Anda di halaman 1dari 19

GENDER DAN

KESEHATAN

Andra Vidyarini, S.Gz, M.Si


Tim Pengajar Gender dan Kesehatan
Prodi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu – Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.HAMKA
“Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa- bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah orang yang
paling bertakwa diantara kamu.”

Al Hujurat : 13
KONSEP PERSEPSI GENDER
● persepsi sosial adalah suatu proses membuat penilaian (judgement)atau
membangun kesan (impression) mengenai berbagai macam hal yang terdapat
dalam lapangan penginderaan seseorang.
● Gender stereotype di Masyarakat → laki-laki ditempatkan sebagai peran
fungsi publik dan produktif, sedangkan perempuan pemeran domenstik dan
reproduktif
● Dalam pendidikan, perempuan dianggap belum layak untuk melanjutkan
pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, sehingga yang lebih banyak
mendominasi pendidikan tinggi adalah kaum lelaki
Persepsi Gender di Masyarakat

Laki - Laki Perempuan


Sifat Maskulin Feminime
Fungsi Produktif Reproduktif
Ruang Lingkup Publik Dokestik
Tanggung Jawab Pencari nafkah utama Pencari nafkah tambahan
KONSEP PERSEPSI GENDER
● Dalam beberapa kasus, laki – laki lebih difavoritkan dan mendapatkan
makanan dan perlakuan lebih baik dari wanita dan anak perempuan
● Dalam situasi darurat dimana persediaan makanan terbatas, perempuan dan
anak perempuan lebih mungkin mengkonsumsi makanan yang lebih sedikit
dibandingkan anggota keluarga lainnya → kurang gizi di kalangan wanita dan
anak perempuan
● Wanita lebih sering mengalami kesulitan mengakses layanan kesehatan dan
makanan sebagai salah satu akibat dari insecurity, diskriminasi dan
terbatasnya ruang gerak (adat istiadat dan budaya) → conth india
Persepsi Gender di Masyarakat
● Merokok dianggap pantas untuk laki-laki, tapi tidak untuk perempuan → Dengan
perubahan zaman, perempuan yang merokok sudah dianggap biasa, bahkan sebagai
salah satu ciri perempuan ’modern’.
● Bidan pantas sebagai pekerjaan perempuan karena dianggap mengurusi bagian-bagian
intim perempuan; Dokter kandungan pantasnya laki-laki, bahkan pernah suatu masa
dokter kandungan dilarang digeluti oleh perempuan
● Menjadi pimpinan (rumah sakit; perencanaan; proyek) dianggap ranah laki-laki; menjadi
sekretaris (proyek, kantor, pimpinan) dianggap ranah perempuan
● Pekerjaan merawat dan membesarkan anak serta pekerjaan rumah tangga lainnya
merupakan tugas dan tanggung jawab ibu rumah tangga, sedangkan suami mempunyai
tugas mencari nafkah bagi keluarga
ISU GENDER DAN KESEHATAN
● Isu Gender dalam bidang kesehatan adalah masalah kesenjangan antara perempuan dan
laki-laki dalam hal akses, peran atau partisipasi, kontrol dan manfaat yang diperoleh
mereka dalam pembangunan kesehatan.
● Kesenjangan akses, partisipasi, kontrol dan manfaat antara perempuan dan laki-laki
dalam upaya atau pelayanan kesehatan secara langsung menyebabkan ketidaksetaraan
terhadap status kesehatan perempuan dan laki-laki, sehingga kesenjangan tersebut
harus menjadi perhatian dalam menyusun kebijakan/program sehingga
kebijakan/program bisa lebih terfokus, efisien dan efektif dalam mencapai sasaran.
● isu kesehatan tidak boleh hanya dilihat pada masalah pelayanan kesehatan, tetapi juga
perlu melihat pada hubungan sosial budaya yang menyebabkan perbedaan status dan
peran perempuan dan laki-laki dan relasi antara keduanya di masyarakat.
Isu Gender di
● Isu gender terhadap prevalensi dan tingkat keparahan penyakit
● Isu gender terhadap lingkungan fisik dan penyakit
● Isu gender terhadap faktor risiko penyakit
● Isu gender terhadap persepsi dan respon terhadap penyakit
● Isu gender terhadap akses secara fisik, psikologis dan sosial terhadap sarana pelayanan kesehatan
RESPON TERHADAP PENYAKIT
● Perbedaan norma dan relasi gender menyebabkan perempuan dan laki-laki menderita
penyakit yang berbeda dan juga tingkat keparahannya. Beberapa publikasi ilmiah
menyatakan bahwa:
a. Perempuan menderita anemia akibat kekurangan Fe pada ibu hamil dan menyusui serta
perempuan yang menstruasi sebagai akibat dari hegemoni laki-laki dalam rumah tangga
yang mempunyai peluang lebih besar mengkonsumsi makanan kaya Fe.
b. Osteoporosis 8 kali lebih tinggi pada perempuan dibandingkan laki-laki yang
berhubungan dengan faktor biologis dan gaya hidup. Demikian pula Diabetes, hipertensi
dan kegemukan, lebih banyak pada perempuan dibandingkan laki-laki.
c. Depresi (dua sampai tiga kali lebih banyak pada perempuan dibandingkan laki-laki pada
semua fase kehidupan) yang berhubungan dengan tipe personal dan pengalaman dalam
bersosialisasi dan perbedaan peluang untuk berkarier atau berkarya antara perempuan
dan laki-laki.
RESPON TERHADAP PENYAKIT

