PENDAHULUAN
Critical book report bukan sekedar laporan atau tulisan tentang isi sebuah
buku, tetapi lebih menitikberatkan pada evaluasi (penjelasan, interpretasi dan
analisis) kita mengenai keunggulan & kelemahan buku tersebut, apa yang menarik
dari buku tersebut, bagaimana isi buku tersebut bisa mempengaruhi cara berpikir
kita & menambah pemahaman kita terhadap suatu bidang kajian tertentu.
1. Apa saja kelebihan buku diktat perkembangan peserta didik terhadap buku
lainnya yang akan dijadikan sebagai sumber referensi?
2. Apa saja kekurangan buku diktat perkembangan peserta didik terhadap
buku lainnya yang akan dijadikan sebagai sumber referensi?
3. Bagaimana kelayakan buku diktat perkembangan peserta didik jika
dibandingkan dengan buku lainnya yang akan dijadikan sebagai sumber
referensi?
1.3 Tujuan
1
BAB II
ISI BUKU
Ringkasan Buku
BAB I PENDAHULUAN
1. Praktik pendidikan
2. Teori pendidikan
c. Teori pendidikan dapat dijadikan sebagai tolsk ukur sampai dimana kita
telah berhasil melaksanakan tugas dalam pendidikan.
1. Pendekatan sains
2. Pendekatan filosofis
2
3. Pendekatan Religi
Suatu ajaran religi dijadikan sumber inspirasi untuk menyusun teori atau
konsep – konsep pendidikan yang dapat dijadikan landasan untuk melaksanakan
pendidikan.
4. Pendekatan Multidisplin
Buku ini mencoba untuk mengkaji salah satu pendekatan diatas, yaitu
pendekatan secara filosofis.
BAB II FILSAFAT
A. Pengertian filsafat
Filsafat berasal dari bahasa yunani kuno yaitu dari kata “ philos” dan “
sophia”. Philos artinya cinta yang sangat mendalam, dan sophia artinya kearifan
atau kebijakan. Filsafat secara harfiah adalah cinta yang sangat mendalam
terhadap kearifan atau kebijakan. Berfilsafat berarti berfikir tetapi tidak semua
berpikir dapat dikategorikan berfilsafat. Berpikir yang dikategorikan berfilsafat
adalah apabila berpikir tersebut mengandung tiga ciri yaitu radikal, sistematis dan
universal.
1. Filsafat spekulatif
2. Filsafat prespektif
3
3. Filsafat analitik
C. Misi Filsafat
D. Lapangan Filsafat
1. Metafisika
2. Epistimologi
3. Aksiologi
Aksiologi merupakan cabang filsafat yang mempelajari nilai atau dengan kata
lain aksiologi adalah teori nilai.
4
Jenis- jenis nilai:
a. Etika
Etika merupakan teori tentang nilai, pembahasan secara teoritis tentang nilai,
ilmu keusilaan yang memuat dasar- dasar untuk berbuat susila.
b. Estetika
Estetika merupakan nilai- nilai yang berkaitan dengan kreasi seni dan
pengalaman- pengalaman kita yang berhubungan dengan seni.
Sains dalam arti sempit diartikan sebagai ilmu pengetahuan alam, yang
sifatnya kuantitatif dan objektif. Sains hanya membicarakan segala sesuatu yang
nyata yang dapat disentuh dengan menggunakan pancaindera. Ciri umum sains
diantaranya:
Salah satu perbedaan filsafat dengan sains, yaitu bahwa sains bersifat analisis
dan hanya menggarap salah satu pengetahuan sebagai objek formalnya, sedangkan
filsafat bersifat pengetahuan synopsis, artinya melihat segala sesuatu dengan
menekankan secara keseluruhan, karena memiliki sifat tersendiri yang tidak ada
pada bagian- bagiannya.
BAB III
5
FILSAFAT PENDIDIKAN
A. Pendidikan
Cara keja dan hasil filsafat dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah
hidup dan kehidupan manusia, dimana pendidikan merupakan salah satu aspek
dari kehidupan tersebut, karena manusialah yang dapat melaksanakan pendidikan .
Oleh karena itu, pendidikan memerlukan filssafat.
6
Peran Filsafat pendidikan harus mampu memberikan pedoman kepada para
perencana pendidikan, dan orang-orang yang bekerja dalam bidang pendidikan.
