OLEH:
MAHASISWA
NAMA NIM
HERLIN TIHU PO530321118937
FRANSISKUS WATOKOLLA PO530321118936
JENI M.OEMATAN PO530321118939
CHRISTINA D. SOLE PO530321118929
( ) ( )
Kepala bayi melewati Perubahan suhu tubuh dari Pemotongan tali pusat Adaptasi
psikologis ibu
jalan lahir suhu intra uterin yang stabil
o
(35-37 C)
Perubahan peran
Adanya luka terbuka
Banyaknya cairan Suhu ruangan
Cemas
Amnion di jalan lahir
Kontaminasi pada luka
Koordinasi reflek menelan Penghilangan suhu tubuh Sekresi
oksitosin
Menghisap belum sempurna (konveksi, radiasi, evaporasi)
terhambat
Resti infeksi
Akumulasi cairan amnion Perubahan drastis suhu tubuh Pressure the
ejection
Pada jalan napas of breast
feeding
Perawatan mata (obat mata entromisin 0,5% atau tetrasimin 1%, perak
nitral atau neosporin)
Vaksinasi hepatitis B
Vaksinasi hepatitis B direkomendasikan untuk semua bayi. Tempat yang
biasa dipakai untuk menyuntikkan obat ini pada bayi baru lahir adalah
muskulus vastus lateralis. (Bobak, M Irene, 2005)
DAMPAK PENYAKIT TERHADAP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
1. Kebutuhan Oksigenasi
Pada proses persalinan ketika kepala melewati jalan lahir, banyak cairan
amnion yang masuk kesaluran napas, reflek menghisap dan menelan belum
sempurna, terjadi akumulasi secret pada jalan napas mengakibatkan bersihan jalan
napas dan pola napas tidak efektif.
2. Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Peningkatan pengeluaran cairan melalui insisible loss (IWL) dan reflek
menghisap dan menelan belum sempurna merupakan resiko tinggi terhadap
gangguan pemenuhan kebutuhan cairan.
3. Kebutuhan Sirkulasi
Adaptasi terhadap perubahan suhu tubuh dari suhu intra uterin yang stabil ke
suhu ruangan dan adanya pengeluaran suhu tubuh melalui proses konveksi, radiasi
dan evaporasi merupakan faktor resiko tinggi terjadinya hipothermi.
4. Kebutuhan Nutrisi
Reflek menghisap dan menelan yang belum sempurna, merupakan faktor
resiko tinggi pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh .
5. Kebutuhan Rasa Aman
Adanya luka pemotongan tali pusat yang belum kering merupakan faktor
resiko tinggi terjadinya infeksi.
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1) Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak semi koma
saat tidur, meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan mata
cepat, tidur sehari rata-rata 20 jam.
2) Pernapasan dan peredaran darah
Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir, untuk menilai status
kesehatan bayi dalam kaitannya dengan pernapasan dan peredaran darah dapat
digunakan metode APGAR Score. Namun secara praktis dapat dilihat dari
frekuensi denyut jantung dan pernapasan serta wajah, ekstremitas dan seluruh
tubuh, frekwensi denyut jantung bayi normal berkisar antara 120-140 kali/menit
(12 jam pertama setelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-100 kali/menit
(tidur) sampai 180 kali/menit (menangis).
Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60 kali/menit warna ekstremitas,
wajah dan seluruh tubuh bayi adalah kemerahan. Tekanan darah sistolik bayi
baru lahir 78 dan tekanan diastolik rata-rata 42, tekanan darah berbeda dari hari
ke hari selama bulan pertama kelahiran. Tekanan darah sistolik bayi sering
menurun (sekitar 15 mmHg) selama satu jam pertama setelah lahir. Menangis
dan bergerak biasanya menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik.
3) Suhu Tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,5 0C-370C. Pengukuran
suhu tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada rektal.
4) Kulit
Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat dengan
sedikit pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan selangkangan.
Kulit biasanya dilapisi dengan zat lemak berwara putih kekuningan terutama di
daerah lipatan dan bahu yang disebut verniks kaseosa.
5) Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas
Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk, kelainan jumlah
atau tidak sama sekali pada semua anggota tubuh dari ujung rambut sampai
ujung kaki juga lubang anus (rektal) dan jenis kelamin.
6) Tali Pusat
Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis. Keadaan tali
pusat harus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan disekitarnya.
7) Refleks
Beberapa refleks yang terdapat pada bayi :
a. Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan yang mengagetkan
akan terjadi refleks lengan dan tangan terbuka.
b. Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangan dirangsang
akan memberi reaksi seperti menggenggam. Plantar graps, bila telapak
kaki dirangsang akan memberi reaksi.
c. Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada bidang datang
atau diangkat akan bergerak seperti berjalan.
d. Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akan menoleh kepalanya
ke sisi yang disentuh itu mencari puting susu.
e. Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu ke dalam mulut bayi
akan membuat gerakan menghisap.
8) Berat Badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan fisiologis. Namun
harus waspada jangan sampai melampaui 10% dari berat badan lahir. Berat
badan lahir normal adalah 2500 sampai 4000 gram.
9) Mekonium
Mekonium adalah feses bayi yang berupa pasta kental berwarna gelap
hitam kehijauan dan lengket. Mekonium akan mulai keluar dalam 24 jam
pertama.
10) Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan atas
dan panjang badan dengan menggunakan pita pengukur. Lingkar kepala fronto-
occipitalis 34cm, suboksipito-bregmantika 32cm, mentoocpitalis 35cm.
Lingkar dada normal 32-34 cm. Lingkar lengan atas normal 10-11 cm. Panjang
badan normal 48-50 cm.
11) Seksualitas
Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda
vagina/himen dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma) atau rabas berdarah
sedikit mungkin ada. Genetalia pria ; Testis turun, skrotum tertutup dengan
rugae, fimosis biasa terjadi.
3. Intervensi keperawatan
1) Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan refleks hisap tidak adekuat.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam perubahan
nutrisi tidak terjadi.
Kriteria hasil :
Penurunan BB tidak lebih dari 10% BB lahir.
Intake dan output makanan seimbang.
Tidak ada tanda-tanda hipoglikemi.
Rencana tindakan :
1. Pantau intake dan out put cairan
2. Kaji payudara ibu tentang kondisi putting
3. Lakukan breast care pada ibu secara teratur
4. Lakukan pemberian makan oral awal dengan 5-15 ml air steril kemudian
dextrosa dan PASI
5. Intruksikan ibu cara dan posisi menyusui yang tepat secara mandiri
6. Instruksikan pada ibu agar mengkonsumsi susu ibu menyusui
7. Pantau warna, konsentrasi, dan frekuensi berkemih
Rasional :
1. Pada janin cukup bulan mengandung (80-100 ml). Masukan cairan adekuat
untuk metabolisme tubuh yang tinggi
2. Kondisi puting ibu sangat menentukan dalam proses menyusui, kondisi
puting inverted menggangu proses laktasi
3. Perawatan breast care untuk melancarkan dan merangsang produksi air
susu pada ibu menyusui
4. Pemberian makan awal membantu memenuhi kebutuhan kalori dan cairan,
khususnya pada bayi yang menggunakan 100-120 kal/kg dari BB setiap 24
jam
5. Cara dan posisi ibu dalam menyusui sangat mempengaruhi proses laktasi,
sehingga proses laktasi harus dilakukan dengan benar
6. Untuk meningkatkan produksi susu ibu sehingga proses laktasi menjadi
adekuat
7. Kehilangan cairan dan kurangnya masukan oral dengan cepat menghabiskan
cairan ekstraseluler dan mengakibatkan penurunan haluaran urin
Rencana tindakan :
1. Tentukan tingkat pemahaman ibu atau orang tua tentang kebutuhan
fisiologis bayi dan adaptasi terhadap kehidupan ekstrauterus
2. Lakukan pemeriksaan fisik bayi saat orang tua ada. Berikan informasi
tentang variasi normal dan karakteristik seperti : pseudomentruasi,
pembesaran payudara
3. Demonstrasikan dan awasi aktivitas perawatan bayi yang berhubungan
dengan posisi menyusui dan menggendong
4. Diskusikan kebutuhan nutrisi bayi, variabilitas napsu makan dari satu
pemberian makan ke berikutnya dan cara mengkaji keadekuatan hidarasi
dan nutrisi
5. Tekanan kebutuhan bayi baru lahir untuk tindak evaluasi degan pemberi
pelayanan kesehatan
Rasional :
1. Mengidentifikasi area permasalahan / kebutuhan yang memerlukan
informasi tambahan atau demonstrasi aktivitas perawatan
2. Membantu orang tua mngenali variasi normal, dan dapat menurunan
ansietas
3. Meningkatkan pemahaman tentang prinsip-prinsip dan tekhnik perawatan
bayi baru lahir
4. Menghilangkan kekhawatiran yang potensial terjadi bila masukan bayi
bervariasi dari pemberian makan ke pemberian makan selanjutnya.
Membantu menjamin persiapan dan pemberian formula yang tepat
5. Evaluasi terus menerus penting untuk pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan
DAFTAR PUSTAKA