● Angka kematian yang tinggi pada kasus kanker perempuan pada usia dewasa, yang
berhubungan dengan rendahnya akses terhadap teknologi dan pelayanan kesehatan
dalam deteksi dini dan tindakan pengobatan.
● Laki-laki menderita lebih banyak Sirosis Hepatis yang berhubungan dengan perilaku
minuman beralkohol. Schizophrenia dan kanker paru-paru berhubungan dengan
perilaku merokok. Silicosis berhubungan dengan pekerja tambang (100 % laki-laki).
● Untuk kasus hernia pada laki-laki yang berhubungan dengan jenis pekerjaan. Penyakit
dengan gangguan pada Arteri Coronaria merupakan salah satu penyebab terbesar
kematian pria pada saat kerja.
● Perempuan lebih berisiko dari laki-laki terhadap defisiensi micro-nutrient yang akan
berdampak buruk bagi status gizi dan kesehatannya sehingga mengurangi produktivitas
dan peluang investasi di bidang pendidikan.
● Malnutrisi pada bayi berhubungan dengan kemiskinan dan rendahnya tingkat pendidikan
ibu.
DAMPAK PERSEPSI DAN RESPON GENDER
● Tingginya AKI di Indonesia karena lemahnya posisi tawar perempuan perempuan dalam
kesehatan kesehatan reproduksi
– Hak mendapat informasi ttg kesehatan reproduksi
– Hak menentukan kapan dan jarak antar kehamilan/kelahiran, menentukan jumlah anak,
– Hak pelayanan keluarga berencana
● Stigma terhadap pekerja seks komersial, tetapi tidak melihat laki – laki yang seringny
berganti pasangan, poligami dan kawin cerai
● Perempuan dikorbankan untuk pencapaian target kependudukan
● Kekerasan fisik terhadap perempuan menyebabkan dan melestarikan melestarikan
subordinasi
● Perbedaan peran laki-laki dan perempuan mempengaruhi persepsi perasaan tidak nyaman
serta mempengaruhi keinginan wanita untuk menyatakan dirinya sakit.
● Wanita juga lebih rentan depresi karena ketidakadilan gender di masyrakat atau keluarga
● Wanita dan anak – anak perempuan cenderung lebih rentan mengalami kekerasan seksual
dan memiliki tingkat stress tinggi akibat norma dan lingkungan di masyarakat
Persepsi dan Respon Penyakit
● Peran perempuan dalam mengurus rumah tangga mengakibatkan apabila perempuan
jatuh sakit tidak cepat mencari pengobatan karena merasa tidak nyaman melalaikan
tugas dan tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga. Kalaupun berobat penyakitnya
sudah dalam stadium lanjut.
● laki-laki dewasa mencari pengobatan terhadap penyakitnya pada stadium lanjut karena
peran maskulin laki-laki menyebabkan laki-laki merasa harus kuat dalam menghadapi
penyakit.
● Tidak masuknya target perempuan pada studi-studi klinis patologis, mengakibatkan
terapi hasil studi tersebut tidak realible diaplikasikan pada perempuan dan mungkin
berbahaya pada perempuan.
● Pertimbangan tubuh laki-laki sebagai standar dalam studi klinis akan membatasi jumlah
studi yang difokuskan pada kesehatan reproduktif dan non-reproduktif perempuan
● Pelayanan Kelurga Berencana lebih fokus pada perempuan dibanding laki-laki
mengakibatkan laki-laki mempunyai akses yang terbatas terhadap pelayanan KB dan
mengakibatkan laki-laki mempunyai persepsi bahwa KB adalah urusan perempuan.
Disamping itu dalam relasi gender di sebuah keluarga, keputusan tentang penggunaan
kontrasepsi lebih banyak ditentukan oleh suami.
MITOS DAN FAKTA PENYAKIT PADA
GENDER
● Penyebaran HIV/AIDS disebabkan oleh perempuan
a. Data global menunjukkan bahwa jumlah perempuan yang terinfeksi HIV dan AIDS lebih tinggi dibanding
jumlah laki-laki yang terinfeksi
b. data di Indonesia menurut laporan Kemenkes, jumlah kasus terinfeksi HIV/AIDS selalu lebih tinggi pada
laki-laki dibanding perempuan, namun bila dilihat jumlah proporsinya setiap tahun proporsi perempuan
yang terinfeksi menunjukkan trend yang semakin meningkat dibanding laki-laki
c. Faktor budaya dan mitos sangat berpengaruh, dan umumnya tidak berpihak pada perempuan
→ Dalam penelitiannya di Botswana dan Afrika Selatan, didapatkan mitos bahwa HIV/AIDS adalah
penyakit perempuan. Budaya patriarki yang sangat kuat, dimana wanita di tempatkan pada posisi yang
lebih lemah dan menjadi obyek seksual dan alat untuk memperoleh keturunan dan pengasuhan anak dan
keluarga. Budaya ini juga terjadi di Indonesia, dan menempatkan perempuan pada posisi yang tidak
memiliki suara ataupun hak
d. Feminisasi pada HIV/AIDS memiliki dimensi gender dimana umumnya beban untuk merawat keluarga
secara umum ada di tangan perempuan. Karena itu dampak HIV/AIDS sangat besar pada wanita dalam
mempengaruhi keluarga dibanding pada laki-laki. Beban untuk merawat keluarga atau pasangan yang
terinfeksi HIV lebih besar pada perempuan padahal umumnya tingkat pendidikan dan pengetahuan
terkait HIV pada perempuan jauh lebih rendah dibanding laki-laki dan pada akhirnya banyak wanita yang
tertular HIV dari pasangannya.
MITOS DAN FAKTA PENYAKIT PADA GENDER

● Urusan KB /memiliki keturunan adalah urusan perempuan


a. Budaya masih menganggap perempuan adalah pihak yang infertilitas
b. Laki – laki merasa jantan sehingga selalu mampu dianggap memberikan keturunan
c. Masih kurangnya pengetahuan keluarga mengenai perencanaan kehamilan
d. Status dan posisi perempuan dianggap lebih rendah di keluarga sehingga tidak memiliki posisi tawar
dalam mengambil keputusan

● Seorang wanita dianggap tugasnya berakhir jika menopause


a. Keluarga kurang memahami masalah menopause
b. Banyak perempuan tidak siap menghadapi menopause → stress, depresi, suka marah
MITOS DAN FAKTA PENYAKIT PADA GENDER

● Sering masturbasi bisa membuat mandul


a. Pengaruh masturbasi biasanya berupa psikologis seperti perasaan bersalah, berdosa, dan kadarnya
berbeda-beda pada tiap orang
b. Kemandulan biasanya akibat dari IMS (Infeksi Menular Seksual) atau penyakit lainnya seperti kanker atau
karena sebab fisik lainnya misalnya kualitas sperma yang kurang baik

● Seorang wanita dianggap tugasnya berakhir jika menopause


a. Keluarga kurang memahami masalah menopause
b. Banyak perempuan tidak siap menghadapi menopause → stress, depresi, suka marah
MITOS DAN FAKTA PENYAKIT PADA GENDER

● Transgender adalah penyakit jiwa


a. disforia gender dikenal sebagai gangguan identitas gender atau gender identity disorder
b. Orang dengan disforia gender mengalami gangguan secara psikologis, seperti orang-orang
dengan gangguan kepribadian, disosiatif, atau psikotik yang belum diketahui jelas secara
standar ilmiah
c. sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2011, transgender dan individu yang tidak
merasa sesuai dengan gender mereka ditanya apakah mereka melakukan transisi secara
medis → Hasilnya, 60 persen melakukan transisi dengan kapasitas tertentu dan 30 persen
menjalani operasi untuk transisi. Hal tersebut menunjukkan bahwa operasi transisi adalah
hak pribadi dan bersifat intim.
d. identitas gender mengacu pada perasaan internal seseorang dari lubuk hati yang paling
dalam, apakah mereka merasa perempuan atau laki-laki atau jenis kelamin lain. Identitas
gender merupakan penentu kelamin biologis bersamaan dengan hormon, kromosom, dan
anatomi reproduksi internal maupun eksternal.
e. Identitas gender seseorang dapat memiliki perbedaan dengan jenis kelamin yang
ditetapkan dokter (pada akta kelahiran), dan cara mereka dibesarkan
TERIMA KASIH
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was


created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, infographics & images by Freepik
Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai