Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Critical book report  bukan sekedar laporan atau tulisan tentang isi sebuah
buku, tetapi lebih menitikberatkan pada evaluasi (penjelasan, interpretasi dan
analisis) kita mengenai keunggulan & kelemahan buku tersebut, apa yang menarik
dari buku tersebut, bagaimana isi buku tersebut bisa mempengaruhi cara berpikir
kita & menambah pemahaman kita terhadap suatu bidang kajian tertentu.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja kelebihan buku diktat perkembangan peserta didik terhadap buku
lainnya yang akan dijadikan sebagai sumber referensi?
2. Apa saja kekurangan buku diktat perkembangan peserta didik terhadap
buku lainnya yang akan dijadikan sebagai sumber referensi?
3. Bagaimana kelayakan buku diktat perkembangan peserta didik jika
dibandingkan dengan buku lainnya yang akan dijadikan sebagai sumber
referensi?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui kelebihan buku diktat perkembangan peserta didik terhadap


buku lainnya yang akan dijadikan sebagai sumber referensi.
2. Mengetahui kekurangan buku diktat perkembangan peserta didik terhadap
buku lainnya yang akan dijadikan sebagai sumber referensi.
3. Mengetahui kelayakan buku diktat perkembangan peserta didik jika
dibandingkan dengan buku lainnya yang akan dijadikan sebagai sumber
referensi.

1
BAB II

ISI BUKU

2. 1 BUKU UTAMA ( FILSAFAT PENDIDIKAN oleh DRs. Uyoh Sadulloh,


M.Pd. )

Ringkasan Buku

BAB I PENDAHULUAN

A. Praktik pendidikan dan teori pendidikan

1. Praktik pendidikan

Menurut Redja M. ( Depdikbud : IKIP Bandung, 1991) praktik pendidikan


adalah seperangkat kegiatan berasama yang bertujuan membantu pihak lain agar
mengalami perubahan tingkah laku yang diharapkan. Pendidikan dapat dilihat dari
tiga aspek, yaitu aspek tujuan, aspek proses kegiatan dan aspek dorongan.

2. Teori pendidikan

Pendidikan memerlukan teori pendidikan karena teori pendidikan akan


memberikan manfaat sebagai berikut :

a. Teori pendidikan dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengetahui arah


dan tujuan yang akan dicapai.

b. Teori pendidikan berfungsi untuk mengurangi kesalahan akan mengetahui


mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan.

c. Teori pendidikan dapat dijadikan sebagai tolsk ukur sampai dimana kita
telah berhasil melaksanakan tugas dalam pendidikan.

B. Pendekatan pendekatan dalam teori pendidikan.

1. Pendekatan sains

Suatau pengkajian dengan menggunakan saint untuk mempelajari, menelaah,


dan memecahkan masalah – masalah pendidikan.

2. Pendekatan filosofis

Suatu pendekatan untuk menelaah dan memecahkan masalah – masalah


pendidikan dengan menggunakan metode filsafat.

2
3. Pendekatan Religi

Suatu ajaran religi dijadikan sumber inspirasi untuk menyusun teori atau
konsep – konsep pendidikan yang dapat dijadikan landasan untuk melaksanakan
pendidikan.

4. Pendekatan Multidisplin

Suatu konsep yang kompherensif dan menyeluruh dalam mempelajari


pendidikan tidak bisa hanya dengan menggunakan salah satu pendekatan atau
displin saja.

5. Pendekatan dalam Penulisan

Buku ini mencoba untuk mengkaji salah satu pendekatan diatas, yaitu
pendekatan secara filosofis.

BAB II FILSAFAT

A. Pengertian filsafat

Filsafat berasal dari bahasa yunani kuno yaitu dari kata “ philos” dan “
sophia”. Philos artinya cinta yang sangat mendalam, dan sophia artinya kearifan
atau kebijakan. Filsafat secara harfiah adalah cinta yang sangat mendalam
terhadap kearifan atau kebijakan. Berfilsafat berarti berfikir tetapi tidak semua
berpikir dapat dikategorikan berfilsafat. Berpikir yang dikategorikan berfilsafat
adalah apabila berpikir tersebut mengandung tiga ciri yaitu radikal, sistematis dan
universal.

B. Model – model Filsafat

1. Filsafat spekulatif

Filsafat spekulatif adalah cara berpikir sistematis tentang segala yang


ada.plato sebagai pelopor filsafat idelisme klasik membahas semua persoalan
yang berkaitan dengan manusia, masyarak, dan eksistensi manusia dalam alam ini.
Filsafak spekulatif adalah upaya mencari dan menemukan hubungan dalam
keseluruhan alam berpikir dan keseluruhan pengalaman.

2. Filsafat prespektif

Suatu ukuran standart penilaian tentang nilai-nilai, perbuatan manusia dan


penilaian tentang seni.

3
3. Filsafat analitik

Terdapat 2 model analitik. Analitik linguistik mengandung arti bahwa filsafat


sebagai analisis logis tentang bahasa dan penjelasan makna istilah.dan analitik
positivistik logis mengacu pada ilmu matematika dan ilmua alam serta sosial.

C. Misi Filsafat

Para filsof berusaha memecahkan masalah masalah yang penting bagi


manusia, baik langsung maupun tidsk langsung. Melalui pengujian yang kritis,
filsof mencoba mengevaluasi informasi dan kepercayaan yang dimiliki mengenai
alam semesta serta kesibukan manusia di dunia.