BAB IV
Filsafat idealisme memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan materi,
bukan fisik. Hakikat manusia adalah rohaninya, yakni apa yang disebut ‘mind’
Implikasi Pendidikan Power (1982:89) mengemukakan implikasi filsafat
pendidikan idealisme sebagai berikut:
a. Tujuan Pendidikan
b. Kedudukan Siswa
d. Peranan Guru
7
Pada dasarnya realisme merupakan filsafat yang memandang realitas secara
dualitas. Realisme berpendapat bahwa hakekat realitas ialah terdiri atas dunia fisik
dan dunia rohaniah. Implikasi Pendidikan Power (1982) mengemukakan implikasi
filsafat pendidikan realisme sebagai berikut:
a) Tujuan Pendidikan
b) Kedudukan Siswa
c) Peran Guru
d) Kurikulum
e) Metode
a. Tema
Manusia yang baik yang efisien dihasilkan dengan proses pendidikan terkontrol
secara ilmiah dan seksama.
b. Tujuan Pendidikan
8
Perubahan perilaku, mempersiapkan manusia sesuai dengan kepastiannya, untuk
tanggung jawab hidup sosial dan pribadi yang kompleks.
c. Kurikulum
d. Metode
e. Kedudukan Siswa
Tidak ada kebebasan. Perilaku ditentukan oleh kekuatan dari luar. Pelajaran sudah
dirancang. Siswa dipersiapkan untuk hidup. Mereka dituntut untuk belajar.
f. Peranan Guru
a. Tujuan pendidikan
Member pengalaman untuk penemuan hal- hal baru dalam hidup sosial dan
pribadi.
b. Kedudukan Siswa
Suatu organism yang memiliki kemampuan yang luar biasa dan kompleks
untuk tumbuh.
c. Kurikulum
9
Berisi pengalaman yang teruji yang dapat diubah. Minat dan kebutuhan siswa
yang dibawa ke sekolah dapat menentukan kurikulum. Menghilangkan perbedaan
antara pendidikan liberal dengan pendidikan praktis atau pendidikan jabatan.
d. Metode
e. Peran Guru
a. Tujuan Pendidikan
Member bekal pengalaman yang luas dan komprehensif dalam semua bentuk
kehidupan.
b. Status Siswa
Makhluk rasional dengan plihan bebas dan tanggung jawab atas pilihannya.
Suatu komitmen terhadap pemenuhan tujuan pribadi.
c. Kurikulum
d. Peranan Guru
e. Metode
10
Tidak ada pemikiran yang mendalam tentang metode, tetapi metode apapun
yang dipakai harus merujuk pada cara untuk mencapai kebahagiaan dan karakter
yang baik.
1. Strategi Pendidikan
Filsafat progresif berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini
mungkin tidak benar di masa yang akan datang. Cara terbaik mempersiapkan
siswa adalah memebekali mereka dengan strategi- strategi pemecahan masalah.
2. Pendidikan
Progresif didasarkan pada keyakinan bahwa harus berpusat pada anak bukan
memfokuskan pada guru atau bidang muatan.
11
Gerakan esensialisme muncul pada awal tahun 1930, dengan beberapa
pelopornya seperti C. Bagley, Thomas Briggs, Frederick Breed, dan Isac L.
Kendell. Dlam filsafat ini fungsi utama sekolah adalah menyampaikan warisan
budaya dan sejara kepada generasi muda. Prinsip pendidikan esensialisme yaitu:
3. Inti proses pendidikan adalah asimilasi dari mata pelajaran yang telah
ditentukan.
1. Tema
2. Tujuan Pendidikan
3. Kurikulum
12
Kurikulum sekolah tidak boleh didominasi oleh budaya mayoritas maupun
oleh budaya yang ditentukan atau disukai. Semua budaya dan nilai- nilai yang
berhubungan berhak untuk mendapatkan tempat dalam kurikulum.
4. Kedudukan Siswa
Nilai- nilai budaya siswa yang dibawa ke sekolah merupakan hal yang
berharga. Keluhuran pribadi dan tanggung jawab sosial ditingkatkan, manakala
rasa hormat diterima semua latar belakang budaya.
5. Metode
6. Peran Guru
Guru harus menunjukan rasa hormat yang sejati (ikhlas) terhadap semua
budaya, baik dalam member pelajaran maupun dalam hal lainnya. Pelajaran
sekolah harus mewakili budaya masyarakat.
