Anda di halaman 1dari 4

1.

METODE 1-2-5
A. 1x 24 jam Notifikasi kasus oleh kader dan konfirmasi laboratorium
 Apakah notifikasi kasus sudah dilakukan? Jika sudah, dilakukan oleh siapa? (oleh
kader/penanggung jawab program)
 Setelah notifikasi kasus, diperlukan konfirmasi laboratorium, Apakah kader di
wilayah puskesmas anda sudah bisa melakukan pemeriksaan laboratium untuk
malaria?jika sudah bisa dengan apa?(RDT) jika belum bisa? Apa kendala nya?
Apakah sudah pernah dilakukan pelatihan untuk pemeriksaan laboratorium bagi
kader?(dari Dinkes atau kerjasama dengan perdaki?)

B. 2-Kunjungan petugas kesehatan untuk penyelidikan epidemiologi (PE)


Setelah dilakukan notifikasi kasus dari kader dan konfirmasi laboratorium, maka pada hari ke
2-4 dilakukan penyelidikan epidemiologi oleh petugas, Apa saja komponen PE yang
dilakukan oleh petugas? (Penyelidikan Kasus, Survai Kontak, Penyelidikan Faktor Risiko,Klasifikasi
Fokus )
a. Penyelidikan Kasus
 Bagaimana metode penyelidikan kasus malaria di wilayah anda?( wawancara
kepada pasien terkonfirmasi malaria menggunakan formulir penyelidikan
kasus dan survei tempat tingal pasien)
 Bagi yang API tinggi : Setelah dilakukan wawancara, klasifikasi kasus dibagi
menjadi kasus indigenous dan kasus import. Kasus indigenous di tempat anda
sebanyak xx, yang berarti belum termasuk tahap eliminasi. Apakah kendala
yang ditemukan dalam tahap menuju eliminasi malaria?

b. Survei Kontak
 Survai kontak pada kasus indigenous: Apakah seluruh anggota keluarga/ orang yang
tinggal bersama kasus sudah diperiksa? Apakah Tetangga yang tinggal dalam radius
200 m atau 5 rumah sekitar kasus sudah diperiksa? Apakah Teman yang bekerja
dilingkungan yang sama dengan kasus sudah diperiksa? Apakah didapatkan kasus
selain pasien?
 Survei kontak kasus impor: Apakah keluarga/ rombongan yang berpegian bersama
pasien sudah diperiksa?
 Apa saja kegiatan survei kontak daerah reseptif sudah dijalankan di wilayah
kerja anda? Apa saja kendalanya? (identifikasi daerah reseptif dilakukan dengan
memeriksa jentik di tempat perindukan nyamuk seperti lagun, rawa, mata air,
sungai, sawah, dan genangan air lainnya yang ada di alam. Serta menangkap
nyamuk Anopheles dewasa. )

c. Penyelidikan faktor resiko


 Apakah sudah dilakukan Survei Nyamuk Anopheles Dewasa dan Survai Larva/Jentik
Nyamuk Anopheles di daerah anda? Berapakah MBR (Man Biting Rate) dan
kepadatan larva/ jentik di daerah anda? Apakah jumlahnya menurun setelah
dilaukan IRS dan larvaciding?
 Apakah didapatkan perilaku atau kebiasaan masyarakat yang berhubungan dengan
penularan malaria? (seperti aktifitas rutin di luar rumah pada malam hari, kegiatan
kumpul-kumpul yang dihadiri pada malam hari)

d. Klasifikasi fokus
Klasifikasi fokus berdasarkan adanya kasus indigenous dan reseptifitas suatu
daerah dibagi menjadi tiga daerah fokus antara lain: Fokus Aktif, Fokus Non Aktif
,Fokus Bebas . Sedangkan daerah yang tidak reseptif disebut daerah non-fokus.
Yang manakah fokus di wilayah kerja Anda? Apa kendala dalam penularan
malaria tersebut?