D. Lapangan Filsafat

Filsafat membahas tiga persoalan pkok, yaitu masalah wujud, masalah


pengetahuan, dan masalah nilai.

1. Metafisika

Metafisika merupakan cabang filsafat yang mempersoalkan tentang hakikat


yang tersimpul di belakang dunia fenomena. Metafisika melampaui pengalaman
objeknya di luar hal yang dapat ditangkap oleh pancaindra.

2. Epistimologi

Epistimologi merupakan cabang filsafat yang membahas atau mengkaji


tentang asal, struktur, metode, serta keabsahan pengetahuan.

Jenis- jenis pengetahuan: Pengetahuan wahyu, Pengetahuan intuitif,


Pengetahuan rasional, Pengetahuan empiris, Pengetahuan otoritas

Teori pengetahuan: Teori korespondensi, Teori koherensi. Teori pragmatisme.

3. Aksiologi

Aksiologi merupakan cabang filsafat yang mempelajari nilai atau dengan kata
lain aksiologi adalah teori nilai.

a. Nilai objektif atau subjektif

b. Nilai absolute atau berubah

4
Jenis- jenis nilai:

a. Etika

Etika merupakan teori tentang nilai, pembahasan secara teoritis tentang nilai,
ilmu keusilaan yang memuat dasar- dasar untuk berbuat susila.

b. Estetika

Estetika merupakan nilai- nilai yang berkaitan dengan kreasi seni dan
pengalaman- pengalaman kita yang berhubungan dengan seni.

E. Filsafat dan Sains

Sains dalam arti sempit diartikan sebagai ilmu pengetahuan alam, yang
sifatnya kuantitatif dan objektif. Sains hanya membicarakan segala sesuatu yang
nyata yang dapat disentuh dengan menggunakan pancaindera. Ciri umum sains
diantaranya:

1. Hasil sains bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama.

2. Hasil sains kebenarannya tidak mutlak.

3. Sains bersifat objektif.

Salah satu perbedaan filsafat dengan sains, yaitu bahwa sains bersifat analisis
dan hanya menggarap salah satu pengetahuan sebagai objek formalnya, sedangkan
filsafat bersifat pengetahuan synopsis, artinya melihat segala sesuatu dengan
menekankan secara keseluruhan, karena memiliki sifat tersendiri yang tidak ada
pada bagian- bagiannya.

F. Filsafat dan Agama

Menurut Randall dan Buchler (1942), pertama agama didefinisikan dengan


kepercayaan terhadap supranatural, atau secara popular diartikan sebagai
kepercayaan terhadap Tuhan. Kedua agama didefinisikan dengan kepercayaan
atau keyakinan.

BAB III

5
FILSAFAT PENDIDIKAN

A. Pendidikan

1. Makna pendidikan menurut Langeveld adalah bimbingan yang diberikan oleh


orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai
kedewasaannya.

2. Pendidikan sebagai proses transformasi nilai bahwa pendidikan menyangkut


hati nurani, nilai- nilai, perasaan, pengetahuan dan keterampilan. Nilai- nilai
yang ditransformasikan dalam rangka mempertahankan, mengembangkan,
bahkan kalau perlu mengubah kebudayaan yang dimiliki masyarakat.

3. Tujuan pendidikan untuk menghasilkan generasi yang lebih baik, manusia-


manuasia yang berkebudayaan.

4. Alat pendidikan merupakan suatu situasi yang diciptakan secara khusus


dengan maksud mempengaruhi anak didik secara pedagogis (edukatif).

5. Pendidikan berlangsung sepanjang hayat maksudnya bahwa pendidikan


bukan hanya berlagsung di sekolah. Pendidikan dimulai segera setelah anak
lahir dan akan terus sampai manusia meninggal dunia.

6. Pendidikan hanya untuk manusia, karena hanya manusia yang dapat


memperoleh pendidikan.

B. Pengertian Filsafat Pendidikan.

Filsafat pendidikan menurut Al- Syaibany (1979:30) adalah: “pelaksanaan


pandangan falsafah dalam bidang pendidikan. Falsafah ini mencerminkan satu
segi dari segi pelaksanaan falsafah umum dan menitikberatkan kepada
pelaksanaan prinsip- prinsip dan kepercayaan- kepercayaan yang menjadi dasar
dari falsafah umum dalam menyelesaikan masalah- masalah pendidikan secara
praktis”

C. Kebutuhan akan Filsafat Pendidikan.

Cara keja dan hasil filsafat dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah
hidup dan kehidupan manusia, dimana pendidikan merupakan salah satu aspek
dari kehidupan tersebut, karena manusialah yang dapat melaksanakan pendidikan .
Oleh karena itu, pendidikan memerlukan filssafat.

D. Peranan Filsafat Pendidikan

6
Peran Filsafat pendidikan harus mampu memberikan pedoman kepada para
perencana pendidikan, dan orang-orang yang bekerja dalam bidang pendidikan.

E. Apakah yang menentukan Filsafat Pendidikan Seseorang.

Filsafat pendidikan terdiri dari apa yang diyakini seseorang mengenai


pendidikan, merupakan sekumpulan prinsip yang membimbing tindakan
professional seseorang. Jadi keyakinan, prinsip-prinsip yang menentukan filsafat
pendidikan seseorang.

