Anda di halaman 1dari 87

RANGKUMAN OSCE BATCH IV NOVEMBER 2016

OSCE 26 November 2016 Sesi 1: 4. Tonsilitis Akut 10. Bronkiloitis


1. Bipolar episode manik dg gejala 5. Fraktur Femur 11. Fr. Obliq 1/3 distal os tibia dextra +
psikotik 6. Gangguan Mental dan Prilaku ec zat bidai
2. Bells spalsy psikoaktif ganja
3. Gizi Buruk (Marasmus) 7. Istirahat Line B
4. Blefaritis 8. Cluster Headache 1. ASMA
5. Vulnus Laseratum 9. Pterigium 2. kateter
6. Syok hipovolemik 10. Underweight BMI 15,6 3. Jiwa ga jelas kayanya narkolepsi /
7. Faringitis 11. Vesikolitiasis hipersomnia (keluhannya tidur terus)
8. Op Fraktus tibia 1/3 Proximal pasang 12. Disentri Basiler 4. Thalasemia
Bidai 13. Limfadenitis regio coli 5. Scabies
9. Gonorrea 14.Istirahat 6. Vagi bakterialis
10. Leptospirosis 7. Rest
11. Sistitis 28 Nov 2016 Sesi I Pagi 8. Mata
12. App akut 9. Cluster
1. Vulnus schissum (hecting) 10. Fraktur ante brachii
Sesi 2 Sabtu 26 Nov 2016 2. Shock hipovolemik ec diare (infus) 11. Rjp Neonatus
3. PID 12. Ada 2 pasien . OE N OMA
1.vulnus schicum 4. Laringitis akut
2.syok hipovolemik ec diare dengan 5. Sprain ankle dextra Osce siang
dehidrasi berat 6. Skizofrenia dgn gangguan waham 1. Malaria falciparum
3.candidiasis vulvovaginal 7. Istirahat 2. Vulnus laseratum , hecting
4.abses peritonsil 8. Neuralgia Trigeminal 3. Serangan panik
5.fr.tertutup 1/3 medial clavicula 4. Filariasis
sinistra 5. Herpes zooster
6.gangguan psikotik akut 6. Konjungtuvitis alergi
7.istirahat 9. Dakrioadenitis 7. OMA dtadium oklusi
8.TTH 10. Gizi buruk 8. Migrain with aura
9.kwasiokor 11. GO 9. Fraktur humerus + bidai
10.tifoid 12. Hepatitis A 10. ETT
11.PNA (Pyelonefritis Akut) 13. DHF gr 2 11. Pertusis
12.RA/Gout (Penguji ga jls ngasih hsl 14. Istirahat
px) OSCE 2
13.konjungtivitis bakterialis Sesi 2 28 Nov 2016 Pagi
14.istirahat Sesi 6 1. VES (baca ekg)
1. Ulcus Molle 2. Sirkumsisi
27 Nov 2016 Sesi 1 Pagi 2. Vulnus schissum 3. Amoebiasis
3. Syok hivolemik ec diare dengan 4. PTSD
1. Vulnus laceratum (dd vulnus dehidrasi berat 5. Tinea Kruris
schissum) 4. Cervicitis gonorhea dd pelvic 6. G4P2A0 hamil 32 minggu, janin
2. Diare akut dehidrasi berat inflamatory tunggal hidup, letak kepala, dg PEB
3. CF Humerus dextra 1/3 Distal 5. Difteri dd candidiasis tanpa HELLP syndrome
4. Gangguan waham 6. Depresi sedang berulang tanpa gejala 7. Keratokonjungtivitis
5. KVV psikotik 8. Tension Headache
6.Tonsilitis kronis eksaserbasi akut 7. Keratitis viral 9. Hemoroid Interna Grade 3
7. Istirahat 8. Infeksi neonatorum dd omfalitis 10. BLS dewasa
8. Kejang demam sederhana 9. Soft tissue injury metacarpal sin 11. Parotitis
9. Hordeolum interna 10. Underweight
10. Obese gr. I 11. Malaria pl falciparum Siang
11. GastritiS 12. HNP 1. Panik
12. Trauma ginjal sinistra 2. Bronkiolitis
13. Anemia def. Besi (ec gastritis OSCE 1 3. Scabies
erosiva) ➡ pasien hobi minum Line A 4. Trichomonas Vagina
1. Leptospirosis 5. Hifema od
meloxicam
2. Syok hipovolemik ec GEA (infus) 6. Hernia inguinalis irreponible
14. Istirahat
3. BPPV strangulata
4. AKDR + edukasi papsmear 7. RJP
5. RJP 8. OA
27 Nov 2016 Sesi II siang
6. ISK 9. Hepatitis B
1. Vulnus schizum
7. GMO krn demam (riw alkohol) 10. Kateter
2. Syok hipovolemik ec diare berat
8. DKA ec kalung imitasi 11. Stroke iskemik
3. BV
9. Pterigium gr 2

Kasus Tindakan DLL 9. Edukasi SADARI (✔) 4. Anemia def. Besi (ec gastritis
1. RJP (✔) 10. Partus normal erosiva) ➡ pasien hobi minum
2. Infus (syok hipovolemik) (✔) 11. Sirkumsisi meloxicam
12. Vulnus laceratum, schisum —> 5. Hepatitis A
3. Kateter (✔) hecting. 6. Amoebiasis
4. Endotracheal tube (✔) 13. IVA 7. Hepatitis B
8. GERD
5. Suntik IV (ondansetron) (✔) Kasus IPD 9. Diare e.c shigellosis
6. Pemasangan NGT (✔) Gastroenterohepatologi 10. Diare e.c ascariasis
1. (GED) diare akut dehidrasi berat
7. EKG (✔) 2. Gastritis Metabolik Endokrin
8. Resusitasi neonatus + RJP 3. Disentri Basiler 1. Obesitas grade I
neonatus (✔) 2. Underweight
3. Koma HONK (✔) 7. Narkolepsi/hipersomnia
8. Serangan panik Kasus Mata
4. DM + Edukasi DM
9. Gangguan penyesuaian 1. Blefaritis
5. Dislipidemia
10. Gangguan cemas 2. Konjungtivitis bakterialis
6. Graves disease
11. PTSD 3. Hordeolum interna
12. Psikotik akut e.c intoksikasi alkohol 4. Pterigium
Infeksi Tropis 13. Insomnia 5. Dakrioadenitis
1. Limfadenitis regio coli 14. Depresi berat dengan gejala 6. Konjungtivitis alergi-konjungtivitis
2. DHF grade II psikotik viral
3. Malaria falciparum (✔) 7. Keratokonjungtivitis
4. Filariasis Kasus Neuro 8. Hifema
5. Parotitis 1. Bells palsy (✔) 9. Hipermetrop simpleks
6. Anemia e.c ascaris 10. Dry eye
2. Tension-type headache (✔) 11. Astigmat miop kompositus OD +
7. Leptospirosis
8. Tifoid 3. Cluster headache (✔) miop simpleks OS
12. Katarak matur OD + imatur OS
4. Trigeminal neuralgia (✔)
Kardiovaskular Kasus THT
1. Ventrikular ekstrasistole (VES)— 5. BPPV (✔)
baca EKG 1. Faringitis (✔)
6. Migraine with/without aura (✔)
2. NSTEMI-STEMI 2. Abses peritonsil (✔)
3. Hipertensi esensial 7. Stroke iskemik (✔)
4. Angina pectoris stabil 3. Tonsilitis kronis eksaserbasi akut (✔)
8. Tarsal tunnel syndrome (TTS) (✔)
5. Cor pulmonale akut 4. Tonsilitis akut (✔)
9. Carpal tunnel syndrome (CTS) (✔)
5. Laringitis akut (✔)
Pulmonologi 10. Meningitis (✔)
1. Asma bronkiale 6. OE (✔)
11. Tetanus (✔)
2. Bronkitis akut 7. OMA (✔)
3. PPOK 12. Parkinson disease (✔)
4. TB paru 8. Epistaksis anterior (✔)
Kasus Obgyn 9. OME (✔)
Muskuloskeletal/Imunologi 1. Kandidiasis vulvovaginal
1. Gout 2. Bacterial vaginosis
Kasus Urologi
2. RA 3. PID
3. OA 4. AKDR + edukasi papsmear 1. Sistitis (✔)
5. G4P2A0 hamil 32 minggu, janin 2. Pyelonefritis akut (✔)
Hematologi-Onkologi tunggal hidup, letak kepala, dg PEB
1. Thalasemia tanpa HELLP syndrome 3. Trauma ginjal sinistra (✔)
6. Trikomonas vaginalis 4. Vesikolithiasis (✔)
Kasus Pediatri 7. GO
8. IVA 5. ISK (✔)
1. Gizi Buruk (✔)
9. Abortus imminens 6. Nefrolithiasis (✔)
2. Kejang demam sederhana (✔) 10. KPD
11. Partus normal
3. Bronkiolitis (✔) Kasus Dermatoveneroelogy
12. Pap smear
4. Pertusis (✔) 1. DKA karena kalung imitasi (✔)
Kasus Bedah 2. Gonorea (✔)
5. Parotitis (✔)
2. Op Fraktus tibia 1/3 Proximal pasang
6. Kurva CDC (✔) Bidai 3. Skabies (✔)
3. App akut 4. Herpes zoster (✔)
7. Diaper rash (✔)
5. Fraktur tertutup 1/3 medial clavicula
8. Edukasi obesitas anak (✔) sinistra 5. Tinea kruris (✔)
6. Fraktur tertutup humerus dextra 1/3 6. Sifilis
9. Imunisasi (✔)
Distal 7. Kandidiasis (✔)
7. Fraktur femur
Kasus Jiwa 8. Angkle sprain dextra 8. Varicella (✔)
1. Bipolar episode manik dg gejala 9. Fr. Obliq 1/3 distal os tibia dextra +
psikotik 9. Creeping eruption (✔)
bidai
2. Gangguan psikotik akut 10. Fraktur ante brachii 10. Morbus hansen (✔)
3. Gangguan waham 12. Hemoroid interna grade III
4. Gangguan Mental dan Prilaku ec zat 11. Pitiriasis versikolor (✔)
13. Hernia inguinalis irreponible
psikoaktif ganja strangulata 12. Ulkus molle (✔)
5. Skizofrenia paranoid 14. Gangren pedis digiti I
6. GMO karena demam 15. Fraktur colles
PAP TEST (SMEAR)
1. Menjelaskan prosedur pap smear. Jelaskan pada pasien, agak sedikit nyeri
2. Alat dan bahan: cahaya, spekulum vagina, spatula (kayu/plastik), sitobrush/cervical brush.
3. Gunakan alat pelindung diri. Bersihkan.
4. Inspeksi dan palpasi, pasang duk bolong.
5. Pasang spekulum.
6. Inspeksi portio, forniks, dinding vagina. Identifikasi zona transformasi.
7. Pilih ujung spatula yang paling cocok untuk zona transformasi.
8. Putar spatula 360 derajat di permukaan serviks sambil mempertahankan kontak dengan permukaannya.
Diawali dan diakhiri jam 9, searah jarum jam, atau arah sebaliknya mulai dan berakhir di jam 3. Oles di
obyek glass.
9. Jika menggunakan cervical brush, putar di mulut serviks. Minimal 1/4 putaran smpai 1 putaran tergantung
kondisi serviks (jika rapuh dll harus 1/4 aja) searah jarum jam. Habis itu dipulas di obyek glass diputar
berlawanan jarum jam, tepat di aras spesimen yang dari spatula.
10. Masukkan pada alkohol 95/96%. Kalau tidak ada gunakan hair spray.

IUD
1. Inform consent, jelaskan. IUD bagus dilakukan pada akhir haid.
Pakai sarung tangan. Duduk di depan pasien.
2. Inspeksi terlebih dahulu. Lalu palpasi.
3. Bimanual untuk menentukan posisi uterus ante atau retrofleksi.
4. Inspekulo. Gunakan ukuran medium pada wanita dewasa. Inspeksi serviks, dinding vagina. Jika ada
discharge bersihkan dgn kapas steril.
5. Ukur kedalaman uterus dgn sonde dan sesuaikan dengan posisi.
6. Copot sarung tangan, ambil bungkus AKDR. Masukkan Tnya ke dalam botol. Hbs itu buka bagian
bawahnya (steril).
7. Pakai sarung tangan steril, ambil akdrnya. Ukur sesuaikan berapa cm dengan kedalaman uterusnya.
8. Masukkan ke dlm uterus. Hbs itu gunting.
9. Buka inspekulo, bimanual untuk menyelipkan benang ke forniks anterior.

DAFTAR ISI ● Jika terdapat jejas di kepala —>


1. Primary survey dan resusitasi jantung stabilisasi leher dengan memasang collar
paru (BLS). neck.
2. Resusitasi neonatus + RJP neonatus. ● Melakukan triple-airway maneuver.
3. Edukasi sadari.
4. Pemasangan NGT. Breathing
5. Syok anafilaksis. ● Nilai apakah pasien bernafas dengan
normal atau tidak.
1. PRIMARY SURVEY ● Look: pergerakan rongga dada.
dan RESUSITASI JANTUNG PARU ● Listen: dengarkan suara nafas.
(BLS) ● Feel: rasakan udara pernafasan dengan
PRIMARY SURVEY pipi/telapak tangan.
Airway and C-Spine Control ● Berikan ventilasi buatan 2x interval 1
● Perhatikan apakah ada sumbatan pada detik, 12x/menit.
jalan nafas (kondisi pasien terlentang).
● Keluarkan sisa makanan, darah, dengan Circulation
teknik crossfinger. ● Periksa pulsasi nadi karotis.
● Pasang OPA (oropharyngeal airway). ● Jika denyut nadi karotis teraba maka
● Suction. lakukan ventilasi saja tiap 5 detik 1x.
● Jika denyut tidak teraba maka lakukan 2. RESUSITASI NEONATUS + RJP
kompresi jantung CPR. NEONATUS
● Penolong dalam keadaan berlutut di
samping pasien.
● Tandai posisi untuk melakukan CPR.
● Kompresi jantung luar dengan 30:2.
Setelah 5 siklus kembali nilai denyut arteri
karotis.

Disability: Pemeriksaan GCS (lakukan


rangsang nyeri pada sternum pada pasien
yang tidak sadar).
Exposure: Buka pakaian dan lihat apakah
terdapat jejas pada tubuh, lalu berikan
selimut untuk mencegah terjadinya
hipotermi.

BASIC LIFE SUPPORT (RJP)


Kalau ada pasien tidak sadar:
● 3A: Aman diri (pakai handscoen, dan
lain2), aman pasien (amankan pasien ke
tempat yang aman), aman lingkungan
(meminta orang sekitar untuk pergi agar
sirkulasi oksigen tidak terganggu).
● Check for response: tepuk pundak yang
keras dan panggil pasien.
● Check for breathing: cek pernafasan - 1 siklus: 3 kompresi & 1 ventilasi dalam 2
(letakkan tangan di dekat hidung, dan lihat detik (3:1).
pergerakan pernafasan). - Frekuensi: 90 kompresi + 30 ventilasi
● Call for help: minta bantuan dan dalam 1 menit (berarti 120 kegiatan per
ambilkan AED. menit).
● Cek nadi a. carotis (lebih dari 5 detik - Dilakukan dalam 30 detik —> 15 siklus.
kurang dari 10 detik),
● Start CPR —> 30:2. RJP Neonatus
● Cek nadi dan airway lagi setelah 5 siklus. - Prinsip sama dengan RJP pada dewasa.
● Jika sudah beres: posisikan pasien dalam - Cek pulse boleh di brachialis atau carotis.
posisi mantap. - Kompresi 30:2 (untuk 1 penolong), 15:2
(untuk 2 penolong).
High Quality CPR - Pas diberikan nafas saja 1:3. 1x nafas tiap
- Minimal 100x/menit 3 detik.
- Kompresi ke dalaman 5 cm (kalau anak 4 - Teknik dua jari untuk 1 penolong, teknik
cm). ibu jari untuk 2 penolong.
- Biarkan paru mengembang setelah habis
pompa Terdapat 2 macam teknik kompresi: teknik
- Interupsi minimal dua jari (kiri) dan teknik ibu jari (kanan).
- Jangan berikan ventilasi berlebihan

Pasien dikatakan sadar jika:


- Batuk
- Membuka mata
- Bicara
- Bernafas normal
cm pada tube / selang lalu lakukan
pengukuran dengan metode
tradisional. Selang yang akan
dimasukkan pertengahan antara 50
cm dengan tanda tradisional.
● Beri tanda pada panjang selang yang
sudah diukur dengan plester.
● Oleskan jelly lidokain pada selang NGT
sepanjang 10-20 cm.
● Informasikan kepada pasien bahwa
selang akan dimasukkan melalui hidung
dan instruksikan kepada pasien agar
3. EDUKASI SADARI menelan perlahan.
● Jika selang NGT sudah masuk periksa
letak selang dengan cara :
● Pasang spuit yang telah diisi udara kira-
kira 10-20 ml lalu dorong sehingga udara
masuk kedalam lambung. Kemudian
dengarkan dengan menggunakan stetoskop
di daerah lambung/epigastrium.
● Masukkan ujung bagian luar selang NGT
kedalam mangkok yang berisi air. Jika ada
gelembung udara berarti masuk kedalam
paru-paru, jika tidak ada gelembung udara
berarti masuk kedalam lambung.
● Fiksasi selang NGT dengan plester dan
hindari penekanan pada hidung.
● Tutup ujung luar NGT.

Indikasi: pasien tidak sadar, pasien


4. PEMASANGAN NGT kesulitan menelan, muntah darah, intake
PROSEDUR TINDAKAN sulit.
● Menerangkan prosedur tentang tindakan Kontraindikasi: tumor rongga
yang akan dilakukan dan tujuan tindakan hidung/esofagus, trauma atap hidung/basis
pemasangan NGT. cranii.
● Atur posisi pasien (tidur telentang dengan
kepala ditinggikan pakai 1-2 bantal) 5. SYOK ANAFILAKSIS
sehingga mempermudah pada saat
pemasangan NGT dilakukan (semi-fowler
30 derajat).
● Cuci tangan dan gunakan handscoen
bersih (tidak perlu steril) dan membuka
kemasan NGT.
● Memeriksa rongga hidung dan mulut
dengan penlight, lihat adanya deviasi,
massa, penyempitan.
● Ukur panjang tube/selang yang akan
digunakan dengan menggunakan metode :
1 Metode tradisional; Ukur jarak dari
puncak lubang hidung ke meatus
akustikus eksterna dan ke prosesus
xipoideus di strenum.
2 Metode Hanson; Mula-mula ditandai 50
DAFTAR ISI
1. Imunisasi dan jenis imunisasi
2. Campak
3. Varicella
4. Kejang demam
5. Bronkiolitis

6. Pertusis
7. Mumps/viral parotitis
8. Gizi buruk
(marasmus/kwashiorkor/marasmus-kwashiorkor)
9. Obesitas pada anak + kurva WHO dan CDC
10. Diaper rash/diaper dermatitis
11. Meningitis/ensefalitis pada anak
12. Ikterus fisiologis
0 bulan Hepatitis B 0 (nol)
1. IMUNISASI 1 bulan BCG, Polio 1
Jadwal imunisasi IDAI dan Depkes berbeda. 2 bulan DPT-HB-HiB 1 (pentabio), Polio 2
Untuk dokter umum seharusnya memang 3 bulan DPT-HB-HiB 2 (pentabio), Polio 3
4 bulan DPT-HB-HiB 3 (pentabio), Polio 4
menggunakan jadwal imunisasi Depkes karena
9 bulan Campak
inilah yang digunakan di Puskesmas. Namun
18 bulan DPT-HB-HiB
untuk ujian lebih baik untuk menghafal keduanya. 24 bulan Campak
Kelas 1 SD Campak (Agustus) dan DT (November)
Kelas 2 SD Td (November)
Kelas 3 SD Td (November)
● 0-9 bulan merupakan imunisasi dasar.
JADWAL IMUNISASI IDAI ● 18, 24 bulan dan kelas 1-3 SD merupakan
imunisasi tambahan.

IMUNISASI PADA ANAK DENGAN HIV?


Pasien HIV mempunyai risiko lebih besar untuk
mendapatkan infeksi Walaupun responnya
terhadap imunisasi tidak optimal atau kurang,
penderita HIV memerlukan imunisasi. Pasien
HIV dapat diimunisasi dengan mikroorganisme
yang dilemahkan atau yang mati sesuai dengan
rekomendasi yang tercantum pada tabel di bawah
ini.
IPV (JANGAN BERI OPV) Rekomendasi: YA
DPT Rekomendasi: YA
HiB Rekomendasi: YA
Hepatitis B Rekomendasi: YA

Hepatitis A Rekomendasi: YA
Hepatitis B 0, 1, dan 6 bulan. MMR Rekomendasi: YA
Polio 0, 2, 4, dan 6 bulan. Booster 18-24 bulan dan 5 tahun.
BCG 1x saja usia 0-1 bulan.

DPT 2, 4, dan 6 bulan. Booster 18-24 bulan. 5 tahun, 10-12 tahun


Influenza Rekomendasi: YA
HiB
(Td) dan 18 tahun (Td).
2, 4, dan 6 bulan. Booster 15-18 bulan.
Pneumokokus Rekomendasi: YA
Campak
MMR
9 bulan. Booster 24 bulan dan 6 tahun.
15 bulan. Booster 5-6 tahun. Vaksin campak ke 2 (24 bulan)
BCG Rekomendasi: YA
sudah tidak perlu diberikan jika MMR yang pertamakali diberikan.
HPV Di atas 10 tahun-18 tahun, diberikan 3x.
BAGAIMANA JIKA IMUNISASI ANAK
JADWAL IMUNISASI DEPKES TERLAMBAT?
Tabel di bawah ini menyediakan jadwal catch-up
dan interval minimal antar dosis untuk anak-anak
yang vaksinasinya tertunda (CDC 2014).

JENIS IMUNISASI
VAKSIN BCG (Bacillus Calmette-Guerin)
● Mycobacterium bovis hidup dilemahkan. (berisi virus polio yang telah dimatikan dan
● Dosis dan cara pemberian: 0.05 mL (<1 diberikan secara IM) dan vaksin Sabin/OPV
tahun), 0.1 mL (>1 tahun) (vaksin hidup yang dilemahkan dan diberikan
intradermal/intrakutan, lengan atas kanan. dalam bentuk pil atau cairan). Rekomendasi
● Jika diberikan di atas 3 bulan —> cek tes Depkes menganjurkan dalam 4x imunisasi polio
tuberkulin terlebih dahulu, jika negatif boleh minimal diberikan 1x vaksin polio IPV.
diberikan. ● Dosis dan cara pemberian: (OPV) 2 tetes (0.1
● Tiap ampul mengandung BCG hidup 1.5 mg, ml) langsung ke mulut ditetes atau dengan
pelarutnya mengandung NaCl 0.9%. menggunakan sendok yang berisi air gula.
● Vaksin BCG sensitif terhadap sinar matahari, ● Kandungan vaksin: virus polio tipe 1, 2, 3
sehingga simpan jauhi dari sinar matahari. hidup dilemahkan, asam amino, antibiotik.
● Kontraindikasi: pasien imunokompromise, ● Kontraindikasi: diare berat, defisiensi imun,
sedang pengobatan menggunakan steroid, dan kehamilan. Pada HIV jangan berikan OPV, ganti
HIV. dengan IPV.
● KIPI: ● KIPI: VAPP (Vaccine-associated paralysis
- Reaksi lokal 1-2 minggu setelah penyuntikan polio), adalah kelumpuhan yang disebabkan
berupa indurasi dan eritema di tempat suntikan, karena imunisasi polio. Hal ini terjadi karena
berubah menjadi pustula dan menjadi ulkus, dan virus polio liar menjadi aktif kembali dan infektif
menyembuh spontan dalam 8-12 minggu dengan kembali. Hanya terjadi dalam 1:1.000.000-
meninggalkan jaringan parut. 2.000.000 kasus.
- Reaksi regional berupa pembesaran kelenjar
aksila atau servikal, konsistensi padat, tidak nyeri VAKSIN CAMPAK
tekan, tidak demam yang hilang dalam waktu 3-6 ● Kekebalan aktif terhadap penyakit campak.
bulan. ● Dosis dan cara pemberian: 0.5 mL
● Komplikasi: abses di tempat suntikan (cold subkutan di daerah deltoid/paha.
abscess) karena suntikan terlalu dalam sampai ke ● Kandungan vaksin: berisi virus campak 5.000
subkutan. Dosis berlebihan dapat menyebabkan TCID50/PFU, kanamisin sulfat 100 mcg,
limfadenitis supurativa yang menyembuh dalam eritromisin 30 mcg.
2-6 bulan, BCG-itis. ● Kontraindikasi: demam > 38ºC, defisiensi
imun, alergi protein telur, hipersensitifitas
VAKSIN DPT (DIFTERIA, PERTUSIS, terhadap kanamisin dan eritromisin, wanita hamil.
TETANUS) ● KIPI: demam, ruam kulit, diare, konjungtivitis.
● Kekebalan aktif terdapat difteria, pertusis dan Dapat pula terjadi ensefalitis pada 1:1.000.000
tetanus dalam waktu bersamaan. kasus dalam 5-7 hari setelah pemberian imunisasi.
● Dosis dan cara pemberian: 0.5 mL IM, paha
anterolateral kiri/kanan. VAKSIN HEPATITIS B
● Kandungan vaksin: 40 Lf toksoid difteri, 15 Lf ● Kekebalan aktif terhadap hepatitis B.
toksoid tetanus, 24 (OU) Bordetella pertusis mati, ● Dosis dan cara pemberian: 0.5 mL IM pada
diserap ke dalam aluminium fosfat dan mertiolat. vastus anterolateral femoris/paha.
● Terdapat 2 macam vaksin DPT —> DTwP dan ● Untuk bayi yang lahir dari ibu dengan HBsAg
DTaP. DTwP menggunakan whole cell pertusis, positif, berikan vaksin HepB dan 0,5 mL hepatitis
yang berarti seluruh sel pertusis digunakan untuk B immune globulin (HBIG) dalam waktu 12 jam
imunisasi (banyak antigen yang tidak berguna pertama kelahiran. Bayi-bayi ini harus diuji
juga ikut dimasukkan ke dalam tubuh —> HBsAg dan antibodi terhadap HBsAg (anti-HBs)
pirogenik). DTaP menggunakan acellular 1 sampai 2 bulan setelah selesainya seri HepB,
pertusis, artinya tidak seluruh sel digunakan, pada usia 9 sampai 18 bulan (lebih diutamakan
hanya diambil antigen yang berperan dalam kunjungan berikutnya saat anak sehat).
pembentukan antibodi saja (non-pirogenik). ● Jika status HBsAg ibu tidak diketahui, dalam
● Kontraindikasi: anak di atas 7 tahun (berikan waktu 12 jam setelah kelahiran berikan vaksin
Td atau DT saja), demam >38ºC, sakit berat HepB. Untuk bayi dengan berat kurang dari 2.000
(kelainan neurologis), riwayat reaksi berat gram, berikan HBIG selain vaksin HepB dalam
terhadap pemberian DPT sebelumnya/anafilaksis, waktu 12 jam setelah kelahiran. Menentukan
ensefalopati dalam 7 hari sesudah pemberian status HBsAg ibu sesegera mungkin dan, jika ibu
vaksin DPT, riwayat hiperpireksia. adalah HBsAg-positif, berikan juga HBIG untuk
● KIPI: demam, nyeri, bengkak lokal, abses bayi dengan berat 2.000 gram atau lebih sesegera
steril, syok, kejang. Jika reaksi berlebihan mungkin, tetapi tidak ada lebih dari usia 7 hari.
berikutnya diberikan DT (difteria, tetanus). ● Kontraindikasi: tidak ada kontraindikasi
mutlak, seperti anak sakit berat, riwayat alergi
VAKSIN POLIO terhadap ragi.
● Kekebalan aktif terhadap poliomielitis. ● KIPI: efek lokal (nyeri di tempat suntikan) dan
● Terdapat 2 jenis vaksin polio, vaksin Salk/IPV sistemik (demam ringan, lesu, perasaan tidak enak
pada saluran cerna) yang akan hilang dalam Jelaskan kembali mengenai kemungkinan KIPI
beberapa hari. dan edukasikan kapan pasien harus kembali
datang untuk imunisasi selanjutnya.
PROSEDUR IMUNISASI
● Prosedur awal: memberikan salam, 2. CAMPAK
memperkenalkan diri kepada pasien dan orang ANAMNESIS
tua. ● Pasien biasanya datang dengan keluhan ruam
● Anamnesis: identitas pasien, riwayat imunisasi kemerahan di kulit, tanyakan ruamnya awalnya
yang sudah pernah diberikan, apakah pasien dari mana terlebih dahulu. Ruam pada campak
terlambat imunisasi atau tidak, KIPI yang pernah biasanya mulai dari belakang telinga baru
terjadi pada pasien, apakah membawa buku menyebar ke seluruh tubuh. Ruam dapat disertai
catatan imunisasi. Berikan penjelasan mengenai dengan gatal ringan.
imunisasi yang akan dilakukan pada pasien, ● Sebelum munculnya ruam biasanya pasien
kegunaan vaksin, kontraindikasi dan KIPI. mengalami demam tinggi yang berlangsung
● Pemeriksaan fisik: keadaan umum, tanda- selama 4-7 hari. Gejala prodromal lainnya seperti
tanda vital (jika <2 tahun tidak perlu di tensi malaise (anak tampak lemas), penurunan nafsu
kecuali dengan tensi infant. Di atas 2 tahun di makan, dan adanya 3C (cough, coryza,
tensi dengan menggunakan tensimeter pediatrik), conjunctivitis) —> batuk, pilek, dan mata merah
pemeriksaan antropometri, dan PF head-to-toe dan/atau berair. Batuk biasanya merupakan gejala
(kulit, rambut, konjungtiva, THT, dan lain2). yang paling lama hilang dari campak (bahkan
● Siapkan vaksin yang akan diberikan. Perhatikan ketika ruam dan semua gejala lain sudah hilang).
warna vaksin, kejernihan, perhatikan VVM ● Biasanya 1-2 hari sebelum bercak merah
(Vaccine-vial monitor) untuk memastikan apakah muncul dapat ditemukan koplik spots, yaitu
vaksin masih dapat digunakan (gambar di bawah), seperti bercak abu-kebiruan pada mukosa pipi
maupun lakukan uji kocok bila vaksin membeku yang berada di gigi molar ke 2, dan koplik spots
dengan diamati 30 menit setelahnya). bertahan 3-5 hari setelah pertama muncul ruam.
● Tanyakan apakah saat muncul
bercak demamnya masih tinggi atau tidak.
Biasanya pada campak bercak muncul dan
demam masih tinggi dan pasien masih tampak
toksik.
● Tanyakan keluhan lainnya yang dapat
menyertai campak seperti diare, penurunan
kesadaran, mual muntah, dan lain-lain.
● RPD, RPK (tanyakan apakah ada keluarga yang
sedang terkena).
● Riwayat sosial: tanyakan apakah anak suka
makan yang banyak vitamin A (wortel, ikan).
● Riwayat imuninasi, riwayat persalinan
(caesar/normal), berat badan saat lahir,
● Cuci tangan, asepsis antisepsis lokasi yang akan prematur/tidak, riwayat perkembangan anak, asi
disuntik. Gunakan sarung tangan eksklusif.
● Lakukan penyuntikan sesuai dengan vaksin
yang akan disuntik: PEMERIKSAAN FISIK
3 Intramuskular (DPT-HB-HiB): bayi <1 tahun ● Keadaan umum, kesadaran
pada anterolateral femoris (vastus ● TTV
lateralis quadriceps femoris). Anak 1-2 ● Berat badan, tinggi badan
tahun pada anterolateral femoris atau ● Mata, mulut, badan, kaki
deltoid. Anak 3-18 tahun pada deltoid. ● Tipe kulit, tekstur, suhu, kelembaban
Arah jarum 90 derajat. ● Pake loop liat lesinya (identifikasi
4 Subkutan (campak): pada otot triseps atau otot makulopapular eritrmatosus berskuama, berbatas
paha anterolateral. Arah jarum 45 tegas)
derajat. ● Rambut, kuku
5 Intrakutan (BCG): pada lengan atas kanan. ● Punggung, telapak tangan, kaki —> lihat
Arah jarum 10-15 derajat. apakah ada lesi.
6 Oral (OPV).
● Catat dan dokumentasikan pemberian vaksin PEMERIKSAAN PENUNJANG
pada buku imunisasi yang dimiliki pasien. Hal ● Darah rutin (leukopenia)
yang perlu dicatat adalah jenis imunisasi, tanggal ● IgM spesifik campak: mulai muncul hari ke-
imunisasi, dan paraf. 3 setelah munculnya ruam kulit.
● Observasi anak minimal selama 15 menit. ● Tzank smear: untuk menyingkirkan diagnosis
banding. ● Riwayat imuninasi, riwayat persalinan
(caesar/normal), berat badan saat lahir,
DIAGNOSIS BANDING prematur/tidak, riwayat perkembangan anak, asi
● Varicella eksklusif.
● Rubella
● Kawasaki syndrome PEMERIKSAAN FISIK
● Keadaan umum, kesadaran
PENATALAKSANAAN
● Tatalaksana biasanya bersifat suportif, seperti ● TTV
menjaga hidrasi yang tetap cukup, ganti cairan ● Berat badan, tinggi badan
jika terdapat diare ataupun muntah, dan berikan ● Mata, mulut, badan, kaki
suplementasi vitamin A. ● Tipe kulit, tekstur, suhu, kelembaban
● WHO merekomendasikan pemberian vitamin ● Pake loop liat lesinya (identifikasi
A: makulopapular eritrmatosus berskuama, berbatas
- Bayi < 6 bulan: vitamin A 1/2 kapsul biru 50.000 tegas)
IU/hari, diberikan 2 dosis. ● Rambut, kuku
- Bayi 6 bulan - 1 tahun: vitamin A kapsul ● Punggung, telapak tangan, kaki —> lihat
biru 100.000 IU/hari, diberikan 2 dosis. apakah ada lesi.
- Bayi > 1 tahun: vitamin A kapsul merah 200.000
IU/hari, diberikan 2 dosis. PEMERIKSAAN PENUNJANG
● Sisanya dapat diberikan obat sesuai keluhan ● Darah lengkap
anak: ● Tzank smear
- Demam: paracetamol 10-15 mg/kgBB/kali
pemberian, 3-4x sehari. Sediaan: tablet 500 DIAGNOSIS BANDING
mg, syrup 250 mg/5 mL, 160 mg/5 mL, 120 mg/5 ● Campak.
mL, tetes/drops 60 mg/0.6 mL atau 100 mg/1 mL, ● Miliaria.
infusion 10 mg/mL (@100 mL), supp 125 mg,
250 mg. (JANGAN berikan aspirin—bahaya PENATALAKSANAAN
Reye syndrome). ● Tatalaksana berupa suportif, terapi antivirus,
- Batuk: ambroxole 0.5 mg/kgBB/kali pemberian, jika ada dapat pula diberikan VZ-IG (varicella
3x sehari. Sediaan: tablet 30 mg, syrup 15 mg/5 zoster-immunoglobulin), dan penanganan adanya
mL, 30 mg/5 mL, tetes/drops 15 mg/1 mL. infeksi bakterial sekunder.
● Edukasi: ● Tatalaksana suportif (dibarengi dengan
- Penyakit ini disebabkan karena virus sehingga edukasi):
dapat sembuh dengan sendirinya, namun tetap - Penanganan gatal: kompres dingin, mandi yang
perlu dijaga imunitas pasien agar tidak menjadi sering, gunting kuku anak, berendam air hangat,
komplikasi. jangan berikan calamine lotion karena
- Batuk biasanya akan tetap ada meskipun ruam menyebabkan kulit terlalu kering dan membuat
sudah hilang. anak ingin menggaruk, dapat diberikan
- Anak diharuskan tetap mandi. antihistamin oral jika gatal dirasakan sangat berat
seperti:
3. VARICELLA ✦Difenhidramine 5 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis.
ANAMNESIS
Sediaan: syrup 12.5 mg/5 mL, tablet 12.5 mg, 25
● Anak biasanya datang dengan keluhan
mg.
munculnya melenting-melenting di tubuh.
Tanyakan sudah berapa lama dan penyebarannya. ✦CTM 0.4 mg/kgBB/hari dibagi 2-3 dosis. Usia
Biasanya pada varicella penyebarannya secara 1-2 tahun 1 mg 2x sehari, 2-5 tahun 1 mg 3-4x
sentrifugal, dari wajah dan badan lalu menyebar sehari, 6-12 tahun 2 mg 3-4x sehari. Sediaan:
ke seluruh tubuh. Biasanya anak merasakan syrup 2 mg/5 mL, tablet 4 mg.
sangat gatal dan ingin menggaruk. - Demam: paracetamol 10-15 mg/kgBB/kali
● Biasanya sebelum munculnya melenting pada pemberian, 3-4x sehari. Sediaan: tablet 500
kulit didahului dengan demam ringan 1-2 hari. mg, syrup 250 mg/5 mL, 160 mg/5 mL, 120 mg/5
Tanyakan apakah ada keluhan lain yang dapat mL, tetes/drops 60 mg/0.6 mL atau 100 mg/1 mL,
menyertai varicella seperti batuk, pilek, nyeri infusion 10 mg/mL (@100 mL), supp 125 mg,
tenggorokan, sakit kepala, malaise/lemas, 250 mg. (JANGAN berikan aspirin—bahaya
anoreksia/penurunan nafsu makan. Reye syndrome).
● Tanyakan kemungkinan dari mana anak - Batuk: ambroxole 0.5 mg/kgBB/kali pemberian,
tertular, apakah ada orang/anak/tetangga rumah 3x sehari. Sediaan: tablet 30 mg, syrup 15 mg/5
atau teman sekolah yang mengalami hal serupa mL, 30 mg/5 mL, tetes/drops 15 mg/1 mL.
atau tidak. ● Antivirus: acyclovir 20 mg/kgBB/dosis PO 4x
● RPD, RPK, riwayat pengobatan. sehari selama 5 hari, maksimal 800 mg/dosis.
Sediaan: tablet 200 mg, 400 mg, 800 mg, syrup ● Head to toe singkat.
(suspensi) 200 mg/5 mL, vial 500 mg/vial, 1 ● Pemeriksaan neurologis singkat untuk
gr/vial. memastikan tidak adanya kemungkinan penyakit
● Edukasi: jangan buang ludah sembarangan lain —> kaku kuduk, laseque & kernig, babinsky,
karena bisa nularin orang, pakai bedak misalnya refleks fisiologis.
caladin buat ilangin gatalnya, jangan digaruk.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
4. KEJANG DEMAM ● Darah rutin, elektrolit, gula darah —> untuk
ANAMNESIS mengevaluasi sumber demam.
● Definisi kejang demam adalah bangkitan kejang ● Lumbal puncture (LP). Hanya untuk
yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu menegakkan dan menyingkirkan kemungkinan
rektal di atas 38 derajat C) yang disebabkan menigitis. Dianjurkan pada:
karena proses ekstrakranial. Biasanya terjadi pada - Bayi < 12 bulan (sangat dianjurkan).
anak usia 6 bulan - 5 tahun. - Bayi 12-18 bulan (dianjurkan).
● Pasien biasanya datang dengan keluhan kejang. - Bayi > 18 bulan (tidak rutin).
Tanyakan sejak kapan dan sudah berapa kali ● EEG (elektroensefalografi). Tidak terlalu
kejang. Anak biasanya sedang mengalami demam direkomendasikan.
terlebih dahulu lalu terjadi kejang. ● CT scan/MRI. Tidak rutin, hanya atas indikasi:
● Tanyakan dengan jelas apakah sebelumnya - Terdapat kelainan neurologik fokal menetap
pernah mengalami kejang atau tidak, sudah (misal, hemiparesis).
berapa kali, awal mula kejang saat umur berapa. - Paresis N. VI.
● Jika anak sudah pernah mengalami kejang - Papiledema.
tanpa demam, kemudian kejang dan dengan
demam tetap tidak termasuk dalam kejang DIAGNOSIS BANDING
demam. Selain itu jika anak kejang demam pada ● Kejang demam sederhana/kompleks (salah satu
umur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun sesuai WD).
pikirkan kemungkinan penyakit lain seperti ● Meningitis/ensefalitis.
infeksi SSP atau epilepsi yang kebetulan terjadi ● Epilepsi.
bersama dengan demam.
● Kejang demam diklasifikasikan menjadi 2, PENATALAKSANAAN
sederhana dan kompleks (perlu diungkapkan ● Biasanya kejang demam berlangsung singkat
dengan lengkap saat memberikan diagnosis). dan pada waktu pasien datang kejang sudah
- Kejang demam sederhana: kejang berlangsung berhenti. Apabila datang dalam keadaan kejang
singkat, <15 menit, biasanya berhenti sendiri, obat yang paling cepat untuk menghentikan
kejang kelojotan (umum/tonik-klonik), tidak kejang adalah diazepam yang diberikan secara
berulang dalam 24 jam. intravena.
- Kejang demam kompleks: (salah satu - Diazepam rektal 0,5-0,75 mg/kg atau 5 mg (BB
dari) lama >15 menit, kejang fokal/parsial satu < 10 kg) dan 10 mg (BB > 10 kg). Dapat diulangi
sisi (meskipun bisa saja berkembang menjadi 1x lagi jika masih kejang dgn interval 5 menit.
umum), berulang lebih dari 1x dalam 24 jam. - Jika masih kejang: diazepam IV 0,3-0,5 mg/kg
● Oleh karena itu perlu ditanyakan berapa kali perlahan-lahan (kecepatan 1-2 mg/menit), maks
kejang dalam 1 hari terakhir/24 jam, kejangnya dose 20 mg.
kelojotan atau mulai dari satu sisi tubuh, berapa - Jika masih kejang: fenitoin IV 10-20 mg/kg/kali
menit kejangnya, supaya dapat mendiagnosis (kecepatan 1 mg/kg/menit). Bila kejang berhenti,
dengan jelas. Tanyakan apa anak sudah diberikan berikan dosis rumatan 4-8 mgs/kg/hari dibagi 2
obat atau belum. Tanyakan pula apakah anak dosis dimulai 12 jam setelah dosis awal.
mengalami penurunan kesadaran seperti - Bila masih kejang: rawat ruang PICU.
lama2 dipanggil tidak merespon, dan lain-lain. - SEDIAAN diazepam: supp 5 mg, 10 mg, injeksi
● Tanyakan pula keluhan2 lainnya seperti batuk, 5 mg/2 mL, tab 2 mg, 5 mg.
pilek, mual, muntah, nafsu makan menurun, diare,
dan lain-lain untuk mencari kemungkinan ● Berikan obat-obat simptomatik sesuai dengan
penyebab demam. keluhan pasien:
● Riwayat imuninasi, riwayat persalinan - Demam: paracetamol 10-15 mg/kgBB/kali
(caesar/normal), berat badan saat lahir, pemberian, 3-4x sehari. Sediaan: tablet 500
prematur/tidak, riwayat perkembangan anak, asi mg, syrup 250 mg/5 mL, 160 mg/5 mL, 120 mg/5
eksklusif. mL, tetes/drops 60 mg/0.6 mL atau 100 mg/1 mL,
infusion 10 mg/mL (@100 mL), supp 125 mg,
PEMERIKSAAN FISIK 250 mg. (JANGAN berikan aspirin—bahaya
● Keadaan umum, kesadaran. Reye syndrome).
● TTV.
● Berat badan, tinggi badan. - Batuk: ambroxole 0.5 mg/kgBB/kali pemberian,
3x sehari. Sediaan: tablet 30 mg, syrup 15 mg/5 ● Berat badan, tinggi badan.
mL, 30 mg/5 mL, tetes/drops 15 mg/1 mL. ● Head to toe singkat (jangan lupa CRT,
konjungtiva).
● Pemberian antikonvulsan oral pada saat demam ● PF thorax dan abdomen singkat.
terbukti menurunkan risiko berulangnya kejang ● Kriteria diagnosis: mengi (yang tidak membaik
pada 30-60% kasus. dengan tiga dosis bronkodilator kerja cepat),
- Diazepam oral 0.3 mg/kgBB/kali 3x sehari saat ekspirasi memanjang, hiperinflasi dinding dada,
demam. hipersonor pada perkusi, retraksi dinding dada,
- SEDIAAN diazepam: supp 5 mg, 10 mg, injeksi crackles atau ronki pada auskultasi, sulit makan,
5 mg/2 mL, tab 2 mg, 5 mg. menyusu atau minum.

● Edukasi pada ibu/orang tua: mengurangi PEMERIKSAAN PENUNJANG


kecemasan orang tua dengan mengedukasikan ● Diagnosis sebenarnya berdasarkan gejala klinis,
beberapa hal: usia, dan rekurensi, serta pemeriksaan fisik.
- Menyakinkan bahwa kejang demam umumnya ● Darah rutin. Biasanya leukosit 8.000-15.000
mempunyai prognosis baik. (masih dapat normal untuk bayi).
- Memberitahukan cara penanganan kejang. ● Pulse oxymetri. Untuk mengetahui saturasi
- Memberikan informasi mengenai kemungkinan oksigen anak/bayi.
kejang kembali. ● AGD/analisa gas darah. Melihat apakah
- Pemberian obat untuk mencegah rekurensi terdapat gangguan asam basa karena sesak.
memang efektif tetapi harus diingat adanya efek ● Rö thorax. Tidak selalu rutin dikerjakan, tapi
samping. berperan dalam menyingkirkan kemungkinan
diagnosis banding lainnya. Temuan foto thorax
pada anak dengan bronkiolitis juga biasanya
5. BRONKIOLITIS bervariasi.