BAB V
A. Psikologi Humanistik
B. Behavioristik
C. Konstruktivistik
13
Konstruktivisme memfokuskan pada proses- proses dan strategi- stategi
mental yang digunakan para siswa untuk belajar bukanya pada perilaku belajar.
A. PENGERTIAN FILSAFAT
Kata filsafat dalam bahasa inggris philosophy dalam bahasa arab falsafash,
yang keduanya berasal dari bahasa yunani yakni, philosophia. Philen berarti cinta
dan sophia berarti kebijaksanaan. Sehingga secara etimologi filsafat berarti cinta
kebijaksanaan dalam arti yang sedalam dalamnya. Filsafat diawali dengan adanya
keragu raguan, keraguan yang menimbulkan banyak pertanyaan.
Tujuan filsafat yaitu mencari hakikat dari sesuatu gejala atau fenomena secara
mendalam. Jadi didalam filsafat harus refleksi, radikal dan integral. Ciri ciri
pikiran kefilsafatan yaitu merupakan pemikiran tentang hal hla serta proses proses
dalam hubungan yang umum.
· Alasan berfilsafat
Ada tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yakni keheranan,
kesangsian, dan kesadaran akan keterbatasan.
· Peranan filsafat
Filsafat memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia yaitu
1). pendobrak yang artinya mendobrak pemikiran manusia dalam alam mistik,
mitos dan hal rahasia lainnya,; 2). Pembebas yang artinya membebaskan manusia
dari belenggu cara pikir yang mistis dan mite dari ketidaktahuannya,; 3).
Pembimbing yang artinya membimbing keluarnya manusia dari belenggu ruang
gerak akal budi manusia.
14
B. PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN
15
filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan dan tenaga pendidikan dalam
suatu masyarakat. Untuk menjamin agar perlaksanaan pendidkan efektif, maka
dibutuhkan landasan-landasan filosofis dan landasan ilmiah sebagai normatif dan
pedoman pelaksaan. Dari uraian diatas dapat disimpulakan bahwa hubungan
fungsional anatara filsafat dan teori pendidikan adalah:
· Filsafat dalam arti filosofis merupakan cara pendekatan yang dipakai dalam
memecahlan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikan oleh
para ahli.
· Filsafat berfungsi memberi arah bagi teori pendidikan yang telah ada menurut
aliran filsafat tertentu yang memiliki relevansi dengan kebutuhan nyata.
16
didasrakan pada tiga pokok: 1). Pendidikan merupakan kebutuhan untuk
hidup, 2). Pendidikan sebagai pertumbuhan, 3). Pendidikan sebagai fungsi
sosiaL.
1. Filsafat Pancasila tentang Manusia: pacasila sebagai dasar dan nilai yang
dijunjung tinggi oleh manusia.
17
B. Pandangan Filsafat Pendidikan PancasilanTerhadap Sistem Pendidikan
Nasional
1. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.
A. Hakekat Pendidikan
· pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku dalam usaha
mendewasakan seseorang melalui peelatihan dan pengajaran.
· dalam arti sempit pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk
memperoleh pengetahuan sebagai sebuah proses dan metode-metode tertentu
18
2. Tujuan Pendidikan
Dengan adanya tujuan pendidikan, peserta didik harius mampu tujuan yang
sudah ditetapkan sesuai dengan kurikulum. Pesesrta didik setelah selesai
pembelajaran, maka perumusan tujuan, spesifik, terukur, dan berubah hasil
belajar, perilaku atau reformemce peserta didik yang mencakup aspek sikap
spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Hirarki tujuan pendidikan
dapay digambarkan sebagai berikut: Jenis tujuan kontinum, Tujuan pendidikan
Nasional sangat umum, Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi inti,
Kompetensi dasar, Indikator sangat spesifik
3. Pilar Pendidikan
Pendidikan harus didasarkan pada cinta kasih sesama, cinta masyarakat, cinta
bangsa dan negara, sebagai modal dasra timbulnya dan berkembangnya
pengabdian warga negara.