BAB IV

MAZHAB- MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN

A. Filsafat Pendidikan Idealisme.

Filsafat idealisme memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan materi,
bukan fisik. Hakikat manusia adalah rohaninya, yakni apa yang disebut ‘mind’
Implikasi Pendidikan Power (1982:89) mengemukakan implikasi filsafat
pendidikan idealisme sebagai berikut:

a. Tujuan Pendidikan

Pendidikan formal dan informal bertujuan membentuk karakter dan


mengembangkan bakat atau kemampuan dasar, serta kebaikan sosial.

b. Kedudukan Siswa

c. Bebas untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan dasarnya/


bakatnya.

d. Peranan Guru

e. Bekerjasama dengan alam dalam proses pengembangan manusia, terutama


bertanggung jawab dalam menciptakan lingkungan pendidikan siswa.

f. Pendidikan liberal untuk mengembangan kemampuan rasional, dan


pendidikan praktis untuk memperoleh pekerjaan.

g. Diutamakan metode dialektika, tetapi metode lain yang efektif dapat


dimanfaatkan.

B. Filsafat Pendidikan Realisme

7
Pada dasarnya realisme merupakan filsafat yang memandang realitas secara
dualitas. Realisme berpendapat bahwa hakekat realitas ialah terdiri atas dunia fisik
dan dunia rohaniah. Implikasi Pendidikan Power (1982) mengemukakan implikasi
filsafat pendidikan realisme sebagai berikut:

a) Tujuan Pendidikan

Penyesuaian hidup dan tanggung jawab sosial.

b) Kedudukan Siswa

Dalam hal pelajaran, menguasai pengetahuan yang handal, dapat


dipercaya. Dalam hal disiplin, peraturan yang baik adalah esensial untuk belajar.
Disiplin mental dan moral dibutuhkan untuk memperoleh hasil yang baik.

c) Peran Guru

Menguasai pengetahuan, terampil dalam teknik mengajar dan dengan


keras menuntut prestasi dari siswa.

d) Kurikulum

Kurikulum komprehensif mencakup semua pengetahuan yang berguna.


Berisikan pengetahuan liberal dan pengetahuan praktis.

e) Metode

Belajar tergantung pada pengalaman, baik langsung atau tidak langsung.


Metode penyampaian harus logis dan psikologis. Metode conditioning (SR)
merupakan metode utama bagi realisme sebagai pengikut behaviorisme.

C. Filsafat Pendidikan Materialisme

Materialisme berpandangan bahwa hakikat realisme adalah materi bukan


rohani, bukan spiritual, atau supernatural. Implikasi Pendidikan Power (1982)
mengemukakan implikasi filsafat pendidikan materialisme sebagai berikut:

a. Tema

Manusia yang baik yang efisien dihasilkan dengan proses pendidikan terkontrol
secara ilmiah dan seksama.

b. Tujuan Pendidikan

8
Perubahan perilaku, mempersiapkan manusia sesuai dengan kepastiannya, untuk
tanggung jawab hidup sosial dan pribadi yang kompleks.

c. Kurikulum

Isi pendidikan mencakup pengetahuan yang dapat dipercaya (handal), dan


diorganisasi, selalu berhubungan dengan sasaran perilaku.

d. Metode

Semua pelajaran dihasilkan dengan kondisionisasi (SR conditioning), operant


conditioning, reinforcement, pelajaran berprogram dan kompetensi.

e. Kedudukan Siswa

Tidak ada kebebasan. Perilaku ditentukan oleh kekuatan dari luar. Pelajaran sudah
dirancang. Siswa dipersiapkan untuk hidup. Mereka dituntut untuk belajar.

f. Peranan Guru

Guru memiliki kekuasaan untuk merancang dan mengontrol proses pendidikan.


Guru dapat mengukur kualitas dan karakter hasil belajar siswa.

D. Filsafat Pendidikan Pragmatisme

Pragmatisme dipandang sebagai filsafat Amerika Asli. Namun berpangkal


pada filsafat empirisme Inggris, yang berpendapat bahwa manusia dapat
mengetahui apa yang manusia alami. Maksudnya bahwa makna dari segala
sesuatu tergantung dari hubungannya dengan apa yang dilakukan. Implikasi
Pendidikan Power (1982) mengemukakan implikasi filsafat pendidikan
pragmatisme sebagai berikut:

a. Tujuan pendidikan

Member pengalaman untuk penemuan hal- hal baru dalam hidup sosial dan
pribadi.

b. Kedudukan Siswa

Suatu organism yang memiliki kemampuan yang luar biasa dan kompleks
untuk tumbuh.

c. Kurikulum

9
Berisi pengalaman yang teruji yang dapat diubah. Minat dan kebutuhan siswa
yang dibawa ke sekolah dapat menentukan kurikulum. Menghilangkan perbedaan
antara pendidikan liberal dengan pendidikan praktis atau pendidikan jabatan.

d. Metode

Metode aktif, yaitu learning by doing (belajar sambil bekerja).

e. Peran Guru

Mengawasi dan membimbing pengalaman belajar siswa, tanpa mengganggu


minat dan kebutuhannya.