C. 5- penanggulangan memutus penularan


1. Penyelidikan Fokus
a. Pengamatan fokus
 Vektor: Apakah ada perindukan nyamuk di wilayah puskesmas? Dimana
wilayah yang paling banyak? Bagaimana cara mengatasi vektor tersebut?
(merujuk ke pengendalian vektor)
 Apakah spesies nyamuk yang paling banyak menyebabkan malaria di wilayah
puskesmas?
 Dari survei entomologi malaria oleh Balitbangkes sendiri disebutkan ada 4
macam survei untuk malaria meliputi: Survei pendahuluan, survei longitudinal,
survei intensif dan survei sewaktu/spot survei. Yang mana sajakah yang sudah
dijalankan di wilayah kerja Anda? Apa saja kendalanya?
b. Penilaian intervensi program
1) Penilaian kinerja diagnostik:
 Apakah di distrik/puskesmas sudah ada tenaga mikroskopis/analis? Jika ada, apa
tingkatan dari analis tersebut (expert, reference, advance, atau basic)?< tenaga
mikroskopid di fasyakes yang terlatih minimal level 3)
2) Penilaian kinerja tatalaksana
 Berapa jumlah tenaga medis yang terlatih untuk tatalaksana malaria?Apakah
sesuai standar ketenagaan program malaria? < standar minimal puskesmas: HCI:
dokter 2, bidan 1, perawat 1, mikroskopis 1, pengelola program 1, kader 3.
Standar minimal puskesmas MCI: dokter 1, bidan 1, perawat 1, mikroskopis1,
pengelola program 1, kader 2. Standar minimal puskesmas LCI: dokter 1, bidan
1, perawat 1, mikroskopis1, pengelola program 1, kader 1. Pelatihan sbb:
Pelatihan Case Manajemen bagi Dokter, Pelatihan Case Manajemen bagi
Paramedis (Bidan dan Perawat), Pelatihan Parasitologi Malaria (Mikroskopis dari
Pusat sampai Puskesmas atau UPT), Pelatihan Manajemen dan Epidemiologi
Malaria (Basic Training), Pelatihan Juru Malaria Desa (JMD) atau Kader>
 Bagaimana kepatuhan pasien dalam meminum obat sesuai dengan jenis malaria
pasien? (Pasien meminum obat program sampai habis atau hanya sampai pasien
merasa tubuh lebih fit)
 Apakah setelah terkonfirmasi positif malaria pasien di follow-up? Apa yang
digunakan untuk follow upnya (harus menggunakan mikroskop)? Bagaimana
cara follow-up?

3) Penilaian kinerja pengendalian vektor( seperti pertanyaan ura )


 Penyemprotan rumah dengan insetisida (IRS): Apakah dilakukan atau tidak?
Apakah dilakukan hanya pada saat jumlah kasus tinggi?
 Memakai kelambu: Bagaimana cara mendistribusikan kelambu? Bagaimana cara
memastikan kelambu itu dipakai, atau hanya sekedar dibagikan? Bagaimana
evaluasi cara perawaan kelambu? Bagaimana evaluasi kelambu yang digunakan
di dalam rumah tangga?
 Ikan pemakan larva: Apakah bila ditemukan kasus pasti akan diberikan ikan?
Jika Ya, Bagaimana cara warga mendapatkan ikan pemakan larva? Kalau tidak
apa solusi yang diberikan?
2. Pemetaan fokus.
Apakah sudah ada pemetaan fokus pada puskesmas anda?

3. Penanggulangan fokus:
 Apakah setiap kasus sudah dilakukan follow up pengobatan?Apakah pengendalian vektor sudah
dilakukan? Promosi kesehatan untuk berperan aktif dalam upaya pembebasan malaria? Apakah
sudah ada analisis kegiatan yang perlu dlakukan oleh lintas program/ sektor terkait sesuai
permasalahan di daerah tersebut?
 Apakah sudah dilakukan Passive Case Detection (PCD), Active Case Detection (ACD) di wilayah
(puskesmas) yang reseptif dan atau vulnerabel, penemuan kasus secara dini dilakukan?
 Apakah sudah ada Audit kematian Malaria?

Kunjungan supervisi kader rutin

Apakah ada sistem pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Kabupaten? Pengawasan yang
dilakukan dalam bentuk apa? Kapan saja pengawasan di laksankan? Apakah ada evaluasi
untuk kinerja kader? (berapa kali dalam setahun)

Kegiatan pengawasan dan promkes oleh kader

b. Apakah kegiatan pengawasan dan promosi kesehatan telah dilakukan oleh kader
selama 2 bulan? Apa bentuk kegiatannya?
c. Apakah sudah dilakukan pengawasan oleh petugas kesehatan secara rutin?

Pelaksanaan rencana kerja kampung antara lain menghilangan atau mengalirkan genangan
air

Apakah sudah terlaksana? Apakah kendalanya?

Anda mungkin juga menyukai