Doni Awas
Doni Awas
NIM/Smtr 2088201023/1
No. Pendaftaran
LEMBAR JAWABAN 023/PBSI/1/2021
UAS
UAS SEMESTER GANJIL Program Studi PBSI
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
1. Iman adalah meyakini dengan hati dan mengikrarkan dengan lisan. Yang tentu saja
harus diyakini semua umat, sesuai dengan urutannya yang benar.
Iman kepada Allah menjadi urutan pertama dan poin terpenting dalam Islam. Allah
SWT maha besar, Dia pencipta semua yang ada di alam semesta ini. Dia pula yang
menguasai segala isi alam semesta, akhirat, dan lainnya. Tidak ada Tuhan selain Allah
SWT, hanya Allah yang maha Esa, tidak ada duanya.
Allah dalam memberikan tugas untuk mengatur seluruh isi alam, melalui malaikat-
malaikatnya. Beriman dan meyakini malaikat sebagai utusan Allah menjadi rukun
iman kedua.
Malaikat Jibril menyampaikan pada Nabi dan Rasul keempat kitab suci, yaitu Taurat,
Zabur, Injil dan Al Quran. Kitab Taurat diturunkan pada Nabi Musa, kita Zabur
kepada Nabi Daud, kitab Injil kepada Nabi Isa, dan terakhir kitab suci Alquran
diturunkan kepada nabi sekaligus Rasul terakhir, yakni Muhammad SAW.
2. A. Pengertian puasa : puasa ialah menahan diri dari makan, minum dan bersenggama
mulai dari terbit fajar yang kedua sampai terbenamnya matahari
Rukun puasa : (1.)Niat: dari malam hari untuk setiap hari dalam puasa wajib (2.)
Menahan dari yang membatalkan puasa
-Makan dan minum dengan sengaja. Jika dilakukan karena lupa maka tidak batal
puasanya.
-Jima' (bersenggama).
-Memasukkan makanan ke dalam perut. Termasuk dalam hal ini adalah suntikan yang
mengenyangkan dan transfusi darah bagi orang yang berpuasa.
-Mengeluarkan mani dalam keadaan terjaga karena onani, bersentuhan, ciuman atau
sebab lainnya dengan sengaja. Adapun keluar mani karena mimpi tidak membatalkan
puasa karena keluarnya tanpa sengaja.
-Keluamya darah haid dan nifas. Manakala seorang wanita mendapati darah haid, atau
nifas batallah puasanya, baik pada pagi hari atau sore hari sebelum terbenam matahari.
- Sengaja muntah, dengan mengeluarkan makanan atau minuman dari perut melalui
mulut. Hal ini didasarkan pada sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam .
Barangsiapa yang muntah tanpa sengaja maka tidak wajib qadha, sedang barangsiapa
yang muntah dengan sengaja maka wajib qadha. " (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu
Majah dan At-Tirmidzi).
-Murtad dari Islam -semoga Allah melindungi kita darinya. Perbuatan ini
menghapuskan segala amal kebaikan. Firman Allah Ta'ala: Seandainya mereka
mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka
kerjakan. "(Al-An'aam: 88).
Solusinya untuk orang yang meninggalkan puasa adalah menggantinya dengan fidyah
atau mengganti puasa di lain hari bagi yang mampu.
3. a.Pernikaan adalah salah satu ibadah yang paling utama dalam pergaulan
masyarakatagama islam dan masyarakat. Pernikahan bukan saja merupakan satu
jalan untuk membangun rumah tangga dan melanjutkan keturunan. Pernikahan juga
dipandang sebagai jalan untuk meningkatkan ukhuwah islamiyah dan memperluas
serta memperkuat tali silaturahmi diantara manusia. Secara etimologi bahasa
Indonesia pernikahan berasal dari kata nikah, yang kemudian diberi imbuhan awalan
“per” dan akhiran “an”. Pengertian pernikahan menurut etimologi berdasarkan Al-
Qur’an dan Hadist, pernikahan disebut dengan berasal dari kata an-nikh dan azziwaj
yang memiliki arti melalui, menginjak, berjalan di atas, menaiki, dan bersenggema
atau bersetubuh. Pernikahan dalam istilah ilmu fiqih disebut ) ( نكاح,) ( زواجkeduanya
berasal dari bahasa arab. Nikah dalam bahasa arab mempunyai dua arti yaitu ) الوطء
( والضمbaik arti secara hakiki ) ( الضمyakni menindih atau berhimpit serta arti dalam
kiasan ) ( الوطءyakni perjanjian atau bersetubuh.