E. Filsafat Pendidikan Eksistensialisme

Filsafat eksistensialisme itu unik, yakni memfokuskan pada pengalaman-


pengalaman individu. Implikasi Pendidikan Power (1982) mengemukakan
implikasi filsafat pendidikan eksistensialisme sebagai berikut:

a. Tujuan Pendidikan

Member bekal pengalaman yang luas dan komprehensif dalam semua bentuk
kehidupan.

b. Status Siswa

Makhluk rasional dengan plihan bebas dan tanggung jawab atas pilihannya.
Suatu komitmen terhadap pemenuhan tujuan pribadi.

c. Kurikulum

Yang diutamakan adalah kurikulum liberal. Kurikulum lebaral merupakan


landasan bagi kebebasan manusia. Kebebasan memiliki aturan- aturan. Oleh
karena itu, di sekolah diajarkan pendidikan sosial, untuk mengajar “respek” (rasa
hormat) terhadap kebebasan untuk semua. Respek terhadap kebebasan bagi yang
lain adalah esensial. Kebebasan dapat menimbulkan konflik.

d. Peranan Guru

Melindungi dan memelihara kebebasan akademik, dimana mungkin guru


pada hari ini , besok lusa mungkin menjadi murid.

e. Metode

10
Tidak ada pemikiran yang mendalam tentang metode, tetapi metode apapun
yang dipakai harus merujuk pada cara untuk mencapai kebahagiaan dan karakter
yang baik.

F. Filsafat Pendidikan Progresivisme

Progresivisme merupakan suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan


pada tahun 1918. Kaum progresif mengharapkan perubahan yang sangat cepat,
agar cepat mencapai tujuan.

1. Strategi Pendidikan

Filsafat progresif berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini
mungkin tidak benar di masa yang akan datang. Cara terbaik mempersiapkan
siswa adalah memebekali mereka dengan strategi- strategi pemecahan masalah.

2. Pendidikan

Progresif didasarkan pada keyakinan bahwa harus berpusat pada anak bukan
memfokuskan pada guru atau bidang muatan.

 Kritik terhadap Proggresivisme

 Siswa tidak mempelajari warisan sosial

 Mengabaikan kurikulum yang telah ditentukan

 Megurangi bimbingan dan pengaruh guru

 Siswa menjadi orang yang mementingkan diri sendidri

G. Filsafat Pendidikan Perenilaisme

Perenialisme memandang situasi dunia dewasa ini penuh kekacauan,


ketidakpastian, dan ketidakteraturan, terutama dalam kehidupan moral,
intelektual, dan sosio-kultural. Jalan yang ditempuh oleh kaum perenialis adalah
dengan jalan mundur ke belakang menggunakan kembali nilai- nilai pada zaman
kuno dan abad pertengahan. Tujuan pendidikan menurut pemikiran perenialis
adalah memastikan bahwa para siswa memperolehpengetahuan tentang prinsip-
prinsip atau gagasan- gagasan besar yang tidak berubah.Latar belakang filsafat
perenialisme adalah filsafat- filsafat dari Plato, Aristoteles, Thomas Aquina

H. Filsafat Pendidikan Esensialisme

11
Gerakan esensialisme muncul pada awal tahun 1930, dengan beberapa
pelopornya seperti C. Bagley, Thomas Briggs, Frederick Breed, dan Isac L.
Kendell. Dlam filsafat ini fungsi utama sekolah adalah menyampaikan warisan
budaya dan sejara kepada generasi muda. Prinsip pendidikan esensialisme yaitu:

1. Pendidikan harus dilakukan melalui usaha keras.

2. Inisiatif dalam pendidikan ditekankan pada guru

3. Inti proses pendidikan adalah asimilasi dari mata pelajaran yang telah
ditentukan.

4. Sekolah harus mempertahamkan metode- metode tradisional yang


bertautan dengan disiplin mental.

5. Tujuan akhir pendidikan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan


umum merupakan tuntutan demokrasi yang nyata.

I. Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme.

Sebagaiaman yang dikemukakan oleh Caroline Pratt (1984), “ Nilai terbesar


suatu sekolah harus menghasilkan manusia- manusia yang dapat berfikir secara
efektif dan bekerja secara konstruktif, yang saat bersamaan dapat membuat suatu
dunia yang lebih baik dibandingkan dengan sekarang ini untuk hidup di
dalamnya”. Singkatnya, sekolah- sekolah tidak harus mentransmisikan
pengetahuan mengenai tatanan sosial yang ada, melainkan juga harus berusaha
merekonstruksinya.Implikasi PendidikanPower (1982) mengemukakan implikasi
filsafat pendidikan rekonstruksionisme sebagai berikut:

1. Tema

Pendidikan merupakan usaha sosial. Misi sekolah adalah untuk


meningkatkan rekonstruksi sosial.

2. Tujuan Pendidikan

Pendidikan bertanggung jawab dalam menciptakan aturan sosial yang ideal.


Transmisi budaya adalah esensial dalam masyarakat yang majemuk. Transmisi
budaya harus mengenal fakta budaya yang majemuk tersebut.

3. Kurikulum

12
Kurikulum sekolah tidak boleh didominasi oleh budaya mayoritas maupun
oleh budaya yang ditentukan atau disukai. Semua budaya dan nilai- nilai yang
berhubungan berhak untuk mendapatkan tempat dalam kurikulum.

4. Kedudukan Siswa

Nilai- nilai budaya siswa yang dibawa ke sekolah merupakan hal yang
berharga. Keluhuran pribadi dan tanggung jawab sosial ditingkatkan, manakala
rasa hormat diterima semua latar belakang budaya.

5. Metode

Sebagai kelanjutan dari pendidikan progresif, metode aktivitas dibenarkan


(learning by doing).

6. Peran Guru

Guru harus menunjukan rasa hormat yang sejati (ikhlas) terhadap semua
budaya, baik dalam member pelajaran maupun dalam hal lainnya. Pelajaran
sekolah harus mewakili budaya masyarakat.

BAB V

ORIENTASI PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI FILSAFAT


PENDIDIKAN

A. Psikologi Humanistik

Psikologi humanistic menekankan kebebasan personal, pilihan, kepekaan, dan


tanggung jawab personal. Tujuan pendidikan menurut orientasi ini adalah
aktualisasi diri individu.

B. Behavioristik

Behaviorisme berdasarkan pada prinsip bahwa perilaku manusia yang


diinginkan merupakan produk desain bukanya kebetulan. Perilaku kita benar-
benar ditentukan oleh tekanan- tekanan lingkungan yang membentuk perilaku
kita. John B. Watson (1978-1958) adalah perintis psikologi behavioristik tang
utama dan B.F Skinner (1904-1990) adalah promotor terkenalnya.

C. Konstruktivistik

13
Konstruktivisme memfokuskan pada proses- proses dan strategi- stategi
mental yang digunakan para siswa untuk belajar bukanya pada perilaku belajar.

2.2 BUKU PEMBANDING ( Filsafat Pendidikan oleh Dr. Edward Purba,


MA dan Prof. Dr. Yusnadi, MS )

BAB I : PENGERTIAN FILSAFAT DAN FILSAFAT PENDIDIKAN.

A. PENGERTIAN FILSAFAT

Kata filsafat dalam bahasa inggris philosophy dalam bahasa arab falsafash,
yang keduanya berasal dari bahasa yunani yakni, philosophia. Philen berarti cinta
dan sophia berarti kebijaksanaan. Sehingga secara etimologi filsafat berarti cinta
kebijaksanaan dalam arti yang sedalam dalamnya. Filsafat diawali dengan adanya
keragu raguan, keraguan yang menimbulkan banyak pertanyaan.

Menurut beberapa ahli . Plato “ filsafat adalah pengetahuan yang berminat


mencapai pengetahuan kebenaran yang asli ”. Aristoteles “ filsafat adalah ilmu
( pengetahuan ) yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu –
ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi politik, dan estetika.

· Tujuan dan ciri – ciri pikiran kefilsafatan

Tujuan filsafat yaitu mencari hakikat dari sesuatu gejala atau fenomena secara
mendalam. Jadi didalam filsafat harus refleksi, radikal dan integral. Ciri ciri
pikiran kefilsafatan yaitu merupakan pemikiran tentang hal hla serta proses proses
dalam hubungan yang umum.

· Alasan berfilsafat

Ada tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yakni keheranan,
kesangsian, dan kesadaran akan keterbatasan.

· Peranan filsafat

Filsafat memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia yaitu
1). pendobrak yang artinya mendobrak pemikiran manusia dalam alam mistik,
mitos dan hal rahasia lainnya,; 2). Pembebas yang artinya membebaskan manusia
dari belenggu cara pikir yang mistis dan mite dari ketidaktahuannya,; 3).
Pembimbing yang artinya membimbing keluarnya manusia dari belenggu ruang
gerak akal budi manusia.

14
B. PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN

Pendidikan diartikan sebagai proses dimana pendidikan merupakan usaha


sadar dan penuh tanggung jawab dari orang dewasa dalam membimbing,
memimpin, mengarahkan peserta didik dengan berbagai problema atau persoalan
dan pertanyaan yang mungkin timbul dalam pelaksanaanya. Menurut
Mudyahardjo filsafat pendidikan dibedakan menjadi dua macam yaitu :

1. Filsafat praktek pendidikan yaitu analisis kritis dan kompherensif tentang


bagaimana seharusnya pendidikan diselengarakan dan dilaksanaan dalam
kehidupan.

2. Filsafat ilmu pendidikan yaitu analisis kritis dan kompherensif tentang


pendidikan dan konsep – konsep psikologi pendidikan sebagai acuan teori
pendidikan.

Filsafat pendidikan berusaha mencari yang fundamental yang berkaitan dengan


proses pendidikan, mendalami konsep konsep pendidikan dan memahami sebab
sebab yang hakiki yang berkaitan dengan masalah pendidikan.

BAB II : FILSAFAT PENDIDIKAN

A. Filsafat pendidikan sebagai sistem

Filsafat ditandai dengan pemunculan atau lahirnya teori-teori atau sistem


pemikiran yang dihasilkan oleh para pemikir atau filsuf. Filsafat pendidikan
terwujud dengan menarik garis linear anatara filsafat dan pendidikan. Selain
pendekatan linier, pendidikan dapat disusun dengan berpangkal kepada
pendekatan tertentu dari pada pendidikan itu sendiri.

B. Substansi filsafat pendidikan

Kedudukan filsafat pendidikan dalam jajaran ilmu pendidikan adalah sebagai


bagian dari fundasi-fundasi pendidikan. Berarti bahwa filsafat pendidikan perlu
mengetengahkan tentang konsep-konsep dasar pendidikan.

C. Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan

Filsafat sebagai pandangan hidup berisi nilai-nilai dan kebenaran yang


dinjunjung tinggi oleh penganutnya sekaligus merupakan asas dan pedoman yang
melandasi semua aspek hidup dan kehidupan manusia, masyarakat, dan bangsa.
Pendidikan sebagai suatu lembaga yang berfungsi menanamkan dan mewariskan
sisten norma-norma tingkah laku perbuatan yang didasarkan pada dasar-dasar

15
filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan dan tenaga pendidikan dalam
suatu masyarakat. Untuk menjamin agar perlaksanaan pendidkan efektif, maka
dibutuhkan landasan-landasan filosofis dan landasan ilmiah sebagai normatif dan
pedoman pelaksaan. Dari uraian diatas dapat disimpulakan bahwa hubungan
fungsional anatara filsafat dan teori pendidikan adalah:

· Filsafat dalam arti filosofis merupakan cara pendekatan yang dipakai dalam
memecahlan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikan oleh
para ahli.

· Filsafat berfungsi memberi arah bagi teori pendidikan yang telah ada menurut
aliran filsafat tertentu yang memiliki relevansi dengan kebutuhan nyata.

· Filsafat dalam hal filsafat pendidikan, mempunyai fungsi untuk memberikan


petunjuk dan arah dalam mengembangkan teori-teori pendidikan menjadi ilmu
pendidikan.

BAB III : ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

A. Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan

1. Filsafat pendidikan idealisme: menyatakan bahwa kenyataan tersusun atas


gagasan-gagasan. Prinsipnya aliran idealisme mendasari semua yang ada dan
yang nyata di alam ini hanya idea, dunia idea merupakan lapangan rohani dan
bentuknya tidak sama dengan alam nyata seperti yang nampak dan tergambar.
Yang terpenting dari ajaran ini adalah manusia menganggap roh atau sukma
lebih berharga dan lebih tinggi dibanding dengan materi kehidupan manusia.

2. Filsafat pendidkan realisme : sistem kesilsafatan realisme percaya bahwa


dengan sesuatu atau lain cara, ada hal-hal yang adanya terdapat di dalam dan
tentang dirinya sendiri, dan yang hakekatnya tidak terpengaruh oleh
seseorang. Salah seorang tokoh atau penganut realisme mengemukakan
bahwa manusia selalu berusaha untuk mencapai tujuan hidup. Tujuan
pertama, menyatu dalam hidup yang meruoakan kualitas hidup yang menuju
kesempurnaan, sedangkan tujuan kedua, kehidupan sejahtera, damai dan
kebahagiaan yang abadi.

3. Filsafat pendidikan Materialisme : Aliran ini menyatakan bahwa benda


merupakan sumber segalanya.

4. Filsafat pendidikan Pragmatisme : Menyatakan bahwa pengetahuan adalah


apa yang dialami oleh manusia. Menurut john dewey, pendidikan perlu

16
didasrakan pada tiga pokok: 1). Pendidikan merupakan kebutuhan untuk
hidup, 2). Pendidikan sebagai pertumbuhan, 3). Pendidikan sebagai fungsi
sosiaL.

5. Filsafat pendidikan Eksistensialisme : Filsafat ini memfokuskan pada


pengalaman pengalaman individu.

6. Filsafat pendidikan Progresivisme : Menurut aliran ini kehidupan manusia


berkembang secara terus-menerus dalam suatu arah yang positif.

7. Filsafat pendidikan Perenialisme : Perenislisme mengemukakan bahwa situasi


dunia saat ini penuh dengan kekacauan dan ketidakpastian, dan ketidak
teraturan terutama dalam kehidupan moral, intelektual, dan sosio-kultural.
Untuk memperbaiki keadaan tersebut, maka kembali pada ajarab dan
pandangan hidup yang kuat pada jaman dulu.

8. Filsafat pendidikan Esensialisme : Menyatakan bahwa peserta didik memiliki


nilai esensial dan perlu dipertahankan.

9. Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme : Merupakan kelanjutan dari cara


berfikir progresifisme dalam pendidikan. Indinidu tidak cukup belajar di
sekolah tetapi sekolah harus mempelopori masyarakat.

BAB IV : FILSAFAT PENDIDIKAN PANCASILA

A. Pandangan Filsafat pancasila tentang manusia, masyarakat, pendidikan dan


nilai.

1. Filsafat Pancasila tentang Manusia: pacasila sebagai dasar dan nilai yang
dijunjung tinggi oleh manusia.

2. Filsafat pancasila tentang masyarakat : Hakekat masyarakat telah dijelaskan


bahwa masyarakat-bangsa dan negara indonesia menuju masyarakat yang
aman, damai, sejahtera, terbuka,adil, dan makmur.

3. Pandangan filsafat pancasila tentang pendidikan Pendidikan berlansung di


keluarga, rumah, sekolah, dan masyarakat.

4. Pandangan filsafat pendidikan tentang nilai Pembangunan nasional adalah


upaya bangsa untuk mencapai tujuan nasional sebagaimana yang sudah
dinyatakan dalam pembukaan UUD 1945. Pancasila sebagai dasar negara,
pandangan hidup bangsa dan sumber nilai bagi bangsa indonesia.

17
B. Pandangan Filsafat Pendidikan PancasilanTerhadap Sistem Pendidikan
Nasional

Sebagai acuan penyelenggaraan sistem pendidikan nasional, UUD 1945 Pasal


31 yang baru sebagai hasil amandemen Agustus 2002 menjadi:

1. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.

2. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan


nasional

3. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari


anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan
belanja daerah.

BAB V : HAKEKAT ILMU PENDIDIKAN

A. Hakekat Pendidikan

1. Pengertian Hakekat pendidikan

Pada hakekatnya pendidikan bukan membentuk, bukan menciptakan seperti


yang diinginkan, tetapi menolong, membantu dalam arti luas. Membentu
menyadarkan anak tentang potensi seoptimal mungkin, mmberikan pengetahuan
dan keterampilan, memberikan latihan-latihan, memotivai untuk terlibat dalam
pengalaman-pengalaman yang berguna, mengolah materi pelajaran sehingga
peserta didik bernafsu untuk menguasainya dan meningkatkan intensitas proses
pembelajaran. Untuk memberi pemahaman akan hakekat dan pengertian
pendidikan, berikut ini sejumlah pendapat yang dikemukakan oleh para ahli yaitu:

· pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku dalam usaha
mendewasakan seseorang melalui peelatihan dan pengajaran.

· dalam arti sempit pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk
memperoleh pengetahuan sebagai sebuah proses dan metode-metode tertentu

· pendidikan berarti kegiatan yang bersifat kelembagaan.

· pendidkan adalah usaha yang dilakukan orang dewasa untuk mengalihkan


segala pengetahuan dan pengalaman kepada generasi muda.

· hakekat pendidikan adalah proses kegiatan mengubah perilaku individu kearah


kedewasaan.

18
2. Tujuan Pendidikan

Dengan adanya tujuan pendidikan, peserta didik harius mampu tujuan yang
sudah ditetapkan sesuai dengan kurikulum. Pesesrta didik setelah selesai
pembelajaran, maka perumusan tujuan, spesifik, terukur, dan berubah hasil
belajar, perilaku atau reformemce peserta didik yang mencakup aspek sikap
spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Hirarki tujuan pendidikan
dapay digambarkan sebagai berikut: Jenis tujuan kontinum, Tujuan pendidikan
Nasional sangat umum, Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi inti,
Kompetensi dasar, Indikator sangat spesifik

3. Pilar Pendidikan

Pendidikan harus didasarkan pada cinta kasih sesama, cinta masyarakat, cinta
bangsa dan negara, sebagai modal dasra timbulnya dan berkembangnya
pengabdian warga negara.

4. Aliran-aliran Pendidikan

 Nativisme: pribadi seseorang ditentukan oleh bawaan lahir

 Naturalisme: pribadian seseorang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa

 Empirisme: pekembangan seorang anak ditentukan oleh lingkungan

 Konvergensi: pendidikan dapat diberikan, dapat dari pembawaan dan


lingkungan.

 Lingkungan pendidikan: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,dan


lingkungan masyarakat.

B. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah bagaimana menanamkan kebiasaan tentang hal-


hal yang baik dalam kehidupan , sehingga seseorang memiliki kesadaran dan
pemahaman yang tinggi.

C. Hakekat Mnusia

Pandangan tentang manusia adalah manusia sebagai mahluk berfikir (homo


sapiens), manusia sebagai mahluk suka berbuat sesuatu (homo faber), manusia
juga bisa dididik, manusia juga suka berkawan dan berhati nurani serta memiliki
rasa ingin tahu. Manusia memiliki eksistensi manusia yakni: manusia sebagai
makhluk individu, makhluk sosial, makhluk susila, sebagai makhluk religius.

19
D. Hakekat Masyarakat

Masayarakat akan selalu mengalami perubahan dan perubahan yang menuntut


perkembangan kehidupan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi, pengatuh
regional dan global.

E. Hakekat peserta didik

Peserta didik harus merasakan suasana yang menyenangkan dilandasi rasa


kasih sayang dan penuh dengan tantangan atau motivasi sehingga peserta didik
dapat mengembangkan segala potensi dan bakat yang dimiliki.

F. Hakekat Guru atau Pendidik

Orang tua dirumah, guru di sekolah dan tokoh atau pemuka masyarakat, alim
ulama, pemimpin seluruhnya disebut pendidik. Karna itu para pendidik perlu
memperhatikan norma norma dan nilai susila sehingga setiap prilaku dan
tindakannya dapat ditiru dan dipertanggungjawabkan.

G. Hakekat Pembelajaran

Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan
manusia. Kegiatan belajar telah dilakukan manusia sejak lahir untuk memenuhi
kebutuhan hidup dan mengembangkan potensi yang dimilikinya.

BAB III

20
PEMBAHASAN

3.1 PERBANDINGAN ANTARA KEDUA BUKU

Kedua buku ini membahas tentang filsafat pendidikan. Kedua buku


memiliki judul yang sama dengan “ Pengantar Filsafat Pendidikan” merupakan
buku yang cocok untuk pegangan mahasiswa dalam mengambil matakuliah
filsafat pendidikan, namun memiliki pengarang yang berbeda. Pada buku ‘filsafat
pendidikan’ karangan Drs. Uyoh Sadulloh, M.Pd membahas tentang ilmu dasar
filsafat dimulai dari pengertian, kemudian filsafat filsafat pendidikan dan mazhab
mazhab filsafat pendidikan serta orientasi psikologis yang mempengaruhi filsafat
pendidkan.

Sedangkan karangan Dr. Edward Purba, MA menjelaskan tentang filsafat


pendidikan mulai dengan pengertian filsfat pendidikan dan membahas aliran-
aliran yang mendukung filsafat pendidikan, membahas tentang filsafat pendidikan
pancasila yang berupa dasar dari negara indonesia. Selain itu buku ini juga
membahas tentang hakekat pendidikan diberbagai kalangan.

Dari pembahasan sub bab yang disajikan dapat diketahui bahwa buku
pembanding memiliki kelengkapan materi yang lebih dari buku utama. Hal ini
dapat kita lihat pada bagian buku pembanding memiliki 5 Bab yang berisi Materi
penuh Filsafat dengan tambahan Filsafat pendidikan panca sila sedangkan pada
buku utama tidak ada. Dari segi penulisan buku sudah benar dan baik dan mudah
dipahami pembaca.

3.2 KEUNGGULAN

Pada kedua buku yang berjudul “ Filsafat Pendidikan” merupakan buku


yang cocok digunakan sebagai buku pembimbing atau buku pegangan mahasiswa
matakuliah filsafat pendidikan. Hal ini dikarenakan isi atau materi yang
terkandung didalamnya tersusun secara sistematis yang memudahkan mahasiswa
untuk memahami secara berkala materi yang dibahas pada setiap babnya. Namnun
untuk bahasan yang lebih lengkap terdapat pada buku pembanding, tetapi khusus
Bab II mengenai filsafat buku utama lebih jelas dalam memaparkan materijnya.

Bahasa yang digunakan dalam penulisan kedua buku ini masih digolongkan
bahasa yang dapat dipahami mahasiswa yang baru belajar ilmu filsafat. Pada
bagian awal setiap Bab pada buku pembanding terdapat indikator yang membantu
mahasiswa mencapai kompetensi ajarnya. Pada bagian akhir terdapat latihan yang

21
diberikan untuk penugasan mahasiswa yang berguna untuk mengevaluasi
pemahaman mahasiswa mengenai materi yang dibahas sebelumnya sehingga
mahasiswa dapat lebih memahami makna materi yang dipaparkan.

3.3 KELEMAHAN

Pada dasarnya kedua buku ini hampir tidak memiliki kekurangan, namun
pada beberapa bagian materi yang terdapat didalam bab menggunakan bahasa
yang tinggi yang sulit untuk dimengerti mahasiswa mengingat mahasiswa
merupakan permulaan pada awal pembelajaran filsafat. Selain itu tidak
dicantumkan rangkuman pada akhir bab pada kedua buku merupakan salah satu
kelamahan yang ada, karna rangkuman sangat membantu mahasiswa dalam
meringkas ulang apa isi dari materi yang ada.

Kedua buku juga sama sama tidak memaparkan biografi penulis, pada buku
utama memparkan jelas mengenai filsafat pendidikan namun tidak memaparkan
hakikat hakikat pendidikan sedangkan pada buku pembanding hanya sedekit
menjelaskan filsafat pendidikan, akan tetapi cukup jelas memparkan hakikat
pendidikannya.

Kedua buku tidak melampirkan gambar yang menjadi salah satu penarik perhatian
pembaca.

BAB IV

22
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Filsafat adalah ilmu dari segala ilmu, ilmu yang mencari suatu kebenaran
dengan cara berpikir dan karena adanya suatu keragu raguaan. Maka dari itu
dibutuhkan suatu buku sebagai pegangan bagi mahasiswa untuk lebih memahami
secra mendalam tentang mata kuliah filsafat pendidikan. Dan untuk mendalami
apa yang ada pada materi tersebut diberikan tugas Critical Book Report sebagai
salah satu cara dalam membantu mahasiswa dalam memhami isi buku tersebut.

Dari kedua buku yang sudah dikritik dapat disimpulkan:

1. Walaupun memiliki judul buku yang samaakan tetapi kedua buku memiliki
perbedaan dalam pembahasan materinya serta bagian bagian tambahan ( pada
buku pembanding terdapat ; Indikator pembelajaran dan evaluasi dalam setiap
babnya, sedangkan buku utama tidak memiliki didalamnyan).

2. Buku Pembanding lebih lengkap pembahasannya dibandingkan dengan buku


utama, namun dilain Bab buku utama memiliki pembahasan yang lebih lengkap
dibanding dengan buku pembanding ( Bab yang membahasa pengantar Filsafat
dan filsafat pendidikan )

3. Kelemahan dari kedua buku adalah tidak menampilkan biografi pengarang dan
tidak dilengkapi dengan gambar pendukung.

4.2 SARAN

Berdasarkan hasil Critical Book Report yang sudah di review, periview


menyarankan agar filsafat pendidikan dipelajari dan dipahami semua lapisan baik
guru, orang tua maupun masyarakat sehingga meningkatkan prestasi anak dalam
berbagai hal kehidupan. Selain itu, juga disarankan agar adanya perkembangan
tindak lanjut mengenai isi buku sehingga nantinya dilengkapi dengan gambar agar
peserta didik yang membacanya lebih tertarik.

Buku Filsafat Pendidikan ini merupakan buku yang cocok dan tepat sebagai
buku pegangan mahasiswa yang menjalani mata kuliah filsafat pendidkan, karena
kedua buku ini memiliki bahasa yang dapat dimengerti mahasiswa yang baru
belajar filsafat dan penyusunan materi yang sistematis. Namun tidak menutup
kemungkinan agar mahasiswa menggunakan beberpara referensi buku lain
sebagai pegangan dalam berfilsafat.

23
Lampiran Buku

Buku Utama Buku pembanding

24

Anda mungkin juga menyukai