ANAMNESIS DIAGNOSIS BANDING


● Bronkiolitis merupakan infeksi saluran nafas ● Asma bronkial.
bawah (bronkiolus) pada bayi yang biasanya ● Pneumonia/brokopneumonia.
disebabkan karena RSV (Respiratory Syncytial ● Pneumonia aspirasi.
Virus).
● Pasien biasanya adalah anak usia bayi (80% PENATALAKSANAAN
terjadi pada anak usia 2-6 bulan, meskipun tetap ● Oksigenasi. Menggunakan nasal progs dengan
dapat mengenai anak hingga usia 4 tahun), datang oksigen 30-40%. Sambil perhatikan saturasi
dengan keluhan batuk dan pilek hingga sesak, dan oksigen anak.
biasanya disertai dengan bunyi mengi/ngik (dapat ● Cairan —> untuk koreksi asidosis
dibuktikan pada pemeriksaan fisik). metabolik/respiratorik yang mungkin timbul,
● Tanyakan batuk dan pileknya seperti apa, mencegah dehidrasi, dapat melalui NGT atau IV
berdahak atau tidak, warna dahak, ada darah pada (jika oral berisiko aspirasi saat anak masih sesak).
dahak atau tidak, kental atau encer, atau dahak ● Antibiotik dapat berikan untuk pencegahan atau
apakah sulit dikeluarkan dan lain-lain. jika terdapat infeksi bakteri sekunder. Dapat
● Tanyakan apakah terdapat riwayat atopi pada diberikan amoksisilin 25 mg/kgBB/kali (range
keluarga, seperti asma, gatal-gatal pada kulit 20-40 mg/kgBB/kali) 2-3 kali sehari selama 3
(untuk mendiagnosis banding dengan asma hari. Sediaan: caps 250 mg, 500 mg, syrup 125
bronkial). mg/5 mL, injeksi 500 mg/vial.
● Tanyakan keluhan-keluhan lain yang mungkin
menyertai seperti demam, mual, muntah, diare, ● Berikan obat-obat simptomatik sesuai dengan
sulit makan dan menyusu/minum, dan lain-lain. keluhan pasien:
● Tanyakan pula apakah anak sebelumnya - Demam: paracetamol 10-15 mg/kgBB/kali
tersedak atau tidak, bagaimana posisi anak saat pemberian, 3-4x sehari. Sediaan: tablet 500
ibu memberikan minum/asi (untuk mendiagnosis mg, syrup 250 mg/5 mL, 160 mg/5 mL, 120 mg/5
banding dengan pneumonia aspirasi). mL, tetes/drops 60 mg/0.6 mL atau 100 mg/1 mL,
● Riwayat imuninasi, riwayat persalinan infusion 10 mg/mL (@100 mL), supp 125 mg,
(caesar/normal), berat badan saat lahir, 250 mg. (JANGAN berikan aspirin—bahaya
prematur/tidak, riwayat perkembangan anak, asi Reye syndrome).
eksklusif.
● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa.
- Batuk: ambroxole 0.5 mg/kgBB/kali pemberian,
PEMERIKSAAN FISIK 3x sehari. Sediaan: tablet 30 mg, syrup 15 mg/5
● Keadaan umum, kesadaran. mL, 30 mg/5 mL, tetes/drops 15 mg/1 mL.
● TTV.
● The American Academy of Pediatrics (AAP) ● Foto rö thoraks: infiltrat perihiler atau edema,
merekomendasikan konsumsi vitamin D 400 IU atelektasis, atau empiema.
setiap hari untuk bayi baru lahir dilanjutkan ● AGD, elektrolit.
sampai memasuki usia remaja (kekurangan ● Kultur sputum.
vitamin D diketahui berhubungan dengan ● IgG toksin pertusis.
terjadinya bronkiolitis). ● Diagnosis pasti apabila ditemukan organisme
pada apus nasofaring (bahan media Bordet-
6. PERTUSIS Gengou) dengan menggunakan media transpor
ANAMNESIS (Regan-Lowe).
● Pertusis merupakan infeksi akibat bakteri
Gram-negatif Bordetella pertussis pada saluran DIAGNOSIS BANDING
napas sehingga menimbulkan batuk hebat yang ● Pneumonia.
khas. Penyakit ini dibagi menjadi 3 stadium ● Pneumonia atipikal/mycoplasma.
dengan gejala klinis yang berbeda: ● Bronkiolitis.
1. Stadium kataral. Gejala minimal, demam ● Croup (laringotrakeobronkitis).
ringan; rinorea (pilek) atau kongesti nasal (hidung
tersumbat); bersin-bersin; anoreksia (tidak mau PENATALAKSANAAN
makan); frekuensi batuk bertambah. ● Terapi suportif merupakan tatalaksana utama
2. Stadium paroksismal. Batuk paroksismal pada pertusis seperti pemberian oksigen, dibantu
dengan intensitas batuk yang meningkat, yang dengan pemberian antibiotik.
diikuti dengan adanya bunyi whoop. Dapat terjadi ● Indikasi rawat: bayi < 6 bulan, bayi prematur,
posttussive vomiting (muntah karena batuk), dan sianosis, dehidrasi sedang berat.
wajah menjadi merah ketika batuk. ● Antibiotik: terapi antibiotik diberikan pada
3. Stadium konvalesens. Gejala berkurang stadium paroksismal tidak berefek pada durasi
dalam beberapa minggu-bulan. Dapat terjadi penyakit, namun mempercepat eradikasi bakteri
petekie pada kepala/leher, perdarahan pada saluran nafas sehingga mencegah
subkonjungtiva, dan crackles difus. penyebaran dan juga mencegah terjadinya infeksi
● Biasanya pasien datang tentu dengan keluhan bakteri sekunder lainnya.
batuk yang tidak berhenti-henti yang diikuti suara - Eritromisin, klaritromisin, azitromisin.
whoop. Tanyakan apakah sebelumnya mengalami Eritromisin dan klaritromisin tidak
demam, batuk pilek yang makin lama semakin direkomendasikan pada anak di bawah 1 bulan
berat (eksplorasi keluhan batuk pilek seperti karena berisiko infantile hypertrophic pyloric
berdahak/kering, dst), apakah anak muntah stenosis (IHPS). Azitromisin direkomendasikan
karena batuk, dan lain-lain. untuk semua umur. Jika alergi terhadap
● Biasanya terdapat riwayat kontak dengan eritromisin dapat diberikan trimethoprim-
penderita pertusis (tanyakan apakah ada yang sulfamethoxazole (kontraindikasi pada anak < 2
batuk-batuk juga di rumah/sekitar bulan).
rumah/sekolah), dan biasanya belum diimunisasi - Eritromisin: 40-50 mg/kgBB/hari dibagi 4
atau imunisasi tidak adekuat/tidak lengkap dosis selama 14 hari. Sediaan: tablet 500 mg, 250
(tanyakan riwayat imunisasi!). mg, syrup suspensi 200 mg/5 mL.
● Tanyakan apakah mata juga tampak kemerahan - Klaritromisin: 15 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis
(pendarahan subkonjungtiva), nafas sesak sampai selama 7 hari. Sediaan: tablet 500 mg, 250 mg,
berbunyi grok-grok. syrup 125 mg/5 mL.
● Riwayat imuninasi, riwayat persalinan - Azitromisin: 10 mg/kgBB/hari dosis tunggal
(caesar/normal), berat badan saat lahir, hari pertama (maks 500 mg/hari), kemudian 5
prematur/tidak, riwayat perkembangan anak, asi mg/kgBB/hari dosis tunggal hari ke-2 sampai ke-
eksklusif. 5 (maks 250 mg/hari). Tatalaksana selama 5 hari.
● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa. Sediaan: tablet 500 mg, 250 mg, syrup 200 mg/5
mL.
PEMERIKSAAN FISIK - TMP-SMX: TMP 8 mg/kgBB/hari; SMX 40
● Keadaan umum, kesadaran. mg/kgBB/hari terbagi 2 dosis selama 14 hari.
● TTV. Sediaan: tablet TMP 80 mg SMX 400 mg, TMP
● Berat badan, tinggi badan. 160 mg SMX 800 mg, syrup suspensi TMP 40 mg
● Head to toe singkat (jangan lupa CRT, SMX 200 mg, injeksi IV TMP 80 mg SMX 400
konjungtiva). mg.
● PF thorax dan abdomen singkat.
● Berikan obat-obat simptomatik sesuai dengan
PEMERIKSAAN PENUNJANG keluhan pasien:
● Darah rutin. Biasanya dijumpai leukositosis
15.000-100.000 dengan hitung jenis - Demam: paracetamol 10-15 mg/kgBB/kali
ditemukan limfositosis absolut. pemberian, 3-4x sehari. Sediaan: tablet 500
mg, syrup 250 mg/5 mL, 160 mg/5 mL, 120 mg/5
mL, tetes/drops 60 mg/0.6 mL atau 100 mg/1 mL, PENATALAKSANAAN
infusion 10 mg/mL (@100 mL), supp 125 mg, ● Anak yang mengalami mumps perlu diisolasi
250 mg. (JANGAN berikan aspirin—bahaya kurang lebih selama 5 hari untuk mencegah
Reye syndrome). terjadinya penyebaran.
● Tatalaksana bersifat konservatif dan suportif,
tidak ada agen antivirus spesifik karena mumps
- Batuk: ambroxole 0.5 mg/kgBB/kali adalah penyakit yang bersifat self-limiting
pemberian, 3x sehari. Sediaan: tablet 30 mg, disease.
syrup 15 mg/5 mL, 30 mg/5 mL, tetes/drops 15 ● NSAID dapat diberikan untuk menangani nyeri
mg/1 mL. yang hebat.
● Berikan obat sesuai dengan keluhan anak,
● Edukasi: kejar imunisasi, edukasi mengenai seperti:
imunisasi DPT, tumbuh kembang, dan lain-lain. - Demam: paracetamol 10-15 mg/kgBB/kali
pemberian, 3-4x sehari. Sediaan: tablet 500
7. MUMPS/PAROTITIS mg, syrup 250 mg/5 mL, 160 mg/5 mL, 120 mg/5
ANAMNESIS mL, tetes/drops 60 mg/0.6 mL atau 100 mg/1 mL,
● Mumps/parotitis virus merupakan penyakit infusion 10 mg/mL (@100 mL), supp 125 mg,
akut, self-limited, yang ditandai dengan adanya 250 mg. (JANGAN berikan aspirin—bahaya
pembengkakan pada kelenjar saliva, satu ataupun Reye syndrome).
lebih.
● Anak biasanya datang dengan pembengkakan
pada salah satu sisi wajah. Tanyakan sudah berapa
lama. Biasanya terasa nyeri, terutama saat - Batuk: ambroxole 0.5 mg/kgBB/kali
mengunyah makanan dan makan/minum asam. pemberian, 3x sehari. Sediaan: tablet 30 mg,
● Anak biasanya sebelumnya demam, sakit syrup 15 mg/5 mL, 30 mg/5 mL, tetes/drops 15
kepala dan lemas, lalu dalam 24 jam muncul mg/1 mL.
pembengkakan pada sisi wajah. Demam biasanya
hilang dalam 7 hari. ● Edukasi: anjurkan anak untuk minum yang
● Pada 50% kasus pada laki-laki terjadi orkitis, banyak, hindari makanan dan minuman yang
sehingga perlu ditanyakan apakah terasa nyeri dan asam.
bengkak pada testis.
● Tanyakan keluhan lain yang dapat menyertai 8. GIZI BURUK
seperti batuk pilek, mual muntah, diare, dan lain- ANAMNESIS
lain. ● Gizi buruk adalah terdapatnya edema pada
● Riwayat imuninasi, riwayat persalinan kedua kaki atau adanya severe wasting (BB/TB <
(caesar/normal), berat badan saat lahir, 70% atau < -3 SD) atau terdapat gejala klinis gizi
prematur/tidak, riwayat perkembangan anak, asi buruk (marasmus, kwashiorkor, atau marasmik-
eksklusif. kwashiorkor), LILA < 11.5 cm (untuk anak usia 6
● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa. bulan - 5 tahun).
- Marasmus: wajah terlihat tua, kulit kering, iga
PEMERIKSAAN FISIK gambang, baggy pants, BB/TB < -3 SD atau <
● Keadaan umum, kesadaran. 70%.
● TTV. - Kwashiorkor: edema mulai dari kedua punggung
● Berat badan, tinggi badan. kaki hingga seluruh tubuh, asites, rambut jagung,
● Head to toe singkat (jangan lupa CRT, dengan BB/TB > - 3 SD.
konjungtiva). - Marasmik-kwashiorkor: terdapat tanda2 edema
● Palpasi pada kelenjar parotis. Anak kadang dengan BB/TB < - 3 SD atau terdapat campuran
mengalami trismus. kedua gejalanya.
● Selanjutnya perlu dinilai apakah pasien
PEMERIKSAAN PENUNJANG mengalami gizi buruk dengan komplikasi, yaitu
● Darah rutin. Dapat ditemukan leukopenia atau seperti tanda gizi buruk dengan salah satu atau
mungkin leukositosis. lebih dari tanda komplikasi:
● Serum amilase lipase. Amilase meningkat,
lipase normal pada mumps. - Anoreksia
● IgM dan IgG Mumps. - Pneumonia berat
● USG skrotum. - Anemia berat
- Dehidrasi berat
DIAGNOSIS BANDING - Demam sangat tinggi
● Tumor kelenjar parotis. - Penurunan kesadaran
● Parotitis supuratif (e.c bakterial).
● Pasien biasanya datang dengan keluhan berat - THT: apakah ada tanda-tanda infeksi.
badan anak tidak bertambah/tidak naik. - Mata cekung, turgor kulit, CRT, tangan kaki
Tanyakan sejak kapan. Perlu ditanyakan teraba dingin/hangat (menilai dehidrasi dan/atau
mengenai pola makan, menu makan, masih syok).
menyusu gak, ASI atau formula, masih aktif atau - Kulit: kering, kasar, ikterus.
nggak anaknya. - Rambut: rambut jagung, mudah patah, kasar.
● Anamnesis perlu menanyakan ada tidaknya - Ekstremitas: cek adanya edema pada tungkai,
kegawatan yang mungkin sedang dialami oleh terutama punggung kaki.
sang anak yaitu adanya dehidrasi/syok, sehingga ● PF abdomen: pembesaran hati, pemeriksaan
perlu ditanyakan: asites.
- Apakah terdapat mata cekung, baru saja atau ● PF toraks: adanya distres nafas (retraksi iga),
sudah dalam beberapa jam yang lalu. auskultasi jantung paru menilai apakah
- Apakah terdapat diare dan lama serta frekuensi terdapat ronki, gallop.
diare dan muntah, dan eksplorasi muntah dan
diare (encer/darah/lendir/dst). PEMERIKSAAN PENUNJANG:
- Kapan terakhir anak berkemih. ● Darah rutin.
- Apakah kaki dan tangan anak teraba dingin, dan ● Gula darah sewaktu/GDS.
sejak kapan. ● Serum elektrolit.
● Albumin serum.
● Selanjutnya anamnesis lanjutan untuk mencari ● Urinalisis.
kemungkinan penyebab terjadinya gizi buruk dan ● Foto rontgen thoraks.
rencana tatalaksana selanjutnya:
- Diet (pola makan)/kebiasaan makan sebelum DIAGNOSIS BANDING
sakit. ● Marasmus/kwashiorkor (jika WDnya salah satu
- Riwayat pemberian ASI Asupan makanan dan di antara itu).
minuman yang dikonsumsi beberapa hari
terakhir. PENATALAKSANAAN
- Hilangnya nafsu makan. ● 10 pilar penatalaksanaan gizi buruk yang dibagi
- Kontak dengan pasien campak atau tuberkulosis menjadi 3 fase: fase stabilisasi, transisi, dan
paru. rehabilitasi.
- Pernah sakit campak dalam 3 bulan terakhir.
- Batuk kronik.
- Kejadian dan penyebab kematian saudara
kandung.
- Berat badan lahir.
- Riwayat tumbuh kembang: duduk, berdiri,
bicara dan lain-lain.
- Riwayat imunisasi.
- Apakah ditimbang setiap bulan.
- Lingkungan keluarga (untuk memahami latar
belakang sosial anak).
- Diketahui atau tersangka infeksi HIV.
1. Hipoglikemia
● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa. ● GDS < 3 mmol/L atau < 54 mg/dl) —> harus
diberi makan atau larutan glukosa/gula pasir 10%
PEMERIKSAAN FISIK segera.
● Keadaan umum, kesadaran. ● F75 segera diberikan, atau 50 mL larutan
glukosa atau glukosa 10% (1 sendok teh
munjung gula dalam 50 mL air) oral atau per
NGT.
● TTV. Demam/hipotermi, frekuensi dan tipe ● Anak tidak sadar? —> glukosa 10% IV, dosis
pernafasan (apakah terdapat distres nafas). 5 mL/kgBB, atau larutan glukosa/gula pasir 50
mL per NGT.
● Berat badan, tinggi badan. Tentukan status gizi
dengan menggunakan kurva WHO/CDC. 2. Hipotermia
● PF ANTROPOMETRI anak/bayi. ● Suhu aksilar < 35.5 C.
● Head to toe: ● Segera beri F75 (jika perlu rehidrasi terlebih
- Konjungtiva (menilai ada tidaknya anemia), dahulu). Pastikan anak berpakaian (termasuk
sklera (melihat ada tidaknya ikterus). kepalanya), tutup dengan selimut hangat dan
- Mata: apakah ada tanda-tanda kekurangan letakkan lampu/pemanas di dekatnya (tapi tidak
vitamin A. mengarah langsung ke anak).
● Beri antibiotik. selama 5 hari) sehingga total selama 7 hari,
✦DITAMBAH: Gentamisin (7.5 mg/kgBB/hari
3. Dehidrasi
IM/IV) setiap hari selama 7 hari.
● Sulit menentukan status dehidrasi pada anak
dengan gizi buruk hanya dengan klinis saja. Jika
6. Mikronutrien tanpa Fe (fase stabilisasi dan
anak gizi buruk mengalami diare cair dengan
transisi), dengan Fe (fase rehabilitasi).
gejala dehidrasi yang tidak jelas, anggap dehidrasi
● Semua anak gizi buruk —> defisiensi vitamin
ringan.
dan mineral.
● Jangan beri infus untuk rehidrasi kecuali syok!
● Meski anemia, jangan berikan zat besi pada fase
● Beri ReSoMal peroral atau perNGT:
awal. Tunggu nafsu makan anak baik dan BB
- Beri 5 cc/kgBB setiap 30 menit untuk 2 jam
bertambah (biasanya minggu ke-2 atau fase
pertama.
rehabilitasi). Hal ini disebabkan karena Fe
- Setelah 2 jam, beri 5-10 cc/kgBB/jam selaing
merupakan salah satu zat makanan bagi
seling dengan F-75 dengan jumlah yang sama,
pertubuhan bakteri. Jika diberikan pada tahap
selama 10 jam.
awal, di mana diketahui tentunya masih terdapat
- Selanjutnya berikan F-75 saja teratur setiap 2
infeksi pada anak, didukung dengan berat badan
jam atau sesuaikan dengan perhitungan
yang rendah dan sistem imun yang buruk, maka
kebutuhan.
pemberian Fe pada awal malah dapat
● Berikan ReSoMal setiap kali diare. Usia < 1
memperparah infeksi.
tahun 50-100 cc tiap BAB, usia ≥ 1 tahun 100-200
● Berikan:
cc tiap BAB.
- Multivitamin.
- Asam folat (5 mg pada hari 1, dan selanjutnya 1
4. Elektrolit
mg/hari).
● Biasanya terjadi karena dehidrasi/diare, oleh
- Seng (2 mg Zn elemental/kgBB/hari).
karena itu pantau rehidrasi dan perbaikan keadaan
- Tembaga (0.3 mg Cu/kgBB/hari).
klinis. Jika ditemukan tanda kelebihan cairan
- Ferosulfat 3 mg/kgBB/hari setelah berat badan
(frekuensi napas meningkat 5x/menit dan
naik (mulai fase rehabilitasi).
frekuensi nadi 15x/menit), hentikan pemberian
- Vitamin A: diberikan pada hari ke 1 dengan
cairan/ReSoMal segera dan lakukan penilaian
dosis: < 6 bulan 50.000 IU (1/2 kapsul biru), 6-12
ulang setelah 1 jam.
bulan 100.000 IU (1 kapsul biru), 1-5 tahun
● Biasanya koreksi gangguan elektrolit karena
200.000 (1 kapsul merah).
diare ikut teratasi dengan pemberian ReSoMal
atau penambahan mineral mix pada F75 atau
7. Makanan awal (fase stabilisasi).
F100.
● Jika anak masih mendapat ASI tetap
dilanjutkan, namun berikan F75 sesuai dengan
ketentuan kebutuhan harian:
5. Infeksi
- Cairan: 130 mL/kgBB/hari (jika edema 100
● Tanda-tanda infeksi seperti demam biasanya
mL/kgBB/hari).
tidak muncul pada anak gizi buruk, padahal
- Protein: 1-1.5 g/kgBB/hari.
infeksi sering terjadi.
- Energi: 100 kkal/kgBB/hari.
● Berikan pada semua anak gizi buruk: antibiotik
spektrum luas dan vaksin campak jika usia ≥ 6
bulan dan belum divaksin atau > 9 bulan namun
● Untuk pemberian dosis F75 pada fase
sudah pernah divaksin usia < 9 bulan.
stabilisasi, lihat sesuai kebutuhan cairan saja
● Pilihan antibiotik:
(karena pada fase ini biasanya belum diberikan
- Jika tidak ada komplikasi atau infeksi nyata:
makanan tambahan lainnya), dengan anjuran tiap
Kotrimoksazol (25 mg SMX + 5 mg
2 jam (sehingga total 130 x BB dibagi 12), namun
TMP/kgBB) PO/12 jam selama 5 hari.
sebenarnya dapat disesuaikan dengan kondisi.
Sediaan: tablet TMP 80 mg SMX 400 mg, TMP
160 mg SMX 800 mg, syrup suspensi TMP 40 mg
8. Tumbuh kejar (fase transisi dan
SMX 200 mg, injeksi IV TMP 80 mg SMX 400
rehabilitasi).
mg.

- Jika ada komplikasi (hipoglikemia, hipotermia,


atau anak terlihat letargis atau tampak sakit berat),
atau jelas ada infeksi:
✦Ampisilin (50 mg/kgBB IM/IV setiap 6 jam
selama 2 hari), dilanjutkan dengan Amoksisilin
oral (15 mg/kgBB setiap 8 jam selama 5 hari) ● Ganti F75 dengan F100 pada fase transisi (hari
ATAU, jika tidak tersedia amoksisilin, beri ke 3-7), sesuai dengan kriteria kebutuhan pada
Ampisilin per oral (50 mg/kgBB setiap 6 jam
tabel di atas. makanan apa saja yang biasa di makan, porsi dan
● Setelah selesai fase transisi, dilanjutkan dengan frekuensi makan anak, dan lain2 terkait makan
fase rehabilitasi, di mana sudah boleh anak.
mendapatkan pemberian makanan tambahan ● Tanyakan pola aktivitas anak, apakah terdapat
sering dengan jumlah tidak terbatas sesuai aktivitas fisik yang cukup, hanya duduk2 saja di
kemampuan anak, dengan tetap melanjutkan rumah, olahraga, dan lain2.
F100 (disesuaikan jumlah nya dengan makanan ● Tanyakan riwayat obesitas di dalam keluarga,
tambahan yang diberikan). dan faktor risiko dalam keluarga seperti riwayat
● HINDARI GAGAL JANTUNG: tanda-tanda keluarga hipertensi, hiperkolesterolemia, diabetes
—> HR naik 25x/menit dari baseline dan RR naik mellitus tipe 2, dan lain-lain.
5x/menit dari baseline. Lakukan: ● Tanyakan adanya penyakit lain pada anak, atau
- Pengurangan volume makanan menjadi 100 apakah anak sedang mengkonsumsi steroid untuk
mL/kgBB/hari selama 24 jam. pengobatan tertentu (curiga sindrom Cushing).
- Selanjutnya tingkatkan perlahan: 115 ● Tanyakan apakah perkembangan anak
mL/kgBB/hari selama 24 jam berikutnya —> 130 cepat/lambat/sesuai usia, pada wanita tanyakan
mL/kgBB/hari untuk 48 jam berikutnya —> riwayat menstruasi (apakah mens datang terlalu
selanjutnya naik 10 mL per hari sampai anak tdk cepat, atau jika sudah mens apakah frekuensi
bisa menghabiskannya. tidak teratur).
● Nilai kemajuan kenaikan berat badan: ● Tanyakan apakah terdapat keluhan saat ini,
- Kurang (< 5 g/kgBB/hari). seperti ngorok saat tidur, siang hari terasa ingin
- Sedang (5-10 g/kgBB/hari). tidur terus, dan lain-lain.
- Baik (> 10 g/kgBB/hari). ● Tanyakan pula apakah anak merokok atau
terdapat depresi pada anak.
9. Stimulasi sensoris. ● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa.
● Berikan:
- Ungkapan kasih sayang. PEMERIKSAAN FISIK
- lingkungan yang ceria. ● Keadaan umum, kesadaran.
- Terapi bermain terstruktur selama 15–30 menit ● TTV.
per hari. ● PF ANTROPOMETRI lengkap.
- Aktivitas fisik segera setelah anak cukup sehat. ● Nilai BB/TB sesuaikan dengan grafik (WHO
- Keterlibatan ibu sesering mungkin. jika 0-5 tahun, CDC jika 5-18 tahun dan usia 2-5
tahun dengan WHO Z score >+1).
10. Persiapan pulang. - WHO: BB/TB overweight jika Z score > + 2 SD,
● Diperbolehkan pulang apabila: BB/TB > -2 SD obesitas jika Z score > +3 SD.
atau > 80% dianggap telah sembuh.
● Berikan edukasi contoh kepada orang tua untuk
membuat makanan kaya energi, frekuensi
makanan yang sering, anjurkan imunisasi
dilengkapi dan ikuti program pemberian vitamin
A rutin.

9. OBESITAS PADA ANAK (+ KURVA


WHO/CDC)
ANAMNESIS
● Obesitas pada anak berisiko terjadinya
resistensi insulin dan diabetes tipe 2, hipertensi,
hiperlipidemia, gangguan hati dan ginjal,
peningkatan risiko gangguan kardiovaskular,
serta disfungsi reproduksi, sehingga hal ini perlu
menjadi perhatian.
● Anak biasanya datang untuk pemeriksaan saja
terkait berat badan anak yang berlebihan, dan
biasanya tanpa keluhan lain. Tujuan anamnesis
adalah mencari tanda dan gejala, evaluasi adanya
faktor risiko dan perilaku tertentu terhadap
obesitas.
● Tanyakan kepada orang tua periode mulai
timbulnya obesitas, apakah sejak lahir, anak-
anak, atau remaja. Tanyakan riwayat berat badan
lahir, metode persalinan, kondisi anak saat lahir.
● Tanyakan bagaimana pola makan anak,
- CDC: BB/TB overweight jika 110-120%, untuk mengatasi komorbiditas seperti metformin.
obesitas jika >120%. Obat-obat ini tidak dianjurkan oleh FDA untuk
anak di bawah 12 tahun, dan orlistat diizinkan
● Head to toe: FDA untuk diberikan pada anak di atas 12 tahun.
- Kepala: wajah membulat, pipi tembem, dagu - Orlistat 120 mg 1x sehari (sediaan tablet 120
rangkap. mg). Efek samping terasa bercak berminyak
- Leher: leher relatif pendek. keluar dari anus, flatus, fekal urgensi, kotorak
- Dada: dada membusung dengan payudara berminyak/berlemak, meningkatkan
membesar. frekuensi BAB.
- Perut: perut membuncit disertai dinding perut R/ Orlistat 120 mg tab No. X
yang berlipat-lipat. S 1 dd tab 1.
- Ekstremitas: tungkai umumnya berbentuk X.
- Genitalia: penis tampak kecil. 10. DIAPER RASH/DIAPER DERMATITIS
ANAMNESIS
● Diaper rash terjadi karena overhidrasi kulit,
maserasi, yang disebabkan karena kontak lama
PEMERIKSAAN PENUNJANG dengan urin dan feses yang tertimbun di dalam
● Darah rutin. popok bayi. Diaper rash merupakan salah satu
● Kolesterol total, HDL, LDL, trigilserida. bentuk dermatitis kontak iritan.
● GDS, GDP, GD2PP. ● Bayi biasanya datang dibawa ibunya dengan
● Fungsi hati, fungsi ginjal. keluhan kemerahan terbatas pada daerah yang
● TSH, T3, FT4. tertutup oleh popok.
● SI, TIBC, CRP. ● Tanyakan keluhan-keluhan lain yang mungkin
● Foto thorax. ada pada bayi.
● USG abdomen. ● Tanyakan riwayat-riwayat lainnya
seperti nutrisi bayi, pemberian ASI, riwayat
DIAGNOSIS BANDING imunisasi, pertumbuhan dan perkembangan anak
● Cushing syndrome. saat ini seperti apa, berat badan lahir, kenaikan
● Hipotiroidisme. berat badan, prematuritas, metode persalinan,
komplikasi persalinan.
PENATALAKSANAAN
● Tujuan: menurunkan berat badan mencapai PEMERIKSAAN FISIK
20% di atas berat badan ideal, dan perbaikan pola ● Keadaan umum, kesadaran.
makan dan aktivitas fisik sehat. ● TTV.
● Pola makan dan pengaturan kalori yang benar: ● PF ANTROPOMETRI bayi lengkap. Tentukan
- Makan besar 3x/hari dan camilan 2x/hari status gizi BB/TB bayi saat ini.
terjadwal, camilan diutamakan buah2an. Berikan ● Head to toe singkat.
minum air putih di antara jadwal makan utama ● Lihat status lokalis.
dan camilan, lama makan 30 menit/kali.
- Ciptakan kondisi lingkungan yang netral, tidak PEMERIKSAAN PENUNJANG
memaksa anak untuk mengkonsumsi makanan ● Biasanya tidak perlu dilakukan.
tertentu. ● Kerokan KOH 10% jika dicurigai kandida.
- Pengurangan kalori 200-500 kalori sehari, target
penurunan BB 0.5 kg per minggu. DIAGNOSIS BANDING
- Diet seimbang: karbohidrat 50-60%, lemak ● Kandidiasis.
30%, protein 15-20%. ● Skabies.
- Diet tinggi serat. ● Dermatitis atopik.

● Pola aktivitas fisik yang benar. Tingkatkan PENATALAKSANAAN


aktivitas olahraga dan latihan-latihan untuk ● Tatalaksana ABCDE (air, barrier, cleansing,
meningkatkan pengeluaran energi dan diaper, and education).
metabolisme. Hal-hal yang bisa disarankan ● Tatalaksana utama idealnya untuk diaper rash
seperti bersepeda rutin, berenang, karate, menari, adalah pemberian salep zinc oxide,
senam, sepak bola, basket. Kurangi menonton TV berfungsi sebagai antiseptik dan astringent,
atau bermain game komputer, ajurkan bermain di mempercepat penyembuhan lesi luka dan
luar rumah. hipoalergik. Dapat pula diberikan salep
hidrokortison krim 1% pada hari 1 dan 2 jika
● Farmakoterapi: dibagi 3, penekan nafsu inflamasi tampak berat.
makan (sibutramin), penghambat absorbsi lemak R/ Hidrokortison ung 1% tb No. I
(orlistat), dan rekombinan leptin pada defisiensi S u.e.
leptin bawaan, dan dapat pula diberikan obat
● Jika terbukti adanya kandidiasis maka dapat ● Periksa bb dan tb anak
diberikan salep hidrokortison krim 1% ditambah ● Konjungtiva anemis, pembesaran kgb. Hasilnya
nistatin krim/salep, atau dapat diberikan salep uub tegang/nonjol, kaku kuduk +, ada ggn pada
mikonazole 2%. saraf 3,4,6,7
R/ Nistatin krim 100.000 U tb No. I
s u.e. PP:
● Darah rutin ( hb turun)
● Edukasi: jaga kulit bayi tetap kering dan bersih, ● LP: kuning jernih, dominan limfosit, glu turun,
ganti popok lebih sering dengan popok yang prot naik (kalau m.tb)
disposable (sekali pakai buang), bersihkan daerah ● LP: keruh, dominan pmn, glukosa turun, protein
genital bayi dengan air hangat dan sabun khusus turun ( kalau m. Bakterialis)
bayi. ● Pewarnaan gram
● BTA ( buat tb)
11. MENINGITIS PD ANAK ● Uji tuberculin
1 Meningitis bakterial/purulen: LP ada
peningkatan jumlah sel PMN, ada bakteri DD: meningitis tipe lain, epilepsi, kejang demam
2 Meningitis tuberkulosa/ serosa: limfosit/ MN
naik, xantokrom Terapi m.bakterialis
● Seftriakson inj 100mg/kgbb
Anamnesis: KS 0,4mg/kgBb
● RPS: kejang nya sejak kapan? Kejangnya ● Untuk kejangnya : diazepam iv 0,5mg/kgbb
berulang atau ga? (Ya) berapa kali kejang dalam ● Rawat inap
sehari?, apakah diantara episode kejang pasien
merasa capek dan lelah? (Ya), apakah disertai Terapi meningitis tbc:
demam mengigil? (Ya!!), ada muntah/nyeri ● 2 bulan pertama kasih INH 10mg/kgBb,
kepala ( ada), kalau menangis apakah suara rifampicin 20 mg/kgBb, pirazinamid 20mg/kgbb,
tangisannya melengking? ( ya!!!) ada batuk yg tdk etambutol 20mg/kgbb
kunjung sembuh ga (kalau ada curiga meningitis ● Edukasi efek samping rifampicin
tb), apakah anak malas makan dan minum? (Ya)
● RPD Edukasi:
● RPK ada yg skrng lg kena ga?tanya di keluarga ● M.tb suruh balik lg setelah 2 bulan pengobatan
ada yg pny kejang?, tanya jg apa di keluarga ada ● Lengkapin imunisasi ( HIB )
yg tbc ( krn tb bs menular ke anak bikin
meningitis tb) 12. IKTERUS FISIOLOGIS
● R sosial bgaimana kondisi rumah? Apakah ckup ● Bayi tampak kuning pd >24 jam (biasanya hari
ventilasi? Pake keramik atau msh tanah (kalau kedua/ketiga), hilang dalam 14 hari
ventilasi krng sebabkan bakreri tb nya ● Bayi lahir normal per vagina
berkembang lbh baik) ● Tdk prematur
● Riwayat imuninasi: lengkap ga vaksinnya (kalo ● Bayi aktif, menyusu, menangis kuat
meningitis tb, riwayat vaksin ga lengkap) ● PF: sklera ikterik, badan dan wajah ikterik (
● Riwayat persalinan (caesar/normal) inspeksi, ttv, antropometri)
● Berat badan saat lahir, ada prematur (biasanya ● Ttv dalam batas normal
bblr dan prematur) ● Tidak perlu terapi, jemur di cahaya matahari
pagi, tetap berikan ASI
PF: ● Bilirubin direct meningkat
● Anak tampak letargi, pucat ● DD: breastfeeding jaundice, ikterus patologis,
● Periksa neurologis semua breastmilk jaundice.

DAFTAR ISI 3. Hordeolum interna/eksterna


1. Blefaritis anterior/posterior 4. Pterigium
2. Konjungtivitis-keratokonjungtivitis 5. Dakrioadenitis
6. Hifema
7. Kelainan refraksi: miopia, hipermetropia, DIAGNOSIS BANDING
astigmatisma. ● Hordeolum interna/eksterna.
8. Dry eye ● Kalazion.
9. Katarak ● Konjungtivitis bakterial.
10. Glaukoma akut sudut tertutup
PENATALAKSANAAN
1. BLEFARITIS ANTERIOR/POSTERIOR ● Tatalaksana pada blefaritis perlu jangka
ANAMNESIS panjang dan diperlukan hygiene yang baik.
● Blefaritis adalah infeksi pada kelopak mata. Edukasikan pasien dengan baik agar tidak terjadi
Dibagi menjadi anterior dan posterior. doctor shopping.
- Anterior: inflamasi di sekitar kulit, bulumata, ● 3 tahap esensial:
dan folikel rambut bulu mata. Dibagi 1. Kompres hangat.
juga menjadi varian stafilokokus dan 2. Bersihkan kelopak mata dan bulu mata dengan
varian seboroik. handuk lembab hangat.
- Posterior: inflamasi pada kelenjar meibom. 3. Antibiotik topikal: basitrasin, polimiksin B,
● Pasien biasanya datang dengan keluhan mata eritromisin, atau campuran dengan kortikosteroid
merah/terasa panas, gatal, tampak iritasi, (sebenarnya dapat diberikan antibiotik topikal apa
keluar kotoran mata terutama di daerah bulu mata, saja). Dapat pula diberikan antibiotik oral seperti
mata berair, terasa seperti benda asing, fotofobia. doksisiklin 100 mg 2x sehari selama 7 hari.
Tanyakan sudah berapa lama.
● Biasanya blefaritis sudah kronik, sering ● Antibiotik topikal:
kambuh (perlu ditanyakan kekambuhan). Visus - Kloramfenikol salep mata 1% (@5 g), tetes mata
dapat terganggu jika sekret banyak. 0.5% (@10 mL), 3-4x sehari selama 1-2 minggu.
● Penyebab terjadinya blefaritis cukup bervariasi - Gentamisin salep mata 0.3 % (@5 g), tetes mata
seperti rosasea, herpes simpleks dermatitis, 0.3% (@10 mL), 3-4x sehari selama 1-2 minggu.
molluscum contagiosum, dermatitis alergi atau
kontak, dermatitis seboroik, infeksi parasit R/ Gentamisin 0.3% oint/ung tb No. I
demodex dan pitiriasis palpebrarum, dan S u.c
dermatitis stafilokokus. R/ Doksisiklin tab 100 mg No. XX
● Tanyakan yang berhubungan dengan DD: S 2 dd tab 1.
- Hordeolum: adakah benjolan pada mata yang
nyeri, mengeluarkan seperti nanah, mata merah
berair. 2. KONJUNGTIVITIS - KERATO
- Kalazion: benjolan pada mata yang tidak nyeri. KONJUNGTIVITIS
- Konjungitivitis bakterial/viral/alergi: sulit ANAMNESIS
dibedakan pada anamnesis, dapat dilihat pada
pemeriksaan fisik. Biasanya pada konjungtivitis ● Pasien biasanya datang dengan keluhan mata
sekret lebih banyak hingga mata lengket sulit merah, berair, silau saat melihat cahaya, iritasi,
dibuka saat bangun tidur. gatal. Tanyakan sudah berapa lama.
● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa. Jangan ● Konjungtivitis bakteri: onset akut, gatal, berair,
lupa tanyakan riwayat penggunaan kacamata dan sekret hijau kekuningan/purulen, mata sulit
pengobatan. membuka saat pagi hari karena lengket, terdapat
riwayat pajanan tertentu.
PEMERIKSAAN FISIK ● Konjungtivitis viral: onset subakut, gatal, sekret
● KU Kesadaran TTV. jernih, fotofobia, terdapat riwayat pajanan
● Pemeriksaan visus, segmen anterior (posterior tertentu.
jika perlu), dan gerakan bola mata. ● Konjungtivitis alergi: akut/subakut, tidak nyeri,
● Slit lamp examination (dapat disebutkan pada tidak ada riwayat pajanan tertentu, sekret cair,
PP): biasanya terdapat riwayat alergi lainnya (rhinitis
- Hilangnya bulu mata/madarosis. alergi, asma, dermatitis atopik, dst) dan riwayat
- Warna bulu mata yang berwarna keputihan alergi di keluarga. Bentuk ekstrim adalah
(poliosis). konjungtivitis vernal (terdapat cobblestone
- Skar bulu mata ataupun trikiasis. appearance pada PF).
- Krusta pada bulu mata dan orifisium kelenjar ● Keratokonjungtivitis artinya terdapat keratitis
meibom. juga bersamaan dengan konjungtivitis. Biasanya
- Tepi palpebra yang tidak rata/ireguler (tylosis). terdapat riwayat pajanan seperti terkena serbuk
padi, dan dibuktikan lebih lanjut pada PF.
PEMERIKSAAN PENUNJANG ● Tanyakan kemungkinan DD:
● Darah rutin. - Adakah benjolan pada kelopak mata nyeri
● Slit lamp examination. (hordeolum).
- Adakah benjolan pada kelopak mata yang tidak ● Tanyakan apakah sudah pernah berulang atau
nyeri (kalazion). tidak, sudah diobati atau belum
● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa. ● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa.

PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN FISIK


● KU kesadaran TTV. ● KU kesadaran TTV.
● Pemeriksaan visus, segmen anterior, segmen ● Pemeriksaan visus, segmen anterior posterior,
posterior, gerak bola mata. gerakan bola mata.

PEMERIKSAAN PENUNJANG PEMERIKSAAN PENUNJANG


● Darah lengkap. ● Darah rutin.
● Swab/kultur bakteri. ● Slit lamp.
● Tes fluorecein: positif jika terjadi ulkus kornea.
DIAGNOSIS BANDING
DIAGNOSIS BANDING ● Kalazion.
● Konjungitivitis lainnya yang tidak termasuk ● Hordeolum interna/eksterna.
WD. ● Blefaritis.
● Hordeolum interna/eksterna.
● Kalazion. PENATALAKSANAAN
● Kompres hangat 15-30 menit 3x sehari
PENATALAKSANAAN
● Virus: kompres dingin; Bakteri: kompres ● Antibiotik topikal:
hangat.
● Berikan antibiotik baik pada infeksi maupun - Kloramfenikol salep mata 1% (@5 g), tetes mata
non infeksi (untuk mencegah infeksi sekunder). 0.5% (@10 mL), 3-4x sehari selama 1-2 minggu.
● Antibiotik topikal: - Gentamisin salep mata 0.3 % (@5 g), tetes mata
0.3% (@10 mL), 3-4x sehari selama 1-2 minggu.
- Kloramfenikol salep mata 1% (@5 g), tetes mata R/ Gentamisin 0.3% oint/ung tb No. I
0.5% (@10 mL), 3-4x sehari selama 1-2 minggu.
- Gentamisin salep mata 0.3 % (@5 g), tetes mata S u.c
0.3% (@10 mL), 3-4x sehari selama 1-2 minggu. ● Jika dalam 2 hari tidak membaik, dapat
R/ Gentamisin 0.3% oint/ung tb No. I dilakukan insisi horizontal (eksterna), insisi
vertikal (interna).
S u.c
● Edukasi: jangan kucek2 mata, jaga kebersihan
● K. Alergi: hindari pencetus, berikan sodium mata, jangan dipegang/ditekan.
kromoglikat atau steroid seperti deksametason.
R/ Sodium kromoglikat ED 2% 10 ml fl No I 4. PTERIGIUM
s3 dd gtt I ODS atau ANAMNESIS
R/ dexametasone ED 0,1% 10 ml fl No.I ● Pterigium adalah peninggian superfisial yang
S3 dd gtt I ODS berasal dari konjungtiva perilimbus dan
memanjang hingga permukaan kornea.
● Edukasi: cara pakai obat tetes mata (mata ● Biasanya pasien datang dengan keluhan
melihat ke atas, tarik palpebra inferior ke bawah, pandangan tertutup (ataupun dapat belum
lalu tetes di dekat saccus conjungtiva tertutup) dan adanya daging tumbuh pada mata,
inferior), jangan dikucek, jaga kebersihan mata. kemerahan, mata berair. Biasanya sudah muncul
lama dan semakin lama semakin meluas.
3. HORDEOLUM INTERNA/EKSTERNA ● Penting untuk menanyakan riwayat pekerjaan,
ANAMNESIS apakah sudah pernah dioperasi sebelumnya dan
● Hordeolum biasanya disebabkan karena infeksi muncul kembali, satu mata saja atau pada kedua
stafilokokus, dibagi menjadi interna (Moll dan mata.
Zeiss), dan eksterna (Meibom) ● Tanyakan yang berkaitan dengan DD:
● Pasien biasanya datang dengan keluhan - Pseudopterigium: riwayat trauma mata
benjolan di kelopak mata, tanyakan sudah berapa sebelumny (trauma kimia, panas).
lama dan mata sebelah mana. - Pinguecula: benjolan kecil pada daerah mata
● Biasanya benjolan nyeri (jika tidak nyeri (konjungtiva perilimbus) yang tidak meluas,
kemungkinan kalazion), disertai adanya kotoran berwarna kekuningan, biasanya pada individu
mata yang semakin banyak pada pagi hari, sekret dengan pajanan sinar matahari sering.
mata kekuningan, mata berair dan gatal, dan ● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa.
terasa ada seperti sesuatu yang mengganjal pada
mata. PEMERIKSAAN FISIK
● KU kesadaran TTV. ● Swab dan kultur sekret.
● Pemeriksaan visus, segmen anterior posterior,
gerakan bola mata. DIAGNOSIS BANDING
● Hordeolum interna/eksterna.
PEMERIKSAAN PENUNJANG ● Kalazion.
● Darah rutin. ● Dakriosistitis.
● Slit lamp.
● Tes sonde. PENATALAKSANAAN
● Dakrioadenitis akut:
DIAGNOSIS BANDING - Virus (paling banyak): dapat sembuh dengan
● Pseudopterigium. sendirinya, kompres hangat, dan NSAID oral,
● Pinguecula. ataupun antibiotik topikal untuk pencegahan
infeksi sekunder.
PENATALAKSANAAN R/ Asam mefenamat tab 500 mg No. XX
● Tatalaksana utama adalah rujuk untuk S 3 dd tab 1 p.c.
dilakukannya pembedahan. Sisanya diberikan
pengobatan simptomatik saja. - Bakterial: antibiotik oral dan topikal. Antibiotik
oral terutama sefalosporin.
5. DAKRIOADENITIS R/ cefixime tab 100 mg No. XX
ANAMNESIS S 2 dd tab 1.
● Kelenjar lakrimal berada di supratemporal
orbita, terdapat dua lobus, lobus palpebral dan ● Dakrioadenitis kronik: tatalaksana penyakit
lobus orbital. Sekresi cairan penting untuk lapisan sistemik yang mendasari.
aqueous air mata. Dakrioadenitis merupakan
infeksi dan pembesaran pada kelenjar lakrimal, ● Antibiotik topikal:
dapat terjadi akut ataupun kronik (sebutkan pada
diagnosis). - Kloramfenikol salep mata 1% (@5 g), tetes mata
● BIasanya pasien datang dengan keluhan nyeri 0.5% (@10 mL), 3-4x sehari selama 1-2 minggu.
hebat, unilateral, kemerahan, dan terasa seperti - Gentamisin salep mata 0.3 % (@5 g), tetes mata
berbenjol pada daerah supratemporal orbita. 0.3% (@10 mL), 3-4x sehari selama 1-2 minggu.
Biasanya cepat onsetnya (akut). R/ Gentamisin 0.3% oint/ung tb No. I
● Pada dakrioadenitis kronik, dapat terjadi
bilateral, pembengkakan tidak nyeri kelenjar S u.c
lakrimal lebih dari 1 bulan. Bentuk kronik lebih
banyak dibanding bentuk akut. 6. HIFEMA
● Keluhan lain pada bentuk akut seperti: mata ANAMNESIS
merah, sekret mata kuning kehijauan, kemerahan ● Hifema adalah adanya darah pada COA.
dan bengkak pada kelopak mata, pergerakan mata Penyebab paling sering biasanya trauma. Hal ini
yang terbatas, mata sulit terbuka, pembengkakan dapat menyebabkan peningkatan tekanan
1/3 lateral dari kelopak mata superior sehingga intraokular (glaukoma sekunder).
palpebra berbentuk seperti huruf S. Dapat terjadi ● Pasien biasanya datang mengeluhkan adanya
demam, lemas/malaise, hingga batuk pilek. darah pada mata, dapat mengganggu penglihatan
● Pada bentuk kronik: tidak nyeri, gangguan ataupun tidak tergantung derajat hifema.
pergerakan mata minimal, ptosis minimal, Biasanya terdapat riwayat trauma
keluhan tidak seberat bentuk akut. mata sebelumnya. Tanyakan dengan jelas
● Tanyakan DD seperti: mekanisme trauma.
- Adakah benjolan pada kelopak mata nyeri ● Tanyakan pula riwayat operasi mata
(hordeolum). sebelumnya, dapat pula hifema terjadi karena post
- Adakah benjolan pada kelopak mata tidak nyeri operasi.
(kalazion). ● Jika hifema terjadi spontan, kemungkinan
- Adakah pembengkakan pada dekat hidung, jika terjadi sekunder karena neovaskularisasi seperti
ditekan keluar nanah (dakriosistitis). pada pasien dengan diabetes mellitus, neoplasma,
● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa. uveitis, dan anomali vaskular.
● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa.
PEMERIKSAAN FISIK
● KU kesadaran TTV. PEMERIKSAAN FISIK
● Pemeriksaan visus, segmen anterior dan ● KU kesadaran TTV.
posterior, gerakan bola mata. ● Pemeriksaan visus, segmen anterior posterior,
gerakan bola mata.
PEMERIKSAAN PENUJANG ● Tonometri digital.
● Darah rutin.
Grading Hifema: apakah sering makan wortel, minum multivitamin
- Grade 1: darah <1/3 COA. mata, dan lain-lain.
- Grade 2: darah 1/3 - 1/2 COA.
- Grade 3: darah >1/2 COA namun tidak sampai PEMERIKSAAN FISIK
total. ● KU kesadaran TTV.
- Grade 4: total hifema (blackball/8-ball ● Pemeriksaan visus, segmen anterior dan
hyphema). posterior, gerakan bola mata, lapang pandang.