Hukum
Wajib, jika orang tersebut memiliki kemampuan untuk meinkah dan jika tidak
menikah ia bisa tergelincir perbuatan zina (baca zina dalam islam)
Sunnah, berlaku bagi seseorang yang memiliki kemampuan untuk menikah namun jika
tidak menikah ia tidak akan tergelincir perbuatan zina
Makruh, jika ia memiliki kemampuan untuk menikah dan mampu menahan diri dari
zina tapi ia tidak memiliki keinginan yang kuat untuk menikah. Ditakutkan akan
menimbulkan mudarat salah satunya akan menelantarkan istri dan anaknya
Haram, jika seseorang tidak memiliki kemampuan untuk menikah dan dikhawatirkan
jika menikah ia akan menelantarkan istrinya atau tidak dapat memenuhi kewajiban
suami terhadap istri dan sebaliknya istri tidak dapat memenuhi kewajiban istri terhadap
suaminya. Pernikahan juga haram hukumnya apabila
menikahi mahram atau pernikahan sedarah.
Rukun
Rukun pernikahan adalah sesuatu yang harus ada dalam pelaksanaan pernikahan,
mencakup :
Ijab kabul yang sighat nikah yang di ucapkan oleh wali pihak perempuan dan dijawab
oleh calon mempelai laki-laki.
b.1.Wali nasab adalah orang yang merupakan anggota keluarga pihak mempelai
wanita yang memiliki hubungan darah patrilineal dan bisa menikahkan wanita
tersebut dengan seorang pria. Dari penjelasan tersebut, ayah adalah orang yang paling
berhak menjadi wali bagi anak perempuannya namun apabila sang ayah sudah
meninggal dapat digantikan dengan urutan wali nasab sebagai berikut:
2.Wali hakim adalah wali yang berasal dari menteri agama dan selanjutnya diserahkan
pada petugas pencatat nikah. Petugas tersebut biasanya berasal dari kantor KUA. Wali
hakim ini boleh menikahkan seorang wanita apabila wanita tersebut tidak memiliki
wali nasab yang memenuhi syarat secara urutannya. Selain itu ada pun syarat
digunakannya wali hakim dalam pernikahan apabila ditemui kondisi sebagai berikut:
- Wali nasab sedang bepergian jauh atau tidak berada di tempat di mana pernikahan
akan berlangsung dan ia tidak memberi kuasa kepada wali nasab yang lainnya
- Wali nasab tersebut menjadi mempelai laki-laki dari wanita yang ada di bawah
perwaliannya seperti halnya jika seorang wanita menikah dengan anak dari saudara
ayahnya atau sepupunya yang tidak termasuk pernikahan sedarah.
Wali muhakkam digunakan saat seorang laki-laki Muslim menikah dengan seorang
wanita beragama Nasrani atau mualaf yang tidak memiliki wali. Jika pernikahan itu
tetap ingin berlangsung meski terjadi konflik dalam keluarga, maka mereka dapat
mengangkat seseorang untuk menjadi walinya karena tanpa adanya wali pernikahan
tidaklah sah. Dengan kata lain wali muhakkam adalah wali yang terjadi karena wali
tersebut diangkat oleh pihak mempelai.
Mahram adalah sebuah kata dalam bahasa arab yang berarti wanita yang haram
dinikahi adalah golongan wanita yang tidak boleh dinikahi secara resmi atau nikah
siri oleh seorang laki-laki baik yang bersifat selamanya atau sementara. Laki-laki
yang menjadi mahram sang wanita tidak boleh menikahi wanita tersebut dengan
alasan apapun. Dalam islam wanita yang haram di nikahi disebutkan dalam Al qur’an
surat An Nisa ayat 23 yang bunyinya. Adapun wanita yang haram untuk di nikahai
sebagai berikut.
Golongan wanita yang haram dinikahi dalam islam adalah wanita yang terikat dengan
hubungan nasab atau keturunan. Berdasarkan surat An Nisa ayat 23 maka wanita yang
tidak boleh dinikahi berdasarkan nasab meliputi
Ibu, nenek dan seterusnya ke atas baik dari jalur laki-laki maupun wanita
Anak perempuan (putri), cucu perempuan dan seterusnya ke bawah baik dari jalur
laki-laki maupun wanita
Saudara perempuan bapak (bibi), saudara perempuan kakek (bibi orang tua) dan
seterusnya ke atas baik sekandung, seayah atau seibu
Saudara perempuan ibu (bibi), saudara perempuan nenek (bibi orang tua) dan
seterusnya ke atas baik sekandung, seayah atau seibu
Anak perempuan istri dari suami lain (rabibah) , cucu perempuan istri baik dari
keturunan rabibah maupun dari keturunan rabib, dan seterusnya ke bawah
Golongan wanita ketiga yang haram dinikahi adalah wanita yang menyususi
seseorang dan akibatnya menimbulkan hukum bahwa suami, anak dan saudara lelaki
tersebut haram menikahi anak tersebut jika anak tersebut perempuan, dan jika anak
tersebut laki-laki maka ia haram menikahi wanita yang menyusuinya serta semua
yang terikat nasab dengan wanita yang menyusuinya. Hal ini juga disebutkan dalam
surat An Nisa ayat 23 yakni “Dan )diharamkan atas kalian( ibu-ibu kalian yang telah
menyusukan kalian dan saudara-saudara perempuan kalian dari penyusuan.”. Adapun
ketentuan menyusui adalah sebagai berikut
َعة
َ ضا
َ الر ِ َو ْال َوا ِلدَاتُ ي ُْر
َّ ض ْعنَ أ َ ْو ََلدَه َُّن َح ْولَي ِْن َكامِ لَي ِْن ۖ ِل َم ْن أَ َرادَ أَ ْن يُتِ َّم
“Para ibu hendaklah menyusukan anaknya selama 2 tahun penuh bagi siapa yang
hendak menyempurnakan penyusuannya.” (Al-Baqarah 233)
Selain itu, hal yang perlu diperhatikan adalah seorang wanita boleh menyusui
seorang anak dan dianggap sebagai mahram jika menyusuinya lebih dari lima kali.
Penyusuan tersebut haruslah membuat sang anak kenyang, dan tidak mau lagi
disusui.
b.ajaran agama yang provokatif, ajaran yang intoleran kepada agama lain, banyak
orang menggunakan ajaran agama untuk mengkafirkan atau membidahkan penganut
mazhab yang berbeda dengan dirinya.
5. (a)
Pengertian :
Bayi yang dalam proses pembuahannya tidak melalui cara alamiah, tetapi
dengan bantuan medis
Hukum :
1.Bila ovum dan sel perma dari suami istri yang sah dan tidak ditransfer pada rahim
wanita lain, maka Islam membolehkannya, jika keadaan suami istri bener benar
membutuhkan / bukan percobaan.
Menstrual Regulation :
Etimologis : Mengatur haid
Terminologis : Pengaturan haid dengan tujuan menghilangkan bakal janin (positif)
yang ada dalam rahim.
(C)
1.Homoseks : Hubungan seks antara orang orang yang sama kelaminnya (Homoseks
antara pria dengan pria; Lesbian antara wanita dengan wanita)
Hukumnya sama dengan Zina (Haram)
Homoseks adalah sebuah kejahatan dan bertentangan dengan (pasal 292 KUHP)
(D)