Anda di halaman 1dari 3

Mengevaluasi Debuging Pada Aplikasi Sederhana

A. Mengevaluasi Debuging Pada Aplikasi Sederhana

Debugger atau perkakas pendebug adalah program komputer yang digunakan untuk menguji dan
mendebug program lainnya (program target). Kode yang diujikan dijalankan pada sebuah
instruction set simulator (ISS). Beberapa debugger menawarkan dua mode operasi, yaitu simulasi
parsial atau penuh, untuk membatasi dampak.Kerusakan terjadi jika program tidak bisa melanjutkan
secara normal karena adanya bug pemrograman. Misalnya: program mungkin akan mencoba
menggunakan instruksi yang tidak tersedia pada CPU versi terbaru atau mencoba mengakses
memori terproteksi. (WIKI, 2016)

B. Debugging (pengertian)

Debugging adalah sebuah metode yang dilakukan oleh para pemrogram dan pengembang perangkat
lunak untuk mencari dan mengurangi bug, atau kerusakan di dalam sebuah program komputer atau
perangkat keras sehingga perangkat tersebut bekerja sesuai dengan harapan. Debugging cenderung
lebih rumit ketika beberapa subsistem lainnya terikat dengan ketat dengannya, mengingat sebuah
perubahan di satu sisi, mungkin dapat menyebabkan munculnya bug lain di dalam subsistem
lainnya.
Bug dengan terjemahan langsung ke bahasa Indonesia adalah serangga atau kutu. Bug merupakan
suatu kesalahan desain pada suatu perangkat keras komputer atau perangkat lunak komputer yang
menyebabkan peralatan atau program itu tidak berfungsi semestinya. Bug umumnya lebih umum
dalam dunia perangkat lunak dibandingkan dengan perangkat keras.

Kenapa dinamakan bug?

Tahun 1945 sewaktu ukuran komputer masih sebesar kamar, pihak militer Amerika Serikat
menggunakan komputer yang bernama “Mark 1”. Suatu hari komputer ini tidak berfungsi dengan
semestinya, setelah komputer itu diperiksa ternyata ada suatu bagian perangkat keras di mana
terdapat serangga yang tersangkut. Setelah serangga itu diangkat dari perangkat keras, komputer
dapat berfungsi dengan baik. Maka sejak saat itu kata bug lekat dengan masalah-masalah pada
komputer. Debugging adalah proses menghilangkan bug dari suatu program.
Pengujian perangkat lunak adalah proses yang dapat direncanakan dan ditentukan secara sistematis.
Desain test case dapat dilakukan, strategi dapat ditentukan, dan hasil dapat dievaluasi berdasarkan
harapan-harapan yang ditentukan sebelumnya.
Debugging terjadi sebagai akibat dari pengujian yang berhasil. Jika test case mengungkap
kesalahan, maka debugging adalah proses yang menghasilkan penghilangan kesalahan. Perekayasa
perangkat lunak yang mengevaluasi hasil suatu pengujian sering dihadapkan pada indikasi
“simtomatis” dari suatu masalah pernagkat lunak, yaitu bahwa manisfestasi eksternaldari kesalahan
dan penyebab internal kesalahan dapat tidak memiliki hubungan yang jelas satu dengan lainnya.
Proses mental yang dipahami secara buruk yang menghubungkan sebuah symptom dengan suatu
penyebab disebut debugging.
Proses Debugging
Debugging bukan merupakan pengujian, tetapi selalu terjadi sebagai bagian akibat dari pengujian.
Proses debungging dimulai dengan eksekusi terhadap suatu test case. Hasilnya dinilai, dan
ditemukan kurangnya hubungan antara harapan dan yang sesungguhnya. Dalam banyak kasus, data
yang tidak berkaitan merupakan gejala dari suatu penyebab pokok tetapi masih tersembunyi,
sehingga perlu ada koreksi kesalahan.
Proses debugging akan selalu memiliki salah satu dari dua hasil akhir berikut:

1. Penyebab akan ditemukan, dikoreksi, dan dihilangkan, atau


2. Penyebab tidak akan ditemukan.

Dalam kasus yang terakhir, orang yang melakukan debugging mungkin mencurigai suatu penyebab,
mendesainsuatu test case untuk membantu kecurigaannya, dan bekerja untuk koreksi kesalahan
dengan gaya yang iterative.
Beberapa karakteristik bug memberi kunci :

1. Gejala dan penyebab dapat jauh secara geografis, dimana gejala dapat muncul didalam satu
bagian dari suatu program, sementara penyebab dapat ditempatkan pada suatu sisi yang
terlepas jauh.
2. Gejala dapat hilang (kadang-kadang) ketika kesalahan yang lain dibetulkan.
3. Gejala dapat benar-benar disebabkan oleh sesuatu yang tidak salah (misalnya pembulatan
yang tidak akurat).
4. Simpton dapat disebabkan oleh kesalahan manusia yang tidak dapat dengan mudah
ditelusuri.
5. Gejala dapat merupakan hasil dari masalah timing, dan bukan dari masalah pemrosesan.
6. Mungkin sulit untuk mereproduksi kondisi input secara akurat (misalnya aplikasi real time
dimana pengurutan input tidak ditentukan).
7. Gejala dapat sebentar-sebentar. Hal ini sangat umum pada system yang embedded yang
merangkai perangkat lunak dan perangkat keras yang tidak mungkin dilepaskan.
8. Gejala dapat berhubungan dengan penyebab yang didistribusikan melewati sejumlah tugas
yang bekerja pada prosesor yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai