TUGAS INDIVIDU
NDH : 35
Angkatan : III
Nadiem Anwar Makarim lahir pada 4 Juli 1984. Nadiem Makarim mulai bersekolah
SD di Jakarta, kemudian lulus SMA nya di Singapura. Nadiem kemudian melanjutkan
pendidikannya di jurusan International Relations di Brown University, Amerika Serikat.
Selama setahun ia menjalani program Foreign Exchange di London School of Economics.
Nadiem kemudian melanjutkan studinya di Harvard Business School, Harvard University dan
lulus dengan menyandang gelar MBA (Master of Business Administration).
Berdirinya PT GO-JEK dimulai dari kecintaanya terhadap jasa tukang ojek. Nadiem
lebih memilih menggunakan ojek saat pulang atau pergi ke kantor ketimbang mengunakan
mobil pribadi karena merasa lebih aman, tingkat kecelakaan pada pengguna ojek sangat kecil.
Bahkan ia hampir 5 kali sehari naik ojek. Selama menggunakan jasa ojek, ia tidak pernah
mengalami kecelakaan tidak seperti saat ia menggunakan taksi, dirinya pernah dua kali
kecelakaan, kendaraan pribadi tiga kali kecelakaan, dan naik motor pribadi satu kali
kecelakaan. Lantaran sering menggunakan jasa ojek, Nadiem pun sering ngobrol dengan para
tukang ojek langganannya. Dari hasil obrolan dan pengamatannya, ia mengetahui bahwa
sebagian besar waktu tukang ojek banyak dihabiskan untuk mangkal dan menunggu
penumpang.
Saat di pangkalan ojek, biasanya tukang ojek bergiliran dengan tukang ojek lainnya. Sudah
giliran, kadang penumpang sepi. Sementara itu, dari sisi pengguna jasa, keamanan dan
kenyamanan ojek beum terjamin 100 persen.
Dari hasil riset itulah ia mendapatkan ide membuat inovasi bagaimana orang bisa
dengan mudah memesan ojek melalui ponsel tanpa harus repot ke pangkalan ojek, jadi orang
yang jauh dengan pangkalan ojekpun dapat menikmatinya. Tukang ojek sendiri tidak harus
mangkal. Bagi penumpang, menggunakan ojek juga lebih aman karena jelas dan terdaftar. Ide
Nadiem ini juga sejalan dengan salah satu tugas kuliah ketika mengambil master di Harvard
Business School.
Dalam perjalanan, Sopir ojek Go-Jek di lapangan sempat ada gesekan dengan Sopir
ojek lokal. Para tukang ojek lokal/tradisional merasa kehadiran Gojek mengurangi
pendapatan mereka. Saat ini Nadiem Makarim sebagai CEO dan pendiri Go-Jek. Kini, sudah
ada 10 ribu sopir ojek yang tergabung dalam Go-Jek. Pertumbuhan 10 ribu Sopir ojek sangat
cepat tahun ini. Padahal di awal Januari 2015 saja, mitra Sopir ojek masih 1.000. Aplikasi
mobile Go-Jek juga sudah diunduh sebanyak 400 ribu.
Model bisnis yang diterapkan Go-Jek adalah skema bagi hasil dengan supir ojek. Go-
Jek hanya mengambil bagian 20% dan sisanya 80% adalah bagian pengendara ojek. Go-Jek
memberikan fasilitas cicilan kepada supir berupa jaket, helm dan HP Android. Terakhir
terdapat pemberitaan bahwa Go-Jek juga memberikan perlindungan asuransi kesehatan dan
kecelakaan kepada supir.
1. Akuntabilitas
- Bertanggung jawab, terlihat dari apa yang sudah di rintis dan di mulai hingga
menjadi sesuai yang besar
- Integritas, sosok yang dapat menjadi panutan karena kecintaanya pada tukang
ojek dan ingin menjadikan tukang ojek menjadi pekerjaan yang lebih baik
2. Nasionalisme
- Rela berkorban, beliau berhenti bekerja saat sedang memiliki jabatan yang
cukup tinggi yaitu direktur e-commerce dan memulai merintis bisnis baru dari
bawah
- Cinta tanah air, tergambar dari apa yang telah dijalani nya , setelah pendidikan
di luar negeri beliau lebih memilih untuk mengembangkan bisnisnya di dalam
negeri dan mamajukan produk anak bangsa
3. Etika public
- Tekun, jatuh bangun yang sering terjadi saat memulai perusahaan rintisan
tidak menjadikan nadiem menyerah akan keinginanya untuk membantu para
tukang ojek
4. Komitmen mutu
5. Anti korupsi
- Kerja keras, hasil usaha yang di lakukan dengan jatuh bangun menghasilkan
sebuah karya anak bangsa yang sangat membanggakan, terbukti
- Jujur, modal usaha yang ditawarkan sangat transparan sehingga mitra ataupun
penggunanya tidak ada yang merasa dirugikan