PEMERIKSAAN PENUNJANG PEMERIKSAAN PENUNJANG


● Darah rutin. ● Pemeriksaan refraksi: refraktometer (obyektif),
● B-scan/USG mata. trial and error (subjektif)
● Gonioskopi.
DIAGNOSIS BANDING
DIAGNOSIS BANDING ● Hipermetropia/miopia/astigmatisma (sesuaikan
● Tatalaksana berupa bed rest, siklopegik topikal, dengan diagnosis).
steroid topikal/sistemik, proteksi dengan patch, ● Ablasio retina.
elevasi tempat tidur 30-45 derajat, dan
simptomatik, harus rujuk untuk penanganan PENATALAKSANAAN
selanjutnya. ● Resep kacamata.
- Nyeri: Analgesik NSAID seperti asam - Miopia: lensa sferis terkecil yang paling jelas.
mefenamat 500 mg tablet 3x sehari, atau - Hipermetropia: lensa sferis terbesar yang paling
asetaminofen seperti parasetamol 500 mg tablet jelas.
3x sehari. - Astigmatisma: lensa silindris.
- Miotik: pilokarpin 2% @ 5 mL, 3-4 kali sehari.
Pada kondisi peningkatan TIO akut, berikan 1 Edukasi: jangan baca di ruangan yang gelap,
tetes tiap 10 menit selama 30-60 menit pertama, gunakan
lalu 1 tetes tiap 1-3 jam. kacamata secara konstan.
- Antiglaukoma: timolol 0.5% 2x sehari 1 tetes.
8. DRY EYE (KERATOKONJUNGTIVITIS
R/ Asam mefenamat tab 500 mg No. XX SICCA)
S 3 dd tab 1. ANAMNESIS
R/ Pilokarpin 2% ED 5 mL tb No. I ● Pasien biasanya datang dengan keluhan mata
S uc kering, kemerahan, berair, terasa gatal seperti
R/ Timolol 0.5% ED 5 mL tb No. I berpasir, fotofobia, dan kadang2 penglihatan
S uc terasa buram. Tanyakan sudah berapa lama.
● Biasanya gejala mulai memberat saat menjelang
7. KELAINAN REFRAKSI sore dan malam hari karena penggunaan mata
ANAMNESIS yang terlalu lama. Pasien juga dengan
● Miopia: rabun jauh; hipermetropia: rabun dekat; gangguan/infeksi kelenjar meibom juga dapat
astigmatisma: kelengkungan kornea tidak rata mengalami hal yang sama.
sehingga pandangan berbayang ganda, tidak ● Tanyakan apakah sedang mengkonsumsi obat-
dapat melihat garis lurus, tidak dapat melihat obatan yang dapat menurunkan produksi air mata
detail dengan jelas baik jarak dekat ataupun jauh. seperti antihistamin, beta bloker, dan kontrasepsi
● Pasien tentunya datang dengan keluhan oral.
penglihatan buram. Tanyakan sudah sejak kapan. ● Tanyakan hal-hal lain yang berkaitan dengan
Untuk mendiagnosis kelainan refraksi pada DD:
OSCE sebaiknya singkirkan dahulu kemungkinan - Apakah terdapat sekret yang purulen, bangun
penyebab mata buram lainnya. Jika pasien tidak tidur mata sulit dibuka karena lengket
mengeluhkan adanya keluhan lain apapun baru (konjungtivitis).
mengarah pada kelainan refraksi. - Apakah sempat terkena sesuatu sebelumnya
● Tanyakan hal-hal seperti mata kabur saat seperti terkena serbuk padi (keratitis).
melihat dekat atau melihat jauh, buramnya - Apakah kelopak mata bengkak, banyak kotoran
semakin memburuk atau tidak, sudah pernah mata menempel pada bulu mata, ada bulu mata
menggunakan kacamata sebelumnya atau tidak, yang rontok (blefaritis, terutama blefaritis
apakah sering membaca dalam kondisi gelap dan posterior dapat menyebabkan dry eye karena
dekat, posisi membaca sambil tiduran, apakah obstruksi kelenjar meibom).
pandangan tampak berbayang, dan lain-lain. ● Tanyakan riwayat penggunaan kacamata,
● Tanyakan apakah di keluarga ada yang kontak lens, dan lain-lain.
menggunakan kacamata juga atau tidak. ● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa.
Kacamatanya plus minus atau silindris.
● Tanyakan bagaimana pola diet sehari-hari, PEMERIKSAAN FISIK
● KU kesadaran TTV. - Katarak toksik: apakah menggunakan obat tetes
● Pemeriksaan visus, segmen anterior dan mata jangka panjang (steroid).
posterior, gerakan bola mata. - Katarak karena listrik, energi, radiasi,
dematogenik, dan sindrom2 tertentu: mungkin
PEMERIKSAAN PENUNJANG tidak keluar pada saat OSCE.
● Schirmer test. Dalam 5 menit dilihat, jika < 5 - Jika tidak terdapat penyebab lain dan pasien
mm —> abnormal. adalah usia tua, diyakini mungkin pasien
● Tear meniscus height. mengalami katarak senilis.
● Tear breakup time. Dihitung dengan ● Tanyakan bagaimana progresivitas keburaman
memberikan pewarnaan fluoresein dan dilihat pasien. Apakah buramnya langsung dirasakan
sampai tampak adanya daerah yang mengering atau perlahan-lahan. Apakah pasien lebih nyaman
(dry spot) pada kornea: <10 detik —> abnormal melihat pada siang hari dari pada sore hari, atau
(tear instability). sebaliknya. Hal ini tergantung tipe dari katarak
● Pewarnaan epitel, dengan menggunakan rose senilis yang dialami pasien.
bengal, lissamine green, dan fluorescein. - Pada katarak senilis kortikal tipe kuneiforme:
opasitas lensa dari perifer ke sentral, sehingga
DIAGNOSIS BANDING gangguan penglihatan awalnya tidak berat dan
lama-lama semakin buram, dan pasien lebih
nyaman di siang hari dari pada sore hari, karena
● Konjungtivitis bakterial, virus, alergi. pada sore hari pupil midriasis sehingga bagian
● Blefaritis posterior. perifer lensa yang mengalami opasitas
● Keratitis. menghalangi kejernihan pandangan pasien.
Bentuk ini paling banyak dijumpai.
PENATALAKSANAAN - Pada katarak senilis kortikal tipe kupuliforme:
● Tatalaksana utama adalah pemberian air mata opasitas lensa dari sentral ke perifer, sehingga
artifisial dan edukasi pada pasien. Jika tidak gangguan penglihatan sudah cukup buram dari
membaik maka dapat dirujuk. Terdapat berbagai awal, dan pasien lebih nyaman pada sore hari
macam artificial tears yang tersedia, seperti Na karena pupil midriasis sehingga bagian perifer
hialuronat 0.15%, hidroksipropil metilselulosa 5 lensa yang tidak mengalami opasitas membantu
mg, karboksimetilselulosa 0.3%, dan lain- penglihatan lebih baik. Bentuk ini lebih jarang
lainnya. dijumpai.
- Pada katarak senilis nuklear: opasitas hanya
R/ Na Hialuronat 0.15% artificial tears ED fl No. pada nukleus lensa, dan mulai pada sentral ke
I perifer. Biasanya pada tipe nuklear, nukleus
S 3 dd gtt 2 mengalami pigmentasi berwarna kecoklatan
(brunesen), kehitaman (nigra), atau kemerahan
9. KATARAK SENILIS (rubra). Untuk membedakannya perlu slit lamp.
ANAMNESIS Pada katarak senilis tipe nuklear tidak ada
● Pasien biasanya datang dengan keluhan pembagian berdasarkan tahap maturasi.
penglihatan yang buram sejak lama. Sebelum ● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa.
mengarah ke katarak tentunya tanyakan ● Tanyakan pula riwayat operasi katarak
kemungkinan lain apakah mata merah, ada tanda- sebelumnya. Mungkin saja pasien sudah pernah
tanda infeksi, dan lain-lain. Biasanya clue menuju operasi katarak dan saat ini terjadi opasitas
katarak jika buram yang dialami sudah dalam sekunder.
kurun waktu yang lama dan semakin lama
semakin buram, seperti berkabut. PEMERIKSAAN FISIK
● Jika sudah mengarah ke katarak, perlu diingat ● KU kesadaran TTV.
bahwa katarak memiliki banyak etiologi. Etiologi ● Pemeriksaan visus, segmen anterior dan
terjadinya katarak seperti: posterior (posterior tidak dapat dilakukan jika
- Katarak kongenital, developmental (dipikirkan lensa keruh), gerakan bola mata.
jika pasiennya anak2 dan keluhan berupa ● Jangan lupa lakukan shadow test:
leukokoria). - Positif: katarak imatur.
- Katarak traumatik: tanyakan riwayat trauma - Negatif: katarak matur atau normal.
sebelumnya pada mata. Buram biasanya langsung
di tengah.
- Katarak komplikata: adakah penyakit mata
lainnya pada pasien, sudah pernah berobat
penyakit mata sebelumnya seperti glaukoma, dan
lain-lain.
- Katarak metabolik: adakah penyakit metabolik
seperti diabetes mellitus.
PEMERIKSAAN PENUNJANG pada mata diiringi lapang penglihatan yang
● Biometri. menurun (POAG).
● Darah rutin, gula darah sewaktu. ● Tanyakan apakah sudah diobati sebelumnya
atau tidak.
DIAGNOSIS BANDING ● Penting untuk menanyakan riwayat asma untuk
● Katarak diabetikum. pemberian timolol.
● Katarak traumatik. ● Tanyakan pula riwayat pengobatan mata
● Katarak sekunder. sebelumnya, apakah sebelumnya sering
menggunakan tetes mata kortikosteroid (steroid-
PENATALAKSANAAN induced glaucoma). Ataupun obat-obatan lain
● Konsul untuk operasi katarak. seperti simpatomimetik, antikolinergik, dan lain2.
● Adakah riwayat diabetes mellitus dan penyakit
Jakarta, 19 Jan 2014 metabolik lainnya.
Kpd Yth TS Dr. Michael, Sp.M ● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa.
Di RS Ukrida Jakarta
PEMERIKSAAN FISIK
Dengan Hormat, ● Pemeriksaan visus (terjadi penurunan visus),
Mohon konsul dan penanganan selanjutnya, segmen anterior (kornea keruh/edema, pupil
atas pasien Tn.X, usia 60 tahun dengan diagnosa dilatasi, COA dangkal, lensa sulit dinilai), segmen
katarak senilis ODS. posterior (sulit dinilai), tonometri (hipertoni).
Atas kerjasamanya, kami ucapkan BTS.
PEMERISKAAN PENUNJANG
Wass SS ● Tonometri goldman, schiotz.
(NAMA DOKTER) ● Gonioskopi.
● Perimetri.
10. GLAUKOMA AKUT SUDUT
TERTUTUP DIAGNOSIS BANDING
ANAMNESIS ● Glaukoma akut sudut terbuka (POAG).
● Pasien biasanya datang dengan mata merah ● Glaukoma sekunder.
mendadak dan nyeri yang sangat hebat. Tanyakan
sudah berapa lama. PENATALAKSANAAN
● Gejala yang dapat muncul seperti mata berair, ● Sebelum dikonsulkan lakukan tatalaksana awal
penglihatan menjadi kabur, mual muntah, nyeri untuk menurunkan tekanan intraokular:
kepala, melihat halo/seperti pelangi saat melihat - Asetazolamide: berikan asetazolamide 500 mg
cahaya, mata terasa seperti ingin keluar. IV lalu 500 mg PO.
● Tanyakan onset perjalanan penyakit, saat apa - Beta bloker topikal: timolol 0.5% 2x sehari 1
nyeri muncul, biasanya saat sedang tidur karena tetes.
pupil midriasis saat tidur sehingga terbangun dari - Steroid topikal: prednisolone 0.5% 1 tetes tiap
tidur karena nyeri. Tanyakan karakteristik 1-2 jam, kurangi frekuensi jika inflamasi sudah
nyerinya, serta tanyakan pula apakah sudah terkontrol.
pernah mengalami hal ini sebelumnya, adakah
riwayat trauma, apakah penglihatan kabur sejak R/ Timolol 0,5% ED fl No.I
lama atau baru saja. Jika sudah sejak lama dan S2 dd gtt I
usia tua mungkin saja serangan glaukoma akut R/ Asetazolamide tab 500 mg No.X
bersifat sekunder karena katarak. S3 dd tab I
● Tanyakan apakah terdapat riwayat operasi mata
sebelumnya, mungkin saja terjadi akibat
komplikasi pasca operasi.
● Tanyakan pula apakah pasien sebelumnya
sudah sering mengalami nyeri tumpul/pegal2
DAFTAR ISI
1. Otitis media akut (semua stadium) 5. Stadium resolusi.
2. Otitis eksterna ● Nyeri telinga berkurang dan berhenti.
3. Otitis media efusi ● Membran timpani kembali normal, perforasi
4. Tonsilitis/faringitis tertutup kembali, dan sekret purulen berhenti dan
5. Abses peritonsil kering.
6. Laringitis ● Fungsi pendengaran kembali normal.
7. Epistaksis ● Stadium ini dapat terjadi tanpa pengobatan jika
8. Rhinitis alergi daya tahan tubuh baik, membran timpani utuh,
9. Rhinitis vasomotor dan virulensi kuman rendah.
● Jika gagal mencapai stadium resolusi —>
1. OTITIS MEDIA AKUT OMSK.
Sebelumnya perlu diketahui beberapa hal
mengenai otitis media akut (OMA). Pasien ANAMNESIS
dengan OMA akan datang dengan keluhan sesuai ● Pasien biasanya datang dengan keluhan sesuai
dengan stadium OMA pasien saat itu. OMA dengan stadium OMA. Gejala yang biasanya
memiliki 5 stadium: muncul adalah nyeri pada telinga (jangan lupa
1. Stadium oklusi tuba eustachius. tanyakan telinga kiri atau kanan). Tanyakan onset
● Retraksi membran timpani (tekanan sudah berapa lama, jika < 3 minggu masih dapat
intratimpani yang negatif). disebut OMA. Jika lebih > 2 bulan disebut OMSK
● Posisi maleolus lebih horizontal, refleks cahaya (tentunya jika OMSK pasti sudah terjadi stadium
berkurang. perforasi—keluar cairan terus menerus dari
● Kadang-kadang tidak retraksi, hanya tampak telinga—yang tidak menyembuh).
pucat. ● Pastikan keluhan utama pasien untuk
● Belum terjadi demam. menentukan kira-kira diagnosis pasien. Jika
● Sulit dibedakan dengan otitis media efusi. sudah terdapat keluar cairan nanah dari telinga
maka bisa dipastikan OMA stadium perforasi.
2. Stadium hiperemis atau pre-supurasi. ● Jika keluhan utama telinga nyeri, rasa penuh di
● Terjadi pelebaran pembuluh darah membran telinga, demam (tanyakan demam semakin
timpani —> membran timpani tampak hiperemis, meningkat atau tidak) —> kemungkinan OMA
edema mukosa, tampak ada sekret serosa di stadium hiperemis atau supurasi —> pastikan
baliknya. pada pemeriksaan fisik (jika membran timpani
● Merupakan tanda adanya infeksi bakteri —> bulging —> stadium supurasi).
otalgia, rasa telinga penuh dan demam. ● Gejala-gejala lain yang dapat muncul: telinga
● Pendengaran mungkin tidak terganggu atau berdenging/tinitus, vertigo (karena gangguan
sedikit terganggu. pada telinga tengah).
● Berlansung selama 12-24 jam. ● Tanyakan apakah pasien menjadi sulit tidur dan
gelisah. Apakah nyeri telinga semakin memberat,
3. Stadium supurasi. apakah demam semakin memarah.
● Terbentuk eksudat di kavum timpani —> ● Jangan lupa tanyakan apakah pasien sering
membran timpani bulging. batuk pilek sebelumnya.
● Sangat nyeri, nadi dan suhu meningkat. Gelisah ● Tanyakan riwayat pengobatan sebelumnya,
dan sulit tidur nyenyak. apakah menggunakan obat-obat ototoksik seperti
● Dapat disertai gangguan pendengaran streptomisin, gentamisin, kina, dan lain-lain.
konduktif.
● Tatalaksana utama adalah miringotomi, agar PEMERIKSAAN FISIK
cairan dapat keluar dan mencegah terjadinya ● Pemeriksaan THT lengkap.
perforasi. Karena jika sudah perforasi lubang ● Sesuaikan hasil PF dengan keluhan, untuk
tidak dapat tertutup lagi. menentukan stadium OMA.

4. Stadium perforasi. PEMERIKSAAN PENUNJANG


● Ruptur membran timpani —> keluar sekret ● Darah rutin (leukositosis), LED (meningkat).
nanah/purulen dari telinga. ● Kultur sekret (timpanosentesis) —> untuk
● Setelah semua cairan keluar, pasien tampak mengetahui bakteri penyebab.
tenang dan suhu tubuh menurun. ● Pemeriksaan fungsi pendengaran: rinne, weber,
● Jika melebihi 3 minggu —> otitis media schwabach —> tuli konduktif karena adanya efusi
supuratif subakut. Jika melebihi 2 bulan —> otitis pada telinga tengah.
media supuratif kronik (OMSK). ● Timpanometri.
● Biasanya terjadi karena terlambatnya
pemberian antibiotik. DIAGNOSIS BANDING
● Otitis media serosa. hebat jika mengunyah makanan. Nyeri juga
● OMSK. dirasakan jika telinga disentuh/ditekan atau
● Otitis eksterna diffusa. ditarik (nyeri tekan tragus). Dapat terjadi
gangguan pendengaran jika furunkel (OE
PENATALAKSANAAN sirkumskripta) atau edema liang telinga (OE
● Pada stadium awal, terapi ditujukan untuk diffusa) menutupi liang telinga. Dapat keluar
mengobati adanya infeksi saluran nafas, dengan cairan dari telinga, tinitus, telinga terasa penuh,
memberikan antibiotik, dekongestan lokal atau dan lain2.
sistemik, dan antipiretik. ● Otitis eksterna akut sirkumskripta: adalah
● Tujuan pengobatan: menghindari komplikasi infeksi pada folikel rambut di liang telinga luar
intrakranial dan ekstrakranial yang mungkin (1/3 bagian luar). Biasanya ada kebiasaan suka
terjadi, mengobati gejala, memperbaiki fungsi mengorek telinga, menggunakan cotton-bud.
tuba Eustachius, menghindari perforasi membran ● Otitis eksterna akut diffusa: merupakan
timpani, dan memperbaiki sistem imum lokal dan infeksi pada 2/3 liang telinga bagian
sistemik. dalam. Biasanya ada riwayat sehabis berenang
- Stadium oklusi tuba: tetes hidung efedrin HCl atau terkena air.
0.5% (< 12 tahun) atau 1% (≥12 tahun) untuk ● Tanyakan keluhan2 lain seperti demam, rasa
membuka tuba yang teroklusi dan antibiotik untuk penuh pada telinga, riwayat pengobatan
mengurangi infeksi. ototoksik, dan lain2.
R/ Efedrin 1% nasaldrop fl No. I
S 3 dd gtt I PEMERIKSAAN FISIK
R/ Amoksisilin 500 mg tab no. XX ● PF THT lengkap.
S 3 dd tab I ● OE akut sirkumskripta: terdapat
bisul/furunkel pada 1/3 luar liang teliga,
- Stadium hiperemis: antibiotik golongan membran timpani sukar dinilai.
penisilin atau eritromisin selama 7 hari (jika ● OE akut difusa: liang telinga sempit (2/3 bagian
resisten boleh diganti sefalosporin atau dalam), edema, hiperemis, membran timpani sulit
tambahkan asam klavulanat), obat tetes hidung, dinilai.
analgesik, antipiretik.
R/ Efedrin 1% nasaldrop fl No. I PEMERIKSAAN PENUNJANG
S 3 dd gtt I ● Pemeriksaan lab sebenarnya tidak terlalu
R/ Amoksisilin 500 mg tab No. XXI dibutuhkan pada kasus OE. Biasanya langsung
S 3 dd tab I dapat ditangani secara empiris.
R/ Paracetamol 500 mg tab No. XX ● Darah rutin.
S 3 dd tab I ● Pewarnaan gram dan kultur sekret —> berguna
R/ Asam mefenamat 500 mg tab No. X pada pasien imunokompromis/DM.
S 3 dd tab I
DIAGNOSIS BANDING
- Stadium supurasi: sama dengan hiperemis, ● OE akut sirkumskripta: OE akut diffusa,
namun rujuk untuk miringotomi. furunkulosis, otitis eksterna maligna.
- Stadium perforasi: ear toilet/obat cuci ● OE akut diffusa: OE akut sirkumskripta, otitis
telinga dengan H2O2 3% 3-5 hari, antibiotik media akut, otitis eksterna maligna.
adekuat selama 3 minggu.
R/ H2O2 sol 3% fl No. I PENATALAKSANAAN
S uc ● Kebanyakan kasus OE disebabkan karena
infeksi bakteri superfisial sehingga dapat
- Stadium resolusi: pengobatan antibiotik tetap ditangani dengan obat tetes telinga dan analgesik
dilanjutkan sampai 3 minggu. sederhana.
● Obat tetes telinga yang biasanya digunakan
2. OTITIS EKSTERNA adalah tetes asam asetat (yang mengubah pH liang
ANAMNESIS telinga), antibiotik tetes telinga. Jika dicurigai
● Otitis eksterna diklasifikasikan menjadi otitis penyebabnya jamur dapat diberikan tetes
eksterna akut sirkumskripta dan difusa. Tanyakan telinga antijamur.
kira-kira pasien adalah OE tipe yang mana. ● Terapi oral atau parenteral dianjurkan
Biasanya gejala keduanya hampir mirip, namun hanya untuk kasus berat. Antibiotik yang dapat
yang membedakan biasanya pada OE akut difusa diberikan adalah amoksisilin, ampisilin, dan
ada riwayat suka berenang, pada OE akut eritromisin.
sirkumskipta terdapat riwayat suka mengkorek ● Tetes telinga antibiotik + kortikosteroid
telinga. diketahui cukup efektif untuk menangani OE,
● Gejala umum: pasien biasanya mengeluhkan karena selain membunuh bakteri, juga
nyeri pada telinga ringan-berat, nyeri bertambah mengurangi edema (cure rate 87-97%).
- Tetes telinga antibiotik: ofloksasin otik 0.3% 6- ● Ditemukan tanda PF sesuai dengan OME: pada
10 tetes 1-2x sehari selama 7 hari, atau gentamisin otoskopi dapat terlihat adanya gambaran cairan di
sulfat otik 2-4 tetes 3-4x sehari selama 7 hari. belakang membran timpani, mobilitas membran
- Anti nyeri yang sederhana dapat diberikan timpani menurun, tidak ada retraksi/bulging
adalah paracetamol 500 mg 3x sehari. membran timpani (atau dapat retraksi jika
- Tetes telinga antibiotik + kortikosteroid: disebabkan karena tekanan negatif).
polimiksin B sulfat 10.000 IU, neomisin sulfat 5 ● Jika dikeluhkan sering batuk pilek maka dapat
mg, fludrokortison asetat 1 mg, lidokain HCl 40 ditemukan tanda-tanda sesuai tonsilitis kronik
mg (OTILON ®) —> 4-5 tetes 3-4x sehari selama berulang, hipertrofi adenoid, atau rhinitis.
7-10 hari.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
R/ Ofloksasin otik 0.3% fl No. I ● Darah rutin.
S 2 dd gtt 6 ● Tes fungsi pendengaran: rinne, weber,
atau schwabach —> tuli konduktif.
R/ Gentamisin sulfat otic fl No I ● Pneumatic otoscopy, timpanometri —> dapat
S 3 dd gtt II mengetahui adanya cairan di telinga tengah.

R/ Paracetamol 500 mg tab No. XX DIAGNOSIS BANDING


S 3 dd tab I ● Otitis media akut (OMA), stadium oklusi tuba,
presupurasi atau supurasi.
3. OTITIS MEDIA EFUSI ● Disfungsi tuba eustachius.
ANAMNESIS
● OME disebabkan karena terkumpulnya cairan PENATALAKSANAAN
non-purulen, dapat bersifat mukoid ataupun ● OME sebenarnya dapat sembuh dengan
serous. Pasien biasanya datang dengan keluhan sendirinya. Tatalaksana utama adalah edukasikan
telinga terasa penuh, namun biasanya tidak kepada pasien untuk menghindari asap rokok,
terdapat nyeri atau demam. OME sering rujuk ke dokter THT untuk penatalaksanaan lebih
berkembang menjadi OMA. lanjut seperti jika ditemukan hipertrofi adenoid
● Pasien biasanya juga mengalami gangguan dan untuk dilakukannya miringotomi.
pendengaran (tuli konduktif). Perlu ditanyakan
apakah pasien sering mengalami gangguan 4. TONSILITIS/FARINGITIS
pendengaran atau tidak. ANAMNESIS
● OME sering terjadi pada anak-anak. Tanyakan ● Anamnesis penting pada tonsilitis untuk
ke orang tua apakah anak tampak pendengarannya menentukan apakah pasien mengalami tonsilitis
terganggu, seperti jika menonton TV selalu akut, kronik, atau rekuren (kronik eksaserbasi
dengan suara yang keras padahal anak sudah akut). Pasien biasanya datang dengan batuk, sakit
GEJALA DAN TANDA OTITIS MEDIA AKUT OTITIS MEDIA EFUSI

Nyeri telinga (otalgia), nyeri saat telinga ditarik/ditekan (+) (-)


Inflamasi akut, demam (+) (-)
Efusi telinga tengah (+) (+)
Membran timpani bengkak/bulging (+/-) (-)
Gerakan membran timpani berkurang/tidak ada (+) (+)
Warna membran timpani abnormal seperti putih, kuning, kebiruan (+) (+)
Gangguan pendengaran (+) (+)
Otore purulen akut (+) (-)
Membran timpani eritem (+) (-)
duduk dekat dengan TV. tenggorokan, nyeri menelan.
● OME dapat pula disebabkan karena tonsilitis ● Tonsilitis akut: demam, nyeri tenggorokan,
atau rhinitis berulang, maka perlu ditanyakan nafas berbau, kesulitan menelan (disfagia), nyeri
apakah pasien sering batuk/sakit tenggorokan dan saat menelan (odinofagia), dan adanya
sering pilek sebelumnya. Tanyakan apakah pasien pembesaran kelenjar getah bening servikal
memiliki riwayat alergi, sering terkena pajanan (diperiksa pada PF). Biasanya pasien bernafas
asap rokok. melalui mulut/mouth-breathing (terutama anak-
● Tanyakan pula apakah pasien sebelumnya habis anak), jika tidur mendengkur, sering terganggu
naik pesawat atau mendaki gunung (tekanan dan terbangun saat tidur malam hari. Biasanya
negatif). berlansung hanya beberapa hari hingga 2 minggu.
● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa. Riwayat ● Tonsilitis kronik: dikatakan kronik karena
pengobatan ototoksik, riwayat lain2nya. episode penyakit bersifat persisten dan tidak ada
episode sembuh, nyeri tenggorok kronik, halitosis
Perlu membedakan OME dengan OMA. Berikut (nafas berbau), dan pembesaran kelenjar getah
tabel perbedaannya. bening servikal persisten.
● Tonsilitis rekuren: pasien biasanya mengalami
PEMERIKSAAN FISIK episode tonsilitis yang kemudian sembuh dan
● PF THT lengkap. berulang kembali. Kriterianya adalah:
- 6-7 kali infeksi dalam 1 tahun, atau anterior dan posterior, torus tubarius (superior),
- 5 kali infeksi per tahun dalam 2 tahun berturut- dan sinus piriformis (inferior).
turut, atau
- 3 kali infeksi per tahun selama 3 tahun berturut- ANAMNESIS
turut. ● Biasanya pasien memiliki riwayat batuk
● Tanyakan keluhan lain seperti apakah batuk sebelumnya (tonsilitis/tonsilofaringitis). Pasien
berdahak, warna dahak, demamnya seperti apa, dengan abses peritonsil biasanya datang dengan
sulit minum, nafsu makan menurun, dan lain-lain. rasa tidak nyaman pada salah satu sisi tenggorok
● Faringitis dan tonsilitis seringkali dijadikan satu (unilateral). Biasanya juga terdapat demam, nafas
spektrum penyakit. Beberapa literatur berbau, nyeri saat berbicara, nyeri saat menelan,
menyatakan faringitis merupakan infeksi pada sulit menelan, dan kualitas suara berubah (hot-
faring atau tonsil. Jika keduanya terkena maka potato voice). Biasanya nyeri yang dialami cukup
dikatakan tonsilofaringitis. berat.
● Kadang-kadang pasien dapat sulit membuka
PEMERIKSAAN FISIK mulut (trismus), nyeri menjalar sampai ke telinga,
● Pemeriksaan THT lengkap. nyeri pada leher dan leher sulit digerakkan.
● Tonsilitis: pembesaran tonsil, tanda-tanda ● Tanyakan apakah pasien sulit bernafas atau
inflamasi tonsil (eritem, terdapat eksudat, tidak. Abses peritonsil jika dibiarkan maka bisa
dendritus). meluas hingga ke dasar mulut dan menyebabkan
● Jika faring juga didapatkan adanya sekret, obstruksi jalan nafas.
hiperemis, atau granulasi —> tonsilofaringitis. ● Sisanya tanyakan seperti biasa.

PEMERIKSAAN PENUNJANG PEMERIKSAAN FISIK


● Darah rutin —> dapat dijumpai leukositosis. ● Pemeriksaan THT lengkap.
● LED meningkat. ● Ciri khas hasil PF pada abses peritonsil:
● Kultur sekret —> Streptokokus beta palatum molle eritem, edema, tidak simetris,
hemolitikus grup A. tampak membengkak ke anterior, uvula terdorong
● ASTO (tidak rutin dilakukan). ke sisi kontralateral, terdapat eksudat pada tonsil,
trismus.
DIAGNOSIS BANDING ● TTV dapat menunjukkan tanda-tanda sepsis.
● (Sepsis = SIRS + known focal infection {pada
Faringitis/tonsilitis/tonsilofaringitis akut/kronik/r kasus ini abses pertonsil}. SIRS = demam > 38C
ekuren (sesuaikan dengan diagnosisnya saja). atau hipotermia <36C, takipnea > 24x/m,
● GERD. takikardi > 90x/m, dan leukositosis >12.000 atau
leukopenia <4.000).
PENATALAKSANAAN
● Tatalaksana dibagi menjadi tatalaksana PEMERIKSAAN PENUNJANG
simtomatik, antibiotik, dan edukasikan ● Darah rutin —> biasanya menunjukkan tanda-
untuk tonsilektomi pada kasus tanda sepsis.
tonsilitis/tonsilofaringitis rekuren. ● Kultur swab tenggorok, untuk mencari kuman
● Simptomatik: terapi suportif seperti analgesia, penyebab.
hidrasi, dan tirah baring. Dapat pula ditambahkan ● Foto röntgen lateral leher, CT scan head &
kortikosteroid untuk mempercepat proses neck, USG.
penyembuhan: analgesik paracetamol tablet 500 ● Prosedur diagnostik gold standard: aspirasi
mg 3x sehari, deksametason tablet 0.5 mg 3x abses, dengan anestesi lidokain + epinefrin
sehari. sebelumnya, dan jarum ukuran 16-18 & spuit 10
● Antibiotik yang dapat diberikan bervariasi, cc. Cairan aspirasi lalu dikirim ke lab untuk
seperti amoksisilin (+klavulanat), klindamisin, pemeriksaan gram dan kultur.
klaritromisin, dan sefalosporin.
R/ Paracetamol 500 mg tab No. XX DIAGNOSIS BANDING
S 3 dd tab I ● Abses retrofaring.
R/ Amoksisilin 500 mg tab No. XXI ● Infeksi gigi, selulitis peritonsil, benda asing.
S 3 dd tab I
atau PENATALAKSANAAN
R/ Cefixime 100 mg tab No. XIV ● Tatalaksana definitif dan utama adalah insisi
S 2 dd tab I drainase, yang dapat memberikan resolusi gejala
secara langsung setelah tindakan. Aspirasi abses
5. PERITONSILLAR ABSCESS dapat sebagai tindakan diagnostik sekaligus terapi
Abses peritonsil adalah terkumpulnya nanah/pus definitif (Rujuk ke Sp.THT).
di ruang peritonsil yang disebabkan karena ● Jika pasien tampak dehidrasi, anjurkan untuk
tonsilitis supuratif. Batas-batasnya adalah pilar rawat inap untuk diberikan cairan intravena.
● Tatalaksana suportif berupa antipiretik dan ● Laringitis kronik (jika akut WDnya), atau
analgesik: paracetamol 500 mg tablet 3x sehari, sebaliknya.
dan/atau ibuprofen 400 mg tab 3x sehari (jangan ● Tonsilitis.
melebihi 3.2 gram per harinya). ● Faringitis.
● Beberapa studi mengatakan jika pemberian ● Disfonia psikogenik.
antibiotik tidak memberikan perbaikan gejala
dalam 24 jam dapat ditambahkan metronidazole PENATALAKSANAAN
500 mg tablet 2x sehari. ● Tatalaksana sebenarnya tidak perlu diberikan
● Antibiotik yang dapat diberikan: cefuroxime pengobatan karena dapat sembuh dengan
(dengan/tanpa metronidazole), klindamisin, atau sendirinya.
amoksisilin-klavulanat, selama 7-10 hari. ● Edukasi: jangan merokok, hindari asap rokok,
R/ Amoksisilin-klavulanat 625 mg (Amoksisilin istirahatkan suara jangan terlalu banyak bersuara
500 mg, asam klavulanat 125 mg) tab No. XXI dulu,
S 3 dd tab I ● Tatalaksana biasanya bersifat simptomatik saja,
R/ Ibuprofen 400 mg tab No. X sesuaikan dengan keluhan pasien. Jika demam
S 3 dd tab I dan nyeri berikan antipiretik dan analgesik. Jika
Jika diperlukan: warna dahak kehijauan (mungkin sudah ada
R/ Metronidazole 500 tab No. XIV infeksi sekunder) dapat diberikan antibiotik
S 2 dd tab I seperti pada faringitis/tonsilitis, seperti
amoksisilin, klindamisin, cefixime.
6. LARINGITIS R/ Paracetamol 500 mg tab No. XXI
Laringitis terbagi menjadi akut dan kronik. Akut S 3 dd tab I
jika ≤ 3 minggu, kronik jika > 3 minggu. R/ Amoksisilin 500 mg tab No. XXI
S 3 dd tab I
ANAMNESIS
● Biasanya pasien datang dengan keluhan mirip 7. EPISTAKSIS
seperti infeksi saluran nafas atas, yaitu batuk, Jangan lupa anterior atau posterior, dan et causa
pilek, demam, tanyakan sudah berapa lama untuk apa, misal: epistaksis anterior e.c traumatik,
menentukan akut atau kronik. Yang khas dari epistaksis posterior e.c hipertensi.
laringitis adalah ada suara menjadi serak.
● Tanyakan batuknya berdahak atau tidak, warna ANAMNESIS
dahak, pileknya bagaiman dan lain2. Biasanya ● Biasanya pasien datang dengan keluhan keluar
laringitis paling sering disebabkan karena virus, darah dari hidung. Tanyakan sudah berapa
namun dapat pula karena bakteri. lama, durasi pendarahan, apakah berhenti dengan
● Pasien dengan laringitis juga biasanya penekanan, sudah dilakukan apa saja, apakah dulu
mengeluhkan nyeri saat bersuara/odinofonia, sulit sempat seperti ini lalu berhenti dengan sendirinya.
menelan, nyeri saat menelan, kadang-kadang ● Tanyakan riwayat penyakit sistemik seperti
terasa sesak, pilek/rinorea, post nasal drip (terasa hipertensi, penyakit hepar, atau riwayat penyakit
ada riak di tenggorokan), nyeri tenggorokan, apapun yang dimiliki pasien. Tanyakan juga
kongesti hidung (hidung terasa tersumbat), dan apakah pasien sering mengalami memar-memar
lemas-lemas. tanpa sebab, jika berdarah apakah sulit berhenti.
● Kadang pasien dengan laringitis juga memiliki ● Perlu ditanyakan apakah sebelumnya pasien
GERD, tanyakan apakah pasien sering merasa sempat mengalami trauma atau tidak, apakah
panas/terbakar (heartburn) di daerah ulu hati. pasien sehabis mengorek hidung terlalu keras,
● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa. apakah pasien sebelumnya habis berolahraga.
● Epistaksis juga dapat disebabkan karena
PEMERIKSAAN FISIK masuknya benda asing, namun perdarahan
● Pemeriksaan THT lengkap. biasanya tidak dominan, lebih sering gejala
● Untuk laringitis saja sebenarnya cukup dengan hidung berbau dan sekret pada hidung unilateral.
anamnesis dan gejala pasien. ● Tanyakan riwayat pengobatan: aspirin,
● Pemeriksaan fisik yang ditemukan mungkin NSAIDs, warfarin, heparin, tiklodipin,
mirip dengan faringitis. Bila perlu lakukan dipiridamol —> dapat menyebabkan epistaksis
laringoskopi indirek/kaca laringoskopi. dan mempersulit pengobatan.
● Perlu diingat bahwa 90% epistaksis adalah
PEMERIKSAAN PENUNJANG epistaksis anterior, hanya sebagian kecil yang
● Tidak ada pemeriksaan penunjang yang penting mengalami epistaksis posterior.
dilakukan pada laringitis.
● Darah rutin. PEMERIKSAAN FISIK
● Pemeriksaan THT lengkap.
DIAGNOSIS BANDING ● Sebaiknya diberikan vasokonstriktor supaya
dapat tervisualisasi lebih jelas, dan lokasi
perdarahan dapat diketahui dengan jelas berupa ● Tanyakan kemungkinan2 lain seperti nyeri pada
titik pendarahan (pin point). Jika tidak terlihat daerah pipi, demam, batuk berhadak, dan lain-
pada visualisasi anterior, namun darah tetap lain.
muncul, atau terlihat pada dinding faring
posterior, kemungkinan epistaksis terjadi di PEMERIKSAAN FISIK
posterior. ● Pemeriksaan THT lengkap.
● Biasanya pada pemeriksaan kavum nasi tampak
PEMERIKSAAN PENUNJANG konka atrofi dan berwarna pucat/livid, dan sekret
● Pemeriksaan lab pada awal biasanya tidak rutin encer.
dilakukan. PP dilakukan jika perdarahan tidak
berhenti, jika dicurigai adanya koagulopati, PEMERIKSAAN PENUNJANG
epistaksis sering berulang, atau riwayat ● Darah rutin.
neoplasma sebelumnya. ● Kadar IgE serum.
● Darah rutin, darah lengkap, PT, aPTT. ● Patch test, prick test.

DIAGNOSIS BANDING DIAGNOSIS BANDING


● Epistaksis anterior/posterior (tergantung WD). ● Rhinitis vasomotor.
● Neoplasma nasofaring. ● Rhinitis simpleks, rhinitis bakterial.

PENATALAKSANAAN PENATALAKSANAAN
● Edukasikan pasien untuk posisi duduk atau ● Dapat diberikan tatalaksana simptomatik dan
setengah duduk, jika berbaring kepala antialergi.
ditinggikan. R/ CTM 4 mg tab No. X
● Pada epistaksis anterior: S 3 dd tab I
- Berikan penekanan pada hidung selama 10-15 R/ Efedrin HCl 25 mg tab No. X
menit. S 3 dd tab I
- Jika tidak berhenti, berikan tampon yang ● Edukasi: hindari alergen penyebab.
dibasahi dengan adrenalin 1:10.000 (jikalau
tersedia juga tambahkan lidokain 2-4%), dan 9. RHINITIS VASOMOTOR
kemudian dibiarkan selama 10-15 menit, agar anamnesis:
darah berhenti.  RPS: hidung tersumbat, sejak kapan?, kedua
- Jika perlu, setelah pemberian tampon hidung/salah satu saja?, tersumbatnya
vasokonstriktor, lakukan akustik/kauterisasi bergantian atau barengan? ( bergantian
kimia dengan menggunakan silver nitrate atau kanan dan kiri), apakah jika berganti posisi
nitras argenti di mukosa hidung. badan, hidung yg tersumbat juga
- Jika masih belum berhenti, berikan tampon bergantian? (Ya), apa yg memicu timbulnya
vaselin/antibiotik selama 1-2 hari. keluhan? (Asap rokok, Faktor psiksis, pil
● Pada epistaksis posterior, diperlukan kb, bau yg merangsang, asap) ada ingus?,
pemasangan tampon bellocq selama 2-3 hari, kental/encer? (Encer sedikit), apa disertai
sehingga perlu dirujuk dan dirawat. mata gatal/berair, hidung gatal? (Jarang),
● Boleh diberikan antibiotik untuk mencegah apakah sering bersin di pagi hari? (Tidak),
infeksi sekunder seperti amoksisilin tablet 500 mg timbul terus2an/intermiten
3x sehari.  RPD: ada riwayat alergi? (Tdk), ada asma?
Tdk
8. RHINITIS ALERGI  RPK: ada riwayat alergi di keluarga? Tdk
ANAMNESIS  R.obat: apakah konsumsi obat ergotamin,
● Biasanya pasien datang dengan hidung antihipertensi ( mencetuskan serangan)
tersumbat atau pilek. Tanyakan sudah sejak  R.sosial
kapan. Biasanya sekretnya encer dan banyak dan PF: inspeksi dorsum nasi (normal), vestibulum
bening. Biasanya hidung juga terasa gatal dan nasi, cavum nasi (mukosa konka inferior sangat
sering bersin-bersin pada pagi hari. Tanyakan hipertrofi dan berwarna merah gelap, permukaan
apakah ada riwayat pencetus tertentu, misalkan berbenjol, tp bs pucat juga), periksa faring
sehabis mencium sesuatu, terkena debu, dan lain- PP: dArah rutin, ige, eosinofil normal ( untuk
lain. singkirkan dd), kultur sekret
● Tentu jika alergi maka pasien memiliki riwayat DD: rhinitis alergi, rinitis simpleks, rinitis
atopi lainnya seperti mata gatal dan berair bakrerial/virus
(konjungitvitis alergi), gatal-gatal pada kulit Terapi:
terutama daerah lipatan, dan asma. Tanyakan pula  R/loratadin tab 10 mg No X
riwayat atopi pada keluarga.  S1 dd tab I (jgn ksh AH gen 1 krn
bs kentalkan sekret)
 R/efedrin hcl tab 25 mg No.X
 S3 dd tab I Edukasi: hindari faktor pencetus, banyak minum
 R/ betametason tab No.X air putih agar sekretnya encer, pengobatan butuh
s3 dd tab I waktu lama, kontrol ulang dalam 2 minggu.

DAFTAR ISI hingga testis. Dalam beberapa hari menjalar ke


1. ISK/UTI (uretritis, epididimo-orkitis, testis. Namun biasanya sulit dibedakan, sehingga
prostatitis, pielonefritis) sering disebut epididimoorkitis.
2. Nefrolitiasis (nefrolitiasis, ureterolithiasis, - Prostatitis (pria): nyeri di abdomen bagian
vesikolithiasis) bawah, perineum, nyeri saat ejakulasi, kadang-
3. Trauma ginjal kadang terdapat darah pada semen. Dapat
4. Glomerulonefritis akut pula terjadi demam, urin tampak
5. Benign prostate hypertrophy (BPH) keruh/berkabut/cloudy,
- Pielonefritis: tampak sakit sedang-berat,
demam, menggigil, dan nyeri pada flank region
1. INFEKSI SALURAN KEMIH (pinggang), dan kadang-kadang dapat terjadi
(ISK)/URINARY TRACT INFECTION (UTI) hipotensi (pasien merasa lemah/lemas), dan
ANAMNESIS diikuti adanya gejala uretritis seperti nyeri
● ISK dibagi menjadi 2, yaitu ISK bagian atas dan berkemih, nokturia, urgensi, dan lain-lain.
bawah. Pada ISK bagian atas keluhan lebih
mengarah kepada keluhan sistemik, seperti PEMERIKSAAN FISIK
demam menggigil, sakit pinggang, mual muntah, ● PF abdomen, lakukan ketok CVA.
hipotensi, sehingga perlu dirawat. Sedangkan ● Nyeri suprapubik (+): cystitis.
pada ISK bagian bawah biasanya ● Nyeri ketok CVA (+): pielonefritis.
didapatkan nokturia (kencing pada malam hari), ● Nyeri pada testis: epididimo-orkitis.
urgensi, nyeri tekan suprapubik, polakisuria
(pipisnya sering tapi dikit), dan disuria (sakit saat PEMERIKSAAN PENUNJANG
berkemih). ● Darah rutin.
● ISK juga digolongkan menjadi komplikata dan ● Urin rutin —> leukosit (+), uji nitrit (+), uji
nonkomplikata. Pada pria yang leukosit esterase (+), bakteri (+).
terkena cystitis dikatakan komplikata. ● Pewarnaan gram urin.
Pada wanita dikatakan komplikata jika dalam ● Foto polos abdomen.
kondisi hamil dan terdapat DM. ● USG abdomen.
● Pasien biasanya datang mengeluhkan nyeri saat ● USG doppler skrotum —> pada orkitis.
berkemih/disuria, frekuensi berkemih yang ● BNO-IVP buat menyingkirkan batu saluran
meningkat, dan urgensi (rasa ingin kencing terus kemih.
menerus). Pasien bisa saja sudah sering
mengalami gejala seperti ini sebelumnya. DIAGNOSIS BANDING
● Pasien juga dapat terjadi kencing berdarah, ● Batu saluran kemih.
sering kencing pada malam hari. ● ISK bagian bawah/ISK bagian atas (pilih salah
● Tanyakan komorbiditas lain yang dapat satu jenis yang lain yang tidak termasuk).
berperan sebagai faktor predisposisi seperti
diabetes melitus. PENATALAKSANAAN
● Perlu ditanyakan apakah pasien sering berganti- ● Orkitis: terapi suportif, kompres dingin, bed
ganti pasangan sebelumnya, atau sering menahan rest. Gejala biasanya dapat hilang dengan
buang air kecil karena pekerjaannya misalnya, sendirinya dalam 7-10 hari.
atau pada laki-laki perlu ditanyakan apakah sudah ● Cystitis, Uretritis: pemberian fluorokuinolon
disirkumsisi atau belum. selama 7-10 hari. Dapat diberikan siprofloksasin
● Beberapa gejala yang perlu diketahui untuk 500 mg 2x sehari selama 7-10 hari.
membedakan tipe ISK: ● Pielonefritis: ceftriaxone IV 1g single dose
- Uretritis (pria): nyeri saat berkemih, nokturia, dilanjutkan ciprofloxacin 500 mg 2x sehari
urgensi, tidak ada nyeri pada suprapubik. selama 7 hari.
- Cystitis (pria/wanita): nyeri saat berkemih, ● Sisanya dapat diberikan simptomatik seperti
nokturia, urgensi, nyeri tekan suprapubik, terasa antinyeri, antipiretik, antiemetik, dan lain-lain.
penuh pada kandung kemih, kadang urin ● Anjurkan untuk banyak minum dan tirah baring.
berdarah.
- Epididimitis-orkitis (pria): nyeri pada 2. NEFROLITHIASIS
epididimis dan terasa indurasi, belum menjalar ANAMNESIS
● Pasien biasanya datang dengan keluhan nyeri dan kreatinin.
renal kolik, yaitu nyeri pada punggung tiba-tiba ● Urin dipstik: untuk melihat adanya sel darah
(flank region) dan menjalar ke bawah dan merah.
ke depan (inferioanterior). 50% pasien juga ● Serum elektrolit (pada pasien yang mual
mengeluhkan terjadinya mual dan muntah muntah hebat).
bersamaan dengan nyeri pinggang. ● Urinalisis makroskopik dan mikroskopik:
● Lokasi batu dapat diketahui dengan beberapa secara tidak langsung dapat melihat kondisi
gejala tertentu: fungsi ginjal dan jenis batu.
- Batu pada ureteropelvic junction: nyeri ringan ● Urin 24 jam.
hingga berat pada flank region, nyeri biasanya ● USG ginjal: melihat adanya batu dan
tidak menjalar. Terdapat gangguan iritatif seperti mendeteksi adanya hidronefrosis.
frekuensi miksi meningkat, nyeri saat berkemih. ● IVP/urografi: untuk visualisasi sistem urinarius
- Batu pada ureter: nyeri yang tiba-tiba dan yang jelas.
sangat hebat pada flank region, ipsilateral, dan
nyeri menjalar tergantung lokasi batu, yaitu dapat DIAGNOSIS BANDING
ke daerah lumbal (batu ureter proksimal), ke ● Glomerulonefritis akut, sistitis.
anterior dan kaudal (batu mid-ureter), atau ke ● Batu-batu lainnya (misalnya WD nefrolitiasis,
testis (♂)/labia mayora (♀) (batu ureter distal). DD vesikolithiasis/ureterolitiasis).
- Batu pada vesika urinaria: biasanya
asimtomatik, retensi urin tergantung posisi PENATALAKSANAAN
pasien. ● Tatalaksana nefrolithiasis berupa tatalaksana
● Terdapat 3 fase serangan kolik pada terhadap nyeri kolik, terapi medis hingga terapi
nefrolithiasis: intervensi terhadap batu. Untuk menghindari
1. Fase akut/onset. Nyeri biasanya mulai pada kemungkinan terjadinya gagal ginjal akut, maka
subuh pagi hari atau malam hari, membangunkan terapi difokuskan dalam mengkoreksi dehidrasi
pasien dari tidur. Sedangkan jika nyeri mulai pada dan infeksi.
siang hari biasanya lebih perlahan-lahan dan ● Tatalaksana awal berupa pemberian cairan IV,
lambat. Nyeri biasanya semakin lama semakin lalu dilanjutkan dengan analgesik dan antiemetik.
nyeri dan memuncak hingga 1-2 jam pertama. Jika terdapat tanda-tanda infeksi maka dapat
2. Fase konstan. Ketika nyeri sudah mencapai diberikan antibiotik untuk mencegah terjadinya
maksimum, nyeri akan konstan hingga akhirnya perluasan infeksi lebih lanjut. Jangan lupa untuk
ditangani atau hilang dengan sendirinya. Fase ini merujuk ke dokter urologist setelahnya.
biasanya berlangsung 1-4 jam, namun dapat ● Analgesik: Jika intake pasien masih baik dapat
hingga 12 jam. Kebanyakan pasien datang ke IGD diberikan obat dengan jalur oral. Satu-satunya
ketika sudah dalam fase ini. NSAID yang disetujui FDA untuk nyeri kolik
3. Fase relief. Pada fase ini nyeri tiba-tiba nefrolithiasis adalah ketorolak. Obat pilihan
membaik dengan cepat, biasanya fase ini utama adalah morfin IV 10 mg/70 kgBB secara
berlangsung sekitar 1.5-3 jam. IM atau SC setiap 4 jam.
● Tanyakan apakah terdapat demam R/ Ketorolak 10 mg tab No. XXI
(kemungkinan infeksi) atau sering mengalami S 3 dd tab 1
keluhan seperti ini sebelumnya.
● Tanyakan riwayat makanan/minuman pasien, ● Antiemetik: metoklopramide IV/IM 10 mg
untuk mencurigai kemungkinan tipe batu ginjal setiap 4-6 jam atau seperlunya. Jika intake baik
pasien. dapat diberikan oral.
● Pastikan pula apakah pasien memiliki kelainan R/ Metoklopramide 10 mg tab No. XXI
ginjal sebelumnya, apakah ada salah satu ginjal S 3 dd tab 1
yang sudah rusak (penting dalam tatalaksana dan
prognosis). ● Antidiuretik: beberapa studi menunjukkan
● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa. bahwa desmopressin (DDAVP) yang adalah
antidiuretik poten yang secara esensial
PEMERIKSAAN FISIK merupakan hormon antidiuretik, dapat meredakan
● PF abdomen dan ginjal, nyeri ketok CVA. nyeri secara dramatis. Efek kerja cepat dan tidak
● Pemeriksaan nyeri tekan suprapubik untuk memberikan efek samping yang bermakna.
memperkirakan adanya sistitis. Tersedia dalam nasal spray (10 mcg/spray, dosis
● Biasanya didapatkan nyeri ketok CVA (+), awal 40 mcg), ataupun IV (4 mcg/mL, dosis
pada batu ureter distal dapat ditemukan kondisi normal adalah 1 mL).
testis yang normal meskipun terasa nyeri. ● Antibiotik: pemberiannya masih bersifat
kontroversial, hanya diberikan jika terbukti
PEMERIKSAAN PENUNJANG terdapat infeksi.
● Darah rutin, fungsi ginjal (ureum ● Edukasi: anjurkan pasien untuk banyak minum,
kreatinin): biasanya terjadi peningkatan ureum hindari intake makanan dengan garam dan protein
tinggi. baik mikroskopik maupun makroskopik,
meksipun tidak selalu menjadi patokan terjadinya
3. TRAUMA GINJAL (Tumpul/Tajam) trauma ginjal minor ataupun mayor.
● USG ginjal (FAST—focused assessment with
ANAMNESIS sonography for trauma): untuk mendeteksi secara
● Pasien biasanya datang dengan riwayat trauma cepat dan cukup akurat.
sebelumnya dan mengenai daerah pinggang. ● IVP/intravenous pyelography. Sebenarnya
Terdapat dua macam trauma ginjal yaitu trauma pemeriksaan ini sudah digantikan dengan CT
tajam dan trauma tumpul. scan. Tanda-tanda yang signifikan adalah non-
- Trauma tajam: biasanya disebabkan karena function (kerusakan ginjal luas dan berat) dan
tembakan peluru, atau bahkan tusukan pisau. adanya ekstravasasi cairan.
Kerusakan lebih berat pada tembakan peluru ● CT scan abdomen. Pemeriksaan yang paling
karena energi kinetik nya lebih besar sehingga spesifik untuk dapat menentukan derajat trauma
kerusakan parenkim lebih berat. Untuk trauma ginjal. Derajat trauma ginjal dapat dilihat di
tajam biasanya ditemukan adanya luka terbuka bawah ini.
pada flank region.
- Trauma tumpul: biasanya merupakan
kecelakaan kendaraan, terjatuh,
trauma/kecelakaan saat berolahraga, ataupun
karena pukulan fisik. Kecelakaan kendaraan
biasanya pada pengemudi mobil, yaitu
disebabkan karena proses akselerasi/deselerasi.
● Karena dasarnya merupakan trauma, maka
perlu dilakukan anamnesis singkat berupa
kejadian trauma, mekanisme terjadinya trauma,
sudah dilakukan penanganan apa saja, sempat
kehilangan kesadaran atau tidak saat jatuh, ada
bagian lain yang mengalami trauma atau tidak,
sempat ditolong atau tidak, dan lain-lain
sebagainya.
● Pada trauma ginjal perlu ditanyakan mengenai
kelainan ginjal sebelum2nya karena hal ini dapat
berperan penting pada penanganan trauma ginjal,
karena trauma kecil saja bisa jadi menyulitkan, PENATALAKSANAAN
apalagi jika pasien saat ini hanya memiliki satu ● Tatalaksana secara konservatif merupakan
buah ginjal. Kelainan-kelainan tersebut seperti tatalaksana pilihan bagi kebanyakan pasien yang
hidronefrosis, batu ginjal, diabetik nefropati, dan mengalami trauma ginjal, bahkan diketahui
lain-lain. bahwa tingkat kegagalan terapi konservatif adalah
● Tanyakan gejala yang meyakinkan adanya 1% karena dapat menyelamatkan fungsi ginjal
trauma ginjal seperti kencing berdarah dengan sangat baik.
(hematuria), perut terasa kencang (distensi ● Indikasi tatalaksana konservatif saja adalah
abdomen), nyeri pada flank region, atau pada pada pasien trauma ginjal yang tidak mengalami
perabaan teraba adanya massa (kemungkinan kehilangan darah (hemodinamik stabil), dan tidak
berisi darah di dalamnya). adanya indikasi pembedahan (trauma ureter,
● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa. trauma ginjal grade IV-V/mengenai vaskular).
Bahkan diketahui meskipun terjadi ekstravasasi
PEMERIKSAAN FISIK urin masih dapat tertangani baik dengan
● Tergantung dengan kondisi setting soal OSCE. tatalaksana konservatif sebesar 90%.
Jika diminta assessment trauma berarti dilakukan ● Trauma tumpul ginjal: biasanya 85% pasien
pemeriksaan trauma secara primary survey tertangani tanpa operasi (kembali lagi tergantung
(ABCDE) dan secondary survey. derajat trauma). Tatalaksana secara
● Jika setting soal tidak emergensi maka dapat konservatif: bed rest dan observasi, berikan obat
dilakukan pemeriksaan fisik biasa (PF abdomen sesuai dengan keluhan pasien.
dan ginjal). ● Trauma tajam ginjal: tindakan pembedahan dan
eksplorasi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG ● Jangan lupa harus dirujuk!
● Darah rutin, fungsi ginjal (ureum kreatinin).
Hematokrit yang menurun mungkin sebagai 4. GROMERULONEFRITIS AKUT
prediktor adanya perdarahan dan memungkinkan Anamnesis:
kebutuhan akan resusitasi cairan. ● kencingnya seperti teh (coffee ground
● Urinalisis: untuk melihat adanya hematuria appearance) —> merah gelap, coklat gelap.
● biasanya yang keluar post streptococcus —>
ada batuk pilek (7-14 hari), ada demam 5. BENIGN PROSTATE HYPERTROPHY
sebelumnya, atau pernah luka/jatoh ga (BPH)
diobatin cuma diobatin pake obat herbal.
● bangun pagi2 matanya bengkak gara2 ANAMNESIS
proteinuria, mukanya juga bengkak, baru lama2 ● BPH dibagi menjadi 2 tipe, BPH tipe obstruktif
ke kaki. dan tipe iritatif. Tipe obstruktif biasanya dia
● tanyakan sehari berapa kali berkemih. mengeluh pipisnya kurang puas, kalo pipis
● biasanya ada hipertensi —> sakit kepala. nunggunya keluar pipisnya lama, kekuatannya
● volume urin berkurang. melemah. Tipe iritatif adalah urgensi, frekuensi,
dan nokturia.
DD: ● Biasanya terjadi pada usia tua, perhatikan usia
● sindroma nefrotik, GN kronik, IgA nefropati, pasien.
hepatitis. ● Untuk memastikan/menyingkirkan DD
tanyakan adakah demam, urinnya apakah
Pemeriksaan fisik: berwarna merah, apakah sedang batuk pilek, dan
● PF abdomen —> inspeksi, palpasi seperti biasa lain sebagainya.
(hepar, lien, ginjal), perkusi (seperti biasa, nyeri ● Tanyakan riwayat penyakit dahulu, riwayat
ketok CVA, shifting dullness—karena biasanya penyakit keluarga, dan lain sebagainya.
ada asites).
● jangan lupa periksa kaki (pitting udem). PEMERIKSAAN FISIK
● konjungtiva, TTV (tensi tinggi, suhu ● PF Rectal Touche.
meningkat). ● Jangan lupa PF nyeri tekan supra pubik untuk
menyingkirkan diagnosis banding ISK.
Pemeriksaan penunjang:
● darah lengkap, urinalisis (makro —> gross DIAGNOSIS BANDING
hematuri; mikro —> silinder eritrosit leukosit ● CA prostat.
dst). ● ISK (prostitis).
● ureum kreatinin (faal ginjal).
● dipstick (+2, 200 an). PEMERIKSAAN PENUNJANG
● GFR —> turun. normal: 1 cc/kgBB/jam. ● Darah rutin.
● swab tenggorokan, ASTO, C3 (turun), C4 ● Urinalisis.
(normal). kalo IgA nefropati dua2nya turun. ● USG prostat.
● PSA:
Penatalaksanaan: - kalo lebih dari 4 mcg/ml —> BPH.
R/ captopril 25 mg tab no. X - kalo lebih dari 10 mcg/ml —> kemungkinan CA
S 1 dd tab 1. prostat —> harus biopsi.

R/ furosemide 40 mg no. X. PENATALAKSANAAN


S 1 dd tab 1. ● Kateterisasi.
● Berikan obat BPH:
Edukasi: R/ Tamsulosin 0.4 mg tab no. X
● bisa sembuh sendiri, tapi harus rajin kontrol, S 1 dd tab 1.
diet rendah protein. ● Jangan lupa di rujuk.
● jangan makan banyak garam sampai udem
mereda.
DAFTAR ISI disetujui jika hanya dengan parameter ini tanpa
1. Diabetes melitus dan ulkus diabetikum (+ pendukung lainnya).
edukasi DM). 5. Toleransi glukosa terganggu: GD 2 jam TTGO
2. Ketoasidosis diabetikum. 140-199 mg/dL. Gula darah puasa terganggu:
3. HONK. GDP 100-125 mg/dL, TTGO 2 jam PP < 140
4. Hipertiroid (Graves disease, Plummer, toxic mg/dL.
multinodular).
5. Obesitas (+ edukasi dislipidemia). PEMERIKSAAN FISIK
● Kesadaran, KU, TTV.
● Pemeriksaan head to toe secara singkat.
1. DIABETES MELITUS dan ULKUS ● PF kaki diabetes.
DIABETIKUM (+ Edukasi DM)
ANAMNESIS KRITERIA WAGNER (harus disebut pada PF)
0 —> Tidak ada lesi terbuka, deformitas +, selulitis.
● DM ada 2 tipe, 1 dan 2. Pada DM tipe 1 biasa 1 —> Ulkus superfisial.
terjadi dari usia dini, lebih bersifat genetik. 2 —> Ulkus meluas ke tendon ligamen dan sendi, abses (-),
Sedangkan DM tipe 2 biasa terjadi pada usia > 40 osteomielitis (-).
3 —> Ulkus dalam, abses (+), osteomielitis (+), tendonitis sepsis.
tahun, obesitas, dan tidak terlalu bersifat genetik, 4 —> Gangren tumit, dan plantar kaki.
namun juga terdapat peran genetik. 5 —> Gangren meluas pada kaki bagian atas.
● Pasien biasanya memiliki trias gejala klasik
DM: poliuri (banyak kencing), polidipsi (banyak
minum), polifagi (banyak makan/terus merasa PEMERIKSAAN PENUNJANG
lapar). Pada OSCE biasanya pasien tidak ● Urinalisis: glukosuria, ketonuria.
langsung mengatakan keluhan klasiknya. Pasien ● Darah rutin.
dapat datang dengan keluhan luka di kaki yang ● Gula darah sewaktu.
sudah lama tidak kunjung sembuh, ataupun hanya ● Gula darah puasa.
keluhan sederhana seperti mudah lemas, dan lain- ● TTGO 2 jam PP. TTGO adalah tes dengan
lain. Pada OCSE juga pernah dimintakan hanya memberikan glukosa pada pagi hari sebanyak 75
untuk edukasi pasien dengan DM. g dalam 300 mL air (pada anak-anak 1.75
● Pada DM tipe 2 biasanya ada hipertensi, g/kgBB). tes harus dilakukan pagi hari, pasien
dislipidemia, arterosklerosis, oleh karena itu harus tidak merokok dan aktif saat pagi hari
perlu menayakan pola makan, hipertensi, dan tersebut. kemudian sampel darah diambil pada
lain-lain, apakah terkontrol atau tidak. Pada menit ke 0 dan menit ke 120 setelah ingesti
wanita biasanya gejala awalnya dapat berupa glukosa. nilai normal menit ke 0 sama dengan
vaginitis kandida (vulvovaginitis), jadi harus pemeriksaan gula darah puasa, sedangkan menit
ditanyain apakah ada infeksi/gatal pada alat ke 120 merupakan TTGO.
kelamin. Sedangkan pada pria dapat berupa ● HbA1c.
balanoposthitis (infeksi pada kulit & glans penis ● Profil lipid: kolesterol total, HDL, LDL.
yang belum disirkumsisi).
● Pada DM biasanya ada gejala seperti berikut: DIAGNOSIS BANDING
badan terasa mudah lelah, penglihatan kabur (DM ● DM tipe 1 atau 2.
retinopati), neuropati perifer (tanyain apakah ada ● Sindrom metabolik (sindrom X, sindrom
rasa baal gitu di kaki/ujung2 ekstremitas). resistensi insulin).
● Tanyakan apakah terdapat luka, lukanya cepat ● Diabetes insipidus.
sembuh atau tidak (biasanya luka sulit sembuh),
dan tanyakan apakah ada luka di kaki sekarang PENTALAKSANAAN
yang tidak sembuh2. ● Ingat 4 pilar penatalaksanaan DM: (1) Edukasi;
● Pada DM juga dapat terjadi akantosis nigricans, (2) Terapi gizi medis; (3) Latihan jasmani; dan (4)
berupa kehitaman pada ketiak, pada leher bagian Intervensi farmakologis.
belakang. Sehingga dapat ditanyakan apakah ● Edukasi DM (edukasikan pula tentang terapi
terdapat kehitaman di daerah tersebut. Akantosis gizi medis dan latihan jasmani)
nigricans adalah salah satu tanda terjadinya - DIET: total kalori sehari adalah 45-65%
resistensi insulin. karbohidrat, 25-35% lemak, 10-35% protein;
● RPD, RPK, R. obat, R. sosial, dan lain2. gunakan minyak yang berlemak mono-
unsaturated (olive oil, canola, minyak di nuts dan
Kriteria diagnosis DM: avocado) —> dapat menurunkan trigliserid dan
1. Gejala klasik DM + GDS ≥ 200 mg/dL. meningkatkan HDL; perbanyak makan sayur.
2. Gejala klasik DM + GDP ≥ 126 mg/dL. - Pasien dianjurkan untuk dapat memantau gula
3. GD 2 jam TTGO ≥ 200 mg/dL. darah sewaktu secara mandiri, dianjurkan untuk
4. HbA1c ≥ 6.5% (namun belum sepenuhnya membeli alat sederhana untuk cek gula darah
secara berkala dan dicatat.
- Jelaskan pada pasien tanda-tanda terjadinya
hipoglikemia, pencegahan dan cara
mengatasinya. Ingatkan pasien agar tetap makan
sehabis minum obat.
- Anjurkan untuk olahraga teratur 3-4x setiap
minggunya selama kurang lebih 30 menit, tetap
melakukan aktivitas sehari-hari seperti berjalan
ke pasar, berkebun, dan lain-lain.

● Pengobatan disesuaikan dengan kadar HbA1c:


- < 7%: gaya hidup sehat (GHS).
- 7-8%: GHS + monoterapi.
- 8-9%: GHS + 2 obat.
- > 9%: GHS + 3 obat.
- 9-10%: GHS + 2 obat + insulin basal.
- > 10%: GHS + insulin intensif. Tatalaksana KAD (ICU RSUD Tarakan)—ada
sedikit modifikasi dari protokol American
● Berikan obat yang umum diberikan: Diabetes Association.
- Metformin 500 mg tablet mulai dari dosis 1x ● Cairan: NaCl 0.9% 1 liter/1 jam, selanjutnya
sehari, dinaikkan secara perlahan dan diturunkan sesuai dengan hemodinamik —> 500 cc/jam atau
secara perlahan disesuaikan dengan status gula 500 cc/2 jam atau 500 cc/4 jam (target CVP 8-12).
darah pasien. Metformin dapat diminum sebelum, Jika syok: 15-20 cc/kgBB/jam. Jika perlu
pada saat, ataupun sesudah makan. berikan koloid 500 cc.
- Glibenklamid 2.5 mg tablet mulai dari dosis 1x
sehari. Golongan sulfonilurea diberikan 15-30 ● Insulin: bolus 0.15 unit/kgBB, dilanjutkan 0.1
menit sebelum makan. unit/kgBB/jam. Jika GDS turun kurang dari 50-70
R/ Metformin tab 500 mg No. XXX mg/dL dalam 1 jam, maka dosis dinaikkan 2x
S 1 dd tab 1. lipat hingga penurunan GDS sesuai harapan.
R/ Glibenklamid 2.5 mg No. XXX ● KCl:
S 1 dd tab 1. - Jika K < 3.3 mEq = tunda insulin, berikan KCl
20 mEq/1jam/CVP.
● Pada ulkus diabetikum, prinsip tatalaksana: - Jika K 3.3 - 5.2 mEq = KCl 10 mEq/500 cc
- Tatalaksana penyakit penyebab utama: cairan infus.
tatalaksana - Jika K > 5.2 mEq = KCl stop.
terhadap DM, kontrol gula darah, penggunaan ● Biknat: diberikan hanya jika pH < 6.9 dengan
sepatu dosis biknat 100 cc/500 cc dalam 2 jam.
yang tidak menekan (sepatu khusus DM).
- Pastikan aliran darah adekuat, tidak ada PAD, Tanda-tanda KAD perbaikan: GDS < 200
dan lain-lain. mg/dL, pH > 7.3, HCO3 >15, AG < 12.
- Local wound care: pemberian antibiotik
spektrum luas, PADA OSCE:
debridement, wound dressing yang baik, kontrol ● Biasanya diminta untuk menjelaskan alur
infeksi. penanganan KAD, serta melakukan tindakan
- Pressure offloading. seperti infus, suntik subkutan, sesuai dengan
algoritma yang ada.
R/ ciprofloxacin tab 500 mg No. XX
S 2 dd tab 1. 3. HYPEROSMOLAR HYPERGLYCAEMIC
STATE (HHS/HONK)
2. KETOASIDOSIS DIABETIKUM
Kriteria KAD: GDS > 250 mg/dL, pH < 7.3,
HCO3 < 15, AG
> 12, ketonuria moderat (+) atau ketonemia.
dan sering terdapat bruit (dipastikan saat PF) dan
ANA + (diperiksa saat PP). Tanyakan riwayat
keluarga dengan keluhan yang sama, karena
Graves disease memiliki sifat genetik familial.
● Plummer disease/toxic multi nodular goiter:
jika pada palpasi teraba nodul dan terdapat gejala
hipertiroid, selanjutnya perhatikan berapa jumlah
nodulnya. Jika hanya 1 buah —> plummer
disease; jika banyak atau lebih dari 1 —> toxic
multinodular goiter.
● Tanyakan DD mengarah ke keganasan, seperti
apakah benjolan semakin membesar, suara serak,
sulit menelan, usia tua, dan jenis kelamin laki-
laki, namun biasanya pada keganasan jarang
menyebabkan hipertiroid namun lebih pada
benjolan non fungsional.
● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa.

PEMERIKSAAN FISIK
● KU kesadaran TTV
● PF tiroid.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
PERBEDAAN KAD DAN HHS ● Darah rutin.
● T3 T4 FT3 FT4 meningkat, thyroid resin uptake
meningkat.
● Serum TSH biasanya menurun.
— jika FT4 T3 normal dan TSH turun —>
hipertiroidism subklinis —
● ANA, anti ds-DNA —> dapat (+) meski tidak
ada bukti pasien menderita SLE.
● USG tiroid, doppler USG.
● Radioactive Iodine uptake test.
● FNA biopsy (fine needle aspiration) —> untuk
toxic solitary thyroid nodule (Plummer disease).

DIAGNOSIS BANDING
● Hipotiroid.
● Graves disease/plummer disease/toxic multi
PADA OSCE: nodular goiter.

● Biasanya diminta untuk menjelaskan alur PENATALAKSANAAN


penanganan koma HONK/HHS, serta melakukan ● Propanolol 20 mg 2 kali sehari atau propanolol
tindakan seperti infus, suntik subkutan, sesuai ER (extended release) 60 mg 2x sehari.
dengan algoritma yang ada. ● Metimazole 30-60 mg PO 1x sehari. jika masih
ringan dapat diberikan 10-20 mg PO 1x
4. HIPERTIROID (Graves Disease, Plummer, sehari; ATAU Propilthiouracil tab 50 mg 3x
Toxic Multinodular) sehari 2 tablet.
ANAMNESIS
● Pasien dapat datang dengan gejala sebagai R/ PTU tab 50 mg No. XXX
berikut: berkeringat, penurunan berat badan, S 3 dd tab 2.
palpitasi, tidak tahan terhadap panas, iritabel R/ Propanolol 20 mg tab No. XX
(gelisah, dst), merasa kelelahan, kulit hangat, S 2 dd tab 1.
takikardi, tremor.
● Hipertiroid bisa disebabkan karena berbagai 5. OBESITAS
macam hal: Graves disease, toxic mutinodular ANAMNESIS
goiter & adenoma tiroid, dan lain-lainnya. paling ● Obesitas merupakan masalah yang sangat
sering adalah Graves disease. penting karena berhubungan erat sekali dengan
● Graves disease (GD): penyakit autoimun pada banyak komorbiditas.
kelenjar tiroid, biasanya kelenjar tiroid membesar ● Pasien mungkin datang dengan keluhan berat
difus, sering bersifat asimetris pembesarannya, badan berlebih dan ingin mengkonsultasikan
berat badannya serta status kesehatannya. pasien dengan obesitas (+ dislipidemia).
● Berbagai komorbiditas yang perlu diperhatikan: - Anjurkan pasien untuk monitoring mandiri
- Respirasi: obstructive sleep apnea, risiko infeksi terhadap intake kalori dan aktivitas fisik.
lebih tinggi, peningkatan insiden asma bronkial. - Buat goal setting mengenai target berat badan
Tanyakan apakah tidur mendengkur, sering batuk dan lain-lain.
pilek, dan riwayat mengi. - Lakukan kontrol terhadap stimulus.
- Psikologis: stigma sosial dan depresi. - Non-food rewards untuk setiap goal yang
- Kardiovaskular: PJK, hipertensi, HHD, dan lain- berhasil dicapai.
lain. Tanyakan apakah terdapat darah tinggi - Pencegahan relaps.
sebelumnya, bagaimana pola diet seperti tinggi - Anjurkan olahraga rutin minimal 1 jam sehari,
garam, ada riwayat nyeri dada sebelumnya atau perhatikan pola makan dan makanan yang
tidak. dimakan, usahakan jangan makan makanan di
- CNS: stroke, tanyakan apakah terdapat luar, kurangi junk food, makan makanan sehat,
kelemahan salah satu sisi tubuh. pola dan porsi makan yang baik.
- Ortopedi: OA, tanyakan adakah nyeri sendi2 - Edukasikan pasien dengan baik bahwa target
besar saat berjalan atau membatasi pergerakan. penurunan berat badan tidak harus cepat namun
- Metabolik: DM tipe 2, PCOS (wanita), bertahap dan konsisten.
kolelitiasis, tanyakan keluhan terkait.
- Dermatologik: tanyakan riwayat penyakit kulit ● Medikamentosa:
ada atau tidak, seperti tinea, kandida. - Obat antiobesitas: orlistat (lipase inhibitor),
● Sisanya tanyakan seperti biasa, seperti riwayat lorcaserin (stimulan CNS, anorexiants),
merokok, alkohol, pola diet, pola aktivitas, liraglutide (GLP-1 agonist)—juga adalah obat
riwayat penyakit sebelumnya, riwayat obesitas DM.
dan penyakit lainnya di keluarga, dan lain-lain. ✦Orlistat 60-120 mg tablet 3 kali sehari, sediaan
tablet 60 mg dan 120 mg. Dosis lebih dari 3x120
PEMERIKSAAN FISIK
mg tidak berguna.
● KU Kesadaran TTV.
R/ Orlistat tab 60 mg No. XX
● Head to toe secara singkat.
S 3 dd tab 1.
● Antropometri, tentukan BMI dan derajat
overweight.
- Obat anti DM: metformin. Tidak harus sudah
mengalami DM, tapi metformin diberikan
Grading Overweight:
guna mencegah terjadinya DM dan memperbaiki
- Grade 1: BMI 25-29.9 kg/m2.
resistensi insulin.
- Grade 2: BMI 30-39.9 kg/m2.
R/ Metformin tab 500 mg No. XXX
- Grade 3: BMI ≥ 40 kg/m2.
S 1 dd tab 1.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Obat dislipidemia:
● Darah rutin.
● GDS, GDP, 2 jam TTGO, HbA1c. ✦Simvastatin tablet 20 mg 1x sehari saat malam
● Profil lipid: trigliserida, kolesterol total, HDL, hari (jika LDL tinggi).
LDL. R/ Simvastatin tab 20 mg No. XXX
● Fungsi tiroid: TSH, T3, FT4. S 1 dd tab 1.
● Fungsi hepar: SGOT SGPT
● EKG. ✦Fenofibrat kapsul 200 mg 1x sehari saat makan
● USG abdomen.
(jika trigliserida tinggi > 500).
R/ Fenofibrat tab 200 mg No. XXX
PENATALAKSANAAN
S 1 dd tab 1.
● Edukasi merupakan tatalaksana utama pada

DAFTAR ISI ● Mata kuning, demam, ada gejala prodromal (flu


1. Hepatitis A like symptoms —> sakit kepala, pusing mual
2. Hepatitis B akut dan kronik muntah sakit otot lemes). saat kuningnya muncul
3. Kolelitiasis demamnya (gejala prodromal) sudah mulai
4. Koledokolitiasis hilang. feses dan urin berwarna gelap, tanya
5. Kolesistitis akut riwayat makan di tempat yang tidak bersih
6. Kolesistitis kronik (ikubasi 2 minggu).
7. Kolangitis
PEMERIKSAAN FISIK
1. HEPATITIS A ● Pemeriksaan abdomen biasa —> hepatospleno
ANAMNESIS megali ringan, nyeri tekan hepar. periksa murphy
sign kalo curiga.
● B akut —> suportif kaya hepatitis A, gizi
PEMERIKSAAN PENUNJANG seimbang, kalo bener2 berat dikasih lamivudin
● Cek darah rutin. 100 mg tab 1x sehari.
● SGOT SGPT, gamma GT (GGT —> untuk ● B kronik —> lamivudin 100 mg 1x sehari dan
liat gangguan kandung empedu) peginterferon alfa-2a 180 mcg 0.5 ml No. 1 1x
● IgM anti HAV, HbSAg, fraksi bilirubin direct seminggu (S q w k) —> selama 24 minggu.
indirect.
3. KOLELITHIASIS
DIAGNOSIS BANDING Anamnesis:
● Hepatitis B akut/kronik. ● mual muntah disertai gejala sakit yang menjalar
● Kolesistitis. ke scapula. onset biasanya pagi atau malam
setelah makan berat yang berlemak. gejala
PENATALAKSANAAN menajam dalam 30 menit dan menetap pada 3-5
● Domperidon 10 mg 3x sehari. jam. gejala dapat juga menyerupai dispepsia, dan
● Ibuprofen 400 mg 2x sehari. anginapectoris
● Ursodeoksikolat (kalo mau).
DD: angina pectoris & dyspepsia organik
2. HEPATITIS B AKUT KRONIK
untuk bedain akut dan kronik lihat IgM anti HBc Pemeriksaan fisik: KU, kesadaran, sklera
(+ hanya di akut) dan IgG anti HBc (+ di kronik), ikterik/anemis, abdomen + khusus murphy sign
dan SGOT SGPTnya. kalo akut peningkatannya
sangat signifikan, kalo kronik dia peningkatannya Pemeriksaan penunjang:
sedikit. ● darah rutin.
kalo kronik HbSAg menetap >6 bulan. ● SGOT SGPT, GGT.
● USG ditemukan hyperechoic dengan shadow
Anamnesis: posterior.
● gejalanya sama kaya hepatitis A. bahkan ada
yang ga ada gejala prodromal. Penatalaksanaan: tramadol 50 mg suc (bila
● tanyakan riwayat kontak dengan produk darah, sakit) dan rujuk bedah.
entah transfusi ataupun suntik.
4. KOLEDOKOLITHIASIS
Pemeriksaan penunjang: Anamnesis:
● darah rutin. ● ikterus obstruktif yang nyata(badan kuning,
● IgM anti HAV, HbSAg, IgM anti Hbc, IgG anti feses seperti dempul,BAK kuning pekat) disertai
Hbc. gejala kolelithiasis
kalo carrier asimtomatik: semua positif kecuali
anti HbsAg belum terbentuk. Pemeriksaan fisik: sama seperti kolelithiasis.
● anti HCV buat singkirin HepC. kalo ternyata
positif —> minta HCV RNA. kalo + dan SGPT DD: kolelithiasis,kolangitis
naik 2x, langsung dikasi terapi ribavirin kaps 200
mg 5x sehari + peg intron sama kaya di PP: GGT meningkat,bilirubin serum meningkat,
penatalaksanaan cuma beda di durasinya (kalo AFP meningkat dan enzim pankreas amilase dan
genotipnya 1 4 —> 12 bulan, kalo 2 3 —> lipase meningkat, usg.
6 bulan). kontrol terus SGOT SGPTnya.
anti Hbs —> penanda sembuh. Penatalaksanaan: rujuk untuk ERCP (endoscopy
retrograde cholangio pancreatography).
pembagian hepatitis B:
● HB akut —> HbS Ag +, HbeAg (+/-), IgM anti 5. KOLESISTITIS AKUT
Hbc (+), IgG anti HBc (-), anti Hbs (-), HBV Anamnesis:
DNA (untuk tahu berapa copy virus yang ada di ● nyeri kanan atas dengan nyeri tekan, suhu
badan, untuk tau kapan harus diterapi atau meningkat dan mengigil. sakit menjalar ke
ngga) rendah dan tidak terdeteksi. scapula dan berlangsung sampai 60 menit tanpa
● HB karier asimtomatik (heatlhy carrier) —> reda. dapat ditemukan distensi abdomen. nyeri
HbsAg + lebih dari 6 bulan, IgM & IgG anti Hbc makin hebat jika menarik nafas dalam dan
+, HbeAg (+ < 10 pangkat 4), SGOT SGPT naik anorexia, mual muntah.
ringan (tidak sampai 2x), bisa normal.
● HB kronik aktif = karier simtomatik. HbeAg + Pemeriksaan fisik: ikterus ringan, demam ringan
> 10 pangkat 4, HBV DNA > 10 pangkat 5. lama-lama meninggi,teraba masa di kandung
empedu, murphy sign positif.
Penatalaksaan:
Pemeriksaan penunjang: leukosit meningkat,
bilirubin meningkat(<4mg/dl),serum Pemeriksaan penunjang: usg ada batu empedu.
transambinase dan fosfatase alkali
meningkat, usg ditemukan sludge/double layer. DD: dyspepsia, kolelithiasis.

DD: kolangitis, kolesistitis kronik, Penatalaksanaan: rujuk


koledokolitiasis.
7. KOLANGITIS
Penatalaksanaan: tirah baring, cairan IV,diet Anamnesis:
ringan tanpa lemak dan peri petidin 25-100 IM ● trias charcot (mengigil, ikterus, murphy sign +),
atau 25-50 IV + ab cefipime 1g IV lalu rujuk ada kolik bilier (sakit menjalar ke scapula
untuk pengangkatan kandung empedu. belakang),jika ada hipotensi, oliguria dan
- Tramadol 50 mg IV 1x/hari penurunan kesadaran —> kolangitis akut
- Ceftriaxone 1 g IV 1x/hari supuratifa/pentad raynaud.

6. KOLESISTITIS KRONIK PP: leukositosis, hiperbilirubinemia2-


Anamnesis: 4mg/dl,GGT, sgot,sgpt meningkat.usg
● rasa mual sehabis makan lemak tinggi dan
hilang dengan sendawa. biasanya murphy sign + Penatalaksanaan: cefipim iv 1g+ metronidazole
juga dan cepat penuh (seperti dispepsia), 500mg iv lalu rujuk.
ada riwayat kolesistitis akut berulang.

DAFTAR ISI menstruasi apakah darah sangat banyak.


1. Antenatal care/ANC. ● Tanyakan HPHT: tanggal terakhir hari
2. Bacterial vaginosis. pertama menstruasi, lalu hari + 7, bulan - 3, tahun
3. Trikomoniasis. + 1, sebagai taksiran kapan ibu kemungkinan
4. Kandidiasis vulvovaginal/VVC. akan melahirkan.
5. Pelvic inflammatory disease (PID). ● Perkiraan berapa bulan kehamilan. Contoh:
6. Abortus imminens. haid terakhir 13 des 2014. sekarang tgl 21 jan
7. Ketuban pecah dini (KPD). 2015. hasilnya abis itu dibagi 7 —> untuk lihat
8. Preeklamsia berat. berapa minggu.
● Riwayat pernikahan, sudah berapa lama
TINDAKAN OBGYN menikah, ini pernikahan yang pertama atau
● IVA. sebelumnya sudah.
● AKDR/IUD. ● Riwayat kehamilan, apakah ini hamil anak
● Papsmear. pertama atau anak kedua, jika sudah
● Swab vagina (dilakukan pada kasus seperti BV, memiliki anak sebelumnya tanyakan usia anak
GO, trikomoniasis, VVC). yang sebelumnya berapa, laki2 atau perempuan.
● APN (asuhan persalinan normal). ● Riwayat persalinan, sebelum ini apakah lahir
normal atau sesar, jika sesar apa alasannya yang
1. ANTENATAL CARE/ANC diberitahukan pada ibu sebelumnya.
ANAMNESIS ● Apakah ada pernah riwayat keguguran
● ANC idealnya dilakukan minimal 4x, yaitu 1 sebelumnya atau tidak, apakah
kali saat berusa 4 bulan (14 minggu), 1x antara 6- terdapat komplikasi kehamilan sebelumnya atau
7 bulan (24-28 minggu), antara 8 bulan (30-32 tidak seperti darah tinggi (mungkin PEB).
minggu) dan 9 bulan (36-38 minggu). ● Tanyakan adakah riwayat hipertensi sebelum
● Tanyakan identitas, usia. Tanyakan keluhan kehamilan.
utama, biasanya datang untuk pemeriksaan ● Riwayat penyakit keluarga apakah terdapat
kehamilan saja atau ingin cek apakah hamil atau keturunan kembar atau tidak.
tidak, atau kadang-kadang datang dengan infeksi ● Riwayat penyakit dahulu, konsumsi obat2an
saluran kemih/cystitis (ISK pada kehamilan), jangka panjang, dan apakah terdapat riwayat
abortus imminens, KPD, PEB, dan lain-lain. operasi daerah abdomen.
● Menarche —> tanya kapan pertama kali mens. ● Riwayat gizi selama kehamilan dapat pula
● Riwayat menstruasi setiap bulan: teratur atau ditanyakan seperti bagaimana pola makan setiap
tidak, nyeri atau tidak, apakah hari, selain itu tanyakan apakah rutin ANC atau
terdapat perdarahan di luar siklus menstruasi, saat tidak.
● Tanyakan riwayat imunisasi TT, apakah sudah dan anjing, dan lain-lain.
diimunisasi atau belum. Tanyakan pula apakah
terdapat keluhan saat ini, apakah pernah demam, 2. BACTERIAL VAGINOSIS
dan lain-lain.
● Tanyakan riwayat penggunaan KB, jenis KB, ANAMNESIS
efek samping KB yang terjadi. ● Bacterial vaginosis (BV) merupakan vaginitis
● Riwayat BAB sama BAK, kebersihan diri. non spesifik, paling sering berhubungan dengan
● inform consent, jelaskan maksud pemeriksaan. Garderella vaginalis.
● Pasien biasanya datang dengan keluhan
PEMERIKSAAN FISIK keputihan keluar dari kemaluan, tanyakan sudah
● KU, kesadaran, TTV. berapa lama.
● Inspeksi: perut tampak membuncit, striae ● Tanyakan mengenai cairan yang ke luar dari
gravidarum, linea nigra. kemaluan, biasanya pada BV dijumpai keputihan
● Leopold 1: untuk mengetahui tinggi fundus, yang berbau amis, warnanya biasanya putih
untuk mengetahui bagian janin. Jika balotemen keabu-abuan, dan cukup gatal.
positif = kepala. Jika negatif = bukan kepala. ● Tanyakan kemungkinan DD lain: berbusa dan
Tinggi fundus harus kurang lebih sesuai dengan kuning kehijauan (trikomoniasis), atau warna
usia kehamilan: putih seperti susu (kandidiasis).
● Biasanya terdapat beberapa faktor predisposisi
pasien dan perlu ditanyakan:
- Penggunaan antibiotik atau antiseptik vagina.
- Penggunaan IUD. Tanyakan apakah sedang
menggunakan kontrasepsi IUD.
- Aktivitas seksual. Tanyakan bagaimana
aktivitas seksual pasien, apakah baru saja
berhubungan, atau berganti-ganti pasangan,
adakah nyeri saat berhubungan.
● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa (riwayat
menstruasi, RPK, RPD, dan lain-lain).
● Leopold 2: menilai punggung kanan atau kiri
dan sebagai lokasi untuk fetal phone. kalo teraba PEMERIKSAAN FISIK
rata berarti punggung. ● Keadaan umum, kesadaran, TTV.
● Leopold 3: untuk menentukan sejauh mana ● PF ginekologi: inspeksi, inspekulo + swab
bagian bayi masuk ke dalam PAP. Jika sudah vagina, bimanual.
tidak konvergen tandanya sudah masuk PAP,
sehingga dapat dilanjutkan ke Leopold 4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
● Leopold 4: dilakukan kalo uda masuk PAP. ● Wet mount. Pada BV wet mount (+)
● Palpasi kaki, tekan di daerah tulang tibia. yaitu didapatkan clue cells. Clue cells adalah
Biasanya didapatkan pitting edema. epitel vagina yang pinggiran epitelnya dikelilingi
● Auskultasi: fetal phone. normal DJJ 120-160 oleh bakteri.
x/menit, dan antara hitungan menit ke 1-3-5 ● pH cairan vagina: pH > 4.5 mengindikasikan
hanya berbeda sedikit jika normal. Bunyi jantung adanya infeksi.
bayi reguler, teratur, normal. ● Whiff test, positif pada 70% pasien dengan BV.
● Jika ada timbangan lakukan pengukuran berat Tes ini menggunakan KOH 10%, diteteskan pada
badan. spekulum setelah pemeriksaan inspekulo, atau
mencampurkan cairan vagina dengan KOH pada
preparat. Jika berbau amis —> KOH bersifat
PEMERIKSAAN PENUNJANG
● Darah rutin. basa, melepas amine yang volatil—> BV.
● TORCH jika dicurigai, misal sering demam. ● Pewarnaan gram —> positif Gardnella.
● Kultur sekret vagina.
● Urinalisis, darah rutin.
PENATALAKSANAAN
● Berikan tablet Fe dan asam folat, Ferro sulfat
300 mg (setara 60 mg besi elemental) 1x sehari. DIAGNOSIS BANDING
R/ Ferro sulfat 300 mg tab No. XXX ● Kandidiasis vulvovaginal (VVC).
S 1 dd tab 1 ● Trikomoniasis.

R/ Asam folat 400 mcg tab No. XXX PENATALAKSANAAN


S 1 dd tab 1 ● Yang utama adalah edukasi mengenai faktor
predisposisi pasien, misalnya jangan
● Edukasi ANC minimal 4x, jaga kebersihan, berhubungan terlebih dahulu, jangan
hindari kontak dengan binatang seperti kucing menggunakan cairan antiseptik berlebihan untuk
mencuci vagina, bersihkan dengan sabun biasa
saja, sering ganti celana dalam. PENATALAKSANAAN
● Berikan antibiotik: metronidazole (boleh oral ● Pengobatan mirip dengan BV, yaitu
ataupun vaginal supp/ovula). Metronidazole oral menggunakan metronidazole (boleh oral
500 mg 2x sehari 1 tablet (boleh untuk ibu hamil) ataupun vaginal supp/ovula). Metronidazole oral
selama 7 hari. Metronidazole ovula 500 mg supp 500 mg 2x sehari 1 tablet (boleh untuk ibu hamil)
1x sehari malam sebelum tidur selama 10 hari. selama 7 hari. Metronidazole ovula 500 mg supp
1x sehari malam sebelum tidur selama 10 hari.
R/ Metronidazole tab 500 mg No. XX
S 2 dd tab 1. R/ Metronidazole tab 500 mg No. XX
ATAU S 2 dd tab 1.
R/ Metronidazole ovula 500 mg ATAU
S 1 dd ovula 1. R/ Metronidazole ovula 500 mg
S 1 dd ovula 1.
3. TRIKOMONIASIS
● Edukasikan pasien untuk tidak berhubungan
ANAMNESIS seksual berganti-ganti pasangan, menjaga
● Trikomoniasis biasanya ditemukan pada pasien kebersihan diri dan daerah kemaluan, jangan
dengan aktivitas seksual aktif, sehingga hal ini membersihkan dengan antiseptik.
perlu ditanyakan.
● Biasanya pasien datang dengan keluhan 4. KANDIDIASIS VULVOVAGINAL
keputihan dari kemaluan, tanyakan sudah sejak
kapan. Tanyakan bagaimana keputihannya, ANAMNESIS
warna, dan lain-lain. ● Pasien biasanya datang mengeluhkan gatal pada
● Pada trikomoniasis biasanya keputihan kemaluan, keluarnya cairan dari kemaluan
berwarna kuning kehijauan, berbusa, berbau berwarna putih seperti susu (thick curd-like
(namun tidak berbau amis biasanya), terasa gatal discharge), nyeri saat berkemih (disuria), dan
pada kemaluan, nyeri saat berhubungan, dan nyeri saat berhubungan (dispareunia).
kadang-kadang juga nyeri saat berkemih. ● Tanyakan mengenai diagnosis banding yang
● KU: merupakan penyakit menular seksual, mungkin seperti BV dan trikomoniasis, seperti
berbusa cairannya, cairan yang keluar hijau warna, bau amis, berbusa, dan lain-lain.
kekuningan. baunya tidak khas (tapi bau). ● Kadang ada butir2 putih di celana dalam
● Kadang-kadang dapat ditemukan (seperti butiran beras).
pula perdarahan postkoitus, sehingga dapat ● Biasanya ditemukan riwayat diabetes mellitus.
ditanyakan. ● Tanyakan hygiene pasien, bagaimana pola
● Tanyakan lain-lainnya sesuai dengan DD kebersihan pasien, dan penggunaan antiseptik
seperti BV (keputihan berbau amis, warna putih vagina berlebihan, serta pola aktivitas seksual.
abu-abu), atau kandidiasis (warna putih seperti ● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa.
susu).
● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa (riwayat PEMERIKSAAN FISIK
menstruasi, RPK, RPD, dan lain-lain). ● Keadaan umum, kesadaran, TTV.

PEMERIKSAAN FISIK ● Inspeksi, inspeculo, dan swab vagina.


● Keadaan umum, kesadaran, TTV.
● Inspeksi, inspeculo (ditemukan strawberry PEMERIKSAAN PENUNJANG
appearance), dan swab vagina. ● Urinalisis = biasanya terdapat eritrosit, leukosit,
dan sel ragi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG ● Wet mount smears dari mukosa vagina
● Wet mount, didapatkan gambaran buah pir ditemukan hifa, pseudohifa, dan budding sel ragi.
berflagel seperti layang2 (stadium trofozoit). ● Pewarnaan dengan KOH 10% dari mukosa
● Kultur cairan vagina. vagina.
● pH cairan vagina. Biasanya pH > 4.5 ● Kultur atau biakan pada agar dekstrosa
menandakan adanya infeksi. Saboroud.
● Whiff test. Dapat positif juga pada
trikomoniasis, namun lebih cenderung untuk BV. DIAGNOSIS BANDING
● Darah rutin. ● Trikomoniasis.
● Urinalisis. ● Bacterial vaginosis (BV).

DIAGNOSIS BANDING PENATALAKSANAAN


● Bacterial vaginosis (BV). ● Pada Agustus 2013 FDA telah
● Kandidiasis vulvovaginal (VVC). merekomendasikan untuk tidak menggunakan
ketokonazole oral sebagai terapi antifungal ● Jika curiga GO: pewarnaan gram sekret vagina,
termasuk candidiasis, karena berisiko tinggi kultur pada medium Thayer-Martin, PCR GO.
mengalami gangguan hepar berat, insufisiensi ● USG abdominal, transabdominal.
adrenal, dan interaksi obat.
● VVC: DIAGNOSIS BANDING
- Non-komplikata: Flukonazole 150 mg 1x sehari ● Appendicitis.
single dose. ● Endometriosis.
- Komplikata: Flukonazole 150 mg 3 dosis ● Kista ovarium.
diulang setiap 3 hari.
- Kasus rekuren: Flukonazole 150 mg 1x sehari PENATALAKSANAAN
selama 10-14 hari, lalu dilanjutkan Flukonazole ● Antibiotik yang dapat diberikan merupakan
200 mg 1x seminggu selama 6 bulan. antibiotik yang sensitif terhadap C. trachomatis
- Alternatif pilihan lain: Mikonazole supp 200 mg dan N. gonorrhea: ceftriakson 250 mg IM
intravaginal 1x sehari sebelum tidur selama 3 hari. ditambah doksisiklin 100 mg PO 2x sehari selama
14 hari dengan/tanpa metronidazole 500 mg PO
R/ Flukonazole 150 mg tab No. I 2x sehari selama 14 hari.
S 1 dd tab 1
R/ Mikonazole ovula 200 mg No. III R/ Ceftriaxone 250 mg fl No. I (1 vial 1 g)
S 1 dd ovula 1 a.n (ante noctem/sebelum tidur)
R/ itrakonazol 100 mg No. X S i.m.m.
S 1 dd tab 1 selama 3 minggu. R/ Doxycycline 100 mg tab No. XXVIII
kalau flukonazole tablet 150 mg 1x sehari dosis S 2 dd tab 1.
tunggal.

5. PELVIC INFLAMMATORY DISEASE 6. ABORTUS IMMINENS


(PID) ANAMNESIS
ANAMNESIS ● Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi
● PID merupakan infeksi pada traktus genital sebelum janin dapat hidup di luar kandungan
wanita bagian atas, yaitu uterus, tuba falopi, dan (< 20 minggu, BB < 500 gram). Pada OSCE kasus
struktur di sekitar pelvis. Pasien yang berisiko abortus yang paling mungkin terjadi adalah
tinggi PID adalah wanita muda yang memiiki abortus imminens karena abortus lainnya perlu
aktivitas seksual tinggi dan partner seks banyak dilakukan kuretase. Berikut pembagian abortus:
dan tidak menggunakan kontrasepsi, dan tinggal Perdarahan
Abortus Imminens Sedikit
di daerah endemis STD. IUD juga dapat berisiko
Abortus Insipiens Sedang-banyak
menyebabkan PID pada 4 bulan pertama Abortus Inkomplet Sedang-banyak (keluar gumpalandarah/jaringan)
penggunaan. Abortus Komplet Sedikit
● PID merupakan infeksi yang naik dari vagina Missed Abortion Tidak ada
dan serviks ke traktus genitalis bagian atas, paling ● Pasien biasanya datang dengan keluhan keluar
banyak disebabkan oleh Chlamydia trachomatis. darah dari vagina dan pasien mengetahui dirinya
● Pasien dengan PID biasanya gejalanya ringan sedang hamil di bawah 20 minggu/5 bulan.
atau minimal, hingga bergejala toksik seperti Tanyakan sudah berapa lama, keluar darahnya
demam tinggi, mual, muntah, dan nyeri banyak atau sedikit (biasanya sedikit).
pada pelvis dan abdomen bagian bawah. ● Tanyakan pula apakah sudah keluar gumpalan2
● Pasien pada PID juga biasanya mengalami darah atau jaringan.
keputihan dan perdarahan/flek setelah koitus. ● Tanyakan apakah sebelumnya pasien sempat
● Tanyakan riwayat berhubungan seks berganti- berhubungan dengan suami sebelum keluarnya
ganti pasangan, penggunaan kontrasepsi. darah, adakah riwayat trauma sebelumnya.
● Tanyakan bagaimana menstruasinya, apakah ● Sisanya tanyakan seperti layaknya pada ANC.
lancar atau tidak, teratur atau tidak,
● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa. PEMERIKSAAN FISIK
● Keadaan umum, kesadaran, TTV.
PEMERIKSAAN FISIK ● PF ANC, inspekulo (untuk melihat OUE
● Keadaan umum, kesadaran, TTV. terbuka atau tertutup).
● Inspekulo + swab vagina, bimanual.
● PF didapatkan nyeri goyang serviks, nyeri pada PEMERIKSAAN PENUNJANG
uterus dan adneksa. ● Tidak rutin dilakukan.
● USG.
PEMERIKSAAN PENUNJANG ● Darah rutin.
● Tidak ada test yang dapat spesifik menentukan ● Beta HCG.
PID.
● Darah rutin —> leukositosis. PENATALAKSANAAN
● Edukasi untuk tirah baring, jangan berhubungan - Dexametasone 6 mg IM 2x sehari diberikan 4
seksual dulu selama hamil, dan jika perdarahan dosis. ATAU
semakin banyak dapat kembali untuk dilakukan - Betametasone 12 mg IM 2x sehari diberikan 2
pemeriksaan lebih lanjut dan dirujuk. dosis.
● Jika masih di bawah 37 minggu dan sudah
7. KETUBAN PECAH DINI terdapat adanya korioamnionitis, tanda-tanda
ANAMNESIS persalinan, fetal distress, dapat langsung
● KPD (PROM—premature rupture of dilakukan persalinan normal.
membranes) adalah keadaan di mana ketubah
pecah sebelum terjadinya persalinan, dan harus 8. PREEKLAMPSIA
segera dilakukan penanganan. KPD dibagi 2: ANAMNESIS
- KPD prematur (PPROM—preterm ● Preeklampsia adalah tekanan darah ≥ 140/90
premature rupture of membranes): KPD terjadi mmHg setelah kehamilan 20 minggu. Pasien
sebelum kehamilan 37 minggu. Jika ketuban biasanya datang hanya untuk ANC dan diketahui
pecah bersamaan dengan onset persalinan namun tekanan darahnya tinggi.
belum mencapai 37 minggu disebut SPROM— ● Dalam hal ini anamnesis dapat ditanyakan
spontaneous preterm rupture of membranes. sesuai ANC, dan paling penting adalah pada
- KPD cukup bulan/aterm (PROM at term): bagian riwayat hipertensi sebelum kehamilan,
KPD terjadi setelah kehamilan 37 minggu, belum untuk bisa mendiagnosis dengan tepat.
ada onset persalinan, meskipun 90% dalam 24 ● Tanyakan keluhan yang dialami pasien saat ini,
jam akan mengalami onset persalinan. apakah terdapat nyeri kepala, nyeri epigastrium,
● Prolonged ROM: sudah lebih dari 24 jam pandangan kabur, muntah-muntah, yang
sebelum onset persalinan. merupakan tanda impending eklampsia dan/atau
● Pasien biasanya datang dengan keluhan keluar HELLP syndrome (dapat ditanyakan pula apakah
air-air dari jalan lahir, tanyakan kira2 banyak kulit/mata menjadi kuning—hanya sekitar 5%
sekali atau sedikit dan sudah berapa jam yang kasus).
lalu. ● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa.
● Tanyakan apakah pasien saat ini demam atau
tidak (infeksi—korioamnionitis merupakan PEMERIKSAAN FISIK
komplikasi paling sering dan berbahaya). ● Keadaan umum, kesadaran, TTV.
● Tanyakan apakah pasien sudah merasa mulas ● PF ANC.
atau belum, keluar lendir dan darah/flek dari jalan
lahir (untuk memastikan sudah ada onset PEMERIKSAAN PENUNJANG
persalinan atau tidak). ● Urinalisis/protein urin/urin dipstick.
● Sisanya dapat ditanyakan seperti ANC biasa. - Jika didapatkan TD ≥140/90 dan proteinuria +1
(> 300 mg/24 jam) adalah preeklampsia ringan.
PEMERIKSAAN FISIK - Jika didapatkan TD ≥160/110 dan proterinuria
● Keadaan umum, kesadaran, TTV. ≥+2 (>5 g/24 jam) adalah preeklampsia berat.
● PF ANC, inspekulo. ● Darah rutin/lengkap, fungsi hati, fungsi ginjal,
● Jika tiba-tiba ada tanda-tanda persalinan D-dimer. Adanya trombositopenia < 100.000,
mungkin dapat dilanjutkan dengan pertolongan peningkatan PT atau aPTT, D dimer meningkat,
persalinan kala 1-2-3. SGOT SGPT meningkat dapat kemungkinan
terjadi sindrom HELLP.
PEMERIKSAAN PENUNJANG ● LDH. Meningkat pada HELLP (penanda
● Ultrasonografi kehamilan. hemolisis).
● Tes nitrazine. ● USG.
● Darah rutin. ● CTG.

PENATALAKSANAAN DIAGNOSIS BANDING


● Jangan lakukan VT/pemeriksaan dalam/PD ● Hipertensi gestational.
terlalu banyak karena risiko infeksi tinggi. ● Superimposed preeklampsia.
● Jika masih di bawah 37 minggu: tatalaksana ● Eklampsia.
konservatif saja dan berikan antibiotik untuk ● HELLP syndrome.
mencegah terjadinya infeksi. Antibiotik yang
direkomendasikan adalah Ampisilin 2 g IV 4x PENATALAKSANAAN
sehari dan Eritromisin 250 mg IV 4x sehari ● Tatalaksana awal berupa pemberian oksigen,
diberikan selama 48 jam, kemudian diteruskan pasang akses intravena, dan observasi.
dengan amoksisilin oral 250 mg 3x sehari dan ● Tatalaksana utama preeklampsia adalah
eritromisin oral 250 mg 3x sehari selama 5 persalinan. Namun jika < 37 minggu dan masih
hari (total 7 hari). dalam kondisi stabil tanpa gejala berat dapat tirah
● Kortikosteroid untuk pematangan paru: baring saja.
● Kriteria dilakukannya persalinan: - Diikuti segera 4 gr di bokong kiri dan 4 gram di
- Janin non reassuring. bokong kanan (40 % dalam 10 cc).
- KPD. ● Syarat pemberian MgSO4:
- Tekanan darah yang tidak terkontrol. - Tersedia antidotum MgSO4 yaitu calcium
- Oligohidramnion. gluconas 10%, 1 gram (10% dalam 10 cc)
- IUGR. diberikan intravenous dalam 3 menit.
- Oliguria. - Refleks patella positif kuat.
- Kreatinin > 1.5 mg/dL. - Frekuensi pernapasan lebih 16 kali per menit.
- Edema paru. - Produksi urin lebih 100 cc dalam 4 jam
- HELLP syndrome. sebelumnya (0,5 cc/kgBB/jam).
- Eklampsia.
● Antihipertensi diberikan pada preeklampsia
berat dengan TD ≥180/110 atau MAP >125
mmHg. WD: ibu usia 25 tahun G1P0A0 usia
● Berikan profilaksis antikejang berupa MgSO4. kehamilan 37 minggu janin tunggal hidup
- Dosis awal 4 gram MgSO4 IV 20 % dalam 20 posisi membujur presentasi belakang kepala
cc, kecepatan 1 gr/menit, sediaan 20% dalam 25 kala I/II.
cc larutan MgSO4 (dalam 3-5 menit).

DAFTAR ISI karena bisa berubah2 tergantung orangnya. perlu


1. Malaria. PP untuk memastikan.
2. Demam dengue dan demam berdarah dengue. ● Tanyakan juga apakah ada keluhan nyeri
3. Demam tifoid. pinggang (ginjal), karena pada p. malariae
4. Leptospirosis. biasanya dapat menyebabkan glomerulonefritis.
5. Limfadenitis regio coli ● Tanyakan kemungkinan gejala malaria
6. Filariasis falciparum: ada kuning gak (jaundice), mulai ada
7. Cacing-cacing penurunan kesadaran ga, nafasnya cepat gitu gak
(kussmaul, urinnya menjadi kehitaman gitu ga
1. MALARIA (ARF), ada sesak nafas ga (ARDS).
ANAMNESIS
● Pasien datang dengan keluhan demam. sudah PEMERIKSAAN FISIK
berapa lama? harus tanya demamnya seperti apa? ● PF abdomen —> hepatosplenomegali.
sepanjang hari atau naik turun? terus2an demam
atau nanti ilang trus demam lagi? PEMERIKSAAN PENUNJANG
● Trias malaria: periode dingin (15-60 menit), ● Darah rutin.
periode panas (2-6 jam), periode berkeringat (2-4 ● Sediaan darah tebal —> untuk melihat kuantitas
jam). jadi ini yang perlu ditanyakan saat demam parasit. hiperparasitemia kalo > 5% atau
apakah terjadi keadaan menggigil dulu? merasa 250.000/uL (bahaya pada falciparum).
dingin banget? atau nanti setelah demam menurun ● Sediaan darah tipis —> untuk melihat spesises
apakah pasien jadi banyak berkeringat? parasit.
● Jangan lupa pada saat demam tanya ada mual ● PCR.
muntah dan sakit kepala ga, biasanya pada ● SGOT SGPT.
malaria ada. tanya juga ada sakit2 otot gak, ● Analisa gas darah (untuk liat ada asidosis laktat
● Tanyakan habis bepergian ke mana? yang di ga).
luar indonesia yang cukup jauh? ● Ureum kreatinin (gagal ginjal).
● Tanyakan DDnya yang lain: ada mimisan gak? ● Urinalisis (hemoglobinuria, proteinuria, dsb).
ada gusi berdarah gak? ada nyeri kepala di daerah
frontal gak? sempat kena banjir gak? dsb. DIAGNOSIS BANDING
● Kalo udah cukup yakin dengan diagnosis ● DBD, demam thyphoid, yellow fever,
malaria, coba tanyakan demamnya biasa selang leptospirosis.
berapa hari. kalo 1-2 hari kemungkinan p. vivax
(benign tertiary malaria) atau p. ovale atau p. PENATALAKSANAAN
falciparum, kalo 3 hari p. malariae (malaria Saat ini yang digunakan program nasional adalah
quartana). tapi ingat ini jangan dijadikan patokan menggunakan ACT (Artemisinin-based
Combination Theraphy), yaitu:
1. Kombinasi tetap (Fixed Dose Combination = presyok) maka Hb juga akan ikut naik. Demam
FDC) yang terdiri atas Dihydroartemisinin dan dengue juga dapat terjadi mimisan ataupun tanda-
Piperakuin (DHP). 1 (satu) tablet FDC tanda perdarahan lainnya (spontan atau
mengandung 40 mg tidak/rumple leed).
dihydroartemisinin dan 320 mg piperakuin. ● Jangan lupa tanyakan adakah genangan air di
Obat ini diberikan per – oral selama tiga rumah yang tidak ditutup rapat, apakah rajin
hari dengan range dosis tunggal menguras dan menutup bak mandi, tanyakan juga
harian Dihydroartemisinin 2-4 apakah cuacanya di rumah pasien lagi hujan2 atau
mg/kgBB dan Piperakuin 16-32mg/kgBB. tidak.
2. Artesunat - Amodiakuin. Kemasan artesunat – ● Apakah pasien menggunakan repellent atau
amodiakuin yang ada pada program pengendalian tidak.
malaria dengan 3 blister, setiap blister terdiri dari ● Tanyakan DD demam lainnya untuk
4 tablet artesunat @50 mg dan 4 tablet menyingkirkan kemungkinan lainnya:
amodiakuin 150 mg. Kombinasi ini sudah - Apakah ada sulit buang air besar/diare, demam
digantikan dengan DHP, karena ternyata terutama pada saat malam hari saja (tifoid).
kombinasi ini dianggap gagal. - Apakah demam muncul selang-seling, terdapat
periode menggigil dan berkeringat, dan habis
Pengobatan malaria tanpa komplikasi: pergi ke tempat yang jauh (malaria).
● Malaria falciparum: ACT 3 hari + primakuin - Apakah pekerjaannya di sawah, tidak
0.75 mg/kgBB 1 hari. menggunakan alas kaki saat di sawah, sempat
R/ DHP No. XII kebanjiran atau tidak (leptospirosis).
S 1 dd tab IV ● Tanyakan juga apakah ada ruam2 pada kulit.
R/ Primakuin tab 15 mg No. III Jika sudah terdapat ruam konvalesen artinya
S 1 dd tab III sudah dalam fase penyembuhan.
● Tanyakan pula apakah kulit terasa dingin atau
● Malaria vivax: ACT 3 hari + primakuin 0.25 tidak (untuk melihat apakah sudah terdapat tanda2
mg/kgBB 14 hari. presyok).
(sediaan primakuin tablet 7.5 mg, 15 mg). ● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa.
R/ DHP No. XII
S 1 dd tab IV PEMERIKSAAN FISIK
R/ Primakuin tab 15 mg No. XIV ● Kesadaran KU TTV. Pada saat TTV dipastikan
S 1 dd tab I nadi dan TD masih terukur dengan baik. Laporkan
nadi masih teraba kuat angkat atau tidak. Jika
● Malaria ovale dan malariae: sama dengan tekanan nadi ≤ 20 mmHg (sistol kurangi diastol)
vivaks (ACT-DHP selama 3 hari) namun tidak tandanya sudah memasuki presyok.
diberikan primakuin. ● Lakukan uji bendung (rumple leed) sekaligus
R/ DHP No. XII saat mengukur tekanan darah. Rumple leed hanya
S 1 dd tab IV dilakukan jika tidak terdapat tanda-tanda
perdarahan spontan seperti mimisan dan lain-lain.
● Profilaksis: ● Head to toe (konjungtiva, sklera, mulut,
R/ doksisiklin 100 mg tab no. X CRT), pemeriksaan abdomen seperti biasa.
S 1 dd tab 1 (diminum mulai 2 hari sblm pergi
sampai 4 minggu setelah pergi). PEMERIKSAAN PENUNJANG
● Darah rutin: Hb, leukosit, trombosit,
2. DEMAM DENGUE & DEMAM hematokrit.
BERDARAH DENGUE ● pT/aPTT, protein/albumin.
ANAMNESIS ● SGOT SGPT, ureum kreatinin.
● Biasa pasien datang dengan demam, tanya ● IgM dan IgG dengue (hari 4 dan seterusnya).
seperti biasa. Yang khas adalah nyeri otot ● NS1 (hari 1-2-3 demam).
dan/atau nyeri sendi. Tanyakan bagaimana ● Foto rö thorax.
karateristik demamnya, karena pada DBD
biasanya demam tinggi pada awal-awal DIAGNOSIS BANDING
demam dan ada fase demam yang turun namun ● Demam tifoid.
sangat berbahaya karena dapat menyebabkan ● Leptospira.
syok. ● DD/DBD (jika salah satu diagnosisnya).
● Untuk membedakan DD dan DBD adalah ● Malaria.
adanya hemokonsentrasi > 20% yang dilihat
dengan peningkatan hematokrit > 20% dari PENATALAKSANAAN
pemeriksaan pertama dan selanjutnya. Jangan ● Infus kristaloid yang diperlukan setiap harinya
melihat dari 3x Hb karena jika sudah terjadi dengan menggunakan rumus: 1500 + {20 x (BB
hemokonsentrasi (apalagi sudah mengarah ke dalam kg - 20)}.
● Sisanya diberikan obat simptomatik seperti: ● Tanyakan apakah mengalami kuning atau tidak,
- Demam: paracetamol 500 mg tab 3x 1 sampai jika sudah ikterik = Weil disease.
sudah tidak demam. ● Tanyakan DD demam lainnya:
- Mual muntah: domperidon 10 mg 3x sehari. - Apakah terdapat mimisan atau bintik2
- Batuk: ambroksol tab 30 mg 3x sehari. kemerahan, apakah terdapat genangan air dan
lain-lain (DD/DBD).
3. DEMAM TIFOID - Apakah demam muncul selang-seling, terdapat
ANAMNESIS periode menggigil dan berkeringat, dan habis
● Biasanya pasien datang dengan keluhan pergi ke tempat yang jauh (malaria).
demam. Tanyakan sudah berapa lama. - Apakah pasien sempat makan/jajan di pinggir
● Tanyakan demam dengan sebaik mungkin. jalan, demam terutama pada sore hari (tifoid).
Biasanya demam memburuk di sore dan malam
hari. Tanyakan adakah riwayat makan di tempat PEMERIKSAAN FISIK
yang kurang bersih. ● KU kesadaran TTV.
● Tanyakan apakah ada diare atau konstipasi. ● Head to toe (konjungtiva, sklera, mulut, CRT).
● Tanyakan DD demam lainnya untuk ● PF abdomen.
menyingkirkan kemungkinan lainnya:
- Apakah terdapat mimisan atau bintik2 PEMERIKSAAN PENUNJANG
kemerahan, apakah terdapat genangan air dan ● Darah rutin (leukositosis, LED >, neutrofilia).
lain-lain (DD/DBD). ● SGOT SGPT.
- Apakah demam muncul selang-seling, terdapat ● Kultur darah dan urin.
periode menggigil dan berkeringat, dan habis ● Pemeriksaan mikroskop lapangan gelap.
pergi ke tempat yang jauh (malaria). ● Serologi leptospirosis.
- Apakah pekerjaannya di sawah, tidak
menggunakan alas kaki saat di sawah, sempat DIAGNOSIS BANDING
kebanjiran atau tidak (leptospirosis). ● DD/DBD.
● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa. ● Malaria.
● Demam tifoid.
PEMERIKSAAN FISIK
● KU Kesadaran TTV. PENATALAKSANAAN
● Head to toe: konjungtiva, sklera, mulut (lidah R/ Doksisiklin tab 100 mg no. X
kotor), CRT. S 2 dd tab 1.
● PF abdomen.
7. CACING2AN
PEMERIKSAAN PENUNJANG ANAMNESIS
● Cek darah rutin. ● Kaya diare, anoreksia, nyeri perut difus,
● Widal test —> titer O 1:320 / titer H 1:640. jika kembung juga bisa, dll.
kenaikan titer > 4x selama 2-3 minggu, fix demam ● Kalo dia ga spesifik curiga cacing. jangan lupa
typoid (mulai pertama sejak 1 mgg pertama). tanya ada sesak atau ngga dan ada batuk kering
● Tubex test. atau ngga (sindrom Loeffler).
- 2 = negatif. ● Pas pup tanyain ada cacing atau ngga.
- 3 = borderline.
- 4 = + infeksi (hari 5 sudah muncul). - Cacing gelang (askariasis) —> masuk lewat
● Kultur tinja. makanan, tanya suka cuci tangan sebelum makan
ga. inget dia ga bikin anemia.
DIAGNOSIS BANDING - Cacing tambang (ancylostomiasis) —> masuk
● Malaria. lewat kulit (ga pake alas kaki). selain perutnya ga
● DBD. enak, badan2nya anoreksia dll, biasanya ada
● Leptospirosis. anemia. dia selalu isep darah.

PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


● Berikan antibiotik: ● Pemeriksaan tinja segar
R/ Tiamfenikol caps 500 mg No. XXX
S 4 dd tab PENATALAKSANAAN
● Edukasi untuk jangan makan sayur dulu, jangan ● Albendazole 400 mg single dose.
makan yang keras/padat. Edukasi jangan takut atau jijik jika cacingnya
keluar.
4. LEPTOSPIROSIS
ANAMNESIS DAFTAR ISI
● Demam, yang paling penting ada riwayat 1. Community Acquired Pneumonia (CAP).
terkena banjir. 2. PPOK.
3. Tuberkulosis paru. ● PPOK (bronkitis kronik dan emfisema).
4. Asma bronkiale. ● Asma bronkial.
5. Bronkitis akut. ● Bronkiektasis.

1. COMMUNITY ACQUIRED PNEUMONIA PENATALAKSANAAN


(CAP) ● Tatalaksana antibiotik diberikan secara empirik
ANAMNESIS yaitu golongan makrolid atau doksisiklin. Jika
● Pasien biasanya datang dengan keluhan batuk, dipikirkan kemungkinan risiko resistensi maka
tanyakan sudah berapa lama. Tanyakan batuknya dapat diberikan fluorokuinolon seperti
bagaimana, apakah sepanjang hari dan lain- levofloksasin atau beta lactam (amoksisilin,
lain, tanyakan adakah ada dahak, biasanya ada amoksisilin/klavulanat), atau ceftriaxone.
dahak warja kehijauan. R/ Klaritromisin tab 250 mg no. X
● Biasanya pasien juga merasakan sesak, S 2 dd tab 1.
tanyakan pula apakah merokok atau tidak. R/ Levofloxacin tab 500 mg no. X
● Biasanya ada demam tinggi, malaise, sesak, S 1 dd tab 1
batuk dengan sputum purulen, kadang2 ada batuk R/ Amoksiclav 625 mg tab No. XX
berdarah, merasa tidak nyaman di dada, S 3 dd tab 1
penurunan nafsu makan.. ● Sisanya berikan obat simptomatik seperti
● Tanyakan juga ada riwayat DM atau ngga ambroksol, paracetamol.
(sering ada). R/ Abroksol tab 30 mg No. XX
● Tanyakan beberapa hal untuk menyingkirkan S 3 dd tab 1
DD: R/ Paracetamol tab 500 mg No. XX
- Apakah sputum berbau busuk/3 lapis dan jarinya S 3 dd tab 1
membesar di ujung (bronkiektasis).
- Apakah batuknya sudah lama (> 3 minggu), ada 2. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
nyeri dada dan keringat malam (TB), ANAMNESIS
- Apakah ada riwayat alergi dan ● PPOK dibagi 2 —> bronkitis kronik (blue
sesak/mengi (asma bronkial). bloater) dan emfisema (pink puffer). penyebabnya
- Apakah sebelumnya sempat tersedak sesuatu PPOK adalah merokok yang sudah sangaaaaat
(pneumonia aspirasi). lama. jadi kalo dia merokok uda lama banget
- Apakah pasien bekerja di ruang ber AC sentral curiga PPOK.
yang jarang dibersihkan (legionella). ● Bronkitis kronik dominan batuk kronik, sputum
- Jika tidak ada demam namun terdapat gejala mukopurulen. sesaknya biasanya ringan.
batuk pilek berdahak dan lain-lain (bronkitis ● Emfisema gejala dominannya sesak nafas berat,
akut). jarang batuk.
- Apakah pasien merokok sudah sangat lama, ● Harus tanyakan yang berhubungan dengan DD.
sesak (PPOK).
● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa. Jangan PEMERIKSAAN FISIK
lupa menanyakan kemungkinan dari mana ● PF paru seperti biasa. biasanya kalo emfisema
didapatkannya CAP pada pasien. ada barrel chest.

PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN FISIK


● KU kesadaran TTV (demam, takipnea). ● Darah rutin.
● PF paru seperti biasa. suara paru ronki basah ● Foto X ray toraks. Pada bronkitis kronik —>
halus disertai wheezing biasanya pada auskultasi, dirty lung; pada emfisema —> hiperinflasi,
ada retraksi sela iga, perkusi pekak, fokal fremitus diafragma mendatar, penurunan corakan
meningkat, suara nafas menurun. vaskular.
● AGD.
PEMERIKSAAN PENUNJANG ● Saturasi oksigen.
● Darah rutin. ● spirometri.
● Foto polos paru: ada radioopak di lobus
tertentu: pneumonia lobaris dextra/sinistra dst. DIAGNOSIS BANDING
● Pewarnaan gram sputum, kultur sputum. ● Cor pulmonale.
● Spirometry. ● Asma bronkial.
● Legionella urinary antigen, pneumococcal ● Pneumonia komunitas.
urinary antigen. ● TB paru.

DIAGNOSIS BANDING PENATALAKSANAAN


● Bronkitis akut. ● Untuk bantu berhentiin merokok: vareniklin 0.5
● Pneumonia aspirasi. mg 1x sehari.
● TB paru. ● Terapi oksigen dengan nasal prongs.
● Bronkodilator: salbutamol tab 2 mg 3x sehari. ● gejala biasanya memberat saat malam hari atau
● Antibiotik: lini pertama adalah amoksisilin pada subuh pagi hari.
ataupun eritromisin. ● biasanya pasien punya riwayat alergi/atopi —>
R/ Amoksiclav 625 mg tab No. XX tanyakan apakah ada alergi debu, alergi tungau
S 3 dd tab 1. debu, pollen2, dan lain sebagainya. gejala sesak
R/ Salbutamol tab 2 mg No. XX dapat muncul langsung ataupun 4-6 jam
S 3 dd tab 1. setelanya.
R/ Ambroksol tab 30 mg No XX ● tanyakan juga penyebab non spesifik lainnnya
S 3 dd tab 1. yang dapat mencetuskan sesak —> olahraga,
ISPA, rinitis, sinusitis, GER, perubahan cuaca,
3. TUBERKULOSIS PARU stress, asap rokok.
ANAMNESIS ● KLASIFIKASI ASMA:
● Keluhan pasien: batuk yang sudah sangat lama,
batuknya produktif (bersputum—awalnya bisa ● Kriteria klasifikasi eksaserbasi:
batuk kering lalu lama2 bersputum), ada
penurunan berat badan, keringat malam, demam,
dan lemas. pasien biasanya jarang mengeluhkan PEMERIKSAAN FISIK
sesak (kecuali pada kasus yang berat). ● PF paru: ekspirasi memanjang, wheezing pada
● Yang harus ditanyakan adalah lingkungan auskultasi.
tempat tinggal pasien, apakah banyak
ventilasinya atau tidak, karena biasanya pasien PEMERIKSAAN PENUNJANG
TB lingkungan rumahnya tertutup dan lembab. ● darah rutin.
● Tanyakan riwayat imunisasi BCG. ● spirometri (pemeriksaan fungsi paru) —>
FEV (forced expiratory volume), FVC (forced
PEMERIKSAAN FISIK vital capacity), PEF (peak expiratory flow).
● Kesadaran KU —> biasanya compos mentis ● analisa gas darah.
dan tampak sakit berat. biasanya pasien terlihat ● foto rontgen toraks PA.
malnutrisi. ● skin test.
● PF paru seperti biasa —> bisa normal hasilnya, ● test eosinofilia sputum.
tidak ada yang spesifik pada pemeriksaan fisik.
DIAGNOSIS BANDING
PEMERIKSAAN PENUNJANG PPOK, pneumonia eosinofilik, bronkiektasis.
● Darah rutin seperti biasa.
● Foto polos toraks PA —> opak di bagian apeks PENATALAKSANAAN
paru.
● Pewarnaan BTA sputum diambil 3x (Ziehl- ● Penatalaksanaan jangka panjang:
Neelsen, Kinyoun Gabet). - Kortikosteroid inhalasi —> 1st line untuk asma
● Kultur sputum. persisten. budesonide (kemasan 90, 180, 200
● Tuberculin test (mantoux test) —> dilihat mcg/puff) dosis 180-600 mcg (dosis rendah) 2x
indurasinya. Positif jika di bawah 15 mm. sehari. kortikosteroid oral hanya digunakan saat
eksaserbasi saja.
DIAGNOSIS BANDING - Bronkodilator long-acting —> beta-2-agonis —
Pneumonia, PPOK. > Salmeterol 50 mcg/blister 2x sehari. digunakan
bersamaan dengan kortikosteroid inhalasi.
PENATALAKSANAAN ● Penatalaksanaan quick-relief:
● INH 5 mg/kgBB (max 300 mg) + vit b6 10mg - Beta-2 agonis short-acting —> albuterol 90
S 1 dd tab 1. mcg/puff, dosis 2x puff, dapat digunakan 5 menit
● Rifampin 10 mg/kgBB (max 600 mg). (tablet sebelum exercise atau 3x sehari secukupnya
sediaan 300, 450 dan 600 mg) sesuai kebutuhan pasien.
● Pirazinamid 25 mg/kgBB (max 2 gr). (tablet - Kortikosteroid oral —> 0.5-1.0 mg/kgBB/hari.
sediaan 500 mg) R/ Pirazinamid tab 500 mg S 1
dd tab 2. OSCE: kasih salbutamol 2 mg 3x sehari. sisanya
● Ethambutol 15-25 mg/kgBB , dipakai single simtomatik.
dose. (sediaan 500mg R/ ethambuthol tab 500 mg R/ Salbumatol tab 2 mg No. XX
S 1 dd tab 2) S 3 dd tab 1
R/ Ambroksol tab 30 mg No. XX
4. ASMA BRONKIAL S 3 dd tab 1
ANAMNESIS
● obstruksi jalan nafas —> sesak. bisa episodik 5. BRONKITIS AKUT
ataupun kronik. sesaknya bisa reversibel (entah ANAMNESIS
itu spontan, ataupun dengan terapi bronkodilator). ● Bronkitis akut merupakan infeksi saluran nafas
bagian bawah pada bronkus, di mana pasien ● KU kesadaran TTV.
biasanya datang dengan keluhan utama berupa ● Head to toe.
batuk. Tanyakan sudah berapa lama, biasanya ● PF thorax.
belum lama onset batuknya.
● Gejala pada bronkitis akut berupa batuk, PEMERIKSAAN PENUNJANG
berdahak kental kuning kehijauan, pilek purulen, ● Darah rutin.
badan terasa lemas dan kadang-kadang dapat pula ● Kultur sputum.
terjadi demam (jika demam lebih cenderung ke ● Rontgent thorax, untuk menyingkirkan
arah pneumonia), nyeri dada karena batuk, kemungkinan pneumonia.
kadang sesak, sakit tenggorokan. Dapat pula nyeri
kepala dan pusing. Dapat pula terdengar mengi. DIAGNOSIS BANDING
● Tanyakan faktor pencetusnya. Faktor pencetus ● Pneumonia komunitas (CAP).
yang dapat mungkin menyebabkan seperti kontak ● Pneumonia aspirasi.
dekat dengan orang yang juga mengalami batuk ● Asma bronkial eksaserbasi akut.
pilek, pajanan asap rokok, debu, asap polusi ● PPOK.
tertentu.
● Bronkitis akut sebenarnya adalah diagnosis PENATALAKSANAAN
eksklusi, karena penyakit lain banyak yang lebih ● Tatalaksana biasanya simptomatik:
serius, sehingga perlu ditanyakan terhadap DD - Batuk: kodein, dekstrometorfan, ambroksol.
lain yang mungkin: R/ Ambroksol tab 30 mg No. XX
- Apakah terjadi demam tinggi, nafas cepat S 3 dd tab 1.
(kecurigaan lebih pada pneumonia).
- Apakah tiba-tiba, sempat tersedak sesuatu - Sesak dan bronkospasme: beta agonis kerja
sebelumnya (pneumonia aspirasi). cepat, misal salbutamol, ipratropium bromida.
- Apakah pasien sebelumnya memiliki riwayat R/ Salbutamol 2 mg tab No. XX
mengi, sempat beraktivitas berat atau batuk pilek S 3 dd tab 1.
lalu berkembang menjadi sesak (asma bronkial
eksaserbasi akut). - Antibiotik: tidak rutin diberikan karena dapat
- Apakah pasien merokok sudah sangat lama, self-limiting.
sesak nafas (PPOK).
● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa. ● Edukasi: hindari pencetus/faktor predisposisi,
anjurkan untuk banyak minum, bed rest.`
PEMERIKSAAN FISIK

DAFTAR ISI ● merokok atau ngga? (merokok dapat


1. Dispepsia fungsional. meningkatkan dispepsia) saat ini lagi konsumsi
2. Dispepsia organik (gastritis, ulkus gaster, ulkus NSAID atau ngga?
duodenum). ● tanyakan tanda2 alarm: umur > 45-50,
3. Diare (disentri amuba, basiler, kolera). seperti anemia, penurunan BB yang signifikan
4. GERD. (>10 KG), hematemesis melena, terapi empiris
gagal, disfagia (sulit menelan), hasil EGD +. kalo
1. DISPEPSIA FUNGSIONAL semuanya normal berarti dispepsia fungsional.
ANAMNESIS kalo ada tanda alarm baru EGD, kalo ga ada ga
● Pasien biasa datang dengan keluhan nyeri usah. kalo ada tanda alarm berarti dispepsia
epigastrium, rasa penuh, cepat kenyang, rasa organik.
terbakar di epigastrium. karena fungsional jd ● paling tidak gejala hilang timbul selama 6
tidak ditemukan kelainan pada EGD. kadang bulan.
pasien mengeluh rasa tidak nyaman di ● jangan lupa tanya suka makan sambel gak.
epigastrium. membaik ga dengan meminum obat.
● pasien biasa mengeluh baru makan sedikit trus ● suka telat makan ga? kalo telat makan jd
langsung merasa kenyang. kembung gt2 ga?
● dispepsia fungsional ada 3 tipe: dispepsia ● tanyakan setelah makan langsung nyeri atau
fungsional tipe ulkus, tipe dismotilitas dan tipe tak stengah jam kemudian baru nyeri?
terinci. kalo tipe ulkus dominan nyeri
epigastrium. kalo dismotilitas dominan PEMERIKSAAN FISIK
kembung dan mual. ● KU, kesadaran, TTV.
● konjungtiva, sklera, periksa lidah, torak (bilang
aja normal).
● PF abdomen: ● bila ada muntah, tanyakan berapa kali sehari,
- inspeksi seperti biasa. seberapa banyak muntahnya.
- palpasi: acak terstruktur, palpasi epigastrium, ● tanyakan jumlah dan frekuensi BAK (buang air
palpasi hepar, lien, murphy sign, bimanual & kecil), kapan terakhir kali BAK (takutnya udah
ballotement. dehidrasi), makanan dan minuman yang diberikan
- perkusi: seperti biasa. sebelum dan selama diare.
- auskultasi: seperti biasa. ● sumber air bersih ada atau tidak, hygiene,
● PF ekstremitas: normal tidak ada sianosis, CRT bagaimana jamban keluarga?
(capillary refill time). ● tindakan apa yang sudah dilakukan? apa sudah
diberi oralit atau blm?
PEMERIKSAAN PENUNJANG ● RPD: riwayat diare sebelumnya, ada alergi
● darah rutin. makanan ga (terutama alergi susu).
● USG abdomen. ● berat badan sebelum dan pada saat diare saat ini
● EGD —> kalo ga ada tanda alarm jangan EGD. bagaimana?
● ada konsumsi kolkisin, magnesium? (bikin
DIAGNOSIS BANDING diare).
● Dispepsia organik (gastritis, tukak peptik). ● tanya riwayat pekerjaan, ada pekerjaan tidak
pakai alas kaki, seperti petani atau tukang kebun.
PENATALAKSANAAN
● omeprazole 20 mg 1x sehari sebelum makan. ● diare enterovasif: ada darah, demam.
sebaiknya antasid 3x30mg saja atau ranitidin ● diare enterotoksin: ga ada darah, ga demam.
2x150mg
● sitoprotektor: sukralfat 3x sehari 1 sendok Pemeriksaan fisik:
makan (1C), 1/2 jam sebelum makan. ● keadaan umum, tanda vital, konjungtiva,
● anti mual: domperidon 10 mg 3x sehari. bibir & lidah (kering), kelopak mata (cekung),
● kalo stress: fluoxetine 20 mg 1x sehari. sklera, torak (lihat pernafasannya pasien apakah
ada pernafasan kusmaul—dehidrasi), cek CRT.
2. DISPEPSIA ORGANIK ● PF abdomen:
ANAMNESIS - inspeksi, palpasi (distensi abdomen, nyeri
● terdiri dari gastritis, ulcus duodenum dan ulcus tekan), perkusi (timpani). pas palpasi cubit
pepticum. abdomennya untuk cek dehidrasi (turgor kulit).
bedanya dr penunjang endoscopy dan normal kembali < 2 detik.
histopatologi. untuk bedain gastritis dan ulcus, - auskultasi —> bising usus meningkat.
kalau gastritis mukosa hiperemis. jika ulcus itu
ada kaya luka lecet. untuk gastritis dapat di bagi Pemeriksaan penunjang:
dua jadi akut dan kronis, bedakannya dari ● darah rutin (kalo disentri leukositnya
histopatologi dimana kronis dominan limfosit dan meningkat).
pmn. kalau bedain ulcus duodenun sm pepticum ● darah tepi.
biasanya pd ulcus duodenum dia sakit hilang ● elektrolit serum (Na, K, Cl). —> pada
setelah makan sedangngkan pepticum tidak. enterotoksin dia hipokalemi hiponatremi.
● feses rutin (makroskopik —> warna,
Penatalaksanaan: konsistensi, ada darah atau lendir; mikroskopik —
● kalo H pilori: > jumlah eri dan leu, adanya amuba, telur cacing,
- omeprazole 20 mg 2x sehari. lemak). kalo hasil mikroskopiknya normal,
- metronidazole 500 mg 2x sehari atau berarti diarenya karena bakteri.
amoksisilin 1 gr 2x sehari. ● AGD —> kalo ada pernafasan kussmaul.
- klaritromisin 500 mg 2x sehari. ● kalo ada diare berdarah —> colonoscopy.
semua dilakukan selama 2 minggu. ● ureum kreatinin —> meningkat pada
● ranitidin 150 mg tab s 2 dd tab 1 minum malam enterotoksin.
hari sebelum tidur. ● endoskopi tidak dilakukan kalo diare akut.

3. DIARE DD:
Anamnesis: ● diare kronik, disentri, diare cair akut ec
● keluhan utama biasanya mencret2, tanyakan virus/bakteri/keracunan makanan/malabsorbsi.
sudah sejak kapan?
● deskripsi diarenya: lama diare, konsistensi Penatalaksanaan:
fesesnya, frekuensi diare, volume diare, ada ● A (diare ringan): rehidrasi oral, ga perlu infus.
tidaknya darah, ada lendir atau ngga, warna obat anti diare —> atalpulgit.
fesesnya bagaimana, bau amis atau tidak? ● B (dehidrasi sedang): A + rehidrasi 3 jam
● ada mual muntah? ada demam? batuk pilek? peroral. harus ke pojok oralit.
campak? kejang? ● C (dehidrasi berar) —> infus. RL atau NS.
● Untuk mengurangi frekuensi diare: Atapulgit ● Disentri amubiasis kolon: Metronidazole 500
650 mg setiap kalo diare minum 2 tablet. (S uc). mg 2x sehari.
● Untuk antispasmodik (jika perut terasa ● Kolera: Doksisiklin 2 x 100 mg selama 5 hari.
keram/kolik): Hyoscine N-butil bromide tab 10
mg 1-2x sehari. Dosis maksimum 6 tablet sehari. Edukasi:
● Berikan zinc 20 mg 1 tablet sehari selama 10 ● tidak puasa, jangan makan dan minum yang
hari. banyak gas, hindari kopi dan alkohol, jangan
● Disentri basiler: kotrimoksasol 960 mg 2x makan sayur dulu, hindari susu sapi dulu.
sehari. anjurkan makan pisang.

● Sisanya tanyakan seperti biasa, riwayat


DAFTAR ISI pengobatan, penyakit dahulu, dll.
1. Dermatitis kontak iritan (DKI)
2. Dermatitis kontak alergi (DKA) PEMERIKSAAN FISIK
3. Dermatitis atopik (DA) ● DKI kronik biasanya gejalanya kulit menjadi
4. Tinea/dermatofitosis (kapitis, korporis, kruris, kering, eritem, berskuama, lama-lama menjadi
pedis) tebal/hiperkeratosis, dan likenifikasi. jika
5. Pitiriasis versikolor dibiarkan maka akan retak seperti luka iris
6. Psoriasis (fisura).
7. Pitiriasis rosea ● PF kulit seperti biasa.
8. Morbus hansen/lepra
9. Skabies PEMERIKSAAN PENUNJANG
10. Kandidiasis (mukokutan/kutan dan ● Tidak ada pemeriksaan penunjang spesifik
vulvovaginal) untuk DKI, hanya dilakukan untuk
11. Creeping eruption/cutaneus larva migrans menyingkirkan kemungkinan diagnosis lain saja.
12. Chancroid/ulkus molle ● Darah rutin.
13. Gonorrhea (♂/uretritis GO &♀/cervicitis GO) ● Kadar IgE serum, patch test, kerokan kulit
dengan KOH 10%.
1. DERMATITIS KONTAK IRITAN (DKI)
ANAMNESIS DIAGNOSIS BANDING
● Biasanya pasien datang dengan keluhan iritasi, ● DKA (dematitis kontak alergik).
gatal dan nyeri, keluhan kulit pada daerah tangan ● Dermatitis atopik, dermatitis numularis.
atau tempat lain. biasanya perlu ditanyakan
pekerjaannya, untuk memastikan adakah PENATALAKSANAAN
kira2 kontak bahan iritasi terteuntu. atau tanyakan ● Tatalaksana utama adalah hindari pajanan
sebelumnya pernah terkena sesuatu atau tidak iritan.
yang merupakan bahan2 yang dapat mengiritasi ● Tatalaksana kortikosteroid topikal dapat
kulit. membantu mempercepat penyembuhan
● Gatalnya harus digali, gatalnya munculnya pas yaitu hidrokortison 1% oleskan 3x sehari.
kapan, makin gatal ga kalo berkeringat, gatalnya Jika berat berikan kortikosteroid oral: prednison
terus menerus atau tidak. 60 mg 1x sehari, tappering off per 10 mg.
● Jangan lupa tanyakan kapan munculnya dari ● Berikan pengobatan simptomatik lainnya
gejala pada kulit tersebut. jika cepat kemungkinan seperti antihistamine difenhidramine tablet 25 mg
karena bahan iritan kuat (asam kuat basa kuat), 3x sehari.
sehingga diagnosis adalah DKI AKUT. jika baru R/ Hidrokortison ung 1% tb no. I
muncul 8-24 jam setelahnya (kena bulu serangga S ue
dsb), disebut DKI akut lambat. yang paling sering R/ Difenhidramine tab 25 mg no. XX
adalah DKI kumulatif/kronik, yang terjadi karena S 3 dd tab I
kontak berulang2 dengan bahan iritan lemah,
seperti deterjen, sabun, dsb, makanya tanyakan 2. DERMATITIS KONTAK ALERGI (DKA)
pekerjaannya apakah sebagai tukang cuci, kuli ANAMNESIS
bangunan, montir di bengkel, juru masak, tukang ● Pasien datang biasanya dengan keluhan
kebun, penata rambut. gatal2 pada lokasi tertentu. tanyakan sudah
● Perlu ditanyakan juga kemungkinan diagnosis berapa lama. Tanyakan gatalnya muncul
lain seperti ada menggunakan gelang dari besi sepanjang hari/tidak, bertambah gatal saat
dsb (DKA), dan lain sebagainya. tanyakan berkeringat/tidak, dan lain sebagainya.
riwayat alergi ada atau ngga, seperti gatal2, alergi ● Yang paling penting harus dilihat lokasi
debu, dsb. gatal2nya. biasanya pada leher ataupun tangan,
sehingga tanyakan menggunakan kalung dari (lewat anamnesis dan pemeriksaan fisik dan
nikel, gelang dari nikel, jam tangan nikel, dan penunjang):
sebagainya. - Kriteria mayor: pruritus, dermatitis di muka atau
● Tanyakan riwayat alergi, riwayat pekerjaan, ekstensor pada bayi dan anak, dermatitis di
hobi, kosmetik yang digunakan, dan sebagainya. fleksura pada dewasa, dermatitis kronis atau
● Sisanya tanyakan sudah berobat atau minum residif, riwayat atopi pada penderita atau
obat atau blm, RPK, RPD, dst. keluarganya.
- Kriteria minor: xerosis, dermatitis non spesifik
PEMERIKSAAN FISIK pada tangan/kaki, lipatan pada leher,
● PF kulit seperti biasa. konjungtivitis berulang, riwayat hipersensitif
terhadap makanan, orbita menjadi gelap, dan
PEMERIKSAAN PENUNJANG lain2.
● Darah rutin.
● Patch test (uji tempel) positif. PEMERIKSAAN FISIK
● Pewarnaan KOH 10% untuk menyingkirkan ● Pemeriksaan fisik kulit seperti biasa.
DD.
● Biopsi kulit untuk menyingkirkan kemungkinan PEMERIKSAAN PENUNJANG
penyakit kulit lainnya seperti tinea, psoriasis, dan ● Pemeriksaan laboratorium tidak terlalu
limfoma kutan. dianjurkan pada kasus DA.
● Darah rutin, patch test, kadar IgE serum.
DIAGNOSIS BANDING ● Pemeriksaan lain untuk menyingkirkan DD.
● DKI (dermatitis kontak iritan).
● Dermatitis atopik. DIAGNOSIS BANDING
● Dermatitis numularis. ● DKA, DKI.
● Dermatitis numularis.
PENATALAKSANAAN
● Tatalaksana utama dan mainstay adalah PENATALAKSANAAN
kortikosteroid topikal, dan ditambah obat-obatan ● Terapi utama dan mainstay untuk DA adalah
lainnya untuk menghilangkan gejala topikal kortikosteroid. Terapi awal yang
simptomatik. dianjurkan adalah salep hidrokortison krim 1% 2-
- Kortikosteroid topikal yang digunakan biasanya 3x sehari, cocok untuk kulit daerah lipatan.
adalah hidrokortison 1% selama 2 minggu. ● Untuk mengurangi gatal karena alergi dapat
- Berikan kortikosteroid sistemik selama 2 diberikan difenhidramine 25 mg tablet 3x sehari,
minggu lalu tapering off, yaitu prednison 40-60 atau loratadine 10 mg tablet 1x sehari.
mg, kemudian tapering off selama 2 minggu. R/ hidrokortison ung 1% tb no. I
- Untuk mengurangi gatal dapat diberikan S ue
antihistamin sedatif seperti difenhidramine 25 mg R/ difenhidramine 25 mg tab no. XX
tablet 3x sehari. S 3 dd tab I
R/ Hidrokortison ung 1% tb No. I
S ue 4. TINEA (DERMATOFITOSIS)
R/ Prednison tab 20 mg No. XL (40) ANAMNESIS
S 1 dd tab II Tinea terdiri dari berbagai macam spektrum
R/ Difenhidramine 25 mg tab no. XX klinis:
S 3 dd tab I 1. Tinea kapitis = keluhan pada kulit,
rambut kepala, alis mata.
3. DERMATITIS ATOPIK 2. Tinea barbe = keluhan pada dagu dan jenggot.
ANAMNESIS 3. Tinea kruris = keluhan pada genitokrural,
● Pasien biasanya datang dengan keluhan gatal- sekitar anus, bokong dan kadang2 perut sampai
gatal terutama pada daerah lipatan/fleksural. perut bagian bawah.
Tanyakan mengenai gatalnya terlebih dahulu, 4. Tinea pedis (+ manum) = keluhan pada kaki (+
sudah berapa lama, apakah jika berkeringat tangan).
semakin gatal, dan lain2. 5. Tinea unguium = keluhan pada kuku jari kaki
● Pasien biasanya memilki riwayat atopi lainnya, dan/atau tangan.
seperti mata sering merah (konjungtivitis alergi), 6. Tinea korporis = jika keluhan pada bagian lain
sering bersih pada pagi hari (rhitinis alergi), asma yang tidak termasuk dalam 5 tinea di atas.
bronkiale, dan tanyakan riwayat alergi seperti
alergi. Biasanya terdapat pula riwayat atopik di ● Tinea kapitis dibagi menjadi 3:
keluarga yang perlu ditanyakan. - Tinea kapitis tipe grey patch ringworm:
● Jangan lupa tanyakan mengenai kriteria mayor awalnya adanya papul merah di rambut,
dan minor DA. Diagnosis dapat ditegakkan jika kemudian melebar dan menjadi bercak dan
terdapat 3 kriteria mayor dan 3 kriteria minor kemudian bersisik, gatal dan warna rambut
tampak berubah warna menjadi abu-abu. Rambut - WOOD’s lamp: (+) berwarna kehijauan pada
mudah patah, meski dicabut tidak terasa nyeri tinea kapitis tipe grey patch ringworm (karena
(biasanya disebabkan oleh genus microsporum). mikrosporum memberikan gambaran kehijauan
- Tinea kapitis tipe carrion: inflamasinya berat pada Wood’s light).
hingga terbentuk jaringan parut. - Pemeriksaan dengan KOH 10%.
- Tinea kapitis tipe black dot ringworm: rambut ● Tinea kruris: kerokan jaringan kulit (daerah
mudah patah, terlihat seperti titik-titik hitam. tepi lesi) dengan KOH 10%, biopsi kulit, wood’s
lamp (buat DD aja dgn eritrasma yang pada
● Tinea kruris: woods lamp hasilnya warna coral red).
- Gejala gatal2 di daerah lipat paha, selangkangan, ● Tinea pedis: kerokan jaringan kulit dengan
dan sekitarnya. Biasanya semakin memberat jika KOH 10%, kultur dengan medium SDA
beraktivitas, berkeringat. (Sabouraud’s dextrose agar) dan DTM
- Biasanya pasien sering mengalami keluhan (dermatophyte test medium), PAS reaction test.
seperti ini (sudah berulang-ulang kali). ● Tinea korporis: kerokan kulit dengan KOH
- Biasanya terjadi karena suhu lingkungan yang 10%, kultur dengan medium SDA dan DTM.
panas/lembab, pasien suka menggunakan pakaian
dalam yang ketat, pernah bertukar pakaian DIAGNOSIS BANDING
dengan orang lain, berat badan ● Tinea kapitis: dermatitis seboroik, psoriasis,
berlebihan/obesitas, dan dapat pula berkaitan impetigo, alopecia areata.
dengan DM. ● Tinea kruris: akantosis nigrikans, dermatitis
kontak iritan/alergi, kandidiasis
● Tinea pedis dibagi menjadi 3 tipe: kutan/mukokutan, eritrasma.
- Tinea pedis interdigitalis: merupakan tipe ● Tinea pedis: dermatitis kontak alergi, psoriasis,
paling banyak, biasanya gatal2 di daerah kaki dermatitis atopik, lichen planus.
terutama sela-sela jari kaki, biasanya paling ● Tinea korporis: dermatitis atopik, tinea
sering di antara jari kaki ke-4 dan ke-5. Gatal versikolor, kandidiasis kutan.
makin memberat saat berkeringat/basah.
Biasanya menyebar sampai ke bagian telapak PENATALAKSANAAN
kaki. Jangan lupa tanyakan riwayat pekerjaan dan ● Tinea kapitis: pilihan utama adalah
penggunaan sepatu yang terlalu tertutup/lembab. griseofulvin oral. Dapat pula diberikan
- Tinea pedis hiperkeratosis/moccasin type: itrakonazole pulse dose (bukan first choice,
biasanya mengenai kedua kaki/bilateral, seperti karena ES utama gagal jantung). Setiap
bersisik, gatal dan memberat saat basah dan pemberian itrakonazole anjurkan diminum
berkeringat. Jangan lupa tanyakan riwayat bersama dengan susu untuk meningkatkan
pekerjaan dan penggunaan sepatu yang terlalu absorbsi. Untuk tatalaksana topikal dianjurkan
tertutup/lembab. untuk menghilangkan pus dan skuama kasar pada
- Tinea pedis vesikobulosa: bentuk yang paling lesi sehingga mempercepat penyembuhan.
jarang. Biasanya disertai nyeri, terdapat bulla, - Griseofulvin 20-25 mg/kgBB/hari 1x sehari
yang kemudian pecah dan menyebabkan eritema selama 4-6 minggu (sediaan 500 mg 1 tablet) —>
dan skuama pada sekitarnya. untuk dewasa langsung berikan Griseofulvin 500
- Tinea pedis ulseratif: bentuk yang paling mg tablet 1x sehari untuk 4-6 minggu.
jarang dan biasanya muncul pada pasien - Itraconazole Pulse-dose = Itrakonazole oral 200
imunokompromis dan DM tidak terkontrol. Lesi mg tablet 2x sehari selama seminggu, lalu 3
cepat meluas, dan biasanya terjadi infeksi minggu tanpa obat, diulang dalam 3-6 bulan.
sekunder bakteri. R/ Griseofulvin 500 mg tab No. XXX
S 1 dd tab I
● Tinea Korporis: pasien biasanya mengeluhkan
gatal-gatal pada daerah2 selain tinea dengan nama ● Tinea kruris: Tatalaksana adekuat biasanya
sesuai lokasi. Gatal biasanya memberat saat dianjurkan dengan antifungal topikal + sistemik.
berkeringat dan basah. Tanyakan riwayat JIka pasien sulit untuk diberikan tatalaksana
pekerjaan yang mungkin berhubungan dengan topikal maka berikan tatalaksana sistemik yang
terjadinya penyakit. Tanyakan adanya riwayat cukup aman.
penggunaan pakaian dan handuk - Itrakonazole 200 mg 1x sehari, selama 2-3
bersama. Biasanya sedikit berskuama/bersisik, minggu. Beri tahu pasien bahwa efek
terdapat central healing. penyembuhan baru terlihat pada akhir terapi 2-3
minggu.
PEMERIKSAAN FISIK - Mikonazole topikal 2%, lotion lebih disarankan
● PF kulit lengkap seperti biasa. untuk daerah intertriginosa.
R/ Itrakonazole 200 mg tab no. XIV
PEMERIKSAAN PENUNJANG S 1 dd tab 1
● Tinea kapitis: R/ Mikonazole lotion 2% tb no. I
S ue ● PF kulit seperti biasa.
- Edukasi: jika habis mandi keringkan daerah ● Biasanya pada PV terdapat bercak yang warna
kruris hingga benar2 kering dan gunakan handuk warni, berskuama halus mulai dari putih sampai
yang berbeda (atau boleh gunakan hair dryer). coklat hitam.
Jika terdapat tinea pedis, gunakan kaos kaki
terlebih dahulu sebelum menggunakan celana PEMERIKSAAN PENUNJANG
dalam. Jika pasien obesitas anjurkan untuk ● Efloresensi dengan lampu ultraviolet
turunkan berat badan. Jangan gunakan pakaian hitam/WOOD —> kuning keemasan.
yang ketat. ● Sediaan langsung kerokan kulit KOH 10% —>
campuran hifa pendek dan spora2 bulat yang
● Tinea pedis: Tatalaksana paling penting dapat berkelompok,
merupakan antifungal baik oral, topikal, atau
keduanya/kombinasi. Edukasikan pasien untuk DIAGNOSIS BANDING
menggunakan alas kaki dikolam renang atau ● Dermatitis seboroik.
tempat yang basah, dan jangan gunakan sepatu ● Pitiriasis alba.
yang terlalu ketat/oklusif. ● Vitiligo.
- Pemberian antifungal topikal biasanya ● Tinea korporis.
membutuhkan waktu 1-6 minggu, dengan rata2 2
minggu. Berikan mikonazole 2% cream 1x sehari PENATALAKSANAAN
selama 2 minggu. ● Terapi pada tinea versikolor biasanya
- Pada tipe moccasin seringkali pengobatan membutuhkan waktu 1-2 bulan untuk lesi kulit
kurang berhasil karena tebalnya skuama yang hilang total, dan perlu diedukasikan bahwa bekas
dapat diatasi dengan memberikan keratolitik lesi akan hilang dengan sempurna tidak
topikal seperti urea (sebagai keratolitik pada meninggalkan bekas karena infeksi bersifat
konsentrasi 10-40%) 1-3x sehari. superfisial.
R/ Mikonazole cream 2% tb No. I ● Tinea versikolor efektif diobati dengan banyak
S ue agen, terutama agen topikal. Agen topikal yang
R/ Urea cream 10% tb No. I paling sering digunakan adalah ketokonazol
S ue topikal (ketokonazol oral sudah tidak digunakan).
Sediaan ketokonazol topikal berupa
● Tinea korporis: tinea korporis dapat dengan krim/gel/foam 2%, shampoo 1% dan 2%.
sederhana ditangani dengan antifungal topikal, - Penggunaan shampoo: 2x dalam seminggu,
dengan anjuran pemberian salap hingga lebih selama 4 minggu atau hingga lesi kulit hilang.
luas 2 cm dari lesi kulit, 1-2 x sehari selama 2 Penggunaan shampoo diberikan jeda masing2 3
minggu. Pemberian oral dapat dipertimbangkan hari. Cara pemakaian: pada rambut yang basah,
jika lesi luas dan imunokompromis. pijat dgn shampoo kurang lebih 1 menit lalu bilas,
- Topikal: Mikonazole cream 2% 1-2x sehari dan ulangi 1 kali lagi namun dibiarkan selama 3
selama 2 minggu. menit, lalu bersihkan.
- Terapi oral: itrakonazole 100 mg 1x sehari - Penggunaan krim/gel/foam: ketokonazol krim
selama 2 minggu, atau 200 mg 1x sehari selama 1 2% 1x sehari selama 2 minggu.
minggu.
R/ Mikonazole cream 2% tb No. I R/ Ketokonazole shampoo 1% (atau mau 2% juga
S ue boleh) tb No. I
S ue
5. PITIRIASIS VERSIKOLOR atau
ANAMNESIS R/ Ketokonazole cream 2% 15g tb no. I
● Pitiriasis versikolor atau tinea versikolor adalah S ue
penyakit jamur superfisial yang disebabkan
oleh jamur genus Malassezia atau sekarang ● Edukasi: pengobatan harus diteruskan 2 minggu
disebut Pityrosporum, di mana terdapat 11 spesies setelah fluorosensi hilang dengan lampu
dan paling sering menyebabkan tinea versikolor Wood dan sediaan KOH sudah negatif.
adalah Malassezia globosa dan Malassezia furfur.
● Pasien biasanya datang dengan keluhan gatal2 6. PSORIASIS
dan adanya bercak putih (jika kulit pasien putih ANAMNESIS
maka biasanya timbul bercak merah salmon atau Psoriasis merupakan penyakit yang sangat
kecoklatan). Bagian yang paling sering terkena kompleks, multifaktorial, dan merupakan
adalah bagian batang tubuh, punggung, abdomen, penyakit inflamasi yang melibatkan terjadinya
dan ekstremitas bagian proksimal. hiperproliferasi dari sel keratinosit epidermis dan
● Biasanya gatal akan memberat saat berkeringat. peningkatan turnover sel epidermis. Dapat
dipengaruhi genetik, lingkungan, dan imunologis.
PEMERIKSAAN FISIK Psoriasis memliki banyak spektrum klinis:
- Psoriasis vulgaris/chronic stationary psoriasis — ● Dermatitis seboroik.
> merupakan tipe yang paling banyak.
- Plaque psoriasis.
- Psoriasis gutata. ● Sifilis stadium II.
- Pustular psoriasis. ● Pitiriasis rosea.
- Nail psoriasis.
- Psoriatic arthritis. PENATALAKSANAAN
- Inverse psoriasis. ● Tatalaksana pada psoriasis berupa obat2an
- Eritroderma psoriasis. topikal maupun sistemik, fototerapi, menurunkan
- dan lain2nya. stress, dan terapi tambahan lain seperti berjemur
pada cahaya matahari, salap asam salisilat, dan
● Pasien biasanya datang dengan keluhan adanya keratolitik seperti urea.
bercak merah berskuama kasar berlapis2 ● Obat topikal yang paling sering digunakan
transparan/mika dan biasanya sudah berlangsung merupakan kortikosteroid, terutama berguna
cukup lama. Biasanya dengan adanya stress sebagai mainstay dan untuk psoriasis ringan dan
psikologis dapat bertambah berat. lesi kulit tidak terlalu luas —> klobetasol
● Biasanya bercak terasa gatal, dengan lokasi lesi propionat krim 0.05%, betametasone krim 0.025-
paling sering berada di daerah ekstensor seperti 0.01%, atau triamsinolon asetonid krim 0.025-
siku dan lulut. Jangan lupa untuk menanyakan 0.01%.
apakah pasien juga mengalami distrofi kuku
(pitting nails). R/ klobetasol propionat cream 0.05% 10 gr tb no.
● 30% pasien juga dapat mengalami keluhan I
nyeri2 pada sendi (psoriatic arthritis).
● Jangan lupa menanyakan riwayat keluarga S ue 2 dd.
dengan keluhan yang serupa dengan pasien R/ loratadin 10 mg tab no. X
karena dapat bersifat genetik. S 1 dd tab I.
● Pada beberapa kasus berhubungan dengan
kejadian tertentu seperti riwayat infeksi ● Edukasikan mengenai tatalaksana
tenggorokan sebelumnya (tanyakan apakah ada psoriasis sederhana yang dapat dilakukan pasien
batuk2 sebelumnya, biasanya disebabkan karena seperti berjemur pada matahari, sea bathing,
bakteri streptokokus), infeksi virus, imunisasi, menggunakan pelembab kulit topikal, dan
ataupun pemakaian obat malaria. relaksasi untuk menurunkan tingkat stress.
● Tanyakan apakah terdapat pula keluhan di mata Edukasikan pula kepada pasien untuk
(pada 10% pasien dapat ditemui konjungtivitis menurunkan berat badannya (jika obesitas), dan
dan blefaritis). banyak beraktivitas di luar rumah agar banyak
terkena sinar matahari.
PEMERIKSAAN FISIK ● Terapi alternatif berupa fototerapi dengan UVA
● Bercak eritema berbatas tegas dengan skuama + psoralen (PUVA). Psoralen berfungsi sebagai
kasar, berlapis2 dan transparan. fotosensitisasi.
● Fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Köbner ● Obat kemoterapi antimetabolit seperti MTX
positif. dapat diberikan dan sangat efektif, namun tidak
● Jika ada keluhan pada mata dan sendi, lakukan dapat diresepkan oleh dokter umum, dan hanya
pemeriksaan fisik terkait keluhan. diberikan pada kondisi khusus.

PEMERIKSAAN PENUNJANG R/ MTX tab 2.5 mg no. X


● Darah rutin. S q.w.k tab 3.
● LED —> pada psoriasis pustular dan
eritroderma biasanya meningkat berbarengan 7. PITIRIASIS ROSEA
dengan leukositosis. ANAMNESIS
● Terdapat herald patch, merupakan sebuah lesi
plak soliter kemerahan (seperti warna merah
● Kadar asam urat —> dikatakan meningkat pada salmon—salmon-colored). Herald patch awalnya
psoriasis, terutama pustular psoriasis. kecil, lalu membesar dan membentuk kolaret (tepi
● Pemeriksaan PA/histopatologi —> yang meninggi), dan kemudian 1-2 minggu
hiperkeratosis dan akantosis. (beberapa kasus dapat terjadi dalam waktu lebih
● Kerokan kulit + KOH 10% (untuk cepat atau lebih lama) setelahnya munculnya lesi
menyingkirkan diagnosis banding). ruam kemerahan generalisata yang berbentuk
seperti pohon cemara terbalik. Lokasi herald
DIAGNOSIS BANDING patch dapat di mana saja, paling sering ditemukan
● Dermatofitosis/tinea (disesuaikan dengan di punggung.
lokasi lesi). ● Biasanya pasien datang sudah dengan ruam2
TANDA UTAMA PB MB
Bercak Kusta Jumlah 1 - 5 Jumlah > 5
Penebalan saraf tepi disertai gangguan Hanya 1 saraf Lebih dari 1 saraf
fungsi (mati rasa dan atau kelematan
otot, di daerah yang dipersarafi saraf
yang bersangkutan)
Kerokan jaringan kulit BTA negatif BTA positif
kulit yang gatal pada tubuh, tanyakan mengenai R/ Hydrocortisone 1% ung 15 gr tb no. I
apakah terdapat lesi herald patch sebelumnya. S ue.
● Tanyakan keluhan lain seperti apakah terdapat R/ Calamin lotion 60 mL (atau 30 mL) fl No. I
demam, batuk, mata kemerahan, dan perluasan S ue.
ruam menjalar dari mana terlebih dahulu.
Tanyakan pula apakah ruam terasa gatal, gatal R/ Acidum salicylicum 2%
memberat atau tidak jika berkeringat. Menthol 0.5 %
Talcum venetum ad 200
PEMERIKSAAN FISIK M. f pulc adsp
● Lakukan PF kulit pada umumnya. S ue
● Pada PF biasanya ditemukan herald patch: lesi
plak soliter eritematosa dengan tepi meninggi 8. LEPRA/MORBUS HANSEN
seperti kolaret. ANAMNESIS
Terdapat cardinal signs morbus hansen:
PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Kelainan (lesi) kulit yang mati rasa:
● PP biasanya tidak rutin dilakukan karena hipopigmentasi atau eritema dengan anestesi.
diagnosis dapat ditegakkan secara klinis.
● Kerokan kulit + KOH 10% —> untuk DD 2. Penebalan saraf tepi yang disertai dengan
dengan jamur. gangguan fungsi saraf: gangguan fungsi sensorik
● Darah rutin. (mati rasa); gangguan fungsi motorik
(kelemahan/paresis atau kelumpuhan/paralisis
DIAGNOSIS BANDING otot); dan gangguan fungsi otonom (kulit kering
● Tinea korporis dan retak-retak).
● Psoriasis 3. Adanya basil tahan asam (BTA) di dalam
● Dermatitis numularis kerokan jaringan kulit (slit skin smear).
● Drug eruption
● Biasanya pasien datang mengeluh ada bercak
PENATALAKSANAAN putih di tubuhnya, dan bercaknya terasa baal.
● Pityriasis rosea merupakan penyakit yang Kadang-kadang bisa bercak merah namun tidak
bersifat self-limiting. Terapi biasanya bersifat spesifik. Tanyakan ada berapa jumlah lesi
suportif. kulitnya.
● EDUKASI: Anjurkan agar kulit jangan terkena ● Tanyakan beberapa hal untuk dapat
air hangat/panas, keringat, ataupun sabun pada membedakan kusta tipe MB atau PB berdasarkan
awal-awal ruam karena dapat mengiritasi kulit, klasifikasi WHO: jika bercak lebih dari 5, atau
jangan menggunakan bahan kimia apapun pada terdapat lebih dari 1 saraf yang terganggu, atau
kulit, jangan digaruk, jangan menggunakan jika kerokan kulit BTA positif (pada PP) dapat
pakaian yang terlalu ketat. Edukasikan kepada dikatakan kusta tipe MB.
pasien bahwa pitiriasis rosea merupakan penyakit ● Tanyakan: gatal atau tidak, apakah
yang dapat sembuh sendiri, dengan waktu hingga ada skuamanya atau tidak, jika berkeringat
ruam hilang membutuhkan waktu sekitar 12 menjadi/bertambah gatal, dapat berkeringat atau
minggu. tidak pada bercaknya.
● Untuk mengurangi gatal dapat diberikan zink ● Terdapat 5 A: achromia, anhidrosis, anestesia,
oksida dan kalamin topikal, atau antihistamin alopesia, dan atrofi.
oral. ● Tanyakan kondisi lingkungan tempat tinggal
● Jika lesi kulit luas dan berat dapat diberikan pasien, lalu juga tanyakan apakah di keluarganya
steroid topikal atau bahkan oral. ada yang pernah mengalami hal serupa, tanyakan
● Dapat dianjurkan untuk fototerapi dengan UV- juga kondisi gizi pasien.
B yang dapat mempercepat penyembuhan 80%
kasus bahkan untuk kasus resisten, namun hati2 Klasifikasi WHO
terjadinya lesi postinflamatorik post
fototerapi. Alternatif lain adalah fototerapi UV- Keterangan: bila salah satu dari tanda utama MB
A1 dosis rendah. ditemukan, maka pasien diklasifikasikan sebagai
kusta MB, begitu pula sebaliknya.
R/ Loratadin 10 mg tab no. XX
S 1 dd tab 1 a.n. Perbandingan Gejala Klinis PB dan MB
Secara Garis Besar: - Hari 2-28: Dapson tab 100 mg 1 tablet 1x sehari
PB dan Klofazimin kaps 50 mg 1 tablet. MB
Distribusi Unilateral atau bilateral simetris Bilate
Permukaan bercak Kering, kasar RESEP Halus
Batas bercak Tegas R/ MDT tipe MB blister No. I Kuran
Deformitas Proses terjadi lebih cepat S uc (pemakaian diketahui) Terjad
ATAU
Baal pada bercak Jelas Biasa
R/ Rifampisin 300 mg Tab No. II
Ciri-ciri khas - S 1 dd Tab II Mada
R/ Klofazimin 100 mg Tab No. III laki-la
S 1 dd Tab III
PEMERIKSAAN FISIK R/ Dapson 100 mg Tab No. XXVIII
● PF kulit, 5A. S 1 dd Tab I
● Sebenarnya perlu dilakukan pemeriksaan R/ Klofazimin 50 mg Tab No. XXVII
palpasi saraf, uji fungsi sensorik dan motorik dari S 1 dd Tab I
n. ulnaris, n. radialis, n. peroneus komunis, dan n.
tibialis posterior.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
● Kerokan kulit dengan pewarnaan khusus BTA
(ziehl-neelsen).
● Pemeriksaan histopatologik (tuberkel, sel
virchow, sel datia langhans).
● Lepromin test.
● Darah rutin.

DIAGNOSIS BANDING
● DD/ bercak putih: vitiligo, pitiriasis versikolor,
pitiriasis alba.
● DD/ bercak merah: psoriasis, tinia circinata, EDUKASI
dermatitis seboroik. ● Hindari kontak dengan orang lain dulu, pelihara
● DD/ nodul: neurofibromatosis, sarkoma kaposi, kebersihan kulit, buka ventilasi rumah, tangan
verruca vulgaris. dan kaki
direndam, disikat dan diminyak supaya tidak
PENATALAKSANAAN: kering dan pecah.
● MH tipe PB: pengobatan selama 6-9 bulan. ● Edukasikan mengenai efek samping yang dapat
Diberikan MDT (multi-drug theraphy) yang terjadi
berisi 2 tablet rifampisin 300 mg dan 28 tablet oleh karena pemberian masing-masing obat serta
dapson 100 mg. bagaimana penganangan yang dapat dilakukan.
- Hari 1: Rifampisin kaps 300 mg 2 tablet dan
Dapson tab 100 mg 1 tablet.
- Hari 2-28: Dapson tab 100 mg 1 tablet 1x sehari. 9. SKABIES
ANAMNESIS
RESEP ● Terdapat 4 tanda kardinal skabies:
R/ MDT tipe PB blister No. I (1) pruritus nokturna, (2) menyerang manusia
S uc (pemakaian diketahui) secara berkelompok, (3) terdapat
ATAU terowongan/kunikulus dan papul/vesikel pada
R/ Rifampisin 300 mg Tab No. II ujung terowongan (jika belum terjadi efloresensi
S 1 dd Tab II sekunder), dan (4) ditemukannya tungau.
R/ Dapson 100 mg Tab No. XXVIII Diagnosis ditegakkan ditemukan minimal 2 dari 4
S 1 dd Tab I kriteria tersebut.
● Biasanya pasien datang dengan keluhan gatal di
● MH tipe MB: pengobatan selama 12-18 bulan. sela2 jari (finger webs), terutama pada malam
Diberikan MDT (multi-drug theraphy) yang hari. Jangan lupa skabies juga dapat bersifat
berisi 2 tablet rifampisin 300 mg, 3 tablet generalisata, tidak terbatas hanya pada lesi di sela-
klofazimin 100 mg, 28 tablet dapson 100 mg, dan sela jari tangan, namun biasanya bagian leher dan
28 tablet klofazimin 50 mg. kepala tidak terkena.
- Hari 1: Rifampisin kaps 300 mg 2 tablet, ● Tanyakan adakah di keluarga atau orang sekitar
Klofazimin kaps 100 mg 3 tablet, dan Dapson tab yang juga mengalami hal serupa karena skabies
100 mg 1 tablet. menyerang sekelompok orang.
PEMERIKSAAN FISIK berkeringat.
● Lakukan PF kulit seperti biasa. ● Pasien biasanya terdapat DM.
● Gambaran terowongan/kunikulis, dan pada ● Tanyakan mengenai hygiene kebersihan kulit.
ujung terowongan ada papul/vesikel. terlihat ● Pada VVC: pasien biasanya mengeluhkan gatal
erosi, eksoriasi, krusta akibat garukan. pada kemaluan, keluarnya cairan dari kemaluan
berwarna putih seperti susu (thick curd-like
PEMERIKSAAN PENUNJANG discharge), nyeri saat berkemih (disuria), dan
● Pemeriksaan mikroskopis kerokan lesi kulit nyeri saat berhubungan (dispareunia).
(harus dilakukan pada daerah yang belum
mengalami ekskoriasi/efloresensi sekunder PEMERIKSAAN FISIK
karena garukan). ● Pemeriksaan fisik kulit secara umum. Jika
● TTT (tes tinta terowongan). VVC: pemeriksaan kulit dan ginekologi
(inspekulo + swab, bimanual).
DD ● PF didapatkan adanya satelite lesion.
● Prurigo nodularis
● Pedikulosis korporis PEMERIKSAAN PENUNJANG
● Dermatitis kontak iritan/alergik ● Darah rutin.
● Kandidiasis kutan/mukokutan:
PENATALAKSANAAN - Wet mount smears = hifa, pseudohifa, dan
● Berikan agen skabisidal seperti permetrin, budding sel ragi.
lindane, atau ivermektin. Jika terdapat infeksi - Pewarnaan dengan KOH 10% = sel ragi,
sekunder perlu diberikan antibiotik. Pilihan blastospora, hifa semu.
utama: permetrin cream 5%, yang diberikan 1x - Kultur atau biakan pada agar dekstrosa
dan kemudian diulang 7 hari kemudian Saboroud.
(pemberian 1x saja juga tidak memiliki efektivitas ● Vulvovaginal candidiasis:
berbeda). Permetrin diberikan sebelum tidur pada - Urinalisis = biasanya terdapat eritrosit, leukosit,
seluruh bagian tubuh dan dibiarkan selama 8-12 dan sel ragi.
jam, kemudian dibersihkan. - Wet mount smears dari mukosa vagina
ditemukan hifa, pseudohifa, dan budding sel ragi.
R/ Permetrin cream 5% 10 gr tb no. I - Pewarnaan dengan KOH 10% dari mukosa
vagina.
S u.e q.h.s (cuci setelah bangun tidur). - Kultur atau biakan pada agar dekstrosa
Saboroud.
● Gatal2 dapat tetap persisten beberapa minggu-
bulan, meskipun tatalaksana sudah adekuat dan DIAGNOSIS BANDING
berhasil, sehingga perlu diberikan antihistamin ● Kandidiasis kutan/mukokutan: dermatitis
oral. kontak/alergi, tinea (disesuaikan dengan lokasi).
R/ Loratadin 10 mg tab No. X ● VVC: bacterial vaginosis, trikomoniasis,
S 1 dd tab I cystitis bakterial.

● Edukasi: pasien perlu dianjurkan kontrol 2 PENATALAKSANAAN


minggu kemudian, dan 1 bulan setelahnya. ● Pada Agustus 2013 FDA telah
merekomendasikan untuk tidak menggunakan
10. KANDIDIASIS ketokonazole oral sebagai terapi antifungal
Kandidiasis dapat dibagi menjadi: termasuk candidiasis, karena berisiko tinggi
● Cutaneous candidiasis. mengalami gangguan hepar berat, insufisiensi
● Chronic mucocutaneous candidiasis. adrenal, dan interaksi obat.
● Genitourinary candidiasis —> vulvovaginal ● Obat pilihan utama adalah antifungal golongan
candidiasis (VVC), candida balanitis, candida azole. Golongan ini dibagi menjadi 2: Triazole
cystitis, fungal balls. dan imidazole.
● Gastrointestinal candidiasis —> oropharyngeal - Triazole: merupakan tipe azole yang paling
candidiasis, esophageal candidiasis, non- banyak digunakan —> flukonazole, itrakonazole,
esophageal candidiasis. posakonazole, vorikonazole.
● Dan masih banyak lagi ~ - Imidazole: klotrimazole,
mikonazole, ekonazole, ketokonazole, dan
ANAMNESIS tiokonazole.
● Biasanya pasti pasien datang dengan keluhan ● Kandidiasis kutan/mukokutan:
gatal2, kulit kemerahan. Tanyakan bagian tubuh - Kandidiasis kutan yang tidak luas dan sederhana
mana yang terkena. Gejalanya biasanya tidak dapat ditangani dengan antifungal topikal seperti
spesifik untuk kandida. Bercaknya biasanya ketokonazole cream 2%, mikonazole cream 2%,
basah dan gatal, semakin gatal pula bila yang dapat diberikan 1-2x selama 7-14 hari.
- Jika lesi luas dan/atau pasien imunokompromis: dengan pasir/tanah hangat dan lembab, hobi
Itrakonazole oral 200 mg tablet 1x sehari selama traveling, tukang kayu, pemahat/penebang pohon,
2 minggu. dan lain-lain.
- Jika terdapat kandida onikomikosis:
Itraconazole Pulse-dose = Itrakonazole oral 200 PEMERIKSAAN FISIK
mg tablet 2x sehari selama seminggu, lalu 3 ● Pemeriksaan kulit secara umum.
minggu tanpa obat, diulang dalam 3-6 bulan (jadi ● Pada PF dapat ditemukan:
dalam 1 bulan/4 minggu minum obat hanya - Lesi eritematosa yang gatal, vesikel ataupun
seminggu, lalu 3 minggu sisanya kosong, bulan papul.
berikutnya begitu lagi, diulang smpai 3-6 bulan). - Bentuk serpiginosa (berbentuk seperti
ular/snakelike), permukaan sedikit meninggi.
R/ Ketokonazole cream 2% ung 15 g tb no. I - Terowongan eritem berukuran lebar 2-3 mm dan
S ue muncul 3-4 cm dari tempat penetrasi cacing.
R/ Mikonazole cream 2% ung 15 g tb no. I - Dapat pula berbentuk sebagai dermatitis non-
S ue spesifik jika sudah mengalami garukan berulang.
R/ Itrakonazole 200 mg tab no. XIV - Terowongan memanjang 1-2 cm per hari.
S 1 dd tab 1
PEMERIKSAAN PENUNJANG
● VVC: ● Sebenarnya sudah cukup didiagnosis
- Non-komplikata: Flukonazole 150 mg 1x sehari berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
single dose. ● Darah rutin dan hitung jenis (beberapa kasus
- Komplikata: Flukonazole 150 mg 3 dosis menunjukkan eosinoflia perifer).
diulang setiap 3 hari. ● Biopsi kulit 1-2 cm di atas ujung lesi kulit yang
- Kasus rekuren: Flukonazole 150 mg 1x sehari muncul pertama kali.
selama 10-14 hari, lalu dilanjutkan Flukonazole ● Dermoskopi, untuk membantu mengkonfirmasi
200 mg 1x seminggu selama 6 bulan. diagnosis —> terlihat struktur oval dengan warna
- Alternatif pilihan lain: Mikonazole supp 200 mg kuning pada bagian perifernya dan kecoklatan di
intravaginal 1x sehari sebelum tidur selama 3 bagian tengah (badan larva).
hari.
DIAGNOSIS BANDING
R/ Flukonazole 150 mg tab No. I ● Dermatitis kontak alergi.
S 1 dd tab 1 ● Skabies.
R/ Mikonazole ovula 200 mg No. III ● Dermatitis kontak iritan.
S 1 dd ovula 1 a.n (ante noctem/sebelum tidur)
PENATALAKSANAAN
11.CREEPING ERUPTION / CUTANEOUS ● CLM dapat sembuh dengan sendirinya, namun
LARVA MIGRANS tatalaksana dilakukan karena pasien terganggu
ANAMNESIS dengan rasa gatal dan berisiko mengalami infeksi.
● Biasanya pasien datang mengeluhkan adanya ● Tatalaksana dengan spray kloretil, nitrogen cair,
lesi kulit yang kemerahan, serpiginosa, gatal, dan dan lain2nya diketahui tidak cukup bermanfaat.
muncul tiba-tiba. ● Thiabendazole saat ini merupakan pilihan
● Lesi kulitnya biasanya tampak utama/DOC untuk CLM. Pemberian topikal
linier/membentuk sebuah garis, dan semakin dilakukan terlebih dahulu, pemberian secara oral
memanjang 1-2 cm setiap harinya. hanya jika pemberian topikal tidak memberikan
● Biasanya daerah yang paling sering terkena hasil atau terdapat komplikasi sistemik.
adalah daerah ekstremitas bawah, dan tidak Thiabendazole dikontraindikasikan pada ibu
menutup kemungkinan di daerah tangan, lutut, hamil.
anogenital, dan bokong. - Thiabendazole 10-15% ointment, 2-3x sehari
● Biasanya pasien mengeluhkan rasa seperti selama 5-10 hari (cure rate 98%).
panas/tertusuk-tusuk 30 menit sebelum R/ Thiabendazole 15% oint tb. No. I
munculnya lesi kulit kemerahan yang berbentuk S ue
linier dan gatal.
● Pada beberapa kondisi dapat ditemukan gejala ● Alternatif lain yang dapat diberikan adalah
sistemik seperti batuk (Loeffler syndrome). ivermectin, albendazole, atau mebendazole.
● Biasanya sebelumnya ada riwayat berjemur - Albendazole 400 mg 1x sehari selama 3 hari (1
lama di matahari, berjalan di pantai tanpa tablet 200 mg).
menggunakan alas kaki, atau aktivitas serupa - Ivermectin 12 mg (1 tablet 3 mg) 1x sehari
lainnya. single dose (aman untuk ibu hamil dan rendah
● Jangan lupa tanyakan mengenai pekerjaan dan efek samping).
hobi yang dapat berhubungan dengan CLM, yaitu - Mebendazole 100 mg 2x sehari selama 3 hari (1
seperti hobi dan pekerjaan yang sering kontak tablet 100 mg).
● Tatalaksana yang adekuat dan tepat dapat
R/ Albendazole 200 mg tab no. VI meningkatkan tingkat kesembuhan, menurunkan
S 1 dd tab II komplikasi, dan mencegah terjadinya penularan
atau lebih lanjut. CDC pada tahun 2015 memberikan
R/ Ivermectin 3 mg tab no. IV rekomendasi sebagai berikut:
S 1 dd tab IV - Azitromisin 1 g oral single dose, atau
atau - Ceftriakson 250 mg IM single dose,atau
R/ Mebendazole 100 mg tab no. vi - Eritromisin 500 mg 3x sehari selama 7 hari, atau
S 1 dd tab II - Ciprofloxacin 500 mg 2x sehari selama 3 hari.

12. CHANCROID (ULKUS MOLLE) R/ Azitromisin tab 500 mg No. II


ANAMNESIS S 1 dd tab II
● Chancroid atau ulkus molle merupakan infeksi
menular seksual (IMS) yang disebabkan karena ● Boleh tambahkan antinyeri NSAID sederhana
Haemophilus ducreyi (basil gram negatif, untuk nyeri.
anaerob fakultatif) yang dicirikan dengan adanya ● Edukasikan pasien untuk tidak melakukan
ulkus nekrotik pada genital dan biasanya terdapat hubungan seksual berganti-ganti pasangan, dan
limfadenopati inguinal. Ulkus molle sangat dalam terapi jangan melakukan hubungan seksual
infeksius namun dapat diobati. hingga sembuh untuk mencegah penularan.
● Masa inkubasi biasanya 1-2 minggu, dan
diawali dengan adanya papul kecil pada tempat 13. GONORRHEA (♂&♀)
inokulasi bakteri, dan kemudian dalam beberapa ANAMNESIS
hari papul menjadi pustul, kemudian Gonorrhea merupakan infeksi membran mukosa
mengalami erosi dan ulkus yang sangat nyeri. yang disebabkan oleh N. Gonorrheae, yang
● Papul/ulkus dapat satu buah atau multipel. biasanya menyebar melalui kontak seksual
● Pasien biasanya terdapat riwayat berhubungan ataupun transmisi infeksi pada jalan lahir.
seksual bebas dan sering berganti-ganti ● PADA LAKI-LAKI: Pasien biasanya datang
pasangan. dengan keluhan pada sistem genitourinarius, di
● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa. mana paling sering berupa uretritis
(awalnya terasa panas pada saat berkemih,
PEMERIKSAAN FISIK terdapat sekret yang serous dan kemudian dengan
● Pemeriksaan kulit, dan pemeriksaan pada cepat menjadi purulen, kental, dan kadang-
daerah genital, palpasi kelenjar limfe inguinal. kadang bercampur dengan darah). Selain itu dapat
● Terdapat ulkus tanpa indurasi dan nyeri. Ulkus pula terjadi epididimitis akut, yaitu nyeri pada
biasanya berukuran bervariasi dari 1-20 mm testis unilateral, dan biasanya menyertai uretritis.
hingga 1-2 cm. Pada laki-laki yang sudah ● PADA WANITA: Pasien biasanya datang
disirkumsisi, biasanya lesi ditemukan di sulkus dengan keluhan adanya keluar sekret dari
koronal. Pada laki-laki yang belum disirkumsisi, kemaluan (yang disebabkan karena
biasanya lesi ditemukan di daerah preputium. endoservisitis) yang purulen/seperti nanah dan
● Limfadenopati biasanya unilateral, regional, sedikit berbau. Namun biasanya pasien
dan terasa nyeri. Biasanya 50% terjadi kebanyaan hanya memberikan sedikit gejala atau
limfadenopati dan paling sering pada laki-laki. bahkan tanpa gejala sama sekali. Kadang-kadang
25% limfadenopati dapat berlanjut menjadu didapatkan disuria (nyeri saat berkemih), nyeri
limfadenitis yang supuratif, pecah spontan dan saat berhubungan (dispareunia). nyeri abdomen
kemudian menjadi ulkus. bawah ringan. Jika infeksi berlanjut menjadi PID,
maka dapat ditemukan nyeri abdomen bawah
PEMERIKSAAN PENUNJANG yang jelas, peningkatan sekret mukopurulen yang
● Tidak ada laboratorium yang spesifik untuk semakin banyak, hingga dapat terjadi demam,
ulkus molle. menggigil dan mual muntah.
● Darah rutin, kultur-PCR H. ducreyi. ● Tanyakan apakah terdapat kebiasaan
● Pemeriksaan lain untuk menyingkirkan DD: berhubungan seksual berganti-ganti pasangan.
FTA-ABS, TPHA, anti-HIV. ● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa.
● Jika terdapat limfadenopati: dapat dilakukan
insisi drainase atau aspirasi diagnostik. PEMERIKSAAN FISIK
● Pada laki-laki: pemeriksaan kulit secara umum,
DIAGNOSIS BANDING lalu pemeriksaan genital terkait.
● Limfogranuloma venereum. ● Pada wanita: pemeriksaan kulit secara umum,
● Granuloma inguinale. lalu pemeriksaan inspekulo dan bimanual, atau
● Ulkus durum, sifilis. swab vagina.

PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


● Darah rutin, pewarnaan gram (diplokokus gram ● CDC pada tahun 2015 merekomendasikan
negatif). tatalaksana GO berupa ceftriakson 250 mg IM
● Kultur pada medium Thayer-Martin. ditambah azitromisin 1 g PO single dose. Jika
● Kultur-PCR. tidak tersedia ceftriakson maka dapat diganti
dengan cefixime single dose 400 mg PO dan
DIAGNOSIS BANDING kemudian ditambah dengan azitromisin 1 g PO
● Pada laki-laki: UTI, epididimitis, orkitis, torsio single dose.
testis.
● Pada wanita: bakterial vaginosis, vaginitis, R/ Ceftriaxone 250 mg fl No. I (1 vial 1 g)
trikomoniasis. S i.m.m
R/ Azitromisin 500 mg tab No. II
PENATALAKSANAAN S 1 dd tab II

DAFTAR ISI ● Tanyakan riwayat penyakit pada keluarga dan


1. Rheumatoid arthritis (RA). sebagainya.
2. Gout dan pseudogout. ● Jangan lupa tanyakan apakah pasien sudah
3. Osteoarthritis. minum obat atau belum, jika sudah apa obatnya,
4. Fraktur (terbuka/tertutup; clavicula, humerus, sudah berobat ke dokter atau belum, dan tanyakan
colles, smith, montegia, galeazzi, femur, tibia, hasil pengobatannya apakah membaik atau tidak.
fibula; obliq/linier).
5. Vulnus laceratum/schissum. PEMERIKSAAN FISIK
6. Appendicitis. ● Keadaan umum, kesadaran.
7. Ankle sprain. ● TTV: biasanya dalam batas normal.
8. Hemorrhoid interna/eksterna. ● PF muskuloskeletal (LOOK FEEL
9. Gangren pedis. MOVE) pada sendi yang dikeluhan pada pasien.
10. Hernia inguinalis (reponibel/ireponibel, ● Pada PF biasanya didapatkan deformitas pada
inkarserata/strangulata, medial/lateral, dengan jari2 berupa swan neck dan boutunnière. Kadang
pneumoperitonium/tidak). pada stadium kronis dapat ditemukan nodul
11. Osteoporosis. rheumatoid.

TINDAKAN BEDAH PEMERIKSAAN PENUNJANG


● Hecting = kasus vulnus. ● Darah rutin.
● Bidai = kasus fraktur. ● RF (rheumatoid factor).
● Sirkumsisi. ● Anti-CCP (anti cyclic citrullinated peptide).
● ANA.
1. RHEUMATOID ARTHRITIS (RA) ● Foto radiologi jari tangan/kaki, posisi ap lateral.
ANAMNESIS
● RA adalah nyeri pada sendi-sendi (poliartritis) DIAGNOSIS BANDING
kecil yang simetris, biasanya pasien datang ● Gout.
dengan keluhan nyeri, bengkak pada sendi. Paling ● Osteoartritis.
sering pada sendi-sendi tangan dan kaki, yang ● SLE.
kaku dan memberat di pagi hari.
● Tanyakan kakunya di pagi hari berapa lama, PENATALAKSANAAN
biasanya > 1 jam, dan terjadi sudah > 6 minggu. ● NSAIDs: ibuprofen 400 mg 2x sehari.
Tanyakan berapa sendi yang terkena (kriteria R/ Ibuprofen tab 400 mg tab no. X
diagnostik adalah ≥ 3 sendi dan simetris, yaitu S 2 dd tab 1.
pada sisi kiri dan kanan).
● Tanyakan juga apakah ada benjolan2 pada ● Prednison 5 mg 1x sehari.
lengan bawah (nodul rheumatoid). R/ Prednison tab 5 mg tab no. X
● Biasanya pasien juga mengalami gejala S 1 dd tab 1.
sistemik seperti lemas, kelelahan, penurunan
berat badan, dan lain-lain. ● DMARD konvensional: methotrexate 7,5 mg
● Tanyakan pula apakah terdapat perubahan (max 20 mg) PO 1x per minggu. Sediaan tablet
bentuk pada jari-jari tangan (deformitas—swan 2,5mg
neck, boutunnière). Swan neck adalah sendi R/ Metotreksat tab 2,5 mg no. X
PIP hiperekstensi, boutunnière adalah sendi DIP S 3 x seminggu tab 1.
hiperekstensi). Pemakaian misal ditentukan dosis adalah 7,5 mg,
maka sekali minum 2,5 mg kemudian 12 jam lagi PEMERIKSAAN PENUNJANG
minum 2,5 mg dan 12 jam lagi 2,5 mg. Dosis ini ● Darah rutin.
adalah untuk seminggu, jadi minggu depan baru ● CRP dan LED —> biasanya meningkat.
diulangi hal yang sama. ● Kadar asam urat serum. Kadar asam urat tidak
selalu berhubungan dengan serangan gout,
2. GOUT dan PSEUDOGOUT meskipun 95% terjadi hiperurisemia.
ANAMNESIS ● Aspirasi dan analisa cairan sendi
● Gout dan psudogout merupakan 2 penyakit (arthrocentesis) —> hitung sel dan diferensial,
artropati kristal yang paling sering terjadi. Gout pewarnaan Gram, kultur, analisa mikroskopik.
disebabkan oleh kristal monosodium urat - Pada gout: ditemukan kristal
monohidrat, sedangkan pseudogout disebabkan monosodiumurate (MSU) yang berbentuk
oleh kristal kalsium pirofosfat (atau disebut seperti kristal jarum intrasel dan ekstrasel. Pada
calcium pyrohosphate disease). saat dilihat dengan menggunakan mikroskop
polarisasi dan filter berwarna merah, akan tampak
warna kuning ketika disejajarkan pararel dengan
aksis lambatnya, namun menjadi warna biru jika
diposisikan berlawanan dengan arah
polarisasi (birefringent negatif).
- Pada pseudogout: ditemukan kristal kalsium
pirofosfat (CPP), lebih pendek dari kristal MSU,
biasanya rhomboid (memiliki sudut seperti
trapesium). Pada saat dilihat dengan mikroskop
● Pasien biasanya datang dengan keluhan gejala polarisasi dengan filter merah, kristal akan
awal berupa podagra (nyeri sendi yang biasanya berubah warna sesuai dengan arah kompensator,
pada sendi MTP 1 kaki), biasanya unilateral, bisa yaitu menjadi biru jika diposisikan pararel dengan
pada sendi jari2 tangan, ankle, pergelangan aksis lambat kompensator, dan menjadi kuning
tangan, hingga lutut. Pada pseudogout jarang saat diposisikan perpendikular (birefringent
mengenai sendi kecil, biasanya hanya sendi2 yang positif).
lebih besar seperti lutut, pergelangan tangan,
ankle, siku.
● Tanyakan sudah berapa lama nyeri dialami oleh
pasien, biasanya pasien mengatakan nyeri baru
saja terjadi dalam waktu kurang dari 24 jam.
Tanyakan lain-lainnya seperti apakah bengkak,
nyeri saat disentuh, kemerahan, sendi mana saja
yang terkena, kaku atau tidak di pagi hari, dan
lain-lain.
● Tanyakan riwayat pola makan pasien terutama - Biasanya pada cairan sendi didapatkan jumlah
makanan yang dapat menyebabkan gout seperti leukosit 10.000-70.000/uL, namun dapat lebih
jeroan, emping, dan lain-lain. rendah atau lebih tinggi.
● Untuk menyingkirkan DD tanyakan hal2 yang
diperkirakan sebagai DD seperti apakah sering ● Asam urat urin (dengan urin 24 jam).
terkena/terendam air, tidak menggunakan sepatu ● Foto röntgent sendi jari nyeri. Gambaran
boots pada saat di sawah, dan lain-lain. khas: erosi dan overhanging edge (gambar di
● Tanyakan riwayat pengobatan, obat-obat apa bawah).
yang sedang diminum pasien saat ini. apakah
pasien sering minum alkohol, merokok, dan lain-
lain.
● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa.

PEMERIKSAAN FISIK
● PF muskuloskeletal (LOOK, FEEL, MOVE).
● Biasanya hanya mengenai satu sendi (tapi dapat
pula multipel), didapatkan pada sendi tanda-tanda
inflamasi seperti eritema, bengkak, hangat pada
perabaan, dan nyeri.
● Kadang dapat dijumpai demam.
● Periksa pula pada bagian telinga, jari-jari
tangan, olecranon, apakah terdapat deposit tophus
atau tidak.
● Fingsi ginjal —> melihat GFR untuk menilai sendi yang terlokalisir, dapat pada sendi panggul,
apakah pasien dapat diberikan kolkisin atau tidak lutut, ataupun jari-jari tangan. Nyeri bila
(GFR > 50). digerakkan, semakin memburuk pada sore hari ke
malam hari (end of the day), dan terdapat kaku
DIAGNOSIS BANDING pada pagi hari kurang dari 30 menit (tidak sampai
● Pseudogout. 1 jam).
● Rheumatic arthritis. ● Tanyakan faktor predisposisi seperti berat
● Arthritis septik. badannya, apa saja aktivitas sehari2nya.
● Tanyakan sesuai dengan diagnosis banding
PENATALAKSANAAN yang diperkirakan seperti sendi mana saja yang
● Tatalaksana gout ditangani dengan 3 tahap: (1) terkena, apakah bilateral, apa terdapat riwayat
menangani serangan akut; (2) profilaksis suka makan jeroan, dan lain-lain.
serangan; dan (3) menurunkan kadar asam urat ● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa.
agar mencegah deposit asam urat pada jaringan.
● Tujuan tatalaksana: PEMERIKSAAN FISIK
- Menurunkan kadar asam urat < 6 mg/dL (5 ● PF muskuloskeletal (LOOK, FEEL,
mg/dL jika gout berat atau dengan serangan yang MOVE) pada sendi yang dikeluhkan. Biasanya
cukup sering/tophus yang banyak). didapati adanya krepitasi. Pada OA jari tangan
- Menurunkan jumlah tophus. dapat ditemukan Heberden dan Bouchard nodes.
- Mengurangi nyeri.
- Tidak ada serangan gout lagi. PEMERIKSAAN PENUNJANG
● Darah rutin.
● Terapi serangan akut: pilihan berupa NSAID, ● Foto röntgen sesuai lokasi (genu/coxae/manus).
kolkisin, kortikosteroid, dan ACTH. Pilihan ● Arthrocentesis. Untuk menyingkirkan diagnosis
disesuaikan dengan kondisi kesehatan pasien banding infeksi.
secara umum. Kolkisin yang merupakan
tatalaksana klasik saat ini sudah tidak DIAGNOSIS BANDING
terlalu diindikasikan. ● Rheumatoid arthritis.
- NSAID: merupakan DOC untuk gout akut pada ● Gout.
pasien tanpa gangguan kesehatan, yaitu ● Septic arthritis, reactive arthritis.
Indometasin ataupun naproksen, ataupun jenis
lain dapat diberikan. Jangan gunakan aspirin PENATALAKSANAAN
(memperparah/mencetuskan serangan). ● Tatalaksana non farmakologis: merupakan
R/ Naproksen tab 500 mg no. XX tatalaksana utama pada OA, yaitu edukasi,
S 1 dd tab I (selanjutnya 3 dd tab 1/2). menurunkan berat badan, berolahraga, fisioterapi,
dan kurangi aktivitas yang membebankan sendi.
- Kolkisin: kolkisin sudah jarang diberikan
dibandingkan NSAID karena rentang dosis terapi ● Terapi farmakologis: dapat diberikan berbagai
yang sempit dan risiko toksisitas tinggi (namun macam pilihan seperti asetaminofen, NSAID oral
dapat pula dikombinasikan dengan NSAID). ataupun topikal, tramadol, dan infeksi
Kolkisin efektif diberikan dalam 36 jam pertama kortikosteroid intra artikular. Dapat pilih salah
onset serangan. Kolkisin tidak hanya efektif pada satu atau kombinasi tergantung dengan derajat
gout, namun juga pada pseudogout, artropati keparahan gejala.
sarcoidosis, artritis psoriasis. Dosis pertama - Parasetamol 500 mg 3x sehari atau meloxicam
diberikan 2 tablet, lalu 1 jam berikutnya berikan 1 tab 15 mg 1x sehari.
tablet. R/ Paracetamol 500 mg tab No. XX
R/ Kolkisin tab 0.5 mg No. III S 3 dd tab 1.
S 1 dd tab 2. R/ Meloxicam 15 mg tab No. XX
S 1 dd tab 1.
● Untuk pencegahan: Allupurinol 100 mg 1x
sehari. Minggu selanjutnya dosis ditambahkan - Jika diberikan NSAID dapat ditambahkan
jadi 200 mg, minggu selanjutnya 300 mg. antasida 30 mg 3x sehari.
Biasanya terjadi penurunan asam urat pada dosis R/ Antasida doen tab 30 mg No. XX
300 mg. S 3 dd tab 1 ac.

3. OSTEOARTRITIS 4. FRAKTUR (PENDEKATAN FRAKTUR


ANAMNESIS SECARA UMUM)
● OA merupakan penyakit sendi yang umum ANAMNESIS
terjadi yang disebabkan karena proses degeneratif ● Untuk segala jenis fraktur perlu dilakukan
pada membran hialin kartilago sendi. anamnesis yang singkat dan jelas mengenai
● Biasanya pasien datang dengan keluhan nyeri mekanisme terjadinya fraktur.
● Biasanya pasien datang dengan keluhan tertentu klavikula lakukan pemasangan arm sling. Ingat
sesuai dengan lokasi terjadinya fraktur, misalnya pemasangan bidai harus mengenai 2 sendi.
saja kakinya luka atau bengkak setelah ● Pada fraktur terbuka jangan lakukan reduksi,
kecelakaan atau terjatuh. langsung bersihkan dan bidai. Setelah bidai
● Tanyakan: jangan lupa untuk menilai ulang status pulsasi
- Sejak kapan terjadinya trauma. arteri terkait.
- Mekanisme terjadinya trauma (misal bagaimana ● Berikan obat anti nyeri golongan opioid
kecelakaannya, mobil dengan motor atau motor ataupun sintetiknya seperti tramadol.
dengan motor). R/ Tramadol HCl caps 50 mg No. X
- Apakah kepala sempat terbentur atau tidak. S 1 dd caps 1.
- Apakah pasien sempat kehilangan
kesadaran/pingsan. ● Rujuk segera ke spesialis bedah ortopedi untuk
- Siapa yang menolong saat terjadinya dilakukan tatalaksana lebih lanjut.
kecelakaan.
- Lingkungan sekitar saat terjadinya kecelakaan 5. VULNUS
atau trauma. - Vulnus laceratum: luka robek.
- Adakah jejas/luka di tempat lain. - Vulnus punctum: luka tusuk.
- Sudah dilakukan pertolongan apa saja sebelum - Vulnus schissum: luka sayat.
datang ke dokter.
- Keluhan yang dirasakan sekarang. ANAMNESIS
● Lakukan anamnesis singkat terhadap pasien
PEMERIKSAAN FISIK mengenai mekanisme terjadinya luka/trauma
● Primary survey (ABCDE): (mirip dengan fraktur, namun
1. Airway and C-spine control: inspeksi adanya pertanyaan disesuaikan dengan kondisi luka
jejas pada maksilofasial, dengarkan adanya suara ataupun mekanisme terjadinya luka).
obstruksi jalan nafas seperti snoring (lidah jatuh
ke belakang—pasang guedel), gargling (cairan), PEMERIKSAAN FISIK
atau stridor (sumbatan jalan nafas benda padat). ● Primary survey (ABCDE):
2. Breathing and ventilation: lihat pernafasan,
gerakan dada simetris atau tidak, jejas di dada, 1. Airway and C-spine control: inspeksi adanya
auskultasi suara paru, fokal fremitus, perkusi jejas pada maksilofasial, dengarkan adanya suara
paru. obstruksi jalan nafas seperti snoring (lidah jatuh
3. Circulation with hemorrhage control: ke belakang—pasang guedel), gargling (cairan),
TTV, hentikan perdarahan dan ganti volume atau stridor (sumbatan jalan nafas benda padat).
cairan yang hilang. 2. Breathing and ventilation: lihat pernafasan,
4. Disability: GCS, pemeriksaan neurologis. gerakan dada simetris atau tidak, jejas di dada,
5. Exposure/environmental control: buka auskultasi suara paru, fokal fremitus, perkusi
pakaian pasien untuk melihat adanya jejas pada paru.
tempat lain, lalu berikan selimut untuk mencegah 3. Circulation with hemorrhage control:
hipotermi. TTV, hentikan perdarahan dan ganti volume
cairan yang hilang.
—biasanya pada kasus fraktur OSCE hanya perlu 4. Disability: GCS, pemeriksaan neurologis.
disebutkan saja karena pasien biasanya dalam 5. Exposure/environmental control: buka
kondisi yang baik— pakaian pasien untuk melihat adanya jejas pada
tempat lain, lalu berikan selimut untuk mencegah
● Selanjutnya baru dilakukan pemeriksaan status hipotermi.
lokalis:
- Look: inspeksi adanya tanda pasti dan tidak pasti —biasanya pada kasus vulnus OSCE hanya perlu
fraktur. disebutkan saja karena pasien biasanya dalam
- Feel: raba fragmen tulang, krepitasi, dan status kondisi yang baik—
pulsasi arteri terkait dan bandingkan dengan sisi
kontralateral. PENATALAKSANAAN
- Move: ROM terbatas, nyeri tekan dan nyeri tarik ● Lakukan hecting.
sumbu.
6. APPENDICITIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG ANAMNESIS
● Foto röntgen sesuai dengan lokasi yang ● Bisa lah gw yakin kita semua bisa amin.
dikeluhakn. Jangan lupa AP dan lateral.

PENATALAKSANAAN 7. ANKLE SPRAIN


● Lakukan pemasangan bidai, kecuali fraktur ANAMNESIS
● Ankle sprain terjadi karena putaran inversi pada
ankle yang berlebihan dan menyebabkan nyeri ● Grading:
dan pembengkakan, terutama pada kompleks - Grade 1: peregangan ligamen dengan robekan
ankle lateral (ligamentum talofibular anterior, mikroskopik, tidak tampak robekan makroskopik.
calcaneofibular, dan talofibular posterior). Umumnya pembengkakan ringan, tanpa atau
● Biasanya pasien datang dengan keluhan nyeri dengan sedikit gangguan fungsi dan tidak ada
dan bengkak pada bagian ankle, dan biasanya instabilitas sendi.
terdapat riwayat terkilir. Tanyakan sudah berapa - Grade 2: peregangan ligamen dengan robekan
lama dan kaki kiri atau kanan. parsial, pembengkakan sedang-berat, ekomosis,
● Tanyakan mekanisme trauma yang terjadi: gangguan fungsi sedang, dan instabilitas sendi
kapan, bagaimana, mengapa dapat terjadi, di ringan-sedang.
mana. Apa saja penanganan yang sudah dilakukan - Grade 3: terjadi ruptur ligamen komplit,
oleh pasien. Tanyakan mengenai kemungkinan pembengkakan yang berat dan tiba-tiba, ekimosis,
terjadinya fraktur. dan tidak dapat menahan beban tubuh, instabilitas
● Tanyakan riwayat apakah sudah pernah sendi sedang-berat.
mengalami terkilir seperti ini sebelumnya atau
tidak. PEMERIKSAAN PENUNJANG
● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa. ● Darah rutin. (mungkin tidak perlu).
● Foto röntgen regio ankle (sebutkan dex/sin)
PEMERIKSAAN FISIK posisi AP, lateral, dan obliq 45 derajat dengan
● Keadaan umum, kesadaran, TTV. ankle dorsofleksi (Mortise view).
● Status lokalis: look, feel (nyeri tekan, pulsasi ● CT scan, MRI.
arteri), move (gerakan ROM terbatas). Lihat
apakah terdapat tanda2 fraktur (seperti DIAGNOSIS BANDING
penonjolan tulang, dll). ● Fraktur.
● Beberapa pemeriksaan fisik khusus yang ● Ruptur tendon achilles.
mungkin dapat dipikirkan untuk dilakukan:
- Anterior drawer test. Lakukan pada kedua kaki PENATALAKSANAAN
dan kemudian bandingkan. Positif jika pada ● RICE: Rest, Ice, Compression, Elevation.
bagian yang nyeri mengalami pergerakan lebih Atau dikombinasi dengan PRICES: Protection,
besar dibandingkan yang tidak nyeri. Negatif Rest, Ice, Compression, Elevation, dan Support.
artinya kedua kaki hanya mengalami sedikit - Protective: menggunakan splint,
pergerakan saja. braces, diberikan selama 4-21 hari. Braces sudah
boleh dibuka jika sudah tidak nyeri dan ROM
terasa membaik.
- Rest: diperlukan untuk penyembuhan jaringan.
Minimalisasi pergerakan.
- Ice: Es digunakan untuk mengurangi
pembengkakan, nyeri, spasme otot. Jangan
berikan es langsung pada kulit, namun dibungkus
dengan menggunakan handuk/kain, selama 15-20
menit 3 kali sehari.
- Compression: rekomendasi kompresi dengan
dibungkus dengan elastic verband.
- Elevation: anjurkan pasien untuk sering
mengangkat kakinya saat sedang berbaring (lebih
- Talar tilt test/inversion stress maneuver. tinggi dari jantung) untuk mengurangi
Bandingkan dengan sisi kontralateral yang tidak pembengkakan.
sakit. Positif jika ujung penonjolan tulang tidak - Support: dapat dilakukan taping untuk menjaga
dapat teraba (kerusakan pada calcaneofibular stabilitas ankle dan mengurangi mobilitas.
ligament/CFL).
● Antinyeri dan antiinflamasi: dapat digunakan
NSAID ataupun asetaminofen.

● Kriteria untuk pasien bisa kembali beraktivitas


dengan normal:
- ROM aktif baik tanpa nyeri.
- Tidak bengkak atau nyeri.
- Kekuatan otot ankle sudah mencapai 70-80%
penyembuhan.
- Dapat berdiri pada 1 kaki selama 30 detik
dengan mata tertutup. - Grade 4: Benjolan keluar dan tidak dapat
dimasukkan kembali. Jika sudah grade 4 biasanya
8. HEMORRHOID INTERNA/EKSTERNA lesi ini mengandung komponen hemoroid interna
ANAMNESIS dan eksterna dan dapat juga muncul dengan nyeri
● Hemoroid merupakan pembengkakan hebat karena trombosis.
pembuluh darah pada rektum bagian bawah.
● Hemoroid diklasifikasikan dari struktur PEMERIKSAAN PENUNJANG
anatominya relatif terhadap linea dentata, ● Darah rutin.
yaitu interna dan eksterna. ● Anoskopi.
- Interna: berasal dari endoderm, dilapisi oleh
epitel kolumnar mukosa anal. Tidak terdapat DIAGNOSIS BANDING
inervasi saraf somatik sehingga tidak nyeri. ● Inflammatory bowel disease: kolitis ulseratif,
- Eksterna: berasal dari ektoderm, dilapisi oleh crohn disease.
epitel squamosa. Terdapat inervasi saraf ● Prolaps rektum.
dermatom yaitu n. pudendus dan pleksus sakral.
● Pasien biasanya datang dengan keluhan BAB PENATALAKSANAAN
berdarah. Tanyakan sudah sejak kapan. Tanyakan ● Terapi hanya dilakukan jika pasien memberikan
bagaimana BAB berdarahnya, apakah bercampur keluhan terhadap hemoroidnya. Kadang meski
dengan BAB atau menetes setelah BAB keluar. tampak sudah cukup berat namun jika pasien
Biasanya pada hemorrhoid BAB hanya menetes tidak merasa terganggu maka terapi tidak perlu
setelah BAB keluar. BAB yang bercampur dilakukan.
dengan darah atau berwarna merah lebih gelap ● Tatalaksana disesuaikan dengan penyebab
biasanya berasal dari bagian lebih proksimal. hemoroid dan tipe hemoroid.
● Tanyakan warna darah, biasanya berwarna ● Tatalaksana awal yang dianjurkan oleh ACG
merah segar, tidak berwarna hitam. (American College of Gastroenterology) adalah
● Tanyakan apakah sebelumnya pasien sering meningkatkan konsumsi serat dan intake cairan
terasa adanya benjolan saat buang air besar. yang ditingkatkan.
Tanyakan pula apakah benjolannya dapat masuk ● Hemoroid interna:
dengan sendirinya, masuk dengan dibantu, atau - Grade 1: NSAID, tatalaksana konservatif (baca
sudah tidak dapat masuk sama sekali. Jika belum di bawah), jangan makan pedas, dan edukasi
terasa adanya benjolan yang keluar kemungkinan lainnya.
masih grade 1. - Grade 2 dan 3: tatalaksana non bedah seperti
● Biasanya terdapat perubahan defekasi skleroterapi, banding, koagulasi infrared, dan
belakangan terakhir ataupun yang biasanya lain2.
terjadi. Biasanya pasien sering BAB keras - Grade 4 atau grade 3 sangat simptomatik:
dan sering mengedan. hemoroidektomi.
● Tanyakan riwayat diet, apakah pasien sering
makan sayur atau tidak. Tanyakan pula apakah ● Hemoroid eksterna:
pasien sering menahan buang air besar. - Eksisi dapat dilakukan pada yang mengalami
● Tanyakan apakah terdapat nyeri atau tidak, trombosis (nyeri hebat). Sebelumnya perlu
biasanya nyeri muncul saat terjadi trombosis dan anestesi infiltrasi.
biasanya terjadi pada hemoroid eksterna. Nyeri - Jika asimtomatik (non trombosis) dapat
biasanya memuncak 48-72 jam dan membaik dilakukan terapi konservatif saja.
setelahnya seiring dengan hilangnya trombus.
● Tanyakan DD lain yang mungkin, misal ● Terapi konservatif:
tanyakan apakah terdapat nyeri pada daerah - Berendam air hangat.
abdomen tertentu (IBD), atau tanyakan apakah - Diet tinggi serat.
dari anus dindingnya seperti keluar atau tidak - Obat-obatan pelunak feses:
(prolaps rektum). ✦Bisakodil tab 5 atau 10 mg 1x pada malam hari
● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa.
sebelum tidur, selanjutnya supp 10 mg pagi hari.
PEMERIKSAAN FISIK ✦Laktulosa syrup 1-2 x 15 cc (@ 60 mL, 120 mL,
● KU kesadaran TTV. 200 mL).
● PF Rectal Touche. - Agen topikal: hidrokortison topikal,
nitrogliserin dan nifedipin topikal.
Grade Hemoroid Interna:
- Grade 1: Sudah berdarah, benjolan tidak prolaps. R/ Bisakodyl tab 5 mg No. X
- Grade 2: Benjolan keluar namun masuk dengan S 1 dd tab 1 o.n (omni nocte).
sendirinya. R/ Bisakodyl supp 10 mg No. X
- Grade 3: Benjolan keluar namun masuk dengan S 1 dd supp 1 o.m (omni mane).
dibantu. R/ Asam mefenamat tab 500 mg No XX
S 3 dd tab 1 (sampai nyeri hilang). ● Elektrolit serum.
● Ureum kreatinin.
9. GANGREN PEDIS DIABETIKUM ● Laktat serum.
BACA KE OSCE ENDOKRIN BAGIAN ● USG abdomen.
DIABETES MELITUS
DIAGNOSIS BANDING
10. HERNIA INGUINALIS ● Perforasi usus e.c demam tifoid.
ANAMNESIS ● Perforasi gaster e.c gastropati OAINS.
● Pasien biasanya datang dengan berbagai macam ● Peritonitis e.c app perforasi.
kemungkinan. Pasien bisa datang dengan keluhan ● Ileus obstruktif e.c ca rectum/kolon.
merasakan adanya benjolan keluar dari lipat paha,
atau nyeri perut, sulit BAB (tanda-tanda ileus PENATALAKSANAAN
obstruktif/peritonitis/pneumoperitonium). Oleh ● Berikan obat-obat simptomatik dan langsung
karena itu perlu ditanyakan apakah sebelumnya persiapkan untuk rujuk dilakukannya
pernah terasa adanya benjolan yang keluar di pembedahan, terutama jika pasien datang sudah
daerah lipat paha ataupun skrotum. dengan kondisi ileus obstruktif ataupun
● Biasanya benjolan keluar saat sedang berdiri, pneumoperitonium.
mengedan, batuk. Tanyakan apakah pasien sering - Demam: paracetamol tab 500 mg 3x sehari.
mengangkat beban berat, mengedan, dan faktor - Nyeri: tramadol 50 mg tab 3x sehari.
predisposisi lainnya. - Pemasangan NGT (dekompresi) dan IV line.
● Tentukan kira-kira diagnosis dengan lengkap:
- Reponibel: jika terdapat benjolan dapat keluar 11. OSTEOPOROSIS
masuk dengan sendirinya. ANAMNESIS
- Ireponibel: benjolan tidak dapat masuk kembali, ● Pasien bisa datang karena fraktur. tanya sudah
tidak ada tanda-tanda ileus. sejak kapan, dan tanyakan kenapa bisa fraktur.
- Inkarserata: tidak dapat masuk kembali, ada pada osteoporosis biasanya penyebab fraktur
tanda-tanda ileus. adalah sesuatu yang seharusnya tidak
- Strangulata: inkarserata + nyeri. menyebabkan fraktur, dan disebabkan pula karena
● Tanyakan kemungkinan DD lainnya terutama usia tua pasien. jadi tanyakan juga riwayat
jika pasien datang dengan peritonitis: menopause.
- Apakah sebelumnya terdapat demam, demam ● Perhatikan riwayat pengobatan, karena
terutama sore malam hari, sempat makan jajan di konsumsi steroid dapat timbulkan osteoporosis.
pinggir jalan (perforasi usus e.c tifoid). ● Sisanya tanyakan seperti biasa.
- Apakah pasien sebelumnya sering minum obat
antinyeri, BAB kehitaman sebelumnya (perforasi PEMERIKSAAN FISIK
gaster e.c gastropati OAINS). ● PF muskulo seperti biasa.
- Apakah pasien sebelumnya BAB kecil- ● kayanya perlu bidai. (kalau datang dengan
kecil tampak seperti kotoran kambing, riwayat fraktur)
BAB bercampur darah (kemungkinan
keganasan). PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Apakah pasien sebelumnya nyeri di perut kanan ● Darah rutin.
bawah yang awalnya dari ulu hati, demam ● Foto polos tulang yang terkena.
(peritonitis e.c app perforasi). ● Densitometri tulang (DEXA):
● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa. Berdasarkan T score
□ > 0 = BMD sangat baik.
PEMERIKSAAN FISIK □ 0 to -1 = BMD pada top 84%, tidak ada bukti
● KU kesadaran TTV. osteoporosis.
● Head to toe: konjungtiva sklera, mulut, CRT. □ -1 to -2.5 = osteopenia. risiko fraktur
● PF abdomen. osteoporosis.
● Finger test: □ -2.5 atau lebih rendah = osteoporosis.
- Masukkan jari pada puncak kantung sktorum ke ● Kadar kalsium dan fosfat darah.
arah kanalis inguinalis. Mintalah pasien untuk ● Kalsium urin.
mengedan. Rasakan arah kantung hernia ● Osteokalsin serum.
mengenai jari.
- Jika hernia mengenai ujung jari: hernia indirek. DIAGNOSIS BANDING
- Jika hernia mengenai pinggir jari: hernia direk. ● Osteomalasia, paget disease.
- Jika hernia di bawah ligamentum inguinalis:
hernia femoralis. PENATALAKSANAAN
● Alendronat tag 10 mg No. XXX S 1 dd tab 1.
PEMERIKSAAN PENUNJANG ● Calcium tab 500 mg no. XXX S 2 dd tab 2.
● Darah rutin. ● Raloksifen tab 60 mg No. XXX S 1 dd tab
DAFTAR ISI
1. Anamnesis psikiatri secara keseluruhan. ● setelah sudah selesai tanya dari F0, sebelum
2. Skizofrenia (paranoid, hebefrenik, katatonik). lanjut ke diagnosis dan DD dll, harus disimpulkan
3. Gangguan bipolar. dulu ke pasiennya. jd bilang “jd bapak saya akan
4. Gangguan cemas menyeluruh. mencoba menyimpulkan apa yang telah bapak
5. Hipersomnia. ceriterakan kpd saya ya pak, jd tadi bapak
6. Insomnia. mengeluh ………. blablabla."
7. Gangguan waham menetap.
8. GMO. ● setelah itu baru deh buat diagnosisnya dan
9. Psikotik akut. DDnya. jangan lupa diagnosisnya harus
10. Gangguan mental dan perilaku e.c intoksikasi LENGKAP. contoh gangguan cemas
zat. menyeluruh, jangan bilang hanya gangguan
11. Serangan panik. cemas. trus contoh skizofrenia, jangan hanya
12. Gangguan penyesuaian. sebut skizofrenia saja karena skizofrenia ada
13. PTSD. banyak tipe, tapi sebut skizofrenia
14. Depresi berat. katatonik/hebrefrenik/paranoid dll. contoh
gangguan bipolar, sebut dengan lengkap
1. ANAMNESIS PSIKIATRI SECARA gangguan bipolar 1 atau 2 episode kini manik atau
KESELURUHAN depresi, dengan atau tanpa gejala psikotik. contoh
● kan pasien datang dengan keluhan utama seperti lg adalah insomnia, jangan hanya sebut insomnia,
biasa, tanyakan sudah berapa lama, kita gali dulu tapi sebut insomnia primer atau sekunder.
keluhan utamanya. contoh, misalnya dia
keluhannya cemas takut akan kena penyakit apa ● jangan lupa berikan DD.
dsb gitu sudah sekitar 6 bulan. tanyain aja ● setelah itu lanjut beri penatalaksanaan yang
cemasnya kenapa, penyakit apa yang ditakuti, sesuai sama penyakitnya.
kenapa bisa jadi takut/cemas seperti itu, dan lain ● jangan lupa berikan edukasi.
sebagainya. gali penyakitnya sampe lengkap
seperti anamnesis biasa. Gambar: Klasifikasi PPDGJ-III (F0-F9).

● setelah kita udah cukup yakin dengan diagnosis SKIZOFRENIA


yang kita kira, misalnya dia diagnosisnya cemas ANAMNESIS
menyeluruh, nah jangan lupa untuk tanyakan ● pasien datang dengan keluhan yang tidak biasa,
gejala penyakit mulai dari F0. seperti kita ingat mungkin dia merasa ada yang
pada psikiatri ada pembagian klasifikasi mau membunuhnya sambil mata2in dia pake
penyakit2nya berdasarkan F0 sampai F9. tujuan CCTV, atau lain-lainnya (tipe skizofrenia ada
pembagian F0 sampe F9 itu sebenarnya adalah banyak).
menunjukkan bahwa pada F0 terdapat semua ● paling sering skizofrenia yang terjadi adalah
gejala penyakit F 1-9 yang ada di bawahnya, jadi skizofrenia paranoid, jadi dia keluhannya curiga
makin ke atas gejalanya makin bervariasi, berlebihan, punya waham curiga yang salah dan
sedangkan makin ke bawah gejalanya makin tidak bisa diubah. dia pas dianamnesis agak ga
spesifik. kooperatif, susah diajak kerjasama, kelihatan
ketakutan gitu, dan lain sebagainya. pas
● contoh pada kasus cemas menyeluruh, kita tahu dianamnesis, perhatiin apakah ada waham kejar,
bahwa cemas menyeluruh ada di F4, sehingga rujukan, kebesaran, waham dikendalikan,
mari mulai tanya dari F0. F0 adalah GMO, jadi dipengaruhi, dan cemburu. dia juga biasanya ada
tanyakan adakah riwayat cedera kepala, riwayat halusinasi auditorik berupa diancam, diperintah,
stroke sebelumnya. selanjutnya tanyakan atau dihina.
F1 (gangguan mental karena zat psikoaktif), yaitu ● skizofrenia hebrefrenik (disorganisasi):
tanyakan apakah pernah menggunakan obat-obata biasanya dia afeknya tumpul (emosi pasien datar),
terlarang, alkohol dsb. selanjutnya tanyakan F2 ketolol-tololan, afeknya tak serasi (dia bisa
(gangguan mental bukan karena psikoaktif), jadi terlihat semangat tapi ga sesuai sama pembicaraan
tanyakan ada waham ga, ada pernah denger yang sedang bicarakan oleh pasien), inkoheren
suara2 yang terdengar tp ga ada orangnya, dsb. (yang diomongin ngga logis), waham tak
abis itu tanyakan F3 (gangguan mood), yaitu sistematis, dan sering terdapat perilaku yang
tanya apakah pernah merasa sangat bersemangat disorganisasi menyeringai.
sampai tidak butuh tidur, dan lain sebagainya. ● skizofrenia katatonik: perhatikan satu dari
baru deh setelah jawabannya ga ada semua kata gejala2 berikut:
pasiennya, berarti kita yakin dia mangalami - terdapat stupor katatonik atau mutisme —>
gangguan cemas menyeluruh. pasien ga berespon terhadap lingkungan ataupun
orang. namun pasien menyadari sebenarnya sama - klozapin 50 mg 1x sehari,
lingkungan sekitarnya. R/ clozapin tab 50 mg tab no. X
- negativisme katatonik —> pasien melawan S 1 dd tab 1.
semua perintah atau usaha untuk menggerakkan
fisik tubuhnya. GANGGUAN BIPOLAR
- rigiditas katatonik —> pasien secara fisik Anamnesis:
terlihat sangat kaku. ● pertama-tama harus tau tentang macam2
- postural katatonik —> pasien mempertahankan bipolar, macam2 gejala yang dapat terjadi.
posisi tertentu yang tidak biasa atau aneh. - bipolar terdapat 2 jenis, yaitu gangguan bipolar
- kegembiraan katatonik —> pasien dapat terlihat I dan bipolar II.
sangat aktif dan gembira. - terdapat episode manik, hipomanik, dan depresi
● tipe skizofrenia lainnya tidak begitu spesifik mayor. terdapat pula episode campuran.
kayanya ga akan keluar. - episode manik: pasien merasa moodnya sangat
● ingat pada anamnesis skizofrenia atau apapun meningkat, gembira berlebihan, kepercayaan diri
yang berhubungan dengan waham, jangan pernah sangat meningkat, berkurang kebutuhan tidurnya,
mengintervensi apapun yang dipikiran pasien atau banyak ide-ide, banyak berbicara, mudah
dilakukan oleh pasien. jangan pernah mencoba teralihkan. gangguan mood dapat sangat berat
mengubah wahamnya dengan misalnya kita sehingga dapat menyebabkan hendaya yang
menyuruh pasien berpikir secara logis bahwa itu sangat jelas dalam fungsi pekerjaannya (jadi
tidak mungkin dan lain2, karena itu tidak jangan lupa tanya di pekerjaannya bagaimana),
diperbolehkan dalam anamnesis pasien dengan hubungan sosial dengan orang lain, dan
waham dsb, dan juga sebenarnya tidak perlu dan sebagainya. kalau ada gambaran psikotik
tidak ada gunanya, karena pasien dengan waham (halusinasi auditorik, waham, dll) jangan lupa
tidak akan goyah keyakinannya dengan tambahkan diagnosis dengan gejala psikotik.
cara/perkataan apapun. jadi apa yang harus kita - episode hipomanik: hampir sama kaya episode
lakukan? ikuti pembicaraan pasien dan coba ikut manik, namun gejalanya tidak berat, tidak ada
dalam cerita2 pasien, jangan takut kehabisan gejala psikotik, tidak perlu perawatan, hendaya
pembicaraan karena pasien biasanya dengan skizo tidak berat. peningkatan moodnya ringan, pikiran
terutama yang paranoid yang paling banyak, akan menjadi lebih tajam, peningkatan energi dan
banyak bercerita apapun. aktivitas, tanpa ada hendaya.
● setelah kita yakin diagnosisnya skizofrenia tipe - episode depresi mayor: perasaan sedih,
apa (biasanya paling banyak skizo paranoid), anhedonia (tidak ada emosi positif), paling sedikit
jangan lupa tanyakan dari F0 dan F1, karena skizo sudah terjadi 2 minggu. konsentrasi memburuk,
ada di F2. merasa rendah diri, punya ide-ide untuk bunuh
● jangan lupa tanyakan apakah sudah minum diri (psikotik), bisa insomnia atau hipersomnia,
obat, jika sudah apa obatnya, sudah berobat ke tidak bertenaga & letih, rasa tidak berharga, rasa
dokter atau belum, dan tanyakan hasil bersalah yang berlebihan, terdapat penurunan
pengobatannya apakah membaik atau tidak. berat badan > 5% dalam satu bulan.
● setelah selesai, tanya riwayat keluarga dll - episode campuran: terdapat gejala baik pada
aja seperti biasa, baru buat kesimpulan episode manik maupun episode depresi.
wawancaranya.
● gangguan bipolar I: biasanya dia pada usia
DD: muda/remaja awalnya, episode pertamanya dapat
● misalnya skizofrenia paranoid, DDkan dengan berupa manik ataupun depresi atau campuran.
skizofrenia katatonik dan hebefrenik, dan begitu beberapa diagnosis bipolar I adalah sebagai
seterusnya. berikut:
- gangguan mood bipolar I, episode manik
Penatalaksanaan: tunggal, ringan/sedang/berat dengan/tanpa
● kita lihat dulu gejalanya, kalo dia lebih banyak gejala psikotik atau berat dengan gejala
gejala positif seperti pada skizo paranoid, berikan psikotik —> baru pertama kali manik,
antipsikotik generasi pertama. pilih salah satu aja sebelumnya belum pernah mengalami episode
dari: depresi.
- haloperidol 5 mg 1x sehari. - gangguan mood bipolar I, episode kini
R/ haloperidol tab 5 mg tab no. X manik, ringan/sedang/berat dengan/tanpa
S 1 dd tab 1. gejala psikotik atau berat dengan gejala
- chlorpromazine 100 mg 2x sehari. psikotik —> sekarang dalam kondisi manik,
R/ chlorpromazine tab 100 mg no. XX sebelumnya sudah pernah ada depresi mayor.
S 2 dd tab 1. - gangguan mood bipolar I, episode kini
campuran, ringan/sedang/berat dengan/tanpa
● kalo banyak gejala negatifnya (kaya katatonik gejala psikotik atau berat dengan gejala
dsb), berikan antipsikotik generasi kedua, seperti: psikotik —> saat ini dalam keadaan
campuran, sebelumnya sudah pernah salah diberikan obat oral: lithium karbonat 200 mg 2x
satunya antara manik, depresi atau campuran sehari.
juga. R/ lithium carbonate tab 200 mg tab no. X
- gangguan mood bipolar I, episode kini S 2 dd tab 1.
hipomanik, ringan/sedang/berat dengan/tanpa
gejala psikotik atau berat dengan gejala GANGGUAN CEMAS MENYELURUH
psikotik —> saat ini dalam keadaan hipomanik, Anamnesis:
sebelumnya paling ngga sudah pernah 1x gejala ● pasien biasanya datang dengan keluhan cemas
manik atau campuran. atau khawatir berlebihan. tanyakan sudah berapa
- gangguan mood bipolar I, episode kini lama. untuk diagnosis harus sudah >6 bulan.
depresi, ringan/sedang/berat dengan/tanpa biasanya pasien cemas timbul sepanjang hari (jadi
gejala psikotik atau berat dengan gejala tanyakan cemasnya timbulnya kapan aja).
psikotik —> sekarang sedang dalam kondisi ● biasanya pasien khawatir akan sesuatu yang
depresi, sebelumnya sudah pernah 1x episode mengkhawatirkan ke depannya, seperti pekerjaan,
manik atau campuran. sekolah, takut terjadi serangan jantung dan lain
- gangguan mood bipolar I, episode yang tidak sebagainya.
dapat diklasifikasikan saat ● tanyakan apakah pasien mudah gelisah, menjadi
ini, ringan/sedang/berat dengan/tanpa gejala mudah merasa lelah, sulit berkonsentrasi,
psikotik atau berat dengan gejala psikotik —> gampang tersinggung (iritabilitas), dan apakah
memenuhi semua kriteria manik, depresi, sulit tidur. biasanya dapat muncul gejala2 seperti
hipomanik, ataupun campuran. ini.
● tanyakan apakah pasien merasa terganggu
● gangguan bipolar II: cirinya adalah episode dengan kecemasan yang dialaminya. lalu
berulang hipomanik dan depresi. disebut juga tanyakan bagaimana hubungan dengan orang2
dengan bipolar ringan (soft bipolarity). jadi ga ada teman2 sekitarnya, di pekerjaannya, apakah
episode maniknya. diagnosisnya adalah: masih baik atau tidak.
- gangguan mood bipolar II, episode kini ● kadang2 pasien dapat juga terdapat berdebar2
hipomanik, ringan/sedang/berat. (hiperaktivitas otonom), jd jangan lupa ditanya
- gangguan mood bipolar II, episode kini kadang2 berdebar2 gitu ga.
depresi, ringan/sedang/berat dengan/tanpa ● jangan lupa tanyakan apakah sudah minum
gejala psikotik atau berat dengan gejala obat, jika sudah apa obatnya, sudah berobat ke
psikotik. dokter atau belum, dan tanyakan hasil
pengobatannya apakah membaik atau tidak.
● setelah yakin dengan diagnosisnya, jangan ● setelah yakin dengan diagnosis gangguan cemas
lupa tanya dari F0 - F2 (karena bipolar ada di F3). menyeluruh, jangan lupa tanyakan dari F0 -
sisanya tanyakan riwayat keluarga dan lain-lain. F3 (karena cemas menyeluruh ada di F4).
● jangan lupa tanyakan apakah sudah minum selanjutnya seperti biasa (tanyakan RDP, riwayat
obat, jika sudah apa obatnya, sudah berobat ke penyakit sebelumnya, kesimpulan).
dokter atau belum, dan tanyakan hasil
pengobatannya apakah membaik atau tidak. DD:
● jangan lupa rangkumkan. ● gangguan panik.
● gangguan somatoform.
DD: ● gangguan fobia.
● gangguan mood bipolar I atau II (dibalik-balik).
● skizoafektif. Penatalaksanaan:
● gangguan depresi mayor (kalo WDnya bipolar ● benzodiazepin —> diazepam 2 mg 3x sehari.
episode kini depresi). R/ diazepam tab 2 mg tab no. X
S 3 dd tab 1.
Penatalaksanaan:
● pada pasien mania/campuran yang tidak mau ATAU
diberikan oral, dapat diberikan: aripiprazol 9.75
mg/injeksi, diberikan tiap 2 jam, 3x dalam sehari. ● fluoxetin 20 mg 1x sehari.
R/ fluoxetine cap 20 mg cap no. X
● pada pasien mania/campuran/depresi dapat S 1 dd tab 1.

DAFTAR ISI 4. Benign paroxysmal positional vertigo (BPPV)


1. Tension type headache 5. Trigeminal neuralgia
2. Migraine 6. Bell’s palsy
3. Cluster headache 7. Epilepsi
8. Carpal tunnel syndrome dibutuhkan.
9. Stroke iskemik ● CT/MRI jika dicurigai SOL dan lain2nya.
10. Meningitis
11. Parkinson disease DIAGNOSIS BANDING
12. Tarsal tunnel syndrome ● Migraine.
13. Tetanus ● Cluster headache.
14. Rabies
PENATALAKSANAAN
1. TENSION TYPE HEADACHE ● Biasanya dapat diberikan pereda nyeri seperti
ANAMNESIS NSAID atau cukup parasetamol sebagai
● Pasien biasanya datang dengan nyeri kepala. analgesiknya.
Tanyakan sejak kapan dan bagaimana ● Paling penting adalah edukasi kepada pasien
karakteristik nyeri kepalanya. untuk mengurangi stress/depresi dan mungkin
● Ciri khas TTH adalah nyeri kepala seperti dapat diberikan obat antidepresan.
tertekan atau terikat, biasanya pada lokasi fronto- R/ Parasetamol tab 500 mg No. XX
occipital. Nyeri kepala biasanya bilateral, tidak S 3 dd tab I
pada satu sisi saja, dan nyeri kepala tidak
dicetuskan oleh aktivitas fisik, biasanya lebih 2. MIGRAINE
karena stress. Terdapat dua jenis migraine, migraine without
● Kriteria spesifik TTH yang mungkin dapat aure (common migraine) dan migraine with aura
ditanyakan adalah: (classic migraine). Jangan lupa sebutkan
- Durasi nyeri kepala antara 30 menit - 7 hari. diagnosisnya dengan lengkap.
- Tidak ada mual dan muntah (namun dapat
anoreksia). Kriteria diagnosis migraine without aura:
- Fotofobia ATAU fonofobia. Tanyakan jika ● Minimal sudah terjadi 5x serangan.
melihat cahaya atau mendengar suara keras ● Nyeri kepala berlangsung 4-72 jam (kecuali
apakah nyeri muncul/semakin berat. diterapi).
- Minimal sudah terjadi 10 episode TTH ● Terdapat minimal 2 kriteria nyeri kepala:
sebelumnya untuk diagnosis. - Nyeri unilateral.
- Dapat pula terjadi insomnia, tanyakan apakah - Terasa seperti berdenyut.
pasien sulit tidur. - Kualitas nyeri sedang - berat.
- Biasanya nyeri kepala memberat saat terjadi - Diperberat dengan aktivitas fisik/menghindari
stress. Tanyakan apakah pasien sedang stress atau aktivitas tertentu.
banyak pikiran. ● Selama nyeri kepala terdapat minimal 1 gejala
- Biasanya otot-otot leher, belakang kepala berikut:
hingga bagian frontal kepala terasa tegang. - Mual atau muntah.
- Tidak ada gejala prodromal. Oleh karena itu - Fotofobia DAN fonofobia.
perlu dipastikan bahwa sebelum muncul nyeri
kepala pasien tidak mengalami gejala2 lain seperti Kriteria diagnosis migraine with aura:
melihat cahaya-cahaya, mendengar bunyi2 ● Sama dengan migraine without aura, ditambah:
tertentu, dan lain2. ● Gejala prodromal/aura yang berlangsung 5
● Tanyakan apakah pasien memiliki riwayat menit sampai kurang dari 1 jam, berupa:
penyakit lain seperti hipertensi, diabetes, dan lain- - Gejala visual, gejala positif (melihat cahaya-
lain. Hipertensi sering dikaitkan dengan TTH cahaya, dll) ataupun gejala negatif (bintik buta,
meskipun dikatakan jarang pada literatur. atau kebutaan), atau keduanya.
● Sisanya tanyakan kemungkinan diagnosis lain - Gejala sensorik, gejala positif (tertusuk jarum)
seperti apakah terdapat pusing berputar, apakah ataupun gejala negatif (baal), atau keduanya.
nyeri terasa berdenyut, apakah saat nyeri kepala - Gangguan bicara/disfasia.
mata berair atau hidung mengeluarkan
cairan/meler, riwayat pengobatan, keluarga dan ANAMNESIS
sosial. ● Pasien biasanya datang dengan keluhan nyeri
kepala. Tanyakan sudah berapa lama. Tanyakan
PEMERIKSAAN FISIK bagaimana nyeri kepala yang dirasakan pasien.
● PF neurologis rutin: kaku kuduk, reflek Pada migraine biasanya nyeri kepala satu sisi
fisiologis dan patologis, pemeriksaan saraf saja/unilateral, dan sifat nyeri terasa seperti
kranial umum III, IV, VI, VII, dan XII, berdenyut (meskipun dikatakan 50% pasien
pemeriksaan motorik ekstremitas atas. kadang tidak berdenyut).
● Pada TTH PF neurologis didapatkan normal. ● Nyeri biasanya unilateral, mulai dari daerah
frontotemporal dan okular, lalu menyebar ke
PEMERIKSAAN PENUNJANG posterior, dan menjadi difus. Progresivitas nyeri
● Pemeriksaan penunjang biasanya tidak kepala biasanya dalam 1-2 jam, dan bertahan
hingga 4-72 jam. Oleh karena itu perlu ditanyakan ● Cluster headache.
penjalaran nyerinya, dan sudah berapa lama sejak
dirasakan nyeri kepala. PENATALAKSANAAN
● Nyeri migraine biasanya bervariasi antara ● Tatalaksana migraine terdiri dari terapi abortif
sedang - berat. Pasien biasanya cenderung dan terapi preventif/profilaksis. Terapi abortif
memliih ruangan yang gelap dan sunyi. Nyeri yang dapat diberikan: analgesik (NSAID,
biasanya mereda jika dalam kondisi tenang dan asetaminofen), golongan ergot dan golongan
setelah tidur malam. Setelah serangan migraine triptan. Selain itu berikan pasien obat-obatan
biasanya pasien merasa lelah. simptomatik seperti antiemetik untuk mual dan
● Biasanya pasien juga mengeluhkan adanya muntah. Terapi profilaksis dapat berupa
mual dan/atau muntah selama serangan. antihipertensi, antidepresan.
● Tanyakan apakah terdapat gejala prodromal ● Nyeri kepala yang ringan sedang dapat
(kriteria aura: 5-20 menit dan kurang dari 60 ditangani dengan asetaminofen ataupun NSAID
menit), seperti melihat cahaya-cahaya, pandangan jenis apapun. Jika berat maka dapat diberikan
sebagian saja, pandangan seperti terowongan golongan triptan. Pengobatan abortif diberikan
(tunnel vision), ada titik di tengah pandangan selama 2-3 minggu saja. Prinsipnya digunakan
(skotoma sentral), atau halusinasi seperti secara bertahap, yaitu NSAID terlebih dahulu,
mendengar bunyi-bunyi tertentu, atau halusinasi jika tidak berhasil ganti dengan ergot, dan terakhir
sensorik seperti parestesi/kesemutan2 pada adalah triptan.
tangan, bibir, dan lain2, atau gejala motorik ● NSAID yang ideal digunakan adalah aspirin
seperti ekstremitas terasa berat, kesulitan dan naproksen karena T1/2 yang cepat kurang
berbicara, dan lain-lain. Jika ada maka dipastikan dari 1 jam. Namun dapat digunakan NSAID jenis
pasien mengalami migraine with aura. apapun. Untuk naproksen, tablet, dosis awal 500
● Perlu ditanyakan kemungkinan pencetus/trigger mg, lalu selanjutnya 250 mg 3x sehari. Aspirin
dari migraine: proses hormonal (jika wanita tablet 325 mg 3x sehari.
apakah sedang menstruasi, menggunakan ● Berikan antiemetik: domperidon 10 mg 3x
kontrasepsi hormonal), trauma kepala, kurang sehari.
olahraga, perubahan jam tidur, penggunaan obat- ● Jika ingin memberikan golongan ergot: cafergot
obat tertentu (nitrogliserin, histamin, ranitidin, (ergotamine tartrat 1 mg + cafeinne 100 mg) 1-2
dll), ataupun stress psikologis. tab, maksimal 4 tablet 1 hari, dan 8 tablet 1
● Tanyakan riwayat keluarga yang juga minggu. Dosis ulang dapat diberikan dengan
mengalami migraine. 70% pasien memiliki interval tidak kurang dari 4 hari. Lebih aman
riwayat keluarga migraine pada first-degree nya. diberikan dihidroergotamine (karena efek
● Sisanya tanyakan seperti biasa. samping vasokonstriksi tidak terlalu berat).
Dihidroergotamine 2.5 mg (DIHYDERGOT®) 1
PEMERIKSAAN FISIK tablet 2x sehari.
● PF neurologi secara umum: kaku kuduk, reflek ● Triptan dapat diberikan: sumatriptan 50-100 mg
fisiologis dan patologis, pemeriksaan saraf (sediaan tablet 100 mg). Kebanyakan pasien
kranial umum III, IV, VI, VII, dan XII, berespon baik dengan dosis awal 50 mg. Berikan
pemeriksaan motorik ekstremitas atas. sumatriptan 50 mg tablet saat serangan, jika masih
● Tambahan: disesuaikan dengan keluhan pasien kurang efektif dapat diberikan 2 jam kemudian.
(misal pasien mengeluhkan baal: cek sensorik Maksimal dosis sumatriptan 300 mg/24 jam.
secara kasar). (TRIPTAGIC®, CETATREX®). Sumatriptan
● Kebanyakan pasien menunjukkan hasil dapat diberikan subkutan/SC 6 mg single dose,
pemeriksaan neurologis yang normal. dapat diulang 1x 1 jam kemudian jika nyeri belum
● Migraine memiliki banyak spektrum klinis, membaik.
seperti: R/ Sumatriptan 100 mg tab No. III
- Hemiparesis unilateral = hemiplegic migraine. S u.c
- Afasia, sinkop, gangguan keseimbangan,
vertigo = basilar migraine. ● Edukasikan untuk menghindari pencetus
- Kelumpuhan N. III, paralisis otot bola mata, migraine: kurang tidur, stress, kelelahan,
ptosis = ophthalmoplegic migraine. beberapa makanan, vasodilator, obat kontrasepsi
hormonal. Edukasikan pula untuk datang kontrol
PEMERIKSAAN PENUNJANG kembali setelah pasien membaik dan diberikan
● Pemeriksaan penunjang biasanya tidak obat profilaksis.
dibutuhkan. ● Jangan lupa rujuk jika pengobatan tidak
berhasil.
● CT/MRI jika dicurigai SOL dan lain2nya
R/ Aspirin tab 325 mg No. XXI
DIAGNOSIS BANDING S 3 dd tab I
● Tension-type headache. atau
R/ Naproksen tab 500 mg No. XX dan pemeriksaan fisik. PP tidak terlalu
S 1 dd tab I (selanjutnya 3 dd tab 1/2). dianjurkan.
atau ● Darah rutin, CT/MRI (jika perlu).
R/ Asam mefenamat tab 500 mg no. XXI
S 3 dd tab I DIAGNOSIS BANDING
R/ Domperidon tab 10 mg No. XXI ● Migraine.
S 3 dd tab I ● Tension-type headache.

3. CLUSTER HEADACHE PENATALAKSANAAN


ANAMNESIS ● Tatalaksana CH dibagi 2: tatalaksana abortif
● Pasien dengan cluster headache atau histamine dan preventif/profilaksis.
headache biasanya datang dengan keluhan nyeri ● NSAID dapat diberikan untuk meredakan nyeri
kepala. Tanyakan bagaimana nyeri kepala yang kepala saja, bukan sebagai terapi definitif. Pilih
dialami pasien. NSAID dengan kerja cepat seperti naproksen dan
● Biasanya nyeri sangat hebat dan unilateral/salah aspirin. Naproksen 500 mg tab, 1 tablet pada awal
satu sisi kepala saja, terutama daerah orbita, pemberian, selanjutnya 250 mg 3x sehari.
supraorbita dan temporal. Durasi serangan ● Terapi abortif:
biasanya mulai antara 15-180 menit jika tanpa - Oksigen 8L/menit selama 10 menit dengan
terapi. NRM (nonrebreathing mask).
● Yang khas adalah selama serangan nyeri kepala - Pemberian obat agonis reseptor 5HT1 =
didapati adanya gejala lain yang juga sifatnya golongan triptan (sumatriptan) dan golongan
unilateral ipsilateral (minimal ≥1 gejala): injeksi ergot (ergotamine tartrat, dihidroergotamine).
konjungtiva dan/atau lakrimasi (mata merah Sumatriptan 50 mg (sediaan tablet 100 mg) pada
dan berair), kongesti nasal dan/atau rinore awal serangan, dapat diulangi setiap 2 jam,
(hidung tersumbat atau meler), edema kelopak maksimal dosis 300 mg/24 jam.
mata (kelopak mata seperti bengkak), berkeringat Dihidroergotamine 2.5 mg tablet 2x sehari.
pada sebagian wajah dan dahi, miosis dan/atau ● Terapi profilaksis: calcium channel bloker
ptosis (kelopak mata seperti jatuh sulit dibuka). seperti verapamil, nimodipine, diltiazem.
● Serangan cluster headache bervariasi dari 1 kali ● Edukasi untuk hindari pencetus serangan,
setiap 2 hari (selang-seling gitu) hingga 8x hindari stress, hindari aktivitas fisik berlebihan.
serangan dalam 1 hari. Edukasikan juga pasien untuk tidak merokok
● Pasien dengan CH dapat dibagi menjadi 2: karena dapat menurunkan efektivitas obat.
- CH episodik: jika terdapat 2 fase kluster yang
dapat bervariasi dari 7 hari sampai 1 tahun, dan R/ Sumatriptan 100 mg tab No. III
terdapat periode bebas serangan lebih dari 1 S u.c
bulan. atau
- CH kronik: fase kluster terjadi lebih dari 1 kali R/ Dihidroergotamine 2.5 mg tab No. X
dalam setahun namun tidak ada remisi komplit di S 2 dd tab I
antara serangan ataupun remisi sempurna hanya R/ Asam mefenamat 500 mg tab No. X
kurang dari 1 bulan. S 2 dd tab I
——> biasanya pasien mengalami 1-2 kluster
setahun, dengan masing-masing kluster sekitar 2 4. Benign Paroxysmal Positional Vertigo
minggu - 3 bulan. (BPPV)
● Berkebalikan dengan pasien migraine, serangan ANAMNESIS
biasanya terutama pada malam hari, sehingga ● Keluhan pasien dengan BPPV biasanya muncul
pasien sulit tidur. Pasien cenderung memilih secara tiba-tiba. Pasien tiba-tiba mengalami
banyak melakukan aktivitas sebagai pengalih pusing berputar, seringkali sehabis bangun tidur,
nyeri. Tidak ada/jarang terjadi mual ataupun saat berpindah posisi pasien merasakan sekitarnya
muntah, dan tidak ada gejala prodromal sebelum seperti berputar.
serangan nyeri kepala. Hal ini perlu ditanyakan. ● Gejala pusing berputar sangat bervariasi, mulai
● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa. dari ringan sampai sangat berat, di mana hanya
sedikit pergerakan kepala saja dapat mencetuskan
PEMERIKSAAN FISIK mual dan muntah hebat.
● Pemeriksaan neurologis rutin. ● Biasanya pasien hanya bisa tidur salah satu
● PF yang dapat terjadi: ipsilateral injeksi posisi saja, jika berputar ke posisi tertentu pasien
konjungtiva, lakrimasi, rinore, kongesti nasal, akan merasa pusing berputar. Kadang-kadang
horner syndrome parsial—ptosis, miosis, pasien hanya membuka mata saja sudah pusing,
tanpa anhidrosis. atau melirik ke arah tertentu juga
● Pasien mungkin saja sudah sering mengalami
PEMERIKSAAN PENUNJANG gejala yang sama sebelumnya.
● Diagnosis dapat dilakukan dengan anamnesis ● Tanyakan apakah pasien memiliki
kemungkinan lain seperti kelemahan anggota
tubuh, wajah terasa baal atau pipi mencong, - Antihistamin: adalah obat yang paling banyak
sering sariawan pada salah satu sisi mulut, minum diberikan untuk menangani vertigo karena dapat
mudah tersedak, sering nyeri kepala sebelumnya berperan sebagai vestibulosupresan terutama anti
pada malam/subuh, atau pusing berputar awalnya motion-sickness. Preparat yang biasa diberikan
ringan namun lama-lama semakin berat dan adalah dimenhidrinat, difenhidramin, prometazin,
disertai gejala lain, dan lain2nya untuk meklizin, dan lain2. Dimenhidrinat dapat
menyingkirkan kemungkinan stroke infark pada diberikan 50-100 mg (sediaan tab 50 mg) 3-4x
batang otak, neuroma akustikus, dan lesi sentral sehari. Difenhidramin dapat diberikan 50 mg 3x
lainnya. sehari, dengan dosis maksimum 300 mg/24 jam.
● Tanyakan apakah pasien sering mengalami R/ Dimenhidrinat tab 50 mg No. XX
telinga berdenging yang cukup dominan dan S 3 dd tab I
penurunan fungsi pendengaran (DD R/ Difenhidramin tab 50 mg No. XX
dengan Ménière disease). S 3 dd tab I
● Jangan lupa tanyakan riwayat penggunaan obat
ototoksik. - Histaminergik: obat yang termasuk dalam
● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa. golongan ini adalah betahistine. Betahistin
sebenarnya agonis reseptor histamin H1 dan
PEMERIKSAAN FISIK antagonis reseptor histamin H3 di jaringan saraf.
● PF neurologis, dan sesuaikan dengan keluhan. Dosis betahistine adalah betahistine mesilate 6-12
- Rutin diperiksa: kaku kuduk, refleks fisiologis mg 3x sehari, atau betahistine HCl 8-16 mg 3x
dan/atau patologis, saraf kranial III, IV, VI, VII, sehari. KI pada feokromositoma, hati2 pada
dan XII, motorik ekstremitas atas. pasien dengan riwayat aktif asma, ulkus peptik,
- Pada vertigo lakukan: Dix-Hallpike, Romberg penyakit kardiovaskular.
dan/atau Romberg dipertajam, dan jika perlu (dan R/ Betahistine mesylate 6 mg tab No. XX
jika waktu masih sempat) lakukan tes telunjuk S 3 dd tab I
hidung, past pointing, heel-to-knee, dan rapid
alternating test. - Antagonis kalsium: obat yang termasuk
● Biasanya PF Dix-Hallpike (+). golongan ini adalah flunarizin dan cinarizin.
● Jika dicurigai pada anamnesis vertigo sentral: Mekanisme kerjanya tentu menghambat kanal
pasti ditemukan defisit neurologis. kalsium di sistem vestibuler, dan juga flunarizin
memiliki sedikit efek antagonis reseptor histamin
PEMERIKSAAN PENUNJANG H1. Flunarizin sangat lipofilik, T1/2nya cukup
● Biasanya tidak terlalu dianjurkan kecuali panjang, kadar maks dicapai dalam 2 bulan, kadar
dicurigai lesi sentral. obat dalam darah masih dapat terdeteksi smpai 2-
● Darah rutin. 4 bulan. ES biasanya sedasi dan peningkatan BB.
● Elektronistagmografi —> untuk Flunarizine tablet dapat diberikan 5-10 mg sehari
melihat nistagmus torsional (sulit untuk dilihat sblm tidur 1x sehari (sediaan tablet 5 mg, 10 mg).
secara langsung). R/ Flunarizine tab 5 mg No. XX
S 1 dd tab I.
DIAGNOSIS BANDING
● Ménière disease. ● Edukasikan untuk dilakukannya manuver2
● Stroke batang otak, acoustic neuroma. tertentu seperti Epley maneuver.
● Cervical vertigo, labyrinitis. ● Jika dicurigai lesi CerebelloPontine Angle
(CPA) dapat diedukasikan untuk rujuk bedah.
PENATALAKSANAAN
● Pada kasus yang cukup ringan sebenarnya dapat 5. TRIGEMINAL NEURALGIA
dilakukan observasi saja karena gejala dapat ANAMNESIS
hilang dengan sendirinya. ● Pasien biasanya datang dengan keluhan nyeri
● Obat-obatan hanya mengurangi gejala saja, seperti tertusuk-tusuk pada bagian wajahnya,
tidak menyelesaikan penyebab masalah BPPV paling sering adalah wajah bagian kanan (5x lebih
yang sebenarnya. banyak dibandingkan wajah sebelah kiri).
● Terapi medikamentosa yang dapat dipilih: Tanyakan sudah berapa lama. Biasanya pasien
- Antikolinergik: merupakan obat pertama yang sebelumnya sudah mengeluhkan gejala2 sering
dulu diberikan dalam menangani vertigo. nyeri pada gigi, terutama saat mengunyah atau
Berperan sebagai vestibulosupresan dengan saat minum air, sehingga bisa saja sudah ke dokter
bekerja pada reseptor muskarinik. Preparatnya gigi sebelumnya.
adalah skopolamin dan homatropin. ES nya ● Nyeri biasanya dicetuskan jika daerah wajah
kurang baik seperti gangguan memori, mulut disentuh atau saat mengunyah makanan,
kering, konstipasi, dan gejala penurunan menggosok gigi, terkena hembusan angin, saat
parasimpatis lainnya. mencuci muka, ataupun dapat muncul secara
spontan. ● Tanyakan keluhan lainnya yang mungkin saja
● Nyeri biasanya berada di daerah wajah pipi, ada pada pasien dengan bell’s palsy seperti nyeri
gusi, dagu, ataupun lidah, jarang sekali mengenai di daerah telinga atau belakang telinga, penurunan
dahi—5% kasus saja (V1/cabang oftalmika n. produksi air mata/mata jadi terasa kering,
trigeminus). gangguan pengecapan rasa.
● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa. ● Tanyakan yang berhubungan dengan DD
lainnya, seperti apakah ada gangguan
PEMERIKSAAN FISIK pendengaran, mati rasa pada daerah wajah, jika
● PF neurologis rutin saja. minum sering tersedak, apakah ada kelumpuhan
● Biasanya hanya nyeri pada daerah wajah jika di ekstremitas (lesi di daerah batang otak).
tersentuh, dan PF lain dalam batas normal. Tanyakan pula apakah terdapat infeksi telinga
juga yang sudah lama namun tidak berobat/tidak
PEMERIKSAAN PENUNJANG membaik (otitis maligna).
● Tidak ada pemeriksaan penunjang yang rutin ● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa.
dibutuhkan untuk membantu diagnosis TN.
● Darah rutin, LED (jika curiga temporal arteritis. PEMERIKSAAN FISIK
● CT scan dll jika perlu saja. ● PF neurologis umum.
● Biasanya didapatkan tanda kelumpuhan N. VII
DIANOSIS BANDING perifer.
● Migraine.
● Cluster headache. PEMERIKSAAN PENUNJANG
● Multiple sclerosis (late stage MS akan ● Bell’s palsy saja dapat didiagnosis tanpa
menunjukkan gejala trigeminal neuralgia juga). pemeriksaan penunjang lanjutan.
● Infeksi gigi/gigi berlubang. ● Darah rutin.
● GDS. Pasien DM memiliki risiko mengalami
PENATALAKSANAAN Bell’s palsy 29% lebih tinggi dibandingkan orang
● Tatalaksana medikamentosa DOC untuk TN normal.
adalah antiepileptik karbamazepin ● EMG. Dapat mulai dilakukan setelah 3-10 hari
(TEGRETOL®), dengan tingkat setelah onset kelumpuhan. Kebanyakan
keberhasilan terapi 75%. Berikan karbamazepin kelumpuhan saraf perifer baru muncul kelainan
(sediaan tab 100 mg, tab 200 mg) dosis hari pada EMG setelah 3 minggu. Terdapat perbedaan
pertama adalah 200 mg/24 jam, dibagi 2x, jadi amplitudo yang mengalami kelumpuhan dengan
berikan 100 mg 2x sehari pada hari pertama. Lalu sisi normal sebesar 50%, lebih dari 90%
naikkan dosis 200 mg per harinya, sampai dicapai menunjukkan prognosis yang lebih burul.
dosis harian 400-800 mg/24 jam (jangan melebihi ● CT & MRI —> jika dicurigai kemungkinan
1200 mg/24 jam). Range dosis terapeutik adalah lainnya seperti stroke batang otak atau tumor
400-800 mg/hari. Jadi selanjutnya berikan 200 mg CPA.
2x sehari. Jika terapi berhasil, maka obat tetap
dilanjutkan selama 1 bulan, lalu tapering-off. ES DIAGNOSIS BANDING
carbamazepine relatif ringan seperti sakit kepala, ● Stroke batang otak.
dizziness, sedasi, jarang sekali terjadi ● Tumor CPA.
agranulositosis.
R/ Carbamazepine 200 mg tab No. XX PENATALAKSANAAN
S 2 dd tab 1/2 (hari I), selanjutnya 2 dd tab I ● Hampir rata-rata pasien dengan Bell’s palsy
murni memiliki prognosis yang baik dan
● Beberapa obat antiepilepsi lain yang terbukti seringkali terjadi penyembuhan yang spontan.
juga efektif adalah asam valproat dan Tatalaksana diberikan untuk memperbaiki fungsi
clonazepam. N. VII lebih baik dan mengurangi kerusakan
● Edukasikan pasien untuk ke dokter gigi jika saraf.
pasien memiliki lubang gigi. ● American Association of Neurology (AAN)
menyatakan bahwa steroid sangat dianjurkan
6. BELL’S PALSY karena menghasilkan perbaikan klinis yang baik.
ANAMNESIS Dosis yang direkomendasikan adalah 1 mg/kgBB
● Pasien biasanya datang dengan keluhan separuh atau 60 mg/hari selama 6 hari, lalu dilanjutkan
wajah mengalami kelumpuhan. Biasanya daerah dengan tappering off, dengan total durasi 10 hari.
dahi juga lumpuh, dan kelopak mata tidak dapat ● Eye care dianjurkan untuk melindungi mata dari
ditutup (lesi N.VII perifer melibatkan juga risiko dry eye, abrasi kornea hingga ulkus kornea.
kelumpuhan bagian dahi dan otot mata, Dapat diberikan artificial tears pada pagi dan
sedangkan pada lesi sentral/stroke biasanya malam hari, dan dapat dianjurkan untuk diberikan
pasien tidak ada keluhan pada kelopak mata dan penutup mata setiap kali tidur.
dahi masih bisa dikerutkan).
R/ prednison tab 30 mg No. XX otonom). Jika pasien juga mengalami
S 1 dd tab II keterlibatan saraf otonom, maka dapat pula
R/ Artificial tears tb No. I dijumpai keluhan seperti terasa panas/dingin
S 2 dd gtt I setiap saat pada tangannya, atau pasien merasa
tangannya seperti mengalami pembengkakan.
7. EPILEPSI ● Pasien juga dapat mengalami kelemahan
ANAMNESIS motorik (biasa terjadi pada late-course), biasanya
● pasien datang dengan keluhan kejang. harus kemampuan jempol menurun, kekuatan motorik
bedain dulu kejangnya kaya gimana. jari-jarinya pun menurun/melemah.
● kejangnya ada general dan parsial. ● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa.
● general ada tonik klonik (grand mal) dan petit
mal (absans). PEMERIKSAAN FISIK
● tanyain ada demam ngga, karena bisa kejang ● PF neurologis rutin, pemeriksaan sensorik jari-
karena meningitis. jari tangan. Biasanya ditemukan kelainan
● tanya ada riwayat keluarga. modalitas sensorik pada jari 123 dan sebagian 4.
● epilepsi: udah 2x kejang tanpa diketahui faktor ● Pada pemeriksaan motorik jari-jari dapat
pencetus. ditemukan kelemahan otot jari-jari tangan (secara
kasar). Otot-otot yang dipersarafi oleh n.
PEMERIKSAAN FISIK medianus adalah LOAF muscles (Lumbricals 1st
● PF neurologis rutin. dan 2nd, Opponens pollicis, Abductor pollicis
brevis, dan Flexor pollicis brevis).
PEMERIKSAAN PENUNJANG ● Tes spesifik/khusus: Hoffmann-Tinel sign,
● darah rutin, EEG, CT scan jika perlu, LP jika Phalen sign, carpal compression test. Biasanya
perlu. menghasilkan hasil yang positif.

DIAGNOSIS BANDING PEMERIKSAAN PENUNJANG


● Kejang hipoglikemik/hipokalsemik. ● Darah rutin: tidak ada hasil yang spesifik.
● Psikogenik seizure. ● Electromyography/EMG dan nerve conduction
● Epilepsi parsial/umum (tergantung diagnosis study/NCS. Biasanya memberikan hasil spesifik
pasien apa). dan sesuai dengan CTS.

PENATALAKSANAAN DIAGNOSIS BANDING


● Epilepsi grand mal tonik klonik: asam valproat ● Pronator teres syndrome (proximal median
10 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis. nerve compression).
● Epilepsi parsial —> karbamazepin 200 mg 2x ● Neuropati diabetikum.
sehari PO. ● Artritis degeneratif.
● Sindrom raynaud.
8. CARPAL TUNNEL SYNDROME
ANAMNESIS PENATALAKSANAAN
● CTS/carpal tunnel syndrome merupakan ● Tatalaksana medikamentosa yang dapat
sindrom akibat kompresi n. medianus distal, dilakukan dokter umum pada CTS berupa
sehingga gejala biasanya sesuai dengan distribusi pemberian NSAID selama 1-2 minggu. NSAID
n. medianus. Pasien biasanya datang dengan yang dapat diberikan berupa naproksen,
keluhan baal/kebas/kesemutan pada jari-jarinya, diklofenak, ibuprofen, indometasin.
terutama pada jari 1-2-3-sebagian 4 (jangan lupa R/ Naproksen tab 500 mg No. XX
tanyakan tangan kiri atau kanan, atau keduanya). S 2 dd tab 1
● Gejala biasanya hilang timbul dan berhubungan R/ Na diklofenak tab 50 mg No. XX (®cataflam)
dengan aktivitas tertentu (oleh karena itu sangat S 3 dd tab 1
penting ditanyakan mengenai aktivitas tertentu R/ Ibuprofen tab 400 mg No. XX
yang mencetuskan gejala) seperti berkendara, S 3 dd tab 1
membaca koran, mencuci, dan lain-lain. (jangan lupa edukasi konsumsi NSAID yang
● Gejala yang cukup spefisik untuk CTS adanya benar, yaitu setelah makan jangan saat perut
gejala pada malam hari berupa nyeri pada jari- kosong).
jari yang membangunkan pasien dari tidur, dan ● Dapat pula diberikan injeksi steroid yang
biasanya mereda ketika pasien mengkibas2kan memberikan efektifitas jangka panjang yang
tangannya. cukup baik dan memberikan outcome yang baik
● Biasanya nyeri dapat dilokalisir dengan baik, jika terapi konservatif gagal.
meskipun kadang-kadang beberapa pasien tidak ● Pasien yang tidak merespon dengan tatalaksana
dapat menjelaskan dengan pasti dan mengatakan konservatif dan CTS derajat berat (diketahui
nyeri/baal pada seluruh telapak tangan dan jari- melalui EMG atau NCS) dapat dilakukan
jari tangannya (kemungkinan keterlibatan saraf tindakan pembedahan.
● Edukasi: turunkan berat badan jika obesitas, ● Perdarahan subaraknoid.
hindari aktivitas yang menggunakan pergelangan
tangan dan kekuatan tangan berlebihan. PENATALAKSANAAN
● Tujuan utama tatalaksana stroke akut adalah
9. STROKE ISKEMIK menjaga jaringan otak dalam kondisi iskemik
ANAMNESIS penumbra tetap hidup, supaya tidak menambah
● Pasien biasanya datang dengan keluhan defisit jaringan yang infark.
neurologis yang tiba-tiba. Paling sering pasien ● Strategi rekanalisasi/revaskularisasi: pemberian
biasanya datang dengan keluhan kelumpuhan IV rTPA (jangan diberikan saat OSCE karena
salah satu sisi tubuh. Tanyakan sudah berapa hanya boleh diberikan dengan kondisi khusus).
lama. ● Antiplatelet: aspirin 325 mg PO dalam 1-2 hari
● Tanyakan pula keluhan2 defisit neurologis onset stroke lalu dilanjutkan dengan dosis 75 mg
lainnya seperti (tergantung sirkulasi anterior atau PO 1x sehari, dan clopidogrel tablet 75 mg 1x
posterior): sehari PO.
- Defisit sensorik (terasa baal pada tubuh yang ● Antihipertensi: labetalol 100 mg 2x sehari PO.
mengalami kelumpuhan). ● Langsung rujuk untuk dirawat dan edukasi
- Gangguan penglihatan, defek lapang pandang, mengenai penyakit, hindari faktor risiko, dan
diplopia. rehabilitasi.
- Gangguan suara (disatria).
- Wajah lumpuh separuh, tapi tetap dapat 10. MENINGTIS
mengangkat alis dan mengerutkan dahi. ANAMNESIS
- Ataksia, vertigo, nistagmus —> gangguan ● Pasien biasanya datang dengan trias meningitis
keseimbangan. yaitu sakit kepala, demam, dan kekakuan pada
- Afasia —> kesulitan bicara (broca), bicara leher (kaku kuduk, biasa dipastikan pada saat
lancar namun kacau karena tidak dapat mengerti pemeriksaan fisik). Gejala ini dapat muncul
pembicaraan (wernicke). dalam waktu beberapa jam hingga 1-2 hari
● Tanyakan apakah terdapat penyakit yang dapat sebelumnya.
menjadi faktor risiko terjadinya stroke seperti ● Gejala-gejala lain yang dapat muncul dan perlu
hipertensi, diabetes mellitus, hiperkolesterolemia, ditanyakan berupa: mual muntah, fotofobia (silau
dislipidemia, riwayat serangan jantung saat melihat cahaya), keluhan seperti pasien
sebelumnya (sindrom koroner), fibrilasi atrium, tampak lemas dan mengantuk, iritabel, hingga
dan lain-lain. terjadinya penurunan kesadaran.
● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa. ● Jika terjadi kejang atau penurunan kesadaran
disertai dengan tanda-tanda meningitis —>
PEMERIKSAAN FISIK meningoensefalitis. Sebenarnya meningitis dan
● KU, kesadaran, TTV, PF neurologis lengkap meningoensefalitis adalah term yang kurang lebih
(pupil, rangsang meningeal, refleks fisiologis, sama, karena pada akhirnya meningitis akan
relfleks patologis, saraf kranial 3,4,6,7,12, menyebabkan gejala penurunan kesadaran.
motorik ekstremitas atas bawah, sensorik ● Meningitis akut biasanya berupa meningitis
ekstremitas atas bawah, keseimbangan dan bakterial, sehingga perlu ditanyakan
koordinasi). kemungkinan infeksi2 lain seperti sinusitis atau
● Jika dicurigai stroks sirkulasi posterior/batang otitis media dan lain2nya. Kecuali jika pasien
otak: lakukan pemeriksaan saraf kranial lengkap, sebelumnya sudah mengkonsumsi antibiotik
dix-hallpike, keseimbangan dan koordinasi. (maka perlu ditanyakan riwayat penggunaan
● Tujuan pemeriksaan fisik pada pasien dengan obat).
stroke adalah: ● Meningitis subakut dapat disebabkan karena
- Deteksi penyebab penyebab stroke bakteri ataupun virus, dengan gejala muncul
ekstrakranial. dalam 1-7 hari. Meningitis kronik dapat
- Lokalisasi nyeri. disebabkan karena virus ataupun tuberkulosis
- Melihat adanya komorbiditas. (tanyakan riwayat batuk-batuk lebih dari 3
minggu), dan memberikan gejala lebih dari 1
PEMERIKSAAN PENUNJANG minggu.
● CBC. ● Perlu ditanyakan komorbiditas penyakit lain
● CT scan dan MRI jika perlu. seperti diabetes melitus, HIV/AIDS, gangguan
● Profil lipid —> jika dicurigai dislipidemia hepar atau ginjal sebelumnya.
● Gula darah sewaktu, GDP, GD2PP —> jika ● Perlu ditanyakan mengenai pajanan-pajanan
dicurigai DM. tertentu yang dapat memberikan clue tertentu
● EKG —> jika dicurigai kelainan jantung. untuk membantu diagnosis, seperti:
- Riwayat kontak seksual tidak aman sebelumnya
DIAGNOSIS BANDING (kemungkinan meningitis HSV, tanyakan juga
● Stroke hemoragik intraserebral. keluhan terkait herpes simpleks).
- Riwayat gigitan binatang sebelumnya. pengobatan 9-12 bulan)
- Riwayat kontak dengan binatang ternak - Isoniazid 300 mg/day
sebelumnya seperti sapi atau babi (kemungkinan - Rifampin 600 mg/day
Brucellosis). - Pyrazinamide 15-30 mg/kg/day
● Tanyakan riwayat pengobatan sebelumnya, - Ethambutol 15-25 mg/kg/day
adakah riwayat minum alkohol (alkohol dan - Streptomycin 7.5 mg/kg setiap 12 jam.
sirosis dapat meningkatkan risiko meningitis). - Dapat diberikan steroid pada meningitis TB
● Jangan lupa untuk menanyakan riwayat grade 2-3: deksametason 60-80 mg/hari.
bepergian ke daerah predisposisi meningitis,
dapat ditanyakan seperti apa sedang sehabis naik 11. PARKINSON DISEASE
haji namun tidak divaksin. ANAMNESIS
● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa ● Pasien biasanya datang dengan gejala
parkinsonisme yaitu TRAP (Tremor, Rigiditas,
PEMERIKSAAN FISIK Akinesia/bradikinesia, dan Postural instability).
● PF neurologis rutin. Biasanya didapatkan Gejala berupa tremor (pill rolling tremor) yang
pemeriksaan tanda rangsang meningeal (+). muncul saat istirahat, hilang saat bergerak atau
● Jika pasien sebelumnya mengeluhkan ada tidur. Pasien juga mengalami kaku pada otot-
infeksi telinga atau sinusitis maka dapat dilakukan ototnya saat digerakkan, gerakan pasien juga
pemeriksaan singkat saja pada telinga dan hidung. melambat atau lambat memulai suatu gerakan,
● Dapat pula muncul tanda-tanda lesi neurologis dan pasien cenderung mudah jatuh.
fokal pada saraf2 kranial (biasanya N. III, IV, VI, ● Pasien juga biasanya menujukkan wajah yang
VII, paling sering VI) yang disebabkan karena tidak berekspresi (masked facies), jarang
peningkatan tekanan intrakranial sebagai akibat berkedip, postur tubuh membungkuk, kalau
dari edema atau eksudat. berjalan biasanya langkahnya kecil-kecil dan
perlahan menjadi cepat, suara menjadi lebih pelan
PEMERIKSAAN PENUNJANG (hipofonia) dan tulisan tangan menjadi kecil-kecil
● Darah rutin. (mikrografia).
● GDS. Untuk membandingkan kadar gula darah ● Biasanya gejala tremor muncul lebih dulu dari
dengan LCS. pada gejala lain2nya. Jika gejala instabilitas
● Serum elektrolit. Untuk menilai apakah terjadi postural lebih berat dari awal maka harus
dehidrasi dan kemungkinan terjadinya salah dipikirkan kemungkinan diagnosis banding
satu komplikasi meningitis yaitu SIADH lainnya.
(syndrome of inappropriate secretion of ● Perlu diingat bahwa parkinson disease (PD)
antidiuretic hormone). merupakan parkinsonisme yang idiopatik atau
● Lumbal pungsi (LP). primer, tanpa penyebab lainnya. Berbeda dengan
● CT scan. Dapat dilakukan sebelum LP untuk parkinson plus yang memiliki gejala
menilai risiko terjadinya herniasi e.c LP. parkinsonisme sebagai salah satu dari gejalanya.
● Kultur darah ● Tanyakan riwayat penggunaan obat-obat yang
dapat menyebabkan gejala parkinsonisme seperti
DIAGNOSIS BANDING antipsikotik dan metoklopramide, dan
● Meningitis/meningoensefalitis tipe lainnya penggunaan pestisida MPTP.
(misal WD meningitis bakterial, DD ● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa.
bakterial/TB)
● Ensefalitis. PEMERIKSAAN FISIK
● Stroke iskemik. ● PF neurologis rutin.
● Abses otak. ● Cek rigiditas, cogwheel phenomenon, pull test
—> biasanya positif.
PENATALAKSANAAN
● Tatalaksana tentu harus disertai rujukan ke Pada gambar di atas pada orang normal saat
dokter spesialis saraf. Tatalaksana disesuaikan ditarik ke belakang maka secara otomatis kaki
dengan kemungkinan penyebab terjadinya salah satu akan menumpu ke belakang, Namun
meningitis pada pasien. pada parkinson kaki akan tetap diam saja tidak
● Menigitis bakterial: bergerak.
- Cefotaxime – 2 g IV setiap 4 jam.
- Ceftriaxone – 2 g IV setiap 12 jam. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Vancomycin – 750-1000 mg IV setiap 12 jam ● Tidak ada pemeriksaan penunjang khas untuk
atau 10-15 mg/kgBB IV setiap 12 jam. parkinson.
● Meningitis viral: tergantung penyebab, ● Darah rutin.
biasanya simptomatik. Pada meningitis e.c CMV ● CT/MRI jika kecurigaan diagnosis lain.
dapat diberikan ganciclovir atau foscarnet.
● Meningitis tuberkulosis: (rekomendasi lama DIAGNOSIS BANDING
● Parkinsonisme atipikal/parkinson plus: untuk hasil optimal.
- Multiple system atrophy/MSA: terdapat gejala R/ Ropinirole 0.25 mg tab No. XX
otonom seperti inkontinensia, hipotensi S 3 dd tab 1
ortostatik.
- Corticobasal degeneration: terdapat tanda lesi - Pramipexole 0.125 mg 3x sehari, 1 minggu
pada korteks seperti apraksia. kemudian dosis dinaikkan 2x lipat (0.25 mg), dan
- Progressive supranuclear palsy: postural dinaikkan lagi pada minggu berikutnya (0.5 mg),
instabilitas lebih berat pada awal penyakit dari dan minggu berikutnya dinaikkan sebesar 0.75
pada gejala tremor. mg (1.25 mg) tergantung dari respon dan toleransi
● Parkinsonisme iatrogenik (karena penggunaan pasien. Kebanyakan pasien membutuhkan dosis
obat antipsikotik/neuroleptik atau 0.5-1.5 mg 3x sehari.
metoklopramide). R/ Pramipexole 0.125 mg tab No. XX
S 3 dd tab 1
PENATALAKSANAAN
● Tatalaksana pada pasien usia tua >60 tahun 12. TARSAL TUNNEL SYNDROME
adalah levodopa. Levodopa perlu dikombinasikan ANAMNESIS
dengan carbidopa (dekarboksilase inhibitor agar ● TTS/tarsal tunnel syndrome merupakan
levodopa tidak langsung aktif di plasma sehingga kompresi n. tibialis posterior yang melalui fleksor
mengurangi efek samping seperti hipotensi retinakulum dan biasanya keluhan pada daerah
ortostatik, mual da muntah, namun untuk mata kaki/ankle (maleolus medialis). Gejala pada
menghilangkan efek samping on-off phenomenon TTS bervariasi, biasanya berupa gangguan
perlu ditambahkan entacapone (COMT inhibitor) sensorik seperti nyeri tajam hingga terasa baal,
agar levodopa-carbidopa tidak dimetabolisme kelemahan motorik, otot-otot yang tampak atrofi,
lebih cepat (karena hasil metabolismenya juga hingga gangguan gait. Namun biasanya pasien
mengganggu farmakokinetik levodopa itu lebih sering cenderung datang dengan nyeri pada
sendiri). daerah mata kaki.
- Levodopa 100 mg tablet 3x sehari sebelum ● Perlu ditanyakan apakah sebelumnya terdapat
makan. riwayat yang dapat berhubungan dengan
- Levodopa/carbidopa (®sinemet) 100 mg/25 terjadinya TTS seperti riwayat trauma, patah
mg (4:1) 3x sehari sebelum makan. tulang, keseleo berat (severe ankle sprains),
- Levodopa/carbidopa/entacapone (®stalevo) stretch injury, dan lain-lain. Penyebab TTS sangat
100 mg/25 mg/ 200 mg 3x sehari sebelum makan. multifaktorial. TTS juga dapat berhubungan
Kombinasi ini biasanya tidak dipakai pada awal dengan aktivitas sehari-hari, oleh karena itu perlu
tatalaksana parkinson disease. ditanyakan aktivitas yang mencetuskan nyeri.
R/ Levodopa 100 mg tab No. XX ● Tanyakan penyakit2 yang dapat menyebabkan
S 3 dd tab 1 ac neuropati seperti DM, hipotiroid, atau
R/ Carbidopa 25 mg tab No. XX penggunaan obat-obat yang dapat menyebabkan
S 3 dd tab 1 ac neuropati seperti kolkisin, metronidazole, litium,
R/ Entacapone 200 mg tab No. XX fenitoin, dan lain-lainnya.
S 3 dd tab 1 ac ● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa.

● Antikolinergik dapat diberikan untuk mengatasi


tremor dan hipersalivasi (drooling). Jangan
berikan pada pasien usia tua. Efek samping
berupa mulut kering, mual muntah, konstipasi,
retensi urin, gangguan memori hingga aritmia
jantung dan lain-lain.
- Triheksifenidil 1 mg tablet 3x sehari.
R/ Triheksifenidil 1 mg tab No. X
S 3 dd tab 1

● Pada pasien usia kurang dari 60 tahun lebih


cocok diberikan agonis dopamin. Tujuannya
untuk memperlambat terjadinya efek samping PEMERIKSAAN FISIK
komplikasi levodopa. Terdapat dua ● PF neurologis rutin.
macam sediaan: ropinirole dan pramipexole. ● Tinel sign (dilakukan pada maleolus medialis):
- Ropinirole 0.25 mg 3x sehari, 1 minggu biasanya didapatkan nyeri dan parestesi sesuai
kemudian dinaikkan 0.75 mg (1 mg) hingga dengan persarafannya.
minggu keempat pemberian, selanjutnya ● Pemeriksaan sensorik dan motorik.
diberikan 1.5 mg (2.5 mg), begitu seterusnya. ● Nyeri biasanya dapat dicetuskan pada posisi
Kebanyakan pasien membutuhkan dosis 2-8 mg kaki eversi dan dorsofleksi.
● Tetanus memiliki manifestasi luas:
PEMERIKSAAN PENUNJANG - Tetanus lokal: biasanya terjadi pada kasus
● Darah rutin. Biasanya tidak ada hasil spesifik. ringan. Area lokasi yang terkena tetanus sempit
● EMG/elektromiografi dan NCS/nerve dan terbatas, begitu pula dengan spasme otot yang
conduction studies. EMG dapat menunjukkan terjadi —> rigiditas otot di sekitar luka,
adanya pemanjangan latensi n. tibialis posterior kelemahan otot karena lesi LMN, dapat sembuh
menuju otot yang dipersarafinya yaitu m. dengan sendirinya (self-limited), dan sering
abductor hallucis atau m. abductor digiti quinti. progresif menjadi tetanus geleralisata.
● Pemeriksaan GDS, GDP —> jika dicurigai - Tetanus generalisata: otot yang pertama kali
neuropati diabetikum. Neuropati diabetikum mengalami spasme adalah otot wajah dan rahang.
biasanya memberikan gejala yang simetris. Hal ini diasumsikan terjadi karena jarak ini yang
● Röntgen ankle. paling pendek yang perlu ditempuh oleh toksin
tetanus. Selanjutnya terjadi spasme otot
DIAGNOSIS BANDING menyeluruh yang nyeri, rigiditas otot abdomen,
● Neuropati diabetikum. tangan fleksi dan kaki ekstensi.
● Drop foot/peroneal palsy. - Tetanus sefalik: terjadi jika terdapat luka pada
daerah kepala atau otitis kronis dengan infeksi
lokal pada telinga atau mastoid (kontak dengan
● Plantar fascilitis. udara luar) yang mengandung C. tetani.
● Ankle sprain. Seringkali saraf kranial ikut terlibat —> spasme
otot faring atau laring —> kemungkinan dapat
PENATALAKSANAAN terjadi aspirasi ataupun obstruksi jalan nafas —
● Tatalaksana utama adalah edukasi untuk > prognosis cukup buruk.
mengistirahatkan otot dan pergelangan kaki, - Tetanus neonatorum.
kompres dingin dengan es, dan ● Biasanya gejala kejang sangat sensitif yang
imobilisasi/pembatasan aktivitas sementara dapat dicetuskan dengan hal-hal kecil seperti
hingga gejala membaik. cahaya dan suara bising, sehingga pasien biasanya
● Dapat diberikan antinyeri umum seperti tidak dapat berada di ruang yang bising dan
NSAID. terang.
R/ Naproksen tab 500 mg No. XX
PEMERIKSAAN FISIK
S 2 dd tab 1 ● PF neurologis rutin.
R/ Na diklofenak tab 50 mg No. XX (®cataflam)
S 3 dd tab 1 PEMERIKSAAN PENUNJANG
R/ Ibuprofen tab 400 mg No. XX ● Darah rutin.
S 3 dd tab 1 ● Toksikologi (jika dicurigai adanya keracunan
(jangan lupa edukasi konsumsi NSAID yang zat tertentu seperti striknin dan fenotiazin).
benar, yaitu setelah makan jangan saat perut
kosong). DIAGNOSIS BANDING
● Jika tatalaksana konservatif tidak memberikan ● Keracunan striknin, fenotiazin.
perbaikan dapat dilakukan injeksi steroid hingga ● Distonia akut.
tindakan pembedahan. ● Abses gigi.
● Rabies.
13. TETANUS
ANAMNESIS PENATALAKSANAAN
● Pasien biasanya datang dengan keluhan kaku ● Antitoksin harus diberikan sesegera mungkin
pada rahang (jaw stiffness) dan diikuti dengan untuk deaktivasi toksin tetanus yang beredar
kaku pada otot ekstremitas (trismus). Jangan lupa dalam sirkulasi dan mencegah uptake ke sistem
pasien biasanya terdapat riwayat luka terbuka saraf. Preparat yang tersedia: human tetanus
sebelumnya. immunoglobulin (H-TIG) dan equine
● Ingat gejala tetanus dapat muncul dari rentang antitoxin/ATS. Dosis terapi standar TIG adalah
1 hari hingga 1 bulan setelah terjadinya luka. 3000-6000 IU IM single dose (sediaan H-TIG 1
Biasanya gejala awal berupa demam, lemas, suntik 250 IU 1cc ®TETAGAM).
kemudian baru muncul gejala klasik tetanus R/ Tetagam 250 IU 1 cc amp No. XII
seperti trismus, risus sardonikus (otot wajah S i m m.
hipertonus seperti menyengir), opistotonus (tubuh
melekuk dengan dengan leher hiperekstensi), dan ● Berikan tetanus toxoid (TT) 0.5 ml IM pada
spasme otot. Hal ini semua perlu ditanyakan. lokasi yang berbeda. Berikan hingga total 3 dosis
● Tanyakan keluhan2 lain yang dapat dengan interval jarak pemberian 2 minggu.
muncul seperti sulit menelan (disfagia), kesulitan Sediaan TT adalah 1 vial 5 cc untuk 10 dosis (1
bernafas. dosis 0.5 cc)
R/ Tetanus toxoid fl No. I delirium, stupor, dan koma hingga meninggal.
S i m m. ● Salah satu gejala patognomonik adalah
hidrofobia dan aerofobia. Saat pasien ingin
● Antibiotik: metronidazole 400 mg per-rektal minum ataupun merasakan adanya udara
atau 500 mg IV setiap 6 jam selama 7 hari. mengenai wajahnya maka pasien dapat
Alternatifnya berupa penisilin 100.000-200.000 mengalami spasme laring berat ataupun spasme
IU/kg per hari. Dapat juga diberikan otot diafragma, terlihat seperti
benzilpenisilin 1.2 g tiap 4 jam IV. mengalami asfiksia.
R/ Metronidazole tab 500 mg No. XXI ● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa.
S 3 dd tab 1.
PEMERIKSAAN FISIK
● Pada kondisi ringan dapat diberikan golongan ● KU kesadaran TTV.
benzodiazepin seperti diazepam 5-20 mg tiap 8 ● PF neurologik: kaku kuduk, refleks fisiologis,
jam PO, atau untuk kontrol spasme 0.05-0.2 refleks patologis, saraf kranial rutin (3, 4, 6, 7,
mg/kg per jam IV. Atau dapat pula diberikan 12), motorik ekstremitas atas bawah, sensorik
fenobarbital 1.0 mg/kgBB per jam IM. ekstremitas atas bawah.
R/ Diazepam tab 5 mg No. X ● Pada rabies biasanya didapatkan instabilitas
S 3 dd tab 1. otonom (terutama pada fase furious): demam,
takikardi, hipertensi, hipersalivasi, anisokoria
14. RABIES dengan dilatasi pupil fixed (“blown pupil”, dapat
ANAMNESIS dikira sebagai mati batang otak), kelumpuhan otot
● Rabies merupakan penyakit virus yang wajah, midriasis, lakrimasi, salivasi berlebihan,
mengenai sistem saraf pusat. Virus rabies berkeringat, hipotensi postural.
termasuk dalam genus Lyssavirus, single- ● Dapat terjadi paralisis, kaku kuduk, dapat
stranded RNA. tampak paralisis simetris seperti pada GBS namun
● Pasien biasanya memiliki riwayat terkena sensorik masih baik.
gigitan binatang liar. Binatang yang dicurigai ● Gagal nafas biasanya terjadi dalam 1 minggu
dapat menularkan rabies jika binatang tersebut terjadinya gejala neurologik. Dengan tatalaksana
memiliki sikap yang aneh dan tidak biasanya. suportif yang intensif, pasien dapat bertahan
● Masa inkubasi rata-rata 20-90 hari, pernah selama 3-4 bulan, meskipun ujungnya biasanya
mencapai 7-19 tahun. Namun 90% di bawah 1 mengarah pada kematian.
tahun. Inkubasi < 50 hari biasanya jika gigitan
dekat dengan kepala. PEMERIKSAAN PENUNJANG
● Gejala prodromal (berlangsung selama 2-10 ● Jika pasien datang dengan luka baru dan belum
hari): muncul gejala tidak spesifik seperti: ada gejala: tidak ada pemeriksaan spesifik.
- Parestesia/baal, nyeri, gatal yang cukup intens ● Jika pasien datang sudah dengan gejala
pada daerah yang terkena gigitan, terjadi ensefalitis:
pada 50% kasus. - Biopsi kulit dari tengkuk leher. Antigen rabies
- Gejala lain: malaise, anoreksia, sakit kepala, dapat dideteksi pada saraf kutaneus dengan direct
demam, menggigil, faringitis, mual muntah, fluorescent antibody.
diare, ansietas, agitasi, insomnia, depresi. - Corneal touch impression. Jarang dilakukan.
● Setelah gejala prodromal, terjadi gejala Melakukan scraping kornea dan diwarnai dengan
neurologik akut: direct fluorescent antibody.
- Faskulasi otot, priapismus, kejang fokal dan - Kultur virus dan PCR. Dapat diambil dari saliva,
generalisata. LCS, jaringan otak.
- Pasien dapat meninggal secara tiba-tiba. - Analisa gas darah.
- Dapat terjadi paralisis ekstremitas yang - Darah rutin.
mengalami gigitan, dan dapat berkembang - Urinalisis. Dapat terjadi albuminuria dan piuria
menjadi difus. steril.
- Agitasi, hiperaktivitas, tidak tenang, meronta- ● Rontgent thorax. Dapat ditemukan infitrat jika
ronta, menggigit, halusinasi. terjadi aspirasi, gagal jantung kongestif, dan lain-
- Periode ganas tersebut disebut sebagai furious lain.
episode. ● CT scan.
- Setelah beberapa jam dan hari, pasien menjadi ● EEG.
tenang dan kooperatif (periode lucid), dan
selanjutnya serangan bersifat episodik. Episode DIAGNOSIS BANDING
furious setelah itu biasanya kurang dari 5 menit, ● Ensefalitis.
dan dapat dicetuskan ataupun spontan. ● Guillain-Barre Syndrome.
- 20% pasien tidak mengalami episode furious, ● Tetanus.
hanya bergejala nyeri kepala hebat dan demam.
- Periode tenang/lucid dapat berkembang menjadi PENATALAKSANAAN
- PVRV: purified vero cell rabies vaccine.
● Terdapat 3 unsur yang penting dalam PEP (Post - PCEC: purified chick embryo cell vaccine.
Exposure Praphylaxis), yaitu: (1) perawatan luka, - SMBV: suckling mouse brain vaccine.
(2) serum antirabies (SAR), dan (3) vaksin - DEV: duck embryo vaccine (sudah tidak
antirabies (VAR). digunakan).
● Bersihkan luka dari saliva yang mengandung
virus rabies —> sikat dengan sabun dan air ● Vaksin PVRV (Purified Vero Rabies Vaccine)
(sebaiknya air mengalir) selama 10-15 menit, terdiri dari vaksin kering dalam vial dan pelarut
dikeringkan, beri antiseptik (alkohol 70%, sebanyak 0,5 ml dalam syringe.
povidon-iodine). Luka sebisa mungkin tidak - Dosis dan cara pemberian VAR sesudah digigit:
dijahit. JIka memang diperlukan penjahitan, IM di daerah deltoideus/lengan atas kanan dan
dilakukan jahitan situasional dan beri SAR secara kiri, 0,5 ml (anak dan dewasa) 4x pemberian yaitu
infiltrasi di sekitar luka sebanyak mungkin dan hari ke 0 (dua kali pemberian sekaligus), hari ke 7
sisanya secara IM. satu kali pemberian dan hari ke 21 satu kali
● Pertimbangkan pemberian serum dan vaksin pemberian.
anti tetanus juga, serta antibiotik untuk mencegah - Dosis dan cara pemberian VAR + SAR sesudah
infeksi dan analgetik. digigit; cara pemberiannya sama di atas. Dosis
untuk anak dan dewasa sama, ditambah ulangan
● Rekomendasi WHO mencegah rabies 0,5 ml pada hari ke 90.
tergantung terhadap adanya kontak:
1. Kategori 1: menyentuh, memberi makan hewan ● Serum antirabies (HRIG): dosis dan Cara
atau jilatan hewan pada kulit yang intak karena Pemberian Serum Anti Rabies (SAR).
tidak terpapar tidak perlu profilaksis, apabila 1. Serum heterolog (equine antitoksin/kuda),
anamnesis dapat dipercaya. kemasan vial 20 ml (1 ml = 100 IU). Cara
2. Kategori 2: termasuk luka yang tidak berbahaya pemberian: suntik infiltrasi disekitar luka
adalah jilatan pada kulit luka, garukan, atau lecet sebanyak mungkin, sisanya disuntikkan IM.
(erosi ekskoriasi), luka kecil disekitar tangan, Dosis 40 IU/KgBB diberikan bersamaan dengan
badan, dan kaki. Untuk luka resiko rendah diberi pemberian VAR hari ke 0 (skin test dulu).
VAR saja. 2. Serum homolog, mempunyai kemasan bentuk
3. Kategori 3: jilatan/luka pada mukosa, luka vial 2 ml (1 ml = 150 IU). Cara pemberian:
diatas daerah bahu (muka,kepala,leher),luka pada disuntikkan secara infiltrasi disekitar luka
jari tangan/ kaki, genitalia, luka yang lebar/dalam sebanyak mungkin, sisanya disuntikkan
dan luka yang banyak (multiple)/ atau ada kontak intramuskular. Dosis 20 IU/kgBB diberikan
dengan kelelawar, maka gunakan VAR dan SAR. bersamaan dengan pemberian VAR hari ke 0
(skin test dulu).
● Vaksin rabies dianjurkan diberikan pada semua
orang dengan riwayat kontak dengan hewan ● Pada rabies simptomatik, biasanya pasien akan
pengidap rabies. Jenis vaksin rabies: fatal sehingga pemberian obat biasanya hanya
- HDCV: human diploid cell vaccine. bersifat simptomatik saja.

DAFTAR ISI dsb, ada batuk ga di malam hari makin parah di


1. Gagal jantung kongestif dan cor pulmonale. malem, sputumnya purulen dsb).
2. Angina pektoris stabil, UAP, NSTEMI, ● Kalo misalnya udah bukan dari paru, kita
STEMI. langsung balik dari jantung. pas dateng seseknya
3. Hipertensi esensial. parah atau ngga, kalo parah berarti dia gagal
4. VES (ventrikular ekstrasistol)/PVC (premature jantung akut. kalo dia perlahan2 berarti gagal
ventricular contraction). jantung kronik. kalo akut yang ditakutin adalah
edem paru.
1. GAGAL JANTUNG KONGESTIF dan ● Misalnya dia gagal jantung akut kiri karena
COR PULMONALE mitral stenosis, bisa terjadi edem pulmonal.
ANAMNESIS ● Gagal jantung kronik dia seseknya pelan-pelan
● Tanya sesaknya, yang memperberat apa, yang makin lama makin parah.
memperingan apa. pertama curiga paru dulu, kaya ● COR PULMONALE: awalnya ada gangguan
asma eksaserbasi akut, atau PPOK eksaserbasi di paru, jadi gejalanya kongesti jantung kanan.
akut. cari kecurigaan asma (kaya alergi dll), ● Tanya apakah dia cepet capek atau ngga,
PPOK (merokok, pake masker ga kalo naik motor karena gagal jantung pasti dia ada keterbatasan
aktivitas yang dulunya bisa banyak aktivitas trus ● Lisinopril 10 mg PO 1x sehari. kalo batuk kasih
sekarang dia susah (misalnya susah naik tangga, ARB = losartan 25 mg 1x sehari.
dll). R/ lisinopril tab 10 mg tab No. X
● FRAMINGHAM CRITERIA (gagal S 1 dd tab 1
jantung kronik): beberapa aja ditanyain. atau
contoh paroxysmal nocturnal dyspnoe —> dia R/ losartan 25 mg tab No. X
tidur trus malem2 kebangun lagi harus duduk S 1 dd tab 1
sebentar baru tidur lagi, biasanya onsetnya 3 jam.
trus ortopnoe —> tidur perlu ditinggiin Edukasi
bantalnya ga bisa datar kaya biasa. atrus ada ● rujuk ke dokter spesialis.
juga S3 GALLOP (auskultasi). edema juga ● jangan terlalu capek, jangan merokok, jangan
ditanya, batuk2 di malam hari, tanya juga minum alkohol.
ada penurunan berat badan ga (4.5 kg dalam 5
hari). 2. ANGINA PEKTORIS STABIL, UAP,
● jangan lupa tanyakan apakah sudah minum NSTEMI, STEMI
obat, jika sudah apa obatnya, sudah berobat ke ANAMNESIS
dokter atau belum, dan tanyakan hasil ● Pasien biasanya datang dengan keluhan nyeri
pengobatannya apakah membaik atau tidak. dada. tanyakan nyeri dadanya sejak kapan, nyeri
dadanya seperti apa rasanya (biasanya kalo iskemi
PEMERIKSAAN FISIK dia merasa seperti tertindih beban berat, tertekan
● KU, kesadaran: biasanya tampak sakit berat, beban berat gitu), lalu tanyakan apakah nyerinya
kesadaran kompos mentis. menjalar ke lengan kiri, leher kiri, mandibula kiri,
● TTV: bisa hipertensi, bisa hipotensi. kalo punggung kiri, pundak kiri, dst. Tanyakan apakah
hipertensi, biasanya itu penyebab gagal saat ini pasien sudah membaik atau sebelumnya
jantungnya. memang sudah membaik dengan istirahat (angina
● inspeksi: normal, tidak ada yang spesifik. pektoris stabil).
● palpasi: ● Tanyakan riwayat kolesterol, darah tinggi,
- di iktus kordis ada thrill. iktus kordis tampak diabetes, tanyakan terkontrol apa ngga.
lebih jelas, iktus kordis lebih ke kiri. ● Sisanya tanyakan seperti biasa, RPD, RPK, dsb.
- periksa paru juga. ● Jangan lupa tanyakan apakah sudah minum
● perkusi: obat, jika sudah apa obatnya, sudah berobat ke
- batas jantung semua. dokter atau belum, dan tanyakan hasil
- batas paru hati (gagal jantung bisa terdapat pengobatannya apakah membaik atau tidak.
hepatomegali).
● auskultasi: gagal jantung —> S4 gallop PEMERIKSAAN FISIK
(spesifik buat gagal jantung). S3 gallop bisa ● keadaan umum, kesadaran: biasanya tampak
fisiologis kaya orang kecapean. sakit berat (pasien gelisah, cemas), kesadaran
kompos mentis biasanya.
PEMERIKSAAN PENUNJANG ● TTV: bisa hipertensi, bisa hipotensi, bisa
● foto torak: kardiomegali. normotensi.
● EKG: lihat hipertrofi ventrikel kiri (kalo ● Inspeksi: normal.
penyebabnya hipertensi). dilihat dari aksis ● Palpasi: normal.
(sadapan I dan aFV). ● Perkusi: normal.
● ekokardiografi: hipertrofi ventrikel sama atrium ● Auskultasi: masih normal jika belum ada
kiri (gagal jantung kiri). komplikasi apapun.
● BNP (brain natriuretic peptide): kalo otot
jantung meregang dia mengeluarkan BNP. PEMERIKSAAN PENUNJANG
● ureum kreatinin, hitung kreatinin, GFR (140 - ● CBC
BB / kadar kreatinin serum x 72). ● EKG
- V1 V2 = septum
DIAGNOSIS BANDING - V3 V4 = anterior
● edema paru. - V5 V6 = lateral
● gagal jantung akut. - aVL, I, V5, V6 = high lateral
● cor pulmonale. - V1 - V4 = anteroseptal
- V1 - V6 = anterior ekstensif
PENATALAKSANAAN - II III aVF = inferior
● Furosemide 40 - 80 mg PO. sambil cek ureum - ST elevasi di aVR —> kena cabang besar di
kreatinin, kalo naik ganti pake thiazide. arteri koronaria (left main).
R/ furosemide tab 40 mg tab No. X
S 1 dd tab 1 PENTING UNTUK MEMBEDAKAN STEMI,
NSTEMI & UAP:
- kalo STEMI pasti di EKG ada ST elevasi, jangan makanan yang berlemak, banyak makan sayur
perduliin mau dia ada ST depresi tapi sekali ada dulu, dsb, RUJUK.
ST elevasi udah pasti STEMI.
- kalo ga ada ST elevasi, berarti kemungkinan 3. HIPERTENSI ESENSIAL
NSTEMI atau UAP. NSTEMI dan UAP akan ANAMNESIS
memberikan gambaran EKG yang sama yaitu ST ● Pasien biasanya datang dengan keluhan pusing
depresi, dsb (tanda2 iskemi lainnya) namun tidak dan nyeri kepala, atau leher tegang, biasanya
ST elevasi. sehingga untuk membedakan tampak seperti tension type headache. Tanyakan
keduanya perlu dilihat enzim jantungnya. sudah berapa lama.
● Riwayat keluarga adakah yang mengalami
● enzim jantung CKMB —> meningkat 3-18 jam, penyakit jantung, serangan jantung, stroke,
peak plasma 24 jam. (0 - 5.5 ng) diabetes mellitus.
● enzim jantung Troponin I —> meningkat 3-16 ● Paling penting jangan lupa untuk menanyakan
jam, peak plasma 24 jam (N = 0 - 0.08 ng. infark diet garam, apakah pasien sering makan yang
0.4). asin-asin atau tidak.
● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa, riwayat
PENTING UNTUK MEMBEDAKAN STEMI, merokok dan lain-lain.
NSTEMI & UAP:
- STEMI dan NSTEMI akan memberikan hasil PEMERIKSAAN FISIK
peningkatan pada enzim jantung, sehingga untuk ● KU kesadaran TTV.
membedakan keduanya melalui pemeriksaan ● PF jantung lengkap.
EKG.
- NSTEMI dan UAP memberikan gambaran EKG PEMERIKSAAN PENUNJANG
yang sama, namun pada enzim jantung UAP tidak ● Darah rutin.
menunjukkan adanya peningkatan, sedangkan ● EKG.
pada NSTEMI terdapat peningkatan enzim
jantung. DIAGNOSIS BANDING
● Tension type headache.
● röntgent dada PA, untuk lihat apakah ada ● Hipertensi sekunder.
kardiomegali (hipertensi).
● profil lipid (LDL HDL), gula darah, TSH, T3 PENATALAKSANAAN
T4, dll. ● Ace inhibitor sebagai lini pertama, dan
● echocardiografi —> kalo uda infark bisa terjadi edukasikan mengenai efek sampingnya, serta
bradikinesia ato akinesia, kalo kena katup ada edukasikan mengenai dosis yang akan diberikan.
regurgitasi dll. R/ Captopril 12.5 mg tab no. XX
● ureum kreatinin —> kalo syok kardiogenik. S 1 dd tab 1.
● pulse oksimetri untuk cek saturasi oksigen
(jangan lupa!). 4. VES/PVC/VPC
ANAMNESIS
DIAGNOSIS BANDING ● PVC/VES merupakan impuls ektopik yang
● STEMI, NSTEMI, UAP (di DD salah berasal distal dari sistem his purkinje. VES
satunya aja). merupakan aritmia ventrikel yang paling umum
● Costocondritis —> nyeri dada tertusuk-tusuk. terjadi. Pemeriksaan dan penilaian pasien
trus dia self limiting disease. terhadap VES sangat kompleks tergantung pada
● Pericarditis —> membaik saat duduk. status klinis pasien dengan prognosis yang
● Sick sinus syndrome —> dia nyeri dada trus bervariasi.
pingsan trus dia bisa bangun lagi sehat2 baik2 ● Penyebab VES bervariasi:
aja. - Penyebab kardiak: miokard infark akut, penyakit
katup terutama MR, kardiomiopati, bradikardia,
PENATALAKSANAAN takikardia, kontusio jantung.
● MONACO - Penyebab non-kardiak: gangguan elektrolit
- morfin 5-10 mg (IM) atau 2-4 mg (IV) tiap 5 (hipokalemia, hipomagnesemia, hiperkalsemia),
menit. medikasi (digoksin, TCA, aminofilin,
- oksigen 2-4 liter/menit. amitriptilin, pseudoefedrin, fluoksetin), obat-obat
- nitrogliserin 0.4 mg 3x tiap 5 menit sublingual. lain (kokain, amfetamin, kafein, akohol), efek
- aspirin 325 mg tab 1x sehari hanya saat obat anestesi, pembedahan, infeksi, ataupun stress
serangan. psikologis.
● Pasien biasanya datang dengan keluhan
Edukasi berdebar-debar/palpitasi. Keluhan biasanya tidak
● kurangi merokok, jaga tekanan darah, spesifik. Perlu eksplorasi keluhan lebih banyak
diabetesnya dikontrol, jangan makan banyak
untuk menyingkirkan kemungkinan- ● Gangguan cemas.
kemungkinan lainnya. ● SVT.
● Serangan panik.
PEMERIKSAAN FISIK
● KU Kesadaran TTV. PENATALAKSANAAN
● PF Jantung lengkap. ● Tatalaksana awal dapat diberikan berupa beta
bloker dan CCB non dihidropiridin seperti
PEMERIKSAAN PENUNJANG verapamil.
● Darah rutin.
● EKG. R/ Propanolol 20 mg Tab no. XX
S 1 dd tab 1.
DIAGNOSIS BANDING

DENVER □ Menggunakan kartu Denver yang sesuai dengan sektor


yang diujikan.
1. Anamnesis singkat: nama, usia, pekerjaan, alamat, □ Melakukan alloanamnesis pada gugus yang sesuai
keluhan utama (mungkin ibunya menanyakan anaknya dengan usia pasien.
sepertinya ada keluhan keterlambatan perkembangan □ Melakukan alloanamnesis terhadap gugus-gugus yang
seperti belum bisa berjalan dan lain sebagainya). diujikan.
□ Menuliskan hasil pemeriksaan (L, G, NO {no
2. Informed consent: baik ibu sekarang saya akan mulai opportunity = tidak ada kesempatan, berarti ibunya tidak
memeriksa perkembangan anak ibu dengan sebuah tes mengajari kepada anaknya}, R, C!, D!) setiap gugus yang
yang dinamakan denver, jadi nanti saya akan menanyakan diuji/ditanyakan pada kolom Denver.
beberapa hal hingga meminta beberapa hal untuk anak ibu
lakukan untuk menentukan perkembangan anak ibu. ● Menetapkan hasil uji Denver II (N, Suspect,
Apakah ibu bersedia? Untestable).

3. Pemeriksaan Denver: ● Menjelaskan hasil pemeriksaan Denver dan rencana


● Isi form denver (nama anak, tanggal lahir anak, dan selanjutnya kepada ibu pasien.
tanggal pemeriksaan). □ Normal: edukasi pasien untuk terus melatih anaknya,
dan datang tiap 6 bulan sekali untuk diperiksa —>
● Tentukan usia anak (usia konversi bila perlu). Syarat skrining berkala.
usia: □ Suspect: latih di rumah selama 2 minggu kemudian
□ < 8 hari: dibulatkan ke bawah (bulan). lakukan uji ulang Denver II.
□ 8 - 22 hari: dibulatkan ke tengah (1/2), contoh 15,5
bulan.
□ 23 - 30 hari: dibulatkan ke atas (bulan). Keterangan tambahan:
Saat ini konversi diganti menjadi >15 dan <15 hari. ● Mulai ditanya pada 3 kotak dari kotak teratas yang
terkena garis.
CONTOH: ● Bila sudah 3 kali gagal (3x G), maka pemeriksaan
□ anak lahir pada 8 Juli 2010, tanggal pemeriksaan 12 dihentikan, namun jika masih ada kotak yang masih
Desember 2010. terkena garis, maka tetap ditanyakan sampai tidak ada lagi
Tanggal periksa 10 kotak yang terkena garis. 12
Tanggal lahir 10 7
5
Jadi usianya adalah 5 bulan 4 hari —> dibulatkan menjadi
5 bulan (karena <15 hari).

□ bayi lahir 28 Januari 2010, tanggal pemeriksaan 2


Januari 2011.

12
0
Tanggal periksa 11 1
Tanggal lahir 10 1
11
Jadi usianya adalah 11 bulan 4 hari —> dibulatkan
menjadi 11 bulan (karena <15 hari).

● Membuat garis lurus pada form Denver sesuai usia anak.

● Menguji dan menilai gugus-gugus tugas terkait usia


anak dalam sektor:
□ Mulai ditanya pada 3 kotak yang terdapat sebelum garis.

Anda mungkin juga menyukai