laki bisa tertinggal dibidang
kesehatan dibanding wanita?
▪ Faktor Biologis
Chromosome
a. Wanita memiliki kromosom lahir XX dan pria XY
b. Kromosom Y hanya sekitar sepertiga lebih besar dari X dan mengandung gen yang jauh
lebih sedikit daripada kromosom seks wanita. Beberapa gen ini mungkin terkait dengan
penyakit yang berkontribusi terhadap kematian pria lebih tinggi sepanjang hidup.
c. Selain itu, jika seorang wanita memiliki gen penghasil penyakit pada salah satu kromosom
X-nya, itu mungkin diimbangi oleh gen normal pada X lainnya, tetapi jika seorang pria
memiliki gen buruk yang sama pada kromosom X-nya, ia tidak memiliki potensi
perlindungan gen yang cocok.
Kenapa laki – laki bisa tertinggal dibidang
kesehatan dibanding wanita?
Hormone
a. Testosteron disalahkan karna menyebabkan penyakit jantung pada pria, dimana esterogen
melindungi → kasus atlet menyalahgunakan antrogen yang meningkatkan resiko penyakit
kardiovaskuler
b. Tetapi penelitian menunjukkan bahwa secara fisiologis, testosteron tidak merusak kadar
kolesterol atau merusak jantung. Bahkan, penelitian kecil menunjukkan bahwa perawatan
testosteron bahkan dapat membantu beberapa pria dengan penyakit jantung.
c. Selain itu, wanita yang mengkonsumsi estrogen setelah menopause mengalami peningkatan risiko
serangan jantung, stroke, dan pembekuan darah.
d. Estrogen tampaknya memiliki beberapa efek perlindungan terhadap penyakit jantung → penyakit
jantung pada wanita biasanya 10 tahun lebih lama dibanding pria
e. Kedua hormon menjaga tulang tetap kuat, pria memiliki keunggulan. Seiring bertambahnya usia,
kadar testosteron menurun perlahan, sekitar 1% per tahun, tetapi kadar estrogen turun tiba-tiba
saat menopause, meningkatkan risiko osteoporosis.
Kenapa laki – laki bisa tertinggal dibidang
kesehatan dibanding wanita?
Metabolisme
a. Kolesterol dapat menyebabkan beberapa kesenjangan kesehatan. Laki-laki dan
perempuan memiliki kadar kolesterol LDL yang sama
b. perempuan memiliki kadar kolesterol HDL yang jauh lebih tinggi (60,3 miligram per
desiliter, atau mg / dL, dibandingkan rata-rata 48,5 mg / dL).
c. Kolesterol HDL yang lebih tinggi dikaitkan dengan risiko penyakit jantung yang lebih
rendah.
Kenapa laki – laki bisa tertinggal dibidang
kesehatan dibanding wanita?
▪ Faktor Sosial
a. Pria cenderung mengalami stress di tempat kerja ↑ dibanding wanita → meningkatkan
risiko hipertensi, serangan jantung, dan stroke.
b. Wanita memiliki jaringan sosial yang jauh lebih besar dan lebih dapat diandalkan daripada
pria. Secara umum, wanita berhubungan dengan perasaan mereka dan dengan wanita lain,
dan mereka memiliki kemampuan luar biasa untuk mengekspresikan pikiran dan emosi
Kenapa laki – laki bisa tertinggal
dibidang kesehatan dibanding wanita?

▪ Faktor Kebiasaan
a. Faktor biologis merupakan bagian dari kesenjangan gender, faktor sosial untuk bagian lain.
Namun sejak remaja dan seterusnya, perilaku pria adalah alasan utama pria lebih cepat
jatuh sakit dan mati lebih cepat daripada wanita.
b. Risky behavior
c. Aggression and violence
d. Smoking
e. Alcohol and substance abuse
f. Diet
g. Lack of exercise
h. Lack of routine medical care
Terima Kasih
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons


by Flaticon, and infographics & images by Freepik.

Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai