Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KASUS

ODS ASTIGMATISME

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Salah Satu Syarat


Dalam Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Penyakit Mata RS dr. Loekmono Hadi Kudus

Disusun Oleh:
Adelia Pangestika
30101607586

Pembimbing:
dr. Kasihana Hismanita Sopha, Sp. M

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2021

1
LEMBAR PENGESAHAN

“ODS MIOPIA SIMPLEK”

Diajukan untuk memenuhi syarat Ujian Kepaniteraan Klinik


Bagian Ilmu Penyakit Mata RST Tingkat II
dr. Soedjono Magelang

Telah disetujui dan dipresentasikan


pada tanggal: Juli2019

Disusun oleh:
Khoirunnida
30101607668

Dosen Pembimbing,

dr. Dwidjo Pratiknjo, Sp.M

2
BAB I
LAPORAN KASUS

1.1 Identitas Pasien


Nama : Tn. RG
Umur : 21 tahun
Alamat : Gajahmungkur, Semarang
Pekerjaan : Mahasiswa
Status Menikah : Belum menikah
Tanggal periksa : 03 Februari 2021

1.2 Anamnesis
Keluhan Utama
Penglihatan kedua mata buram saat melihat jauh
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poliklinik mata RST TK.II dr.Soedjono Magelang
dengan keluhan pandangan kabur pada mata kanan dan kiri jika melihat jauh
dan lebih jelas saat melihat jarak dekat. Keluhan tersebut dirasakan sejak umur
11 tahun. Saat ini pasien merasa pandangannya semakin kabur hingga harus
memicingkan ke dua mata, namun pasien masih dapat membaca dengan jelas
pada jarak dekat, pasien sering menggunakan komputer, sakit kepala disangkal
Riwayat Penyakit Dahulu
● Riwayat keluhan sakit serupa : disangkal
● Riwayat trauma pada mata : disangkal
● Riwayat DM : disangkal
● Riwayat Hipertensi : disangkal
● Riwayat operasi mata : disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


● Riwayat memakai kacamata minus :
o Ayah : disangkal

3
o Ibu : disangkal
o Saudara kandung : (+)

Riwayat Sosial dan Ekonomi


● Pasien seorang mahasiswa fakultas kedokteran

1.3 Pemeriksaan Fisik


Kesadaran : Compos Mentis
Aktifitas : Normoaktif
Kooperatif : Kooperatif
Status gizi : Baik
Tanda Vital : Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,50C
Status Ophthalmicus :
OD OS

Gambar Ilustrasi:

4
1.4 Status Opthalmicus
No Pemeriksaan Oculus Dexter Oculus Sinister
1 Visus 6//30 S-3.50 🡪 6/6 4/60 S-5.00 🡪 6/6

Bulbus okuli
• Gerak bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah
2 • Enoftalmus - -
• Eksoftalmus - -
• Strabismus Tidak ditemukan Tidak ditemukan
3 Suprasilia Normal Normal
Palpebra Superior :
• Edema - -
• BrillHematom - -
• Hiperemia - -
4 • Entropion - -
• Ektropion - -
• Silia Trikiasis (-) Trikiasis (-)
• Ptosis - -
• Pseudoptosis - -
Palpebra Inferior :
• Edema - -
• Massa - -
• Brill Hematom - -
5
• Hiperemia - -
• Entropion - -
• Ektropion - -
• Silia Trikiasis (-) Trikiasis (-)
Konjungtiva :
• Injeksi Konjungtiva - -
• Injeksi siliar - -
• Sekret - -
6
• Perdarahan konjungtiva - -
• Bangunan Patologis
• Simblefaron - -
• Jaringan fibrovaskuler - -
Kornea :
• Kejernihan Jernih Jernih
7 • Infiltrat - -
• Keratik presipitat - -
• Ulkus - -
• Sikatrik - -

5
• Edema - -
• Lakrimasi - -
• Bangunan patologis - -
COA :
• Kedalaman Cukup Cukup
8 • Hifema - -
• Hipopion - -
• Efek tyndall - -
Iris :
• Kripta Normal Normal
• Edema - -
9 • Sinekia - -
• Atrofi - -
• Irish Shadow - -
• Iris tremulans - -
Pupil :
• Bentuk Bulat Bulat
10 • Diameter 3mm 3mm
• Reflek Langsung (+) (+)
• Reflek Tidak langsung (+) (+)
Lensa:
• Kejernihan Jernih Jernih
11
• Dislokasi - -
• Iris shadow - -
Corpus Vitreum
12 ∙Floaters tidak di temukan -
∙ Hemoftalmia - -
13 Fundus Refleks (+) Cemerlang (+) Cemerlang

1.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG


Tidak diperlukan
1.6 DIAGNOSIS BANDING
⚫ ODS Miopia Simplek
Dipertahankan karena pada miopia mengeluh jika melihat jauh kabur dan
melihat dekat lebih jelas dan jika diberi lensa sferis (-) membaik. Sedangkan
pada pasien ini mengeluh melihat jauh kabur dan melihat dekat lebih jelas dan
diberi lensa sferis (+) tidak membaik

● ODS Pseudomiopia

6
Disingkirkan karena pada miopia palsu terjadi oleh rangsangan berlebih
terhadap mekanisme akomodasi sehingga terjadi kejang pada otot siliar dan
hilang jika direlaksasikan biasanya terjadi karena mata sering digunakan secara
berlebih sedangkan pada pasien tetap menetap miopianya walaupun sudah
direlaksasikan.
● ODS Hipermetropia
Disingkirkan karena pada hipermetropia mengeluh jika melihat jauh kabur dan
melihat dekat lebih kabur dan jika diberi lensa sferis (+) membaik sedangkan
pada pasien ini mengeluh melihat jauh kabur dan melihat dekat lebih jelas dan
diberi lensa sferis (+) tidak membaik.
● ODS Astigmatisma
Disingkirkan karena pada pasien astigmatisma jika ditambahkan lensa cylinder
obyek akan terlihat lebih jelas. Sedangkan pada pasien ini diberi lensa cylinder
tidak membaik, pada pasien ini tidak perlu ditambahkan lensa cylinder sudah
membaik.

1.7 DIAGNOSIS KERJA


ODS Miopia Simplek

1.8 PENATALAKSANAAN
ODS Miopia Simplek
Medikamentosa
a. Oral :-
b. Topikal :-
c. Parenteral :-
d. Operatif : Bedah Refraksi

Non Medikamentosa
a. Kacamata : diberikan kacamata dengan lensa sferis (-) paling
kecil OD S-3.50, OS-5.00
b. Lensa kontak

7
1.9 KOMPLIKASI
a. Ablasio retina
b. Strabismus

1.10 EDUKASI
- Menjelaskan bahwa penurunan tajam penglihatan dapat disebabkan oleh
beberapa hal, salah satunya biasanya karena bentuk bola mata yang panjang dan
lapisan kornea mata yang tidak rata,
- Menjelaskan untuk memakai kacamatanya terus saat beraktivitas agar tidak
juling,
- Menjelaskan pada pasien bahwa kelainan gangguan pengelihatan ini tidak dapat
disembuhkan dengan obat-obatan, tetapi dapat dibantu dengan menggunakan
kacamata atau lensa kontak,
- Memberitahukan pada pasien untuk mencegah terjadinya komplikasi (ablasio
retina) pasien tidak dianjurkan melakukan olahraga keras.

1.11 RUJUKAN
Dalam kasus ini tidak dilakukan rujukan ke Disiplin Ilmu Kedokteran lainnya
karena dari pemeriksaan klinis tidak ditemukan kelainan yang berkaitan dengan
Disiplin Ilmu Kedokteran lainnya.

1.12 PROGNOSIS
Prognosis Oculus Dexter Oculus Sinister
Quo ad visam Dubia ad bonam Dubia ad bonam
Quo ad sanam Dubia ad bonam Dubia ad bonam
Quo ad functionam Dubia ad bonam Dubia ad bonam
Quo ad cosmeticam ad bonam ad bonam
Quo ad vitam ad bonam ad bonam

DAFTAR  PUSTAKA

8
1. Vaughan, D.G. Oftalmologi Umum, Edisi 14, Cetakan I, Widya Medika, Jakarta, 2000:
2. Sidarta, I. Ilmu Penyakit Mata, Edisi III, Cetakan I, Balai Penerbit FK UI, Jakarta. 2004:
3. SUSAN R. CARTER, M.D., Eyelid Disorders: Diagnosis and Management, University
of California, San Francisco, School of Medicine, San Francisco, CaliforniaAm Fam
Physician. 1998 Jun 1;57(11):2695-
2702.http://www.aafp.org.afp/980600ap/articles.html
4. Joanne car Ff. Opthalmology Referral Guidelines. NHS oxfordshire. 2012:19-20
5. James C. tsai ea. Oxford American Handbook of Opthalmology. first ed. New
York2011. 103-13 p.
6. Ilyas Sidarta H: Ikhtisar penyakit mata. Balai Penerbit FKUI Jakarta.2009. Hal 28-29
7. Kanski JJ. 2009. Clinical Ophthalmology A Synopsis. Butterworth-Heinemann,
Boston

Anda mungkin juga menyukai