4. Aliran-aliran Pendidikan
B. Pendidikan Karakter
C. Hakekat Mnusia
19
D. Hakekat Masyarakat
Orang tua dirumah, guru di sekolah dan tokoh atau pemuka masyarakat, alim
ulama, pemimpin seluruhnya disebut pendidik. Karna itu para pendidik perlu
memperhatikan norma norma dan nilai susila sehingga setiap prilaku dan
tindakannya dapat ditiru dan dipertanggungjawabkan.
G. Hakekat Pembelajaran
Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan
manusia. Kegiatan belajar telah dilakukan manusia sejak lahir untuk memenuhi
kebutuhan hidup dan mengembangkan potensi yang dimilikinya.
BAB III
20
PEMBAHASAN
Dari pembahasan sub bab yang disajikan dapat diketahui bahwa buku
pembanding memiliki kelengkapan materi yang lebih dari buku utama. Hal ini
dapat kita lihat pada bagian buku pembanding memiliki 5 Bab yang berisi Materi
penuh Filsafat dengan tambahan Filsafat pendidikan panca sila sedangkan pada
buku utama tidak ada. Dari segi penulisan buku sudah benar dan baik dan mudah
dipahami pembaca.
3.2 KEUNGGULAN
Bahasa yang digunakan dalam penulisan kedua buku ini masih digolongkan
bahasa yang dapat dipahami mahasiswa yang baru belajar ilmu filsafat. Pada
bagian awal setiap Bab pada buku pembanding terdapat indikator yang membantu
mahasiswa mencapai kompetensi ajarnya. Pada bagian akhir terdapat latihan yang
21
diberikan untuk penugasan mahasiswa yang berguna untuk mengevaluasi
pemahaman mahasiswa mengenai materi yang dibahas sebelumnya sehingga
mahasiswa dapat lebih memahami makna materi yang dipaparkan.
3.3 KELEMAHAN
Pada dasarnya kedua buku ini hampir tidak memiliki kekurangan, namun
pada beberapa bagian materi yang terdapat didalam bab menggunakan bahasa
yang tinggi yang sulit untuk dimengerti mahasiswa mengingat mahasiswa
merupakan permulaan pada awal pembelajaran filsafat. Selain itu tidak
dicantumkan rangkuman pada akhir bab pada kedua buku merupakan salah satu
kelamahan yang ada, karna rangkuman sangat membantu mahasiswa dalam
meringkas ulang apa isi dari materi yang ada.
Kedua buku juga sama sama tidak memaparkan biografi penulis, pada buku
utama memparkan jelas mengenai filsafat pendidikan namun tidak memaparkan
hakikat hakikat pendidikan sedangkan pada buku pembanding hanya sedekit
menjelaskan filsafat pendidikan, akan tetapi cukup jelas memparkan hakikat
pendidikannya.
Kedua buku tidak melampirkan gambar yang menjadi salah satu penarik perhatian
pembaca.
BAB IV
22
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Filsafat adalah ilmu dari segala ilmu, ilmu yang mencari suatu kebenaran
dengan cara berpikir dan karena adanya suatu keragu raguaan. Maka dari itu
dibutuhkan suatu buku sebagai pegangan bagi mahasiswa untuk lebih memahami
secra mendalam tentang mata kuliah filsafat pendidikan. Dan untuk mendalami
apa yang ada pada materi tersebut diberikan tugas Critical Book Report sebagai
salah satu cara dalam membantu mahasiswa dalam memhami isi buku tersebut.
1. Walaupun memiliki judul buku yang samaakan tetapi kedua buku memiliki
perbedaan dalam pembahasan materinya serta bagian bagian tambahan ( pada
buku pembanding terdapat ; Indikator pembelajaran dan evaluasi dalam setiap
babnya, sedangkan buku utama tidak memiliki didalamnyan).
3. Kelemahan dari kedua buku adalah tidak menampilkan biografi pengarang dan
tidak dilengkapi dengan gambar pendukung.
4.2 SARAN
Buku Filsafat Pendidikan ini merupakan buku yang cocok dan tepat sebagai
buku pegangan mahasiswa yang menjalani mata kuliah filsafat pendidkan, karena
kedua buku ini memiliki bahasa yang dapat dimengerti mahasiswa yang baru
belajar filsafat dan penyusunan materi yang sistematis. Namun tidak menutup
kemungkinan agar mahasiswa menggunakan beberpara referensi buku lain
sebagai pegangan dalam berfilsafat.
23
Lampiran Buku
24